LATAR BELAKANG
Dewasa ini, banyak masyarakat bahkan pelajar yang masih rancu dalam
menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata seringkali
tidak tepat dalam penggunaannya. Tidak jarang kita melakukan kesalahan dalam hal
penggunaan bahasa pada saat berbicara maupun menulis. Hal ini disebabkan oleh
meluasnya ranah pemakaian bahasa seiring kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan,
dan seni. Disamping itu, kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat dalam
penggunaan bahasa baku. Masyarakat atau pelajar seringkali tidak memperhatikan
tulisan sesuai aturan atau tidak. Yang terpenting tujuan dan maksud mereka
tersampaikan.
1
Oleh karena hal-hal tersebut, kami menulis makalah ini dengan tujuan
menyadarkan masyarakat betapa pentingnya menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai dengan situasi dan kondisi.
2
BAB II
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sering menjumpai ada dua (2) model
penulisan kata dalam bahasa Indonesia yakni “apotek” dan ”apotik”. Tentunya
permasalahan ini menimbulkan kebingungan, kata apa yang sesuai dengan kaidah
berbahasa yang baik dan benar.
3
benar. Hal ini bisa terjadi di banyak kalangan, termasuk media massa. Kata
“apotek” dan “apotik” diserap dari bahasa ejaan asing yang sama yaitu bahasa
Belanda “apotheeka” ini berasal dari bahasa Yunani “apotheca” yang secara
harfiah berarti “gudang” atau “penyimpanan”.
4
Untuk mengetahui mana yang benar, maka sebaiknya kita merujuk
pada Kamus besar Bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
tidak ada istilah “praktek”. Istilah baku untuk kata tersebut ialah “praktik”
yang berarti pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak ada istilah “tertip”. Istilah
baku untuk kata tersebut ialah “tertib” yang berarti menurut aturan atau rapi.
5
mendambakan perlakuan yang adil dan -- dari suaminya; 3 aturan; peraturan
yang baik.
6
5. Funksional atau Fungsional ?
7
6. Helem atau Helm ?
helm /hélm/ n 1 topi pelindung kepala yg dibuat dari bahan yg tahan benturan
(dipakai oleh tentara, anggota barisan pemadam kebakaran, pekerja tambang,
penyelam sebagai bagian dari pakaian, pengendara sepeda motor, dsb); 2 topi
gabus (pada umumnya berwarna putih). Jadi penulisan HELEM seharusnya
menjadi HELM.
8
a b ersangkutan dengan kumulasi; bersifat menambah; terjadi dari bagian yang
makin bertambah; bertumpuk-tumpuk: angka --; data –
9
Seharusnya dalam penulisan “20’s” jumlah benda menggunakan kata
bungkus atau pak yang benar.
pak/ n 1 b ungkusan dari pabrik berisi barang dalam jumlah tertentu (tentang
rokok, teh, garam, dan sebagainya) n 2 p eti berisi barang-barang; kemasan
barang; bendela
10
10. Penulisan Huruf Kapital yang Salah
Penulisan huruf kapital yang berada pada seluruh bagian kata yang
seharusnya tidak boleh dalam sebuah kalimat . Dan kata
“MENUKARKANNYA” sudah menyalahi penulisan huruf kapital yang
sebagaimana mestinya.
11
Saat ini banyak sekali kita temukan penggunaan bahasa-bahasa asing
dalam beberapa kasus-kasus. Misalnya saja di Kota Pontianak khususnya,
pada penulisan PCC “Pontianak Convention Center”, yang jika diartikan
dalam bahasa Indonesia adalah Tempat Pertunjukan Pontianak. Selain itu,
yang biasa kita lihat adalah tayangan-tayangan televisi yang pemberian
namanya menggunakan bahasa Inggris. Contoh saja judul acara berita
headline news d an breaking news, yang dalam bahasa Indonesia berarti berita
utama dan berita terbaru. Sebenarnya, sebagai warga Negara Indonesia yang
baik, kita harus mencintai bahasa persatuaan kita, bahasa Indonesia. Wujud
mencintai bahasa persatuan ini salah satunya dapat berupa penggunaan bahasa
Indonesia tanpa menggunakan bahasa asing.
12
Dalam gambar di atas semua kata menggunakan huruf miring. Jadi
tidak ada perbedaan antara penulisan kata asing dengan kata bahasa Indonesia.
Itulah kesalahan penulisan dalam baahasa Indonesia. Kata asing seharusnya
ditulis menggunakan huruf miring kecuali kata tersebut sudah diserap
kedalam Bahasa Indonesia.
13
kata, kata, atau kelompok kata. Contoh, boat modeling, aeromodeling,
motorsport.
Contoh:
2) Lusi bukanlah seorang penipu tapi orang yang ditipu pada kasus
ini.
Contoh:
3) Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos dan nomos.
14
f. Penulisan semboyan, bahasa Indonesia dan bahasa asing yang telah
diserap ke dalam bahasa Indonesia
Contoh:
g. Penulisan nama buku, nama majalah, jurnal, dan skripsi dan surat kabar
dalam daftar pustaka
Contoh:
15
1. Penggunaan Kata Dirgahayu
16
2. Penulisan "ke-70"
Penulisan “ke-70” sering salah ditulis dengan "ke 70" yang benar
adalah "ke-70" (dengan tanda hubung). Jika menggunakan angka Romawi,
sering ditulis "keLXX", yang benar cukup ditulis LXX (angka Romawi
untuk 70) karena angka Romawi sebenarnya sudah menunjukkan keberapa
atau urutan.
17
itu maka, hal tersebut berarti ada negara RI ke-1 sampai ke-70, padahal
negara RI hanya ada satu. Jadi yang benar adalah "Selamat HUT Ke-70
RI" atau boleh juga "Selamat HUT Ke-70 Kemerdekaan RI".
Kata merupakan salah satu satuan paling kecil dalam ilmu bahasa. Jika
berpedoman pada EYD, maka ada dua jenis kata, yaitu kata baku dan tidak
baku. Kata-kata yang sesuai EYD dan telah tercantum dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah kata baku. Sedangkan kata yang tak sesuai kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar bisa digolongkan menjadi kata tidak
baku. Kedua jenis kata tersebut sifatnya tidak abadi, karena bahasa merupakan
ilmu yang dinamis. Oleh sebab itu, semakin berkembangnya zaman maka
kata-kata baru pun bermunculan. Kata baru tersebut bisa menjadi kata baku
18
bisa juga tidak. Demikian pula kata baku yang lama bisa berubah menjadi kata
tidak baku
Kata baku sering juga disebut juga kata resmi, sehingga tak heran bila
penggunaan jenis kata ini diterapkan untuk kepentingan formal. Contohnya:
2) Pidato resmi
19
3) Acara kenegaraan
4) Pertemuan resmi
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku ( Kata di sebelah kiri merupakan kata
tidak baku, kata di sebelah kanan adalah kata baku ).
20
● Jendral -> Jenderal • Mampet -> Mampat
21
mengemukakan pendapat di depan umum lainnya, pada saat pembukaan
orator menggunakan kata yang mana sebagai kata penghubung antar
kalimat. Sebagai contoh,“. … tak lupa kita panjatkan puji dan syukur
kita kepada Tuhan YME yang mana atas rahmat-Nya kita dapat
berkumpul di tempat ini dengan keadaan sehat … . “ Dalam kalimat
tersebut kata yang mana menunjukan hubungan sebab akibat, padahal
kata penghubung yang seharusnya digunakan adalah karena, dan, yang
atau sehingga. Kata penghubung tersebut lebih sesuai dengan struktur
bahasa Indonesia.
22
Pengunaan imbuhan yang tidak tepat seringkali terjadi seperti contoh gambar
diatas. Apabila “di” digunakan untuk memberi bentuk pasif suatu verba maka
penulisannya digabung dengan verba tersebut. Apabila “di” digunakan untuk
menunjuk suatu tempat atau objek maka penulisannya dipisah.
di/ : 1. kata depan untuk menandai tempat: bapak saya bekerja -- kantor; semalam
ia tidur -- rumah temannya; 2 cak kata depan untuk menandai waktu: -- hari itu ia
tidak datang; 3 Mk akan, kepada: tidak tahu -- jerih orang; 4 Mk dari: jauh –
mata.(KBBI)Jadi, seharusnya kata DI JUAL disambung menjjadi DIJUAL karena
jual tidak menunjukkan waktu maupun tempat.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk tuturan yang
meliputi kata, kalimat dan paragraf yang menyimpang dari sistem kaidah
bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang telah
ditetapkan sebagaimana dalam PUEBI ( Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia ). Di sekitar kita masih banyak kita jumpai kesalahan dalam
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh sebab itu, kita sebagai
generasi penerus bangsa harus mulai memperbaiki kesalahan itu. Kita mulai
dari diri kita sendiri sehingga bahasa Indonesia tidak luntur di masa yang akan
datang seiring berjalannya kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan seni.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/
https://kbbi.kemdikbud.go.id
https://www.google.co.id/maps
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PU
EBI.pdf
25
26