Tata Cara Mengaudit PDF
Tata Cara Mengaudit PDF
LAPORAN MAGANG
ALEXANDER PANANGIAN
0806391070
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
LAPORAN MAGANG
ALEXANDER PANANGIAN
0806391070
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
Sembah dan sujud bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas tuntunan dan segala yang
telah diberikan-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penyusunan
laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa tuntunan Tuhan melalui
berbagai pihak, dari masa awal perkuliahan sampai pada saat ini, akan terasa
sangat berat dan mustahil bagi saya untuk dapat menyelesaikan laporan magang
ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan rasa terima kasih saya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus
2. Ibu Dian Nastiti S.E., Ak., M.Com., selaku dosen pembimbing saya yang
telah begitu pengertian, sabar, dan tulus mengiringi langkah-langkah
terakhir saya di FEUI, tidak akan pernah cukup ucapan terima kasih saya
untuk apa yang telah Ibu Dian berikan.
3. Dosen-dosen pengajar FEUI beserta staf-staf lainnya tanpa terkecuali yang
telah memberikan segala bentuk ilmu selama saya di FEUI.
4. Keluarga besar KAP RW yang telah memberikan saya kesempatan dan
pengalaman berharga dalam Program Magang ini.
5. Papa dan Mama sebagai orang tua sekaligus sahabat yang selama ini telah
memberikan warna-warni kehidupan saya, memaklumi dan memaafkan
segala kekurangan saya, menjadi motivasi dan kenangan indah di hidup
saya sampai detik ini dan hingga akhir hayat saya. Tidak akan ada yang
bisa saya lakukan untuk membalas kesabaran dan kasih sayang kalian.
Senang bisa menjadi anak kalian dan semoga kita bisa bertemu lagi hingga
di kehidupan yang lain.
6. Keluarga besar saya yang telah memberikan arti tersendiri dari sebuah kata
"keluarga", terutama Abang Anton dan Abang Andre. Banyak hal yang
telah kita lalui bersama, suatu kehormatan bagi saya bisa menjadi adik
kalian. Semoga hidup dan jalan kalian selalu diringankan dan didampingi
oleh Tuhan.
Akhir kata, saya berharap Tuhan berkenan membalas segala kebaikan semua yang
disebutkan maupun yang tidak sempat disebutkan. Semoga laporan magang ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.
Depok, 18 Juni 2013
Alexander Panangian
Laporan magang ini menjelaskan proses audit umum KAP RW atas laporan
keuangan tahunan PT JBU, khususnya transaksi perolehan aset tetap (kapal tunda
dan kapal tongkang). Tujuan dari audit ini untuk memperoleh keandalan atas
transaksi terkait perolehan aset tetap. Keseluruhan proses audit berfokus pada Uji
Substantif atas Transaksi dan Uji atas Saldo Terperinci berdasarkan pada Program
Audit KAP RW. Proses audit ini menemukan beberapa dokumen pendukung
transaksi yang tidak lengkap, sementara dokumen lainnya lengkap. Namun, KAP
RW tetap mengeluarkan opini Wajar Tanpa Pengecualian untuk Laporan
Keuangan PT JBU. Laporan Magang ini disertakan dengan saran bagi PT JBU
dan KAP RW.
Kata kunci:
Perolehan aset tetap, uji substantif atas transaksi, uji atas saldo terperinci
This internship report explains KAP RW general audit process of PT JBU's annual
financial statements, particularly in transaction of fixed assets acquisition (tugboat
and barge). Audit aims to get a reliable assurance of PT JBU's fixed assets related
transaction. The entire audit process focus on the Substantive Test of Transaction
and Test of Detail Balance based on KAP RW Audit Program. This audit process
finds that some of supporting documents for fixed assets related transactions is
incomplete, while the others are complete. However, KAP RW still issued
Unqualified opinion for PT JBU's financial statements. This reports concludes
with recommendations for PT JBU and KAP RW.
Keywords:
Fixed assets acquisition, substantive test of transaction, test of detail balance
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ii
TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vii
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Program Magang 1
1.2. Tujuan Program Magang dan Penulisan Laporan Magang 1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang 3
1.4. Pelaksanaan Program Magang 3
1.5. Ruang Lingkup Laporan Magang 5
1.6. Metode Penulisan Laporan Magang 5
1.7. Sistematika Penulisan 6
2. LANDASAN TEORI 8
2.1. Audit atas Laporan Keuangan Secara Umum 8
2.1.1. Definisi Audit 8
2.1.2. Tujuan Audit 8
2.1.3. Hasil Audit 10
2.1.4. Prosedur Audit 11
2.2. Siklus Pengeluaran 15
2.3. Pengendalian Internal atas Siklus Pengeluaran 17
2.3.1. Pengendalian Internal dalam Aktivitas Pemesanan Aset 17
2.3.2. Pengendalian Internal dalam Aktivitas Penerimaan dan
Penyimpanan Aset 19
2.3.3. Pengendalian Internal dalam Aktivitas Approve and Pay
Vendor Invoices 20
2.4. Akun Siklus Pengeluaran Terkait Transaksi Perolehan Aset Tetap 21
2.4.1. Aset Lancar 22
2.4.2. Aset Tidak Lancar 25
2.4.3. Liabilitas Jangka Pendek 28
4. PEMBAHASAN 45
4.1. Proses Audit atas Transaksi Perolehan Aset Tetap PT JBU 45
4.1.1. Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit 46
4.1.2. Test of Control dan Substantive Test of Transactions PT JBU 48
4.1.3. Analytical Procedures dan Test of Detail Balances PT JBU 53
4.1.4. Penyelesaian dan Hasil Audit 58
4.2. Analisis Terhadap Proses Audit PT JBU 59
4.2.1. Audit Planning dan Substantive Test of Transaction 59
4.2.2. Test of Detail Balance dan Hasil Audit 62
DAFTAR REFERENSI 67
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Program Audit KAP RW Tahun 2011 68
Lampiran 2. Invoice Uang Muka PT BVS 77
Lampiran 3. Invoice Uang Muka PT SSM 78
Lampiran 4. Invoice Uang Muka Capella Ltd. 7 Agustus 2012 79
Lampiran 5. Invoice Uang Muka Capella Ltd. 14 Agustus 2012 80
Lampiran 6. Payment Application kepada PT BVS 81
Lampiran 7. Payment Application kepada PT SSM 82
Lampiran 8. Payment Application kepada Capella Ltd. 7 Agustus 2012 83
Lampiran 9. Payment Application kepada Capella Ltd. 25 September 2012 84
Lampiran 10. Confirmation of Receipt dari Capella Ltd. 85
Sumber daya manusia merupakan aspek yang penting bagi perusahaan dalam
menghadapi tantangan zaman seperti sekarang ini. Manusia dengan kompetensi
dan kreatifitas yang tinggi, tidak hanya dari aspek akademis tetapi juga terampil
dan berpengalaman, menjadi suatu keunggulan kompetitif (competitive
advantage) tersendiri bagi perusahaan dalam bersaing dengan kompetitornya.
Tugas yang dilakukan oleh Penulis adalah membantu melakukan proses audit
hingga Laporan Keuangan beserta Laporan Auditor Independen dapat diterbitkan,
sesuai dengan arahan Senior-in-Charge dan keperluan bagi tim audit. Selama tiga
bulan menjalani Program Magang ini, Penulis mendapat penugasan dalam tiga tim
audit yang berbeda untuk melaksanakan pengauditan atas:
b) PT AHL
Penulis mendapatkan penugasan kedua untuk melaksanakan general audit
atas Laporan Keuangan PT AHL untuk periode akuntansi yang berakhir
per tanggal 31 Desember 2012. PT AHL merupakan sebuah perusahaan
yang bergerak dalam industri ekspor-impor kertas berkualitas khusus.
Pada penugasan kedua ini, Penulis ditugaskan untuk melakukan test of
detail Bank, Account Receivable, Account Payable, Sales, Inventory, serta
melakukan rekap pajak perusahaan. Tugas-tugas tersebut dilakukan
Penulis dengan melakukan konfirmasi pihak ketiga untuk saldo bank,
piutang dan hutang dagang, vouching dokumen pendukung penjualan dan
pembelian, stock opname persediaan barang dagang pada gudang yang
berlokasi di daerah Serang – Banten, serta melakukan rekap pajak
perusahaan berdasarkan dokumen-dokumen pajak yang sah. Masa
penugasan kedua ini adalah dua puluh hari kerja.
c) PT JBU
Penulis mendapatkan penugasan terakhir pada Program Magang ini untuk
melakukan general audit Laporan Keuangan PT JBU periode akuntansi
yang berakhir per tanggal 31 Desember 2012. PT JBU adalah sebuah
perusahaan yang bergerak pada industri pelayaran dan pengangkutan laut
(shipping) yang merupakan afiliasi dari PT TRAM. Perusahaan ini baru
didirikan pada bulan Maret 2012, berdasarkan akta pendiriannya.
Penulis melakukan uji terperinci (test of detail) saldo Bank, uang muka
pembelian aset tetap, serta utang pembelian aset tetap. Penulis juga
melakukan proposed reclassification journal entries atas uang muka
pembelian terhadap aset tetap perusahaan, dibawah pengawasan dan
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang Penulis melakukan Program
Magang Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), yaitu sebagai salah satu
pilihan dalam memenuhi prasyarat kelulusan mahasiswa akuntansi FEUI. Selain
itu bab ini juga memaparkan tujuan Program Magang dan penulisan Laporan
Magang, waktu dan tempat pelaksanaan Program Magang, ruang lingkup Laporan
Magang, dan ditutup dengan sistematika penulisan.
BAB 4 PEMBAHASAN
Bab ini membahas serta menganalisis prosedur audit yang dilakukan oleh KAP
RW atas PT JBU terkait dengan akun uang muka pembelian aset tetap, aset tetap,
serta utang pembelian aset tetap untuk periode yang berakhir per 31 Desember
2012. Bab ini juga dilengkapi dengan data-data terkait untuk menunjang analisis
Penulis dengan mengaitkan teori yang tercantum pada BAB 2, tanpa menyebutkan
sumber dan nama perusahaan secara detail demi menjaga kerahasiaan perusahaan
dan klien perusahaan.
Dalam melakukan proses audit, harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat
diverifikasi dan beberapa standar yang dapat digunakan oleh auditor untuk
mengevaluasi informasi tersebut. Standar tersebut dapat berupa prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diatur dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK).
Namun, seperti yang diceritakan pada ilustrasi awal, terdapat risiko bahwa
informasi yang diberikan tidak tepat, sehingga keputusan ekonomis stakeholder
juga menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Arens, et al. (2009),
terdapat beberapa penyebab mengapa terdapat risiko informasi:
Tujuan audit terkait transaksi adalah auditor memperoleh keyakinan bahwa (1)
transaksi yang benar-benar terjadi telah dicatat oleh pembuat laporan keuangan
(occurence), (2) pencatatan atas suatu transaksi telah dilakukan secara lengkap
untuk akun-akun yang memang perlu untuk dicatat (completeness), (3) seluruh
transaksi dicatat sesuai dengan jumlah yang seharusnya (accuracy), (4) transaksi
Tujuan audit terkait dengan saldo akun adalah auditor memperoleh keyakinan
bahwa (1) keberadaan aset, liabilitas, dan modal yang terdapat dalam laporan
keuangan terbukti (existance), (2) saldo suatu akun tertentu merupakan jumlah
dari seluruh transaksi yang membentuknya (completeness), (3) seluruh aset,
liabilitas dan modal telah dicatat dan dihitung secara memadai (valuation and
allocation), serta (4) pengakuan atas aset maupun liabilitas dan modal telah
disajikan sesuai dengan hak dan kewajiban perusahaan (rights and obligation).
Fase pertama audit dilakukan secara umum untuk keseluruhan ruang lingkup
pengauditan. Pada fase ini auditor menentukan pendekatan yang digunakan dalam
menghitung besaran bukti audit yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan audit
secara keseluruhan dalam memberikan opini atas laporan keuangan. Terdapat dua
pertimbangan utama yang mempengaruhi auditor dalam memilih pendekatan itu:
• Kecukupan bukti yang dibutuhkan auditor dalam memenuhi tanggung
jawab profesionalnya; dan
• Biaya pengumpulan bukti haruslah diminimalisasi.
Menetapkan materialitas dan menilai acceptable audit risk dan inherent risk
Menurut Arens, et al. (2009) dalam menilai risiko bisnis klien terdapat lima aspek
yang harus dipertimbangkan oleh auditor yaitu Lingkungan Industri dan
Eksternal, Proses dan Operasi Bisnis, Manajemen dan Tata Kelola, Strategi dan
Tujuannya, Performa dan Pengukuran. Dengan memahami kelima aspek tersebut,
auditor dapat melakukan penilaian atas risiko bisnis klien dengan lebih tepat dan
dapat menentukan besaran materialitas serta sampel bukti audit yang akan
digunakan dalam proses audit.
Arens, et al. (2009) menyatakan ada beberapa faktor yang berpengaruh pada
penilaian awal materialitas, yaitu:
• Materialitas itu relatif bukan sesuatu konsep yang pasti dan absolut
Materialitas pada setiap perusahaan atau klien akan berbeda-beda dan
tidak dapat disamakan tergantung pada skala dari perusahaan itu sendiri.
Hal ini disebabkan suatu besaran tingkat materialitas salah saji pada
perusahaan skala besar dapat dianggap wajar, tetapi pada perusahaan skala
menengah atau kecil dianggap tidak wajar.
Pada fase kedua (lihat gambar 2.2), auditor melakukan test of control dan
substantive test of transaction. Pada tahap ini auditor dapat menurunkan risiko
pengendalian apabila ia mendapatkan keyakinan bahwa pengendalian internal
telah berjalan secara efektif. Keyakinan ini didapatkan dengan melakukan
Pengujian atas saldo akun merupakan prosedur spesifik untuk memastikan tidak
terjadi salah saji atas laporan keuangan dalam jumlah yang signifikan. Prosedur
ini dilakukan dengan mencari informasi atau data-data laporan keuangan klien
kepada pihak eksternal yang terkait. Pengujian ini sangat penting dalam
pelaksanaan kegiatan audit karena bukti yang didapat dari prosedur ini
kebanyakan berasal dari pihak yang independen. Bukti yang seperti ini merupakan
bukti yang memiliki kualitas tinggi.
Romney dan Steinbart (2009) menyatakan bahwa tujuan utama dari siklus
pengeluaran adalah meminimalkan total biaya dalam mengakuisisi dan mengelola
persediaan, perlengkapan, aset tetap, aset lain-lainnya serta berbagai macam jasa
yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan operasinya. Manajemen
perusahaan harus mampu memonitor dan mengevaluasi tingkat efisiensi dan
Dari gambar 2.3, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa tahapan dalam
siklus pengeluaran. Selain itu, siklus pengeluaran juga mempengaruhi beberapa
akun sekaligus. Penjelasan mengenai akun-akun terkait proses audit transaksi
Tabel 2.3 Prosedur Pengendalian Aktivitas Approve and Pay Vendor Invoices
Arens, et al. (2009) menyatakan bahwa dokumen dan pencatatan terkait dengan
aktivitas ini adalah (1) cek, (2) catatan transaksi pengeluaran kas, dan (3) jurnal
pengeluaran kas.
Akun-akun yang terkait dengan siklus pengeluaran di PT JBU adalah kas dan
setara kas, uang muka pembelian aset tetap, aset tetap, utang pembelian aset tetap,
dan beban umum administrasi (general and administrative expense). Akun-akun
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai akun-akun yang disajikan dalam neraca
dan dalam laporan laba rugi. Akun-akun neraca dapat dibagi lagi ke dalam akun
aset lancar, akun aset tidak lancar, serta akun liabilitas jangka pendek. Sedangkan
akun terkait siklus pengeluaran yang disajikan dalam laporan laba rugi adalah
akun-akun beban.
Berdasarkan pada klasifikasi PSAK No. 1 tersebut, maka akun-akun pada PT JBU
yang termasuk dalam aset lancar adalah:
Lebih lanjut mengenai setara kas yang dijelaskan pada paragraf 7, setara kas
dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi
atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan sebagai setara kas, suatu
investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat
ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan.
Karenanya, suatu investasi pada umumnya memenuhi syarat sebagai setara
kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bulan atau
kurang sejak tanggal perolehannya.
Kas di perusahaan biasanya berbentuk kas kecil (petty cash). Kas kecil
dibentuk karena tidak praktisnya penggunaan cek apabila digunakan untuk
pengeluaran dengan nominal kecil. Jumlah kas kecil yang dibentuk
berdasarkan pada estimasi kebutuhan akan kas kecil selama suatu periode
terentu, seperti satu minggu atau satu bulan. Biasanya manajemen menerapkan
aturan atas kas kecil terkait batas minimum untuk diisi kembali, batas
maksimum, dan jenis pengeluaran yang diperbolehkan menggunakan kas
kecil.
Pencatatan pada saat PT JBU membayar uang muka pembelian aset tetap:
1 Jan 2012 Uang Muka Pembelian - Kapal Rp. 2.000.000.000,00
Kas pada Bank ABC Rp. 2.000.000.000,00
Definisi aset tetap menurut Arens et al. (2009): “Property, Plant, and Equipment
(PPE) adalah aset yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, digunakan
untuk sarana menjalankan bisnis dan tidak untuk diperjual-belikan.”
Kieso, Weygrandt, dan Warfield (2008) mengidentifikasi terdapat lima jenis biaya
perolehan aset tetap, yaitu:
a. Cost of land.
Merupakan biaya perolehan atas aset tetap berupa tanah. Yang termasuk dalam
biaya perolehan tanah adalah (a) biaya pembelian tanah, (b) biaya untuk mengurus
aspek administrasi dalam proses kepemilikan tanah, (c) biaya yang dikeluarkan
agar tanah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, (d) asumsi terdapat biaya
berupa kewajiban tertentu atas tanah, dan (e) penambahan tertentu pada tanah
yang memiliki umur manfaat.
b. Cost of building.
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh sebuah bangunan. Biaya ini
terdiri dari (a) biaya material, pekerja, overhead, serta (b) biaya profesional dan
izin.
d. Self-constructed asset.
Merupakan aset tetap yang diproduksi sendiri oleh perusahaan. Biaya perolehan
pada aset tetap jenis ini adalah direct cost dan overhead cost selama proses
produksi aset tersebut. Terdapat dua pendekatan dalam menentukan overhead cost
yaitu (a) tidak memasukkan fixed overhead ke dalam biaya perolehan; dan (b)
memasukkan seluruh komponen overhead cost ke dalam biaya perolehan.
Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) paragraf 24, aset tetap mungkin
diperoleh dalam pertukaran aset nonmoneter, atau kombinasi aset moneter dan
nonmoneter. Pada pertukaran aset biaya perolehan dari aset tersebut diukur pada
nilai wajar kecuali:
• Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
• Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur
secara andal.
Aset tetap memiliki peran penting bagi perusahaan dalam menciptakan profit bagi
perusahaan. Sesuai dengan matching concept expenses against revenues, berarti
perusahaan harus mengakui beban atas penggunaan aset tetapnya, berupa
depresiasi. Kieso, Weygrandt, dan Warfield (2008) menyatakan:
PSAK No. 16 (Revisi 2011) paragraf 63 mengakui tiga metode dalam menghitung
penyusutan, yaitu metode garis lurus (straight line methods), metode saldo
menurun (diminishing balance method), dan metode jumlah unit (sum of the unit
method).
Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual untuk
biaya karyawan dan biaya operasi lainnya, merupakan bagian modal kerja yang
digunakan dalam siklus operasi normal. Maka entitas mengklasifikasikan
liabilitas-liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek meskipun liabilitas
tersebut akan jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari dua belas bulan setelah
periode pelaporan.
3.1 KAP RW
Kantor Akuntan Publik RW didirikan dan disahkan dengan akta notaris No. 4
tanggal 20 Juli 2004 oleh Notaris Wahyuni Martaningrum, S.H. KAP RW
memiliki afiliasi dengan McMillan Woods sejak tahun 2011. KAP RW berkantor
di Graha Mampang Lt. 2, Jalan Mampang Prapatan Raya No. 100, Jakarta Selatan.
- Assurance
Jasa ini merupakan jasa yang membantu perusahaan menyesuaikan
dengan peraturan dan persyaratan laporan perusahaan melalui provisi
dari jasa audit, termasuk audit laporan keuangan, audit kepatuhan,
audit investigasi, audit internal, dan audit sistem informasi.
- Perpajakan
KAP RW memberikan value added kepada kliennya dengan
memberikan mereka kemungkinan untuk mengelola biaya pajak
dengan cara yang terbaik seefisien mungkin serta mengurangi risiko
perpajakan. Perpaduan antara kemampuan dan pengalaman KAP RW
menentukan solusi terbaik bagi masalah perpajakan klien. Jasa
perpajakan ini meliputi jasa perencanaan pengelolaan pajak, meninjau
analisis pajak, pelatihan perpajakan perusahaan, jasa pelaporan pajak,
dan administrasi pajak.
KAP RW memiliki lima orang partner yang dipimpin oleh seorang managing
partner. Partner dibantu oleh bagian quality control untuk mengevaluasi hasil
fieldwork yang telah dilaksanakan oleh tim audit. Biasanya, dalam satu tim dalam
sebuah penugasan audit terdiri dari Manager in Charge, Supervisor in Charge,
Senior in Charge dan Junior Auditor. Seperti sudah diterangkan sebelumnya,
Penulis bertugas sebagai Junior Auditor selama menjalani program magang di
KAP RW. Seluruh prosedur audit KAP RW dalam rangka melaksanakan proses
audit umum atas laporan keuangan mengacu kepada Program Audit yang dimiliki
KAP RW tahun 2011 (Lampiran 1), khususnya uji substantif atas transaksi.
3.2 PT JBU
Pada sub-bab ini akan membahas beberapa informasi penting dan sekilas tentang
kegiatan usaha PT JBU yang merupakan objek Penulisan Laporan Magang.
PT JBU adalah anak perusahaan langsung dari PT BSU, yang memiliki afiliasi
dengan PT TRAM yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dari 52.320
lembar total saham yang telah diterbitkan oleh PT JBU, PT BSU sebagai induk
perusahaan memiliki sebanyak 52.319 lembar saham. PT JBU beralamat di
Gedung Mayapada Tower Lt. 11, Jalan Jend. Sudirman Kav. 28, Kelurahan Karet
Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Berikut adalah struktur korporasi dari grup PT TRAM dan struktur organisasi PT
JBU:
PT TRAM
Komisaris
Direktur
Staf Staf
Staf Staf Staf
Akuntansi Sumber Staf Hukum
dan Kasir Daya Perusahaan
Teknologi Pemasaran Operasional
Informasi Perusahaan Perusahaan
Keuangan Manusia
Prosedur pengisian kembali kas kecil dimulai dari kasir yang mengetahui jumlah
sisa saldo kas kecil terakhir dan terkini, dapat mengajukan pengisian kembali kas
kecil kepada Kepala Bagian Keuangan dilengkapi dengan dokumen pendukung
berupa bukti transaksi kas masuk dan keluar dari kas kecil PT JBU yang telah
didokumentasikan sebelumnya oleh kasir. Kemudian setelah Kepala Bagian
Bagian
Operasional Suppliers
Purchase
Order
Pengajuan
Pembelian Penawaran
Aset Tetap
Grosse
Kontrak dan
Akta Kapal Sistem Invoice
Perolehan
Aset Tetap
Bagian
Akuntansi Bank
1.0 Putusan
Permintaan Rapat
Pembelian Kontrak
Aset Tetap Keputusan
Pemilihan
Supplier
3.0
Tanda
Tangan
Bank Kontrak Invoice
Bukti Bayar
5.0 4.0
Penerimaan Penerimaan
Aset Tetap dan
Bukti Bayar Pembayaran
Invoice
Pihak Pembeli ataupun pihak yang telah diberikan kuasa oleh PT JBU selaku
pihak Pembeli juga berkewajiban untuk melakukan pendaftaran atas kapal
tersebut kepada pihak yang berwenang di pelabuhan laut tersebut. Dari proses
pendaftaran ini akan menghasilkan suatu dokumen legal yaitu Grosse Akta
Pendaftaran Kapal yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut. Dengan diterbitkannya Grosse Akta berarti hak
kepemilikan dan tanggung jawab atas kapal tersebut telah secara resmi berpindah
kepada PT JBU selaku pihak Pembeli. Dokumen-dokumen yang telah dibahas
inilah yang akan disimpan oleh PT JBU sebagai bentuk pengendalian internal
perusahaan atas penerimaan aset tetap.
Pembahasan mengenai proses audit atas laporan keuangan PT JBU akan berfokus
pada proses audit yang terkait pada transaksi perolehan aset tetap perusahaan
berupa sepuluh set kapal tunda dan kapal tongkang (tugboat and barge) beserta
temuan bukti auditnya. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, PT JBU
merupakan suatu perusahaan jasa pelayaran dan pengangkutan laut (shipping)
yang baru saja didirikan pada 5 Maret 2012, berdasarkan akta pendiriannya. Maka
dari itu hanya terdapat beberapa transaksi dengan nilai materialitas tinggi dan
signifikan terhadap keseluruhan laporan keuangan PT JBU, salah satunya adalah
transaksi perolehan aset tetap, nilai total transaksi tersebut lebih dari 90% nilai
total aset PT JBU (berdasarkan Neraca Saldo in house PT JBU).
Pada bagian kedua dari bab ini, Penulis akan menganalisa prosedur audit
berdasarkan temuan bukti audit serta membahas akun-akun yang terkait dan
terpengaruh dari transaksi perolehan aset tetap tersebut. Mulai dari pencatatan
akun yang dilakukan oleh perusahaan, penyesuaian dan reklasifikasi akun yang
dilakukan oleh perusahaan dan tim auditor KAP RW, serta tanggung jawab tim
auditor KAP RW sebagai auditor anak perusahaan dalam rangka proses
konsolidasian kepada auditor induk perusahaan. Hasil opini yang dikeluarkan
dalam bentuk Laporan Auditor Independen (LAI) juga akan dibahas dalam
pembahasan terakhir ini.
Seperti yang telah dinyatakan pada Bab 2, dalam proses Evaluasi Risiko Bisnis
Klien yang termasuk kedalam fase pertama dari proses audit (Audit Planning),
menurut Arens, et al. terdapat lima aspek yang harus diperhatikan oleh auditor.
Salah satu contoh dari kelima aspek tersebut adalah Manajemen dan Tata Kelola
dari Perusahaan. Aspek ini dapat ditinjau dari dokumen-dokumen resmi atas rapat
Direksi dengan Pemegang Saham. Contoh yang terjadi pada PT JBU ini adalah
pergantian Direksi pada satu tahun pertama pendirian Perusahaan (ditandai
dengan adanya perubahan Akta Perusahaan dalam jangka waktu kurang dari satu
tahun sejak pendirian Perusahaan).
Dari hal diatas, auditor KAP RW menilai bahwa Risiko Bisnis dan Risiko
kesalahan saji dari informasi laporan keuangan PT JBU dianggap tinggi, tetapi tim
auditor KAP RW masih berkeyakinan dapat mengatasi masalah tersebut dengan
melakukan tes atau pengujian terhadap populasi transaksi PT JBU. Ini juga
merupakan tahun pertama pendirian PT JBU, sehingga pengujian populasi masih
sangat memungkinkan untuk dilakukan oleh tim auditor KAP RW.
Dalam proses audit laporan keuangan PT JBU ini, TOC tidak terlalu diutamakan.
TOC dan pemahaman pengendalian internal perusahaan yang dilakukan oleh tim
auditor KAP RW pada PT JBU hanya dengan melakukan walkthrough kepada
beberapa karyawan, terutama bagian akuntansi dan keuangan. Dari hal tersebut
auditor dapat melakukan observasi atas pemisahan kewenangan (segregation of
duty) dan otorisasi dokumen-dokumen transaksi perusahaan. Hal tersebut
disebabkan oleh penilaian tim auditor atas PT JBU yang baru memasuki tahun
pertama sehingga SOP dinilai tidak dapat diandalkan untuk memperoleh
keyakinan. Salah satu contohnya adalah keterbatasan jumlah staf keuangan dan
akuntansi yang menyebabkan tidak berjalannya pemisahan kewenangan seperti
yang telah dirancang pada siklus pengeluaran PT JBU, ditandai dengan identiknya
tanda tangan pemohon pada payment application dengan pemohon dalam slip
pembayaran bank. Maka dari hal tersebut, hasil dari perencanaan audit pada fase
pertama menggunakan populasi transaksi pada pengumpulan bukti audit untuk
memperoleh tingkat keandalan yang lebih memadai.
Selanjutnya bagian ini akan masuk kedalam tahap STOT atas laporan keuangan
PT JBU, terutama yang berkaitan dengan transaksi perolehan aset tetap. PT JBU
memiliki tiga supplier dalam hal pembelian aset tetap perusahaan berupa kapal
tunda dan kapal tongkang, yaitu PT BVS, PT SSM, dan Capella Ltd. Setelah
mendapatkan Neraca Saldo dari pencatatan perusahaan (in house), Penulis
ditugaskan untuk menyiapkan kertas kerja (working paper) terkait transaksi
perolehan aset tetap berdasarkan Program Audit Substantif (Lampiran 1) dari
Dalam proses penyiapan kertas kerja untuk melakukan STOT, pertama Penulis
meminta daftar rincian dan dokumen-dokumen pendukung atas akun uang muka
pembelian aset tetap. Kemudian Penulis mendapatkan surat kontrak pembuatan
kapal yang ditanda-tangani PT JBU dan ketiga supplier yang telah disebutkan
sebelumnya selama tahun 2012. Lalu dokumen berikutnya adalah berupa invoice
penagihan uang muka pembuatan kapal, serta permohonan pembayaran (payment
application), cek atau slip pembayaran melalui bank dari PT JBU kepada ketiga
supplier. Tim auditor KAP RW juga telah meminta rekening koran dari seluruh
rekening bank yang dimiliki oleh PT JBU. Berdasarkan seluruh dokumen inilah
Penulis melakukan STOT berupa vouching.
Cek tersebut dan slip pembayaran melalui bank juga dicocokkan jumlahnya
dengan payment application tertanggal 10 Juni 2012 tersebut, dan hasilnya sesuai.
Untuk memastikan bahwa pembayaran telah benar-benar dilakukan, slip
pembayaran melalui bank tersebut juga dicocokkan dengan rekening koran bank.
Pada rekening koran bank juga telah tercatat bahwa pada tanggal 15 Juni 2012 ada
transfer keluar ke PT BVS sejumlah Rp.568.480.000.
Cek No. AAH 133706 dan slip pembayaran melalui bank dicocokkan jumlahnya
dengan payment application No. 017/PV/VIII/2012 tersebut, dan hasilnya sesuai.
Kemudian bilyet giro No. AAL 568706 beserta slip pembayaran bank juga
disesuaikan nominalnya dengan payment application No. 021/PV/IX/2012. Untuk
memastikan bahwa pembayaran telah benar-benar dilakukan, kedua slip
pembayaran bank tersebut juga dicocokkan dengan rekening koran bank. Pada
rekening koran bank tercatat bahwa pada tanggal 7 Agustus 2012 terjadi memo
debet sejumlah Rp.14.212.500.000, dan pada tanggal 25 September 2012 terdapat
transfer keluar sejumlah Rp.3.596.250.000.
Seperti yang disampaikan pada awal pembahasan terkait transaksi kepada Capella
Ltd. bahwa telah terjadi empat kali pembayaran uang muka pembelian, dan yang
kemudian akan dibahas selanjutnya adalah terkait dua transaksi tertanggal 30 dan
31 Mei 2012. Tim auditor KAP RW telah meminta dokumen-dokumen
pendukung transaksi tersebut, seperti invoice penagihan uang muka dari Capella
Ltd., payment application dari PT JBU, konfirmasi penerimaan pembayaran dari
Capella Ltd., hingga cek atau bilyet giro, beserta slip pembayaran bank yang
digunakan terkait transaksi tanggal 30 dan 31 Mei 2012, tetapi PT JBU tidak
dapat memberikan seluruh ataupun sebagian dari dokumen-dokumen pendukung
yang diminta tim auditor KAP RW.
Menanggapi hal tersebut, terkait proses STOT, tim auditor KAP RW mengambil
inisiatif untuk melakukan konfirmasi terperinci atas uang muka pembelian tanggal
30 Mei 2012 yang berjumlah Rp.42.540.000.000 dan tanggal 31 Mei 2012 yang
berjumlah Rp.9.530.000.000 (kedua jumlah berdasarkan in house PT JBU).
Dikarenakan Capella Ltd. berdomisili di Singapura, konfirmasi terperinci hanya
dapat dilakukan melalui fax ataupun surat elektronik (e-mail).
Bukti temuan audit ini adalah berupa tiga buah Grosse Akta Pendaftaran Kapal
yang telah dipesan PT JBU kepada Capella Ltd., tiga buah Grosse Akta
Pendaftaran Kapal yang telah dipesan kepada PT SSM, dan sebuah dokumen
Berita Acara Serah Terima Kapal yang telah dipesan kepada PT BVS, sehingga
keseluruhan berjumlah tujuh buah kapal. Dalam proses TODB terkait jurnal
penyesuaian akun aset tetap ini, Penulis melakukan perhitungan ulang
(recalculate) atas jumlah nilai yang seharusnya dicatat pada akun aset tetap
berdasarkan Surat Kontrak Pembangunan Kapal dan Surat Perjanjian Jual Beli
Kapal.
In house PT JBU mencatat saldo akhir akun uang muka pembelian aset tetap
senilai US$ 8.979.061. Kemudian tanpa mengindahkan ketidak-yakinan Penulis
atas transaksi pembayaran uang muka kepada Capella Ltd. tertanggal 30 dan 31
Mei 2012 yang telah dibahas sebelumnya, Penulis melakukan recalculate atas
semua transaksi pembayaran uang muka aset tetap yang terjadi selama tahun
2012. Dari proses recalculate tersebut dapat diperinci sebagai berikut:
• 30 Mei 2012 pembayaran Capella Ltd. sejumlah Rp.42.540.000.000 atau
setara dengan US$ 4.445.141
• 31 Mei 2012 pembayaran Capella Ltd. sejumlah Rp.9.530.000.000 atau
setara dengan US$ 996.341
• 15 Juni 2012 pembayaran PT BVS sejumlah Rp.568.480.000 atau setara
dengan US$ 60.042
• 7 Agustus 2012 pembayaran Capella Ltd. melalui PT SMI sejumlah
Rp.14.212.500.000 atau setara dengan US$ 1.500.475
Seluruh konversi dari mata uang Rupiah kedalam mata uang Dollar Amerika
Serikat atau sebaliknya, telah dihitung menggunakan kurs tengah Bank Indonesia
per tanggal transaksi. Dampak dari penggunaan kurs tengah BI per tanggal
transaksi adalah adanya selisih kurs translasi, tetapi hal tersebut tidak akan
dibahas lebih lanjut dalam Laporan Magang ini. Total penghitungan kembali
seluruh pembayaran uang muka pembelian pada tahun 2012 telah sesuai dengan
pencatatan in house PT JBU yaitu senilai US$ 8.979.061 untuk 10 kapal dari
Capella Ltd., 10 kapal dari PT SSM, dan 1 buah kapal dari PT BVS.
Proses penyesuaian pada akun utang pembelian aset tetap ini tidak menyajikan
terlalu banyak perhitungan, karena seluruh perhitungan yang dibutuhkan telah
disajikan pada pembahasan TODB akun aset tetap dan akun uang muka
pembelian. Dari pembahasan sebelumnya mengenai TODB aset tetap dan uang
muka pembelian dapat diketahui bahwa penyesuaian yang terjadi atas nilai saldo
aset tetap dan nilai saldo akun uang muka pembelian aset tetap adalah masing-
masing senilai US$ 11.836.670 dan US$ 2.735.748. Seperti telah dijelaskan pada
paragraf sebelumnya juga bahwa tidak ada transaksi pelunasan yang terjadi
selama periode pencatatan akuntansi 2012, maka seluruh selisih antara nilai
penyesuaian saldo aset tetap dengan nilai penyesuaian uang muka pembelian aset
tetap tersebut diakui sebagai nilai penyesuaian saldo akun Utang Pembelian Aset
Tetap PT JBU, yaitu senilai US$ 9.100.922.
Program Audit yang dimiliki oleh KAP RW, terutama Program Audit pengujian
substantif atas transaksi, memiliki tujuan untuk menguji eksistensi, kelengkapan,
penilaian dan alokasi, hak dan liabilitas, serta penyajian dan pengungkapan.
Sedangkan menurut Arens et al. tujuan audit terkait transaksi adalah occurence,
completeness, accuracy, classification, dan cut-off. Maka dapat dikatakan
Berdasarkan proses audit yang telah dilakukan terhadap transaksi PT JBU dengan
PT BVS selaku supplier aset tetap perusahaan, dapat disimpulkan bahwa
pencatatan akun uang muka pembelian aset tetap dan kas di bank terkait transaksi
kepada PT BVS sudah wajar dengan kelengkapan dokumen pendukung yang
memadai. Berdasarkan Neraca Saldo in house PT JBU, uang muka pembelian aset
tetap kepada PT BVS tercatat sejumlah Rp.568.480.000 atas satu buah kapal
tongkang. Kemudian berdasarkan temuan bukti audit yang menyatakan bahwa
kapal tongkang tersebut telah selesai dibangun, maka telah dilakukan penyesuaian
akun uang muka pembelian yang diperlukan dalam rangka pengakuan kapal
tersebut sebagai aset tetap PT JBU sesuai dengan PSAK Nomor 16.
Pada Neraca Saldo in house PT JBU, total uang muka pembelian aset tetap kepada
Capella Ltd. tercatat sejumlah Rp.69.878.750.000 atas sepuluh buah kapal
tongkang. Kemudian berdasarkan temuan bukti audit yang menyatakan bahwa
tiga dari sepuluh kapal tongkang tersebut telah selesai dibangun, dilakukan
penyesuaian akun uang muka pembelian yang diperlukan dalam rangka
pengakuan tiga buah kapal tersebut sebagai aset tetap PT JBU. Berdasarkan
proses audit terakhir yang dilakukan terhadap transaksi PT JBU dengan Capella
Jurnal pengakuan aset tetap ketujuh kapal dalam proses TODB atas akun aset
tetap, membuat nilai saldo akhir akun aset tetap PT JBU bertambah menjadi US$
11.836.670, dan juga secara serta merta mempengaruhi nilai saldo akhir dari akun
uang muka pembelian aset tetap dan nilai saldo akhir akun utang pembelian aset
tetap yang dimiliki oleh PT JBU. Tim Auditor tidak melakukan pengecekan fisik
atas ketujuh kapal tersebut, karena letak pelabuhan tempat terdaftarnya ketujuh
kapal tersebut berada di Batam dan waktu proses audit yang dituntut relatif cepat
oleh PT JBU, dan juga karena rujukan dari auditor induk yang menyatakan bahwa
apabila telah tersedia dokumen pendukung seperti Grosse Akta ataupun Berita
Acara Serah Terima maka cek fisik tidak perlu lagi dilakukan.
Dari proses TODB saldo akun uang muka pembelian aset tetap telah dilakukan
jurnal penyesuaian yang tepat oleh tim auditor KAP RW atas ketujuh kapal yang
telah selesai dibangun. Hal ini menyebabkan saldo akun uang muka pembelian
aset tetap dari senilai US$ 8.979.061 (in house) menjadi US$ 6.243.313 (setelah
audit). Selisih saldo akun uang muka tersebut telah diakui ke dalam saldo akhir
aset tetap PT JBU yang bertambah dari angka nihil (in house) menjadi senilai US$
11.836.670. Tetapi apabila mengindahkan permasalahan dan ketidak-yakinan
Penulis pada proses STOT terhadap transaksi dengan Capella Ltd. sebelumnya,
TODB pada saldo akun utang pembelian aset tetap yaitu penyesuaian terkait
pengakuan aset tetap PT JBU juga telah dilakukan dan disajikan secara wajar,
yang menyebabkan peningkatan dari angka saldo nihil per in house, menjadi
senilai US$ 9.100.922 per setelah audit. Hal ini disebabkan pengakuan hanya
dilakukan atas kapal yang telah didapatkan dokumen penyelesaiannya, yaitu
ketujuh kapal yang telah dibahas sebelumnya. Dan juga karena pelunasan
sebagian utang pembelian aset tetap pada bulan Januari 2013 tidak dimasukkan
dalam perhitungan penyesuaian.
Berdasarkan Laporan Auditor Independen (LAI) yang telah diterbitkan oleh KAP
RW atas Laporan Keuangan PT JBU dalam proses audit tersebut, pemberian opini
audit Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified) dinilai kurang tepat. Opini audit
yang dinilai lebih tepat adalah Wajar Dengan Pengecualian (Qualified), karena
transaksi pembayaran uang muka pembelian tertanggal 30 dan 31 Mei 2012 yang
nilainya material memiliki dokumen pendukung yang tidak meyakinkan.
Confirmation of Receipt yang dikirimkan oleh Capella Ltd. juga tidak dapat
memberikan keandalan dan keyakinan kepada tim auditor KAP RW terhadap
transaksi tersebut.
Seluruh transaksi pembayaran uang muka pembelian aset tetap yang dilakukan
oleh PT JBU selama periode pencatatan akuntansi tahun 2012 telah memenuhi
sebagian prosedur dan pengendalian internal dari PT JBU seperti yang disajikan
pada bab 3 sebelumnya, kecuali transaksi pembayaran uang muka kepada Capella
Ltd. per tanggal 30 dan 31 Mei 2012 yang berjumlah Rp.52.070.000.000. Hal ini
disebabkan oleh tidak terdapatnya dokumen-dokumen pendukung transaksi
tertanggal 30 dan 31 Mei 2012 seperti yang telah dijelaskan dalam proses audit PT
JBU sebelumnya. Contoh dokumen-dokumen pendukung pengeluaran ini
terlampir pada bagian Lampiran di akhir laporan magang ini.
5.1 Kesimpulan
Audit yang dilakukan KAP RW terhadap PT JBU bertujuan untuk mendapatkan
keyakinan yang memadai atas keandalan semua informasi yang disajikan dalam
Laporan Keuangan PT JBU untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2012.
Oleh karena itu, auditor perlu membuat perencanaan proses audit yang tepat.
Proses audit ini diantaranya adalah uji substantif transaksi (substantive test of
transactions) dan uji terinci atas saldo akhir akun (test of detail balances). Tim
auditor KAP RW melakukan perencanaan untuk melakukan substantive test of
transactions dan test of detail balances atas populasi transaksi, terutama akun-
akun yang terkait transaksi Perolehan Aset Tetap karena transaksi ini dinilai
material.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi Jusuf.
Auditing and Assurance Services-An Indonesian Adaptation. New Jersey:
Pearson Education, 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi 2011.
Jakarta: Yayasan Karya Salemba Empat, 2011.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. Intermediate
Accounting-International Student Version (12th ed.). New Jersey: John
Wiley & Sons, 2009.
Program Audit KAP RW Tahun 2011 (tidak dipublikasikan).
Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart. Accounting Information Systems
(11th ed.). New Jersey: Pearson Education, 2009.
Simons, Robert. Performance Measurement & Control Systems for Implementing
Strategy. New Jersey: Pearson Education, 1999.
Warren, Carl S., James M. Reeve, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Gatot
Soepriyanto, Amir Abadi Jusuf, dan Chaerul D. Djakman. Principles of
Accounting-Indonesian Adaptation. Indonesia: Salemba Empat, 2008.
Asersi
Tujuan Audit
E K HK PA PP
2. Kas dan setara kas merupakan hak perusahaan dan tidak ada pembatasan X
pemakainnya.
3. Kas dan setara kas telah dicatat dengan benar. X
4. Kas dan setara kas telah dinilai sesuai jumlah yang bisa diperoleh kembali X
(realizable value).
5. Kas dan setara kas telah disajikan dan diungkapkan dengan benar dalam X
laporan keuangan.
(E=Eksistensi, K=Kelengkapan, HK=Hak dan Liabilitas, P=Penilaian dan Alokasi, PP=Penyajian dan Pengungkapan)
Asersi
Tujuan Audit
E K HK PA PP
E, K, PA 6 Aset Lain-lain
Lakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung timbulnya
beban dibayar dimuka.
Lakukan konfirmasi terhadap aset lain-lain yang jumlahnya
material.
Lakukan pemeriksaan terhadap realisasi aset lain-lain.
PP 7 Periksa kecukupan penyajian dan pengungkapan di
laporan keuangan.
Asersi
Tujuan Audit
E K HK PA PP
4. Aktiva tetap telah dinilai sesuai jumlah yang bisa diperoleh kembali X
(realizable value).
5. Aktiva tetap telah disajikan dan diungkapkan dengan benar dalam laporan X
keuangan.
(E=Eksistensi, K=Kelengkapan, HK=Hak dan Liabilitas, P=Penilaian dan Alokasi, PP=Penyajian dan Pengungkapan)
Asersi
Tujuan Audit
E K HK PA PP
1. Utang merupakan liabilitas perusahaan atas barang dan jasa yang diterima X X