NASKAH
NASKAH
Naskah atau biasa disebut naskah lakon adalah sebuah rangkaian peristiwa yang
disampaikan melalui dialog tokoh-tokoh yang ada didalamnya. Didalamnya memuat bahasa
verbal dan sering disertai dengan keterangan tempat, waktu, dan adegan.
Salah satu ciri teater modern adalah digunakanya naskah lakon sebagai acuan sebagai bahan
pokok untuk mementaskan sebuah pertunjukan teater. Naskah lakon pada dasarnya adalah
karya sastra dengan media kata. Mementaskan naskah lakon berarti memvisualisakan
bahasa kata kedalam bahasa ke media pementasan.
Naskah lakon yang pokok materinya adalah konflik sebenarnya karena pencarian
kebenaran. Sedangkan kebenaran terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Kebenaran Ilahiyah, kebenaran berdasarkan kitab atau agama beserta ajaranya.
Kebenaran ini dikembangkan ini bersifat absolut bagi penganutnya
b. Kebenaran alamiah, pencapaian kebenaran berdasarkan tradisi.
c. Kebenaran ilmiah
Kebenaran yang terukur, terbukti secara logika.
Materi pokok dari teater atau drama adalah manajemen konflik. Konflik yang
terbentukmerupakan kerangka pencarian pembenaran setiap tokoh didalamnya. Konflik
tercipta karena ada dua karakter yang berbeda. Sehingga terjalin argumen argumen di
dalam komunikasinya. Argumen dan peristiwa tersebut dituliskan sehingga tersusunlah
sebuah peristiwa yang dituliskan dan orang menyebutnya dengan naskah lakon dari asal
kata laku.
BEDAH NASKAH
Bedah naskah adalah tahap pengkajian naskah ditujukan untuk mendapatkan kedalaman
pemahaman tentang naskah diantaranya adalah menentukan dimana latar cerita, menentukan
konflik dan kompilkasi, tema dan penokohan serta rancangan artistik.
Latar yang ada di dalam naskah Upeti karya Heru Kesawa Murti adalah sebagai berikut :
1. Bagian Pertama, Pos Dinas Perolehan Wilayah di siang hari setelah Pak Brojomusti
memberikan sambutan Acara.
2. Bagian Kedua, Kantor Dinas Perolehan Wilayah di siang hari Palaran dan Hasrat mebicarakan
tentang kematian Pak Raib yang menjadikan pemeriksaan mereka agak tersendat namun
masih ada tersangka lain, Palaran mengundang Mustajab sedangkan Hasrat pergi menemui
Maktal di Kantor Kas Wilayah.
3. Bagian Ketiga, Di kediaman Palaran, siang hari Palaran yang mengintrogasi anaknya yang ikut
dalam kasus Korupsi dari pernyataan Mustajab dan untuk mencari tau nama lain yang ikut
serta melakukan hal tersebut yaitu Brojomusti. Mustjab dating menemui Pak Brojomusti
ingin mengajukan pengunduran dirinya. Setelah itu Hasrat datang dan mencoba mencari
informasi dari pengakuan Maktal dan mendapatkan hal yang tak terduga.
4. Bagian Keempat tidak ada di dalam naskah, di naskah tertulis setelah bagian 3 langsung
menuju ke bagian 5. Karena menurut tafsiran sutradara ada hubungan antara naskah
dengan pancasila sila keempat yang berbunyi “kemusyarawatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyahwaratan keadilan”. Di naskah ini tidak adalah yang namanya
kemusyawaratan karena semua bertindak atas kemauan pak Brojomusti.
5. Bagian Kelima, Kediaman Pak Raib di Sore Hari palaran menemui Istri Raib untuk meminta
daftar nama penerima upeti hasil dari karcis retribusi gelap. Stelah dapat dia bertemu hasrat
dan hasrat mengabarkan bahwa kasus ini ditutup.Palaran yang kaget atas penutupan itu
kemudian didatang oleh pak brojomusti yang menambah tekanan jiwa palaran.
6. Bagian Keenam, Kediaman Palaran siang hari. Palaran yang telah melimpahkan perkara
tersebut ke Pengadilan membuat Salam anaknya ditangkap dan dibawa ke pengadilan dan
membuat sakit jantung istrinya kumat dan menyebabkan meninggal dan palaran menyesali
perbuatan.
Konflik yang terjadi dalam naskah Upeti karya Heru Kesawa Murti adalah kesulitan dan
kejanggalan dalam pengusutan petugas dinas pengawasan dan pemeriksaan keuangan daerah
atas muara uang karcis retribusi dinas pendapatan wilayah. Kesulitan dimulai saat pak raib yang
menjabat bendarahara dinas pendapatan wilayah melakukan tindakan bunuh diri dengan
menggunakan pistol di toilet kantor dinasnya.