Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEKNIK RADIO

MODULASI SEBAGAI SUATU METODE


“OSCILLATOR”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Radio (0025)

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Gustia Fernando (22065007)


2. Rendi Pratama (22065011)
3. Wajhan Jazila (22065017)
4. Amelia Safitri (22065002)
5. Wahyuni (22065016)
6. Abin Zikri (22065019)

Dosen Penangung Jawab:


Ryan Fikri, S.Pd.,M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan penyusun dapat menyelesaikan makalah berjudul “Modulasi Sebagai
Suatu rahmatnya Metode“ ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuai seperti yang kami harapkan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
Bapak Ryan Fikri, S.Pd., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik Radio
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Padang, 12 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
A. Osilator Umpan Balik Positif ...................................................................... 3
B. Osilator Pergeseran Fase ........................................................................... 4
C. Osilator LC yang ditala............................................................................... 6
D. Osilator Kristal ........................................................................................ 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 15
A. Kesimpulan............................................................................................. 15
B. Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Blok Diagram Dasar Osilator. ............................................................... 3


Gambar 2 Kriteria Barkhausen............................................................................... 4
Gambar 3 Blok diagram Pergeseran Fasa. ............................................................. 4
Gambar 4 Output Pergeseran Fase Yang dihasilkan. ............................................. 5
Gambar 5 Blok diagram pergeseran fase 360 derjat menggunakan transistor. ..... 6
Gambar 6 Sirkuit Tangki Osilator LC Dasar. ......................................................... 7
Gambar 7 Osilasi Teredam. .................................................................................... 8
Gambar 8 Frekuensi Resonansi.............................................................................. 9
Gambar 9 Rangkaian Osilator LC Transistor Dasar. .............................................11
Gambar 10 Rangkaian Osilator Kristal. ............................................................... 12
Gambar 11. a) Hartley dan b) Colpitts ................................................................. 13
Gambar 12 osilator Pierce. ................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osilator merupakan komponen penting dalam berbagai sistem
elektronik, seperti komunikasi nirkabel, pemrosesan sinyal, kontrol industri,
dan banyak lagi. Pemahaman tentang osilator sangat penting dalam desain dan
pengembangan berbagai perangkat elektronik. Dengan mengetahui cara kerja
osilator, para insinyur dapat merancang sirkuit yang memenuhi kebutuhan
spesifik aplikasi mereka, seperti menghasilkan sinyal frekuensi tertentu dengan
tingkat kestabilan yang diinginkan.
Osilator umpan balik positif, osilator pergeseran fase, osilator LC yang
ditala, dan osilator kristal masing-masing memiliki karakteristik yang unik dan
kelebihan dalam aplikasi tertentu. Oleh karena itu, pemahaman mendalam
tentang setiap jenis osilator membantu para profesional dalam memilih dan
merancang sirkuit osilator yang sesuai dengan kebutuhan proyek mereka.
Dengan demikian, pengetahuan tentang empat jenis osilator ini
membantu dalam memahami dasar-dasar elektronika serta memungkinkan
pengembangan teknologi yang lebih canggih dan efisien dalam berbagai bidang
industri dan teknologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu osilator umpan balik positif
2. Apa itu osilator pergeseran fase
3. Apa itu osilator LC ditala
4. Apa itu osilator kristal

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu osilator umpan balik
2. Mengetahui apa itu osilator pergeseran fase
3. Mengetahui apa itu osilator LC ditala

1
4. Mengetahui apa itu osilator kristal

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Osilator Umpan Balik Positif


Osilator merupakan rangkaian pembangkit sinyal (signal generator)
yang menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah-ubah secara periodik
dengan waktu dan keluarannya berupa gelombang dengan bentuk sinusoidal,
segitiga, pulsa, gergaji atau persegi. Osilator dapat membangkitkan bentuk
gelombang pada suatu frekuensi sampai ratusan juga siklus persekon.
Oscillator umpan balik positif, atau positive feedback oscillator, adalah
jenis osilator yang menggunakan umpan balik positif untuk menghasilkan
gelombang osilasi. Umpan balik positif adalah ketika sinyal keluaran dari
osilator diarahkan kembali ke inputnya dengan fase yang sama, sehingga
memperkuat dan mempertahankan osilasi (Waynandar, Sulaiman, & Fithri,
2022).

Gambar 1 Blok Diagram Dasar Osilator.

Perbedaan umpan balik negatif dan positif, umpan balik negatif


memperlemah sinyal masukan sedangkan umpan balik positif memperkuat
sinyal masukan. Karena memperkuat sinyal, maka cenderung tidak stabil,
karena tidak stabil biasanya dipakai sebagai pembangkit sinyal atau linier
osilator. Fenomena osilasi tercipta karena ada ketidak-stabilan pada sistem
penguat dengan umpan balik. Osilator merupakan rangkaian yang mengubah
sinyal DC menjadi sinyal ac.

3
Gambar 2 Kriteria Barkhausen.

Syarat terjadinya osilasi (kriteria Barkhausen) :


1. Penguan loop tertutup →|Aβ|≥1
2. Pergeseran phasa →∠Aβ=0 atau 2πn, dengan n = bilangan bulat
Kriteria Barkhausen digunakan untuk menentukan bagaimana membuat
sistem berosilasi dan untuk mencari frekuensi sinusoida yang dibangkitkan.

B. Osilator Pergeseran Fase

C C C −K

R R R
Vo Vi

Gambar 3 Blok diagram Pergeseran Fasa.

Osilator RC, yang merupakan singkatan dari Resistansi-Capasitansi,


memanfaatkan gabungan dari Penguat dan Rangkaian RC untuk
menciptakan osilasi. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran fasa di antara
tahapan atau blok. Dari pembelajaran mengenai penguat, kita tahu bahwa
penguat transistor tunggal bisa menyebabkan pergeseran fasa sebesar (1800)
antara sinyal keluaran dan masukan jika diset dalam konfigurasi kelas-A.
Pada osilator RC, sinyal masukan mengalami pergeseran fasa
sebesar (1800) oleh tahap penguat dan (1800) tambahan oleh tahap
inverting, menghasilkan total pergeseran fasa (1800 + 1800 = 3600), yang
pada dasarnya sama dengan (00). Ini menghasilkan umpan balik positif yang
diperlukan untuk osilasi. Singkatnya, pergeseran fasa total dari loop umpan
balik haruslah (00) agar osilasi dapat terjadi (Nababan, 2018).

4
Gambar 4 Output Pergeseran Fase Yang dihasilkan.

Rangkaian diatas menggambarkan sebuah skema resistor-kapasitor


sederhana dimana tegangan keluarannya “memimpin / mendahului”
tegangan masukannya atau input dengan sudut yang tidak melebihi (900).
Sebuah jaringan RC kutub tunggal yang ideal akan memberikan pergeseran
fasa sebesar (600). Namun, untuk mencapai osilasi, diperlukan pergeseran
fasa sebesar (1800), sehingga minimal diperlukan 3 jaringan RC kutub
tunggal dalam pembuatan desain osilator RC (Tutorialpoints, 2018).
Dalam praktiknya, mencapai pergeseran fasa yang tepat sebesar
(900) merupakan tantangan besar, sehingga seringkali diperlukan lebih dari
satu tahap. Besarnya pergeseran fasa yang sebenarnya dalam suatu
rangkaian ditentukan oleh nilai-nilai dari resistor dan kapasitor, serta
frekuensi osilasi yang dipilih. Sudut fasa, yang dilambangkan dengan ( Φ ),
dihitung berdasarkan faktor-faktor berikut.
Sudut Fasa:
1
𝑋𝐶 =
2𝜋𝑓𝐶
𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝑐)2 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑅 = 𝑅
𝑋𝑐
∴ Փ = tan−1
𝑅
Sehingga Rangkaian menjadi seperti ini, namun rangkaian ini
ditambah dengan transistor dimana sesuai dengan karakteristik transistor
yang digunakan pada class A sehingga terjadi pergeseran fasa 1800 namun
pada rangkaian dibawah ini terjadi pergeseran fasa sebesar 3600.

5
Gambar 5 Blok diagram pergeseran fase 360 derjat
menggunakan transistor.

Jika semua resistor, R dan kapasitor, C dalam jaringan pergeseran


fasa bernilai sama, maka frekuensi osilasi yang dihasilkan oleh osilator RC
diberikan sebagai:
1
𝐹𝑟 =
2𝜋𝑅𝐶√2𝑁
Dimana:
ƒr adalah Frekuensi Output dalam Hertz
R adalah Resistansi dalam Ohm
C adalah Kapasitansi dalam Farad
N adalah jumlah tahapan RC. (N = 3)

C. Osilator LC yang ditala


Osilator LC mengubah input DC (tegangan suplai) menjadi output AC
(bentuk gelombang). Bentuk gelombang keluaran ini dapat memiliki berbagai
bentuk dan frekuensi yang berbeda, dan dapat berupa bentuk yang kompleks,
atau menjadi gelombang sinus murni sederhana tergantung pada aplikasinya.
Osilator LC umumnya digunakan dalam rangkaian frekuensi radio karena
karakteristik kebisingan fase yang baik dan kemudahan implementasinya. Salah
satu contoh dari osilator LC yang ditala adalah Osilator Collpits (electronics-
tutorials, 2018).

6
Gambar 6 Sirkuit Tangki Osilator LC Dasar.

Rangkaian terdiri dari kumparan induktif, L dan kapasitor, C. Kapasitor


menyimpan energi dalam bentuk medan elektrostatik dan yang menghasilkan
potensial (tegangan statis) melintasi pelatnya, sedangkan kumparan induktif
menyimpan energinya dalam bentuk medan elektromagnetik. Kapasitor diisi
hingga tegangan suplai DC, V dengan meletakkan saklar pada posisi A. Ketika
kapasitor terisi penuh, sakelar berubah ke posisi B. Kapasitor bermuatan
sekarang terhubung secara paralel melintasi kumparan induktif sehingga
kapasitor mulai melepaskan dirinya melalui kumparan. Tegangan melintasi C
mulai turun saat arus melalui kumparan mulai naik.
Arus yang naik ini membentuk medan elektromagnetik di sekitar
kumparan yang menahan aliran arus ini. Ketika kapasitor, C benar-benar habis
energi yang awalnya disimpan dalam kapasitor, C sebagai medan elektrostatik
sekarang disimpan dalam kumparan induktif, L sebagai medan elektromagnetik
di sekitar gulungan kumparan. Karena sekarang tidak ada tegangan eksternal di
sirkuit untuk mempertahankan arus di dalam koil, itu mulai turun ketika medan
elektromagnetik mulai runtuh. Sebuah ggl belakang diinduksi dalam kumparan
𝑑𝑖
(𝑒 = −𝐿 𝑑𝑡 ) menjaga arus mengalir ke arah aslinya.

Arus ini mengisi kapasitor, C dengan polaritas yang berlawanan dengan


muatan aslinya. C terus mengisi hingga arus berkurang menjadi nol dan medan
elektromagnetik kumparan telah runtuh sepenuhnya. Energi yang awalnya
dimasukkan ke dalam rangkaian melalui sakelar, telah dikembalikan ke
kapasitor yang sekali lagi memiliki potensial tegangan elektrostatik di atasnya,
meskipun sekarang dari polaritas yang berlawanan. Kapasitor sekarang mulai
melepaskan kembali melalui koil dan seluruh proses diulang. Polaritas tegangan

7
berubah ketika energi dilewatkan bolak-balik antara kapasitor dan induktor
menghasilkan tegangan sinusoidal tipe AC dan bentuk gelombang arus.
Proses ini kemudian membentuk dasar dari rangkaian tangki osilator LC
dan secara teoritis siklus bolak-balik ini akan berlanjut tanpa batas. Namun, hal-
hal tidak sempurna dan setiap kali energi ditransfer dari kapasitor (C) ke
induktor (L) dan kembali dari (L) ke (C) beberapa kehilangan energi terjadi
yang meluruh osilasi ke nol dari waktu ke waktu. Tindakan osilasi melewatkan
energi bolak-balik antara kapasitor (C) ke induktor (L) akan berlanjut tanpa
batas waktu jika bukan karena kehilangan energi di dalam rangkaian. Energi
listrik hilang di DC atau resistansi nyata dari kumparan induktor, dalam
dielektrik kapasitor, dan radiasi dari sirkuit sehingga osilasi terus menurun
sampai mereka mati sepenuhnya dan proses berhenti (electronics-tutorials,
2018).
Kemudian dalam rangkaian LC praktis, amplitudo tegangan osilasi
berkurang pada setiap setengah siklus osilasi dan pada akhirnya akan mati
menjadi nol. Osilasi kemudian dikatakan "diredam" dengan jumlah redaman
yang ditentukan oleh kualitas atau faktor-Q dari rangkaian.

Gambar 7 Osilasi Teredam.

Frekuensi tegangan osilasi tergantung pada nilai induktansi dan


kapasitansi dalam rangkaian tangki LC. Kita sekarang tahu bahwa agar
resonansi terjadi di rangkaian tangki, harus ada titik frekuensi adalah nilai XC,

8
reaktansi kapasitif sama dengan nilai XL, reaktansi induktif (X L = XC) dan
yang karenanya akan membatalkan satu sama lain hanya menyisakan resistansi
DC di sirkuit untuk menentang aliran arus. Jika kita sekarang menempatkan
kurva untuk reaktansi induktif induktor di atas kurva untuk reaktansi kapasitif
kapasitor sehingga kedua kurva berada pada sumbu frekuensi yang sama, titik
persimpangan akan memberi kita titik frekuensi resonansi, (ƒr atau ωr) seperti
yang ditunjukkan di bawah ini.

Gambar 8 Frekuensi Resonansi.

Dimana: ƒr dalam Hertz, L dalam Henries dan C dalam Farad.

Kemudian frekuensi di mana ini akan terjadi diberikan sebagai:


1
𝑋𝐿 = 2π𝑓𝐿 𝑎𝑛𝑑 𝑋𝐶 =
2π𝑓𝐶
Resonansinya : XL = XC, sehingga
1
2𝜋𝑓𝐿 =
2π𝑓𝐶
1
2𝜋𝑓 2 𝐿 =
2π𝐶
1
𝑓2 =
(2π)2 𝐿𝐶
√1
𝑓 =
√(2π)2 𝐿𝐶
Kemudian dengan menyederhanakan persamaan di atas kita
mendapatkan persamaan akhir untuk Frekuensi Resonansi, ƒr dalam rangkaian
LC yang disetel sebagai:

9
1
𝐹𝑟 =
2𝜋√𝐿𝐶

Dimana:
- L adalah Induktansi dalam Henries
- C adalah Kapasitansi dalam Farad
- ƒr adalah Frekuensi Output dalam Hertz
Persamaan ini menunjukkan bahwa jika L atau C menurun, frekuensinya
meningkat. Frekuensi output ini biasanya diberi singkatan dari ( ƒr ) untuk
mengidentifikasinya sebagai "frekuensi resonansi".
Untuk menjaga osilasi terjadi di sirkuit tangki LC, kita harus mengganti
semua energi yang hilang di setiap osilasi dan juga mempertahankan amplitudo
osilasi ini pada tingkat yang konstan. Oleh karena itu, jumlah energi yang
diganti harus sama dengan energi yang hilang selama setiap siklus. Jika energi
yang diganti terlalu besar, amplitudo akan meningkat sampai terjadi kliping rel
suplai. Atau, jika jumlah energi yang diganti terlalu kecil, amplitudo akhirnya
akan berkurang menjadi nol dari waktu ke waktu dan osilasi akan berhenti. Cara
paling sederhana untuk mengganti energi yang hilang ini adalah dengan
mengambil bagian dari output dari sirkuit tangki LC, memperkuatnya dan
kemudian memasukkannya kembali ke sirkuit LC lagi. Proses ini dapat dicapai
dengan menggunakan penguat tegangan menggunakan op-amp, FET atau
transistor bipolar sebagai perangkat aktifnya. Namun, jika penguatan loop
amplifier umpan balik terlalu kecil, osilasi yang diinginkan meluruh menjadi
nol dan jika terlalu besar, bentuk gelombang menjadi terdistorsi.
Untuk menghasilkan osilasi konstan, tingkat energi yang diumpankan
kembali ke jaringan LC harus dikontrol secara akurat. Maka harus ada beberapa
bentuk amplitudo otomatis atau kontrol gain ketika amplitudo mencoba
bervariasi dari tegangan referensi baik naik atau turun. Untuk mempertahankan
osilasi yang stabil, penguatan keseluruhan rangkaian harus sama dengan satu
atau kesatuan. Kurang dan osilasi tidak akan mulai atau mati ke nol, lebih
banyak osilasi akan terjadi tetapi amplitudo akan terpotong oleh rel suplai yang
menyebabkan distorsi. Pertimbangkan sirkuit di bawah ini.

10
Gambar 9 Rangkaian Osilator LC Transistor Dasar.

Transistor Bipolar digunakan sebagai penguat osilator LC dengan


rangkaian tangki LC yang disetel bertindak sebagai beban kolektor. Kumparan
L2 lain terhubung antara basis dan emitor transistor yang medan
elektromagnetiknya "saling menguntungkan" ditambah dengan kumparan L.
"Induktansi timbal balik" ada antara dua sirkuit dan arus perubahan yang
mengalir dalam satu rangkaian kumparan menginduksi, dengan induksi
elektromagnetik, tegangan potensial di yang lain (efek transformator) sehingga
ketika osilasi terjadi di sirkuit yang disetel, energi elektromagnetik ditransfer
dari kumparan L ke kumparan L2 dan tegangan dengan frekuensi yang sama
seperti pada rangkaian yang disetel diterapkan antara basis dan emitor transistor.
Dengan cara ini, tegangan umpan balik otomatis yang diperlukan diterapkan ke
transistor penguat.
Jumlah umpan balik dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan
mengubah kopling antara dua kumparan L dan L2. Ketika rangkaian berosilasi,
impedansinya resistif dan kolektor dan tegangan dasar adalah 180odi luar fase.
Untuk mempertahankan osilasi (disebut stabilitas frekuensi), tegangan yang
diterapkan pada rangkaian yang disetel harus "dalam fase" dengan osilasi yang
terjadi di sirkuit yang disetel.
Oleh karena itu, kita harus memperkenalkanpergeseran fase 180o
tambahan ke jalur umpan balik antara kolektor dan pangkalan. Ini dicapai
dengan melilitkan kumparan L2 ke arah yang benar relatif terhadap kumparan
L, memberi kita hubungan amplitudo dan fase yang benar untuk rangkaian
Osilator, atau dengan menghubungkan jaringan pergeseran fase antara output
dan input amplifier.

11
Oleh karena itu, LC Oscillator adalah "Sinusoidal Oscillator" atau
"Harmonic Oscillator" seperti yang lebih sering disebut. Osilator LC dapat
menghasilkan gelombang sinus frekuensi tinggi untuk digunakan dalam
aplikasi jenis frekuensi radio (RF) dengan penguat transistor dari Transistor
Bipolar atau FET.
Harmonic Oscillators datang dalam berbagai bentuk karena ada banyak
cara berbeda untuk membangun jaringan filter LC dan amplifier dengan yang
paling umum adalah Hartley LC Oscillator, Colpitts LC Oscillator, Armstrong
Oscillator dan Clapp Oscillator untuk beberapa nama.

D. Osilator Kristal

Cs Cp

Gambar 10 Rangkaian Osilator Kristal.

Berfungsi untuk menghasilkan sinyal dengan tingkat kestabilan


frekuensi yang sangat tinggi. Kristal pada oscilator ini terbuat dari quartz atau
dengan kualitas yang baik. Material ini memiliki kemampuan mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik berupa getaran atau sebaliknya. Kemampuan ini
lebih dikenal dengan piezoelectric effect.
Kristal osilator digunakan untuk menghasilkan isyarat dengan tingkat
kestabilan frekuensi yang sangat tinggi. Kristal pada osilator ini terbuat dari
quartz atau Rochelle salt dengan kualitas yang baik. Material ini memiliki
kemampuan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran
atau sebaliknya. Kemampuan ini lebih dikenal dengan piezoelectric effect.
Kristal untuk osilator ini dilekatkan di antara dua pelat logam. Kontak dibuat
pada masing-masing permukaan kristal oleh pelat logam ini kemudian

12
diletakkan pada suatu wadah. Kedua pelat dihubungkan ke rangkaian melalui
soket.
Pada osilator ini, kristal berperilaku sebagai rangkaian resonansi seri.
Kristal seolah-olah memiliki induktansi (L), kapasitansi (C) dan resistansi (R).
Gambar 17.10-a memperlihatkan rangkaian setara dari bagian ini. Harga L
ditentukan oleh massa kristal, harga C ditentukan oleh kemampuannya berubah
secara mekanik dan R berhubungan dengan gesekan mekanik.

Gambar 11. a) Hartley dan b) Colpitts

Rangkaian setara resonansi seri akan berubah jika kristal ditempatkan


pada suatu wadah atau “pemegang”. Kapasitansi akibat adanya keping logam
akan terhubung paralel dengan rangkaian setara kristal. Gambar b
memperlihatkan rangkaian setara kristal yang dilekatkan pada pemegang. Jadi
pada hal ini kristal memiliki kemampuan untuk memberikan resonansi paralel
dan resonansi seri.
Kristal ini dapat dioperasikan pada rangkaian tangki dengan fungsi
sebagai penghasil frekuensi resonansi paralel. Kristal sendiri dapat dioperasikan
sebagai rangkaian tangki. Jika kristal diletakkan sebagai balikan, ia akan
merespon sebagai piranti penghasil resonansi seri. Kristal sebenarnya merespon
sebagai tapis yang tajam. Ia dapat difungsikan sebagai balikan pada suatu

13
frekuensi tertentu saja. Osilator Hartley dan Colpitts (Waluyo, 2020) dapat
dimodifikasi dengan memasang kristal ini. Stabilitas osilator akan meningkat
dengan pemasangan kristal. Gambar memperlihatkan pemasangan kristal pada
osilator Hartley dan Colpitts.

Gambar 12 osilator Pierce.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Osilator merupakan komponen kunci dalam berbagai aplikasi
elektronika, seperti komunikasi nirkabel, pemrosesan sinyal, kontrol
industri, dan masih banyak lagi. Makalah ini telah membahas secara rinci
empat jenis osilator yang umum digunakan: osilator umpan balik positif,
osilator pergeseran fase, osilator LC yang ditala, dan osilator kristal.

Pertama-tama, osilator umpan balik positif menggunakan prinsip


umpan balik positif untuk menghasilkan gelombang osilasi. Dalam sistem
ini, sinyal keluaran kembali diarahkan ke input dengan fase yang sama,
memperkuat dan mempertahankan osilasi.

Sementara itu, osilator pergeseran fase memanfaatkan pergeseran


fasa antara tahap atau blok dalam rangkaian untuk menciptakan osilasi.
Osilator ini berguna dalam aplikasi di mana pergeseran fasa dibutuhkan
untuk memicu osilasi.

Kemudian, osilator LC yang ditala mengubah sinyal DC menjadi


output AC menggunakan rangkaian resonansi LC. Osilator ini sering
digunakan dalam peralatan frekuensi radio karena karakteristik kebisingan
fase yang baik dan kemudahan implementasinya.

Terakhir, osilator kristal menggunakan kristal quartz atau Rochelle


salt untuk menghasilkan sinyal dengan tingkat kestabilan frekuensi yang
sangat tinggi. Kristal tersebut digunakan sebagai resonator dalam osilator,
memastikan stabilitas frekuensi yang tinggi.

B. Saran
1. Perlu memahami dasar-dasar elektronika, termasuk resistansi,
kapasitansi, induktansi, dan sirkuit RC, LC.

15
2. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas
dengan banyak membaca referensi-referensi yang akurat dan dapat
dipercaya
3. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau
menyalurkan ilmu yang dimiliki untuk dibagi kepada sesama sehingga
bermanfaat dalam kehidupan

16
DAFTAR PUSTAKA

electronics-tutorials. (2018, Juli 11). LC Oscillator Basics. Diambil kembali dari


https://www.electronics-tutorials.ws/: https://www.electronics-
tutorials.ws/oscillator/oscillators.html
Nababan, C. D. (2018, Februari 14). Osilator Pergeseran Fase. Diambil kembali
dari https://www.scribd.com/:
https://www.scribd.com/document/457912972/Osilator-Pergeseran-Fase
Tutorialpoints. (2018, januari 21). Phase Shift Oscillators. Diambil kembali dari
https://www.tutorialspoint.com/:
https://www.tutorialspoint.com/sinusoidal_oscillators/sinusoidal_phase_sh
ift_oscillators.htm
Waluyo, R. S. (2020). ANALISIS RANGKAIAN OSCILATOR COLPITTS 20
KHZ UNTUK. Ilmu dan Aplikasi, 1-5.
Waynandar, S., Sulaiman, & Fithri, N. (2022). RANCANG BANGUN MODUL
PEMBELAJARAN. Bina Darma Conference on Engineering Science, 2-4.

17

Anda mungkin juga menyukai