Anda di halaman 1dari 21

BLOK OSCILATOR DAN SINKRONISASI PADA TV

CRT (CATODE RAY TUBE)

OLEH:
KELOMPOK 3

HAMZAH 1525040027
NUR ROHMATULLAH A. 1525041001
ZAINUDDIN 1525041005

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017-2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penulisan makalah “Blok Osilator dan Sinkronisasi pada TV CRT” sebagai tugas
dari mata kuliah “Perawatan dan perbaikan peralatan elektronika audio video”
pada semester 6 ini.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain sebagai
tugas juga agar penyusun dan pembaca bisa memahami bagaimana konsep system
sinkronisasi dan oscillator pada TV CRT, dengan adanya makalah ini maka
pembaca juga akan dapat menguasai peranan dan fungsi dari blok tersebut.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih yang telah
memberikan dukungan dan bantuan pihak-pihak selama penyusunan makalah ini,
Akhir kata dengan segala keterbatasannya, penyusun berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun pada khusunya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah
ini , oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca dan semua pihak.

Makassar,13 Februari 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………..…………………………………………….1


B. Rumusan Masalah …………...……………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

A. BLOK DIAGRAM DAN SKEMATIK TV BERWARNA ….….………..2


B. OSCILATOR DAN SINKRONISASI ………………………….………...4
C. KERUSAKAN TV CRT PADA BAGIAN OSCILATOR DAN
SINKRONISASI …………………………………………………….…..12
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ……………….…………………………………………17
B. SARAN ………………………………...………………………………..17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini benar-benar pesat, segala aspek


kehidupan telah dirasuki oleh canggihnya teknologi. Mau tidak mau kita
benar-benar harus menambah wawasan untuk meningkatkan kualitas diri kita
masing-masing, agar tidak tertinggal oleh zaman. Tak dapat dipungkiri,
semua pekerjaan manusia kini beralih ke mesin, manusia cukup mengontrol
dan mengawasi dan mesinlah yang melakukan segala pekerjaan manusia.
Berbicara mengenai wawasan, tidak lain adalah informasi itu sendiri. Saat ini
informasi benar-benar mudah untuk didapatkan, cukup dengan duduk manis
di depan gadget , semua yang ingin diketahui akan muncul di depan mata.

Demi kemudahan memperoleh informasi, maka dibentuklah sebuah


system televise, dimanaa dengan televise ini, kita akan mampu melihat
kejadian-kejadian yang ada diseluruh nusantara, bahkan hingga keluar negeri
sekalipun. Di dalam pesawat televise berbagai macam blok diagram yang
harus dikuasai ataupun diketahui, sehingga kita sebagai mahasiswa jurusan
elektronika dapat mencapai tujuan perkuliahan yakni mampu melakukan
perawatan dan perbaikan pada peralatan elektronika audio video, dimana
televise ini adalah salah satunya.

Teknologi benar-benar berkembang pesat, dapat diperhatikan bahwa TV


CRT yang mana dulu menjadi dambaan masyarakat, kini beralih lagi ke
pengembangan yang lebih sempurna, pengembangan TV CRT saat ini sudah
berubah menjadi LCD, banyak sekali perbedaan antara keduanya, baik
peralatan yang digunakan, maupun system kerja dari kedua TV tersebut. Oleh
sebab itu untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah ini, terkhusus
pada TV CRT sebagai langkah awal untuk maju ke jenjang yang lebih
kompleks dan lebih berkembang saat ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan blok oscillator dan sinkronisasi?


2. Bagaimana fungsi dan peranan dari kedua blok tersebut dalam TV CRT?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. BLOK DIAGRAM DAN SKEMATIK TV BERWARNA

Gambar 1.1 Blok Diagram TV CRT Berwarna

2
Gambar 1.2 Skematik TV CRT Berwarna

3
B. OSCILATOR DAN SINKRONISASI
Seperti halnya monitor komputer, perangkat penerima televisi
sebenarnya berdasarkan pada prinsip kerja monitor komputer. Perbedaannya
adalah pada jenis masukannya. Pada monitor komputer, masukan sudah
terpisah untuk tiap sinyal, yaitu warna R, G, B dan sinkronisasi H dan V.
Sedangkan pada perangkat televisi sinyal-sinyal tersebut diekstrak dari sinyal
CVBS/video yang masuk. Sinyal sinkronisasi tersebut (H-SYNC & V-
SYNC) yang menentukan ukuran gambar yang terdapat dalam sinyal video.
Sinyal sinkronisasi ini digunakan untuk mengendalikan atau mensinkronisasi
osilator H dan osilator V pada perangkat penampil/display.

1. OSILATOR HORISONTAL DAN VERTIKAL

Blok ini lebih sering disebut sebagai osilator jungle. Osilator adalah
perangkat/blok yang berfungsi sebagai pembuat/generator pulsa atau
frekuensi dengan frekuensi tertentu. Pada perangkat TV terdiri dari
osilator horisontal dan osilator vertical. Osilator-osilator ini bekerja secara
free-running yaitu bekerja pada frekuensi tertentu dan dapat berubah
frekuensinya dengan toleransi pergeseran yang telah dibatasi. Perubahan
frekuensi ini disebabkan karena proses sinkronisasi oleh sinyal
sinkronisasi yang dibawa oleh sinyal masukan.

Pulsa keluaran osilator horisontal berbentuk persegi, besar


frekuensinya berkisar 16,625Hz dan berubah berdasarkan format video
yang akan ditampilkan. Pulsa horisontal ini yang akhirnya dikuatkan oleh
blok horisontal output.Pulsa gigi gergaji pada osilator vertikal
digenerasikan dan dikontrol oleh V-RAMP generator (umumnya
menggunakan kapasitor VRAMP). Besar frekuensi vertikal tergantung dari
jenis/format video masukan antara lain 50, 60 dan 72Hz. Pulsa vertikal ini
yang nantinya dikuatkan oleh blok vertikal output.

2. PEMISAH SINKRONISASI

Didalam sinyal CVBS terkandung sinyal sinkronisasi. Sinyal CVBS


ini masuk ke pemisah sinkronisasi, tujuannya guna
mengambil/mengekstrak pulsa sinkronisasi horisontal dan vertikal. Pulsa
sinkronisasi horisontal digunakan untuk mengontrol atau mengunci
frekuensi osilator horisontal, begitu juga sinyal sinkronisasi vertikal yang
digunakan untuk mengontrol atau mengunci frekuensi output vertikal.
Kerusakan pada blok pemisah sinkronisasi menyebabkan tidak terkuncinya
gambar sehingga gambar yang ditampilkan tidak dapat terbentuk atau

4
tidak dapat diam. Pada desain saat ini, blok pemisah sinkronisasi sudah
masuk dalam komponen aktif. Meskipun telah masuk, komponen-
komponen aktif tersebut dilengkapi dengan pin phase loop filter (PH1LF,
PH2LF), yang tak lain gunanya untuk memfilter penguncian tersebut.

Jika dihubungkan dengan tabung gambar, secara mudahnya, fungsi


dari osilator horisontal sebagai pelukis/pembelok pena elektron dari kiri ke
kanan (membentuk garis mendatar), sedangkan fungsi dari osilator vertikal
sebagai penggeser garis yang telah dilukis oleh osilator horisontal ke atas
dan kebawah dalam periode tertentu. Misalnya TV akan menampilkan
format gambar sebesar 352 x 288 piksel, 50Hz, berarti horisontal akan
membuat garis sebanyak 288 garis dalam periode 1/50 detik (0,02 detik)
dan dalam 1 baris tersebut horisontal akan melukis/membelokkan
piksel/titik sebanyak 352 kali dengan tingkat akurasi yang tinggi, oleh
karena itu dibutuhkanlah sinkronisasi.

Contoh Skema

Secara internal pada IC TDA8841/42/44 terdapat blok osilator jungle dan


pemisah sinkronisasi. Keluaran dari blok ini adalah pulsa horisontal dan
pulsa vertikal yang akan dikuatkan oleh blok penguat horisontal dan
vertikal.Pemisah sinkronisasi mendapatkan masukan CVBS dari output
swith AV yang terhubung secara internal. Keluaran pemisah sinkronisasi
ini terdiri dari sinkronisasi horisontal dan vertikal. Masing-masing
digunakan untuk mengunci PLL horisontal dan vertikal.

Osilator horisontal pada IC ini bekerja dengan sistem PLL


(berbasis VCO) yang terkunci berdasarkan pembandingan dua sinyal yaitu
sinyal sinkronisasi horisontal dan sinyal yang berasal dari osilator kristal.
Pin PH1_FL merupakan loop filter berfungsi sebagai pengunci frekuensi

5
horisontal berdasarkan sinyal sinkronisasi horisontal. Pin PH2_FL
berfungsi sebagai pengunci frekuensi horisontal berdasarkan pulsa dari
blok horisontal output yang umumnya diambil dari sekunder FBT. Pulsa
ini dimasukkan melalui pin FBISCO (flyback input atau sandcastle
output). Koneksi pada trafo FBT untuk fungsi ini umumnya disebut pin
AFC.Akhirnya, hasil dari pembandingan 2 loop filter tersebut yang
menentukan frekuensi keluaran pada pin H_OUT.

Osilator vertikal atau gelombang gigi gergaji digenerasikan oleh


kapasitor V-RAMP pada pin V-SC (vertical sawtooth capasitor),
sedangkan frekuensinya dikontrol secara internal oleh sinyal sinkronisasi
vertikal. Pin V-IREF merupakan pin yang berfungsi sebagai pengunci
amplitudo/level dari gelombang gigi gergaji yang digenerasikan oleh V-
RAMP. Akhirnya gelombang gigi gergaji tersebut dikeluarkan melalui 2
pin keluaran vertikal (VDR_A dan VDR_B). Pin-pin output vertikal ini
berbentuk differensial, yaitu salah satu sebagai output positif dan satunya
lagi sebagai output negatif.

Setiap rangkaian PLL selalu membutuhkan frekuensi referensi yang stabil.


Pada blok jungle ini, frekuensi referensi diambil dari kristal chrominance,
pin X1 dan pin X2. kristal-kristal hanya bekerja salah satu saja dan secara
otomatis terpilih berdasarkan jenis format masukan video.
Untuk mendukung keamanan dan proteksi, IC ini dilengkapi dengan pin
EHT yang berfungsi sebagai sensor tegangan lebih (overvoltage) yang
dikeluarkan oleh blok penguat horisontal. Jika ada tegangan yang
mencapai ambang proteksi, maka osilator akan berhenti.
Penyetelan/ajustifikasi parameter-parameter pada blok ini direalisasikan
melalui bus data I2C. Contoh beberapa parameter yang berhubungan
dengan blok ini antara lain H-AFC, H-POS, V-SIZE, V-POS, V-LINE dan
lain-lain.

Kelompok parameter-parameter tersebut umumnya disebut geometry


parameters.
Ketika osilator horisontal dan vertikal berhasil terkunci berdasarkan sinyal
masukan, IC ini akan mengeset data VIDEO_IDENT pada register
internalnya sehingga dapat digunakan oleh IC program untuk mengecek
apakah ada video yang masuk atau tidak melalui bus data.

6
3. DEFLEKSI VERTIKAL

Defleksi vertikal terdiri dari rangkaian pembangkit gelombang gigi


gergaji, rangkaian penguat dan rangkaian output. Rangkaian pembangkit
gelombang gigi gergaji disinkronisasikan dengan sinyal sinkronisasi
vertikal dan membangkitkan gelombang gigi gergaji 50 Hz. Sinyal ini
kemudian diperkuat sehingga mendapatkan daya yang cukup agar
kumparan defleksi vertikal mampu menyimpangkan berkas elektron pada
tabung ke arah vertikal.

Gambar 2.1 Rangkaian vertikal.

Rangkaian pemisah sinkronisasi vertikal dan horisontal terdapat pada


IC N101. Rangkaian vertikal berawal pada pin 23 (v.out) IC N101, sinyal
sinkronisasi vertikal diteruskan ke resistor R451 yang berfungsi untuk
menghubungkan antara IC N101 dengan input (pin 1) IC N451 yang
berfungsi sebagai IC vertikal. Output IC vertikal berada pada pin 5, output
tersebut diteruskan menuju ke yoke vertikal (VDY).

7
Sumber tegangan rangkaian vertikal ini adalah power supply terutama
tegangan 24VDC. Namun beberapa televisi rangkaian vertikalnya diberikan
tegangan dari flyback. Input vertikal diperoleh yaitu vertical syncrone yang
masuk ke rangkaian sinkronisasi yang terdapat pada IC utama (N101) dan
diteruskan ke IC vertikal. Dalam IC inilah semua pengaturan dan penguatan
sinyal dilakukan dengan bantuan elko sebagai filter tegangan. Output blok
vertikal ini juga dihasilkan oleh IC vertikal yang kemudian diumpankan ke
yoke vertikal (VDY). Output rangkaian ini tegangannya berkisar 4 – 10
VAC. Berikut titik pengukuran tegangan dan sinyal rangkaian vertikal:

Gambar 2.2 Titik pengukuran rangkaian vertikal.

Gambar 2.3 Titik pengukuran rangkaian vertikal.

Penjelasan:

a. TP 1, merupakan output dari pemisah sinkronisasi yang berupa sinyal


sinkronisasi vertikal. Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter
sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan osiloskop
untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi vertikal.
b. TP2 2, merupakan input dari IC vertikal (N451) dari pemisah
sinkronisasi. Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-

8
2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk
mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi vertikal.
c. TP 3, merupakan jalur masuk tegangan (VCC2 ) IC vertikal yaitu jalur
masuk tegangan kerja IC tersebut. Tegangan yang terukur pada TP ini
saat normal yaitu berkisar 24-27VDC.
d. TP 4, merupakan jalur masuk tegangan (VCC1 )IC vertikal yaitu jalur
masuk tegangan kerja IC tersebut. Sama seperti VCC1 Tegangan yang
terukur pada TP ini saat normal yaitu berkisar 24-27VDC.
e. TP 5, merupakan output dari IC vertikal yang menuju ke defleksi
vertikal. Tegangan yang terukur pada titik ini berkisar 4-10VAC.

Rangkaian matrik akan bekerja normal jika semua tegangan dan sinyal yang
dibutuhkan pada tiap-tiap TP terpenuhi.

4. DEFLEKSI HORISONTAL

Defleksi horisontal merupakan rangkaian yang berfungsi untuk


membangkitkan arus listrik yang berbentuk gigi gergaji dengan frekuensi
15625 Hz, dialirkan ke kumparan defleksi horisontal agar dapat
menyimpangkan berkas elektron tabung kearah horisontal.
Sinkronisasi horizontal lebih mudah terganggu oleh adanya noise
yang berupa pulsa-pulsa daripada sinkronisasi vertikal. Maka disediakan
rangkaian AFC (Automatic Frequency Control) untuk membandingkan
frekuensi dari sinyal sinkronisasi dengan frekuensi gelombang bentuk gigi
gergaji yang dibangkitkan oleh rangkaian defleksi horizontal dan
memperbaiki frekuensi yang berselisih. Karena defleksi horizontal itu
memerlukan daya yang besarnya seratus kali lebih besar dari pada daya
untuk defleksi vertikal maka dengan memakai rangkaian yang
direncanakan spesial dengan penguat output yang terdiri dari transistor,
dioda dan lain-lainnya dapat dicapai efisiensi tinggi.

Gambar 2.4 Rangkaian defleksi horisontal

9
Rangkaian horisontal berawal pada pin 27 (h.out) IC N101, sinyal
sinkronisasi horisontal diteruskan ke resistor R409 yang berfungsi untuk
menghubungkan IC N101 dengan basis transistor V431 yang berfungsi
sebagai penguat horisontal drive, output transistor V431 berada pada
kolektor kemudian diteruskan ke input trafo T431 yang berfungsi sebagai
trafo horisontal drive, output dari trafo T431 diteruskan ke lilitan L433
sebagai penghubung antara trafo T431 dengan basis transistor V432 yang
berfungsi sebagai transistor penguat horisontal output. Output V432 berada
pada kolektor kemudian diteruskan ke salah satu pin flyback T471 yang
berfungsi sebagai pembangkit tegangan tinggi. Selain diteruskan ke flyback,
juga diteruskan ke yoke horisontal (HDY).
Rangkaian horisontal mendapat input tegangan dari regulator sehingga
dapat bekerja, tegangannya tiap merek televisi biasanya berbeda tapi yang
umum 115VDC biasanya diantara 90VDC – 140VDC berfungsi untuk
menyediakan arus gigi gergaji untuk diumpankan ke kumparan defleksi
yoke, sehingga sinar elektron pada CRT dapat melakukan scanning pada
arah horisontal dengan benar. Selain itu rangkaian horisontal juga
dimanfaatkan sebagai pembangkit tegangan tinggi (High Voltage) untuk
anoda CRT serta untuk pembangkit beberapa macam tegangan menengah
dan tegangan rendah lainnya. Bagian – bagian rangkaian horisontal yaitu ;
osilator horisontal, horisontal driver, dan horisontal output. Berikut titik
pengukuran tegangan dan sinyal rangkaian defleksi horisontal dan sirkuit
pembangkit tegangan tinggi.

Gambar 2.5 Titik pengukuran rangkaian


defleksi horisontal dan
sirkuit pembangkit tegangan tinggi.

10
Gambar 2.5
Titik pengukuran rangkaian defleksi horisontal dan
sirkuit pembangkit tegangan tinggi.

Penjelasan:

a. TP 1, merupakan output dari pemisah sinkronisasi yang berupa sinyal


sinkronisasi horisontal. Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter
sebesar 1-2VAC, namun dapat juga diukur menggunakan osiloskop
untuk mellihat bentuk gelombang sinyal sinkronisasi horisontal.
b. TP 2, merupakan input transistor horisontal penguat drive (V431).
Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun
dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk
gelombang sinyal sinkronisasi horisontal.
c. TP 3, merupakan output trafo horisontal penguat drive (T431). Sinyal
dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun dapat
juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk gelombang
sinyal sinkronisasi horisontal.
d. TP 4, merupakan input transistor horisontal penguat akhir (V432).
Sinyal dapat diukur menggunakan AVO meter sebesar 1-2VAC, namun
dapat juga diukur menggunakan osiloskop untuk mellihat bentuk
gelombang sinyal sinkronisasi horisontal.
a. TP 5, merupakan jalur masuk tegangan untuk rangkaian sinkronisasi
horisontal di dalam IC N101. Tegangan yang dibutuhkan pada TP ini
sebesar 12VDC.
e. TP 6, merupakan jalur masuk tegangan transistor penguat horisontal
drive yang diterima dari gulungan trafo horisontal drive. Tegangan pada
TP ini sebesar 25VDC.
f. TP 7, merupakan jalur masuk tegangan trafo horisontal drive. Tegangan
pada TP ini sebesar 25 VDC.

11
g. TP 8, merupakan jalur masuk tegangan transistor penguat horisontal
output. Tegangan pada TP ini berkisar antara 115-140VDC, saat televisi
dalam kondisi standby tegangan hanya sekitar 90VDC, setiap televisi
memiliki tegangan yang berbeda-beda pada TP ini berdasarkan ukuran
televisi, ini dikarena besar tegangan yang dibutuhkankan berbeda-beda
pula.
h. TP 9, merupakan tegangan output flyback yang berfungsi untuk
mengaktifkan transistor penguat horisontal output. Tegangan pada TP
ini berkisar antara 115-140VDC, saat televisi dalam kondisi standby
tegangan hanya sekitar 90VDC.
i. TP 10, merupakan jalur masuk tegangan flyback. Tegangan pada TP ini
berkisar antara 115-140VDC, saat televisi dalam kondisi standby
tegangan hanya sekitar 90VDC
j. TP 11, merupakan output flyback yang akan diteruskan ke Screen/G2
CRT. tegangan pada TP ini ini berkisar 150-300VDC. Tegangan
tersebut dapat berubah-ubah berdasarkan pengaturan pada potensio
Screen yang terdapat pada flyback.
b. TP 12, merupakan output flyback yang akan diteruskan ke Heater/ H2
CRT. Tegangan yang dibutuhkan pada TP ini idealnya 4VAC- 6VAC.
c. TP 13, merupakan output flyback setelah melewati resistor heater
(R491) yang akan diteruskan ke Heater/ H2 CRT. Tegangan yang
dibutuhkan pada TP ini idealnya 4VAC- 6VAC.
k. TP 14, merupakan output flyback yang akan diteruskan ke bagian anoda
CRT. Tegangan pada TP ini berkisar 20-25KV, dan jika hendak
mengukuranya harus menggunakan probe khusus tegangan tinggi.

Rangkaian defleksi horisontal dan sirkuit pembangkit tegangan tinggi akan


bekerja normal jika semua tegangan dan sinyal yang dibutuhkan pada tiap-tiap TP
terpenuhi.

C. KERUSAKAN TV CRT PADA BAGIAN OSCILATOR DAN


SINKRONISASI
TV rusak vertikal maupun horizontal umumnya mudah diketahui dari ciri
ciri gambar nya yang hanya menampilkan satu garis saja atau gambar yang
muncul tidak penuh di layar CRT, sebenarnya selain gejala muncul garis juga
banyak gejala lainnya misalnya saja gambar bergelombang, gambar cekung
dan lainnya.Jika muncul kerusakan garis horizontal maka yang perlu
dilakukan pengecekan kerusakan adalah blok vertikal karena gambar menjadi
terkonsentrasi ke arah horizontal saja. Berlaku juga untuk sebaliknya jika di
layar TV CRT hanya muncul garis vertikal maka blok horizontal yang harus
dicek walaupun perlu diketahui sangat jarang kerusakan muncul garis
vertikal.

12
1. TV rusak dengan gejala Garis Horizontal

Kerusakan tv rusak bagian vertikal seperti gambar diatas bisa jadi


adalah yang paling sering muncul pada TV CRT, beberapa penyebab
yang mungkin adalah kerusakan pada deflection yoke bisa karena short
ataupun putus. Tidak adanya tegangan supply ke rangkaian IC Vertikal
(+24Vcc) yang disebabkan ada resistor putus, kerusakan pada konektor
defelection yoke, kerusakan pada rangkaian vertikal out, atau bisa juga
karena raster terlalu terang. Mencari penyebab kerusakan tv garis
horizontal seperti ini gampang gampang susah, kebanyakan sih bisa
langsung ketahuan dari IC vertical nya. Tapi tidak jarang juga disebabkan
faktor yang tidak terduga

2. TV Rusak Garis Bergelombang

Pada kerusakan seperti pada gambar di atas yang kebetulan adalah


Tv merk Samsung plano dimana gambar raster terfokus menjadi garis
bergelombang tebal, kemungkinan penyebabnya berdasarkan
penelusuran ke blog referensi service tv saya bisa disebabkan putusnya
deflection yoke dibagian vertikal tegangan minusnya (-V) Biasanya
Deflection yoke dibentuk dari 2 kumparan yaitu horizontal dan vertikal,

13
untuk memeriksa apakah short atau putus coba lepas sambungan di
ujungnya bisa juga dari konektor di PCB lalu ukur resistansinya. Jika
salah satu kumparan putus maka bisa jadi itulah penyebabnya, perlu
diketahui juga umumnya jika diukur resistansi kedua kumparan adalah
sama nilainya jika berbeda ada kemungkinan rusak/short.

3. TV rusak vertikal garis diatas


Kerusakan lainnya yaitu seperti ditunjukkan pada gambar dimana
hanya terdapat garis horizontal saja beberapa line pada bagian atas layar
yang sekilas jika dilihat mirip kerusakan blanking yang biasanya terjadi
pada bagian horizontal. Kerusakan ini jika pada IC vertikal yang
memiliki pin out Pump Up maka di area / komponen sekitar itulah
menjadi penyebabnya. Sedikit penjelasan mengenai pump up pada IC
vertikal, sirkuit pump up kebanyakan sudah disatukan didalam IC
vertikal yang tergabung ke vertikal out yang fungsinya kurang lebih
adalah untuk menghasilkan tegangan tinggi untuk proses vertikal-retrace
yaitu proses penyapuan secara vertikal dari bagian atas layar CRT ke
bagian bawah CRT.

Sirkuit pump up vertikal ini biasanya dibantu 2 komponen


eksternal berupa Elco dan Diode, jika kedua komponen eksternal atau IC
vertikal itu sendiri rusak maka bisa menimbulkan kerusakan TV rusak
garis vertikal diatas. Coba ganti dulu elco pump up seperti yang
ditunjukkan pada gambar rangkaian vertikal TV diatas, bagi yang
kebetulan memang membutuhkan bisa download skema TV juga ya di
koleksi skema TV blog ini sehingga lebih memudahkan menentukan
letak ic vertikal tv.

14
4. TV Rusak Gambar Cekung
Berikutnya adalah kerusakan TV bagian vertikal yang
mengakibatkan gambar menjadi cekung seperti tampilan dibawah ini.
Kerusakan seperti ini banyak juga yang menyebut nya kerusakan EW
(east-west), cacat bantal, ataupun kerusakan pin-cushion. Dan penyebab
timbulnya gambar seperti ini adalah karena sirkuit EW (East West) yang
tidak bekerja normal, biasanya kerusakan ini muncul di TV flat slim
dengan ukuran TV >20 inchi.

Ada 2 kemungkinan yang ada untuk kerusakan jenis ini :


1. Jika TV menggunakan sirkuit East West maka cek transistor driver EW
bisa short atau bocor, kapasitor filter modeul EW, IC driver EW rusak,
lilitan pada rangkain EW, biasanya komponen ini letaknya dekat
horizontal out.
2. Jika TV tidak menggunakan sirkuit East West maka cek apakah tegangan
B+ normal, cek apakah deflection yoke normal / pernah diganti dengan
bukan orisinilnya, cek apakah mode zoom pada TV sedang diaktifkan.

TV rusak vertikal tidak penuh


Berikutnya lagi adalah salah satu kerusakan yang paling umum juga
dimana gambar tampil dengan normal tetapi tampilan atas bawah tidak

15
penuh alias terpotong. Penyebabnya ya pasti tidak jauh dari sirkuit
vertikal walaupun ada baiknya juga coba cek dulu settingan V-size
mungkin saja ada yang merubahnya, nah berikut ini beberapa kerusakan
yang paling mungkin:
 Cek tegangan Vcc IC Vertikal mungkin drop
 Pin out IC Vertikal rusak (ganti IC vertikal)
 Elco disekitar IC Vertikal kering (Elco kopel biasanya)
Sedikit tambahan juga jika terdapat TV rusak vertikal tidak penuh atas
maupun bawah tetapi gambar terlihat melipat maka coba cek jalur
feedback untuk IC vertikal TV biasanya ada nilai yang berubah berupa
resistor / Elco tapi pernah juga sih menemui kerusakan ini karena IC
vertikalnya harus diganti.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

. Osilator adalah perangkat/blok yang berfungsi sebagai pembuat/generator


pulsa atau frekuensi dengan frekuensi tertentu. Pada perangkat TV terdiri
dari osilator horisontal dan osilator vertical. Osilator-osilator ini bekerja
secara free-running yaitu bekerja pada frekuensi tertentu dan dapat
berubah frekuensinya dengan toleransi pergeseran yang telah dibatasi.
Perubahan frekuensi ini disebabkan karena proses sinkronisasi oleh sinyal
sinkronisasi yang dibawa oleh sinyal masukan.
Didalam sinyal CVBS terkandung sinyal sinkronisasi. Sinyal CVBS
ini masuk ke pemisah sinkronisasi, tujuannya guna
mengambil/mengekstrak pulsa sinkronisasi horisontal dan vertikal. Pulsa
sinkronisasi horisontal digunakan untuk mengontrol atau mengunci
frekuensi osilator horisontal, begitu juga sinyal sinkronisasi vertikal yang
digunakan untuk mengontrol atau mengunci frekuensi output vertikal.
Kerusakan pada blok pemisah sinkronisasi menyebabkan tidak terkuncinya
gambar sehingga gambar yang ditampilkan tidak dapat terbentuk atau
tidak dapat diam. Pada desain saat ini, blok pemisah sinkronisasi sudah
masuk dalam komponen aktif. Meskipun telah masuk, komponen-
komponen aktif tersebut dilengkapi dengan pin phase loop filter (PH1LF,
PH2LF), yang tak lain gunanya untuk memfilter penguncian tersebut.
TV rusak vertikal maupun horizontal umumnya mudah diketahui dari
ciri ciri gambar nya yang hanya menampilkan satu garis saja atau gambar
yang muncul tidak penuh di layar CRT, sebenarnya selain gejala muncul
garis juga banyak gejala lainnya misalnya saja gambar bergelombang,
gambar cekung dan lainnya.Jika muncul kerusakan garis horizontal maka
yang perlu dilakukan pengecekan kerusakan adalah blok vertikal karena
gambar menjadi terkonsentrasi ke arah horizontal saja. Berlaku juga untuk
sebaliknya jika di layar TV CRT hanya muncul garis vertikal maka blok
horizontal yang harus dicek walaupun perlu diketahui sangat jarang
kerusakan muncul garis vertikal.

B. SARAN
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
bacaan yang berguna bagi para pembacanya.

17
18

Anda mungkin juga menyukai