Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

POLIO PADA BALITA DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN JEMBER

Oleh :

Muhammad Thoriq Al imani 1711011046

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

POLIO PADA BALITA DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN JEMBER

Topik Polio Pada usia balita


Sub Topik a. Pengertian Polio
b. Penyebab Polio
c. Tanda dan Gejala Polio
d. Penatalaksanaan Polio
e. Pencegahan Polio

Sasaran Ibu beserta Balitanya


Hari / Tanggal Selasa, 17 Desember 2019
Waktu 40 menit ( 19.00-19.40)
Tempat Jl.Manggar XI, Kecamatan Patrang Kabupaten
Jember
Penyuluh Individu Promosi Kesehatan

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 40 menit, peserta datang mengikuti
jalannya penyuluhan dapat mengetahui dan memahami tentang polio yang terjadi pada
anak usia Balita

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti proses penyuluhan 40 menit peserta penyuluhan dapat:
1. Menjelaskan Pengertian Polio
2. Menjelaskan Penyebab Polio
3. Menjelaskan Tanda Gejala Polio
4. Menjelaskan Penalaksanaan Polio
5. Menjelaskan Pencegahan Polio
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demontrasi

D. Media
1. Leaflet

E. Materi
Terlampir

F. Pengorganisasian
Muhammad Thoriq Al-Imani sebagai Pemateri dan Fasilitator

G. Setting Tempat

Peserta penyuluhan

Pintu

Pemateri
H. Kegiatan
Langkah- Kegiatan Kegiatan Sasaran
No Waktu
Langkah Penyuluhan
1. Pendahuluan 5 menit a. Memberi salam a. Menjawab
b. Memperkenalk salam.
an diri. b. Memperhatikan
c. Kontrak waktu.
d. Menjelaskan
maksud dan
tujuan.
2. Penyajian 20 menit Menjelaskan materi Memperhatikan
penyuluhan pada dan mendengarkan
sasaran yang dengan seksama
meliputi:
a. Pengertian
Polio
b. Penyebab Polio
c. Tanda dan
gejala Polio
d. Penalaksanaan
Polio
e. Pencegahan
Polio

3. Evaluasi 10 menit a. Memberi Semua peserta


kesempatan berpartisipasi aktif
sasaran untuk (bertanya,
bertanya menjawab,
b. Melakukan sesi menyampaikan
tanya jawab pendapat)
c. Menanyakan
kembali materi
yang telah
disampaikan
4. Penutup 5 menit a. Meminta dan a. Memberi pesan
memberi pesan dan kesan
serta kesan mengenai acara
kepada sasaran penyuluhan
tentang acara b. Menjawab
penyuluhan salam
b. Salam dan
berpamitan

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Peserta datang di tempat 5 menit sebelum acara di mulai.
b. 75% peserta yang datang 5 menit sebelum acara di mulai.
c. 25% peserta datang saat acara mulai memasuki sesi perkenalan.
d. Penyelenggaraan penyuluhan diselenggarakan di Teras rumah warga Di jalan
Manggar XI Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji menyampaikan materi dengan suara yang lantang, intonasi sedang,
bahasa yang dapat dimengerti peserta dengan mudah dan cepat.
b. Ruang penyuluhan nyaman, suhu ruangan tidak panas.
c. Respon peserta penyuluhan angat antusias dalam proses penyampaian materi.
d. Peserta tidak meninggalkan ruang penyuluhan selama proses penyuluhan.
e. Peserta memberikan beberapa pertanyaan dan penyaji mampu menjawab
pertanyaan dari peserta.
3. Hasil dari Penyuluhan
a. Penyuluhan berjalan dengan lancar. Waktu penyuluhan sesuai dengan
ketentuan waktu pelaksanaan.
b. 85% persen peserta hadir pada waktu yang sudah di tentukan yaitu 5 menit
sebelum acara dimulai.
c. Penyuluhan berjalan dengan lancar dan tertib, baik pemateri maupun peserta.
d. Peserta sangat menghargai berlangsungnya acara, mulai dai awal hingga
penutup acara.
e. Peserta mampu memahami dan mengerti tentang materi yang disampaikan
yaitu Polio
f. Peserta merasa nyaman dengan ruangan karena ruangannya di kelilingi
cendela dan di depan ruangan ada beberapa tumbuhan yang menyebabkan
ruangan terasa sejuk.
g. Dari 10 peserta, 6 orang memberikan pertanyaan kepada penyaji.
h. Peserta merasa sangat puas karena semua pertanyaan terjawab dengan
maksimal dan jelas oleh penyaji.
Daftar Pustaka

Zulkifli Andi. 2007.Epidemiologi Penyakit Polio. Fakultas Kesehatan


Masyarakat.Universitas Hasanuddin

Cahyono, Suharjo, dkk. 2010. Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta:
2010.
Lampiran

A. Definisi

Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok
umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi
demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang
disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga
menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad
ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio juga
menyebar ke negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas. Penyakit polio menjadi
terus meningkat dan ratarata orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga
jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika
Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini ( Miller,N.Z,
2004 )

B. Etiologi

Poliovirus (genus enterovirus) tipe 1, 2 dan 3, semua tipe dapat menyebabkan


kelumpuhan. Tipe 1 dapat diisolasi dari hampir semua kasus kelumpuhan, tipe 3 lebih jarang,
demikian pula tipe 2 paling jarang. Tipe 1 paling sering menyebabkan wabah. Sebagian besar
kasus vaccine associated disebabkan oleh tipe 2 dan 3. (Chin, 2000 dalam Surya 2007). Sifat
virus polio seperti halnya virus yang lain yaitu stabil terhadap pH asam selama 1-3 jam.
Tidak aktif pada suhu 560 selama 30 menit. Virus polio berkembangbiak dalam sel yang
terinfeksi dan siklus yang sempurna berlangsung selama 6 jam. Virus tersebut dapat hidup di
air dan manusia, meskipun juga bisa terdapat pada sampah dan lalat

C. Manifestasi Klinis
Gejala klinis poliomielitis terdiri dari :
1. Poliomyelitis asimtomatis
Gejala klinis : setelah masa inkubasi 9-12 hari, tidak terdapat gejala. Kejadian ini
sulit untuk dideteksi tapi biasanya cukup tinggi terutama di daerah-daerah yang
standar higienenya jelek. Penyakit ini hanya diketahui dengan menemukan virus di
tinja atau meningginya titer antibodi.
2. Poliomyelitis abortif
Timbul mendadak dan berlangsung 1-3 hari dan gejala klinisnya berupa panas dan
jarang melebihi 39,50C, sakit tenggorokkan, sakit kepala, mual, muntah, malaise, dan
nyeri perut. Diagnosis pasti hanya dengan menemukan virus pada biakan jaringan.
3. Poliomyelitis non paralitik
Gejala klinis hampir sama dengan poliomyelitis abortif yang berlangsung 1-2 hari.
Setelah itu suhu menjadi normal, tetapi lalu naik kembali (dromedary chart) disertai
dengan gejala nyeri kepala, mual dan muntah lebih berat, dan ditemukan kekakuan
pada otot belakang leher, punggung dan tungkai, dengan tanda Kernig dan
Brudzinsky yang positif. Tanda-tanda lain adalah Tripod yaitu bila anak berusaha
duduk dari sikap tidur, maka ia akan menekuk kedua lututnya ke atas, sedangkan
kedua lengan menunjang ke belakang pada tempat tidur.
4. Poliomyelitis paralitik
Gejala klinisnya sama seperti poliomyelitis non paralitik disertai dengan kelemahan
satu atau beberapa kelumpuhan otot skelet atau kranial. Gejala ini dapat menghilang
selama beberapa hari dan kemudian timbul kembali disertai dengan kelumpuhan
(paralitik) yaitu berupa paralisis flaksid yang biasanya unilateral dan simetris.
Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :
a. Bentuk spinal : Gejala kelemahan / paralisis atau paresis otot leher, abdomen,
tubuh, diafragma, thoraks dan terbanyak ekstremitas bawah.
b. Bentuk bulbar : Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa
gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
c. Bentuk bulbospinal : Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan
bentuk bulbar. Kadang ensepalitik dapat disertai gejala delirium, kesadaran
menurun, tremor dan kadang kejang.
D. Penatalaksanaan
1. Pengobatan Belum ada pengobatan antivirus spesifik untuk penyakit polio sampai saat
ini. Pencegahan merupakan satu-satunya jalan terbaik dalam menanggulangi
penyebarn penyakit ini. Selain itu, sanitas lingkungan serta kebersihan perorangan
akan meminimalkan virus yang masuk melalui saluran pencernaan ini
E. Pencegahan
1. Pencegahan poliomielitis
Pencegahan yang paling efektif terhadap penyakit poliomeilitis adalah dengan
pemberian vaksin.
2. Vaksin Poliomeilitis
Pada saat ini ada dua jenis vaksin polio, yaitu OPV (Oral polio vaccine) dan IPV
(Inactivated polio vaccine). OPV diberikan dua tetes melalui mulut, sedangkan IPV
diberikan melalui suntikan (dalam kemasan sendiri atau kombinasi DpaT). Vaksin
polio oral diberikan pada bayi baru lahir kemudian dilanjutkan dengan imunisasi
dasar. Untuk imunisas dasar, diberikan pada umur 2, 4, dan 6. Pada PIN (Pekan
imunisasi Nasional) semua balita harus mendapat imunisasi tanpa memandang status
imunisasi kecuali pada penyakit dengan daya tahan tubuh menurun
(imunokompromais). Bila pemberiannya terlambat, jangan mengulang pemberiannya
dari awaltetapi lanjutkan dan lengkapi imunisasi sesuai dengan jadwal. Pemberian
imunisasi polio pada remaja dan dewasa yang belum pernah imunisasi dan pekerja
kontak dengan penderita polio atau anak yang diberik OVP.

Anda mungkin juga menyukai