OLEH:
KELOMPOK 3
HAMZAH 1525040027
NUR ROHMATULLAH A. 1525041001
ZAINUDDIN 1525041005
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ……………….…………………………………………17
B. SARAN ………………………………...………………………………..17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Gambar 1.2 Skematik TV CRT Berwarna
3
B. OSCILATOR DAN SINKRONISASI
Seperti halnya monitor komputer, perangkat penerima televisi
sebenarnya berdasarkan pada prinsip kerja monitor komputer. Perbedaannya
adalah pada jenis masukannya. Pada monitor komputer, masukan sudah
terpisah untuk tiap sinyal, yaitu warna R, G, B dan sinkronisasi H dan V.
Sedangkan pada perangkat televisi sinyal-sinyal tersebut diekstrak dari sinyal
CVBS/video yang masuk. Sinyal sinkronisasi tersebut (H-SYNC & V-
SYNC) yang menentukan ukuran gambar yang terdapat dalam sinyal video.
Sinyal sinkronisasi ini digunakan untuk mengendalikan atau mensinkronisasi
osilator H dan osilator V pada perangkat penampil/display.
Blok ini lebih sering disebut sebagai osilator jungle. Osilator adalah
perangkat/blok yang berfungsi sebagai pembuat/generator pulsa atau
frekuensi dengan frekuensi tertentu. Pada perangkat TV terdiri dari
osilator horisontal dan osilator vertical. Osilator-osilator ini bekerja secara
free-running yaitu bekerja pada frekuensi tertentu dan dapat berubah
frekuensinya dengan toleransi pergeseran yang telah dibatasi. Perubahan
frekuensi ini disebabkan karena proses sinkronisasi oleh sinyal
sinkronisasi yang dibawa oleh sinyal masukan.
2. PEMISAH SINKRONISASI
4
tidak dapat diam. Pada desain saat ini, blok pemisah sinkronisasi sudah
masuk dalam komponen aktif. Meskipun telah masuk, komponen-
komponen aktif tersebut dilengkapi dengan pin phase loop filter (PH1LF,
PH2LF), yang tak lain gunanya untuk memfilter penguncian tersebut.
Contoh Skema
5
horisontal berdasarkan sinyal sinkronisasi horisontal. Pin PH2_FL
berfungsi sebagai pengunci frekuensi horisontal berdasarkan pulsa dari
blok horisontal output yang umumnya diambil dari sekunder FBT. Pulsa
ini dimasukkan melalui pin FBISCO (flyback input atau sandcastle
output). Koneksi pada trafo FBT untuk fungsi ini umumnya disebut pin
AFC.Akhirnya, hasil dari pembandingan 2 loop filter tersebut yang
menentukan frekuensi keluaran pada pin H_OUT.
6
3. DEFLEKSI VERTIKAL
7
Sumber tegangan rangkaian vertikal ini adalah power supply terutama
tegangan 24VDC. Namun beberapa televisi rangkaian vertikalnya diberikan
tegangan dari flyback. Input vertikal diperoleh yaitu vertical syncrone yang
masuk ke rangkaian sinkronisasi yang terdapat pada IC utama (N101) dan
diteruskan ke IC vertikal. Dalam IC inilah semua pengaturan dan penguatan
sinyal dilakukan dengan bantuan elko sebagai filter tegangan. Output blok
vertikal ini juga dihasilkan oleh IC vertikal yang kemudian diumpankan ke
yoke vertikal (VDY). Output rangkaian ini tegangannya berkisar 4 – 10
VAC. Berikut titik pengukuran tegangan dan sinyal rangkaian vertikal:
Penjelasan:
8
2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk
mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi vertikal.
c. TP 3, merupakan jalur masuk tegangan (VCC2 ) IC vertikal yaitu jalur
masuk tegangan kerja IC tersebut. Tegangan yang terukur pada TP ini
saat normal yaitu berkisar 24-27VDC.
d. TP 4, merupakan jalur masuk tegangan (VCC1 )IC vertikal yaitu jalur
masuk tegangan kerja IC tersebut. Sama seperti VCC1 Tegangan yang
terukur pada TP ini saat normal yaitu berkisar 24-27VDC.
e. TP 5, merupakan output dari IC vertikal yang menuju ke defleksi
vertikal. Tegangan yang terukur pada titik ini berkisar 4-10VAC.
Rangkaian matrik akan bekerja normal jika semua tegangan dan sinyal yang
dibutuhkan pada tiap-tiap TP terpenuhi.
4. DEFLEKSI HORISONTAL
9
Rangkaian horisontal berawal pada pin 27 (h.out) IC N101, sinyal
sinkronisasi horisontal diteruskan ke resistor R409 yang berfungsi untuk
menghubungkan IC N101 dengan basis transistor V431 yang berfungsi
sebagai penguat horisontal drive, output transistor V431 berada pada
kolektor kemudian diteruskan ke input trafo T431 yang berfungsi sebagai
trafo horisontal drive, output dari trafo T431 diteruskan ke lilitan L433
sebagai penghubung antara trafo T431 dengan basis transistor V432 yang
berfungsi sebagai transistor penguat horisontal output. Output V432 berada
pada kolektor kemudian diteruskan ke salah satu pin flyback T471 yang
berfungsi sebagai pembangkit tegangan tinggi. Selain diteruskan ke flyback,
juga diteruskan ke yoke horisontal (HDY).
Rangkaian horisontal mendapat input tegangan dari regulator sehingga
dapat bekerja, tegangannya tiap merek televisi biasanya berbeda tapi yang
umum 115VDC biasanya diantara 90VDC – 140VDC berfungsi untuk
menyediakan arus gigi gergaji untuk diumpankan ke kumparan defleksi
yoke, sehingga sinar elektron pada CRT dapat melakukan scanning pada
arah horisontal dengan benar. Selain itu rangkaian horisontal juga
dimanfaatkan sebagai pembangkit tegangan tinggi (High Voltage) untuk
anoda CRT serta untuk pembangkit beberapa macam tegangan menengah
dan tegangan rendah lainnya. Bagian – bagian rangkaian horisontal yaitu ;
osilator horisontal, horisontal driver, dan horisontal output. Berikut titik
pengukuran tegangan dan sinyal rangkaian defleksi horisontal dan sirkuit
pembangkit tegangan tinggi.
10
Gambar 2.5
Titik pengukuran rangkaian defleksi horisontal dan
sirkuit pembangkit tegangan tinggi.
Penjelasan:
11
g. TP 8, merupakan jalur masuk tegangan transistor penguat horisontal
output. Tegangan pada TP ini berkisar antara 115-140VDC, saat televisi
dalam kondisi standby tegangan hanya sekitar 90VDC, setiap televisi
memiliki tegangan yang berbeda-beda pada TP ini berdasarkan ukuran
televisi, ini dikarena besar tegangan yang dibutuhkankan berbeda-beda
pula.
h. TP 9, merupakan tegangan output flyback yang berfungsi untuk
mengaktifkan transistor penguat horisontal output. Tegangan pada TP
ini berkisar antara 115-140VDC, saat televisi dalam kondisi standby
tegangan hanya sekitar 90VDC.
i. TP 10, merupakan jalur masuk tegangan flyback. Tegangan pada TP ini
berkisar antara 115-140VDC, saat televisi dalam kondisi standby
tegangan hanya sekitar 90VDC
j. TP 11, merupakan output flyback yang akan diteruskan ke Screen/G2
CRT. tegangan pada TP ini ini berkisar 150-300VDC. Tegangan
tersebut dapat berubah-ubah berdasarkan pengaturan pada potensio
Screen yang terdapat pada flyback.
b. TP 12, merupakan output flyback yang akan diteruskan ke Heater/ H2
CRT. Tegangan yang dibutuhkan pada TP ini idealnya 4VAC- 6VAC.
c. TP 13, merupakan output flyback setelah melewati resistor heater
(R491) yang akan diteruskan ke Heater/ H2 CRT. Tegangan yang
dibutuhkan pada TP ini idealnya 4VAC- 6VAC.
k. TP 14, merupakan output flyback yang akan diteruskan ke bagian anoda
CRT. Tegangan pada TP ini berkisar 20-25KV, dan jika hendak
mengukuranya harus menggunakan probe khusus tegangan tinggi.
12
1. TV rusak dengan gejala Garis Horizontal
13
untuk memeriksa apakah short atau putus coba lepas sambungan di
ujungnya bisa juga dari konektor di PCB lalu ukur resistansinya. Jika
salah satu kumparan putus maka bisa jadi itulah penyebabnya, perlu
diketahui juga umumnya jika diukur resistansi kedua kumparan adalah
sama nilainya jika berbeda ada kemungkinan rusak/short.
14
4. TV Rusak Gambar Cekung
Berikutnya adalah kerusakan TV bagian vertikal yang
mengakibatkan gambar menjadi cekung seperti tampilan dibawah ini.
Kerusakan seperti ini banyak juga yang menyebut nya kerusakan EW
(east-west), cacat bantal, ataupun kerusakan pin-cushion. Dan penyebab
timbulnya gambar seperti ini adalah karena sirkuit EW (East West) yang
tidak bekerja normal, biasanya kerusakan ini muncul di TV flat slim
dengan ukuran TV >20 inchi.
15
penuh alias terpotong. Penyebabnya ya pasti tidak jauh dari sirkuit
vertikal walaupun ada baiknya juga coba cek dulu settingan V-size
mungkin saja ada yang merubahnya, nah berikut ini beberapa kerusakan
yang paling mungkin:
Cek tegangan Vcc IC Vertikal mungkin drop
Pin out IC Vertikal rusak (ganti IC vertikal)
Elco disekitar IC Vertikal kering (Elco kopel biasanya)
Sedikit tambahan juga jika terdapat TV rusak vertikal tidak penuh atas
maupun bawah tetapi gambar terlihat melipat maka coba cek jalur
feedback untuk IC vertikal TV biasanya ada nilai yang berubah berupa
resistor / Elco tapi pernah juga sih menemui kerusakan ini karena IC
vertikalnya harus diganti.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
bacaan yang berguna bagi para pembacanya.
17
18