Anda di halaman 1dari 4

1.

Berapa lama waktu penggantian apoteker jika apoteker penanggung jawab apotek
meninggal dunia?

Jawab :

PMK no 9 tahun 2017

Pasal 26

(1) Apabila Apoteker pemegang SIA meninggal dunia, ahli waris Apoteker wajib
melaporkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

(2) Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menunjuk
Apoteker lain untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan.

(3) Apoteker lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib melaporkan secara tertulis
terjadinya pengalihan tanggung jawab kepada Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam
jangka waktu 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam dengan menggunakan Formulir 7.

(4) Pengalihan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai penyerahan
dokumen Resep Apotek, narkotika, psikotropika, obat keras, dan kunci penyimpanan
narkotika dan psikotropika.

2. Perbedaan papan nama apoteker dengan papan nama apotek?

Jawab :

Ada 7 poin penting terkait Papan Nama Praktik Apoteker

1. Apoteker yang menyelenggarakan praktik kefarmasian di Apotek wajib memasang papan


nama praktik.

2. Papan nama praktik berukuran panjang 80 cm dan lebar 60 cm


3. Bahan material pembuatan Papan nama dapat berupa:

 kayu atau sejenis


 Kanvas
 Sticker Vinyl
 Flexi Outdoor

4. Papan nama praktik sebagaimana dimaksud harus memuat :


 Logo Ikatan Apoteker Indonesia
 Nama dan atau sebutan profesional sesuai Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA)
 Nomor Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA)
 Nomor Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
 Hari dan jam praktik.
 Nama, alamat dan nomor telepon Apotek

5. Selain Logo IAI dan tulisan sebagaimana poin (4), tidak dibenarkan menambahkan tulisan
lain atau gambar

6. Papan nama praktik memiliki dasar putih, tulisan hitam dan apabila diperlukan, papan nama
tersebut boleh diberi penerangan yang tidak bersifat iklan

7. Papan nama praktik dipasang pada bangunan apotek (dinding atau kaca) yang dapat terlihat
dengan jelas dari luar apotek

3. A. Apotek wajib mengirimkan laporan Pelayanan Kefarmasian secara berjenjang


kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan kementerian
kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, apa yang
dimaksut dengan laporan pelayanan kefarmasian tsb.

B. Apotek menjual obat tidak sesuai aturan, apakah golongan obat, jenis dan
bentuk obat mempengaruhi hokum atau saksi untuk apotek tsb?
Jawab :

Pasal 3

(1) Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi standar:

 pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
 pelayanan farmasi klinik.

(2) Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

 perencanaan;
 pengadaan;
 penerimaan;
 penyimpanan;
 pemusnahan;
 pengendalian; dan
 pencatatan dan pelaporan.

(3) Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

 pengkajian Resep;
 dispensing;
 Pelayanan Informasi Obat (PIO);
 konseling;
 Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);
 Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
 Monitoring Efek Samping Obat (MESO).

B. Mempengaruhi sanksi bagi apotek , karena golongan obat sangat mempengaruhi hukum bagi
apotek , misalnya apotek yang menjual bebaskan obat golongan narkotik maka akan
mendapatkan sanksi .
4.

Anda mungkin juga menyukai