Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Kerja praktek merupakan salah satu kegiatan mahasiswadiluar kuliah, praktikum dan seminar, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan mahasiswa serta untuk memenuhi persyaratan total mata kuliah di Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI). Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mendapat kesempatan melaksanakan kerja praktek selama kurang lebih 1 bulan di bagian avionic, Electric and Instrumentation (AEI) direktorat Teknik PT. Dirgantara Indonesia Bandung. Banyak bantuan serta bimbingan yang penulis dapatkan baik moril maupun materil, karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih sebesar-besarnya kepada : Bapak Susanto Sambasri, ST, MT, Ketua Jurusan Fakultas Teknik Elektro UNJANI Cimahi Bapak Een taryana ST, Sekretaris Jurusan Fakultas Teknik Elektro UNJANI Cimahi ,kepala AEI PT.DI Bandung ,Staff AEI PT.DI Bandung Segenap staff AEI PT. DI Bandung dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Tentu masih banyak kekurangan dan mungkin juga kesalahan dalam penulisan laporan ini, karena itu saran dan kritik selalu diharapkan. Semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat bagi pembaca.

Aulia Indra Putra 22110710 24 DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI .. .. 2 DAFTAR GAMBAR dan TABEL ... .. 4 ABSTRAK . 5 BAB I . PENDAHULUAN. . 6 I.1. Sejarah PT.DI. I.2. Struktur Organisasi PT.DI. BAB II.SISTEM NAVIGASI VIR - 32. . II.1. Deskripsi Umum VIR - 32... 2

II.1.1. II.1.2. II.1.3.

VOR/LOC Glide Marker

Receiver Slope Beacon

Receiver........................................................................... Receiver.. II.1.4. NAV processor module. II.1.5. Supply.. II.1. 6. NAV Control Power

Display. II.2. Spesifikasi VIR 32 . .. II.3. Penerima Navigasi VIR -32. II.3.1. VOR / LOC.. ... II.3.1.1. Definisi umum. II.3.2. Glide Slope. II.3.2.1. Definisi umum. II.3.3. Marker Beacon. II.3.3.1. Definisi umum. . 3

BAB III. PENGOPERASIAN III.1. VOR / LOC III.2. Glideslope III.3. Marker Beacon. BAB IV. PENUTUP.. IV.1. KESIMPULAN .. IV.2. DAFTAR PUSTAKA..

DAFTAR GAMBAR

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah PT.DI I.2. Struktur PT.DI

BAB II SISTEM NAVIGASI VIR 32 II.1. Deskripsi umum VIR-31A adalah salh satu sistem penerima navigasi vhf yang dilengkapi mikroprosesor dan didesain untuk menerima informasi VHF omnirange, localizer, glideslope dari ground tertentu ,dan pemberitahuan marker beacon dari pemancar marker. VHF omnirange (VOR) adalah VHF yang dipancarkan ke segala arah dari ground station dan digunakan untuk menentukan posisi pesawat terhadap ground station. Dalam mode vor, vir-31a dipergunakan untuk mengukur posisi pesawat terbang seperti "bearing to" (menuju) atau "radial from" (meninggalkan) stasiun VOR. Dalam mode ILS (instrument landing system) yaitu sistem instrumen pendaratan yang terdiri dari LOC (localizer) , GS (glide slope) dan MB (marker beacon) dipergunakan untuk menentukan perubahan pesawat kiri atau kanan dan atas atau bawah terhadap garis pusat LOC dan GS serta untuk menentukan jarak pesawat dngan landasan. LOC (localizer) adalah pengaturan posisi pesawat terbang terhadap jalur landasan secara horizontal. GS (glide slope) adalah pengaturan posisi pesawat terbang terhadap jalur landasan secara vertikal dangan membentuk sudut tertentu. MB (marker beacon) adalah tanda-tanda dengan indikasi 3 lampu yang masing-masing menyatakan jarak pesawat terbang terhadap jalur landasan, yaitu : outer marker,terletak antara 4-7 mile dari ujung landasan. middle marker,terletak antara 200 feet sampai dengan outer marker. inner marker,terletak pada jarak lebih kecil dari 200 feet.

Rangkaian MB menerima sinyal-sinyal 75 Hz dari pemancar marker dan filter-filter outer,middle,dan inner.

VIR-31A terdiri dari susunan penerima navigasi VHF omnirange , GS , dan MB , panel-panel NAV control display. Informasi kiri atau kanan dan atas atau bawah yang merupakan keluaran dari pesawat penerima dapat ditampilkan pada analog display atau digital display baik elektronik maupun mekanik. Diagram flow sistem VIR-31A dapat dilihat pada gambar 2.1 dengan bagian di dalam kotak besar bergaris putus-putus merupakan kongfigurasi sistem navigasi VIR-31A,yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 2.1 VIR-31A

II.1.1. VOR/LOC Receiver

Penerima vor/loc adalah jenis superheterodyne konversi tunggal (frekuensi yang diterima antena dicampur dengan frekuensi osilator lokal diletakan mixer tunggal untuk menghasilkan frekuensi baru) yang memberikan penerimaan AM dari sinyal LOC modulasi nada 90 Hz dan 150 Hz, penerimaan AM dari modulasi suara atau sinyal identifikasi nada dan sinyal navigasi VOR modulasi fasa. Sinyal RF dari polarisasi horizontal antena VOR digunakan pada switch double-tuned band pass filter dan penguat noise rendah yang dilanjutkan ke preselektor. Dari proselektor sinyal ini digunakan pada balance mixer dimana dicampur dengan frekuensi osilator lokal synthesizer yang dikontrol oleh nav processor module. Hasilnya berupa frekuensi IF (intermediaete frekuensi) 21,4 Hz yang dilewatkan pada filter kristal ke ACG yang mengontrol penguat IF. Sinyal lalu dilewatkan ke detektor yang menghasilkan sinyal modulasi audio frekuensi, yang mempunyai 2 macam output. Output pertama adalah data mentah NAV yang di umpankan ke NAV converter module, dan yang lain berupa level dc yang masuk ke penguat ACG untuk loop feedback ACG ke penguat IF kedua. Bagian dari penerima VOR yaitu synthesizer adalah papan phase lock loop (PLL : demodulator yang memberikan perbaikan threshold/ambang) yang terdiri dari IC PLL, IC modulus prescaler dan osilator referansi 3,2 Hz
II.1.2. Glide Slope Receiver

Penerima GS ini jenis penerima am super heterodyne konversi ganda (dilewatka mixer ganda) yang memberikan penerimaan sinyal GS modulasi nada dari 90 Hz dan 150 Hz. Bila frekuensi kanal ILS diseleksi, NAV processor mengatur penerima GS ke frekuensi yang diinginkan. Penerima GS memodulasi sinyal RF GS dari antena dan meneruskan sinyal yang dideteksi ke NAV converter module
10

untuk diproses guna memberikan indikasi deviasi kemiringan terhadap jalur landasan.

II.1.3. Marker Beacon Receiver

Penerima MB adalah jenis superheterodyne konversi tunggal dimana output detektor tidak diproses lagi di konverter. Sinyal 75 Mhz yang dipancarkan ground station diterima oleh antena marker, dikopel melalui preselektor triple tuned dan digunakan mixer. Mixer mencampur frekuensi ini dengan 85,7 Mhz dari osilator lokal untuk menghasilkan output IF 10,7 Mhz. Sinyal 10,7 Mhz ini difilter dan diperkuat filter kristal 2 tingkat dan penguat IF,kemudian dimasukam ke detektor. Detektor memodulasi sinyal IF 10,7 Mhz yang memberikan 2 output, satu output digunakan untuk penguat ACG dan yang lainnya untuk demodulasi sinyal audio 400 Hz,130 Hz atau 3000 Hz yang dimasukan kerangkaian filter/driver lampu. Level dari output detektor ditentukan pengaturan dari sensitivitas potensiometer HI dan LO. Switch sensitivitas HI/LO mengatur sensivitas penerima MB dngan menggunakan ground (untuk HI) atau open (untuk LO). Filter lampu dan penguat mengatur sinyal audio 400 , 1300 atau 3000 Hz untuk digunakan pada satu dari 3 lampu pengendali. Bila diberi energi, ground meneruskan dari lampu pengendali ke lampu marker yang berhubungan. Output audio dari filter lampu juga dipakai untuk penguat audi, yang memberikan audio level telepon untuk apliasi langsung ke sistem audio penerbangan. Level audio marker tidak diatur pengatur voume.
II.1.4. NAV processor module NAV prosesor module menangani seluruh sinyal kondisi, control dan fungsi pengaturan rutin kesemua modul dalam penerima NAV. Fungsi NAV prosesor : 11

Mengatur modul penerima NAV dan GS Menangani data input dan output Kalibrasi dalam mode VOR Menangani sinyal VOR , LOC , dan GS dari NAV converter module. Mengubah output MB ke lampu display. Monitoring VIR-31A

II.1.5. Power Supply Power supply VIR-31A mengubah tegangan dc 28 V ke tegangan regulasi +15 , -15, +5 dan -5 Vdc untuk digunakan pada modul penerima dan NAV Control Display. Power supply diaktifkan oleh sinyal enable power supply level rendah +28 Vdc, disalurkan dari avionic bus, kemudian diubah ke sinyal AC. Tegangan AC terregulasi digunakan untuk kumparan transformator multiple yang memberikan tegangan output yang bervariasi. II.1. 6. NAV Control Display Unit NAV control display mempunyai 200 kanal seleksifrekuensi dari frekuensi VOR dan LOC. Seleksi frekuensi dengan knob rangkap konsentris, satu knob untuk semua frekuensi dan satu lagi untuk orde MHz. Keistimewaan NAV control display frekuensi rangkap, satu aktif (act) dan satu lagi standby (sby) , dengan tombol tekan transfer. Switch selector berfungsi mengubah ode display operasi , bila fungsi radial (rad) atau bearing (brg) dipilih, display pada bagian bawah (sby) menunjukan radial atau bearing VOR yang dipakai dalam format gray code.

12

II.2. Spesifikasi VIR-31A

13

BAB III PENGOPERASIAN VIR 32

14

BAB IV PENUTUP IV.1. kesimpulan


Sistem navigasi sangatlah penting dalam suatu penerbangan, dan system ini digunakan sebagai penuntun agar pesawat dapat terbang dan mendarat dengan sempurna pada tempat dituju, terutama bagi penerbangan pada waktu malam hari, saat berkabut atau cuaca buruk. Tanpa system navigasi yang baik , penerbangan pesawat dapat menjadi suatu hal yang sangat berbahaya. Sistem navigasi VIR-31A ini, merupakajn salah satu dari beberapa alat yang dapat menuntun pesawat agar dapat melakukan landing atau take off.sistem ini juga merupakan salah satu instrument pesawat yang berhubungan dengan instrument lain, seperti Doppler, sistem pengukur jarak (DMS), system radar dan lain lain, yang merupakan satu kesatuan untuk membuat penerbangan berlangsung dengan baik. Sistem navigasi VIR-31A menggunakan pengontrolan secara digital

elektronik, yaitu dengan menggunakan NAV processor yang berupa microprocessor untuk menangani kondisi , control dan fungsi pengaturan rutin dan juga untuk untuk display dalam format gray code. Untuk mempermudah penginstalan instrument dalam pesawat , diperlukan wiring diagram yang mengandung informasi letak unit instrumentasi , hubungan input/output, harness, jenis da ukuran kabel, shielding serta jumlah kabel/konektor. Dan untuk mempermudah penggambaran isi keseluruhan pesawat yang berupa wiring diagram, letak instrument, tempat instrument dalam pesawat, model pesawat, dan lain sebagainya.

15

DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai