Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH SYSTEM ANALYSIS

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA


ORGANISASI DAKWAH

NAMA : ZAINUDDIN
NIM : 1525041005
KELAS : S1.A

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
T.A. 2017
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA ORGANISASI DAKWAH

A. Perlunya Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru


untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem yang telah ada. Perlunya Pengembangan Sistem :

1. Adanya permasalahan (problem) yang timbul pada sistem yang lama


Permasalahan yang timbul dapat berupa :

 Ketidakberesan
 Pertumbuhan Organisasi
 Untuk meraih kesempatan (opportunities)
 Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya
 Adanya instruksi-instruksi (directives)

2. Prinsip Pengembangan Sistem

 Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen


 Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar

Investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal :

 Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi


 Investasi yang terbaik harus bernilai
 Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

Tahapan kerja dan tugas yang harus dilakukan dalam proses


pengembangan system

 Proses pengembangan sistem tidak harus urut


 Jangan takut membatalkan proyek
 Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan
system

3. Tahapan Pengembangan Sistem. Tahapan utama siklus hidup


Pengembangan Sistem terdiri dari :
 Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
 Analisis Sistem (System Analysis)
 Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
 Seleksi Sistem (System Selection)
 Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System
Implementation & Maintenance)
B. Metode pengembangan sistem informasi pada organisasi dakwah
Dalam pengembangan sistem informasi ada beberapa metode yang
harus di lakukan diantaranya :
1. Metode Outsourcing
Outsourcing merupakan salah satu metode pengelolaan
teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada
pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja.
Menurut The British Computer Society, outsourcing adalah pihak lain
diluar perusahaan. Dengan definisi yang demikian luas dari
outsourcing ini, metode ini seringkali juga disamakan dengan metode
lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain yang
berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu
pemindahan layanan kepada pihak lain.
Bentuk kontrak outsourcing dapat dilakukan dengan beberapa
alternatif, antara lain : menambahkan pengelolaan teknologi informasi
dengan penambahan sumberdaya dari pihak luar, mengkontrakkan
seluruh sistem secara utuh kepada pihak luar atau mengkontrakkan
sebagian system, yaitu hanya sistem operasional dan fasilitasnya.
Menurut The Computer Sciences Corporation Index bentuk kontrak
outsourcing dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
 Total outsourcing, Outsourcing secara total pada seluruh
komponen TI
 Selective outsourcing, Outsorcing hanya pada komponen-
komponen tertentu
 Transitional outsourcing, Outsourcing yang fokusnya pada
pembuatan sistem baru
 Transformational outsourcing, Outsourcing yang fokusnya
pada pembangunan dan operasional dari sistem baru
Keuntungan dan kelemahan metode outsourcing
Metode outsourcing sebagai strategi operasional TI memiliki
banyak keuntungan, antara lain adalah sebagai berikut :
Manajemen TI yang lebih baik, TI dikelola oleh pihak luar yang telah
berpengalaman dalam bidangnya, dengan prosedur dan standar operasi yang terus
menerus dikembangkan.
Fleksibiltas untuk meresponse perubahan TI yang cepat, perubahan
arsitektur TI berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan
 Akses pada pakar TI yang lebih baik
 Biaya yang lebih murah
 Fokus pada inti bisnis, perusahaan tidak perlu memikirkan bagaimana sistem
TI-nya bekerja
 Pengembangan karir yang lebih baik untuk pekerja TI.

Menurut The 2001 Outsourcing World Summit, 6 alasan utama sebuah


perusahaan melakukan outsourcing, adalah sebagai berikut :
 Mengurangi biaya /Reduce Cost, sebesar 36%
 Fokus pada inti / Focus on Core, sebesar 36%
 Meningkatkan kualitas / Improve Quality , sebesar 13%
 Meningkatkan kecepatan ke pasar / , sebesar 10%
 Membantu inovasi / Foster Innovation, sebesar 4%
 Menghemat modal / Conserver Capital, sebesar 1%
Namun demikian , masih ditemui beberapa kelemahan dari metode
outsourcing, sebagai berikut :
a. Permasalahan pada moral karyawan, pada kasus yang sering terjadi, karyawan
outsource yang dikirim ke perusahaan akan mengalami persoalan yang
penangannya lebih sulit dibandingkan karyawan tetap. Misalnya terjadi kasus-
kasus tertentu, karyawan outsource merasa dirinya bukan bagian dari
perusahaan pengguna
b. Kurangnya kontrol perusahaan pengguna dan terkunci oleh penyedia
outsourcing melalui perjanjian kontrak
c. Jurang antara karyawan tetap dan karyawan outsource
d. Perubahan dalam gaya manajemen
e. Proses seleksi kerja yang berbeda.
Keputusan untuk mengambil outsourcing tidak hanya bergantung pada
faktor biaya, tetapi ada beberapa faktor yang harus diperhatikan saat membuat
keputusan yaitu:
a. Tingkat layanan dan harga (Service levels and pricing)
b. Kontrak dan hubungan kerja (Contract and relationship)
c. Kepuasan pelanggan (Customer satisfaction)
d. Tujuan strategi

2. METODE INSOURCING
Metode insourcing atau disebut juga contracting, adalah suatu
usaha pengembangan ICT dalam perusahaan, dengan membentuk
divisi khusus yang kompeten dibidangnya, seperti departemen EDP
(Electronic Data Processing), atau merupakan metode pengembangan
dan dukungan sistem teknologi informasi yang dilakukan oleh staff
pada suatu divisi fungsional dalam organisasi dengan atau tanpa
bantuan dari ahli sistem informasi. Motode ini dikenal juga dengan
istilah end-user computing atau end-user development.
Pengembangan ini dilakukan oleh para ahli sistem informasi
yang berada dalam departemen EDP (Electronic Data Processing), IT
(Information Technology), atau IS (Information System).
Pengembangan sistem umumnya dilakukan dengan menggunakan
SDLC (Systems Development Life Cycle) atau daur hidup
pengembangan sistem. Keuntungan dan kelemahan metode
insourcingMetode insourcing sebagai strategi operasional TI memiliki
beberapa keuntungan, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Mempermudah komunikasi dalam pengembangan system, karena


kedekatan divisi IT dan end user.
b. Penerapan software/hardware relatif lebih sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, karena pengembangan sistem dilakukan
oleh divisi IT perusahaan yang bersangkutan.
c. Dari sisi biaya, akan lebih murah karena tidak ada kontrak dengan
pihak
d. Jika terjadi masalah dalam system, maka responnya akan lebih
cepat.
e. Lebih fleksibel, karena perusahaan dapat meminta perubahan
sistem pada karyawannya sendiri tanpa harus mengeluarkan biaya
tambahan.
Sementara itu, ada beberapa kelemahan dari metode insourcing, sebagai
berikut :
a. Kinerja karyawan cenderung menurun ketika sudah menjadi pegawai tetap,
karena faktor kenyamanan yang dimiliki pegawai tetap.
b. Tidak ada batasan biaya dan waktu yang jelas, karena tidak ada target. Dan
kalaupun ada target, tidak ada punishment yang jelas ketika target tidak
tercapai.
c. Kebocoran data yang dilakukan oleh karyawan IT, dikarenakan tidak ada
reward dan punishment yang jelas.
d. Pengembangan sistem dengan teknik SDLC cenderung lambat dan mahal.
e. End user tidak terlibat secara langsung, sehingga terdapat kemungkinan hasil
implementasi sistem tidak sesuai dengan kebutuhan end user.

C. Penerapan pengembangan sistem informasi pada organisasi dakwah


Tiga sasaran utama dalam penerapan system informasi dalam suatu
organisasi. Pertama, memperbaiki efesiensi kerja dengan melakukan otomasi
berbagai proses yang mengelola informatkan asi. Kedua, meningkatkan
keefektifan manajemen dengan memuaska kebutuhan informasi guna
pengambilan kputusan. Ketiga, memperbaiki daya saing atau meningkatkan
keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara berbisnis
(ward and peppard, 2002).
Ketiga sasaran tersebut dapat tercapai secara optimal apabila adanya
jaminan keselarasan antara strategi sisitem informasi dengan strategi bisnis
organisasi, dimana nantinya strategi bisnis skan memberikan arahan terhadap
tercapainya suatu goal organisasi, dan strategi system informasi akan
memberikan dukungan terhadap pencapaian goal organisasi melalui
penyiapan infrastruktur teknologi informasi yang sesuai dengan teknologi
bisnis organisasi untuk menentukan strategi sisitem informasi yang dapat
mendukung pencapaian visi dan misi organisasi, maka perlu pemahaman
tentang strategi bisnis organisasi melalui perencanaan strategi Bisnis dan
stategi system informasi perencanaanformasi, metodologi Ward-peppar.
Namun sering ditemukan bahwa penerapan TI kurang berpengaruh
terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun
peningkatan daya saing organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan SI/TI
yang hanya berfokus pada teknologinya saja. Oleh karena itu, cara efektif
untuk mendapatkan manfaat strategis dari penerapan SI/TI adalah dengan
berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis (rethinking business) melalui analisis
masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya serta
mempertimbangkan TI sebagai bagian solusi (Earl, 1992).
Permasalahan di dalam penerapan SI/TI pada suatu organisasi dapat
dikatakan sebagai paradoks produktivitas (Roach, 1994). Dimana didalam
penerapan SI/TI sudah diimplementasikan secara baik, namun dari sisi lain
seperti halnya keamanan, sumber daya manusia, transparansi, dan lain-lain
bersifat sebaliknya. Sebagai contoh Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah
menginvestasikan sedikitnya Rp. 200 milyar untuk pengadaaan perangkat dan
aplikasi SI/TI dengan harapan agar penghitungan suara hasil pemilu dapat
berjalan dengan cepat, akurat dan transparan.\
D. Faktor-faktor indikator yang menunjukkan gagalnya sim dalam
organisasi /perusahaan
1.Faktor-faktor yang menyebabkan SIM kurang berkembang dalam organisasi
/- perusahaan
Dengan adanya SIM ini, sebuah perusahaan mengharapkan suatu
sistem yang dapat bekerja secara cepat dan akurat sehingga produktivitas
kerja di perusahaan lebih meningkat. Namun karena beberapa faktor
tertentu, terkadang malah perusahaan mengalami kegagalan.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah
orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan
memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi
yang gagal membangun SIM karena :
a. Pengorganisasian perusahaan yang kurang wajar
b. Kurangnya perencanaan yang memadai
c. Kurang personil yang handal
d. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer
dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan
memotivasi seluruh personil yang terlibat.
Untuk meraih keberhasilan dalam pengembangan SIM, perlu diperbaikinya
system lama, terutama jika disebabkan beberapa hal berikut ini,

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di system yang


lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
a. Ketidakberesan sistem yang lama Ketidakberesan dalam sistem yang
lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai
dengan yang diharapkan.
b. Pertumbuhan organisasi Kebutuhan informasi yang semakin luas,
volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip
akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru,
karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi
lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan Dalam keadaan persaingan pasar yang
ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil
atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih
kesempatankesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi
informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar
dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi
instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya
peraturan pemerintah
4. Indikator Diperlukannya Pengembangan SIM yaitu diantaranya:Keluhan
pelanggan
 Pengiriman barang yang sering tertunda
 Pembayaran gaji yang terlambat
 Laporan yang tidak tepat waktu
 Isi laporan yang sering salah
 Tanggung jawab yang tidak jelas
 Waktu kerja yang berlebihan
 Ketidakberesan kas
 Produktivitas tenaga kerja yang rendah
 Banyaknya pekerja yang menganggur
 Kegiatan yang tumpang tindih
 Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
 Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
 Persediaan barang yang terlalu tinggi
 Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
 Biaya operasi yang tinggi
 File-file yang kurang teratur
 Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
 Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
 Investasi yang tidak efisien
 Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
 Kapasitas produksi yang menganggur
 Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
 DLL.
Salah satu pengembangan dalam system informasi manajemen yang
menggembirakan dan yang sifatnya mengadakan perubahan baru adalah pertumbuhan
system saling mempengaruhi: manusia mesin, manusia-manusia.
E. KONSEP-KONSEP POKOK
Sebuah sistem informasi manajemen bukanlah sekedar suatu perkembangan
teknologis. SIM berhubungan dengan organisasi dan dengan manusia
pengolahnya. Oleh sebab itu pemahaman utuh terhadap sistem informasi
keorganisasian berdasarkan komputer harus juga termasuk memahami
konsep-konsep yang berhubungan dengan informasi, pemakaian informasi,
dan nilai informasi.
Sebuah anggapan yang mendasar menyatakan bahwa sistem informasi
menambah nilai suatu organisasi . informasi dipandang sebagai suatu
sumberdaya seperti halnya dengan tanah, buruh dan modal. Informasi bukan
barang bebas. Ia harus diperoleh, diolah, disimpan, diambil kembali,
dimanipulasi dan dianalisis, didistribusikan dan sebagainya. Sebuah
organisasi yang memiliki sistem informasi yang terancang baik secara umum
akan memiliki keunggulan posisi dalam persaingan atas organisasi yang
sistemnya lebih lemah.
DAFTAR PUSTAKA

Ward, John. and Joe Peppard. Strategic Planning for Information System 3nd ed.
England: John Wiley & Sons, 2002
Setiyadi, Wigrantoro Roes 2006, Mengatasi Paradoks Produktivitas Dalam SI/TI
KPU [Online], Available:http://maswigrs.wordpress.com/2006/12/29/mengatasi-
paradok-produktivitas-dalam-s
O’Brien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi
12. Salemba Empat. Jakarta.

O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed.,
McGraw-Hill/Irwin. New York.

http://www.tech-id.co.cc/2010/05/pendekatan-pengembangan-sistem.html

http://dzulazhariskandar.blogspot.com/2010/02/konsep-sistem-dan-sistem-informasi-
pada.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Informasi_Manajemen

http://fairyanggun.blogspot.com/2010/04/tinjauan-umum-pengembangan-sistem.html

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. (Diambil dari Robert V. Head,


“Management Information Systems: A Critical Appraisal”, Datamation, Mei 1967,
hal. 23).

Anda mungkin juga menyukai