Anda di halaman 1dari 18

KEPEMIMPINAN DALAM KEWIRAUSAHAAN

Definisi Kepemimpinan secara Umum

Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak


dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-
pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan secara umum, antara lain :

Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari


kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi
di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan
kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen
primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok,
ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.

Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk


memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama
yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan
terarah.

Definisi Kepemimpinan dalam Berwirausaha

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah


pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan
orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu.
Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil memimpin para
karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada
pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan
yang berkesinambungan dari perusahaan.

Para wirausahawan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka


mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter
pribadi mereka dalam memajukan perusahaannya.
Bagaimana Menjadi Pemimpin yang Baik:

Tipe-tipe Kepemimpinan dalam Berorganisasi:

 Tipe Otokratik

Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang


yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang
menonjolkan “keakuannya”,

 Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang


bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama
masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para
anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.

 Tipe Kharismatik

Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat
memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang
sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang
dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat
menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

 Tipe Laissez Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar


dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang
sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-
sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-
masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi

 Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.

 Tipe Administratif

Pemimpin tipe administrative ialah pemimpin yang mampu


menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif sehingga diharapkan
muncul perkembangan teknis, manajemen modern dan perkembangan sosial.

Ciri ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ideal antara lain :


Pengetahuan umum yang luas. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki
kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak
secara generalis.

Kemampuan Bertumbuh dan Berkembang

Sikap yang inkuisitif atau rasa ingin tahu merupakan suatu sikap yang mencerminkan
dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua,
kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.

Kemampuan analitik. Efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada


kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan
pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan
dalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.

Daya ingat yang kuat. Pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada
di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk
kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.

Kapasitas integratif. Pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki


pandangan holistik mengenai orgainasi.

Keterampilan berkomunikasi secara efektif. Fungsi komunikasi dalam organisasi antara


lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi
pengawasan.

Keterampilan mendidik. Memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk


meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan
meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.

Rasionalitas. Semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula


tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil
pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga
dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi
tersebut.

Objektivitas. Pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan
penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin
dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara
objektif.

Pragmatisme. Dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud


dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran
yang berada dalam organisasi.

Kematangan mental. Seorang pemimpin harus memiliki kematangan mental yang


terlihat pada kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung, tidak gampang marah dan
sebagainya.

Prinsip Sejati Kepemimpinan Kewirausahaan

Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha


adalah suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring dan tiga komponen, yaitu
pengembangan pnibadi individu, efektivitas kerja sama tim dan perubahan
organisasi. Namun tenlalu sering ketiga komponen mi tumbuh tidak seining.
Sebagai contohnya, kita ambil mereka yang memilih untuk melakukan
pengembangan pribadi. Tidak terhindankan lagi, cepat atau lambat, akan dijumpai
bahwa mereka melihat sesuatu dengan cara yang berbeda dan tim tempat mereka
bekerja dan dan onganisasi yang mereka layani. Apa yang terjadi?

Biasanya rekan sekerja sangat cepat untuk memadamkan pendekatan


antusias mula-mula yang dimiliki oleh seorang individu dengan komentar: ‘Jangan
pedulikan, mereka sudah berada di jalur yang benar—tapi jangan khawatir, meneka
akan segera kembali normal’. Pendekatan individual yang kedua yang lebih jujur
adalah mencoba untuk mengawali perubahan di dalam tim dan organisasi mereka.
Sering kali setelah itu mereka merasa terisolasi. Pendekatan ketiga yang lebih
menentukan adalah memiliki pendirian. Ini memberikan pembenaran bagi rekan-
rekan yang lain untuk mengisolasi lebih jauh. Bergantung pada daya tahan dan
tingkatan status mereka, pendekatan yang beragam ini dapat berjalan sampai
dengan tingkatan tertentu, namun biasanya hanya untuk jangka pendek.
Kemudian pendekatan reflektif yang keempat ‘mengapa saya membuang-
buang waktu saya di sini’ datang kepada mereka. Dan sini seseorang akan jatuh
kembali dalam rasa aman perilaku lama yang sudah dibuang atau mengambil
kesempatan untuk pergi. Langkah mi mungkin berharga bagi orang tersebut,
walaupun menyakitkan bagi organisasi. Mereka melakukan hal itu bukan karena
mereka benar-benar menginginkannya tapi karena mereka telah mencapai tingkat
ketidakpuasan terhadap apa yang mereka lakukan. Dengan bekerja keras untuk
mengembangkan potensi mereka, mereka ingin tetap melanjutkan bertumbuh,
bukannya dihalangi oleh pemikiran sempit dan kekhawatiran akan rasa aman.
Mereka ingin memiliki kemampuan untuk melayani dan dihargai, menjadi seperti
kepada siapa mereka bekerja sekarang. Untuk alasan yang sama banyak hubungan
gagal ketika salah satu berkembang dan yang lain ingin menjaga agar segala sesuatu
tetap seperti apa adanya. Dalam suatu hubungan, kecuali terdapat kesepakatan
untuk pertumbuhan dan penghargaan, mereka akan kandas gagal atau tersapu hanya
disebabkan oleh perilaku mereka.

Hal yang sama dan sudut pandang organisasi, setiap program perubahan
yang tidak mengembangkan secara pribadi orang-orangnya dan terus
melakukannya dengan membangun pemikiran dan kepemilikan wirausaha, tidak
akan dapat menghindar dan ketidaklanggengan dan akan terlihat hanya sebagai
suatu trend sesaat dengan pengulangan kata-kata yang umum: ‘lagi-lagi i, program
perubahan yang lain’ yang disuarakan di sepanjang koridor dan e-mail.

Suatu kejutankah bahwa organisasi tidak mempertahankan orangorang


terbaiknya? Persentase orang yang meninggalkan organisasi cukup tinggi.
Beninvestasi jutaan dolar untuk pelatihan demi keuntungan kompetisi merupakan
kegiatan yang biasa dilakukan, namun mempertthankan orang-orang unggul yang
menjadi kunci pengembangan organisasi sebenarnya lebih masuk akal. Dan sudut
pandang tim, banyak pesaing yang sukses dan organisasi mapan telah
mempersiapkan diri karena keseluruhan tim yang dikembangkan bersama, merasa
tertahan baik oleh orang-orang dalam organisasi maupun oleh struktur organisasi
itu sendiri.
Tindakan yang Tepat dan Kepemimpinan Kewirausahaan

Dunia kewirausahaan dapat diumpamakan seperti mengendarai sesuatu yang


kita tidak terbiasa di dalam suatu lingkungan yang tiba-tiba tampak lebih berbahaya
danipada yang kita perkirakan pada awalnya. Kebiasaan kita adalah untuk menanrik
diri kepada kenyamanan di dalam kepompong, sesuatu yang kita percayai lebih
aman, di mana kita dapat bersantai sejenak tanpa perlu berkonsentrasi, dan
mendapatkan sesuatu tanpa terlalu memikirkan bagaimana kita melakukannya.
Kebiasaan semacam ini harus digantikan dengan memahami pninsip-pninsip yang
akan memastikan bahwa kita dapat mencapai tujuan kita dan berlatih dengan
disiplin sampai kita bisa melakukannya.

A. ORANG-ORANG (People) yang Tepat

‘Orang-orang membuat perubahan’ telah menjadi slogan dan banyak


konferensi organisasi yang menjadi terlalu jelas. Tak ada yang lebih bertenaga
daripada suatu ide yang telah tiba waktunya, namun tanpa diterapkan, ide tersebut
menjadi tidak berharga.

Perulangan yang umum dan wirausahawan yang berhasil adalah: ‘hanya jika
saya dapat menemukan seseorang seperti saya.’ Pemimpin konponasi mengalami
kepedihan yang mendalam untuk menemukan orang yang tepat untuk
menggantikan dirinya. Politisi gemar melingkupi diri mereka dengan onang-orang
yang tepat. Mereka semua ingin menggandakan dirinya karena menemukan orang
yang tepat itu sungguh mendekati mustahil. Namun demikian ini bisa dilakukan,
namun kegiatan menemukan mereka, kemudian mengembangkan mereka,
kemudian mempertahankan meneka karena mereka ingin untuk dipertahankan,
membutuhkan me tode yang pnaktis namun tidak konvensional.

Sebagai seorang pemimpin wirausaha, Anda harus memperlakukan orang-


orang Anda sebagaimana mereka layak diperlakukan. Jika Anda merasa tidak yakin
pada peran mereka, minta mereka menentukan harapan dan target mereka sendiri.
Jika merupakan sesuatu yang tidak tentu untuk tujuan target yang jenius, maka
tentukan demikian. Selalu mantapkan peran Anda, pahami apa yang diharapkan dan
Anda namun jangan batasi diri sendiri dengan harapan-harapan Anda.

Memiliki sikap yang tepat memastikan bahwa peran terpenting pemimpin


wirausaha, yaitu mengembangkan kemampuan melihat tantangan sebagai
kesempatan dan kemunduran sebagai ketidaknyamanan sementara, dikembangkan
sepenuhnya.

B. KOMUNIKASI (Communication) yang Tepat

Kepemimpinan wirausaha tidak dapat berfungsi tanpa garis komunikasi yang


terbuka balk dan jelas. Di kebanyakan organisasi, bagaimana pun, survei secara
bervari\ asi menunjukkan dengan jelas adanya komunikasi yang buruk, tertutup dan
penuh rahasia. Salah satu penghalang fundamental untuk pertum buhan yang sukses
adalah mayoritas orang tidak memahami dan kare nanya tidak menjalankan,
komunikasi.

Kebanyakan organisasi di Barat menggunakan gaya komunikasi yang berakar


pada tradisi debat dan argumentasi. Dalam tradisi semacam itu keterampilan
advokasi dipertimbangkan sebagai yang terpenting. Namun seperangkat
keterampilan lain sering diminta karena debat dan advokasi seinacam itu dapat
menghambat aliran ide-ide. Tuntutannya adalah keterampilan menginvestigasi
yang mendukung hasil yang terbaik untuk semua yang terlibat dan didasarkan
bahwa setiap orang adalah sumber ide yang berharga. Adrian akan menciptakan
sebuah proposal, ketimbang suatu bentuk advokasi, dengan menggunakan visi dan
nilai untuk meng arahkan bimbingan dan karenanya ide dapat terus mengalir.

Sebelum menawarkan nasihat sebebas yang biasa kita lakukan sebelum nya,
kita perlu belajar mendengarkan apa yang dikatakan orang lain tanpa asumsi,
praduga dan opini yang kita bawa sendiri sebagai kesempatan menyerang yang klta
nanti-nantikan. Ini termasuk belajar mendengarkan diri kita sendiri, bertindak
dalam peran yang benar, ketimbang peran yang kita ambil untuk menyenangkan
semua orang. Dengan jalan mi klta dapat belajar untuk menghargai dan mana asal
seseorang. Karena, tanpa di ragukan lagi, pusat rahasia untuk menjalankan
komunikasi yang tepat adalah membuat lawan bicara Anda merasa berharga.

Kewirausahaan menuntut tingkat kesadaran yang tinggi. Dalam hal mi ide-


ide dan banyak kesempatan ‘disesuaikan’ ke dalamnya. Maka sebagai pemimpin
wirausaha, Anda harus menjalankan kemampuan berkomu nikasi karena tanpa
memandang betapa cemerlang berbagai ide dan kesempatan, mereka pasti akan
hilang atau tak lagi berharga tanpa semua komunikasi yang berhubungan
dengannya dijalankan dengan cara tepat.

C. KERJA TIM (Teamwork) yang Tepat

Komunikasi yang tepat penting untuk kerja tim yang tepat. Bayangkan,
seorang pengintai pendahulu(advance scout) yang dikirim oleh sekelompok
perintis menemukan tempat perkemahan musuh. Jika si pengintai tidak suka
terpilih, tidak menyukai pemimpin perintis(pioneer leader) dan kebanyakan
anggota kelompok, ia mungkin saja memutuskan untuk menghindari perkemahan
dan membiarkan kelompok tersebut menjaga diri mereka sendiri. Ia dapat saja,
tentunya, memilih untuk kembali pada kelompok dan memperingatkan mereka,
namun jika si pemimpin penn tis (pioneering leader) tidak memiliki keyakinan
pada si pengintai, mengapa ia harus menunjukkan tindakan defensif. Jika mungkin
sang pemimpin yakin pada si pengintai, namun tidak mampu mengorganisasi orang
orangnya pada saat tindakan yang perlu harus dilaksanakan, maka kelompok akan
menjadi sangat rentan terhadap pemusnahan. Tentunya, jika laporan pengintai
langsung ditenima pimpinan dan dijalankan oleh seluruh kelompok, suatu rute
alternatif akan dapat dijalani dengan sukses. Sangat jelaslah bahwa agar suatu
kelompok dapat bekerja sebagaimana mestinya, kelompok harus bekerja sebagai
suatu tim. Terdapat tiga elemen utama untuk sebuah tim agar dapat berfungsi baik.

D. INOVASI (Innovation) yang Tepat

Inovasi wirausaha; ‘memberi kenyamanan’ pada wirausaha yang tidak


memiliki. Kebutuhan adalah induk dan penemuan dan semakin dirasakan tidak
nyaman, semakin besar inovasi dan peningkatan yang dicari. Rasa frustasi dan
ketidaknyamanan yang disebabkan pemogokan pegawai pos dan berbagai
keterlambatan memunculkan pengembangan mesin fax.

Penggunaan kertas fax yang tipis, mudah rusak dan tidak praktis men orong
munculnya inovasi penggunaan kertas yang lebih praktis, dapat diisi atau
diteruskan. Beralih dan mesin fax menuju e-mail dengan lampiran elektronik,
kemudian dokumen-dokumen besar, kemudian kecepatan yang lebih tinggi untuk
perpindahan data ke suara dan data dengan kompleksitas lebih besar dan terus
berlanjut berpindah dan apa yang semula nyaman menjadi tidak nyaman karena
yang lebih nyaman lagi kemudian muncul mengatasinya. Wirausahawan yang
pertama kali memulai suatu bisnis berada pada suatu kondisi ketidaknyamanan
yang sehat. Seiring dengan perkembangan organisasi yang tidak terhindarkan
menuju suatu posisi yang lebih nyaman di pasar, secara perlahan-lahan dia
kehilangan kemampuannya untuk berinovasi. Oleh karena itu merupakan peran dan
pemimpin wirausaha untuk memastikan rasa puas diri tensebut digantikan dengan
strategi yang merupakan rangkaian kesatuan dan kondisi tidak nyaman menjadi
kondisi nyaman.

E. PELANGGAN/KONSUMEN (Customer) yang Tepat

Bagi pemimpin wirausaha saat ini konsumen yang tepat adalah setiap orang
yang mereka kembangkan dalam rangka membentuk organisasi wirausaha. Untuk
pemimpin wirrrausaha yang aspiratif konsumen yang tepat adalah mereka yang
penting untuk menciptakan nilai dengan memaksimalkan pilihan peluang menjadi
fokusnya. Dengan cara yang sama bahwa kita tidak dapat memfokuskan diri pada
setiap kesempatan, demikian juga terhadap konsumen. Oleh karena itu sangatlah
penting untuk memilih konsumen di mana kita dapat memprioritaskan energi kita.

Setiap konsumen memiliki bentukan emosi yang berbeda sebagai individu,


dan setiap organisasi memiliki strategi yang didorong oleh nilai yang berbeda, dan
semuanya memiliki masalah yang berbeda yang harus dipecahkan. Anda
memenangkan dan mempertahankan konsumen dengan memberikan apa yang
mereka inginkan, bukan apa yang Anda pilcix mereka inginkan. Mendefinisikan
konsumen yang sesunguhnya dengan demikian memerlukan pendefinisian profil
dan orang yang sungguh sungguh akan memperoleh manfaat dan nilai tambah yang
diperoleh dan inovasi yang tepat. Secara sederhana, kenalilah konsumen Anda

Konsumen yang tepat adalah orang-orang yang Anda layani karena mereka
membawa raison d’etre (alasan keberadaan) organisasi. Satu-satunya cara untuk
mempenlakukan mereka adalah mempenlakukan dengan baik dan tepat. Biasanya
orang akan cenderung untuk memperlakukan orang lain dengan suatu cara di mana
mereka sudah ‘terkondisi’ dengan perlakuan yang mereka terima dari orang lain.
Inilah mengapa progam pelatihan dan insentif jangka pendek untuk meningkatkan
manajemen atau inovasi dalam berhubungan dengan konsumen demikian keliru.
Setiap strategi hubungan haruslah konsisten dan bertahan dalam kata-kata maupun
penerapannya sehari-hari. Jika tidak, suatu ‘budaya konsumen yang tepat’ yang
dibangun dalam waktu bertahun-tahun dapat memburuk dalam waktu singkat.

Perilaku Kepemimpinan

Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :

1. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan


dan mencapai sasaran.
2. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan
manusiawi.

Ada tiga variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan:

1. Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para


pengikut .
2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan.
3. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka
mengarahkan para bawahan.

Orientasi Tugas Pemimpin

Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut :


a. Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya.
b. Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan
memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka.
c. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju
tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang
dirumusakan secara jelas dan khas.
d. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam
merencanakan, mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-
kegiatan yang berorientasi pada tujuan.

Orientasi Orang-Orang

Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola


sebagai berikut :

a. Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam


organisasi dan menghilangkan ketegangan jika timbul.
b. Menunjukkan perhatian kepada orang sebagai manusia dan bukan
sebagai alat produksi saja.
c. Menunjukkan perhatian dan rasa hormat pada kebutuhan-
kebutuhan, tujuan dan keinginan, perasaan dan ide karyawan.
d. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan karyawan.
e. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong
inisiatif.
f. Menciptakan suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.

Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam


berhubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi
individu dan persaingan daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan
tugas dan tanggung jawab

Pemimpin dan Manajer


Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa
wiraswastawan adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah
wiraswastawan, memimpin dan mengelola bukanlah merupakan aktivitas yang
identik. Kepemimpian adalah bagian dari manajemen. Pengelolaan ( manage)
adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin dan dipusatkan pada
masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan terutama ditekabkan pada
isu perilaku.

Pemimpin yang berhasil cenderung memiliki karakteristik berikut :

1. Kecerdasan, termasuk kemampuan menilai dan verbal.


2. Prestasi dimasa lalu dalam bidang pendidikan dan olah raga.
3. Kematangan dan stabilitas emosional
4. Ketergantungan, ketekunan, dan dorongan untuk mencapai prestasi
yang berkesinambungan.
5. Ketrampilan untuk berprestasi secara sosial dan beradaptasi dengan
berbagai kelompok
6. Keinginan untuk menggapai status posisi sosial ekonomi,

Penentuan Dalam Membuat Keputusan

Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang


perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan
adalah :

1. Kekuatan dalam diri wirausahawan


2. Kekuatan pada bawahan.
3. Kekuatan dalam situasi kepemimpinan.

Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan


yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Ingat bahwa Kepemimpinan
Wirausaha adalah: menanamkan keyakinan untuk berpikir, berperilaku dan
bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan
yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi
semua stakeholders yang terlibat,

Sikap-sikap Pemimpin yang Sukses dalam Berwirausaha

 (Purposeful) - MEMILIKI TUJUAN YANG JELAS UNTUK DICAPAI:


tujuan yang sesungguhnya

Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendinian, memiliki fokus,


memiliki keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan
berdaya tahan, sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan
tuntutan tujuan apa pun. Tak dapat dipungkiri, ini adalah salah satu kualitas
manusia yang paling dicari dalam kehidupan, namun banyak orang yang belum
memilikinya. Seseorang yang tidak memiliki tujuan dapat diibaratkan sebagai
sebuah kapal di tengah-tengah kabut di lautan yang telah kehilangan kemudi dan
layar sekaligus. Di saat semuanya berjalan mulus, sering kali dilema muncul tanpa
kita sadari, kecuali mungkin kurangnya pemahaman akan arah yang jelas atau
gerakan yang meyakinkan. Saat cuaca berubah ia akan bereaksi dengan pengaruh
dari luar. Namun kita tetap dapat kehilangan arah tujuan kita seandainyapun layar
dan kemudi tetap ada di tempatnya. Kecuali jika Anda mcmiliki tujuan yang jelas
dalam mengambil suatu tindakan, Anda akan menuju arah yang salah.

 (Responsible) - TANGGUNG JAWAB: kehandalan yang sejati.

Pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab sendiri mengenai ‘akan


menjadi seperti apa perusahaan saya, jika semua orang seperti saya’ adalah sebagai
berikut: Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya dalam diri kita membutuhkan
evaluasi yang teratur. Kebiasaan memahami betapa kita harus bertanggung jawab
terhadap apa yang kita pikirkan dan lakukan menupakan hal bernilai untuk
dibangun. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada din orang lain
membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. Kebiasaan semacam ini
akan mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih
besar sebagaimana tanggung jawab yang kita harapkan dan orang lain. Sebagian
besar evaluasi kinerja tradisional terlalu terpisah-pisah dan lebih berlandaskan pada
‘bagaimana Anda dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik’ danipada ‘seberapa
balk yang telah Anda lakukan.’ Evaluasi kinerja seharusnya mengikutsertakan
secara tepat apa yang ingin dicapai dan kata itu: baik mengevaluasi maupun juga
memuji.

 (Integrity) — INTEGRITAS: nilai yang sejati

Tidak ada kualitas tunggal yang mendefinisikan para pemimpin, baik yang
berpemikiran wirausaha atau tidak. Namun kualitas yang tak dapat diabaikan adalah
melakukan sesuatu yang benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan
penghargaan pada orang lain. Memahami apa yang benar untuk dilakukan dan
secara nyata mengerjakannya berarti memiliki integnitas. Filsuf Yunani Socrates
percaya bahwa untuk sungguh mengetahui apa yang benar tidak mungkin tanpa
bertindak selaras dengannya. Ketika dia telah dijatuhi hukuman mati oleh
pemenintah untuk apa yang dianggap sebagai pandangan yang sangat kontroversial,
teman-temannya memaksanya untuk melarikan diri dengan rencana yang telah
mereka susun. Socrates dengan tegas menolak saran mereka, dengan menjawab:
‘Sepanjang hidupku, aku telah mengajarkan bahwa orang harus mematuhi hukum
yang berlaku di suatu tempat. Jika hukum itu salah maka kita harus
memperbaikinya melalui diskusi, dan walaupun saya menjadi korban ketidakadilan,
saya tidak dapat dengan tiba-tiba melawan apa yang menjadi kepencayaan saya
hanya karena hidup saya terancam. Pnionitas pertama manusia bukan hanya untuk
hidup, namun untuk memimpin suatu kebaikan dan menjalani kehidupan’ Dengan
lebih memilih untuk memberikan hidupnya dibandingkan hidup tanpa integnitas,
dia membuat sebuah contoh sangat besar mengenai melakukan apa yang Anda
ajarkan.

 (Nonconformity) - KETIDAKCOCOKAN: kreativitas yang sesungguhnya

Pemimpin wirausaha bukanlah seorang yang mudah cocok, kecuali dalam


hal ketaatan mereka terhadap nilai inti. Tak seorang pun mencapai sukses yang
sesungguhnya untuk menjadi diri sendiri dengan menjadi seorang yang mudah
cocok (konformis). Namun dalam bisnis, banyak orang berpegang teguh pada pola
yang mereka percayai, yaitu selubung mayoritas merupakan suatu prasyarat bagi
persetujan dan keberhasilan. Dengan cara ini bisnis menjadi mangsa mitos ,
mendasar—bahwa mayoritas secara otomatis dan tanpa terkecuali selalu benar.
Namun mayoritas tidaklah maha tahu semata-mata karena dia adalah mayoritas dan
sullt untuk memastikan kebenaran pendapat tersebut.

 (Coureqeous) – KEBERANIAN : kekuatan yang sejati

Ketika Anda memiliki keberanian terhadap pendirian Anda dan keberanian


untuk menjadi diri Anda sendiri dan mengikuti jalan yang Anda percayai sebagai
yang terbaik, kekuatan Anda yang sejati berkembang secara alami. Di dalamnya,
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ditinjau ulang dan diperhatikan,
sementara kategori Kelemahan lebih diutamakan daripada apa yang dianggap
sebagai kekuatan. Setiap laporan akan menekankan lebih pada yang pertama
daripada yang terakhir secara sungguh-sungguh, sekalipun salah pedoman,
kepercayaan bahwa sesuatu yang salah haruslah menjadi perhatian.

 (Intuitive) — INTUITIF : keputusan yang sesungguhnya

Suatu keputusan yang nyata merupakan sesuatu yang sangat penting. Bukan
apa yang anda, Anda makan, ke mana Anda akan pergi atau bahkan, mobil apa yang
akan Anda beli. Keputusan yang sesungguhnya adalah sesuatu yang mempengaruhi
masa depan dan keberhasilan Anda dan juga orag lain. Sedikit orang akan
berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting dalam bisnis adalah
untuk maju bersama dengan yang lain. Saya percaya bahwa itu sama pentingnya
dengan membuat keputusan yang benar ‘Tentu saja demikian! dapat saya
bayangkan Anda berkata kepada diri Anda sendiri. Hidup ini akan menjadi
sempurna yang kita harapkan jika ini yang terjadi. Namun membuat keputusan yang
sulit, apalagi selalu membuat keputusan yang benar. Saya berpendapat, setiap dari
kita dapat belajar bagaimana untuk menjadi intuitif sampai pada titik saat kita harus
membuat sesuatu keputusan yang sangat penting, baik besar maupun kecil, dengan
latihan bertahap untuk menjadi yang terbaik.

 (Patience) — KESABARAN: hubungan yang sesungguhnya


Manusia memiliki keunikan, dalam menempatkan batasan waktu bagi suatu
hasil yang diinginkannya dalam hidup, khususnya berkaitan dengan relasi. Tentu
saja, mudah bersikap sabar terhadap sesuatu yang ihasilnya sudah ten- tu, karena
dalam kepastian, hanya sedikit ruang untuk kecemasan. Terdapat hubungan
langsung yang berkaitan antara kesabaran dan kepastian, sebanyak antara
ketidaksabaran dan keraguan. Semakin Anda tidak sabar untuk sesuatu berjalan
sesuai kehendak Anda, semakin Anda bertanya-tanya apakah akan terjadi demikian.
Kapanpun Anda mempertanyakan suatu ide intuitif yang Anda percayai benar,
pertanyaan Anda menyebabkan meningkatnya keraguan sampai Anda berpikir
bahwa ide itu tidak tidak masuk akal dan kemudian mengabaikan atau mengulurnya
hingga sesuai dengan batasan rasional Anda. Sekalipun ide tersebut benar dalam
rasio Anda, terpengaruh oelh ketidaksabaran Anda untuk mencapai apa yang Anda
inginkan, akan tampak sebagai ide yang salah atau jalan yang terlalu lambat untuk
apa yang Anda inginkan. Bersikap sabar membutuhkan keyakinan.

 (Listen) — MENDENGARKAN: pasar yang sesungguhnya

Pemasaran adalah istilah yang pada mulanya dimaksudkan untuk


memberikan gambaran bagaimana keberhasilan suatu bisnis bergantung
sepenuhnya pada sesuatu di luar dirinya. Pemasaran mengajarkan, jika kita
mendengarkan perekonomian, masyarakat, dan konsumen, kita dapat menggunakan
informasi tersebut untuk menentukan strategi internal. Aneh,nya pemasaran sangat
jarang digunakan untuk hal ini. Bukan berarti ‘siapakah konsumen kita’ , pemasaran
telah menjadi sekadar alat pendukung penjualan dengan bertanya ‘bagaimana kita
dapat menjual lebih banyak yang kita inginkan. Dengan telah beralihnya kita dari
budaya menjual produk menjadi melayani konsumen, sekarang menjadi lebih
penting untuk mendengarkan pasar kita dan menentukan apa yang mereka inginkan
dibanding masa-masa sebelumnya.

 (Enthusiasm) – ANTUSIASME : komunikasi yang sesungguhnya

Manusia dilahirkan dengan cara pandang yang optimis atau positif, namun
pesimisme atau pandangan-pandangan negatif sering kali memungkinkan untuk
dikedepankan. Pesimisme datang dan kekecewaan, dari suatu impresi buruk yang
terbentuk karena rintangan yang terjadi di masa lalu. Mungkin pesimisme
menunjukkan kehati-hatian dan pengalaman, namun yang baik adalah untuk
berpikir hanya pada kesulitan macam apa yang dapat terjadi di depan kita? Efek
psikologis dan optimisme adalah dia membantu pencapaian keberhasilan.

 (Service) — LAYANAN: tindakan yang sesungguhnya

Setiap orang mengetahui betapa pentingnya layanan pelanggan. Setiap


orang berpikir bahwa mreka mengetahui layanan sebaik apa yang dibutuhkan.
Walaupun begitu, persepsi konsumenlah yang benar-benar harus diperhitungkan.
Memahami persepsi konsumen terhadap Anda, produk Anda, layanan Anda, dan
bisnis Anda merupakan kunci untuk membangun hubungan jangka panjang dan
keberhasilan dalam menumbuhkan penjualan. Meskipun demikian, kecuali kita
mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pelanggan, kita akan dapat
memaksimalkan nilai yang kita bentuk dari kesempatan memiliki konsumen.
Mendapatkan masukan dari konsumen sama pentingnya dengan menerima
masukan tentang diri kita. Itu membantu kita mengevaluasi tindakan nyata yang
diperlukan.

Mengapa Kepemimpinan Penting dalam Berwirausaha:

1. Agar dalam pelaksanaan berwirausaha dapat terorganisir dengan


baik.
2. Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan
bertanggung jawab dalam mengurus dan mengelola suatu usaha.
3. Pemimpin adalah jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang
sangat penting dan vital dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan,
penanggung jawab tindakan yang dilakukan oleh setiap bawahannya,
memberikan wewenang, dan lain-lain.
4. Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan
terjadi kekacauan dan kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang
mengakibatkan kebangkrutan.
5. Pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam berwirausaha
KESIMPULAN
Ada 3 variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan:
Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang
wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya yang mau
bekerjasama dengan dia untuk memajukan perusahaan.
Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai
otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang
karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini
seorang wirausaha telah membagikan kekuasaannya kepada karyawan lain untuk
bertindak atas nama dia. Selanjutnya segala macam informasi sebagai hasil dari
pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan dapat dimonitor oleh pimpinan.
Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para
bawahan. Seorang wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan
oleh karyawan tetapi juga harus mampu karyawan untuk berperilaku dan bertindak
untuk memajukan

Anda mungkin juga menyukai