Anda di halaman 1dari 22

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa REFERAT

Fakultas Kedokteran Oktober 2018

Universitas Halu Oleo

GAMBARAN KEPRIBADIAN BERDASARKAN HASIL TES


MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY-2 (MMPI-2)
SANG INOVATOR DAN MOTIVATOR

Oleh :

Mutmainna, S.Ked

K1A 13 040

Pembimbing :

dr. Junuda RAF, M. Kes, Sp. K

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
GAMBARAN KEPRIBADIAN BERDASARKAN HASIL TES
MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY-2 (MMPI-2)
SANG INOVATOR DAN MOTIVATOR
Mutmainna, Junuda RAF

ABSTRAK

Menurut Gibson (1996) definisi dari kepribadian adalah himpunan


karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum
dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Dapat juga dikatakan bahwa
kepribadian adalah total jumlah dari cara-cara dalam mana seseorang
individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Berdasarkan hasil
analisis Content Scales pada MMPI-2 didapatkan hasil analisis
kepribadian (HEA) Health Concerns, (sebanyak 52%). Skala HEA yang
tinggi menggambarkan individu yang khawatir tentang kesehatan mereka
dan melaporkan gejala fisik untuk hasil analisis content scales adalah dan
untuk suplementary scales Berdasarkan hasil analisis Supplementary
scales pada MMPI-2 didapatkan hasil analisis kepribadian yang paling
tinggi adalah R yaitu 80%., dan terendah RAAS yaitu 30%.
Supplementary scales adalah spesialisasi skala yang hanya diterapkan pada
konteks khusus. Banyak skala supplementary dikembangkan dengan
konteks populasi khusus (kerusakan otak, pelajar-mahasiswa, narapidana
dll) atau situasi (terapi pernikahan, peserta rehabilitas dll). Dengan
membuat kekhususan kita berusaha mengingat bahwa skala supplementary
hanya digunakan ketika menghadapi situasi khusus dan sesuai dengan
hipotesa yang dibutuhkan.

1
GAMBARAN KEPRIBADIAN BERDASARKAN HASIL TES
MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY-2 (MMPI-2)
SANG INOVATOR DAN MOTIVATOR

A. Pendahuluan

Menurut Gibson (1996) definisi dari kepribadian adalah


himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan
sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Sedangkan menurut
Allport dalam Gibson (1996) adalah organisasi dinamis di dalam masing-
masing dan sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik
terhadap lingkungan. Dapat juga dikatakan bahwa kepribadian adalah total
jumlah dari cara-cara dalam mana seseorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang lain. Wood (2000) mendefinisikan kepribadian
sebagai profil keseluruhan atau kombinasi sifat yang memberi ciri khas
sifat dasar seseorang. Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam
berpikir, merasakan dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat
diperkirakan (Dorland, 2002). Kepribadian juga merupakan jumlah total
kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari
lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang
dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan (Weller, 2005).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan
pada diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri
terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu
kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.1

B. Profil Daerah Sulawesi Tenggara


1. Sejarah Singkat
Mulai tahun 1938, ketika Afdeeling Buton and Laiwoi diubah
menjadi Sulawesi Tenggara dengan ibukotanya Bau-Bau. Lahirnya UU
No. 44/1950 tentang Pembentukan NIT, sekaligus membagi daerah
bagian sebagai pengganti bekas Afdeeling Buton dan Laiwoi dan Onder
Afdeeling Kolaka menjadi bagian dari Sulawesi Tenggara. Pada awal
kemerdekaan Sulawesi Tenggara masih dalam wilayah Propinsi Sulawesi
(Groote Celebes) sebagai salah satu propinsi dari 8 (delapan) propinsi
yang dibentuk berdasarkan sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945,
dengan ibukotanya Makassar yang dipimpin oleh seorang gubernur.
Ditingkat residen masyarakat Sulawesi Selatan dan Tenggara mendesak

2
pemerintah agar gabungan daerah Celebes Selatan
dibubarkan.Peraturan Pemerintah No. 34/1952 tentang Pembentukan
Daerah Otonom setingkat Kabupaten terhadap ketujuh daerah
administrasinya, yaitu : Makassar, Bonthain, Bone, Pare-Pare, Mandar,
Luwu dan Sulawesi Tenggara. Terbentuknya tujuh daerah otonom
setingkat kabupaten yang tergabung dalam wilayah Propinsi Sulawesi
Selatan Tenggara (Sulselra), maka status Sulawesi Tenggara
telah menjadi daerah tingkat II yang berkedudukan di Bau-Bau.
Wilayah administrasi Kabupaten Sulawesi Tenggara terbagi dalam
4 kewedanaan, yaitu :
1. Kewedanaan Buton ibukotanya Bau-Bau, terdiri 20 distrik dan 390
kampung.
2. Kewedanaan Muna ibukotanya Raha terdiri 4 distrik dan 390
kampung.
3. Kewedanaan Kendari ibukotanya Kendari terdiri 19 distrik dan 315
kampung.
4. Kewedanaan Kolaka ibukotanya Kolaka terdiri 2 distrik dan 30
kampung.2

Dengan dipelopori oleh satu panitia yang berkedudukan di


Kendari, yaitu "Panitia Penuntut Kabupaten Sulawesi Timur" pada
tanggal 24 Agustus 1951, agar kawasan daratan Kolaka, Kendari, Poleang
plus Rumbia dijadikan daerah otonom setingkat kabupaten dari
Kabupaten Sulawesi Tenggara dengan berbagai alasan : (1) keadaan
geografis yang terdiri dari kawasan daratan dan kepulauan yang
menampakkan adanya pemisahan kesatuan kedua kawasan tersebut, (2)
potensi yang menunjukkan kemungkinan masing-masing kawasan untuk
membiayai rumah tangganya sendiri; (3) keadaan politik psikologis,
menunjukkan adanya keinginan yang kuat untuk masing-masing
memperoleh hak otonom; (4) sidang DPRS pada tanggal 23 Januari 1954
di Kendari, kemungkinan daerah Sulawesi Tenggara dibagi atas dua
kabupaten.
Pada tahun 1958, para tokoh-tokoh masyarakat yang tergabung
dalam 4 Kabupaten Dati II Sulawesi Tenggara melaksanakan
musyawarah dalam hal untuk memperjuangkan pembentukan Propinsi
Sulawesi Tenggara dengan peserta peserta musyawarah antara lain yaitu
Sultan Buton, La Ode Manarfa, La Ode Abdul Kasim, Bunggasi,
Djuhaepa Balaka, Abdul Rahman, II Surabaya, Raja Muna, La Ode
Rianse, La Ode Ado, La Ode Tobulu, Ch Pingak dan Muhidin. Dalam
kepulusan musyawarah tersebut adalah : (1) seluruh peserta sepakat

3
dibentuknya Propinsi Sulawesi Tenggara yang meliputi Buton, Muna,
Kolaka dan Kendari serta mendesak agar pemerintah pusat segera
merealisasikan pembentukan Propinsi Sulawesi Tenggara lepas dari
Propinsi Sulselra, menetapkan calon ibukota Propinsi Sultra, pada saat
diskusi berlangsung alot karena utusan Buton dan Muna mengusulkan
Kota Bau-Bau menjadi ibukota propinsi, sedangkan utusan Kendari dan
Kolaka mengusulkan Kota Kendari sebagai ibukota Propinsi Sulawesi
Tenggara, dan akhirnya mereka sepakat/menyetujui Kota Kendari ,ketika
sebagian tokoh Muna mendukung kota Kendari sebagai ibukota Propinsi
Sulawesi Tenggara.
Tanggal 28 september 1962, ibukota Kabupaten Daerah Tk. II
Kendari berkedudukan di Kendari. Pada masa pemerintahan H. Andri
Jufri, SH sebagai Bupati Kabupaten Daerah Tk. II kendari yang keempat
ibukota Kabupaten Daerah Tk. II Kendari dipindahkan dari wilayah
administrasif Kota Kendari ke wilayah Kecamatan Unaaaha dengan
Ibukota Unaaha. Pada Tahun 1995, Kabupaten Daerah Tk. II Kendari
memekarkan sebagian wilayahnya berdasarkan UU. No. 6 Tahun 1995
Tentang Pembentukan Kota Madya Kendari saat itu Kabupaten Tk. II
Kendari terdiri dari 27 wilayah Kecamatan dan 345 Desa /
Kelurahan.Pada Tahun 2003 Kabupaten Daerah Tk. II Kendari
memekarkan wilayahnya berdasarkan UU. No. 4 Tahun 2003 Tanggal 23
Februari 2003 Tentang Kepulauan. Sampai dengan Tahun 2013 wilayah
administratif DR. H. Lukman Abunawas, SH. M.Si (Bupati), dan Drs. H.
Masmuddin, M.Si (Wakil Bupati) Periode 2008-2013.3

2. Letak Geografis.4

4
Secara Astronomis, provinsi Sulawesi Tenggara terletak pada
posisi 2°45' dan 6°15'LS, 120°45' dan 124°45'BT. Luas wilayah Sulawesi
Tenggara adalah 38.140 km². Batas-batas wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara adalah Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah (Utara),
Laut Banda (Timur), Laut Flores (Selatan) dan Teluk Bone (Barat).
Luas wilayah.

3. Topografi dan hidrologi


Provinsi Sulawesi Tenggara dipengaruhi oleh iklim tropis basah
dengan rata-rata curah hujan 2.000 mm per tahun. Suhu udara di Provinsi
Sulawesi Tenggara berkisar antara 23°C - 32°C. (Sumber: Sulawesi
Tenggara Dalam Angka 2012).4
Peta topografi menunjukkan bahwa Sulawesi Tenggara umumnya
memiliki permukaan tanah yang bergunung, bergelombang berbukit-bukit.
Diantara gunung dan bukit-bukit, terbentang dataran-dataran yang
merupakan daerah potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Pada
Tabel 1.16 dan Gambar 1.2 disajikan data luas dan persentase keadaan
permukaan tanah wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Permukaan tanah
pegunungan seluas 1.868.860 ha telah digunakan untuk usaha. Tanah ini
sebagian besar berada pada ketinggian 100-500 meter di atas permukaan
laut dan pada kemiringan tanah yang mencapai 40 derajat.4

4. Keadaan iklim

Sulawesi Tenggara memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan


penghujan. Musim Kemarau terjadi antara Bulan Juni dan September,
dimana angin Timur yang bertiup dari Australia tidak banyak mengandung
uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya Musim
Hujan terjadi antara Bulan Desember dan Maret, dimana angin Barat yang
bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air
sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti itu, berganti setiap
setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April - Mei
dan Oktober – November.4

5. Penduduk

Pada tahun 2009, jumlah penduduk terbesar berada di Kabupaten


Kolaka sebesar 287,246 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil berada
di Konawe Utara sebesar 46,635 jiwa. Secara keseluruhan, jumlah

5
penduduk sebesar 2.118.300 jiwa, dengan kepadatan ratarata 56 jiwa per
kilometer persegi (km²). Interval tingkat kepadatan penduduk menurut
kabupaten/kota berkisar antara 10 jiwa/ km² (Konawe Utara) dan 881 jiwa/
km² (Kota Kendari).4

6. Sosial dan Pendidikan

Dalam pelaksanaan pembangunan sosial, pemerintah telah


mengupayakan berbagai usaha guna terciptanya kesejahteraan masyarakat
di bidang sosial yang lebih baik. Usaha tersebut meliputi kegiatan di
bidang pendidikan, agama, kesehatan, keluarga berencana, keamanan, dan
ketertiban masyarakat, serta urusan sosial lainnya. Sasaran pembangunan
pendidikan dititikberatkan pada peningkatan mutu dan perluasan
kesempatan belajar di semua jenjang pendidikan, dimulai dari kegiatan
prasekolah (Taman Kanak-Kanak) sampai dengan Perguruan Tinggi.
Upaya peningkatan mutu pendidikan yang ingin dicapai tersebut
dimaksudkan untuk menghasilkan manusia berkualitas. Sedangkan
perluasan kesempatan belajar dimaksud agar penduduk usia sekolah yang
setiap tahun mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan
penduduk dapat memperoleh kesempatan belajar yang seluas-luasnya.
Pelaksanaan pembangunan pendidikan di Sulawesi Tenggara mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.4

7. Kesehatan dan keluarga berencana

Pembangunan kesehatan di Sulawesi Tenggara dititik beratkan


pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Demikian pula
pelaksanaan Program Nasional Keluarga Berencana bertujuanmenurunkan
dan mengendalikan pertumbuhan penduduk dan membudayakan suatu
norma yang dikenal dengan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).

Untuk mencapai sasaran pembangunan, baik di bidang kesehatan


maupun di bidang program keluarga berencana tersebut, maka sejak tahun
1993 pemerintah daerah telah menggiatkan pelaksanaan pembangunan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan keluarga berencana sampai
ke pelosok pedesaan. Jumlah fasilitas kesehatan di Sulawesi Tenggara
pada tahun 2009 terdiri dari: Rumah Sakit sebanyak 32, Puskesmas
sebanyak 154, Puskesmas Pembantu sebanyak 589 dan Puskesmas Plus
sebanyak 69, Puskesmas keliling 180, Pondok bersalin desa 179 dan pos
pelayanan terpadu 2.822.

6
Tenaga kesehatan (tenaga medis dan para medis), sebagaimana
disajikan pada Tabel 4.2.4, terdiri dari dokter spesialis sebanyak 50 orang,
dokter umum 299 orang, dokter gigi 75 orang, apoteker 101 orang, sarjana
kesehatan masyarakat sebanyak 701 orang, kefarmasian 325 orang,
perawatan 3.041 orang, paramedik non perawatan 776 orang, non medik
sebanyak 460 orang.4

8. Agama

Pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan


Yang Maha Esa diarahkan untuk menciptakan keselarasan hubungan antar
manusia dengan manusia, manusia dengan penciptanya serta dengan alam
sekitarnya. Indikator pembangunan bidang agama, seperti pembangunan
sarana peribadatan, pembinaan umat beragama, dan berbagai kegiatan
keagamaan di Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2009 terdapat 2.686 masjid,
705 mushollah, 71 Gereja Katholik, 111 gereja protestan, 217 pura, dan 16
vihara.4

C. Dr. H. Lukman Abunawas, S.H.,M.Si

a. Biodata Dr. H. Lukman Abunawas S.H.,MSi


Nama Lengkap : Dr. H. Lukman Abunawas S.H.,M.Si
TTL : Kendari, 11 September 1958
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Ayah : Abunawas
Ibu : Hj. St. Juhariah
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah tahun 1977
Istri : Hj. Yati Lukman
Hobi : Travelling

b. Perjalanan Karir dan politik

Menikah dengan Hj Yati Lukman pada tahun 1977, dikaruniai lima


orang anak yakni tiga putri dan dua putra. Masing-masing Arniwaty
Abunawas SE M.Si istri dari Wakil Bupate Konawe sekarang, Isnawaty
Abunawas ST. MM, Andry Abunawas SH. MH, Ardiansyah, S.ip yang ke

7
empat putra putri Lukman telah mandiri dan memilih karir sebagai PNS.
Putri bungsunya Fatimah Azzahra masih duduk di bangku kelas V SD.

Mantan penguasa Konawe yang akrab disapa LA ini mengawali


Karir PNS 1 Juni 1976 di Pemda Kabupaten Maros Sulsel. Tahun 1983
pindah di Pemprov Sultra saat itu masih golongan II b. Naik golongan III a
tahun 1986 LA menjadi pelaksana Kasubag dokumentasi di kantor BP7.
Kemudian pindah di Pemda Kabupaten Kendari tahun 1988 dan mendapat
amanah jadi Sekwilcam Kecamatan Wawotobi dan pada tahun 1990
menjadi Camat Wawotobi sampai bulan Juni 1996.5

Lepas Jabatan Camat Lukman menjadi Kabag Pemerintahan


Kabupaten Kendari 1996-1998, lalu di tahun 1998-1999 menjadi Kadis
Tata ruang Kabupaten Kendari, menjadi Kadis Diknas Kabupaten Kendari.
Selanjutnya 1 April 2013 menjadi bupati Kendari sampai dengan April
2008. Dicintai masyarakat Konawe LA kembali terpilih menjadi Bupati
Konawe periode 2008-2013 (terjadi perubahan nomenklatur nama
Kabupaten Kendari berubah menjadi KabupatenKonawe. Birokrat Sejati "
Sekretaris Daerah Prov. Sultra Dr H. Lukman Abunawas, SH. M.Si lahir di
Kendari 11 September 1958. Lukman adalah putra mantan Bupati Kendari
Abunawas dan ibunya Hj ST Juhariah. Terlahir dari keluarga pejabat,
Lukman tetap berkepribadian low profil. Mewarisi bakat kepempinan
ayahnya, bahkan meneruskan jejak almarhum Abunawas menjadi Bupati
Kabupaten Kendari/Konawe.6

Mantan penguasa Konawe yang akrab disapa LA ini mengawali


Karir PNS 1 Juni 1976 di Pemda Kabupaten Maros Sulsel. Tahun 1983
pindah di Pemprov Sultra saat itu masih golongan II b. Naik golongan III a
tahun 1986 LA menjadi pelaksana Kasubag dokumentasi di kantor BP7.
Kemudian pindah di Pemda Kabupaten Kendari tahun 1988 dan mendapat
amanah jadi Sekwilcam Kecamatan Wawotobi dan pada tahun 1990
menjadi Camat Wawotobi sampai bulan Juni 1996.

Lepas Jabatan Camat Lukman menjadi Kabag Pemerintahan


Kabupaten Kendari 1996-1998, lalu di tahun 1998-1999 menjadi Kadis
Tata ruang Kabupaten Kendari, menjadi Kadis Diknas Kabupaten Kendari.
Selanjutnya 1 April 2013 menjadi bupati Kendari sampai dengan April
2008. Dicintai masyarakat Konawe LA kembali terpilih menjadi Bupati
Konawe periode 2008-2013 (terjadi perubahan nomenklatur nama
Kabupaten Kendari berubah menjadi Kabupaten Konawe).6

Birokrat sejati tepat disandang Lukman Abunawas, memulai

8
karier dari bawah hingga menjabat sebagai pimpinan Birokrasi tertinggi di
Sultra dengan pangkat golongan Pembina Utama IV e masa kerja lebih
dari 33 tahun. Menurutnya ada lima hal penting yang harus menjadi
pedoman aparat PNS dalam menjankan tugas dan fungsinya yakni patuh
pada aturan, disiplin, loyal pada atasan, menjaga citra PNS dengan
menghindari perbuatan tercela. Pegawai yang mematuhi lima pedoman
tadi, Insya Allah akan dipakai kerja oleh pimpinan. Jangan ada PNS yang
melakukan tindakan amoral yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial
dan agama. Serta kepada seluruh aparat PNS lingkup Pemprov Sultra
untuk bekerja profesional sesuai tupoksinya masing-masing,” tegas Sekda
Prov Sultra.5

D. Tinjauan Pustaka

1. Kepribadian

Menurut Gibson (1996) definisi dari kepribadian adalah himpunan


karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum
dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Sedangkan menurut Allport
dalam Gibson (1996) adalah organisasi dinamis di dalam masing-masing
dan sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik terhadap
lingkungan. Dapat juga dikatakan bahwa kepribadian adalah total jumlah
dari cara-cara dalam mana seseorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan orang lain.Wood (2000) mendefinisikan kepribadian sebagai profil
keseluruhan atau kombinasi sifat yang memberi ciri khas sifat dasar
seseorang.1

Menurut Jung psikhe (keseluruhan kepribadian) manusia memiliki


pola dasar, yang disebut arketipe. Pola dasar ini di definisikan sebagai sifat
bawaan untuk merespon aspek-aspek tertentu di dunia sama seperti mata
dan telinga telah berkembang maksimal untuk merespon aspek –aspek
tertentu lingkungan, begitu pula psikhe berkembang untuk membuat
individu merespon maksimal kategori-kategori tertentu pengalaman yang
harus dihadapi manusia berkalikali di banyak generasi tak terhitung.
Arketipe adalah pola orisinal atau prototipe di dalam otak manusia.
Arketip adalah sejenis kesiapan untuk memproduksi berkali-kali ide mitos
yang sama atau mirip. Bisa dikatakan kalau begitu, apapun yang
mengesankan bawah sadar semata-mata adalah ide fantasi subjektif yang
dibangkitkan oleh proses fisik. Artinya, kita dapat menyimpulkan jika
arketipe adalah kesan berulang-ulang yang dibuat oleh reaksi-reaksi
subjektif. Menurut Jung, istilah persona digunakan untuk mendeskripsikan

9
diri publik manusia. Meski semua orang memiliki bawah sadar kolektif
yang sama, setiap individu tentunya hidup dimasa dan tempat tertentu.
Arketip mestinya memanifestasikan diri di dalam situasi-situasi sosial dan
budaya ini.

Artinya, ekspresi yang diberikan kepada arketip dipengaruhi oleh


konvensi sosial dan situasi unik hidup pribadi individu. Kalau begitu
persona merupakan manifestasi psikhe keluar yang diizinkan oleh situasi-
situasi unik ndividu. Persona adalah bagian psikhe dimana mereka dikenal
orang lain. Jung memperlihatkan kalau beberapa orang menyamakan
persona mereka dengan seluruh psikhe dan ini sebuah kekeliruan. Dalam
artian tertentu, persona dianggap memperdaya orang lain karena ia
menghadirkan kepada mereka hanya bagian kecil psikhe seseorang,
sehinga jika ada yang percaya orang itu seperti yang dia sengaja
perlihatkan, mereka menipu diri sendiri dan mengalami ketidak
beruntungan Jung berkata, konstruksi persona yang cocok secara kolektif
merupakan konsensi yang kukuh bagi dunia eksternal, sebuah
pengorbanan diri sejati yang mendorong ego mendefinisikan diri langsung
dengan persona membuat orang lain sungguh yakin bahwa kita merupakan
apa yang kita tampilkan ke dunia luar. Kendati demikian, identifikasi-
identifikasi dengan sebuah peran sosial telah menjadi sumber neurosis
yang paling efektif seorang manusia tidak bisa terus menerus tampil
dengan kepribadian yang dibuat-buat tanpa mendapat hukuman. dan
sesungguhnya upaya untuk berbuat demikian di semua kasusnya, telah
membangkitkan reaksi bawah sadar dalam bentuk suasana hati buruk,
afeksi buruk, fobia, ide –ide obsesif, kelicikan, kejahatan dan lain-lain.
‘Manusia kuat’ di kehidupan sosial seringkali kanak-kanak dalam hidup
pribadi terkait perasaanya; kedisiplinannya di publik (terkait tuntutanya ke
orang lain ) hancur berkeping-keping di hidup pribadinya, kebahagiaan di
tempat kerja ‘ berubah total saat di rumah; moralitas publiknya yang ‘tak
bercela‘ terlihat aneh dibalik topeng-kita tidak menyebutkan keinginan,
selain hanya fantasi, dan para istri dari pria-pria ini memiliki kisah
menarik untuk dikatakan. Sedangkan terkait altruisme nir-diri orang-orang
ini, anak-anak mereka harus memutuskan sendiri apa yang mereka
percayai. Jung mendeskripsikan situasi dimana persona dinilai kelewat
tinggi sebagai inflasi persona. Seperti semua komponen psikhe yang lain,
jika persona dinilai kelewat tinggi, ia mengorbankan komponen yang lain.
Anima adalah komponen feminin psikhe pria dihasilkan oleh pengalaman-
pengalaman yang dimiliki pria terhadap wanita lewat eon-eon. Arketip ini
melayani dua tujuan. Pertama, ia menyebabkan pria memiliki sifat

10
feminin. “tak seorang pria pun “kata Jung“ yang maskulin seluruhnya
sehingga tidak memiliki aspek feminin sedikitpun dalam dirinya”. Animus
adalah komponen maskulin psikhe wanita, ia melimpahi wanita dengan
sifat sifat maskulin seperti kemandirian, agresi, kompetisi dan petualangan
dan juga kerangka untuk memandu cara menjalin hubungan dengan pria.
Seperti anima memberi pria gambaran ideal tentang wanita, animus
memberi wanita gambaran ideal tentang pria. Ideal ini berasal dari
pengalaman wanita terhadap pria lewat eon-eon seperti ayah, anak laki,
saudara laki, kekasih, pejuang dan para dewa di langit. Sama seperti
anima, kompleks animus dengan banyak gambaranya yang berkonflik
diproyeksikan ke pria aktual di sepanjang usia wanita. Shadow adalah
bagian terdalam dan tergelap psikhe. Ia merupakan bagian dari bawah
sadar kolektif yang kita warisi dari moyang pra-manusia kita dan
mengandung semua insting hewani. Karena shadow, kita punya
kecenderungan kuat untuk tidak bermoral, agresif dan penuh hasrat.
Seperti semua arketip pada umumnya, shadow juga mencari
pemanifestasian keluar dan diproyeksikan ke dunia secara simbolis
sebagai iblis, monster atau roh jahat. Ia bahkan diproyeksikan ke
seseorang seperti yang ditemukan Jung. Diri adalah komponen psikhe
yang berusaha mengharmoniskan semua komponen lain. Ia
merepresentasikan perjuangan manusia menuju kesatuan keseluruhan dan
pengintegrasian kepribadian secara total. Ketika integrasi ini sudah
tercapai individu bisa dikatakan meraih realisasi diri. kita punya lebih
banyak hal yang bisa dikatakan tentang diri saat mempertimbangkan
tujuan hidup yang akan dibahas nanti.

Akan tetapi, para teoritikus kepribadian tidak setuju dengan


definisi tunggal kepribadian. Mereka menyusun teori yang unik dan vital
karena memiliki pandangan yang berbeda mengenai sifat dasar manusia,
dan karena masing-masing dari mereka melihat kepribadian dari sudut
pandang pribadi. Para teoritikus kepribadian yang memang memiliki latar
belakang yang beragam. Tiga fokus yang melandasi teori kepribadian,
yaitu (1) mirip setiap manusia yang lain, (2) Mirip beberapa manusia yang
lain, (3) tidak mirip manusia lain manapun, maksudnya adalah : Kita
semua mirip manusia lain sejauh adanya sebuah hakikat manusia dan
mendeskripsikan “kemanusiaan” kita. Adalah mendeskripsikan apa yang
dimiliki semua manusia pada umumnya, yaitu apa yang di lengkapi pada
kita sejak lahir inilah yang bisa menjelaskan hakikat manusia. Berikutnya,
kita mirip beberapa manusia yang lain sejauh kita berbagi sebuah budaya
yang sama dengan mereka. Contohnya, mungkin menjadi bagian dari

11
hakikat manusia untuk memuja tubuh, untuk berusaha memahami lewat
akal sehat semesta dan tempat kita di dalamnya, untuk mencari pasangan
dan menghasilkan keturunan, untuk mengasuh dan merawat keturunan
hingga mandiri, dan untuk hidup secara kooperatif dengan sesama manusia
Namun begitu, budaya tempat kita di besarkan itulah yang kemudian
menentukan bagaimana cara memenuhi kebutuhan –kebutuhan ini. Di
budaya Barat modern contohnya, jika seseorang ingin menikah maka itu
artinya satu suami/istri, sehingga jika orang itu ingin menikah dengan
yang lain, ia harus menceraikan suami/istrinya lebih dulu baru bisa
menikah lagi. Akhirnya, kita tidak punya kemiripan dengan siapapun di
dunia ini. Artinya, setiap manusia memiliki keunikan tertentu, yang
disebabkan oleh pembentukan gen-gen kelahiranya dan pembentukan
pengalaman-pengalaman pribadinya selama ini.Dalam membentuk
kerpibadian, sebenarnya manusia dapat mengontrol dirinya sendiri, baik
dari faktor internal maupun eksternal, pengendalian variabel-variabel
perilaku secara internal disebut variabel-pribadi, sedangkan pengontrolan
secara eksternal disebut variabel-situasi. Penentuan relative pentingnya
variabel-variabel pribadi maupun situasi bagi perilaku manusia menjadi
salah satu fokus utama para teoritis kepribadian. Pertanyaan terkait kontrol
internal versus eksternal sering dilihat sebagai realitas subjektif versus
objektif. Variabel-pribadi biasanya merujuk pada kesadaran subjektif
individu, sedangkan variabel-situasi adalah cara lain menyebut situasi dan
kondisi di lingkungan yang dialami individu tersebut.7

Gangguan Kepribadian adalah ciri kepribadian yang kaku dan


mengalahkan diri sendiri, sehingga mempengaruhi fungsinya dan bahkan
menyebabkan gejala psikiatrik, menyebabkan penderitaan pada pasien atau
orang lain atau keduanya dan menimbulkan maladaptasi sosial (teman,
keluarga, pekerjaan).8

a. Dinamika dan simptomatologi


1) Relative bertahan, berlangsung sepanjang waktu semenjak
dewasa muda sampai lanjut usia
2) Selama kehidupan ada periode fungsi kepribadian baik atau
buruk. Peran utama pada keadaan yang dihasilkan dimainkan
oleh faktor situasi seperti keluarga, integrasi sosial atau
pekerjaan, keadaan kesehatan, status ekonomi dan lainnya.
3) Dengan bertambahnya usia beberapa gejala dapat
berkurang (impulsivitas, agresivitas, perilaku antisosial,
gejala psikastenia).

12
b. Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian khas
1) Kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan kerusakan atau
penyakit otak berat (gross brain damage or disease) atau
gangguan jiwa lain
2) Memenuhi kriteria berikut ini :
 Disharmoni sikap dan perilaku yang cukup berat,
biasanya meliputi beberapa bidang fungsi, misalnya afek,
kesiagaan, pengendalian implus, secara memandang dan
berpikir, serta gaya berhubungan dengan orang lain.
 Pola perilaku abnormal berlangsung lama, berjangka
panjang, dan tidak terbatas, pada episode gangguan jiwa.
 Pola perilaku abnormalnya bersifat pervasif (mendalam)
dan maladaptif yang jelas terhadap berbagai keadaan
pribadi dan sosial yang luas
 Manifestasi diatas selalu muncul pada masa kanak atau
remaja dan berlanjut sampai usia dewasa.
 Gangguan ini menyebabkan penderitaan pribadi
(personal distress) yang cukup berarti, tetapi baru
menjadi nyata setelah perjalanan yang lanjut
 Gangguan ini biasanya, tetapi tidak selalu bermakna
dengan masalah-masalah dalam pekerjaan dan kinerja
sosial
3) Untuk budaya yang berbeda, mungkin penting untuk
mengembangkan seperangkat kriteria khas yang berhubungan
dengan norma sosial, peraturan dan kewajiban.

 Gangguan kepribadian paranoid


Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
 Kepekaan berlebih terhadap kegagalan dan penolakan
 Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam,
misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan
dan luka hati atau masalah kecil
 Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk
mendistorsikan pengalaman dengan menyalah artikan
tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai
suatu sikap permusuhan atau penghinaan
 Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hal pribadi
tanpa memperhatikan situasi yang ada

13
 Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification)
tentang kesetiaan seksual pasangannya
 Kecenderungan untuk merasa dirinya paling secara
berlebihan, yang bermanifestasi dalam sikap yang
selalu merujuk ke diri sendiri
 Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang
bersekongkl dan tidak bersustasi dari suatu peristiwa,
baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia
pada umumnya.
Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari
diatas
 Gangguan kepribadian schizoid
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian yang memenuhi deskripsi sebagai
berikut:
 Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan
kesenangan
 Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli
 Kurang mampu untuk mendeskrpsikan kehangatan ,
kelembutan, kemarahan terhadap orang lain
 Tampak nyata ketidak-pedulian baik terhadap pujian
maupun ancaman
 Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman
seksual dengan orang lain
 Hampir selalu memilih aktifitas dilakukan sendiri
 Preokupasi dengan fantasi dan intropeksi yang
berlebihan
 Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan
pribadi yang akrab (kalau ada hanya satu) dan tidak
ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu
 Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan
sosial yang berlaku
Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari
diatas.
 Gangguan kepribadian dissosial
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian ini biasanya ini biasanya menjadi
perhatian disebabkan adanya perbedaan yang besar antara
perilaku dan norma sosial uang berlaku, dan ditandai oleh:
 Bersikap tidak perduli dengan perasaan orang lain

14
 Sikap yang amat tidak bertangguang jawab dan
berlangsung terus menerus , serta tidak perduli
terhadap norma, peraturan, dan kewajiban sosial.
 Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar
berlangsung lama, meskipun tidak ada untuk
mengembangkannya
 Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan
ambang yang rendah untuk melampiaskan agresi,
termasuk tindakan kekerasan
 Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik
manfaat dari pengalaman, khususnya dari hukuman
 Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atas
menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk
perilaku yang membuat pasien konflik dengan
masyarakat.
Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari
diatas.

 Gangguan kepribadian emosional tak stabil


Pedoman diagnostik
 Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk
bertindak secara impulsif tanpa mempertimbangkan
konsekwensinya, bersama dengan ketidakstabilan
emosional
 Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan
impulsivitas dan kekurangan pengendalian diri.

Karakter kelima : F60.30= Tipe impulsif


F60.31= Tipe ambang (Borderline)
 Gangguan kepribadian histionik
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
 Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self-
dramatization) seperti bersandiwara, yang dibesar-
besarkan.
 Bersifat sugestif, mudaf dipengaruhi orang lain atau
oleh keadaan
 Keadaan afektif dangkal dan labil
 Terus menerus mencari kegairahan , penghargaan
dari orang lain dan aktivitas dimana paien menjadi
pusat perhatian

15
Penampilan atau perilaku “merangsang” yang tidak
memadai
 Terlalu peduli dengan daya tarik fisik
Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari
diatas.
 Gangguan kepribadian anankastik
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
 Perasaan ragu-ragu yang berlebihan
 Preokupasi dengan hal-hal yang rinci (details),
peraturan, daftar, urutan, organisasi, atau jadwal
 Perfeksionisme yang mempengaruhipenyelesaian
tugas
 Ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati, dan
keterikatan yang tidak semestinya pada prokdutifitas
sampai mengabaikan kepuasan dan hubungan
interpersonal
 Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada
kebiasaan sosial
 Kaku dan keras kepala
 Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain
mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu, atau
keengganan yang tak beralasan untuk mengizinkan
orang lain mengerjakan sesuatu
 Mencampuradukan pikiran atau dorongan yang
memaksa dan yang enggan.
 Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari
diatas.
 Gangguan kepribadian cemas (menghindar)
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
 Perasaan yang tegang dan takutyang menetap dan
pervasif
 Merasa dirinya tak mampu, tidak menarik atau lebih
rendah dari orang lain
 Preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan
penolakan dalam situasi sosial
 Keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali
merasa yakin akan disukai

16

Pembatasan dalam gaya hidup karena alasan
keamanan fisik
 Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang
banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut
di kritik, tidak didukung atau ditolak.
 Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari
diatas.
 Gangguan kepribadan dependen
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
 Mendorong atau membiarkan orang lain untuk
mengambil sebagian besar keputusan penting untuk
dirinya
 Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendahdari
orang lain kepada siapa ia bergantung, dan
kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan
mereka
 Keengganan untuk mengajukan permintaan yang
layak kepada orang dimana tempat ia bergantung
 Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila
sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan
tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
 Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh
orang yang dekat dengannya, dan dibiarkan untuk
mengurus dirinya sendiri
 Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan
sehari-hari tanpa mendapat nasehat yang berlebihan
dan dukungan dari orang lain.
 Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari
diatas.

2. Tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 (MMPI-2)9

Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)


merupakan salah satu instrumen penilaian kepribadian yang paling
banyak diteliti dan digunakan di Amerika Serikat, serta banyak
diadaptasi di berbagai negara. Tes MMPI dapat digunakan untuk
membedakan kelompok normal dan abnormal dalam penegakkan
diagnosis gangguan psikiatrik dan psikologis, serta untuk memprediksi
potensi neurotik atau psikotik dari seorang individu sebelum tanda

17
klinis muncul. Minnesota Multiphasic Personality Inventory
merupakan gold standard dan merupakan instrumen yang paling
banyak digunakan. dan telah terstandar sebagai alat ukur kepribadian
dan psikopatologi pada orang dewasa.Penilaian atau sistem skoring
MMPI-2 dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak yang
secara resmi beredar di Amerika Serikat oleh National Computer
Service. Perangkat lunak ini dapat melakukan penilaian pada skala
validitas dan skala klinis setara dengan penilaian menggunakan
personal computer. Proses penilaian juga dapat dibantu sebuah scanner
jika peserta tes cukup banyak. Hasil tes sudah dalam bentuk templates
yang ada dan dapat dikirimkan dalam bentuk surat biasa ataupun surat
elektronik Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 terdiri dari
567 butir soal yang dikelompokkan menjadi 3 skala, yaitu 8 (delapan)
skala validitas, 10 (sepuluh) skala klinis, dan 15 (lima belas) skala
konten.

Hasil tes pada umumnya berupa: sikap terhadap tes, indeks


kapasitas mental, profil klinis, indeks kepribadian dasar, serta
kesimpulan dan saran yang diisi oleh psikiater yang bertanggung
jawab. Selain itu, disertakan juga surat pernyataan dari psikiater,
bahwa pengambil tes dinyatakan sehat atau tidak sehat secara risiko,
tidak berisiko atau berisiko, mampu atau tidak mampu, dan pernyataan
lain sesuai dengan kepentingan tes yang dilakukan.

E. Gambaran Kepribadian Berdasarkan Hasil Tes MMPI-2 Peserta tes


MMPI-2 Dr.H. Lukman Abunawas, S.H.,M.Si

1. Gambaran Kepribadian Berdasarkan Analisis Content Scales pada Tes


MMPI-2
Tabel 1. Hasil Analisis Content Scales pada Tes MMPI-2
Content Scales (%)
HEA Tertinggi 51

WRK Terendah 37

Berdasarkan hasil analisis Content Scales pada MMPI-2


didapatkan hasil analisis kepribadian (HEA) Health Concerns,
(sebanyak 52%). Skala HEA yang tinggi menggambarkan individu
yang khawatir tentang kesehatan mereka dan melaporkan gejala
fisik termasuk: Gejala gastro-intestinal: Konstipasi, mual, dan

18
muntah. Gejala kardiovaskular: Jantung atau nyeri dada. Gejala
neurologis: kejang-kejang, pusing dan pingsan, kelumpuhan.
Masalah sensorik: Penglihatan yang buruk, dan pendengaran
Masalah kulit , Masalah pernapasan Nyeri: Nyeri kepala dan nyeri
leher Pada Pasien rawat jalan yang digambarkan sebagai orang
yang sibuk dengan masalah kesehatan dengan keluhan multiple
somatic, mengembangkan gejala fisik sebagai respon terhadap
stres, menjadi hipokondriak dan cenderung berlebihan.
Digambarkan sebagai orang yang depresi, cemas, pesimis, energi
rendah dan letih, gelisah, marah, dan histrionik.

Sedangkan skor yang rendah menunjukkan orang yang


berani dan tidak peduli akibat dari tindakannya. Sedangkan analisis
kepribadian terendah terdapat pada Type A (TPA) yaitu sebanyak
82%.Kepribadian tipe A adalah pelibatan agresif dalam suatu
usaha dan berusaha terus menerus mencapai sesuatu lebih banyak
dalam waktu yang lebih singkat dan jika perlu melawan upaya-
upaya yang melawan hal-hal atau orang lain.

Ciri-ciri tipe ini adalah:


• Selalu bergerak, berjalan dan makan cepat
• Merasa tidak sabar dengan laju berlangsungnya kebanyakan
peristiwa.
• Berupaya keras untuk memikirkan atau melakukan dua hal atau
lebih secara serentak.
• Tidak dapat mengatasi waktu luang.
• Terobsesi oleh bilangan yang mengukur sukses dalam bentuk
seberapa banyak semua hal yang mereka peroleh.10

2. Gambaran Kepribadian Berdasarkan Analisis Supplementary scales


pada Tes MMPI-2
Tabel 2. Hasil Analisis Supplementary scales pada Tes MMPI-2
Supplementary scales (%)
R Tertinggi 80

RAAS Terendah 30

Supplementary scales adalah spesialisasi skala yang hanya


diterapkan pada konteks khusus. Banyak skala supplementary
dikembangkan dengan konteks populasi khusus (kerusakan otak,
pelajar-mahasiswa, narapidana dll) atau situasi (terapi pernikahan,

19
peserta rehabilitas dll). Dengan membuat kekhususan kita berusaha
mengingat bahwa skala supplementary hanya digunakan ketika
menghadapi situasi khusus dan sesuai dengan hipotesa yang
dibutuhkan.10,11.
Berdasarkan hasil analisis Supplementary scales pada
MMPI-2 didapatkan hasil analisis kepribadian yang paling tinggi
adalah R yaitu 80%., dan terendah RAAS yaitu 30%.

F. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Content Scales pada MMPI-2


didapatkan hasil analisis kepribadian yang paling tinggi adalah
Health Concerns (HEA) (ketakutan), sebanyak 51%. Skala HEA
yang tinggi menggambarkan individu yang khawatir tentang
kesehatan mereka dan melaporkan adanya gejala fisik. Namun hal
ini perlu dilakukan wawancara psikiatri lebih lanjut, apakah pada
saat mengisi jawaban Dr. H. Lukman Abunawas .S.H.,M.Si
mengisi sesuai dengan hal dirasakan atau tidak, atau mungkin
terdapat kesalah pahaman pada saat mengisi jawaban.

Sedangkan untuk hasil analisis Supplementary scales pada


MMPI-2 didapatkan hasil analisis kepribadian R yaitu 30%

G. Saran
Berdasarkan hasil test MMPI-2 baik untuk hasil analisis
content scales maupun untuk suplementary scales adalah Health
Concerns (HEA) yiatu kepribadian dengan kecenderungan untuk
mengkhawatirkan kesehatannya dan R yaitu kepribadian

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Yuliastuti,Nunung. 2014. Kepribadian Dan Pengaruhnya Terhadap


Perilaku Organisasi. www.updkediri.ac.id/wp-content/uploaads/2014/06
2. https://lapatuju.blogspot.com/2013/02/sejarah-berdirinya-propinsi-
sulawesi.html
3. https://sultra.antaranews.com/berita/.../drlukman-abunawas-resmi-jadi-
sekda-sultra
4. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Angka. 2010, hal
3-5, 9-10, 14, 81-82, 143-144, 147-148.
5. https://infoduniaraya.blogspot.com/2014/.../profil-sekda-prov-sultra-dr-h-
lukman.htm...
6. Sultrabangkit.com/2018/02/08/biografi-lukman-abunawas/
7. Affifudin Alfarisi, M. 2015. Konsep Kepribadian (Studi Perbandingan
Ibrahim Elfiky, dan Mario Teguh). Skripsi : Semarang hal 15
8. Maslim, R. 2013. Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
PPDGJ-III dan DSM 5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma
Jaya. Jakarta
9. Putri. P.P. 2018 Hubungan Hasil Tes Minnesota Multiphasic Personality
Inventory 2 (MMPI-2) Dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa
Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Skripsi
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung.
10. Hoffman. G.A, dan Patrick, D.R. 2012. Nonchlinichal Correlates of the
MMPI-2 Suplementary Scales using the Adjective Check List dalam The
International Journal of Educate and Psychological Assesment
11. MMPI-2 Training Slides, University of Minnesota Press, 2015. Copyright
for all MMPI and MMPI-2 materials are held by the Regents of the
University of Minnesota.

21

Anda mungkin juga menyukai