Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN PEMERIKSAAN

SKRINING HIV PADA IBU HAMIL SESUAI STANDAR DI DESA


CANDIREJO KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN
MAGELANG PERIODE JANUARI – OKTOBER 2019

Evaluasi Program KIA Puskesmas Borobudur


Periode Januari – Oktober 2019

Laporan Tugas mandiri Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan
Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro SemarangN J

UDUL

Disusun Oleh :
Nila Paharagita Purnama
1810221043

KEPANITERAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
PERIODE 4 NOVEMBER – 28 DESEMBER 2019
BAB I
ANALISIS MASALAH

Identifikasi masalah dan penentuan prioritas masalah telah dilakukan


berdasarkan hasil cakupan pemeriksaan skrining HIV sesuai standar pada ibu hamil
dibandingkan dengan target SPM Puskesmas Borobudur.

Tabel Cakupan Pemeriksaan Skrining HIV Sesuai Standar pada Ibu Hamil
Puskesmas Borobudur Periode Januari – Oktober 2019

Cakupan
Target Target
No. Indikator Sasaran Pencapaian
Tahun Bulan Persen
Kegiatan
(10) (%)

1. Ibu Hamil
yang
100% 83,3% 1036 848 81,85 98.22%
diperiksa
HIV

Sumber : Data Primer Puskesmas Borobudur Periode Januari – Oktober 2019


Jumlah cakupan ibu hamil yang mendapatkan pemeriksaan skirining HIV
sesuai standar di Puskesmas Borobudur periode Januari – Oktober 2019 sebagai
berikut:

Jumlah yang mendapatkan pemeriksaan


Besar cakupan = × 100
Jumlah seluruh ibu hamil
= 848 x 100
1036
= 81,85%
Jumlah pencapaian ibu hamil yang mendapatkan pemeriksaan skirining
HIV sesuai standar di Puskesmas Borobudur periode Januari – Oktober 2019
sebagai berikut:

Besar Cakupan
Pencapaian = × 100
Target Dinkes Bulab Berjalan Januari − Oktober 2019
= 81,85% x 100
83,3 %
= 98,22 %
Dari hasil perhitungan didapatkan skor cakupan ibu hamil yang
mendapatkan pemeriksaan skirining HIV sesuai standar di Puskesmas Borobudur
periode Januari – Oktober 2019 sebesar 81,85%. Dengan hasil pencapaian sebesar
98,22%.

Tabel Cakupan Pemeriksaan Skrining HIV Sesuai Stnadar pada Ibu Hamil
Wilayah Kerja Puskesmas Borobudur Periode Januari – Oktober 2019

Cakupan
Target Target
No. Desa Sasaran Pencapaian
Tahun Bulan Persen
Kegiatan
(10) (%)

1. Giripurno 100% 83% 26 39 150% 180%

2. Giri tengah 100% 83% 58 48 83% 99%

3. Tuksongo 100% 83% 73 41 56% 67%

4. Majaksingi 100% 83% 36 38 106% 127%

5. Kenalan 100% 83% 13 12 92% 111%

6. Bigaran 100% 83% 20 14 70% 84%

7. Sambeng 100% 83% 23 13 57% 68%

8. Candirejo 100% 83% 65 42 65% 78%

9. Ngargogondo 100% 83% 36 26 72% 87%

10. Wanurejo 100% 83% 101 81 80% 96%

11. Borobudur 100% 83% 151 141 93% 112%

12. Tanjungsari 100% 83% 28 20 71% 86%

13. Karanganyar 100% 83% 34 25 74% 88%

14. Karangrejo 100% 83% 52 29 56% 67%

15. Ngadiharjo 100% 83% 70 61 87% 105%

16. Kebonsari 100% 83% 28 33 118% 141%


17. Tegalarum 100% 83% 51 48 94% 113%

18. Kembanglimus 100% 83% 31 24 77% 93%

19. Wringinputih 100% 83% 108 87 81% 97%

20. Bumiharjo 100% 83% 32 26 81% 98%

Sumber: Data Primer SPM Puskesmas Borobudur Januari – Oktober 2019

Data ibu hamil di Kecamatan Borobudur periode Januari – April 2019 yang
diperoleh melalui data kohort bidan masing-masing desa. Dari seluruh desa
Kecamatan Borobudur, jumlah ibu hamil yang cukup banyak namun yang
melakukan pemeriksaan skrining HIV masih rendah adalah Desa Candirejo
sehingga dilakukan penelitian tingkat pengetahuan responden melalui kuesioner
pada pasien yang berisiko terinfeksi HIV yang belum melakukan pemeriksaan
skrining HIV pada desa tersebut.
BAB II
HASIL PENELITIAN

V.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


V.4.1 Kriteria Inklusi
a. Ibu hamil dan ibu bersalin periode Januari - Oktober 2019 di Desa Candirejo
yang bersedia menjadi responden dan berada di tempat saat pengisian
kuesioner.
b. Ibu hamil dan ibu bersalin yang belum atau tidak melakukan pemeriksaan
skrining HIV selama kehamilan periode Januari - Oktober 2019 di Desa
Candirejo.
V.4.2 Kriteria Ekslusi
a. Ibu hamil dan ibu bersalin periode Januari – Oktober 2019 di Desa
Candirejo yang sudah melakukan pemeriksaan skrining HIV selama
kehamilan.
b. Ibu hamil dan ibu bersalin periode Januari – Oktober 2019 di Desa
Candirejo yang tidak bersedia menjadi responden dan tidak ada di tempat
pengisian kuisioner.
VI.3 Hasil Wawancara
Pada hari Jumat, 29 November – Sabtu, 30 November 2019 telah dilakukan
wawancara dengan koordinator program KIA/KB, Bidan Desa Candirejo, dan kader
Desa Candirejo.

Tabel Hasil Wawancara Input


No. Indikator Pertanyaan Jawaban

1. Man 1. Siapa saja yang termasuk 1. Program skrining HIV terdiri


dalam program skrining HIV? atas kerja sama koordinator
2. Siapa yang melakukan pelaksana, petugas
konseling awal sebelum laboratorium, dan bidan terkait
pemeriksaan HIV? serta promkes.
3. Siapa yang melakukan 2. Dokter, perawat, bidan
pemeriksaan HIV? melakukan kegiatan konseling
4. Siapa yang melakukan pre dan post VCT.
konseling dan tindak lanjut 3. Pemeriksaan laboratorium
bila hasil pemeriksaan HIV HIV (VCT dengan rapid test)
positif? dilakukan oleh petugas
laboratorium yang bertempat
di Puskesmas Borobudur.
4. Tidak ada konselor khusus,
bila hasil dinyatakan positif
maka pemeriksa akan
menjelaskan makna hasil
tersebut dan melaporkan ke
dokter untuk dirujuk.
2. Money 1. Darimana dana berasal untuk 1. Dana untuk program
menjalankan program pemeriksaan HIV sesuai
pemeriksaan HIV sesuai standar pada orang yang
standar? beresiko berasal dari bantuan
2. Apakah terdapat dana untuk Bantuan Operasional
program penyuluhan khusus Kesehatan dan Bantuan
HIV? Layanan Umum Daerah.
3. Apakah terdapat masalah dari 2. Dana tersedia namun
pendanaan? dialokasikan ke program
penyuluhan dan Konseling
khusus jika diminta.
3. Sejauh ini belum ada masalah
pendanaan
3. Methode 1. Bagaimana alur prosedural 1. Dilakukannya pemeriksaan
sebelum akhirnya para orang VCT pada orang berisiko
berisiko melakukan hanya tergantung kepada
pemeriksaan VCT? kunjungan orang berisiko
2. Apakah kegiatan yang tersebut ke Puskesmas
dilakukan sudah maksimal? Borobudur. Alur
proseduralnya diawali dari
konseling bidan kepada ibu
hamil tentang pentingnya
pemeriksaan HIV bersamaan
dengan pemeriksaan antenatal
care. Kemudian ibu hamil
akan melakukan pemeriksaan
di Puskesmas Muntilan 1atas
kesadaran sendiri.
2. Belum, karena belum
sepenuhnya sasaran terpenuhi.
4. Material 1. Apakah terdapat ruangan 1. Tidak ada ruangan khusus
khusus seperti poli VCT seperti poli VCT dan ruang
untuk klien yang akan konseling, ruang pemeriksaan
memeriksakan diri/konseling? adalah gabungan dengan
pemeriksaan laboratorium lain.
Ruang konseling VCT
merupakan gabungan dari
ruang IVA dan IMS.
5. Machine 1. Alat apa saja yang digunakan 1. Terdapat alat dan bahan seperti
untuk pemeriksaan VCT? reagen dan HIV strip yang
2. Apakah tersedia obat ARV sudah tersedia lengkap.
untuk penatalaksanaan awal 2. ARV untuk penatalaksanaan
bila ada ibu hamil yang awal tidak tersedia, biasanya
terjangkit HIV? pasien akan langsung dirujuk
3. Apakah terdapat SOP ke RS.
(Standard Operational 3. Terdapat SOP untuk
Procedure) bagi petugas? pemeriksaan VCT bagi petugas
4. Apakah terdapat buku kesehatan.
pedoman PPIA untuk petugas 4. Tidak terdapat buku pedoman
kesehatan? PPIA untuk petugas kesehatan.
5. Apakah terdapat lembar 5. Ya, terdapat lembar inform
inform consent pada orang consent untuk menyatakan
berisiko yang akan dilakukan bahwa orang berisiko setuju
pemeriksaan VCT? dilakukan pemeriksaan HIV.
6. Apakah terdapat media 6. Ya, terdapat poster tentang
promosi seperti poster HIV dan pemeriksaan VCT di
maupun brosur tentang HIV, lingkungan puskesmas.
PPIA, dan VCT yang terdapat 7. Ya, tersedia leaflet dan media
di lingkungan puskesmas? promosi lain tentang HIV,
7. Apakah tersedia media PPIA dan pemeriksaan VCT,
promosi kesehatan yang selain itu jika stok memenuhi
ditujukan untuk ibu hamil? terdapat program pemberian
alat kontrasepsi serta anjuran
pemeriksaan HIV di
puskesmas secara lisan dari
bidan ke ibu hamil saat ANC.

Tabel 4 Hasil Wawancara Proses


No. Indikator Pertanyaan Jawaban

1. P1 1. Apakah dilakukan 1. Perencanaan rutin


perencanaan kegiatan pemeriksaan VCT tidak ada,
program Pemeriksaan VCT pemeriksaan dilakukan bila
rutin? ada permintaan saat orang
2. Apakah salah satunya ada berisiko berkunjung ke
perencanaan untuk dilakukan Puskesmas.
penyuluhan ke masyarakat 2. Perencanaan kegiatan
mengenai HIV? penyuluhan langsung ke
masyarakat mengenai HIV
dilakukan saat kelas ibu
hamil. Kegiatan promotif
hanya melalui konseling
antara bidan dengan ibu
hamil saat pemeriksaan ANC.

2. P2 1. Kapan dilaksanakan 1. Pelaksanaan pemeriksaan VCT


pemeriksaan VCT pada ibu tersedia setiap hari kerja dan
hamil? hanya tersedia di Puskesmas
2. Siapa yang memberikan Borobudur.
konseling tentang HIV dan 2. Konseling pre test dan post tes
pemeriksan VCT kepada VCT dilakukan oleh bidan
ibu hamil? bersamaan dengan ANC.

3. P3 1. Siapa yang melakukan 1. Tidak ada pengawasan dan


pengawasan kegiatan penilaian kualitas konseling
konseling HIV kepada orang HIV dan VCT pada bidan.
berisiko? 2. Kepala puskesmas melakukan
2. Apakah terdapat pengawasan pengawasan langsung melalui
terhadap data ibu hamil yang laporan bulanan yang
telah melakukan pemeriksaan diberikan oleh koordinator
VCT? program KIA.
3. Bagaimana cara koordinator 3. Data orang berisiko yang sudah
KIA mengawasi jumlah ibu melakukan pemeriksaan VCT
hamil yang sudah didapat langsung dari petugas
memeriksakan diri ke lab Puskesmas Borobudur.
Puskesmas ? 4. Tidak ada pencatatan khusus
4. Apakah terdapat pencatatan dari bidan terkait terhadap ibu
oleh bidan terhadap ibu hamil hamil yang sudah dan yang
yang sudah dan yang belum belum memeriksakan diri ke
Puskesmas.
melakukan pemeriksaan 5. Tidak pernah dilakukan
VCT? pencatatan dan pelaporan ibu
5. Apakah pencatatan dari ibu hamil yang sudah menjalani
hamil yang melakukan VCT dari pelayanan kesehatan
pemeriksaan VCT sudah lain di wilayah kerja
termasuk pencatatan Puskesmas Borobudur.
pemeriksaan dari pelayanan 6. Iya, data yang telah
kesehatan lain di wilayah dilaporkan ke kepala
kerja puskesmas? puskesmas kemudian akan
6. Setelah dilakukan pelaporan dilaporkan ke DinKes setiap
ke kepala puskesmas, apakah
bulannya.
data tersebut dilaporkan ke
7. Terdapat evaluasi yang
DinKes?
7. Apakah terdapat evaluasi
dilakukan rutin sebulan
terhadap kinerja tenaga sekali oleh koordinator KIA
kesehatan dalam dengan para bidan yang
meningkatkan cakupan bertanggung jawab dengan
pemeriksaan HIV secara desa masing - masing.
menyeluruh pada ibu hamil?

Tabel 5 Hasil Wawancara Lingkungan


No. Indikator Pertanyaan Jawaban

1. Lingkungan 1. Bagaimana pengetahuan 1. Dari segi pengetahuan,


masyarakat mengenai mayoritas warga sudah
HIV/AIDS? mengetahui tentang
2. Bagaimana perilaku HIV/AIDS namun belum
masyarakat untuk mengetahui apa manfaat
melakukan pemeriksaan melakukan pemeriksaan VCT.
VCT? 2. Perilaku masyarakat untuk
3. Apakah menurut anda melakukan pemeriksaan VCT
adakah hambatan dalam ke puskesmas sudah baik,
sarana transportasi meskipun banyak dari orang
maupun jarak bagi berisiko khususnya ibu hamil
masyarakat untuk yang memeriksakan diri bukan
menjangkau Puskesmas karena pengetahuan yang
Borobudur dan bagaimana mendalam tentang HIV dan
bahayanya, namun karena
perilaku masyarakat untuk alasan kesehatan janin seperti
berobat ke puskesmas? yang dianjurkan oleh bidan.
4. Apakah terdapat LSM 3. Sebagian ibu hamil yang
maupun organisasi terkait belum memeriksakan diri juga
yang turut bekerja sama beralasan takut bila hasil
program skrining HIV menunjukkan positif namun
pada ibu hamil? ada juga yang beranggapan
pemeriksaan tersebut
membuang waktu karena
yakin tidak terinfeksi HIV.
4. Tidak terdapat LSM maupun
organisasi terkait yang turut
andil baik dalam program
skrining HIV pada ibu hamil.
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Analisis Penyebab Masalah


Dalam menganalisis penyebab masalah digunakan metode pendekatan
sistem untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-
pendekatan masalah. Dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang
mungkin menyebabkan munculnya permasalahan di Desa Candirejo. Beberapa
penyebab masalah yang ada kemudian dikonfirmasi pada petugas puskesmas, maka
dari penyebab masalah adalah sebagai berikut:
Tabel Analisis Penyebab Masalah Input

No. Indikator Kelebihan Kekurangan

1. Man 1. Sumber daya manusia untuk Tidak ada masalah


program skrining HIV pada
ibu hamil terdiri dari dokter,
bidan, perawat dan petugas
laboratorium, dan kader
kesehatan pada masing
masing desa.

2. Money 1. Ada dana dari Bantuan


Operasional Kesehatan
(BOK) untuk program Tidak ada masalah
pemeriksaan kesehatan dan
BLUD untuk program
promosi kesehatan
3. Methode 1. Pada saat ANC, semua ibu Tidak ada masalah
hamil dianjurkan oleh bidan
mengenai pentingnya
melakukan pemeriksaan HIV.
4. Material 1. Tersedianya ruang laboratorium Tidak ada masalah
untuk pemeriksaan HIV.
5. Machine 1. Terdapat alat dan bahan untuk 1. Tidak tersedianya buku
pemeriksaan HIV seperti reagen PPIA untuk petugas
dan HIV strip. kesehatan.
2. Adanya SOP pemeriksaan VCT 2. Tidak adanya SOP skrining
di laboratorium sesuai standar HIV pada ibu hamil.
bagi petugas kesehatan.
3. Tersedia nya poster tentang HIV
dan pemeriksaan VCT di
lingkungan puskesmas.
4. Tersedia nya leaflet dan media
promosi lain tentang HIV dan
pemeriksaan VCT untuk tujuan
penyuluhan

Tabel Analisis Penyebab Masalah Proses

No. Indikator Kelebihan Kekurangan

1. P1 1. Tersedia pelayanan 1. Belum ada perencanaan


pemeriksaan VCT di kegiatan penyuluhan PPIA,
Puskesmas Borobudur. HIV, dan pemeriksaan VCT.
2. Metode VCT menggunakan
passive case finding.
1. P2 1. Pelaksanaan pelayanan untuk 1. Tidak ada batasan waktu/usia
pemeriksaan VCT dilakukan kehamilan yang ditetapkan
setiap hari kerja menyesuaikan dalam pelaksanaan
jadwal Puskesmas Borobudur. pemeriksaan HIV pada ibu
hamil.
2. Kegiatan promotif untuk
anjuran pemeriksaan VCT
dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan ANC (di
posyandu) sehingga tidak
efektif.

2. P3 1. Kepala puskesmas melakukan 1. Belum ada pencatatan khusus


pengawasan langsung melalui oleh bidan terhadap ibu hamil
laporan bulanan yang yang sudah/belum melakukan
diberikan oleh koordinator pemeriksaan VCT.
program KIA. 2. Belum ada pencatatan dan
2. Terdapat evaluasi terhadap pelaporan ibu hamil yang
kinerja bidan dalam sudah melakukan pemeriksaan
meningkatkan cakupan VCT dari pelayanan kesehatan
pemeriksaan HIV secara lain di wilayah kerja
menyeluruh di wilayah kerja Puskesmas Borobudur.
masing-masing.
3. Koordinator program
melaporkan data perserta
pemeriksaan VCT ke DinKes
tiap akhir bulan.

Tabel Analisis Penyebab Masalah Lingkungan

No. Indikator Kelebihan Kekurangan

1. Lingkungan 1. Adanya warga yang 1. Kurangnya pengetahuan


bersedia untuk direkrut mendalam masyarakat tentang
menjadi kader HIV dan fungsi dilakukannya
2. Lokasi fasilitas kesehatan VCT.
yang dapat dijangkau oleh 2. Tidak terdapat LSM maupun
ibu hamil. organisasi terkait yang turut
andil baik dalam program
skrining HIV pada ibu hamil.
III.2 Rekapitulasi Analisis Penyebab Masalah
Setelah dilakukan konfirmasi kepada pihak puskesmas yang terdiri dari
koordinator program KIA, dokter, bidan pada desa Menayuserta petugas
laboratorium mengenai cakupan pemeriksaan skrining HIV sesuai standar
khususnya pada ibu hamil, didapatkan penyebab masalah adalah sebagai berikut :

1) Tidak tersedianya buku PPIA untuk petugas kesehatan


2) Tidak adanya SOP skrining HIV pada ibu hamil
3) Belum ada perencanaan kegiatan penyuluhan PPIA, HIV, dan pemeriksaan
VCT.
4) Metode VCT hanya menggunakan passive case finding
5) Tidak ada batasan waktu/usia kehamilan yang ditetapkan dalam pelaksanaan
pemeriksaan HIV pada ibu hamil
6) Kegiatan promotif untuk anjuran pemeriksaan VCT dilakukan bersamaan
dengan pemeriksaan ANC (di posyandu) sehingga tidak efektif
7) Tidak ada pencatatan khusus oleh bidan terhadap ibu hamil yang
sudah/belum melakukan pemeriksaan VCT
8) Tidak pernah dilakukan pencatatan dan pelaporan ibu hamil yang sudah
melakukan pemeriksaan VCT dari pelayanan kesehatan lain di wilayah kerja
Puskesmas Muntilan 1.
9) Kurangnya pengetahuan mendalam masyarakat tentang HIV dan fungsi
dilakukannya VCT.
10) Tidak terdapat LSM maupun organisasi terkait yang turut andil baik dalam
program skrining HIV pada ibu hamil.
1. Tidak ada batasan waktu/usia kehamilan yang
INPUT PROSES ditetapkan dalam pelaksanaan pemeriksaan HIV
pada ibu hamil.
2. Kegiatan promotif untuk anjuran pemeriksaan
Man Methode VCT dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan
e 1. Tidak tersedianya P2 ANC (di posyandu) sehingga tidak efektif.
Tidak ada masalah buku PPIA untuk 1. Belum ada pencatatan khusus oleh bidan
petugas kesehatan. terhadap ibu hamil yang sudah/belum
2. Tidak adanya SOP P3 melakukan pemeriksaan VCT.
Money skrining HIV pada ibu 2. Belum ada pencatatan dan pelaporan ibu
hamil. P1 hamil yang sudah melakukan pemeriksaan
VCT dari pelayanan kesehatan lain di
Tidak ada masalah 1. Tidak wilayah kerja Puskesmas Borobudur.
tersedianya buku MASALAH
Machine Material

Rendahnya
Tidak ada masalah Tidak ada masalah
cakupan ibu hamil
yang mendapatkan
pemeriksaan
skrining HIV
sesuai standar di
Desa Candirejo

1. Kurangnya pengetahuan mendalam masyarakat tentang HIV dan fungsi


dilakukannya VCT.
LINGKUNGAN 2. Tidak terdapat LSM maupun organisasi terkait yang turut andil baik dalam
program skrining HIV pada ibu hamil.

Bagan Fishbone Berdasarkan Pendekatan Sistem


III.3 Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah dan Pemecahan Masalah
Terpilih
Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yakni
pembuatan alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif
pemecahan penyebab masalah yang ada, yaitu :

Tabel Alternatif Pemecahan Masalah

No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


1. Tidak tersedianya buku PPIA untuk petugas 1 Menyediakan buku PPIA bagi petugas
kesehatan kesehatan

2. Tidak adanya SOP skrining HIV pada ibu 2. Membuat SOP skrining HIV pada ibu hamil
hamil

3. Belum adanya rencana penyuluhan tentang 3 Mengadakan penyuluhan rutin tentang HIV
HIV/AIDS pada masyarakat untuk dan pentingnya pemeriksaan VCT kepada
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, masyarakat.
dukungan dan menghilangkan stigma buruk
terhadap HIV.

4. Metode VCT hanya menggunakan passive 4 Mengadakan VCT secara passive case
case finding finding dan active case finding (mobile VCT)

5. Tidak ada batasan waktu/usia kehamilan 5  Penetapan waktu usia kehamilan khusus
yang ditetapkan dalam pelaksanaan untuk pemeriksaan HIV agar ibu hamil dapat
pemeriksaan HIV pada ibu hamil. merencanakan dan menyesuaikan keadaan
untuk melakukan pemeriksaan ke Puskesmas
Borobudur.
6. Kegiatan promotif untuk anjuran 6  Mengadakan penyuluhan rutin tentang HIV
pemeriksaan VCT dilakukan bersamaan dan pentingnya pemeriksaan VCT kepada
dengan pemeriksaan ANC (di posyandu) masyarakat.
sehingga tidak efektif.

7. Tidak adanya pencatatan khusus oleh bidan 7 Melakukan kerjasama dengan bidan di
di wilayah masing-masing terhadap jumlah wilayah tersebut dan lintas sektor untuk
dan proporsi ibu hamil yang melakukan melakukan pencatatan dan pelaporan
pemeriksaan HIV.

8. Tidak pernah dilakukan pencatatan dan 8  Melakukan kerjasama dengan bidan di


pelaporan ibu hamil yang sudah melakukan wilayah tersebut dan pihak pelayanan
pemeriksaan VCT dari pelayanan kesehatan kesehatan lain baik di dalam maupun di luar
lain baik di dalam wilayah maupun di luar wilayah Puskesmas Muntilan 1untuk
wilayah puskesmas Muntilan 1 melakukan pencatatan dan pelaporan secara
rutin.
9. Kurangnya pengetahuan mendalam 9 Mengadakan penyuluhan rutin tentang HIV
masyarakat tentang HIV dan fungsi dan pentingnya pemeriksaan VCT kepada
dilakukannya VCT. masyarakat.

10 Refreshing kader tentang HIV di wilayah


kerja masing masing desa.
10. Tidak terdapat LSM maupun organisasi 11 Mengadakan kerjasama dengan LSM terkait
terkait yang turut andil baik dalam program
skrining HIV pada ibu hamil

Dari hasil analisis pemecahan masalah, didapatkan alternatif pemecahan


masalah sebagai berikut:

1. Menyediakan buku PPIA bagi petugas kesehatan


2. Membuat SOP skrining HIV pada ibu hamil
3. Mengadakan penyuluhan rutin tentang HIV dan pentingnya pemeriksaan
VCT kepada masyarakat.
4. Mengadakan VCT secara passive case finding dan active case finding
(mobile VCT).
5. Penetapan waktu usia kehamilan khusus untuk pemeriksaan HIV
6. Melakukan kerjasama dengan lintas sektor (bidan dan LSM) di wilayah
tersebut untuk melakukan pencatatan dan pelaporan
7. Refreshing kader tentang HIV di wilayah kerja masing masing desa.
III.4 Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah dan Pemecahan Masalah
Terpilih

Tidak tersedianya buku PPIA untuk petugas


kesehatan

Tidak adanya SOP skrining HIV pada ibu hamil Menyediakan buku PPIA bagi
Belum adanya rencana penyuluhan tentang
petugas kesehatan.
HIV/AIDS pada masyarakat untuk meningkatkan Membuat SOP skrining HIV pada ibu
pengetahuan, kesadaran, dukungan dan hamil.
menghilangkan stigma buruk terhadap HIV.
Mengadakan penyuluhan rutin
Metode VCT hanya menggunakan passive case tentang HIV dan pentingnya
finding. pemeriksaan VCT kepada
masyarakat.
Tidak ada batasan waktu/usia kehamilan yang Mengadakan VCT secara passive
ditetapkan dalam pelaksanaan pemeriksaan HIV case finding dan active case finding
pada ibu hamil. (mobile VCT).
Kegiatan promotif untuk anjuran pemeriksaan Penetapan waktu usia kehamilan
VCT dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan khusus untuk pemeriksaan HIV.
ANC (di posyandu) sehingga tidak efektif.
Melakukan kerjasama dengan lintas
Tidak adanya pencatatan khusus oleh bidan di sektor (bidan dan LSM) di wilayah
wilayah masing-masing terhadap jumlah dan tersebut untuk melakukan pencatatan
proporsi ibu hamil yang melakukan dan pelaporan
pemeriksaan
Tidak pernah HIV
dilakukan pencatatan dan
pelaporan ibu hamil yang sudah melakukan
Refreshing kader tentang HIV di
pemeriksaan VCT dari pelayanan kesehatan lain wilayah kerja masing masing desa.
baik di dalam
Kurangnya wilayah maupun
pengetahuan di luar
mendalam wilayah
masyarakat
puskesmas
tentang HIVBorobudur
dan fungsi dilakukannya VCT.

Tidak terdapat LSM maupun organisasi terkait


yang turut andil baik dalam program skrining
HIV pada ibu hamil.

Bagan Penyebab Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah


III.5 Daftar Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
1. Menyediakan buku PPIA bagi petugas kesehatan
2. Membuat SOP skrining HIV pada ibu hamil
3. Mengadakan penyuluhan rutin tentang HIV dan pentingnya
pemeriksaan VCT kepada masyarakat.
4. Mengadakan VCT secara passive case finding dan active case
finding (mobile VCT).
5. Penetapan waktu usia kehamilan khusus untuk pemeriksaan HIV.
6. Melakukan kerjasama dengan lintas sektor (bidan dan LSM) di
wilayah tersebut untuk melakukan pencatatan dan pelaporan.
7. Refreshing kader tentang HIV di wilayah kerja masing masing desa.
III.6 Prioritas Pemecahan Masalah
Tabel Prioritas Pemecahan Masalah

Nilai Kriteria Hasil


No Pemecahan Masalah Urutan
Akhir
M I V C
1. Pengadaan konselor khusus VCT
dan pelatihan petugas kesehatan
(dokter, perawat dan bidan) tentang 2 4 3 2 12 V
HIV serta pemberian buku PPIA
bagi petugas kesehatan
2. Membuat SOP skrining HIV pada
1 4 3 2 6 VII
ibu hamil.
3. Penyuluhan rutin tentang HIV dan
pentingnya pemeriksaan VCT 4 5 4 2 40 I
kepada masyarakat.
4. Mengadakan VCT secara passive
case finding dan active case finding 2 4 4 2 16 III
(mobile VCT) dan
5. Penetapan waktu usia kehamilan
1 3 3 1 9 VI
khusus untuk pemeriksaan HIV.
6. Melakukan kerjasama dengan
lintas sektor (bidan dan LSM) di
4 4 3 2 24 II
wilayah tersebut untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan.
7. Refreshing kader tentang HIV di
wilayah kerja masing masing desa. 3 3 3 2 13,5 IV

Berdasarkan kriteria matriks, maka didapatkan prioritas alternatif pemecahan


masalah sebagai berikut :
a. Mengadakan VCT secara passive case finding dan active case finding
(mobile VCT)
b. Penyuluhan rutin tentang HIV dan pentingnya pemeriksaan VCT kepada
masyarakat.Penetapan jadwal dalam pembagian waktu pelaksanaan
skrining bagi warga lansia.
c. Melakukan kerjasama dengan lintas sektor (bidan dan LSM) di wilayah
tersebut untuk melakukan pencatatan dan pelaporan.
d. Membuat SOP skrining HIV pada ibu hamil yaitu Menyediakan ruangan
khusus di puskesmas Borobudur agar tercapainya pemeriksaan HIV (VCT)
sesuai standar.
e. Refreshing kader tentang HIV di wilayah kerja masing masing desa.
f. Penetapan waktu usia kehamilan khusus untuk pemeriksaan HIV.
g. Pengadaan konselor khusus VCT dan pelatihan petugas kesehatan
(dokter, perawat dan bidan) tentang HIV serta pemberian buku PPIA bagi
petugas kesehatan
Tabel Penyusunan Plan Of Action untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan HIV sesuai standar pada ibu hamil
di Puskesmas Borobudur

Tabel VII.4. Penyusunan Plan of Action


No. Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana Waktu Lokasi Pendanaan Metode Tolak Ukur
Proses Hasil
1. Mengadakan Meningkatkan Masyarakat Desa Koordinator 1 bulan Puskesma Dana Tatap muka, Terlaksananya Peningkatan
penyuluhan pengetahuan Wilayah Kerja program KIA sekali. s operasional diskusi kegiatan pengetahuan
rutin tentang tentang HIV dan Puskesmas puskesmas penyuluhan masyarakat
HIV dan pentingnya skrining khususnya ibu tentang HIV khususnya ibu
pentingnya HIV khususnya pada hamil. dan VCT. hamil tentang
pemeriksaan ibu hamil agar Para suami dari HIV dan
VCT kepada menurunkan angka ibu hamil untuk pentingnya VCT
masyarakat penularan infeksi meningkatkan sedini mungkin.
dari ibu ke anak. dukungan
keluarga.
2. Melakukan Mendapatkan data Bidan, pelayanan Koordinator 1 bulan Puskesma Dana Kunjungan Terkoordinasi- Didapatkan data
kerjasama ibu hamil yang kesehatan lain KIA, Kepala sekali s Klinik Operasional langsung ke nya pelaporan kunjungan ibu
dengan lintas sudah dan belum (klinik swasta, dll) Klinik swasta, swasta Puskesmas bidan praktek dan hamil yang
sektor (bidan melakukan dan petugas swasta atau pencatatan melakukan
dan LSM) di pemeriksaan HIV terkait. pelayanan dengan bidan pemeriksaan
wilayah meskipun ibu hamil kesehatan praktek swasta skrining HIV.
tersebut untuk tersebut melakukan swasta, atau
melakukan pemeriksaan diluar Kerjasama dan pelayanan
pencatatan dan wilayah puskesmas saling kesehatan
pelaporan Borobudur. koordinasi. swasta.

3 Mengadakan Meningkatkan Masyarakat Desa Bidan Desa 2x per Wilayah Dana Kunjungan Terlaksananya Meningkatnya
VCT secara cakupan skrining Wilayah Kerja bulan Kerja operasional langsung ke penemuan cakupan skrining
passive case pemeriksaan HIV Puskesmas Puskesma puskesmas rumah kasus HIV pada pemeriksaan HIV
finding dan pada ibu hamil khususnya ibu s masyarakat ibu hamil pada ibu hamil
active case hamil. khususnya ibu
finding (mobile hamil
VCT)
4 Refreshing Meningkatkan Kader kesehatan Koordinator 1 bulan Puskesma Dana Melakukan Pelatihan dan Meningkatnya
kader tentang pengetahuan kader pada wilayah KIA, bidan, sekali s operasional pelatihan dan refreshing pengetahuan
HIV di wilayah tentang HIV dan puskesmas promkes. Puskesmas bimbingan kader oleh kader sehingga
kerja masing manfaat Borobudur pada kader bidan dan dapat
masing desa pemeriksaan VCT khususnya tenaga mempromosikan
sedini mungkin tentang HIV. kesehatan ahli. serta mengajak
pada ibu hamil. ibu hamil untuk
segera
melakukan
pemeriksaan HIV
sedini mungkin.
5 Pengadaan Mewujudkan Masyarakat Desa Koordinator Pertengaha Puskesma Dana Menetapkan Penetapan Terwujudnya
konselor program konseling Wilayah Kerja KIA, bidan, n periode s operasional satu konselor satu konselor syarat
khusus VCT dan HIV baik sebelum Puskesmas promkes Puskesmas khusus yang khusus pemeriksaan VCT
pelatihan dan sesudah khususnya ibu ahli dalam program sesuai standar
petugas pemeriksaan VCT hamil. konseling skrining HIV. yakni terdapat
kesehatan sesuai dengan SOP untuk konselor ahli di
(dokter, sesuai standar pemeriksaan bidang HIV.
perawat dan HIV.
bidan) tentang
HIV serta
pemberian
buku PPIA bagi
petugas
kesehatan
6 Penetapan Meningkatkan Masyarakat Desa Koordinator Selama Puskesma Dana Tatap muka, Terlaksananya Meningkatnya
waktu usia kesadaran dan Wilayah Kerja program penyuluhan s operasional diskusi jadwal tetap kesadaran dan
kehamilan menjadikan Puskesmas KIA,bidan desa, /konseling/ posyandu, puskesmas bagi ibu hamil partisipasi ibu
khusus untuk pemeriksaan HIV khususnya ibu kader ANC. dan untuk hamil agar tidak
pemeriksaan sebagai salah satu hamil. tempat melakukan terlewat dalam
HIV agar ibu hal penting yang penyedia pemeriksaan melakukan
hamil dapat wajib dilakukan ibu layanan HIV. pemeriksaan HIV
merencanakan hamil selama kesehatan selama
dan kehamilan. lain. kehamilan.
menyesuaikan
keadaan untuk
melakukan
pemeriksaan ke
Puskesmas
Borobudur.

7 Menyediakan Mewujudkan Masyarakat Desa Koordinator Pertengaha Puskesma Dana Menyediakan Pembentukan Terwujudnya
ruangan pelaksanaan Wilayah Kerja KIA, bidan, n periode s operasional ruangan ruangan ruangan
khusus di konseling serta Puskesmas promkes. Puskesmas khusus dan khusus VCT. khusus/poli VCT
puskesmas pemeriksaan HIV khususnya ibu memadai yang berisi
Borobudur yang tetap hamil dan orang untuk tempat kegiatan
agar mengutamakan beresiko konseling konseling pre,
tercapainya kerahasiaan serta terinfeksi serta post
pemeriksaan lebih efektif. lainnya. pemeriksaan pemeriksaan
HIV (VCT) VCT. serta tindak
sesuai standar. lanjutnya.
Tabel Gann Chart Peningkatan Cakupan Ibu Hamil yang Mendapatkan Pemeriksaan Skrining HIV Sesuai Standar di Puskesmas
Borobudur

Januari
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Mengadakan penyuluhan
rutin tentang HIV dan
pentingnya pemeriksaan VCT
kepada masyarakat
2 Melakukan kerjasama
dengan lintas sektor (bidan
dan LSM) di wilayah tersebut
3 Mengadakan VCT secara
passive case finding dan
active case finding (mobile
VCT)
4 Refreshing kader tentang HIV
di wilayah kerja masing
masing desa
5 Pengadaan konselor khusus
VCT dan pelatihan petugas
kesehatan (dokter, perawat
dan bidan) tentang HIV serta
pemberian buku PPIA bagi
petugas kesehatan
6 Penetapan waktu usia
kehamilan khusus untuk
pemeriksaan HIV agar ibu
hamil dapat merencanakan
dan menyesuaikan keadaan
untuk melakukan
pemeriksaan
7 Menyediakan ruangan
khusus di puskesmas
Borobudur

Anda mungkin juga menyukai