Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN FILARIASIS ATAU PENYAKIT KAKI GAJAH

Pokok Bahasan : Filariasis


Sub Pokok Bahasan : Cara Pencegahan Filariasis
Sasaran / peserta : Kelompok Besar
Waktu : 60 Menit
Tempat : Kelas B S1 Ilmu Keperawatan UNISSULA
Hari / Tanggal : Selasa, 21 September 2021

A. Latar Belakang
Filariasis atau kaki gajah adalah pembengkakan tungkai akibat infeksi cacing jenis
filaria. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan danalat kelamin
baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja
secaraoptimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga memnjadi
beban keluarga,masyarakat dan Negara. Cacing ini menyerang pembuluh getah bening
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit kaki gajah masih ada di Indonesia,
terutama di daerah Papua, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, dan Nanggroe Aceh
Darussalam. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat
hampir 13.000 kasus kaki gajah di Indonesia.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan dilaksanakannya Penyuluhan tentang Pencegahan Kaki Gajah diharapkan
semua kalangan masyarakat dapat mengerti apa itu Filariasis dan penyebab dan
gejala yang ditimbuklan serta cara pencegahanya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan para peserta mampu :
1. Mampu menjelaskan apa itu Filariasis.
2. Mampu menyebutkan tanda dan gejala yang timbul.
3. Mampu menyebutkan apa saja penyebab dari filarisasis.
3. Mampu menjelaskan cara pencegahan Filariasis.

C. Kepanitiaan*
1. Ketua : Muhammad Ahsanul Hakim.
2. Pemateri : Firli Ubaidillah
3. Moderator : Elsa Fitriana
4. Observer : Lilis Khomsatul Ulla
5. Fasilitator : Irianita

D. Setting Acara*
1. Pembukaan : MC (10.00-10.10 WIB)
2. Sambutan : Ketua Panitia (10.10-10.15 WIB)
3. Pemaparan Materi : Moderator & Pemateri (10.15-10.45 WIB)
4. Diskusi : Moderator & Pemateri (10.45-10.55 WIB)
5. Penutup : MC (10.55-11.00 WIB)

E. Setting Tempat

1
3 4

2
Keterangan
1. Pemateri
2. Peserta
3. MC
4. Moderator

F. Kegiatan
No Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Media
. langkah Sasaran
1. Pendahuluan 15 menit 1. Pembukaan Menjawab salam Zoom
2. Sambutan Mendengarkan
Memperhatikan.
2. Penyajian 30 menit 1. Menjelaskan Mendengarkan Zoom
materi tentang Memperhatikan
cara pencegahan Bertanya
filarisasis. Menjawab
2. Diskusi dan Setuju
Tanya jawab.
3. Evaluasi 5 menit 1. Menyimpulkan Mengerjakan Zoom
hasil promkes.
4. Penutup 5 menit 1. Melakukan Menyetujui Zoom
kontrak ulang
2. Penutup acara
promkes.

G. Metode
1. Ceramah dan Tanya Jawab
2. Diskusi

H. Rencana Evaluasi Kegiatan (struktur, proses, hasil)


1. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan awal-pelaksanaan
 Media telah disiapkan yaitu zoom meeting dengan topic Filarisasis
2 hari sebelum pemberian penyuluhan.
 Pemateri sudah siap dalam memberikan penyuluhan.
 Kewajiban pengorganisasian
 Penyaji
 Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas.
 Mampu menjelaskan materi secara sistematis.
 Mampu menjawab pertanyaan dari sasaran.
 Fasilitator
 Mampu memfasilitasi sasaran.
2. Evaluasi Proses
 Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan mampu memahami materi yang diberikan.
 Peserta memperhatikan materi yang diberikan.
 Selama proses penyuluhan dilaksanakan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.

3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TU dan TK penyuluhan, misalnya :
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali definisi
Filarisasis dengan capaian 80%.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali apa saja tanda
dan gejala yang timbul bila kita terserang penyakit filarisasis
dengan capaian 70%.
c. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali apa saja
penyebab dari penyakit filarisasis dengan capaian 75%.
d. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan tentang cara pencegahan
filarisasis dalam kehidupan sehari-hari dengan capaian 85%.
Lampiran Materi
A. Pengertian Filariasis
Penyakit kaki gajah / filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
cacing filarial yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan akan
mengakibatkan cacat menetap berupa pembesaran kaki,alat kelamin baik perempuan
maupun laki-laki.

B. Tanda dan gejala klinis Filariasis/kaki gajah.

a. Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul
kembali setelah bekerja berat.
b. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha
(lymphadenitis) yang tampak kemerahanKetiak (Lymphadenitis) yang tampak
kemerahan, panas dan sakit
c. Panas dan sakit radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki / pangkal lengan kearah ujung (Retrograde lymphangitis)
d. Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat
pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
e. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan
terasa panas (early lymphodema)

C. Penyebab Filariasis/kaki gajah


Penyebab penyakit filariasis adalah cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk.
Siklus hidup cacing filaria dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk tersebut
menggit dan menghisap darah orang yang terserang filariasis, sehingga mikro filaria yang
terdapat ditubuh penderita ikut terhisap kedalam tubuh nyamuk. Mikrofilaria tersebut
masuk kedalam tubuh nyamuk, kemudian menembus dinding lambung dan bersarang
diantara otot – otot dada (Toraksi).
Bentuk mikrofilaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium I. Dalam
waktu kurang lebih satu minggu larva ini berganti kulit, tumbuh menjadi lebih gemuk dan
panjang yang yang disebut larva stadiun II. Pada hari kesepuluh dan seterusnya larva
berganti kulit untuk kedua kalinya, sehingga menjadi lebih panjang dan kurus, ini adalah
larva stadium III. Gerak larva stadium III ini sangat aktif, sehingga larva mulai
bermigrasi mula – mula ke rongga perut (Abdomen) kemudian pindah ke kepala dan alat
tusuk nyamuk.
Apabila nyamuk mikrofilaria ini menggigit manuisa maka mikrofilaria yang
sudah berbentuk larva infektif (Larva stadium III) secara aktif ikut masuk kedalam tubuh
manusia (Hospes),bersama – sama dengan aliran darah dalam tubuh manusia.Larva
keluar dari pembuluh darah dan masuk ke pembuluh limfe. Didalam pembuluh limfe
larva mengalami dua kali pergantian kulit dan tumbuh menjadi dewasa yang sering
disebut larva stadium IV dan larva stadium V. Cacing filaria yang sudah dewasa
bertempat di pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe dan akan
terjadi pembengkakan. Cacing filaria sendiri memiliki ciri sebagai berikut :
1. Cacing dewasa (makrofilaria) berbentuk seperti benang berwarna putih
kekuningan. Sedangkan larva cacing filaria (kirofilaria berbentuk seperti benang
berwarna putih susu..
2. Makrofilaria yang betina memiliki panjang kurang lebih 65-100mm dan ekornya
lurus berujung tumpul. Untuk makro filaria yang jantan memiliki panjang kurang
lebih 40mm dan ekor melingkar.Sedangkan mikrofilaria memilki panjang kurang
labih 250 mikron, bersarung pucat
3. Tempat hidup makrofilaria jantan dan betina di saluran limfe. Tetapi pada malam
hari mikrofilaria terdapat didalam darah tepi sedangkan pada siang hari
mikrofilaria terdapat di kapiler alat- alat dalam seperti paru- paru, jantung, dan
hati.

D. Cara penularan filariasis/kaki gajah.

Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang
telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan
ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit dan menghipas
darah orang tersebut. Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat
ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes &
Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.
Penyakit kaki gajah / filariasis ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap
darah seseorang yang telah tertular sebelumnya.Darah yang terinfeksi yang mengandung
larva dan di tularkan ke orang lain. pada nyamuk yang terinfeksi, kemudian menggigit /
menghisap darah orang tersebut.

E. Tindakan Pencegahan
Pencegahan terhadap penyakit filariasis / kaki gajah dapat dilakukan dengan jalan :
a. Berusaha menghindari diri dari gigitan nyamuk.
a. Membersihkan air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan
nyamuk
b. Mengeringkan / genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk.
c. Membakar sisa-sisa sampah (berupa kertas dan plastik).
d. Minimal melakukan penyemprotan sebulan sekali.

F. Penanganan dan pencegahan penyakit filariasis/kaki gajah.

Pada kasus yang masih bersifat subklinis (hematuria, proteinuria, serta abnormalitas
limfosintigrafi) sebaiknya diberikan antibiotik profilaksis dengan terapi suportif misalnya
dengan antipiretik dan analgesik. Sedangkan jika sudah mikrofilaremia negatif, yakni
ketika manifestasi cacing dewasa sudah terlihat, barulah DEC menjadi acuan obat utama.

Yang penting selain pengobatan klinis filariasis ialah edukasi dan promosi pada
masyarakat sekitar untuk memberantas nyamuk dengan gerakan 3M, sama seperti
pemberantasan demam berdarah. Selain itu, di beberapa tempat perlu juga dilakukan
pemberian DEC profilaksis yang ditambahkan ke dalam garam dapur khusus untuk
masyarakat di daerah tersebut. Namun yang belakangan tidak terlalu populer di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai