REALISASI REALISASI
NO URAIAN SATUAN KINERJA KINERJA
TAHUN 2019 TAHUN 2020
1 2 3 4 5
Persentase ibu hamil mendapatkan
1 % 92.30 93,30
pelayanan antenatal sesuai standar
Persentase ibu bersalin mendapatkan
2 % 62.31 97,74
pelayanan persalinan sesuai standar
Persentase bayi barul lahir (BBL)
3 mendapatkan pelayanan kesehatan % 100 115,24
neonatal esensial sesuai standar
Persentase balita mendapatkan pelayanan
4 % 94.91 82,18
Kesehatan sesuai standar
Persentase anak pada usia pendidikan
5 dasar mendapatkan pelayanan % 100 100
kesehatan sesuai standar
Persentase warga negara usia 15 tahun
6 sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan % 33.79 36,85
kesehatan sesuai standar
Persentase warga negara usia 60 tahun
keatas mendapat pelayanan Kesehatan usia 79,19
7 % 67.40
lanjut sesuai standar
Persentase penderita hipertensi
8 mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai % 15.23 22,06
standar
Persentase penderitan diabetes melitus
9 (DM) mendapatkan pelayanan kesehatan % 84.39 91,91
sesuai standar
Persentase orang dengan gangguan jiwa
10 berat mendapatkan pelayanan Kesehatan % 87.83 48
sesuai standar
Persentase orang terduga Tuberkulosis
11 (TBC) mendapatkan % 100 11,26
pelayanan kesehatan sesuai standar
Persentase orang dengan risiko terinfeksi
12 HIV mendapatkan pelayanan kesehatan % 100 85,76
sesuai standar
2. CAPAIAN SPM DAERAH TAHUN 2016 S.D. 2020
2.1 UKM Esensial
2.1.1.3.Intervensi/ Penyuluhan
2.1.1.4.Pengembangan UKBM
2.1.2.1.Penyehatan Air
1. Pengawasan sarana air bersih ( SAB ) 30,2% 100% 78%
2. Inspesi Kesehatan Lingkungan Sarana Air
100% 100%
Bersih (SAB) / Sarana Air Minum (SAM)
3. Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum
35,1% 100% 100%
(SAM) yang memenuhi syarat kesehatan
4. Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air
Minum (SAM) yang diperiksa kualitas 100%
airnya
5. Rumah Tangga yang memiliki akses
terhadap .Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana 100% 100% 88,3% 100%
Air Minum (SAM)
2.1.3.1.Kesehatan Ibu
2.Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4) 94,2% 96,5% 92,3% 98,2%
5.Pelayanan Nifas oleh tenaga kesehatan (KF) 88,5% 98,3% 94,4% 100%
92,64
6.Penanganan komplikasi kebidanan (PK) 98,1% 87,6% 83,1%
%
80,18
7. Ibu hamil yang diperiksa HIV 96,3% 100%
%
1.KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate/ CPR) 100% 100% 81,1% 100%
3.Pemberian 90 tablet Besi pada ibu hamil 89,54% 90,6% 92,3% 100%
5.Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) 48,69% 25% 18,1% 75%
2.1.5.1. Diare
29,4%
Penemuan penderita Pneumonia balita 25,43% 0,67% 4,1%
2.1.5.3. Kusta
1. Pemeriksaan kontak dari kasus Kusta baru 22,50% 1005 100% 100%
2.1.5.7. Malaria
1.Penderita Malaria yang dilakukan
0% 0% 0%
pemeriksaan SD
2.Penderita positif Malaria yang diobati sesuai
0% 0% 0%
standar (ACT)
7. Imunisasi TT5 pada WUS (15-49 th) 33,1% 52,9% 33,1% 82,2%
8.Imunisasi TT2 plus bumil (15-49 th) 98,4% 100% 98,4% 98,2%
11. Laporan KIPI Zero reporting / KIPI Non 100% 100% 100% 100%
No Indikator per Program 2017 2018 2019 2020
serius
2.1.5.10.Pengamatan Penyakit (Surveillance
Epidemiology)
sesuai standar
a. UKM Pengembangan
1 Program Perkesmas
2
Pelayanan Kesehatan Jiwa
1. Jumlah Kelompok masyarakat yg ada di
90%
wilayah kerja Puskesmas
2. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan 46,8
85,9% 100%
Gangguan Jiwa. %
1.Mata
2.Telinga
Kesehatan Matra
Kefarmasian
b. UKM Inovatif
Program PERKESMAS
INOVASI KONFRENSI KAWAN
1 (Kolaborasi Interprofesi Keluarga Rawan)
2 Jumlah Kenaikan KM NA NA 30 % 35 %
Program INDERA
INOVASI SEMARAK
2
(Sehat Mata Rawat Berkala)
Jumlah desa yang memiliki kader
1 NA 10 10 17
mata
Jumlah kader yang melakukan
2 NA NA 34 34
skrining katarak
Jumlah nelayan yang dilakukan
3 NA NA 60 80
skrining katarak
4 Jumlah bidan desa yang dilatih NA NA 17 17
5 Jumlah Guru UKS yang dilatih NA 6 6 10
Jumlah sekolah yang melakukan
6 NA NA 6 10
skrining kelainan visus
Program LANSIA
INOVASI BAGUS
3
(Bahagia Usia Senja)
Prosentase desa yang melaksanakan
1 program BAGUS NA NA 100 % 100%
Prosentase lansia yang mendapat
2 skrining P3G NA 40% 80% 90%
Program REMAJA
INOVASI ASSIK
4
(Anak sekolah Sehat Iman Kuat)
18 sek
Prosetase Sekolah yang mejalankan program 20 sek
NA NA (
1 ASSIK (90%)
80%)
70% 80%
Prosentase murid yang mengikuti ASSIK NA NA
kelas V kelasV
2
2.3.4.Pelayanan laboratorium
Program P2
TOP HITS (Temukan, Obati,
1 Peduli HIV ,Tangkal AIDS)
1 Terdapat MOU dengan 2 7 57 7
pengusaha karaoke
2 Jumlah persentase karyawan 100% 100% 100% 100%
yang dilakukan skrinning HIV
3 Terdapat MOU dengan KKP NA 1 1 1
Catatan:
a) Nominator yang dihitung adalah Ibu
hamil
yang telah selesai menjalani masa
kehamilannya (bersalin) di akhir tahun
berjalan.
b) Ibu hamil yang belum selesai menjalani
masa kehamilannya pada akhir tahun
berjalan tidak di hitung sebagai nominator
akan tetapi dihitung sebagai nominator dan
denominator pada tahun berikutnya.
Contoh Perhitungan
Kabupaten “A” terdapat 3 Puskesmas
B,C,dan D. Terdapat estimasi 1000 ibu
hamil dan dari hasil pendataan terdapat
750 ibu hamil. Adapun rincian yang
berkunjung ke Puskesmas dan fasyankes
swasta:
Contoh Perhitungan
Kabupaten “D” terdiri dari 3 Puskesmas A,B, dan C.
Terdapat 3.500 sasaran ibu bersalin (proyeksi) . Rincian
ibu yang mendapatkan pelayanan ibu bersalin di
Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya adalah sebagai berikut :
Jumlah Dilayani
Dilayani
Lokasi ibu Tidak
Sesuai Keterangan
Pelayanan bersalin sesuai
standar
(proyeksi) standar
Puskesmas A 800 500 0
Tidak dihitung, karena
tidak bersalin di
Bersalin oleh fasyankes. Tetapi
tenaga kesehatan 0 20 dipakai sebagai bahan
di Rumah evaluasi dan
perencanaan
Puskesmas selanjutnya
Tidak dihitung, tetapi
Bersalin oleh sebagai bahan evaluasi
0
dukun dan perencanaan
berikutnya
Tidak dihitung, kecuali
pemerintah daerah
menjamin polindes dan
Bersalin di
poskesdes telah
Polindes dan 0 30
dilengkapi SDM,
poskesdes
sarana dan prasarana
sesuai standar
pelayanan persalinan
Fasyankes primer dan
Bersalin di rujukan melaporkan
Fasilitas pelayanan persalinan
200 0
pelayanan ke Puskesmas sesuai
kesehatan swasta dengan wilayah
kerjanya
Total
800 700 50
Puskesmas A
Total
1300 900 100
Puskesmas B
Total
1400 1000 0
Puskesmas C
Kabupaten D
(Total Puskesmas 3.500 (X) 2.600 (Y) 150 (Z)
A+B+C)
*data bersalin dirumah, Polindes,
poskesdes, oleh dukun dilaporkan
ke Puskesmas walaupun tidak
dihitung dalam cakupan.
Capaian indikator Ibu bersalin
mendapat pelayanan standar di
Kab. D
=
=
_260
0_ x
100
% =
74,3
%
3500
Capaian SPM kabupaten D untuk
indikator pelayanan kesehatan ibu
bersalin adalah 74,3 %
Catatan:
a) Capaian SPM kabupaten A belum mencapai 100% ( 74,3%),
sehingga kabupaten A harus menganalisis penyebabnya seperti :
(1) Kurangnya informasi mengenai pelayanan persalinan
(2) akses ke fasyankes sulit
(3) pelayanan yang tidak terlaporkan dari jaringan dan
fasyankes swasta ke puskemas
(4) ibu bersalin mendapatkan pelayanan bukan oleh nakes
dan atau tidak difasyankes
(5) ibu bersalin mendapatkan pelayanan di luar wilayah kerja
kab/kota
(6) kendala biaya
(7) Sosial budaya
Untuk dilakukan intervensi penyelesaian masalah sehingga
pada tahun berikutnya capaian SPM untuk indikator
pelayanan kesehatan ibu bersalin mencapai 100%.
Pengadaan
Formulir 1 Paket x
formulir
MTBM jumlah neonatal
MTBM
Set
1 Paket x jumlah
pelayanan
Alat Puskesmas,
bayi baru
kesehatan jaringan dan
lahir (0-6
jejaringnya
Jam)
Set
2. Pelayana 1 Paket x jumlah
kegawatdar
n Puskesmas dan
urata n
kesehata jejaringnya
neonatal
n bayi
baru Pengadaa
Vitamin K1 1 ampul x jumlah
lahir n Vit K1
injeksi Bayi baru lahir
a. Pelayanan injeksi
dalam Pengadaan
d. Capaian Kinerja
1) Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam memberikan pelayanan kesehatan balita usia 0-59
bulan dinilai dari cakupan balita yang mendapat
pelayanan kesehatan balita sesuai standar di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
2) Rumus Perhitungan Kinerja
Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang
mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai
standar 3
Cakupan
X100%
Pelayanan
= Jumlah Balita usia 12-59 bulan di
Kesehatan
wilayah kerja Kabupaten/kota tersebut
Balita
pada kurun waktu satu
sesuai
tahun yang sama
Standar
Catatan :
a) Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun
berjalan, tidak di hitung sebagai cakupan. Perhitungan balita
usia 0-11 bulan dilakukan setelah balita berulang tahun yang
pertama (balita genap berusia 1 tahun/12 bulan).
b) Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun
berjalan tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 24-35
bulan. Perhitungan dilakukan setelah berulang tahun yang
kedua (balita genap berusia 2 tahun/24 bulan)
c) Balita yang belum mencapai usia 36 bulan, di akhir tahun
berjalan tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 36-59
bulan. Perhitungan di lakukan setelah berulang tahun
yang ketiga (balita genap berusia 3 tahun/36 bulan)
Contoh 2
Balita B lahir pada 1 Oktober 2017, di akhir tahun berjalan
(bulan Desember 2018), balita B berusia 14 bulan. Dalam kurun
waktu 1 tahun terakhir (Jan-Des 2018) Balita B mendapatkan
penimbangan 8 kali ( 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan),
pengukuran panjang badan sebanyak 2 kali, pemantauan
perkembangan 2 kali, pemberian vitamin A 2 kali dan
imunisasi dasar nya sudah lengkap. Balita B di hitung
sebagai cakupan Balita usia 12-23 bulan pada tahun 2018
karena sudah mendapatkan pelayanan sesuai standar;
Contoh 3
Balita C lahir pada 1 November 2016, di akhir tahun berjalan
(bulan Desember 2018), balita C berusia 25 bulan. Dalam
kurun waktu 1 tahun terakhir ( Jan-Des 2018) Balita C
mendapatkan penimbangan 8 kali ( 4 kali di kurun waktu 6
bulan), pengukuran panjang badan 2 kali, pemantauan
perkembangan 2 kali, vitamin A 2 kali , Imunisasi lanjutan
Campak Rubella 1 kali dan DPT-HB-Hib 1 kali. Balita C di
hitung sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan karena
mendapatkan pelayanan sesuai standar
Contoh 4
Balita D lahir pada 1 November 2015, di akhir tahun berjalan
(bulan Desember 2018), bayi D berusia 37 bulan. Dalam kurun
waktu 1 tahun terakhir ( jan-Des 2018) Balita D sudah
mendapatkan penimbangan 8 kali ( 4 kali di kurun waktu 6 bulan
), pengukuran panjang badan 2 kali, pemantauan perkembangan
2 kali, vitamin A 2 kali . Balita D di hitung sebagai cakupan
balita usia 36—59 bulan karena mendapatkan pelayanan
sesuai standar
Cara Menghitung Cakupan Pelayanan
Di Kabupaten D, terdapat Puskesmas A dab B. Jumlah
sasaran balita (0-59 Bulan) yang ada di wilayah kerja dalam
kurun waktu yang sama sebanyak 300 orang Balita.
Jumlah balita yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai
dengan rincian sebagai berikut :
Balita Tidak
Balita Mendapat
Lokasi Jumlah mendapat
pelayanan Keterangan
Pelayanan Balita pelayanan
sesuai standar
sesuai standard
200 150 50 Pelayanan tidak
sesuai standar
misalnya balita
hanya
Puskesmas A
mendapatkan
dan Jaringannya
pengukuran
Panjang
badan/TB 1
kali /setahun
Puskesmas B 100 70 30
dan Jaringannya
Jumlah 300 220 80
(X) (Y) (Z)
Melakukan
Petugas rujukan secara Jumlah Petugas x Biaya
5. Pelayanan
kesehat tepat sesuai Transport x Jumlah
Rujukan
an dengan Rujukan
kebutuhan atau
permasalahan
kesehatan balita
yang ditemukan,
ke fasilitas
pelayanan
kesehatan
lanjutan yang
mampu
menangani
Kuesioner
Sesuai jumlah anak - Pemeriksaan kesehatan
3 Skrining
usia pendidikan dasar usia pendidikan dasar
kesehatan
Formulir
Rekapitulasi
Sesuai kebutuhan
Hasil - Umpan balik hasil
dengan
Pelayanan skrining/penjaringan
mempertimbangkan
4 kesehatan kesehatan ke
jumlah anak usia
usia sekolah sekolah/madrasah
pendidikan dasar per
dan remaja di - pencatatan dan pelaporan
sekolah/madrasah,
dalam
sekolah
Formulir
Sesuai kebutuhan
Rekapitulasi
dengan - Umpan balik hasil
Hasil
mempertimbangkan skrining/penjaringan
Pelayanan
jumlah,pondok kesehatan di pondok
5 kesehatan
pesantren, panti/LKSA pesantren/panti/LKSA/lapa
usia sekolah
dan s/LPKA/ posyandu remaja
dan remaja di
lapas/LPKA/posyandu - Pencatatan dan pelaporan
luar
remaja per puskesmas
sekolah.
e. penilaiankesehatan - dokter/dokter
reproduksi gigi/bidan/perawat/perawat
gigi Guru BK, Guru UKS
- Tenaga pendamping
di Lapas/LPKA
- Tenaga pendamping/
pekerja
sosial di Panti/LKSA
3. Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar
a. Pernyataan Standar
Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota wajib melakukan pelayanan kesehatan
sesuai standar pada anak usia pendidikan dasar di dalam
dan luar satuan pendidikan dasar di wilayah kerja
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun ajaran.
b. Pengertian
Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar sesuai standar
meliputi :
1) Skrining kesehatan.
2) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan.
Keterangan : Dilakukan pada anak kelas 1 sampai dengan
kelas 9 di sekolah minimal satu kali dalam satu tahun
ajaran dan usia 7 sampai 15 tahun diluar sekolah.
c. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran anak setingkat usia pendidikan dasar (7
sampai dengan 15 tahun) di wilayah kabupaten/kota dalam
satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil
yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
2) Skrining kesehatan
Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia pendidikan
dasar dilaksanakan di satuan pendidikan dasar (SD/MI dan
SMP/MTS) dan di luar satuan pendidikan dasar seperti di
pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya,
meliputi:
a) Penilaian status gizi.
b) Penilaian tanda vital.
c) Penilaian kesehatan gigi dan mulut.
d) Penilaian ketajaman indera.
3) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
a) Memberikan umpan balik hasil skrining
kesehatan
b) Melakukan rujukan jika diperlukan
c) Memberikan penyuluhan kesehatan
d. Capaian Kinerja
1) Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada anak
usia pendidikan dasar dinilai dari cakupan pelayanan
kesehatan anak setingkat pendidikan dasar sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun ajaran.
Contoh perhitungan
Di Kabupaten “E” terdapat 17.000 anak usia
pendidikan dasar. Rincian anak yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di satuan pendidikan dasar dan
di luar satuan pendidikan dasar ( pondok pesantren/
panti/ LKSA / Lapas / posyandu remaja ) sebagai
berikut :
Jumlah Anak Usia
Jumlah Anak
Pendidikan Dasar
Usia
yang mendapat
Pendidikan Tidak
Jumlah pelayanan
Dasar yang mendapat Tidak
Fasilitas Anak kesehatan sesuai
mendapat pelayanan mendapat
Pelayanan Usia standar di pondok
pelayanan kesehatan pelayanan
Kesehatan Pendidika pesantren/p
kesehatan sesuai kesehatan
n Dasar anti/LKSA
sesuai standar standar
/lapas/
di sekolah/
LPKA/posya
madrasah
ndu remaja
Puskesmas A 7.500 7.400 55 40 5
Puskesmas B 6.000 5.750 42 200 8
Puskesmas C 3.500 2.677 33 600 190
Jumlah 17.000 15.827 130 840 203
- Instrumen
pencatatan (buku
Instrumen Pengadaan rapor
Pencatata buku kesehatanku dan
n pencatatan kuesioner
skrining) x jumlah
anak usia
pendidikan dasar
(kelas 1 sampai 9) di
sekolah/madrasah
x biaya pengadaan
instrumen
- Instrumen
pencatatan (buku
pemantauan
kesehatan dan
kuesioner skrining)
x jumlah anak usia
pendidikan dasardi
pondok pesantren,
panti/LKSA dan
lapas/LPKA/posyan
du remaja x biaya
pengadaan
instrument
Formulir Pengadaan Formulir
Rekapitulasi formulir rekapitulasi di
Hasil skrining rekapitulasi sekolah x jumlah
kesehatan di satuan pendidikan
(Penjaringan sekolah/lua dasar ( sekolah/
Kesehatan r sekolah madrasah)
dan dan di Formulir
Pemeriksaan Puskesmas rekapitulasi di
Berkala) luar sekolah x
jumlah pondok
pesantren,
panti/LKSA dan
lapas/LPKA
Formulir
rekapitulasi di
puskesmas x
jumlah
puskesmas
4. Pelaksanaan Formulir Pengadaan formulir rujukan x
tindak lanjut Rujukan Jumlah kasus yang
hasil skrining dirujuk
kesehatan Formulir Pengadaan formulir laporan /
laporan / formulir rekapitulasi x
rekapitulasi laporan / jumlah puskesmas
skrining rekapitulasi
kesehatan Kabupaten
(Penjaringan / Kota
kesehatan
dan
pemeriksaan
berkala)
Petugas Biaya Jumlah petugas
puskesmas transport puskesmas x
jumlah
sekolah/madrasah,
pondok pesantren,
panti/LKSA dan
lapas/LPKA X Biaya
transport
Dokter/Perawat/Bidan/
Pemeriksaan kadar gula
b. Petugas Pelaksana Posbindu
darah
terlatih
Pemeriksaan SADANIS dan
5. IVA (bagi sasaran wanita Dokter/Bidan terlatih
usia 30-50 tahun)
Melakukan rujukan jika Nutrisi/Tenaga Gizi/Petugas
6.
diperlukan Pelaksana Posbindu terlatih
Dokter/Perawat/Bidan/petu gas
Memberikan penyuluhan kesehatan terlatih lainnya/
7.
kesehatan Petugas Pelaksana Posbindu
terlatih
3. Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar
a. Pernyataan Standar
Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining
kesehatan sesuai standar kepada warga negara usia 15-59
tahun di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai standar
meliputi:
1) Edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana.
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan
penyakit tidak menular.
c. Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran usia produktif (berusia 15-
59 tahun) di wilayah kabupaten/kota dalam
satu tahun menggunakan data proyeksi BPS
atau data riil yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil
survei/ riset yang terjamin validitasnya,
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
2) Pelayanan edukasi pada usia produktif
adalah Edukasi yang dilaksanakan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau
UKBM.
3) Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia
produktif adalah skrining yang dilakukan
minimal 1 kali dalam setahun untuk
penyakit menular dan penyakit tidak
menular meliputi:
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan
dan lingkar perut.
b) Pengukuran tekanan darah.
c) Pemeriksaan gula darah.
d) Anamnesa perilaku berisiko.
4) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
a) Melakukan rujukan jika diperlukan.
b) Memberikan penyuluhan kesehatan.
Keterangan :
Wanita usia 30-50 tahun yang sudah
menikah atau mempunyai riwayat
berhubungan seksual berisiko dilakukan
pemeriksaan SADANIS dan cek IVA.
d. Capaian Kinerja
1) Definisi operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam memberikan pelayanan kesehatan usia
produktif dinilai dari persentase orang usia 15–59
tahun yang mendapat pelayanan skrining kesehatan
sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.
2) Rumus Perhitungan
Jumlah orang usia 15–59 tahun di kab/kota yang
mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai
standar 15–59 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun
= X 100%
Jumlah orang usia 15–59
tahun di kab/kota dalam
kurun waktu satu tahun
yang sama.
Persentase orang
usia 15
Catatan:
Nominator: Jumlah orang usia 15–59 tahun di kab/kota yang
mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun.
Denominator: Jumlah orang usia 15–59 tahun di kab/kota dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
Contoh Perhitungan
Di Kabupaten “F” terdapat 6000 Warga Negara berusia 15–59
tahun. Rincian yang berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya
serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang bekerja sama
dengan pemerintah daerah adalah sebagai berikut :
Jumlah Jumlah
Warga Warga
Jumlah
Negara Negara Usia
Warga Jumlah
Fasilitas Usia 15-59 15-59 yang
Negara yang
Pelayanan yang Dilakukan Keterangan
Usia 15- Tidak
Kesehatan Dilakukan Skrining
59 Dilayani
Skrining Tidak
(Proyeksi)
Sesuai Sesuai
Standar Standar
Puskesmas 650 Tidak ada
dan 3450 650 900 skrining
Jaringannya obesitas
100 tidak
dilakukan
deteksi dini
Fasyankes
800 100 100 kanker
Swasta
payudara dan
kanker leher
Rahim
JUMLAH 6000 4250 750 1000
b) Instrumen Abbreviated
Mental Test (AMT)
INSTRUMEN
ABBREVIATED MENTAL
TEST (AMT) Tanggal :
………………………….
Nama :...............................Umur/Jenis
Kelamin :
........tahun / .................
Salah = 0 Benar = 1
Jumlah skor:
Cara Pelaksanaan:
3. Interpretasi :
Skor
Total
d. Capaian Kinerja
1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar
pada warga negara usia 60 tahun atau lebih dinilai dari
cakupan warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal
1 kali di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.
2) Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Jumlah warga negara berusia 60
warga tahun atau lebih yang mendapat
negara usia skrining kesehatan sesuai standar
60 tahun minimal 1 kali yang ada di suatu
ke atas wilayah kerja kabupaten/kota dalam
mendapatk kurun waktu satu
an skrining = tahun (Nominator) x 100 %
kesehatan Jumlah semua warga negara berusia
sesuai 60 tahun atau lebih yang ada di
standard suatu wilayah kerja kabupaten/kota
dalam kurun waktu
satu tahun yang sama (Denominator)
Contoh perhitungan :
Di Kabupaten G, terdapat puskesmas A, B
dan C. Jumlah usia lanjut yang ada di
wilayah kerja dalam kurun waktu satu
tahun yang sama berdasarkan data proyeksi
dari BPS sebanyak 4900 orang. Jumlah
usia lanjut yang mendapat pelayanan
kesehatan sesuai dengan rincian sebagai
berikut:
Catatan:
a) Capaian SPM kabupaten G belum
mencapai 100% ( 72,85%), sehingga
kabupaten G harus menganalisis lebih
lanjut untuk mengetahui penyebabnya
misalnya :
(1) Kurangnya Informasi mengenai
pelayanan kesehatan usia lanjut
(2) Sulitnya Akses ke fasilitas pelayanan
kesehatan
(3) Pelayanan yang tidak terlaporkan dari
jaringan dan jejaring puskesmas
(seperti fasyankes swasta dll) ke
puskemas
(4) Adanya usia lanjut yang mendapatkan
pelayanan di luar wilayah kerja
kabupaten/kota
(5) Terbatasnya biaya
(6) Masih rendahnya pengetahuan
masyarakat yang salah satunya
disebabkan oleh faktor sosial budaya
(7) Ketersediaan sumber daya terbatas
(8) Adanya kematian/mortalitas usia lanjut
(9) Perpindahan penduduk/migrasi
Untuk itu perlu dilakukan intervensi
penyelesaian masalah sehingga pada
tahun berikutnya capaian SPM untuk
indikator pelayanan usia lanjut
mencapai 100%.
b) Usia lanjut di luar wilayah kerja
Kabupaten/Kota tetap dilayani dan dicatat
tetapi tidak masuk sebagai cakupan
pelayanan di Kabupaten/Kota tersebut
melainkan dilaporkan ke Kabupaten/Kota
sesuai dengan alamat tinggal usia lanjut
tersebut.
e. Teknik Penghitungan Pembiayaan
LANGKAH VARIABEL KOMPONEN VOLUME
KEGIATAN
Dapat terintegrasi
dengan paket
pengadaan
peralatan
Puskesmas
Strip uji Sesuai jumlah
pemeriksaan sasaran warga
kadar gula darah negara usia lanjut
dan kolesterol 1 strip uji
pemeriksaan gula
darah dan
kolesterol x jumlah
sasaran usia lanjut
2) Form Instrumen Geriatric Sesuai jumlah
Instrumen Depression Scale sasaran usia
pemeriksaan (GDS), Instrumen lanjut
Abbreviated Mental 1 instrumen
Test (AMT), dan pemeriksaan x
InstrumenActivity jumlah sasaran
Daily Living (ADL) usia lanjut
dalam paket
instrumen P3G
3) Petugas Biaya transport Jumlah Petugas x
petugas/BBM ke Biaya Transport x
Posyandu Jumlah
lansia/Posbindu/P kunjungan
a nti Wredha/
kunjungan rumah
3. Pencatatan 1) Buku Pengadaan 1 Buku x Jumlah
Kesehata Buku Kesehatan sasaran usia
dan Pelaporan n Lansia Lansia lanjut
termasuk 2) Formulir
pemberian pencatata 1 Paket x Jumlah
Buku n dan Pengadaan formulir Posyandu
Kesehatan pelaporan dan ATK Lansia/Posbindu
Lansia 3) ATK
4. Pelayanan Petugas Biaya Jumlah Petugas x
rujukan transport Biaya Transport x
petugas/BBM Jumlah rujukan
d. Capaian Kinerja
1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan
sesuai standar bagi penderita
hipertensi, dinilai dari persentase
jumlah penderita hipertensi usia 15
tahun keatas yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun.
2) Rumus Perhitungan Kinerja
Jumlah penderita hipertensi usia
≥15 tahun di
dalam wilayah
kerjanya yang
Persentase
penderita mendapatkan
Hipertensi
pelayanan
yang =
mendapatk kesehatan X 100%
an sesuai standar
pelayanan
kesehatan dalam kurun
sesuai
waktu satu
standar
tahun
Contoh Penghitungan
Prevalensi kasus hipertensi di Kab/Kota “H” adalah 22%
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, dan jumlah Warga
Negara usia 15 tahun keatas di Kab/Kota “H”pada tahun 2018
adalah 2,3 juta orang. Jumlah estimasi penderita hipertensi
yang berumur 15 tahun keatas di Kab/Kota“H”tahun 2018
adalah (22 x2,3 juta)/100=
506.000 penderita hipertensi. Jumlah penderita hipertensi
yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar 345 ribu.
Jadi % penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan
standar adalah:
= (345.000/506.000) x 100 %
= 68,18 %
Puskesmas
dan 245.000 60.000 45.000
jaringannya
Fasilitas
kesehatan 100.000 40.000 16.000
swasta
Petugas Pelayanan
rujukan
kasus
hipertensi
sesuai
kriteria
rujukan
Penderita Data Jumlah
Hipertensi Penderita
Hipertensi
yang dirujuk
I. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
1. Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau
Jasa
No Barang Jumlah Fungsi
1 Glukometer Sesuai kebutuhan Melakukan
d. Capaian Kinerja
1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan
sesuai standar bagi penderita DM
dinilai dari persentase penderita
DM usia 15 tahun ke atas yang
mendapatkan pelayanan sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun.
2) Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase
Jumlah penderita diabetes
penderita DM yang
mendapatkan mellitus usia ≥15 tahun di dalam
pelayanan
kesehatan sesuai wilayah kerjanya yang
standar
mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun X 100%
Catata
n:
Nominator : Jumlah penderita diabetes mellitus usia ≥15 tahun di
dalam wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
Denominator : Jumlah estimasi penderita diabetes mellitus usia
≥15 tahun yang berada di dalam wilayah kerjannya berdasarkan
angka prevalensi kab/kota dalam kurun waktu satu tahun yang
sama.
Contoh Perhitungan:
Kota “I” mempunyai jumlah Warga Negara usia ≥15 tahun sebesar
10.000 jiwa. Berdasarkan data prevalensi DM usia
≥15 tahun kab/kota sebesar 6,9% maka estimasi jumlah
penderita DM usia ≥15 tahun di kota tersebut adalah sebesar 690
orang. Dari laporan yang ada kasus yang sudah ditangani di
FKTP sesuai standar sebesar 390 orang, dari upaya penjaringan
skrining kesehatan sesuai standar ditemukan 100 kasus DM
baru. Kasus ini dipantau oleh Pemerintah Kabupaten/Kota agar
penderita DM mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
di fasilitas kesehatan yang mampu menangani. Dari hasil
pemantauan di akhir tahun diketahui 390 kasus DM
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, 10 orang
penderita DM menolak/tidak mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Pelayanan DM di fasyankes swasta
semuanya dilayani sesuai standar, sehingga capaian kinerja
pemerintah Kota “I” dalam pencapaian pelayanan kesehatan
penderita DM adalah :
380+100
-----------X 100%= 69,6%
690
Jadi capaian pelayanan DM di Kota tersebut hanya 69,6%, dari
estimasi penderita DM usia ≥15 tahun yang harus dilayani di kota
tersebut, sehingga perlu strategi untuk menjangkau penderita DM
yang belum terlayani sesuai standar ataupun sama sekali belum
mendapatkan pelayanan kesehatan di kota tersebut.
Jumlah Jumlah Jumlah
estimasi yang yang Jumlah
Fasilitas
penderita DM Dilakukan tidak yang
Pelayanan Keterangan
berdasark an Pelayanan dilayani Tidak
Kesehatan
prevalensi DM Sesuai Sesuai Dilayani
Kab/Kota Standar Standar
10 orang
dinyatakan DM
Puskesma namun tidak di
dan periksa sesuai
380 10 -
Jaringanny standar. 290
a org yang tidak
mendapatkan
layanan DM
Fasyankes Semua dilayani
100 - -
Swasta sesuai standar
200 orang yang
belum terseteksi
JUMLAH 690 480 10 -
sehingga belum
ditatalaksana
e. Teknik Penghitungan Pembiayaan
Langkah
Variabel Komponen Volume
Kegiatan
Terintegrasi
Pendataan
1. Melakukan Jumlah Petugas x
penderita DM
pendataan Transport x Jumlah
Petugas Biaya
penderita DM kegiatan pendataan x
transport
menurut Jumlah Puskesmas
petugas/BBM
wilayah kerja
Penderita Data Jumlah
Fasilitas
DM penderita DM
Kesehatan
1 Paket x Kegiatan
Tingkat Pertama Pengadaan
Formulir Pendatan x Jumlah
Formulir
Puskesmas
2. Melakukan Pelayanan
Petugas
skrining Skrining
penderita DM
Terintegrasi dengan
untuk seluruh
pengadaan sarana
pasien di Alat Pengadaan
dan prasarana
Fasilitas Kesehatan Glucometer
skrining
Kesehatan
PTM
Tingkat
Pertama Penderita Data Jumlah
DM Penderita DM
3. Melakukan Pelayanan
pelayanan Kesehatan
Petugas
kesehatan dan KIE pada
Terintegrasi dengan
Pengadaan paket
Obat DM
Obat DM Pengadaan obat
Puskesmas
Terintegrasi dengan
7. Pencatatan dan
pencatatan dan
Pelaporan
pelaporan SPM
Terintegrasi dengan
monitoring dan
8. Monitoring dan
evaluasi layanan dan
Evaluasi
mutu SPM bidang
kesehatan lainnya
Catatan:
Nominator : Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja Kab/Kota yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun
Denominator : Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi di
wilayah kerja Kab/Kota dalam kurun waktu satu tahun yang
sama.
Kesimpulan :
Kinerja Kab/Kota B di tahun 2018 adalah 87,5 %. Terdapat
kesenjangan antara jumlah ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dengan jumlah ODGJ
berat berdasarkan data proyeksi di wilayah kerja Kabupaten B,
provinsi A Tahun 2018. Untuk itu perlu dilakukan analisis faktor-
faktor masih adanya ODGJ berat yang belum mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar, sehingga didapatkan
strategi untuk menutup kesenjangan tersebut di tahun
mendatang.
e. Teknik Penghitungan Pembiayaan
Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
Catatan:
a) Orang terduga TB adalah
seseorang yang menunjukkan
gejala batuk > 2 minggu disertai
dengan gejala lainnya.
b) Nominator : Jumlah orang
terduga TBC yang dilakukan
pemeriksaan penunjang dalam
kurun waktu satu tahun.
c) Denominator : Jumlah orang
yang terduga TBC dalam kurun
waktu satu tahun yang sama.
Perhitungan:
- Jumlah orang terduga TBC : 20.000
- Jumlah terduga TBC yang
dilayani sesuai standar
: 15.000
- Capaian kinerja : (15.000 / 20.000)
x 100 % = 60 %
LANGKAH
VARIABEL KOMPONEN VOLUME
KEGIATAN
1. Pemeriksaan
Klinis
a. Pemeriksa Jumlah petugas x
an klinis jumlah keluarga yang
di luar Petugas Transport diskrining/kontak
gedung investigasi /follow up x
jumlah kunjungan
b. Pemeriksaan
Jasa
klinis dalam Petugas. 1 Paket
Pelayanan
gedung
2. Pemeriksaan
Jumlah pot dahak x
Penunjang
perkiraan terduga TBC
Alat bahan Pot dahak (kegiatan terintegrasi
dengan pengadaan dalam
gedung)
- Jarum+spuit yang
sesuai/vacutainer dan
jarum sesuai.
- Alat tulis
- Rekam medis berisi
nomor rekam medis,
Sesuai Pencatatan dan
4 Nomor fasilitas
Kebutuhan Pelaporan
pelayanan kesehatan
pelaksana, nomor
KTP/NIK
b. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber
daya Manusia Kesehatan
i. Tenaga kesehatan:
1. Dokter/ dokter spesialis penyakit
dalam/ dokter spesialis kulit dan
kelamin, atau
2. Perawat
3. Bidan
4. ATLM
5. Tenaga kesehatan masyarakat
ii. Tenaga non kesehatan terlatih atau
mempunyai kualifikasi tertentu:
1. Pendamping
2. Penjangkauan
c. Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar
i. Pernyataan standar
Setiap orang dengan risiko terinfeksi
HIV mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar. Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar
kepada setiap orang dengan risiko
terinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (Human
Immunodeficiency Virus = HIV) di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu
satu tahun.
ii. Pengertian
Pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada orang dengan risiko terinfeksi
HIV sesuai standar meliputi:
1. Edukasi perilaku berisiko
2. Skrining
Orang dengan risiko terinfeksi virus HIV yaitu :
1) Ibu hamil, yaitu setiap perempuan yang
sedang hamil.
2) Pasien TBC, yaitu pasien yang
terbukti terinfeksi TBC dan sedang
mendapat pelayanan terkait TBC
3) Pasien Infeksi Menular Seksual
(IMS), yaitu pasien yang terbukti
terinfeksi IMS selain HIV dan
sedang mendapat pelayanan terkait
IMS
4) Penjaja seks, yaitu seseorang yang
melakukan hubungan seksual
dengan orang lain sebagai sumber
penghidupan utama maupun
tambahan, dengan imbalan
tertentu berupa uang, barang atau
jasa
5) Lelaki yang berhubungan seks
dengan lelaki (LSL), yaitu lelaki
yang pernah berhubungan seks
dengan lelaki lainnya, sekali,
sesekali atau secara teratur
apapun orientasi seksnya
(heteroseksual, homoseksual atau
biseksual)
6) Transgender/Waria, yaitu
orang yang memiliki identitas
gender atau ekspresi gender
yang berbeda dengan jenis
kelamin atau seksnya yang
ditunjuk saat lahir, kadang
disebut juga transeksual.
7) Pengguna napza suntik (penasun),
yaitu orang yang terbukti memiliki
riwayat menggunakan narkotika
dan atau zat adiktif suntik
lainnya.
8) Warga Binaan Pemasyarakatan
(WBP), yaitu orang yang dalam
pembinaan pemasyarakatan
Kementerian Hukum dan HAM
dan telah mendapatkan vonis
tetap.
iii. Mekanisme Pelayanan
1. Penetapan sasaran HIV ditetapkan
oleh Kepala Daerah berdasarkan
orang yang berisiko terinfeksi HIV
(penderita TBC, IMS, penjaja seks,
LSL, transgender, WBP, dan ibu
hamil).
2. Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan
penularan
3. Skrining dilakukan dengan
pemeriksaan Tes Cepat HIV minimal
1 kali dalam setahun.
4. Melakukan rujukan jika diperlukan.
Catatan :
Nominator: Jumlah orang dengan
risiko terinfeksi HIV
(penderita TBC, IMS,
penjaja seks, LSL,
transgender, Penasun,
WBP dan ibu hamil) yang
mendapatkan pelayanan
(pemeriksaan rapid test
R1) sesuai standar
dalam kurun waktu satu
tahun.
Denominator: Jumlah orang dengan
risiko terinfeksi HIV di
kab/kota dalam kurun
waktu satu tahun yang
sama yang ditetapkan
kepala daerah.
Contoh Perhitungan
Contoh kasus penyelesaian pelayanan
dasar bagi orang dengan risiko terinfeksi
HIV di Kabupaten “L”, pada tahun 2019.
Jumlah penduduk 220.412 jiwa dengan
proyeksi estimasi sasaran jumlah ibu hamil
4.939 orang, estimasi penderita TBC 634,
estimasi penderita IMS 5.681 orang.
Estimasi populasi berperilaku risiko tinggi
terinfeksi HIV berturut-turut : WPS 146,
LSL 451, Transgender 17, Penasun 0, WBP
0 (tidak mempunyai lapas).
Catatan dan laporan orang yang datang
ke pelayanan kesehatan dan penjangkauan
dalam satu tahun dari seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan dan telah ditelusur
berdasarkan kelompok target orang dengan
risiko terinfeksi HIV. Kepala daerah
menetapkan hasil pemetaan /penemuan
sebagai berikut : ibu hamil 4.954,
penderita TBC 324, penderita IMS 2.618,
WPS 164, LSL 201, Transgender 29 dan
penasun terlaporkan 1 orang. Semua orang
berisiko di dalam wilayah saat pelayanan
tetap dilayani sekalipun berasal dari daerah
lain.
Laporan jumlah orang yang datang
ke fasilitas pelayanan kesehatan atau
yang secara aktif dikunjungi, yang
dilakukan pelayanan kesehatan berupa
pemberian informasi dan edukasi dan
pemeriksaan skrining (deteksi dini) HIV
dengan reagen pertama, berturut-turut :
perempuan hamil 4.954, penderita TBC
324, penderita IMS 2.618, WPS 164, LSL
201, seluruh transgender sudah diperiksa
yaitu sebanyak 29 orang dan seorang
mantan penasun.
Penilaian Kinerja Pelayanan Dasar
Standar Pelayanan Minimal bagi orang
dengan risiko terinfeksi HIV adalah
seperti tabel berikut :
Kelompok
Diperiksa HIV
berisiko Proyeksi Pemetaan/
No (Tes Cepat HIV Kinerja SPM HIV %
terinfeksi Estimasi Penemuan
Pertama)
HIV
1 Ibu Hamil 4.939 4.954 4.954 100,00
2 Penderita 634 324 324 100,00
TBC
Penyiapan, 1 paket
penyusunan
dan
Materi
penggandaan
sosialisasi
materi
sosialisasi
pencegahan
bahan habis
Materi
pakai 1 paket
pencegahan
pencegahan
Jumlah orang x
(honor +
transpor) x
Narasumber Honor + transpor jumlah kegiatan
Jumlah orang x
(transpor + uang
harian) x
Peniaian Transpor +
Tim / Petugas jumlah
9 kinerja SPM uang harian
kegiatan
Kompilasi
beban internal
dan beban
eksternal
tingkat
kabupaten/ Biaya rapat Terintegrasi
kota
Pelaporan
capaian
pelaksanaan
Pembuatan
pelayanan
laporan
dasar SPM
capaian
tiap 3 bulan
Petugas medis,
paramedis,
petugas
laboratorium,
Petugas petugas
pendukung
Ibu hamil
dengan HIV,
penderita TBC
dengan HIV,
penderita IMS
dengan HIV,
populasi kunci
- Pengadaan
(penjaja seks,
pemeriksaan
LSL,
lain yang
transgender,
diperlukan
Rujukan jika penasun)
- Pengadaan 1 paket x
10 diperlukan dengan HIV,
buku saku sasaran
WBP dengan
bagi odha
HIV
Refreshing/
sosialisasi/
orientasi/On
the Job
Training (OJT)
Petugas medis/ kompetensi,
paramedis/ kewenangan 1 paket x
lainnya dan penugasan jumlah petugas
bila
diperlukan
INDIKATOR NASIONAL MUTU
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 KEPATUHAN Kepatuhan Penilaian kepatuhan 85% 85% 85% 85% 85% 85%
KEBERSIHAN Kebersihan Tangan kebersihan tangan adalah
TANGAN yaitu kepatuhan penilaian kepatuhan
mencuci tangan pemberi pelayanan yang
menggunakan sabun melakukan kebersihan
dan air mengalir bila tangan dengan benar
tangan jelas kotor dengan Sesi adalah waktu
atau terkena cairan yang dibutuhkan untuk
tubuh, atau melakukan observasi
menggunakan alkohol maksimal 20 menit (rerata
(alcohol-based 10 menit).
handrubs) bila tangan Jumlah tindakan
tidak tampak kotor kebersihan tangan dibagi
dengan INDIKASI Jumlah total peluang
- Sebelum kontak kebersihan tangan
dengan pasien yang seharusnya dilakukan
- Sesudah Kontak dalam
dengan pasien periode observasi
- Sebelum melakukan Dikali 100 %
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Prosedur aseptik
- Setelah bersentuhan
dengan cairan
tubuh pasien
- Setelah bersentuhan
dengan
lingkungan pasien
2 KEPATUHAN Kepatuhan Penilaian kepatuhan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
PENGGUNAAN penggunaan APD penggunaan APD adalah
ALAT adalah kepatuhan penilaian terhadap petugas
PELINDUNG DIRI petugas dalam dalam menggunakan APD
(APD) menggunakan APD sesuai indikasi dengan tepat
dengan tepat sesuai saat memberikan
dengan indikasi pelayanan kesehatan pada
ketika melakukan periode observasi.
tindakan yang Jumlah petugas yang patuh
memungkinkan tubuh menggunakan APD sesuai
atau membran indikasi dalam periode
mukosa terkena atau observasi dibagi Jumlah
terpercik darah atau seluruh petugas yang
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
cairan tubuh atau terindikasi menggunakan
cairan infeksius APD dalam periode
lainnya berdasarkan observasi
jenis risiko transmisi Dikali 100 %
(kontak, droplet dan
airborne).
3 KEPATUHAN Identifikasi pasien Identifikasi dilakukan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
IDENTIFIKASI secara benar adalah dengan cara visual (melihat)
PASIEN proses identifikasi dan atau verbal (lisan).
yang dilakukan Identifikasi dilakukan
pemberi pelayanan secara benar setiap
dengan menggunakan tindakan intervensi pasien
minimal dua penanda seperti :
identitas seperti: Pemberian pengobatan :
nama lengkap, pemberian obat, pemberian
tanggal lahir, nomor cairan intravena.
rekam medik, NIK Prosedur tindakan :
sesuai dengan yang pencabutan gigi, imunisasi,
ditetapkan di pemasangan alat
Puskesmas kontrasepsi, persalinan, dan
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
tindakan kegawatdaruratan.
Prosedur diagnostik :
pengambilan sampel.
Jumlah pemberi pelayanan
yang melakukan
identifikasi secara benar
dibagi Jumlah pemberi
pelayanan yang diobservasi
dalam periode observasi
dikali 100 %
4 KEBERHASILAN Keberhasilan Jumlah semua psien TB SO 90% 90% 90% 90% 90% 90%
PENGOBATAN pengobatan pasien TB yang sembuh dan
PASIEN TB adalah angka yang pengobatan lengkap pada
SEMUA KASUS menunjukkan tahun berjalan di
SENSITIF OBAT persentase semua wilyah kerja puskesmas
(SO) pasien TB yang dibagi Jumlah semua kasus
sembuh dan TB SO yang diobati pada
pengobatan lengkap di tahun berjalan di wilayah
antara semua pasien kerja puskesmas
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
TB yang diobati dan dikali 100 %
dilaporkan sesuai
dengan periodisasi
waktu pengobatan TB
5 IBU HAMIL Ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
YANG mendapatkan telah mendapatkan
MENDAPATKAN pelayanan ANC sesuai pelayanan ANC lengkap
PELAYANAN ANC standar adalah ibu sesuai standar di wilayah
SESUAI hamil yang telah kerja puskesmas tahun
STANDAR bersalin yang berjalan
mendapatkan dibagi Jumlah seluruh ibu
pelayanan ANC hamil yang telah bersalin
lengkap sesuai yang mendapatkan
dengan standar pelayanan ANC di wilayah
kuantitas dan standar kerja
kualitas selama puskesmas pada tahun
periode kehamilan di berjalan
Puskesmas pada dikali 100 %
tahun berjalan
6 KEPUASAN Kepuasan pasien Jumlah kumulatif hasil >= 76,61 >= 76,61 >= 76,61 >= 76,61 >= 76,61 >= 76,61
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
PASIEN adalah hasil pendapat penilaian kepuasan dari
dan penilaian pasien pasien yang disurvei (dalam
terhadap kinerja prosen) dibagi jumlah total
pelayanan yang pasien yang disurvei dikali
diberikan oleh 100%
fasilitas pelayanan
kesehatan terhadap
pelayanan
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
2.1.UKM Esensial
2.1.1.Upaya Promosi Kesehatan
2.1.1.1 Pengkajian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
1.Rumah Tangga Rumah Tangga (RT) yang Jumlah Rumah 20% 20% 20% 20% 20% 20% Laporan
yang dikaji dikaji/dilaksanakan survey Tangga yang dikaji Tahunan
PHBS tatanan RT di wilayah PHBS dibagi jumlah
kerja Puskesmas pada kurun sasaran Rumah
waktu tertentu. Pelaksanaan Tangga dikali 100%
pengkajian pada masa
pandemi : pada zona hijau
sesuai protokol kesehatan,
pada zona kuning, orange &
merah dilakukan melalui
group WA atau google form.
2.Institusi Institusi Pendidikan (SD/ MI Jumlah Institusi 50% 50% 50% 50% 50% 50% Laporan
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Pendidikan yang , SLTP / MTs, SLTA/ MA ) Pendidikan yang Tahunan
dikaji yang dikaji/dilaksanakan dikaji PHBS dibagi
survey PHBS tatanan jumlah sasaran
Instistusi Pendidikan di Institusi Pendidikan
wilayah kerja Puskesmas dikali 100%
pada kurun waktu tertentu
3. Pondok Pondok Pesantren yang Jumlah Pondok 70% 70% 70% 70% 70% 70% Laporan
Pesantren dikaji/dilaksanakan survey Pesantren yang Tahunan
( Ponpes) yang PHBS tatanan Pondok dikaji PHBS dibagi
dikaji Pesantren di wilayah kerja jumlah Ponpes
Puskesmas pada kurun dikali 100%
waktu tertentu. Pelaksanaan
pengkajian untuk zona hijau
sesuai protokol kesehatan,
untuk zona kuning, orange
& merah dilakukan melalui
WA grub.
2.1.1.2.Tatanan Sehat
1.Rumah Tangga Rumah Tangga (minimal Jumlah Rumah 63% 63% 64% 65% 66% 67% Laporan
Sehat yang yang dikaji adalah 20% dari Tangga yang Tahunan
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
memenuhi 10 Total Rumah Tangga) yang memenuhi 10
indikator PHBS memenuhi 10 indikator indikator PHBS
PHBS rumah tangga rumah tangga
(persalinan ditolong oleh dibagi jumlah
nakes, bayi diberi ASI sasaran rumah
eksklusif, menimbang tangga yang dikaji
bayi/balita, menggunakan dikali 100%
air bersih, mencuci tangan
pakai air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik
dirumah, makan buah dan
sayur tiap hari, aktivitas fisik
tiap hari, tidak merokok di
dalam rumah) di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
2. Institusi Institusi Pendidikan Jumlah Institusi 72% 73% 74% 75% 76% 77% Laporan
Pendidikan yang (minimal yang dikaji adalah Pendidikan yang Tahunan
memenuhi 7-8 50% dari institusi memenuhi 7-8
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
indikator PHBS pendidikan yang ada ) yang Indikator PHBS
(klasifikasi IV) memenuhi 7-8 indikator Institusi Pendidikan
PHBS Institusi Pendidikan dibagi jumlah
(mencuci tangan dengan air sasaran Institusi
yang mengalir & Pendidikan yang
menggunakan sabun, dikaji dikali 100%
mengkonsumsi jajanan sehat
di kantin sekolah,
menggunakan jamban bersih
dan sehat, melaksanakan
olahraga teratur,
memberantas jentik, tidak
merokok di sekolah,
mengukur BB dan TB 6
(enam) bulan sekali,
membuang sampah pada
tempatnya) di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
3.Pondok Pondok Pesantren (minimal Jumlah Ponpes 40% 45% 50% 55% 60% 65% Laporan
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Pesantren yang yang dikaji adalah 70 % dari yang memenuhi 16- Tahunan
memenuhi 16-18 Ponpes yang ada) yang 18 indikator PHBS
indikator PHBS memenuhi 16-18 indikator Ponpes dibagi
Pondok PHBS Pondok Pesantren jumlah Pondok
Pesantren (kebersihan perorangan, Pesantren yang
(Klasifikasi IV) penggunaan air bersih, dikaji dikali 100%
kebersihan tempat wudhu, Catatan: tidak
menggunakan jamban, dihitung sebagai
kebersihan asrama, pembagi bila tidak
kepadatan penghuni asrama, ada Ponpes
kebersihan ruang belajar,
kebersihan halaman, ada
kader santri husada, kader
terlatih, kegiatan rutin
kader, bebas jentik,
penggunaan garam
beryodium, makanan gizi
seimbang, pemanfaatan
sarana yankes, tidak
merokok, sadar AIDS,
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
menjadi peserta dana sehat)
di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu.
2.1.1.3.Intervensi/ Penyuluhan
1.Kegiatan Kelompok RT di Posyandu Jumlah kegiatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Laporan
intervensi pada Balita yang telah diintervensi penyuluhan Tribulana
Kelompok minimal 4 kali per Posyandu kelompok /bentuk n
Rumah Tangga terkait 10 indikator PHBS intervensi lain
bisa dengan penyuluhan terkait 10 indikator
kelompok langsung atau PHBS pada rumah
memberikan informasi tangga melalui
kesehatan melalui WA grub Posyandu Balita
dan atau bentuk intervensi yang ada di wilayah
lain (dengan metode apapun) Puskesmas selama
oleh petugas Puskemas di 1 tahun dibagi (4
wilayah kerja Puskesmas kali jumlah
pada kurun waktu tertentu posyandu Balita
yang ada di wilayah
kerja puskesmas)
dikali 100 %
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
2. Kegiatan Institusi Pendidikan (SD / Jumlah kegiatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Laporan
intervensi pada MI ; SLTP / MTs, SLTA/MA ) penyuluhan/bentu Semester
Institusi yang telah diintervensi k intervensi lain an
Pendidikan minimal 2 kali per institusi pada institusi
pendidikan baik dengan pendidikan yang
penyuluhan dan atau bentuk dikaji PHBS selama
intervensi lainnya (dengan 1 tahun dibagi (2
metode apapun) oleh petugas kali jumlah institusi
Puskesmas di wilayah kerja pendidikan yang
Puskesmas pada kurun dikaji PHBS) dikali
waktu tertentu 100 %
3.Kegiatan Pondok Pesantren yang telah Jumlah kegiatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Laporan
intervensi pada diintervensi minimal 2 kali penyuluhan/bentu Semester
Pondok tiap ponpes baik dengan k intervensi lain an
Pesantren penyuluhan kelompok pada pondok
langsung atau memberikan pesantren yang
informasi kesehatan melalui dikaji PHBS selama
WA grub dan atau bentuk 1 tahun dibagi (2
intervensi lainnya ( dengan kali jumlah pondok
metode apapun ) oleh pesantren yang
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
petugas Puskesmas di dikaji PHBS) dikali
wilayah kerja Puskesmas 100 %
pada kurun waktu tertentu
2.1.1.4.Pengembangan UKBM
1. Posyandu Posyandu Balita yang Jumlah Posyandu 75% 76% 77% 78% 79% 80% Laporan
Balita PURI berstrata Purnama dan Balita Purnama dan Tahunan
( Purnama Mandiri di wilayah kerja Mandiri dibagi
Mandiri ) Puskesmas dalam waktu 1 jumlah Posyandu
tahun Balita dikali 100%
2.Poskesdes/ Poskesdes/Poskeskel yang Jumlah 98% 99% 100% 100% 100% 100% Laporan
Poskeskel Aktif berstrata Madya, Purnama Poskesdes/Poskesk Tahunan
dan Mandiri di wilayah el yang berstrata
kerja Puskesmas pada kurun Madya, Purnama
waktu tertentu dan Mandiri dibagi
jumlah
Poskesdes/Poskesk
el yang ada dikali
100%
2.1.1.5 Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1.Desa/ Desa/Kelurahan Siaga Aktif Jumlah 98% 99% 100% 100% 100% 100% Laporan
Kelurahan Siaga dengan Strata Pratama, Desa/Kelurahan Tahunan
Aktif Madya, Purnama dan Siaga Aktif dengan
Mandiri di wilayah kerja Strata Pratama,
Puskesmas pada kurun Madya, Purnama
waktu tertentu dan Mandiri dibagi
jumlah total desa
dikali 100%
2.Desa/ Desa/Kelurahan Siaga Aktif Jumlah 31,4% 40,55% 49,70% 58,84% 67,99% 77,19% Laporan
Kelurahan Siaga dengan Strata Purnama dan Desa/Kelurahan Tahunan
Aktif PURI Mandiri di wilayah kerja Siaga Aktif
(Purnama Puskesmas Purnama dan
Mandiri ) Mandiri dibagi
jumlah total Desa
Siaga Aktif dikali
100%
3.Pembinaan Pembinaan Desa/Kelurahan Jumlah 100% 100% 100% 100% 100% 100% Laporan
Desa/Kelurahan Siaga oleh petugas Desa/Kelurahan Bulanan
Siaga Aktif Puskesmas minimal 2 (dua) Siaga yang dibina 2
kali dalam satu tahun di kali per tahun
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
wilayah kerja Puskesmas dibagi jumlah total
pada kurun waktu tertentu desa/Kelurahan
Siaga dikali 100 %
2.1.1.6. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1.Promosi Puskesmas dan jaringannya Jumlah Puskesmas 100% 100% 100% 100% 100% 100% Laporan
kesehatan untuk (Puskesmas, Pustu, dan jaringannya Bulanan
program prioritas Ponkesdes, Polindes, melakukan promosi
di dalam gedung Poskesdes/Poskeskel yang kesehatan program
Puskesmas dan memberikan yankesdas prioritas sebanyak
jaringannya primer) memberikan promosi 12 (dua belas) kali
(sasaran kesehatan program prioritas dalam kurun waktu
masyarakat ) (Penurunan AKI & AKB, satu tahun kepada
Stunting, HIV/AIDS, TB, masyarakat yang
Kusta, Napza, Diabetes datang ke
Melitus, Hipertensi, Puskesmas dan
Gangguan Jiwa , Imunisasi jaringannya dibagi
serta Taman Posyandu ) jumlah Puskesmas
kepada masyarakat yang dan jaringannya di
datang ke Puskesmas dan satu wilayah kerja
jaringannya.minimal 12 (dua dalam kurun waktu
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
belas) kali dalam satu tahun satu tahun yang
sama dikali 100 %
2 Pengukuran Pengukuran dan pembinaan Jenis UKBM yang 100% 100% 100% 100% 100% 100% Profil
dan Pembinaan tingkat perkembangan diukur dan dibina Promkes
tingkat UKBM adalah penentuan tingkat
perkembangan strata UKBM yang terdiri perkembangannya
UKBM dari strata Pratama, Madya, dibagi jenis UKBM
Purnama & Mandiri serta yang ada di satu
pembinaan tingkat wilayah kerja dalam
perkembangannya agar kurun waktu satu
meningkat stratanya. UKBM tahun dikali 100 %
yang diukur dan dibina
tingkat perkembangannya
adalah Posyandu Balita,
Poskesdes, Pos Kesehatan
Pesantren, Saka Bhakti
Husada, yang ada di wilayah
kerja Puskesmas, oleh
petugas Puskesmas selama 1
(satu) tahun . Skor strata
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
berdasarkan Buku Pedoman
Pengukuran Tingkat
Perkembangan UKBM yaitu
Posyandu Balita ( Pratama :
<60; Madya : 64-74;
Purnama :75-94; Mandiri :
95 -100 ); Poskesdes dan
Poskestren (Pratama : <50;
Madya : 50 -
69;Purnama:70-89;Mandiri :
90 - 100); SBH ( Pratama : <
30; Madya : 30 - 49:
Purnama: 50 - 69; Mandiri :
70 -100). Penentuan
cakupan dilihat berdasarkan
jenis UKBM yang ada di
wilayah kerja Puskesmas.
2.1.2. Upaya Kesehatan Lingkungan
2.1.2.1.Penyehatan Air
1. Inspesi Monitoring/ Inspeksi Jumlah SAB / SAM 40% 45% 50% 55% 60% 65% Laporan
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Kesehatan Kesehatan Lingkungan /IKL yang di IKL dibagi Bulanan
Lingkungan terhadap Sarana Air Bersih jumlah SAB / SAM
Sarana Air (SAB) / Sarana Air Minum yang ada dikali 100
Bersih (SAB) / (SAM),yaitu yang meliputi : %
Sarana Air - jaringan perpipaan, (PDAM,
Minum (SAM) Hippam / BPSPAM),
- Bukan Jaringan Perpipaan
Komunal (sumur pompa
tangan,
sumur bor dengan pompa,
sumur gali terlindung,
sumur
gali dengan pompa),
- Depot Air Minum (DAM),
- Perlindungan Mata Air
(PMA),
- Penampungan Air Hujan
(PAH)
yang disebut sebagai sistim
penyediaan air
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
bersih/Minum (SPAM) di
wilayah kerja Puskesmas
selama kurun waktu
tertentu.
2.Sarana Air .Sarana Air Bersih Jumlah SAB/SAM 88% 90% 92% 94% 96% 98% Laporan
Bersih (SAB)/Sarana Air Minum yang di IKL dan Bulanan
(SAB)/Sarana Air (SAM) dimana hasil Inspeksi memenuhi syarat
Minum (SAM) Kesehatan Lingkungan (IKL) kesehatan dibagi
yang memenuhi secara teknis sudah jumlah SAB/SAM
syarat kesehatan memenuhi syarat kesehatan yang di inspeksi
(kategori resiko rendah dan Sanitasi dikali 100
sedang), sehingga aman %
untuk dipakai kebutuhan
sehari-hari (termasuk untuk
kebutuhan makan dan
minum) di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
3.Sarana Air .Sarana Air Bersih Jumlah SAB/SAM 64% 68% 72% 76% 80% 84% Laporan
Bersih (SAB)/Sarana Air Minum yang di uji kualitas Bulanan
No Indikator SPM Wajib Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Target Target Target Target Target Sumber
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(SAB)/Sarana Air (SAM) yang beresiko rendah airnya dibagi
Minum (SAM) dan sedang di uji kualitas jumlah SAB/SAM
yang diperiksa airnya di wilayah kerja resiko rendah dan
kualitas airnya Puskesmas selama kurun sedang dikali 100%
waktu tertentu
2.1.2.2.Penyehatan Makanan dan Minuman
1.Pembinaan Monitoring/ Inspeksi Jumlah TPM yang 67% 70% 73% 75% 77% 79% Laporan
Tempat Kesehatan Lingkungan (IKL) di IKL dibagi Tribulan
Pengelolaan Tempat Pengelolaan jumlah TPM yang
Makanan ( TPM ) Makanan (TPM) dengan ada dikali 100 %
sasaran:
1. Jasa Boga / Katering;
2. Rumah Makan / Restoran
Catatan untuk
kinerja Puskesmas :
< 10% =
100%;
10 - 12,5% =
75%;
>12,5-15% =50%;
3. UKP
1.Kesesuaian jenis 50 Jenis pelayanan meliputi: Jumlah jenis pelayanan 60% 60% 60% 60% 60% 60% Surat
pelayanan a.Hemoglobin, Hematokrit, yang tersedia dibagi Keputusan
laboratorium dengan Hitung eritrosit, Hitung Jumlah standar jenis Kepala
standar trombosit, Hitung lekosit, pelayanan (50) dikali Puskesmas
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Hitung jenis lekosit, LED, 100% tentang
Masa perdarahan dan Masa Jenis
pembekuan. Layanan
b. Kimia klinik: Glukosa,
Protein, Albumin, Bilirubin
total, Bilirubin direk, SGOT,
SGPT, Alkali fosfatase, Asam
urat,Ureum/BUN, Kreatinin,
Trigliserida, Kolesterol total,
Kolesterol HDL dan Kolesterol
LDL.
c. Mikrobiologi dan
Parasitologi: BTA, Diplococcus
gram negatif, Trichomonas
vaginalis, Candida albicans,
Bacterial vaginosis, Malaria,
Microfilaria dan Jamur
permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan,
Golongan darah, Widal, VDRL,
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
HbsAg, Anti Hbs, Anti HIV dan
Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Makroskopis
(Warna, Kejernihan, Bau,
Volume), pH, Berat jenis,
Protein, Glukosa, Bilirubin,
Urobilinogen, Keton, Nitrit,
Lekosit, Eritrosit dan
Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah
samar dan Mikroskopik.
2.Ketepatan waktu Waktu mulai pasien diambil Jumlah pasien dengan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Survey,
tunggu penyerahan sample sampai dengan waktu tunggu penyerahan register
hasil pelayanan menerima hasil yang sudah hasil pelayanan
laboratorium diekspertisi sesuai jenis laboratorium sesuai jenis
pemeriksaan dan kebijakan pemeriksaan dan
tentang waktu tunggu kebijakan dibagi jumlah
penyerahan hasil seluruh pemeriksaan
dikali 100%
3.Kesesuaian hasil Pemeriksaan mutu pelayanan Jumlah pemeriksaan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Hasil
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
pemeriksaan baku laboratorium oleh Tenaga mutu internal yang pemeriksaa
mutu internal (PMI) Puskesmas yang kompeten, memenuhi standar n baku
dilakukan evaluasi, analisa minimal 1 (satu) mutu
dan tindak lanjut parameter dari internal
hematologi, Kimia Klinik,
serologi, dan bakteriologi
dibagi jumlah
pemeriksaan dalam 1
(satu) bulan dikali 100%
4.Pemeriksaan Pemeriksaan Hemoglobin Jumlah pemeriksaan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Register
Hemoglobin pada ibu pada ibu hamil minimal 1 Hemoglobin minimal 1 pemeriksaa
hamil (satu) kali selama kehamilan (satu) kali pada ibu hamil n
oleh tenaga yang kompeten dibagi jumlah ibu hamil laboratoriu
yang berkunjung ke m,
Puskesmas dikali 100% Pedoman
KIA
2.3.5.Pelayanan Rawat Inap
1. Bed Occupation Prosentase pemakaian tempat Jumlah hari perawatan 10% - 10% - 10% - 10% - 10% - 10% - Rekam
Rate(BOR) tidur di Puskesmas rawat inap dalam 1 bulan dibagi 60% 60% 60% 60% 60% 60% medik
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
setiap bulan hasil kali jumlah tempat
tidur dengan jumlah hari
dalam 1 bulan dikali 100
%
Catatan kinerja
Puskesmas :
10% - 60% = 100%
>60 - 70% = 75%
>70 - 80% = 50%
>80 - 90% = 25%
<10% atau >90% = 0%
2.Kelengkapan Rekam medik yang telah diisi Jumlah rekam medis yang 100% 100% 100% 100% 100% 100% Rekam
pengisian rekam lengkap pada pelayanan lengkap dibagi jumlah Medik
medik rawat inap rawat inap oleh staf medis dan rekam medis per bulan di
atau tenaga yang diberikan pelayanan rawat inap
pelimpahan kewenangan, dikali 100%
meliputi kelengkapann
pengisian identitas, SOAP,
KIE, asuhan keperawatan,
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
lembar observasi , lembar
rujukan, asuhan gizi, resume
medis, surat pemulangan,
informed concent, monitoring
rujukan, monitoring pra,
selama dan sesudah
pemberian anestesi dan
laporan operasi
MUTU PUSKESMAS
8. Penanganan Pengaduan
pengguna layanan
9. Kualitas sarana dan
prasarana
2.5 Kebersihan Halaman dan seluruh Jumlah ruangan dan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ceklis
.2 lingkungan pelayanan ruangan Puskesmas terawat halaman pelayanan yang pemantaua
berdasarkan 5 R dengan 5 R meliputi rapi, terawat dengan 5 R dibagi n
ringkas, resik, rawat, rajin. jumlah seluruh kebersihan
Seluruh permukaan ruangan/halaman ruang/hala
lingkungan datar, bebas debu, Puskesmas dikali 100% man
bebas sampah, bebas pelayanan
serangga (semut, kecoa, lalat,
nyamuk) dan binatang
pengganggu (kucing, anjing,
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
tikus) dan dibersihkan secara
terus menerus
2.5.3 Sasaran keselamatan pasien
1. Komunikasi efektif
dalam pelayanan
Kepatuhan Petugas melakukan Jumlah prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dokumen
melakukan komunikasi efektif di rekam kepatuhan petugas yang rekam
komunikasi efektif medis antara lain: melakukan komunikasi medik dan
penyampaian pesan verbal efektif sesuai prosedur ceklis
lewat telpon atau media dibagi jumlah petugas di kepatuhan
komunikasi dengan SBAR UGD/ ruang tindakan, komunikasi
(Situational, Background, ruang bersalin, rawat efektif
Assesment, Recomendation) inap serta laboratorium
pada pelaporan kasus dan yang diamati
TBK (Tulis,Baca, Konfirmasi) kepatuhannya
pada saat menerima instruksi
dokter : penyampaian nilai
kritis hasil pemeriksaan
penunjang , transfer/operan
pada waktu serah terima
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
pasien dan rujukan
2. Keamanan obat
yang perlu diwaspadai
Pengelolaan Obat Pengelolaan obat obat yang Jumlah prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ceklis
obatyang perlu diwaspadai pelabelan obat kepatuhan petugas kepatuhan
diwaspadai pelabelan high alert (obat yang beresiko terhadap SOP dalam petugas
obat high alert, LASA tinggi),misal : insulin, mengelola label obat high terhadap
dan kadaluarsa narkotika, agonis adrenegik, alert, LASA dan SOP
antagonis adrenegik, anestesi kadaluarsa) dihitung pengelolaa
(general, inhalasi, IV), compliance rate petugas n sediaan
antitrombotic, dextrose 20%, farmasi
parenteral nutrisi, oral pada
hipoglikemik), obat yang pelabelan
mempunyai nama, bunyi dan obat high
sediaan hampir sama (LASA/ alert, LASA
Look Alike Sound Alike) dan dan
pelabelan kadaluarsa di ruang kadaluarsa)
farmasi dan gudang obat
3. Memastikan lokasi
pembedahan yang
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
benar, prosedur yang
benar, pembedahan
pada pasien yang
benar
Kepatuhan Kepatuhan melakukan Jumlah prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ceklis
melakukan doubel doubel check terhadap kepatuhan petugas dalam kepatuhan
check pada prosedur pembedahan untuk melakukan doubel check melakukan
tindakan/bedah memastikan lokasi pada tindakan/bedah double
minor pembedahan yang benar dan minor dibagi jumlah check pada
pada pasien yang benar di petugas yang diamati tindakan/b
UGD/tindakan, persalinan, kepatuhannya edah minor
KIA-KB dan poli gigi, agar (UGD/ruang tindakan,
tidak terjadi kesalahan orang persalinan, KIA-KB dan
dan salah sisi poli gigi)
4. Mengurangi risiko
infeksi akibat
perawatan kesehatan
Kepatuhan petugas Kepatuhan seluruh petugas Jumlah prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ceklis
melakukan hand Puskesmas melakukan hand kepatuhan petugas yang Kepatuhan
hygiene hygiene Prosedur cuci tangan diamati dalam melakukan Prosedur
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
sesuai dengan ketentuan 6 prosedur cuci tangan 6 Cuci
(enam) langkah cuci tangan langkah dan 5 momen Tangan
dan 5 (lima) momen, yaitu: dibagi jumlah petugas
yang diamati (UGD/ruang
tindakan dan persalinan)
5. Mengurangi risiko
cedera pada pasien
jatuh
Kepatuhan Cedera pada pasien dapat Jumlah pentapisan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ceklis
melakukan terjadi karena jatuh di (screening) pasien dengan kepatuhan
pentapisan (screening) fasilitas kesehatan.Kriteria risiko jatuh dibagi jumlah prosedur
pasien dengan risiko untuk melakukan pentapisan pasien risiko jatuh dikali pentapisan
jatuh kemungkinan terjadinya risiko 100% (screening)
jatuh harus ditetapkan, dan pasien
dilakukan upaya untuk dengan
mencegah atau risiko jatuh
meminimalkan kejadian jatuh
di fasilitas
kesehatan.Pentapisan
dilakukan untuk
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
meminimalkan terjadinya
risiko jatuh di
Puskesmas.Upaya dan
penandaan dilakukan untuk
mengurangi risiko jatuh pada
pasien dari situasi dan lokasi
yang dapat mengakibatkan
pasien jatuh
2.5.4 Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
1. Kepatuhan Prinsip pinsip sterilisasi Jumlah prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ceklis
prosedur desinfeksi dilaksanakan dengan tahapan kepatuhan petugas kepatuhan
dan sterilisasi alat pemilahan alat kotor dan terhadap prosedur prosedur
setelah tindakan bersih, proses precleaning, desinfeksi dan sterilisasi desinfeksi
cleaning, desinfeksi, dan alat medis berrisiko tinggi dan
sterilisasi sesuai dengan (kritis) dibagi jumlah sterilisasi
regulasi yang ditetapkan dan petugas yang diamati alat setelah
klasifikasi Spaulding tentang (UGD/ruang tindakan, tindakan
penanganan alat medis persalinan, gigi, KIA-KB)
berrisiko tinggi (kritis).
2. Kepatuhan Prosedur pencegahan Jumlah prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ceklis
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
prosedur pencegahan penularan infeksi melalui kepatuhan prosedur kepatuhan
penularan infeksi transmisi air-borne melalui pembersihan area dengan prosedur
penataan ruang periksa, spill kit dibagi seluruh penggunaa
penempatan pasien, maupun prosedur pembersihan n spill kit
transfer pasien dilakukan area dikali 100%
dengan benar , pembersihan
kamar dengan benar setiap
hari selama pasien tinggal di
puskesmas dan pembersihan
kembali setelah pasien keluar
pulang, pembersihan kembali
bila ada tumpahan cairan
tubuh harus dilakukan sesuai
standar atau pedoman
pengendalian infeksi.
Puskesmas harus
menyediakan spill kit untuk
pembersihan kembali bila ada
tumpahan cairan tubuh di
ruang tindakan, pelayanan
Target Target Target Target Target Target
Sumber
No Indikator Definisi Operasional Cara Penghitungan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Data
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
gigi, persalinan, laboratorium,
gawat darurat dan rawat inap.
3 Pembuangan limbah Pembuangan limbah benda Jumlah safety box 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ceklis
benda tajam tajam/pecahan kaca dengan jarum suntik yang monitoring
memenuhi standar memenuhi standar bila jarum tidak ditekuk, dipatahkan, pembuanga
suntik habis pakai tidak tidak disarungkan n limbah
ditekuk, dipatahkan, tidak kembali dibagi jumlah benda
disarungkan kembali safety box yang diamati tajam
(recapping), dibuang dalam dikali 100%.
wadah penampung limbah
benda tajam/safety box dekat
lokasi,wadah ditutup dan
diganti setelah ¾ bagian terisi
dengan limbah
MUTU LAYANAN
1. INDIKATOR MUTU ADMEN
No Indikator UKM Definisi Operasional Cara Target Target Target Target Target Target Sumber
Esensial Penghitungan Tahun 2021 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Sistem Informasi 1. Ketepatan pelaporan ke Dinas Ketepatan Koordinator 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Puskesmas Kesehatan pengiriman SIP
laporan melalui mengirimka
Sistem n laporan
Informasi ke Dinkes
Puskesmas ke tepat waktu
Dinas (paling
Kesehatan lambat
paling lambat tanggal 5
No Indikator UKM Definisi Operasional Cara Target Target Target Target Target Target Sumber
Esensial Penghitungan Tahun 2021 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
tanggal 5 bulan bulan
berikutnya. berikutnya)
dibagi
Jumlah
seluruh
Laporan
yang harus
dikirim ke
Dinkes
dikalikan
100%
2 Kepegawaian Tingkat kedisiplinan pegawai Kepatuhan Jumlah 90% 90% 90% 90% 90% 90%
1. terhadap pegawai
peraturan yang yang
ditetapkan mematuhi
pemerintah, aturan jam
meliputi disiplin kerja dan
kehadiran pada pemakaian
jam kerja, pakaian
disiplin dinas dibagi
No Indikator UKM Definisi Operasional Cara Target Target Target Target Target Target Sumber
Esensial Penghitungan Tahun 2021 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
pemakaian Jumlah
pakaian dinas seluruh
beserta pegawai
atributnya. dalam satu
bulan
dikalikan
100 persen
Presensi karyawan tiap bulan Jumlah Jumlah hari ≥96% ≥96% ≥96% ≥96% ≥96% ≥96%
2. kehadiran masuk
karyawan setiap
sesuai jam karyawan
kerja dibagi
Jumlah hari
kerja
dikalikan
100 persen
3. Survey Kepuasan Karyawan Kepuasan Jumlah ≥97% ≥97% ≥97% ≥97% ≥97% ≥97%
Karyawan komulatif
adalah hasil
pernyataan penilaian
No Indikator UKM Definisi Operasional Cara Target Target Target Target Target Target Sumber
Esensial Penghitungan Tahun 2021 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
puas oleh kepuasan
karyawan dari
terhadap karyawan
pekerjaan, yang
lingkungan & disurvey
pimpinan dibagi
Jumlah
total
karyawan
yang
disurvey
dikalikan
100 persen
Ketepatan waktu Pengusulan Kenaikan Gaji Pelaksanaa 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Kenaikan Gaji Berkala Berkala n
Karyawan pengusulan
adalah kenaikan
kenaikan gaji gaji berkala
bagi PNS dibagi
Jadwal
No Indikator UKM Definisi Operasional Cara Target Target Target Target Target Target Sumber
Esensial Penghitungan Tahun 2021 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
pengusulan
kenaikan
gaji berkala
dikalikan
100 persen
3 Keuangan 1. Prosentase penyerapan Penyerapan Jumlah 90% 90% 90% 90% 90% 90%
penggunaan anggaran penggunaan penyerapan
kegiatan Puskesmas anggaran anggaran
kegiatan kegiatan
Puskesmas tiap Puskesmas
tribulan pada tiap
dibandingkan tribulan
dengan pagu dibagi pagu
anggaran sesuai anggaran
rencana sesuai RPK
pelaksanaan pada
kegiatan (RPK) tribulan
pada tribulan tersebut
tersebut dikalikan
100 persen
No Indikator UKM Definisi Operasional Cara Target Target Target Target Target Target Sumber
Esensial Penghitungan Tahun 2021 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
2. Penyerapan Anggaran sesuai Jumlah Jml 100% 100% 100% 100% 100% 100%
RPK penyerapan anggaran
anggaran yang
diserap pd
periode
tertentu
dibagi Jml
seluruh
anggaran yg
sesuai RPK
dikalikan
100 persen
3. Frekuensi pemeriksaan Laporan Jumlah 100% 100% 100% 100% 100% 100%
laporan keuangan oleh Kepala keuangan pemeriksaa
Puskesmas setiap 3 bulan adalah catatan n yang
pemasukan dan dilaksanaka
pengeluaran n dibagi
keuangan Jumlah
puskesmas pemeriksaa
dalam bentuk n yang
No Indikator UKM Definisi Operasional Cara Target Target Target Target Target Target Sumber
Esensial Penghitungan Tahun 2021 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
buku kas dijadwalkan
dikalikan
100 persen
4 Rumah Tangga Kalibrasi Alat Kesehatan Terpeliharanya Jumlah 80% 80% 81% 82% 83% 84%
1. kwalitas alat peralatan
kesehatan dan yang sudah
laboratorium dikalibrasi
untuk dibagi
mendukung jumlah
pelayanan peralatan
melalui yang
kalibrasi tersedia
dikali 100
persen
2. Monitoring prasarana di tiap prasarana Jumlah 100% 100% 100% 100% 100% 100%
ruang pelayanan adalah segala ruangan
sesuatu yang yang
merupakan melakukan
penunjang monitoring
utama prasarana
No Indikator UKM Definisi Operasional Cara Target Target Target Target Target Target Sumber
Esensial Penghitungan Tahun 2021 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Data
2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
terselenggarany secara rutin
a suatu proses dibagi
Jumlah
ruang yang
ada di
Puskesmas
dikalikan
seratus
3. Monitoring kendaraan monitoring Pelaksanaa 100% 100% 100% 100% 100% 100%
ambulance ambulance n
dilakukan monitoring
dengan cara ambulance
mengisi secara rutin
checklist dibagi
monitorng Jadwal
setiap harinya perawatan
sesuai
standar
dikalikan
100 persen
2. INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
A Promosi 1. Rumah Tangga Rumah Tangga Bergaya Hidup Sehat Jumlah Rumah 40% 42% 44% 46% 48% 50%
Kesehatan Bergaya Hidup yang memenuhi 3 indikator Gaya Hidup Tangga yang
Sehat t yang Sehat meliputi: memenuhi 3 indikator
memenuhi 3 a. Makan buah dan sayur setiap hari Gaya Hidup Sehat
indikator Gaya Anggota rumah tangga umur 10 dibagi jumlah sasaran
Hidup Sehat tahun ke atas yang mengkonsumsi rumah tangga yang
minimal 3 porsi sayur & 2 porsi dikaji dikali 100%
buah atau sebaliknya setiap hari
dalam semingguterakhir.Rumah
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
tangga mengkonsumsi sayur buah :
Apabila salah satu ART 10 tahun
keatas dalam seminggu terakhir
mengkonsumsi minimal 3 porsi
sayur & 2 porsi buah atau
sebaliknya setiap hari.
b. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Anggota rumah tangga umur 10
tahun ke atas dalam seminggu
terakhir melakukan aktifitas fisik /
olahraga sedang atau berat minimal
30 menit setiap hari. Rumah tangga
melakukan aktivitas fisik : Apabila
salah satu ART 10 tahun keatas
dalam seminggu terakhir melakukan
aktifitas fisik / olahraga sedang atau
berat minimal 30 menit setiap hari
c. Tidak merokok di dalam rumah
Anggota rumah tangga umur 10
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
tahun ke atas yang tidak merokok
selama 1 bulan terakhir. Anggota
rumah tangga umur 10 tahun ke
atas yang tidak merokok dalam
rumah selama 1 bulan terakhir.
Rumah Tangga tdk merokok: Apabila
tidak ada ART umur 10 tahun ke
atas yang merokok di dalam rumah
2. Persentase a. Puskesmas yang telah memiliki atau Jumlah Puskesmas 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Puskesmas menerbitkan Kebijakan Germas dan yang menerapkan
yang atau kebijakan berwawasan Kebijakan Germas
menerapkan Kesehatan mencakup 5 Klaster dalam kurun waktu 1
Kebijakan Germas : tahun di bagi seluruh
GERMAS 1. Klaster Peningkatan Aktifitas Puskesmas yang ada
( Gerakan Fisik dikali 100 %
Masyarakat 2. Klaster Peningkatan Edukasi
Hidup Sehat ) dan Perilaku Hidup Sehat
3. Klaster Penyediaan Pangan
Sehat dan Percepatan
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
Perbaikan Gizi
4. Klaster Peningkatan Deteksi
Dini dan Pencegahan Penyakit
5. Klaster Peningkatan Kualitas
Lingkungan
b. Melaksanakan pengerakan
masyarakat dalam mendukung
GERMAS minimal 3 kali setahun
dengan melibatkan lintas sektor,
pendidikan ( sekolah), UKBM dan
atau mitra Potensial.
8 Intervesi KS Intervensi KS dilakukan oleh petugas Jumlah keluarga yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sesuai KAK sesuai KAK dilakukan intervensi
KS dibagi Jumlah
keluarga yang
seharusnya
diintervensi dikalikan
100%
9 Peningkatan Peningkatan IKS Keluarga setiap Jumlah keluarga yang ≥60% ≥60% ≥60% ≥60% ≥60% ≥60%
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
IKS keluarga dilakukan Intervensi mengalami kenaikan
IKS dibagi Jumlah
keluarga yang
diintervensi KS
dikalikan 100%
2. Kesehatan 1. Depot Air Kualitas Depot Air MInum (DAM) Jumlah Depot Air 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Lingkunga Minum (DAM) memenuhi syarat adalah hasil Minum (DAM) yang
n memenuhi pemeriksaan kualitas Depot Air diperiksa memenuhi
syarat MInum (DAM) secara bakteriologis syarat dibagi Jumlah
memenuhi syarat sesuai dengan seluruh Depot Air
Kepmenkes RI. No. Minum (DAM)
429/MENKES/PER/IV/2010 diperiksa dikalikan
100%
3. Kesehatan 1. KB aktif Peserta KB baru dan lama yang Jumlah Peserta KB 70% 70% 70% 70% 70% 70%
Ibu dan (Contraceptive masih aktif menggunakan alat dan aktif dibagi jumlah
Anak/KB Prevalence obat kontrasepsi (alokon) terus PUS dikali 100%
Rate/ CPR) menerus hingga saat ini untuk
menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan yang ada di
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
wilayah kerjanya pada kurun waktu
tertentu .Dalam konsep kohort PA
bukanlah akseptor kunjungan ulang,
sehingga perhitungan seorang
akseptor sebagai PA hanya
dilakukan 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun kalender
2. Pemeriksaan Calon pengantin diberi penyuluhan Jumlah Catin yang 60% 61% 61.50 62.00 62.50 63%
Catin sesuai kespro catin, pemeriksaan status gizi dipemeriksa sesuai % % %
Standar (Lila dan IMT) Standar dibagi
Jumlah catin yang
terdaftar di KUAdikali
100%
3. Skrining Remaja mendapatkan pelayanan Jumlah Remaja yang 40% 57% 58% 59% 60% 61%
Kesehatan deteksi dini dari suatu penyakit atau diskrining sesuai
Remaja sesuai usaha untuk mengidentifikasi standar Buku
Standar penyakit atau kelainan secara klinis Raporku dibagi
yang belum jelas dengan Jumlah Remaja yang
mengunakan test, pemeriksaan atau diskrining dikali
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
prosedur tertentu 100%
4 Gizi 1. 1. Pemberian Balita 6 - 59 bulan adalah balita Jumlah balita 6 - 59 87% 90% 92% 94% 96% 96%
kapsul vitamin umur 6 - 59 bulan yang ada di suatu bulan mendapat
A dosis tinggi wilayah kabupaten/kota . Kapsul vitamin A di bagi
pada balita (6- Vitamin A dosis tinggi 100.000 SI jumlah balita 6 - 59
59 bulan ) untuk bayi dan 200.000 SI untuk bulan dikali 100 % .
balita .
2 Cakupan N/D Balita yang naik berat badannya jumlah balita yang 82% 82% 82% 82% 82% 82%
sesuai dengan standar di wilayah naik berat badannya
kerja puskesmas pada kurun waktu sesuai dengan
tertentu standar (N) dibagi
jumlah balita yang
naik dan tidak naik
berat badannya (N+T)
di wilayah kerja
puskesmas kurun
waktu tertentu
3 Cakupan ASI Bayi usia 6 (enam) bulan yang diberi jumlah bayi usia 6 65.60 66.00 67% 68.00 69.00 70.00
Ekslusif ASI saja tanpa makanan/cairan lain bulan mendapat ASI % % % % %
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
kecuali obat, vitamin dan mineral eksklusif di suatu
wilayah pada periode
tertentu dibagi jumlah
bayi 6 bulan yang
diperiksa
4 Rumah Tangga Rumah tangga yang mengkonsumsi jumlah rumah tangga 84% 86% 88% 90% 92% 94%
mengkonsumsi garam beriodium diwilayah kerja yang mengkonsumsi
Garam puskesmas pada kurun waktu garam beryodium
Beriodium tertentu dibagi jumlah rumah
tangga yang disurvei
di wilayah kerja
puskesmas pada
kurun waktu tertentu
dikali 100%
5 Balita Gizi Balita gizi buruk yang ditemukan Jumlah balita gizi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
buruk yang dan mendapat perawatan sesuai buruk yang mendapat
mendapat standar tatalaksana gizi buruk di perawatan sesuai
perawatan wilayah kerja Puskemas pada kurun standar tatalaksana
waktu tertentu. Balita gizi buruk gizi buruk dibagi
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
yaitu balita yang secara jumlah balita gizi
antropometri berdasarkan berat buruk yang
badan menurut tinggi badan kurang ditemukan dikali
dari -3 SD (Menurut Z-score) 100%
6 Pelaksanaan Proses menyusu dimulai jumlah bayi baru 58% 62% 66% 70% 74% 78%
IMD secepatnnya segera setelah lahir. lahir yang mendapat
IMD dilakukan dengan cara kontak IMD disuatu wilayah
kulit ke kulit bayi dengan ibunya pada periode tertentu
segera setelah lahir dan berlangsung dibagi jumlah seluruh
minimal 1 jam bayi yang diperiksa di
suatu wilayah pada
periode tertentu dikali
100%
7 Remaja Putri Remaja Putri (SMP dan SMA) yang Jumlah remaja putri 52% 54% 56% 58% 60% 62%
mendapatkan mendapat minimal 80% dari yang yang mendapat 1
Tablet FE seharusnya diberikan 1 (satu) tablet (satu) tablet tambah
tambah darah per minggu sepanjang darah per minggu
taun disuatu wilayah kerja dibagi jumlah remaja
puskesmas pada kurun waktu putri di wilayah kerja
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
tertentu dikali 100%
8 Cakupan Balita Keadaan balita gizi kurang yang Jumlah balita 13.29 13.00 12.50 12.00 11.50 11.00
Stunting diukur menurut indikator panjang stunting dibagi % % % % % %
badan atau tinggi badan menurut dengan jumlah balita
umur kurang dari standar -2 yang diperiksa dikali
standar deviasi (PB/U atau TB/U < - 100%
2 SD) berdasarkan standar WHO
Antro 2005
11 Cakupan Bumil Ibu hamil yang hasil pengukuran Jumlah ibu hamil 14.50 14.00 13.50 13.00 12.50 12.00
. KEK Lingkar Lengan Atas (LiLA) nya dengan Lila Kurang % % % % % %
kurang dari 23.5 cm diwilayah kerja dari 23.5 cm dibagi
puskesmas pada kurun waktu jumlah ibu hamil
tertentu diukur LiLA dikali
100%
9 Bumil Ibu hamil yang selama Ibu hamil yang 81% 82% 83% 84% 85% 86%
mendapatkan kehamilannya mendapatkan 90 selama kehamilannya
FE 90 Tablet (sembilan puluh) tablet besi mendapatkan 90
komulatif diwilayah kerja puskesmas (sembilan puluh)
pada kurun waktu tertentu tablet besi komulatif
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
dibagi jumlah sasaran
ibu hamil di wilayah
kerja puskesmas
dikali 100%
5 Pencegaha 1. RFT penderita Release From Treatment (RFT) bila Jumlah penderita >90% >90% >90% >90% >90% >90%
n dan Kusta penderita baru tipe PB 1 (satu) baru PB 1 (satu)
Pengendali tahun sebelumnya dan tipe MB 2 tahun sebelumnya
an (dua) tahun sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun
Penyakit menyelesaikan pengobatan tepat sebelumnya
waktu di wilayah kerja Puskesmas menyelesaikan
pada kurun waktu tertentu pengobatan tepat
waktu dibagi jumlah
penderita baru PB 1
(satu) tahun
sebelumnya dan MB 2
(dua) tahun
sebelumnya yang
mulai pengobatan
dikali 100%
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
2. Kasus TBC Jumlah kasus TBC yang ditemukan, Jumlah kasus TBC 80% 90% 90% 90% 90% 90%
yang ditemukan diobati secara baku dan dilaporkan yang ditemukan,
dan diobati diobati sesuai standar
dan dilaporkan dibagi
jumlah kasus TBC
yang ditemukan dan
diobati dikali 100%.
3. Angka Jumlah pasien TBC yang sembuh Jumlah pasien TBC 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Keberhasilan dan pengobatan lengkap dari semua yang sembuh dan
pengobatan pasien TBC yang diobati, dicatat dan pengobatan lengkap
kasus TBC dilaporkan dibagi jumlah semua
(Success kasus TBC yang
Rate/SR) diobati, dicatat dan
dilaporkan dikali
100%
4. Penderita DBD Kasus Demam Berdarah Dengue Jumlah kasus DBD 100 % 100% 100% 100% 100 % 100%
ditangani (DBD) yang ditemukan berdasarkan yang ditangani sesuai
kriteria World Health Organization standar Tatalaksana
(WHO) dan ditangani sesuai standar Pengobatan DBD
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
Tatalaksana Pengobatan DBD di dibagi dengan jumlah
wilayah kerja Puskesmas pada seluruh DBD yang
kurun waktu tertentu terlaporkan di wilayah
Puskesmas dikali
100%
Catatan: tidak
dihitung sebagai
pembagi bila tidak
ada kasus
5. IDL (Imunisasi Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) bila Jumlah bayi yang 93% 94% 95% 96% 97% 98%
Dasar Lengkap) bayi berusia kurang dari 1 (satu) mendapat IDL dibagi
tahun telah mendapatkan 1 (satu) jumlah bayi lahir
kali Hepatitis B, 1(satu) kali hidup dikali 100 %
imunisasi BCG, 3 (tiga) kali
imunisasi DPT-HB-Hib, 4 (empat)
kali imunisasi Polio, dan 1 (satu) kali
imunisasi MR / Measles Rubella di
wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
6. Pelayanan Pelayanan kesehatan jiwa diberikan Jumlah ODGJ berat 80% 100% 100% 100% 100% 100%
kesehatan oleh perawat dan dokter Puskesmas (psikotik) di wilayah
orang dengan pada ODGJ berat, meliputi: a. kerja kab/kota yang
gangguan jiwa Edukasi dan evaluasi tentang: tanda mendapat pelayanan
dan gejala gangguan jiwa, kepatuhan kesehatan jiwa
minum obat dan informasi lain promotif preventif
terkait obat, mencegah tindakan sesuai standar dalam
pemasungan, kebersihan diri, kurun waktu satu
sosialisasi, kegiatan rumah tangga tahun dibagi Jumlah
dan aktivitas bekerja sederhana, ODGJ berat (psikotik)
dan/atau yang ada di wilayah
b. Tindakan kebersihan diri ODGJ kerja kab/kota dalam
berat ,promotif preventif dan kurun waktu satu
mencegah terjadinya kekambuhan tahun yang sama
dan pemasungan (Standar dikali 100%
Pelayanan Minimal ke 10)
7. Imunisasi Penta Memberikan imunisasi penta ulang Jumlah Baduta yang 95% 95% 95% 95% 95% 95%
Booster pada pada usia 18 bulan diberi Penta Booster
Baduta dibagi Jumlah Semua
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
Baduta dikali 100%
8. Tingkat Pasien TB Paru dikatakan sembuh Jumlah Penderita TB 100% 100% 100% 100% 100% 100%
kesembuhan dengan kriteria 2x pemeriksaan BTA Paru yang sembuh
Penderita TB terakir dinyatakan negatif dibagi Jumlah Semua
Paru Penderita TB dikali
100%
1 Perkesmas 1 KK naik tingkat Kemandirian KK naik ke tingkat yang Jumlah Keluarga yang 50% 60% 65% 70% 72% 74%
kemandiriannya lebih tinggi diintervensi yang
mengalami kenaikan
kemandirian dbagi
Jumlah Keluarga yang
diintervensi dikali
100%
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
2 Kesehatan 2 Kepatuhan Perilaku pasien yang mematuhi anjuran Jumlah penderita 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Jiwa berobat pasien dari petugas kelsehatan untuk berobat ODGJ yang berobat ke
ODGJ yang teratur setiap bulan Puskesmas dibagi
terdaftar Jumlah seluruh ODGJ
yang terdaftar di
wilayah Puskesmas
dikali 100%
3 Kesehatan 3 Penanganan Pasien katarak diskrining oleh kader, Jumlah pasien katarak 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Indera Hasil Skrining kemudian dirujuk oleh kader ke yang ditangani di
Katarak oleh puskesmas Puskesmas dibagi
Kader Jumlah pasien katarak
yang dirujuk oleh
kader dikali
100%Jumlah pasien
katarak yang dirujuk
oleh kader
4 Kesehatan 4 Pemeriksaan Siswa TK yang mempunyai masalah Jumlah Anak TK yang >70% >72% >74% >76% >78% >80%
Gigi gigi oleh Guru kesehatan gigi dan bersedia dirujuk ke mendapatkan
Masyaraka TK yang puskesmas setelah diperiksa gigi di TK perawatan di
TARG TARG TARG TARG TARG TARG
ET ET ET ET ET ET
No PROGRAM INDIKATOR STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU TAHU
N N N N N N
2021 2022 2023 2024 2025 2026
t ditindaklanjuti untuk mendapat perawatan Puskesmas dibagi
di Puskesmas Jumlah Anak TK yang
memerlukan tindak
lanjut dikali 100%
5 Kesehatan 5 Tingkat kebugaran adalah kesanggupan tubuh Jumlah Karyawan 36,67 37% 37,5% 38% 38,5% 39%
Olahraga Kebugaran untuk melakukan berbagi aktifitas dengan Status %
Karyawan Baik deangan baik tanpa mengalami Kesehatan Baik dibagi
kelelahan yang berarti Jumlah Karyawan yang
mengikuti rockport
dikali 100%
3. INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 R. 1. waktu waktu pendaftaran Jumlah Pasien yang 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
Pendaftaran pendaftaran mulai pasien ambil memenuhi waktu % % % % %
pasien < 10 nomer antrian pendaftaran < 10 menit
menit sampai dibagi Jumlah pasien
dipersilahkan ke yang dipantau dikalikan
ruang pelayanan 100%
2. ketepatan pasien di Jumlah pasien yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
identifikasi identifikasi diidentifikasi secara
pasien meliputi nama, KK, tepat dibagi Jumlah
tanggal lahir dll pasien yang dipantau
dikalikan 100%
3. kelengkapan status identitas Rekam medis dengan 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
identitas pasien pasien yang status identitas pasien % % % % %
dibutuhkan dalam diisi lengkap dibagi total
RM harus terisi rekam medik dikalikan
lengkap 100%
4. Jam Buka Jam buka Jumlah Jam Buka 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan pelayanan adalah Pelayanan yang sesuai
sesuai dengan jam 7.30 dengan ketentuan dalam
ketentuan satu bulan dibagi
Jumlah hari kerja dalam
satu bulan dikali 100%
2 R. Rekam 1. waktu pendistribusian Rekam Medis dengan 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
Medis pendistribusian mulai terima tracer waktu pendistribusian % % % % %
RM pada unit dari pendaftaran RM pada unit layanan
layanan yang sampai dengan yang dituju <10 menit
dituju < 10 diterima petugas di dibagi total rekam medik
menit ruang pelayanan yang didistribusikan ke
unit layanan dikalikan
100%
2. ketepatan RM didistribusikan Kesesuaian Rekam 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
pendistribusian ke unit layanan Medis yang % % % % %
pada unit yang dibutuhkan didistribusikan ke unit
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
layanan yang di layanan dibagi dengan
tuju jumlah rekam medis
yang didistribusikan ke
unit layanan dikalikan
100%
3. kelengkapan RM telah di isi Jumlah RM yang telah 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
pengisian rekam secara lengkap dan diisi secara lengkap dan % % % % %
medis sesuai SOP sesuai SOP dibagi
jumlah RM yang terisi
dikalikan 100 %
4. pengembalian RM dari unit Jumlah RM yang sudah 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
RM dalam waktu pelayanan harus kembali ke ruang RM % % % % %
1 X 24 jam kembali ke ruang 1x24 jam dibagi jumlah
RM maksimal RM yang keluar pada
1X24 jam hari yang sama
dikalikan 100 %
3 R. 1. kepatuhan kepatuhan petugas Jumlah pelayanan 85 - 100 86 - 100 87 - 100 88 - 100 89 - 100 90 - 100 %
Pemeriksaan petugas dalam melakukan pemeriksaan umum % % % % %
Umum terhadap SOP pemeriksaan sesuai SOP klinis dibagi
klinis sesuai dengan SOP jumlah pelayanan
klinis pemeriksaan umum
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
yang dilakukan dibagi
100 %
2. kelengkapan resep ditulis Jumlah resep yang 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
penulisan resep lengkap sesuai ditulis lengkap sesuai % % % % %
standart standar dibagi jumlah
resep yang ditulis
dikalikan 100%
3. waktu tunggu waktu mulai Jumlah pasien rawat 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
pasien rawat pasien menunggu jalan yang menunggu % % % % %
jalan maksimal diruangan sampai maksimal 15 menit
15 menit di panggil untuk dibagi jumlah pasien
pemeriksaan rawat jalan dikalikan
100 %
4. Kelengkapan Rekam medis Jumlah RM pasien yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pengisian Rekam adalah berkas diisi secara lengkap
Medik berisi catatan dan dibagi Jumlah pasien
dokumen tentang yang di sampling dikali
pasien yang berisi 100%
identitas,
pemeriksaan,
pengobatan,
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
tindakan medis
lain yang diisi
secara lengkap
sesuai standar
4 R. Tindakan / 1. respon time waktu saat pasien Jumlah pasien yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
UGD petugas < 5 datang sampai ditangani petugas
menit ditangani petugas dengan respon time < 5
< 5 menit menit dibagi jumlah
semua pasien yang
ditangani petugas
dikalikan 100 %
2. kelengkapan melengkapi inform Jumlah informed 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
pengisian lembar consent sesuai consent yang terisi % % % % %
inform consent standart lengkap dibagi jumlah
seluruh informed
consent dikalikan 100 %
3. melakukan semua pasien yang Jumlah pasien yang 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
triage sesuai dilayani dilakukan dilayani triage sesuai % % % % %
standart triage sesuai standart dibagi jumlah
standart pasien yang dilayani
triage dikalikan 100 %
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
4. Respon Time ≤ 2 Respon time Jumlah pasien UGD 100% 100% 100% 100% 100% 100%
menit adalah rentang yang dtg yg dilayani ≤ 2
waktu pasien menit dibagi Jumlah
datang sampai seluruh pasien UGD yg
pasien mendapat dilayani dikali 100%
penanganan oleh
petugas UGD
5 R. KIA 1. pemeriksaan pemeriksaan ANC jumlah bumil yang 85 - 100 86 - 100 87 - 100 88 - 100 89 - 100 90 - 100 %
ANC sesuai dilaksanakan diperiksa ANC sesuai % % % % %
standart sesuai SOP SOP dibagi jumlah bumil
yang diperiksa ANC
dikalikan 100 %
2. kelengkapan RM MTBS/MTBM Jumlah status RM 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
pengisian status diisi dengan MTBS/MTBM diisi % % % % %
RM lengkap sesuai lengkap sesuai standart
MTBS/MTBM standart dibagi jumlah seluruh
status RM MTBS/MTBM
dikalikan 100 %
3 Kelengkapan Asuhan kebidanan Jumlah RM yang diisi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pengisian adalah berkas Askeb lengkap dibagi
Asuhan berisi catatan dan Jumlah seluruh RM
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
Kebidanan dokumen tentang pasien yg dilayani dikali
pasien yang berisi 100%
identitas,
pemeriksaan,
pengobatan,
tindakan medis
lain yang diisi
secara lengkap
sesuai standar
6 KB 1. kelengkapan melengkapi inform Jumlah informed 85 - 86 - 87 - 88 - 89 - 90 - 100%
pengisian lembar consent sesuai consent yang terisi 100% 100% 100% 100% 100%
inform consent standart lengkap dibagi jumlah
seluruh informed
consent dikalikan 100 %
2. kepatuhan pelayanan KB Jumlah pelayanan KB 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
petugas dilaksanakan yang dilakukan sesuai % % % % %
terhadap SOP sesuai dengan SOP dibagi jumlah
pelayanan KB standart pelayanan KB yang
dilakukan dibagi 100 %
7 R. 1. kelengkapan RM telah di isi Jumlah RM yang telah 85 - 86 - 87 - 88 - 89 - 90 - 100%
Pemeriksaan pengisian RM secara lengkap dan diisi secara lengkap dan 100% 100% 100% 100% 100%
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
Gigi dan sesuai standart sesuai SOP dibagi
Mulut jumlah RM yang terisi
dikalikan 100 %
2. kelengkapan inform consent Jumlah informed 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
pengisian inform diisi sesuai consent yang terisi % % % % %
consent standart lengkap dibagi jumlah
seluruh informed
consent dikalikan 100 %
3. kepatuhan pelayanan Gigi Jumlah pelayanan gigi 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
petugas dilaksanakan sesuai SOP dibagi % % % % %
terhadap SOP sesuai dengan jumlah pelayanan gigi
pelayanan gigi standart yang dilaksanakan
dibagi 100 %
8 R. 1. ketepatan waktu waktu setelah Jumlah hasil 85 - 86 - 87 - 88 - 89 - 90 - 100%
Laboratorium penyampaian pasien diperiksa pemeriksaan yang 100% 100% 100% 100% 100%
hasil sampai dengan disampaikan < 5 menit
pemeriksaan lab menerima hasil dibagi semua hasil
< 5 menit pemeriksaan lab pemeriksaan dikalikan
100 %
2. kepatuhan pelayanan Lab Jumlah pelayanan lab 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
petugas dilaksanakan yang dilakukan sesuai % % % % %
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
terhadap SOP sesuai dengan SOP dibagi jumlah
pelayanan Lab standart pelayanan lab yang
dilaksanakan dibagi 100
%
3. kesesuaian hasil hasil PMI/PME Jumlah hasil PMI/PME 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
pemeriksaan sesuai dengan sesuai dengan standart % % % % %
PMI / PME standart yang ada dibagi jumlah hasil
pemeriksaan lab
PMI/PME dikalikan 100
%
9 R. Farmasi 1. kepatuhan pelayanan farmasi Jumlah pelayanan 85 - 85% 86% 87% 88% 89%
petugas dilaksanakan kefarmasian yang 100%
terhadap SOP sesuai dengan dilaksanakan sesuai
pelayanan standart dengan SOP dibagi
Farmasi jumlah pelayanan
kefarmasian yang
dilaksanakan dikalikan
100 %
2. waktu tunggu waktu saat pasien Jumlah pasien dilayani 85-100 85% 86% 87% 88% 89%
pelayanan obat menyerahkan obat denga waktun %
(racikan < 15 resep sampai obat (racikan <15 menit, obat
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
menit, obat jadi di berikan jadi < 5 menit) dibagi
< 5 menit) Jumlah pasien yang
dilayani obat dikalikan
100%
3. pemberiaan penjelasan petugas Jumlah pasien yang 85-100 85% 86% 87% 88% 89%
informasi obat obat kepada pasien diberikan informasi obat %
sesuai standart tentang obat yang sesuai standart dibagi
diberikan sesuai jumlah pasien yang
standart menerima obat dikalikan
100%
4 Waktu tunggu Waktu tunggu Jumlah pasien dengan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pelayanan obat pelayanan obat resep obat jadi yang
jadi ≤ 5 menit jadi adalah waktu dilayani < 5 menit dibagi
yang dihitung dari Jumlah Sample Pasien
pasien menaruh yang dilayani dikali
resep di ruang 100%
farmasi sampai
waktu pasien
menerima obat
sediaan jadi
(tablet, kapsul,
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
sirup, dsb)
10 R. Imunisasi 1. kepatuhan pelayanan Jumlah pelayanan 85 - 85 - 85 - 85 - 85 - 85 - 100%
petugas imunisasi imunisasi yang 100% 100% 100% 100% 100%
terhadap SOP dilaksanakan dilakukan sesuai SOP
imunisasi sesuai dengan dibagi jumlah pelayanan
standart imunisasi yang
dilaksanakan dibagi 100
%
11 R. P2 1. kepatuhan pelayanan Jumlah pelayanan P2 85 - 86 - 87 - 88 - 89 - 90 - 100%
petugas P2dilaksanakan yang dilakukan sesuai 100% 100% 100% 100% 100%
terhadap SOP p2 sesuai dengan SOP dibagi jumlah
standart pelayanan P2 yang
dilaksanakan dibagi 100
%
2. kelengkapan petugas Jumlah form TB/kusta 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
pengisian form melengkapi form yang diisi sesuai % % % % %
TB/kusta TB/kusta sesuai standart dibagi jumlah
standart form TB/kusta yang diisi
dibagikan 100 %
3. kepatuhan petugas mengentry Jumlah pasien yang 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
petugas data pasien ke dientry data SIHA dan % % % % %
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
mengetry data aplikasi SIHA dan SITT dibagi jumlah
SIHA dan SITT SITT setelah pasien yang diperiksa
melakukan TB -HIV dibagi 100 %
pemeriksaan
kepada pasien
12 R. Gizi 1. kepatuhan pelayanan gizi Jumlah pelayanan gizi 85 - 86 - 87 - 88 - 89 - 90 - 100%
petugas dilaksanakan yang dilakukan sesuai 100% 100% 100% 100% 100%
terhadap SOP sesuai dengan SOP dibagi jumlah
gizi standart pelayanan gizi yang
dilaksanakan dibagi 100
%
13 R. klinik 1. kepatuhan pelayanan klinik Jumlah pelayanan klinik 85 - 86 - 87 - 88 - 89 - 90 - 100%
sanitasi petugas sanitasi sanitasi yang dilakukan 100% 100% 100% 100% 100%
terhadap SOP dilaksanakan sesuai SOP dibagi
klinik sanitasi sesuai dengan jumlah pelayanan klinik
standart sanitasi yang
dilaksanakan dibagi 100
%
14 R. 1. kepatuhan pelayanan pasien Jumlah pelayanan gizi 85 - 86 - 87 - 88 - 89 - 90 - 100%
Pemeriksaan petugas lansia yang dilakukan sesuai 100% 100% 100% 100% 100%
Lansia terhadap SOP dilaksanakan SOP dibagi jumlah
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
lasia sesuai dengan pelayanan gizi yang
standart dilaksanakan dibagi 100
%
2. kelengkapan RM telah di isi Jumlah RM yang terisi 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
pengisian RM secara lengkap dan sesuai standart dibagi % % % % %
sesuai standart jumlah RM yang terisi
dikalikan 100 %
15 R. Rawat Inap 1. kelengkapan RM telah di isi Jumlah RM yang terisi 85 - 86 - 87 - 88 - 89 - 90 - 100%
pengisian RM secara lengkap dan sesuai standart dibagi 100% 100% 100% 100% 100%
sesuai standart jumlah RM yang terisi
dikalikan 100 %
2. kelengkapan inform consent Jumlah informed 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
pengisian inform diisi sesuai consent yang terisi % % % % %
consent standart lengkap dibagi jumlah
seluruh informed
consent dikalikan 100 %
3. kepatuhan pelayanan pasien Jumlah pelayanan 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 85-100 %
petugas rujukan pasien rujukan yang % % % % %
terhadap SOP dilaksanakan dilakukan sesuai SOP
rujukan sesuai dengan dibagi jumlah pelayanan
standart pasien rujukan yang
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No UNIT Indikator Mutu STANDAR CARA PERHITUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
dilaksanakan dibagi 100
%
4. Tidak terjadi pada pasien yang jumlah pasien diinfus 100% 100% 100% 100% 100% 100%
kasus plebitis di infus yang tidak terjadi
dipuskesmas tidak plebitis dibagi jumlah
terjadi kasus pasien yang diinfus di
plebitis Puskesmas dikalikan
100 %
ADMEN INOVATIF
IPAD-PRO
(Inovasi Pelayanan pada Masa Pandemi Untuk Menjaga Keberlanjutan
Program Kesehatan)
Dibuat oleh Puskesmas Jenu, Kabupaten Tuban
a. LATAR BELAKANG
1. Isu
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah ditetapkan sebagai
pandemi dunia oleh WHO. Secara nasional melalui Keputusan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 9 A Tahun 2020
yang diperbarui melalui Keputusan Nomor 13 A Tahun 2020 telah
ditetapkan status Keadaan Darurat Bencana Wabah Penyakit
akibat Virus Corona di Indonesia. Selanjutnya dengan
memperhatikan eskalasi kasus dan perluasan wilayah terdampak,
Pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun
2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Covid-19 kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor
12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran
Covid-19 sebagai Bencana Nasional.
Di Indonesia kasus konfirmasi Covid-19 pertama kali
ditemukan pada tanggal 2 Maret 2020 dan kasusnya terus
meningkat serta menyebar dengan cepat di seluruh wilayah
Indonesia. Puskesmas Jenu menangani kasus terinfeksi Covid-19
sejak Bulan Maret 2020 dan sampai tanggal 24 Oktober 2020 telah
melaporkan 29 kasus konfirmasi Covid-19 yang tersebar di 8 dari
17 Desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jenu.
Untuk memutus mata rantai penularan, Puskesmas sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan perlu melakukan berbagai
upaya dalam penanganan pencegahan dan pembatasan penularan
infeksi Covid-19 melalui kegiatan prevensi, deteksi, dan respon.
Meskipun saat ini hal tersebut menjadi prioritas, bukan berarti
Puskesmas dapat mengabaikan pelayanan lainnya yang telah
menjadi fungsi Puskesmas. Adapun fungsinya yaitu
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19 dilakukan kebijakan
pembatasan (social distancing/ physical distancing) hampir pada
semua layanan termasuk di pelayanan kesehatan, sehingga
masyarakat enggan datang ke Puskesmas karena takut tertular
Covid-19. Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang
merupakan kegiatan luar gedung turut dibatasi karena adanya
kebijakan pemerintah tentang pembatasan kegiatan di luar rumah.
Beberapa kegiatan yang ikut terhenti seperti posyandu, skrining
kesehatan anak sekolah, survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), survei gizi, dll. Disamping itu, ketidaksiapan layanan dari
segi tenaga dan sarana prasarana termasuk Alat Pelindung Diri
(APD) juga menjadi kendala dalam penyelenggaraan pelayanan di
masa pandemi Covid-19.
2. Gejala
Teknologi yang telah digunakan di Puskesmas Jenu sebatas
mesin antrian beserta pemanggilan antriannya. Sedangkan dalam
upaya pemberian informasi pelayanan, Puskesmas Jenu telah
memanfaatkan media sosial yang ada. Sehingga bentuk informasi
tidak dapat terfokus dan belum bisa berjalan secara konsisten.
Sedangkan Puskesmas Jenu dituntut untuk mengikuti
perkembangan saat ini menuju era revolusi industri 4.0.
Terdapat pengaduan masyarakat yang disampaikan melalui
media sosial, sehingga tim pengaduan masyarakat tidak dapat
mengakomodir dan mengetahui pengaduan yang disampaikan oleh
masyarakat melalui media sosial. Selain pengaduan melalui media
sosial, Puskesmas Jenu beberapa kali mendapatkan keluhan
terkait dengan antrian pendaftaran yang lama. Hal tersebut
dikarenakan sistem pendaftaran yang masih manual.
3. Penyebab masalah
Teknologi pelayanan Puskesmas dan media yang digunakan
masih bersifat manual. Teknologi yang ada tidak mampu untuk
mengakomodir keberlanjutan program Kesehatan dan pelayanan
pada masa pandemic COVID-19, sehingga terhambatnya program-
program Kesehatan lainnya.
4. Solusi
Membuat kumpulan kegiatan IPAD-PRO melalui berbagai fitur
sebagai berikut :
a. Google form
b. Whatsapp
c. Telegram
d. Instagram
b. DEFINISI OPERASIONAL
a. Jumlah masyarakat yang memanfaatkan IPAD-PRO
Jumlah masyarakat yang memanfaatkan berbagai kegiatan
inovasi yang ada didalam IPAD-PRO.
b. Jumlah masyarakat yang dimudahkan dengan adanya IPAD-PRO
Jumlah masyarakat yang dimudahkan dengan adanya berbagai
kegiatan inovasi yang ada didalam IPAD-PRO.
D. FORMULA
E. LANGKAH KEGIATAN
1. Mengunjungi masing-masing fitur yang dibutuhkan oleh masyarakat
untuk akses Kesehatan.
2. Memahami Langkah kerja setiap kegiatan inovasi yang ada di IPAD-
PRO.
3. Mengisi maupun melihat kegiatan inovasi yang diakses.
UKM INOVATIF KONFERENSI KAWAN
(Kolaborasi Interprofesi Keluarga Rawan)
Dibuat oleh Puskesmas Jenu, Kabupaten Tuban
A. LATAR BELAKANG
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indicator untuk
mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup
masyarakat di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu.Salah satu
dimensi IPM adalah Angka Harapan Hidup (AHH),dimana pada tahun 2017
AHH KabupatenTuban sebesar 70,6 masih di bawah AHH Nasional 71,06.
Data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2018 menunjukkan
korelasi yang kuat antara IPM (Indeks Pembangunan Manusia), IPKM
(Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakatdan IKS (Indeks Keluarga
Sehat),sehingga jika IKS naik maka IPKM akan ikut naik dan pada akhirnya
akan memberikontribusi meningkatnya IPM.
Untuk mengetahui Indeks Keluarga Sehat tiap keluarga dilakukan
pendataan dengan menggunakan PROKESGA ( Profil Kesehatan Keluarga)
yang terdiri dari 12 indikator yaitu :
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif;
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;
6. Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan
sesuai standar;
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan
tidak ditelantarkan;
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok;
10. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih;
11. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat;
12. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
Dari hasil pendataan tersebut akan mendapatkan Indeks
Keluarga Sehat (IKS) setiap keluarga yang dikategorikan sebagai
berikut :
1. Keluarga Sehat bila IKS :> 0,800.
2. Keluarga Prasehat bila IKS : 0,500-0,800.
3. Keluarga Tidak sehat bila IKS :< 0.500.
Pendataan keluarga di Puskesmas Jenu dilakukan dengan
mengintegrasikan PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga), Perkesmas (Keperawatan Kesehatan Masyarakat) dan Germas
(Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
Hasil pendataan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Jenu, yang
melatarbelakangi munculnya program inovatif “KONFERENSI KAWAN “
(Kolaborasi Antar Profesi untuk Keluarga Rawan) adalah :
1. Pada tahun 2018 Puskesmas Jenu telah melaksanakan
kegiatan pendataan keluarga di 17 desa dengan hasil 23,41 %
Keluarga
masuk dalam kategori sehat, 70,46 % keluarga masuk kategori
Keluarga Prasehat dan 6,13% keluarga tidak sehat.
2. IKS kecamatan Jenu sebesar 0,235 masuk dalam criteria
keluarga Tidak Sehat.
3. Dari 12 indikator yang digunakan dalam pendataan
didapatkan 3 masalah kesehatan utama yaitu 35,46%
masyarakat dengan Hipertensi tidak berobat teratur, 38,87%
masih ada anggota keluarganya yang merokok, dan 48,89%
masih ada penderita gangguan jiwa yang belum mendapatkan
pengobatan teratur.
4. Hasilpendataantingkatkemandiriankeluarga (KM)
didapatkanhasil 18,48% KM I, 26,21% KM II, 27,70% KM
III,27,61% KM IV
5. Keluarga rawan yang menderita penyakit kronis tidak berobat
teratur sebanyak : 54 ODGJ, 16 penderita TBC dan 12
penderita Kusta
Dengan adanya data tersebut di atas perlu dilakukan upaya
intervensi melalui kegiatan inovatif yang dilakukan dengan
mengoptimalkan sumberdaya yang ada sehingga menghasilkan daya
ungkit yang besar untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
di kecamatanJenu.
Melalui program inovasi “KONFERENSI KAWAN” dilakukan
upaya intervensi di tingkat keluarga, desa dan kecamatan serta
meningkatkan dan memperluas sasaran program Perkesmas
(Keperawatan Kesehatan Masyarakat), bukan hanya kepada individu
yang mempunyai resiko masalah kesehatan saja tetapi pada seluruh
keluarga.
B. DEFINISI OPERASIONAL
1. Jumlah kategori keluarga tidak sehat, prasehat dan sehat
2. Jumlah kenaikan IKS pada keluarga, desa dan kecamatan
3. Jumlah tingkat kemandirian keluarga ( KM )
4. Jumlah keluarga yang termasuk KK Rawan (TB Paru, Kusta,
ODGJ)
D. FORMULASI
Jumlah Kenaikan IKS
Cakupan
kenaikan Jumlah Keluarga, Desa IKS naik x 100
Jumlah seluruhKeuarga, Desa %
Desa
Jumlah Kenaikan KM
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil Rapid Assessment of Avoidable Blindness
(RAAB), Provinsi Jawa Timur memiliki angka prevalensi kebutaan yang
cukup tinggi yaitu 4,4 % dari total populasi usia>50 th : 9.145.027 orang,
dimana angka kebutaan Tuban sejumlah 10.446 orang. Prevalensi
katarak dalam penyebab gangguan penglihatan dan kebutaan
menyumbang 81 % dari angka kebutaan di Indonesia. Sedangkan pada
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 disebutkan prevalensi
disabilitas pada penduduk umur 18-59 tahun sebesar 22%.
Semua orang bisa beresiko terkena katarak terlebih lagi masyarakat
Jenu yang mayoritas adalah nelayan dan petani yang mana resiko
terkena katarak lebih tinggi karena sering terpapar sinar matahari secara
langsung. Ketika usia manusia sudah menginjak di usia lansia (>45
tahun) maka resiko terkena katarak lebih meningkat. Di puskesmas
Jenu terdata perkiraan usia di atas 45 tahun sebanyak 16.160 jiwa.
Sedangkan jumlah siswa SMP sebanyak 2.301 dan itu juga masuk
dalam resiko gangguan penglihatan akibat kelainan visus sehingga
mempengaruhi prestasi di sekolah. Melihat angka tersebut begitu ironis
karena Kesehatan mata sampai saat ini belum menjadi isu prioritas
kesehatan di Kabupaten Tuban Jawa Timur serta di UOBF Puskesmas
Jenu. Hal ini bisa dilihat dari dokumen Renstra yang sama sekali belum
secara eksplisit menyebutkan tentang kesehatan mata. Walaupun telah
kita ketahui bersama bahwa pengendalian indera merupakan salah satu
program kementerian kesehatan yang disinergikan dengan program PTM
(Penyakit Tidak Menular) Utama dan difokuskan pada gangguan
penglihatan dan pendengaran serta gangguan disabiitas. Dan PTM telah
pula menjadi isu strategis dalam agenda SDGs 2030 sehingga harus
menjadi Prioritas Nasional.
Puskesmas Jenu bekerja sama dengan yayasan paramitra dan CBM
selaku donator serta didukung oleh Dinas Kesehatan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, berupaya untuk mengembangkan
model praktek yang baik dalam meningkatkan cakupan penanganan atau
tindakan pencegahan kebutaan yang dapat dihindari, melalui upaya yang
komprehensif dengan memperkuat kapasitas dan sistem kesehatan mata
yang ada, di wilayah Kecamatan Jenu.SEMARAK ( Sehat Mata Rawat
Berkala ) adalah Upaya kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan
dan kader indera maupun guru sekolah yang telah dilatih dalam
mendeteksi kelainan mata katarak dan kelainan visus di masyarakat
yang kemudian ditindaklanjuti secara berkala berupa pemeriksaan
lanjutan di puskesmas, rujukan ke Rumah Sakit , Operasi katarak
mauoun pemberian resep kacamata bahkan pemberian kacamata gratis.
Kabupaten Tuban. Program ini juga akan meningkatkan kesadaran
masyarakat dan para pengambil keputusan tentang hak-hak penyandang
disabilitas dan akan secara aktif melibatkan penyandang disabilitas
dalam perencanaan dan implementasi proyek. Sehingga program
kesehatan mata juga menyatukan materi dan aktifitas tentang
inklusivitas dalam program kesehatan mata. Dalam tahapan kegiatannya,
Puskesmas Jenu membuat program inovasi yang berkaitan dengan
kesehatan mata. Program tersebut di namakan SEMARAK (Sehat Mata
Rawat Berkala) yang dikembangkan pula untuk
menjadikan Puskesmas Jenu menjadi Puskesmas yang lebih layak bagi
penyandang disabilitas.Terdapat beberapa kegiatan yang akan
mendukung terbangunya sistem layanan kesehatan mata yang inklusif
dan korprehensif di puskesmas Jenu.
Tahapan kegiatan ini di mulai dari peningkatan kapasitas Sumber
Daya Manusia, keterlibatan stake holder atau lintas sektor, keterlibatan
lintas program dan masyarakat sampai terbangunnya sistem penjaringan,
rujukan dan laporan. Semua itu di lakukan agar bisa menurunkan angka
gangguan penglihatan dan kebutaan yang bisa di hindari oleh
masyarakat Jenu.
TARGET
Indikator 201 201
2020 2021 2022
8 9
Jumlah desa yang
memiliki
10 10 17 17 17
kader mata
Jumlah kader yang
melakukan skrining
katarak _ 34 34 34 34
Jumlah nelayan
yang dilakukan
skrining
_ 60 80 100 100
katarak
Jumlah bidan
desa yang dilatih _ 17 17 17 17
FORMULASI
Jumlah Desa yang memiliki kader mata
Cakupan desa yang
Jumlah desa yang memiliki kader mata x 100
memiliki: kader mata Jumlah seluruh desa %
D. LANGKAH KEGIATAN
Skrining Katarak oleh Kader di desa
1. Perkenalkan diri
2. Berikan penjelasan singkat tentang kesehatan mata dan cara
melakukan pemeriksaan katarak secara sederhana.
3. Mengatur jarak untuk pemeriksaan mata. Jarak diukur dengan
tali khusus dengan panjang 6 meter, dengan sebuah simpul
pada kedua ujungnya. Dan menempatkan 2 kursi di ujung tali
tersebut untuk kader dan klien.
4. Mempersilahkan klien untuk duduk menghadap kedepan
(melihat E Tumbling yg dipegang oleh kader)
5. Klien diminta untuk menunjuk arah kaki huruf E yang terlihat
(arah keatas, kebawah, kanan, atau kiri). Pemeriksaan dari jarak
6 meter klien diminta untuk menunjukkan arah E dari yang
paling besar. Dimulai dari mata kanan dengan mata kiri
tertutup (tanpa menekan mata ). Apabila terdapat kesalahan
saat menjawab, ulangi sekali lagi. Minimal 4 dari 5 jawaban
benar. Apabila kurang dari 3 jawaban yang benar dari jarak 6
meter maka perlu diberikan rujukan.
6. Lakukan pemeriksaan yang sama untuk mata kiri.
7. Catat di buku.
8. Klien dengan masalah penglihatan diberi rujukan ke Puskesmas
Skrining Kelainan Refraksi
1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud tujuan
pemeriksaan.
2. Meminta siswa duduk menghadap kartu Snellen dengan jarak 6
meter.
3. Memberikan penjelasan apa yang harus dilakukan (siswa
diminta mengucapkan apa yang akan ditunjuk di kartu Snellen)
dengan menutup salah satu mata dengan tangannya tanpa
ditekan (mata kiri ditutup dulu).
4. Pemeriksaan dilakukan dengan meminta siswa menyebutkan
simbol di kartu Snellen dari kiri ke kanan, atas ke bawah.
5. Jika siswa tidak bisa melihat satu simbol maka diulangi lagi dari
barisan atas. Jika tetap maka nilai visus oculi dextra (
matakanan )= 6 / barisan atas.
6. Pemeriksaan dilanjutkan dengan menilai visus oculi sinistra (
matakiri ) dengan cara yang sama.
7. Menulis hasil pemeriksaan di bukucatatan.
8. Menyampaikan hasil pemeriksaan ke siswa.
9. Siswa dengan kelainan refraksi diberikan rujukan kepuskesmas
A. Pengertian
ASSIK (Anak Sekolah Sehat Iman Kuat) merupakan upaya
pelayanan kesehatan kepada remaja atau anak sekolah dasar kelas
IV dan V, prioritas kelas V melalui kegiatan rutin pemeriksaan fisik,
dan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri kelas VI.
Kesehatan ibu dan anak dimulai dari remaja, seorang ibu
yang sehat akan tercipta generasi cerdas dan berkualitas. Masalah
kematian ibu dan neonatal masih menjadi fokus utama Pemerintah.
hal yang mendasar yang perlu dibangun adalah memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada remaja, mempersiapkan yang
memiliki kesehatan terutama kesehatan reproduksi yang
berkualitas,diharapkan mampu membangkitkan dan mendorong
keterlibatan dan kemandirian remaja sejak dini dalam menurunkan
angka kematian ibu dan neonatal. Pembinaan dilaksanakan terpadu
dengan lintas program dan lintas sektor secara efektif, efisien
sehingga mencapai hasil yang optimal.
Tingginya angka anemia pada ibu hamil tahun 2018 di
Kecamatan Jenu sebesar 19,23% yaitu 167 dari 868 ibu
hamil,rendahnya calon pengatin yang mendapatkan penyuluhan
kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan sebesar 32,33%
yaitu 119 dari 368 calon pengantin dan anemia pada anak sekolah
dasar sebesar 3,07% yaitu 95 dari 3094 siswa serta usulan dari
seluruh Kepala Sekolah di kecamatan Jenu untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan anak sekolah dasar
Tujuan Umum dari kegiatan ASSIK adalah menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Neonatal, sedangkan Tujuan
Khusus antara lain : mempersiapkan remaja memiliki kesehatan
reproduksi yang berkualitas,meningkatnya pengetahuan dan
ketrampilan remaja tentang kesehatan reproduksi , mempercepat
upaya gizi remaja,meningkatnya pengetahuan dan mencegah
penyalahgunaan Napza dan kenakalan remaja,mempersiapakan
remaja dewasa yang sehat fisik dan psikologis dan meningkatnya
ketrampilan hidup sehat bagi remaja.
Adapun lintas program yang terlibat dalam kegiatan ASSIK
adalah Program KIA/KB, P2P, Gizi, promosi kesehatan dan
kesehatan jasmani dan olah raga,sedangkan lintas sektor dari
Kepolisian , Saka Bhakti Husada, Fatayat NU, dan Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dukungan juga berasal dari kelompok
kerja kepala sekolah (K3S) dalam memfasilitasi dan kegiatan ASSIK
sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar.
Kegiatan ASSIK meliputi : penyuluhan kesehatan
reproduksi,gizi (pencegahan dan bahaya anemia, makanan yang
mengandung zat besi),kesehatan lingkungan,PHBS, bahaya rokok
dan Napza,IMS,TBC dan HIV
,senam dan pengukuran kebugaran ,outbond, PKHS,tes intelegensia
dan pembinaan mental mendukung masa dan remaja dewasa (calon
pengantin) yang sehat fisik dan psikologis.
B. Definisi Operasional
1. Jumlah murid SD/ MI kelas IV dan V mengikuti kegiatan ASSIK
2. Jumlah sekolah SD/MI yang melaksanakan Program ASSIK
3. Jumlah sekolah SD/MI dengan kegiatan ekstrakurikuler ASSIK
𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎%
E. Langkah Kegiatan
1. Membuat jadwal kegiatan
2. Mengirimkan jadwal ke sekolah
3. Koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
4. Bersama lintas program dan lintas sektor terkait
melakukan kegiatan sesuai jadwal
5. Membuat laporan kegiatan
6. Monitoring kegiatan
7. Evaluasi hasil kegiatan
F. SDM
1. Kepala puskesmas dan linsek
2. PJ UKMP
3. Korpel Kesehatan Remaja
UKM INOVATIF BAGUS
(Bahagia Usia Senja)
Oleh : Puskesmas Jenu Kec.Jenu Kab. Tuban
A. Pengertian
BAGUS (Bahagia Usia senja) merupakan kegiatan inovasi dari
program kesehatan lansia Puskesmas Jenu pada pasien lanjut usia
diatas 60 tahun melalui pengkajian diasnotik untuk menentukan
masalah dan kapasitas medis,kemampuan fungsional dan lingkungan.
Inovasi ini bermula dari target pelayanan kesehatan pada usia
lanjut yang diskrining sesuai standart tidak tercapai di tahun
2018.Program inovasi BAGUS bertujuan meningkatkan cakupan
pelayanan skrining kesehatan kepada lansia sesuai standart dan
merujuk lansia dengan masalah yag ditemukan pada waktu skrining.
Sasaran pelaksanaan Program inovasi BAGUS meliputi usia
lanjut 60 – 69 tahun,usia lanjut resiko tinggi,yaitu usia lebih dari 70
tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan.Pelaksana kegiatan melibatkan lintas program (
Nutrisionis,Analis Kesehatan/Laboratorium dan bidan desa/perawat
sebagai pelaksana lapangan) dan lintas sektor ( Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga dan Fatayat NU) Kecamatan Jenu.
B. Definisi Operasional
1. Jumlah Seluruh lansia usia lebih 60 tahun di lakukan pengkajian
paripurna sesuai standar, meliputi :
a. Status fisik yaitu pemeriksaan tanda-tanda vital
b. Status fungsional yaitu untuk menilai derajat kemandirian
lanjut usia dengan Aktivitas hidup sehari-hari/activity daliy
living (ADL)
c. Status Mental dan Kognitif yaitu untuk menilai adanya
penurunan fungsi kognitifdan depresi.Status koknitif dapat
dinilai dengan intrumen abbreviatedmental test (AMT) dan
status evektif dapat dinilai dengan instrumen Geriatrik
Depresion Scale (GDS)
d. Status nutrisi dengan menggunakan formulir instrumen Mini
Nutritional Assessmen (MNA) yaitu untuk mendeteksi adanya
resiko malnutrisi atau adanya malnutrisi pada pasien lanjut
usia
e. Penilaian resiko jatuh dapat dilakukan dengan instrumen
penilaian .di berikan kartu kuning sebagai identitas resiko bila
lansia berkunjung ke Puskesmas.
Formula
𝑪𝒂𝒌𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒓𝒐𝒈𝒓𝒂𝒎 BAGUS
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒔𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒌𝒔𝒂𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒓𝒐𝒈𝒓𝒂𝒎 𝑩𝑨𝑮𝑼𝑺
= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒅𝒆𝒔𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂
D. Langkah Kegiatan
a. Kegiatan
didalam gedung
1) Pelayanan kesehatan umum
2) Pengkajian paripurna pada lanjut usia/ skrining P3G
3) KIE dan konseling perorangan
4) Pelayanan rujukan bila di perlukaan
5) Pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan
A. SDM
1. Kepala puskesmas dan linsek
2. PJ UKP
3. PJ UKMP
4. Korpel Lansia
5. Nutrisionis
6. Analis Kesehatan
UKM INOVATIF GEMILANG
(Gerakan Makan Ikan Lengkapi Gizi Seimbang)
Oleh : Puskesmas Jenu Kec.Jenu Kab. Tuban
A. Pengertian
Gizi buruk adalah keadaaan dimana kekuarangan energy dan
protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan bergizi
atau menderita sakit dalam waktu lama, ditandai dengan status gizi
sangat kurus (BB/TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan
gejala marasmus,kwashiorkor atau marasmus kwashiorkor. Stunting
merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya
pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut
WHO berdasarkan pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U)
atau tinggi badan dibanding umur (TB/U) dengan batas (z – score)
kurang dari -2SD
Kejadian stunting disebabkan oleh empat faktor utama yaitu
maternal dan lingkungan,tidak adekuatnya complementary feeding,
hambatan dalam pemberian ASI dan infeksi.Salah satu faktor yang
berkontribusi dalam complementary feeding adalah kurangnya
keragaman makanan khususnya pagan bersumberdari pangan hewani.
Menurut hasil laporan tahun 2018 Dinas Kesehatan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana dengan indikator BB/TB
menunjukkan bahwa balita stunting sebanyak 1.1073 kasus,gizi buruk
671 kasus(0,96%),gizi kurang 7,47% dan balita wasting sebesar
5,80%.Di Kecamatan jenu balita gizi buruk sebanyak 83 anak dan
stunting 469 anak.
Wilayah Kecamatan Jenu yang berada pada tepi laut jawa dengan
garis pantai 64.164 km menghasilkan sumber daya alam dan ikan yang
melimpah, namun belum dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi
asupan gizi masyarakat.Ikan merupakan sumber protein yang sangat
baik untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Gemilang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan
membudayakan masyarakat mengkonsumsi ikan setiap hari sebagai
menu sajian utama dalam keluarga.
Pihak terkait yang terlibat dalam inovasi Gemilang antara lain PKK
Kecamatan dan Desa,Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)
Kecamatan Jenu, Kader Kesehatan.
B. Definisi Operasional
1. Jumlah seluruh ibu balita stunting dan gizi buruk
/gizi kurang di wilayah Kecamatan Jenu terpapar
menu Gemilang.
2. Jumlah ibu balita stunting dan gizi buruk /gizi kurang
memberikan menu ikan dalam utama keluarga
C. Indikator dan target
Indikator TARGET
2021 2022 2023 2024 2025
Prosentase ibu 60% 70% 80% 90% 100%
balita stunting
dan gizi
buruk
mengikuti
Demo
Gemilang
D. Formula
𝑪𝒂𝒌𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒐𝒗𝒂𝒔𝒊 GEMILANG
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒃𝒖 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒕𝒂 𝒈𝒊𝒛𝒊 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒕𝒖𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒌𝒖𝒕𝒊 𝑫𝒆𝒎𝒐 𝑮𝒆𝒎𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈
= 𝒙
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒊𝒃𝒖 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒕𝒂 𝒈𝒊𝒛𝒊 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒕𝒖𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂
𝟏𝟎𝟎%
E. Langkah Kegiatan
1. Membuat undangan kepada sasaran
2. Koordinasi dengan lintas sektor (PKK,Kader,HNSI)
3. Koordinasi dengan bidan desa untuk mendukung pelaksanaan
Gemilang di desa
4. Pelaksanaan kegiatan Gemilang di desa bersama dengan PKK
dan Kader Kesehatan
5. Monitoring pelaksanaan Gemilang
6. Evaluasi hasil kegiatan Gemilang
F. SDM
1. Kepala puskesmaS
2. PJ UKM
3. Nutrisionis
4. Bidan Desa
UKM INOVATIF BUNDA DARSI
(Ibu hamil Terhindar Pre Eklamsia)
Dibuat oleh Puskesmas Jenu, Kabupaten Tuban
A. LATAR BELAKANG
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian Ibu,
secara garis besar dapat di kelompokkan menjadi penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung.Penyebab langsung
kematian Ibu adalah factor yang berhubungan dengan
komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas seperti
perdarahan, pre eklampsi/eklampsi, infeksi, persalinan
macet dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu
adalah factor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil
seperti EMPAT TERLALU ( terlalu muda, terlalu tua, terlalu
sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran )
maupun yang mempersulit proses penanganan kedaruratan
kehamilan, persalinan, dan nifas seperti TIGA TERLAMBAT
( terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil
keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan
terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan ).
Di Jawa Timur 233 dari 642 ( 36.3 % ) kematian ibu
akibat PRE EKLAMPSI, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kasus Pre Eklampsia sangat banyak.
Di Wilayah kerja Puskesmas Jenu dari tahun 2016
sampai dengan 2018 mengalami kenaikan dari tahun 2016
sebanyak 14 kasus PE, pada tahun 2017 sebanyak 19 kasus
PE dan pada tahun 2018 sebanyak 24 kasus PE.
Selain kasus Pre Ekalampsia, kasus stunting di wilayah kerja
Puskesmas Jenu jg sangat banyak pada tahun 2016
sebanyak 1009 anak, tahun 2017 sebanyak 924 anak,
tahun 2018 sebanyak 1105 anak
Dengan adanya permasalahan tersebut maka Puskesmas
Jenu membuat inovasi BUNDA DARSI, BU MARSINI DAN
MAK SUSANTI ( BBM )
B. DEFINISI OPERASIONAL
1. Jumlah Ibu Hamil
2. Jumlah Ibu Hamil yang diskrening Pre Eklampsia ( pemeriksaan
ROT, MAP, dan BMI
3. Jumlah ibu hamil yang memiliki resiko pre eklampsia ( positif
ROT,MAP dan BMI)
Indikator TARGET
2019 2020 2021 2022
JumlahIbuhamil
yang 50% 70% 85% 90%
dilakukandeteksi
Pre
Eklampsia
D. FORMULASI
Jumlahibuhamil yang dilakukandeteksi Pre Eklampsi
Cakupan Ibu Jumlah ibuhamil yang terskrining
hamil Jumlah seluruhibuhamil x 100 %
terdeteksi Pre
: Eklampsi
E. LANGKAH KEGIATAN
Pelaksanaaninovasi Bunda Darsi
a. Petugas membuat rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Petugas membuat kesepakatan jadwal dengan bidan desa.
c. Petugas / bidan desa membuat undangan dan
menyebarkan kepada peserta pelaksanaan
kegiatan.
d. Petugas mempersiapkan tempat dan sarana
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan inovasi Bunda
Darsi
e. Petugas melaksanakan kegiatan inovasi Bunda Darsi.
f. Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan inovasi Bunda
Darsi.
G. SumberDayaManusia ( SDM )
1. Kepala Puskesmas
2. PJ.UKM
3. Korpel KIA
4. Bidan Desa
UKP INOVATIF DOKTER JELITA
(Dokter Jenu Peduli Stunting)
Dibuat oleh Puskesmas Jenu, Kabupaten Tuban
A. LATAR BELAKANG
1. Isu
Pada tahun 2012, WHO dalam World Health Assembly
mencanangkan Global Nutrition Targets yang salah satunya adalah
penurunan angka stunting sebesar 40 % pada tahun 2025.
Kejadian Tingginya angka stunting balita yang ada di Puskesmas
Jenu sebesar 8 %. Total balita stunting yang ada di wilayah
Kecamatan Jenu sebesar 154 balita. Intervensi stunting yang telah
dilakukan ,baik intervensi spesifik dan sensitif belum maksimal.
2. Gejala
Kejadian stunting disebabkan oleh empat faktor utama yaitu faktor
maternal dan lingkungan, faktor tidak adekuatnya complementary
feeding, faktor hambatan dalam pemberian ASI , dan faktor infeksi.
3. Penyebab masalah
Intervensi stunting yang telah dilakukan untuk stunting ,baik
intervensi spesifik dan sensitif belum secara maksimal. Perlunya
dilakukan program inovasi DOKTER JELITA (Dokter Jenu Peduli
Stunting) agar balita stunting dilakukan pemantauan tumbuh
kembang secara khusus dengan melakukan perawatan kunjungan
rumah oleh Dokter Puskesmas Jenu.
4. Solusi
Program inovasi DOKTER JELITA (Dokter Jenu Peduli Stunting)
dilakukan pada balita stunting agar dokter dapat memantau
tumbuh kembang secara khusus dengan melakukan perawatan
kunjungan rumah.
Dokter melakukan pengamatan dan analisa hasil monitoring balita
stunting, melakukan pelayanan pemeriksaan dan pemeriksaan
komprehensif/ secara menyeluruh pada balita stunting. Setelah
mendapatkan hasil analisa, dokter akan melakukan kolaborasi
terkait faktor penyebab hasil analisa dengan petugas layanan
kesehatan semisal menggandeng petugas gizi maupun petugas
yankesling untuk mengatasi masalah sanitasi.
6. Pihak-Pihak Terkait
Dokter Petugas gizi Petugas Yankesling Masyarakat di wilayah
Kecamatan Jenu FMM (Forum Masyarakat Madani) PKK
B. DEFINISI OPERASIONAL
1. Jumlah balita stunting yg mendapat pemeriksaan
kunjungan rumah oleh dokter Seluruh balita stunting di
wilayah Jenu yang mendapatkan pemeriksaan kunjungan
rumah oleh dokter
2. Jumlah seluruh balita stunting di wilayah Jenu
Seluruh balita stunting di wilayah Jenu yang
didapatkan melalui hasil pemeriksaan stunting oleh
kader
D. FORMULA
Cakupan persentase Jumlah balita stunting yang mendapat
Intervensi : Balita pemeriksaan home visit oleh dokter
x 100 %
Stunting Jumlah seluruh balita stunting di wilayah Jenu
E. LANGKAH KEGIATAN
1. Balita diperiksa oleh kader di Posyandu
2. Data hasil screening stunting dilakukan koordinasi dengan UKP yaitu
dokter
3. Dokter mengumpulkan data balita stunting yang ada di wilayah Jenu
4. Dokter melakukan kunjungan rumah pada balita stunting dengan
membawa timbangan, pengukur tinggi badan dan metlin
5. Dokter dapat memantau tumbuh kembang secara khusus dengan
melakukan pengamatan, analisa hasil monitoring balita stunting,
melakukan pelayanan pemeriksaan dan pemeriksaan komprehensif/
secara menyeluruh pada balita stunting.
6. Setelah mendapatkan hasil analisa, dokter akan melakukan
kolaborasi terkait faktor penyebab hasil analisa dengan petugas
layanan kesehatan semisal menggandeng petugas gizi maupun
petugas yankesling untuk mengatasi masalah sanitasi.
UKP INOVATIF TOP HITS
(Temukan Obati Peduli HIV Tangkal AIDS)
Dibuat oleh Puskesmas Jenu, Kabupaten Tuban
A. LATAR BELAKANG
1. Isu
HIV (Human Immune Deficiency Virus) merupakan virus yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome) adalah sindrom kekebalan tubuh
oleh HIV. Perjalanan penyakit ini lambat dan gejala-gejala
HIV/AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah terjadinya
infeksi. Virus masuk ke dalam tubuh manusia utama melalui
perantara darah, semen, dan cairan (sekret) wanita. Sebagian
besar penularan terjadi melalui hubungan seksual. Penyakit
HIV/AIDS merupakan new emerging disease dan menjadi pandemi
di semua kawasan beberapa tahun terakhir ini, penyakit tersebut
merupakan penyakit menular langsung dan merupakan salah
satu target dari MDG’s tahun 2015 dalam butir ke 6. Salah satu
penyebab utama terjadinya infeksi virus tersebut yaitu minimnya
pengetahuan masyarakat tentang cara penularan penyakit
HIV/AIDS. Selain itu perilaku masyarakat yang beresiko seperti
penjaja seks, pengguna napza, waria, orang dengan mobilitas
tinggi, kurangnya kewaspadaan dari petugas kesehatan juga
berpotensi dapat tertular HIV/AIDS. Hal tersebut akan
mempengaruhi peningkatan prevalensi kasus HIV/AIDS .Selain itu
juga tingginya tingkat risiko penularan HIV di wilayah kerja
Puskesmas Jenu.
2. Gejala
Penderita HIV sudah dianggap negatif. Stigma ini berlaku di
masyarakat, pasien, serta kepada para petugas kesehatan sendiri.
Akibatnya, terjadilah diskriminasi. Sebenarnya, deteksi apakah
terjangkit virus HIV/AIDS bisa dilakukan dengan datang ke
Puskesmas, karena sudah disediakan alat untuk mendeteksi
HIV/AIDS. Stigma dan diskriminasi di masyarakat untuk mereka
yang melakukan pemeriksaan HIV/AIDS khususnya bagi para
karyawan karaoke menyebabkan mereka enggan dan malu untuk
datang melakukan pemeriksaan HIV/AIDS. Dengan adanya
program inovasi TOP HITS para petugas Puskesmas yang datang
untuk melakukan screening penderita HIV/AIDS (metode jemput
bola) dengan melakukan pemeriksaan HIV di tempat karaoke dan
melakukan KIE pada penderita yang harus mereka lakukan
apabila ditemukan HIV positif. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan penemuan kasus HIV secara dini pada populasi
kunci,komunitas dan masyarakat umum
3. Penyebab masalah
Tempat karaoke menjadi lokasi resiko tinggi penyebaran HIV-AIDS.
Pemandu lagu di rata-rata tempat karaoke diduga ada yang
mantan PSK dan masuk warga yang beresiko tinggi terinfeksi HIV-
AIDS serta berpotensi menyebarkannya ke pelanggan karaoke
mereka, apalagi setelah lepas dari lokalisasi tidak ada yang
memantau kualitas kesehatan mereka.
4. Solusi
Program inovasi (Temukan Obati Peduli HIV Tangkal AIDS)
bermanfaat untuk meningkatkan penemuan kasus HIV secara dini
pada populasi kunci,komunitas dan masyarakat umum agar dapat
Mengendalikan kasus HIV-AIDS dan mengendalikan kasus HIV-
AIDS.Petugas Puskesmas Jenu dapat melakukan pelayanan ARV
didalam gedung agar penderita HIV/AIDS mendapatkan terapi
ARV di Puskesmas.
6. Pihak-Pihak Terkait
Kepala UOBF Puskesmas Jenu Tim Program Inovasi TOP HITS
PROMKES
Camat
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
B. DEFINISI OPERASIONAL
1.Jumlah karyawan yang ditemukan kasus HIV positif
Yaitu jumlah karyawan tempat karaoke yang ditemukan kasus HIV
positif setelah dilakukan screening tes HIV oleh petugas Puskesmas
Jenu
Indikator TARGET
Kegiatan
keberhasilan 2021 2022 2023 2024 2025
Kerjasama dengan Terdapat MOU
pengusaha karaoke dengan
untuk melakukan pengusaha 7 7 7 7 7
pemeriksaan karaoke
kesehatan karyawan
Skrining HIV pada Jumlah
karyawan karaoke persentase
karyawan yang 100% 100% 100 100% 10
dilakukan % 0%
skrinning HIV
A. LATAR BELAKANG
a. Isu
Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi masalah besar di
masyarakat Indonesia. Penyakit tidak menular cenderung terus
meningkat secara global dan nasional telah menduduki sepuluh
besar penyakit penyebab kematian. Kasus terbanyak dari penyakit
tidak menular tersebut salah satunya adalah hipertensi.Program
Penyakit Tidak Menular (PTM) di Puskesmas Jenu hanya tercapai
1% dari target 100%.
b. Gejala
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular, penyakit degeneratif
ini banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup
tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas
seseorang. Hipertensi sering diberi gelar The SillentKiller karena
penyakit ini merupakan pembunuh tersembunyi. Penyakit tekanan
darah atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia
setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan
jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring
denganjumlah penduduk yang meningkat. Pada tahun 2025
mendatang, diproyeksikan sekitar 29% warga di dunia terkena
hipertensi
c. Penyebab masalah
Penyakit hipertensi di Indonesia masih cukup tinggi. Prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% dan cakupan diagnosis
hipertensi oleh tenaga kesehatan mencapai 36,8%, atau dengan
kata lain sebagian besar hipertensi dalam masyarakat belum
terdiagnosis (63,2%), dari jumlah 60% yang belum terdiagnosis
penderita hipertensi berakhir dengan stroke. Sedangkan sisanya
pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Hipertensi merupakan
gangguan sistem peredaran darah di atas nilai normal yaitu
melebihi 140/90 mmHg. Riskesdas (2013), menyebutkan hipertensi
sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tubercolusis. Jumlah ini mencapai 6,8% dari proporsi penyebab
kematian pada semua umur di Indonesia.Program Penyakit Tidak
Menular (PTM) di Puskesmas Jenu hanya tercapai 1% dari target
100%.Kebanyakan penderita hipertensi tidak terdiagnosa sehingga
tidak melakukan kontrol rutin untuk berobat. Program Patroli
(Pantau Kontrol Hipertensi) merupakan solusi untuk meningkatkan
jumlah pasien hipertensi terkontrol
d. Solusi
Program Patroli (Pantau Kontrol Hipertensi) merupakan solusi
untuk meningkatkan jumlah pasien hipertensi terkontrol dengan
membuat pos tensi, kolaborasi petugas ruang pemeriksaan umum
dan petugas ruang gizi, melakukan jadwal kunjungan kontrol yang
rutin, membuat grup whatsapp agar jadwal berkunjung kontrol
terkoordinir, dan melakukan pengantaran obat bagi pasien yang
tidak dapat hadir kontrol oleh petugas ,dan petugas melakukan
konsultasi ke dokter Puskesmas Jenu via telepon.
f. Pihak-Pihak Terkait
Dokter Perawat Masyarakat di wilayah Kecamatan Jenu Petugas
Farmasi Pengantar Obat
b. DEFINISI OPERASIONAL
1. Jumlahpasien hipertensi terkontrol
Seluruh pasien yang didiagnosa hipertensi dan rutin untuk
melakukan kontrol ke Puskesmas Jenu
2. Jumlah seluruh pasien terdiagnosa hipertensi
Seluruh pasien yang telah dilakukan pemeriksaan dan didiagnosa
hipertensi
c. INDIKATOR DAN TARGET
Indikator TARGET
keberhasilan 2021 2022 2023 2024 2025
Jumlah
peningkatan 25% 50% 75% 100% 100%
penderita hipertensi
yang terkontrol
D. FORMULA
Cakupan persentase pasien
hipertensi terkontrol Jumlah pasien hipertensi terkontrol
x 100 %
Jumlah seluruh pasien terdiagnosa hipertensi di
wilayah Jenu
E. LANGKAH KEGIATAN
1. Disiapkan Pos Tensi di Puskesmas Jenu dan terdapat petugas
kesehatan yang dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah pada
masyarakat yang berkunjung ke Pos Tensi.
2. Petugas Pos Tensi melakukan pengukuran tekanan darah.
3. Petugas mencatat hasil pengukuran tekanan darah.
4. Pasien dengan hipertensi dilakukan rujukan ke ruang pemeriksaan
umum untuk berobat.
5. Pasien dengan hipertensi diedukasi untuk diajak bergabung dengan
grup whatsapp untuk dapat berkoordinasi kunjungan kontrol per
bulan (bagi pasien usia muda) dan bagi lansia yang tidak memiliki
whatsapp dapat dijadwalkan hari khusus untuk kontrol hipertensi.
6. Pasien dengan hipertensi dilakukan rujukan ke ruang gizi agar
mendapat informasi pola makan yang benar untuk penderita
hipertensi.
7. Bagi penderita hipertensi yang tidak dapat hadir saat jadwal kontrol,
obat Hipertensi diantar oleh Petugas ke rumah pasien. Sebelum
memberikan obat, petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
dan melakukan konsultasi ke dokter Puskesmas Jenu via telepon.