Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESELAMATAN KERJA DAN

APD (ALAT PELINDUNG DIRI)

Pokok bahasan : Keperawatan Komunitas

Subpokok Bahasan : Kesehatan Kerja Dan Alat Pelindung Diri

Topik : Alat Pelindung Diri dan Penyakit Akibat Kerja

Tanggal/Waktu : Senin 16 Oktober 2017 (17.30)

Penyuluh : Mahasiswa Ners STIKes Wiyata Husada Samarinda

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
a. Setelah penyuluhan selama 1x30 menit, peserta mampu menjelaskan
kembali pengertian, syarat, kesehatan kerja dan macam-macam APD
b. Setelah penyuluhan selama 1x30 menit, peserta mampu memahami
dan mengetahui tentang penyakit yang ditimbulkan selama bekerja

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
a. Menjelaskan pengertian Kesehatan kerja dan APD
b. Menyebutkan kembali 5 dari 9 syarat-syarat APD
c. Menjelaskan macam-macam APD
d. Menyebutkan kembali macam-macam penyakit yang timbul selama
bekerja
e. Menyebutkan kembali 5 dari 7 upaya pencegahan penyakit akibat
kerja

B. Metode dan Media


1. Ceramah dan tanya jawab
2. Leaflet

C. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
D. Setting Tempat

Keterangan :

Anggota kelompok 4 yang melakukan pendidikan kesehatan

Pekerja Bengkel Rahayu Motor

E. Pengorganisasian
1. Penyaji : Nur Yuliana
2. Moderator : Monica S Theresia
3. Fasilitator : Usfika Nisa Y.
4. Dokumentasi : Reno Dwi Sebastian

F. Kegiatan
No Komunikator Komunikan
Pre Interaksi Menjawab salam (2 menit)
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema Mendengarkan (3 menit)
penyuluhan
3 Apersepsi dengan menanyakan tentang Mendengarkan dan
pengertian kesehatan kerja dan fungsi APD. Menjawab (3 menit)
Tentang macam-macam penyakit akibat
kerja dan upaya pencegahannya
Isi Mendengarkan (20 menit)
4  Menjelaskan materi penyuluhan
mengenai pengertian, syarat,
keselamatan kerja dan macam-macam
APD
 Menjelaskan materi penyuluhan tentang
macam-macam penyakit akibat kerja
dan upaya pencegahannya
5 Memberikan kesempatan kepada Mengajukan pertanyaan (10
komunikan untuk bertanya tentang materi menit )
yang disampaikan
6 Penutup Menjawab (2 menit)
Memberikan pertanyaan akhir sebagai
evaluasi
7 Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan (3 menit)
kegiatan penyuluhan
8 Menutup penyuluhan dan mengucapkan Menjawab salam (2 menit)
salam

G. Evaluasi Proses
1. Peserta mampu mengikuti kegiatan dengan baik
2. Penyaji mampu menyajikan materi dengan baik
3. Kegiatan dilakukan sesuai dengan struktur yang telah disusun

H. Lampiran Materi
KESELAMATAN KERJA DAN
ALAT PELINDUNG DIRI

A. Pengertian Keselamatan Kerja


Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
daripencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas
darikecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapatmeningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik
adalah pintu gerbang keamanan tenaga kerja. Kecelakaan kerja selain
berakibat langsung bagi tenaga kerja, juga menimbulkan kerugian kerugian
secara tidak langsung yaitu kerusakan pada lingkungan kerja.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya,baik fisik atau mental,
maupun social, dengan usaha usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit
penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh factor factor
pekerjaandan lingkungan kerja serta terhadap penyakit penyakit umum.
1. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat
sekelilingnya, agar diperoleh produktif kerja yang optimal
2. Upaya kesehatan kerja dirumah sakit menyangkut tenaga kerja,
metode/cara kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya
ini meliputi peningkatan pencegahan, pengobatan, dan pemulihan
3. Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja iniadalah: identifikasi
permasalahan, evaluasi dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
4. Pekerja rumah sakit adalah tenaga medis: dokter, perawat, bidan.
Sedangkan non medis: insinyur, tehnisi, apoteker, ahli gizi, fisioterapi,
piñata anestesi, piñata rontgen, analis kesehatan, tenaga administrasi
5. Unit kerja sterilisasi adalah unitkerja yang mempunyai tugas pokok
melakukan sterilisasi alat alat medis dirumah sakit
B. MASALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatanmerupakan
resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitukapasitas kerja,beban
kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan
padapekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu
derajatkesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas.
Sebaliknya bilaterdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah
kesehatan kerja berupapenyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada
akhirnya akan menurunkanproduktivitas kerja.
1. Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya
belummemuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran
bahwa 30–40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita
anemia gizidan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi
kesehatan seperti initidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja
dengan produktivitasyang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan
kenyataan bahwa angkatankerja yang ada sebagian besar masih di isi
oleh petugas kesehatan dan nonkesehatan yang mempunyai banyak
keterbatasan, sehingga untuk dalammelakukan tugasnya mungkin sering
mendapat kendala terutamamenyangkut masalah PAHK dan kecelakaan
kerja.
2. Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat
teknisberoperasi 8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan
pelayanankesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja
bergilirdantugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat
menyebabkankelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan
pada bioritmik(irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban
kerja antara laintingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih
relatif rendah, yangberdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
tambahan secara berlebihan.Beban psikis ini dalam jangka waktu lama
dapat menimbulkan stres.
3. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat
mempengaruhikesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja
(OccupationalAccident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat
Hubungan Kerja(Occupational Disease & Work Related Diseases).

C. Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991).
Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya
bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih
secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap
bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
4. Bentuknya harus cukup menarik
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah
dalam menggunakannya
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya.

Suma’mur (1994) menggolongkan alat pelindung diri menurut bagian tubuh


yang dilindunginya ke dalam 8 golongan yaitu :
1. Alat Pelindung Kepala
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari bahaya
terbentur dengan benda tajam atau keras yang menyebabkan luka
tergores, terpotong, tertusuk, terpukul oleh benda jatuh, melayang dan
meluncur, juga melindungi kepala dari panas radiasi, sengatan arus listrik,
api, percikan bahan-bahan kimia korosif dan mencegah rambut rontok
dengan bagian mesin yang berputar Jenisnya berupa topi pengaman
yang terbuat dari plastik, fiberglass, bakelite.
2. Alat Pelindung Mata
Masalah pencegahan yang paling sulit adalah kecelakaan pada mata,
oleh karena biasanya tenaga kerja menolak untuk memakai pengaman
yang dianggapnya mengganggu dan tidak enak dipakai. Kaca mata
pengaman diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak
dengan bahaya karena percikan atau kemasukan debu, gas, uap, cairan
korosif partikel melayang, atau kena radiasi gelombang elektromagnetik.
3. Alat Pelindung Muka
Alat Pelindung Muka digunakan untuk mencegah terkenanya muka oleh
partikel-partikel yang dapat melukai muka seperti terkena percikan logam
pada saat melakukan pengelasan. Alat pelindung muka sekaligus pula
dapat melindungi mata. Alat pelindung muka yang biasa digunakan
berupa tameng muka atau perisai muka seperti goggles, helm pengelas
dan topi penutup.
4. Alat Pelindung Telinga
Hilangnya pendengaran adalah kejadian umum di tempat kerja dan sering
dihiraukan karena gangguan suara tidak mengakibatkan luka. Alat
pelindung telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga
dalam. Selain itu, alat ini melindungi pemakainya dari bahaya percikan api
atau logam panas misalnya pada saat pengelasan. Alat pelindung telinga
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Sumbat telinga
Alat ini memberikan perlindungan yang paling efektif karena langsung
dimasukkan ke dalam telinga
b. Tutup telinga
Alat ini dipakai di luar telinga dan penutupnya terbuat dari sponge
untuk memberikan perlindungan yang baik
5. Alat Pelindung Pernafasan
Secara umum alat pelindung pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 alat
yaitu :
a. Respirator, yang berfungsi membersihkan udara yang telah
terkontaminasi yang akan dihirup oleh pemakainya.
b. Breathing Apparatus, yang mensuplay udara bersih atau oksigen
kepada pemakainya.
6. Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Tangan merupakan alat yang paling banyak digunakan
karena kecelakaan pada tangan adalah yang paling banyak dari seluruh
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Pekerja harus memakai
pelindung tangan ketika terdapat kemungkinan terjadinya kecelakaan
seperti luka tangan karena benda-benda keras, luka gores, terkena bahan
kimia berbahaya, luka sengatan dan lain-lainnya.
7. Alat pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya
kejatuhan benda-benda berat, terinjak benda yang berputar melalui kjaki,
kepercikan larutan asam dan basa yang korosif atau cairan panas,
menginjak benda tajam. Sepatu pelindung dan boot harus memiliki ujung
sepatu yang terbuat dari baja dan solenya dapat menahan kebocoran.
Ketika bekerja di tempat yang mengandung aliran listrik, maka harus
digunakan sepatu tanpa logam yang dapat menghantarkan aliran listrik.
Jika bekerja di tempat biasa maka harus vdigunakan sepatu yang tidak
mudah tergelincir, sepatu yang terbuat dari karet harus digunakan ketika
bekerja dengan bahan kimia.
8. Pakaian pelindung
Pakaian pelindung dapat berbentuk APRON yang menutupi sebagian dari
tubuh yaitu mulai dari dada sampai lutut dan overalla yang menutup
seluruh badan. Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi
pemakainya dari percikan cairan, api, larutan bahan kimia korosif dan oli,
cuaca kerja (panas, dingin, dan kelembapan). APRON dapat dibuat dari
kain, kulit, plastik, karet, asbes atau kain yang dilapisi aluminium. Perlu
diingat bahwa APRON tidak boleh dipakai di tempat-tempat kerja yang
terdapat mesin berputar.

D. Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja. Beberapa kemungkinan penyakit yang dapat terjadi
dapat digolongkan menjadi 5 golongan yaitu :
1. Fisik
Kerusakan indera pendengaran, angioneorosis, heat rash, kejang kejang,
panas, radang dingin, gangguan penglihatan, kanker.
2. Kimia
pneumoconiosis, keracunan akibat zat kimia tersebut
3. Biologis/infeksi
antraksis, kulit
4. Fisiologis
luka, Flaktur/trauma
5. Psikologis
Stress

E. Upaya-upaya Pencegahan Penyakit Akibat kerja


1. Substitusi yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan
bahan-bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama
sekali, misalnya karbon tetraklorida diganti triklor-etilen
2. Ventilasi Umumyaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya
menurut perhitungan ke dalam ruang kerja, agar bahan-bahan
berbahaya ini lebih rendah dari kadar yang membahayakan, yaitu
kadar pada nilai ambang batas
3. Ventilasi Keluar Setempatadalah alat yang dapat mengisap udara dari
suatu tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan yang berbahaya dari
tempat tersebut dapat dialirkan keluar
4. Isolasiadalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang
membahayakan, misalnya isolasi mesin yang hiruk pikuk, sehingga
kegaduhan yang disebabkannya menurun dan tidak menjadi
gangguan pada pekerja
5. Pakaian/Alat Pelindungalat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa,
kacamata, masker, helm, sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus
yang didesain untuk pekerjaan tertentu
6. Pemeriksaan Sebelum Bekerjayaitu pemeriksaan kesehatan pada
calon pekerja untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut sesuai
dengan pekerjaan yang akan diberikan baik fisik maupun, mentalnya
7. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkalaadalah pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap pekerja, apakah
ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang
dilakukan. Dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali,
atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Daftar Pustaka

Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Widya

Medika.

Depkes RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta

Knollmueler.1998. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah. Jakarta.

EGC.

MPR RI. 1999. GBHN 1999 – 2004. Jakarta.

Summamur. 1994. Kesehatan Kerja. Jakarta. Widya Medika

Anda mungkin juga menyukai