Anda di halaman 1dari 2

Hasil Eksperimen terhadap Tes Menyimak

Bahasa Jepang

Hasil eksperimen terhadap tes menyimak Bahasa Jepang bisa


dipahami dengan melihat poin-poin di bawah ini:

1) prosentase jawaban benar lebih tinggi dengan pilihan berformat tulisan


daripada berformat lisan.

2) mengenai poin 1), perbedaan panjangnya soal pilihan tidak berpengaruh.

3) baik peserta uji pengguna kanji maupun non kanji, tidak nampak
perbedaan mengenai poin 1).

4) pada saat menyajikan pilihan baik secara lisan maupun tulisan tidak ada
perbedaan daya pembeda pada kedua belah pihak.

Prosentase jawaban benar pada format tulisan bisa diperoleh hasil


yang tinggi, akan tetapi mengapa format tulisan lebih mudah dijawab dengan
benar daripada yang berformat lisan? Untuk memperoleh jawaban benar
pada tes menyimak, pertama-tama simak dan pahami wacana, kemudian
pahamilah setiap pilihan. Banyak yang merasa terbantu apabila memahami
soal pilihan wacana, selagi menyimak juga melihat pilihan, memahami
wacana dengan memahami karakter-karakter tsb. Juga, untuk memahami
pilihan-pilihan, sekalipun ada kata-kata yang sulit jika dalam bentuk lisan,
dalam bentuk tulisan terutama kanji artinya bisa tersampaikan. Mungkin inilah
alasan tingginya hasil prosentase jawaban benar pada soal pilihan berganda
berformat tulisan.

Mengenai daya pembeda, berdasarkan hasil poin 4), tidak


menunjukkan perbedaan antara soal berbentuk tulisan dan lisan. Dengan
kata lain, sebagai tes menyimak, format manapun sama, bisa mengukur
kemampuan menyimak. Terjadinya perbedaan terkait prosentase jawaban
yang benar, selain bergantung pada format pilihan manakah yang dilakukan,
juga ada kemungkinan sesuai tingkat kesulitan butir soal. Juga, satuan soal
yang telah digunakan di masa lalu, disesuaikan dengan level siswa saat ini,

1
bisa kembali digunakan sebagai bahan satuan tes dengan menulis ulang
format berbentuk tulisan ataupun lisan dan lain sebagainya.

Artinya bahwa, hasil ini menunjukkan bisa berkontribusi dalam pembuatan


soal.

Bisa dipahami adanya signifikansi perbedaan rata-rata prosentase


format lisan dan tulisan, namun bila mencoba melihat dengan cermat setiap
satuannya, lebar perbedaan tersebut beragam. Dan, di dalamnya ada juga
satuan yang prosentase jawaban benar pada soal berbentuk lisan juga tinggi.
Bila melihat hasil ini, jelaslah elemen satuan soal asli mempengaruhi.
Sebagai contoh, korelasi ungkapan pilihan jawaban dan wacana ada
kemungkinan mempengaruhi. Di dalam penelitian kali ini karena hanya bisa
mengujikan 17 unit saja, gegabah bila menganalisa terlalu dalam. Dan, meski
membandingkan antara peserta uji yang menggunakan kanji dan non kanji,
ada deviasi pada jumlah peserta uji. Untuk penelitian selanjutnya, penyusun
bermaksud menambah lebih jauh jumlah peserta ujian dan butir soal, hal ini
dimaksudkan untuk memperjelas pada saat seperti apakah kondisi berformat
tulisan memiliki prosentase yang begitu tinggi, juga pada saat seperti apakah
kondisi berformat lisan memiliki prosentase yang tinggi. Dan, dalam
presentasi berformat tulisan kali ini, baik membubuhkan cara baca Kanji
ataupun tidak, ada kemungkinan terjadi perbedaan antara pengguna kanji
dan non kanji. Hasil kali ini, kendatipun membubuhkan cara baca, bisa saja
perlu dilakukan percobaan pada kondisi tidak membubuhkan cara baca.
Apabila hal tsb telah diketahui, mungkin bisa menjadi salah satu referensi
dalam mempertimbangkan hal-hal seperti apa saja yang perlu dalam
kemampuan bahasa yang berkaitan dengan tes menyimak. Demikian,
semoga bisa dilaksanakan pada tema penelitian selanjutnya.

****

Anda mungkin juga menyukai