LEMBARAN PENGESAHAN
Modul Antropologi kelas XII semester 1 TP 2021-2022 dengan Judul: “ PERUBAHAN SOSIAL,
PEMBANGUNAN NASIONAL, GLOBALISASI DAN MODERNISASI” adalah benar-benar karya :
1
SURAT PERNYATAAN PENGESAHAN
Telah membuat Modul Antropologi Kelas XII semester 1 TP 2021-2022 dengan judul “ PERUBAHAN
SOSIAL, PEMBANGUNAN NASIONAL, GLOBALISASI DAN MODERNISASI. Modul tersebut
digunakan oleh guru dan siswa serta telah diarsipkan di perpustakaan sekolah.
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Modul Antropologi untuk SMA/MA . modul ini merupakan modul mata
pelajaran antropologi untuk siswa sekolah menengah atas kelas XII. Modul ini disusun berdasarkan
peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan (permendibud) Nomor 24 Tahun 2016 tentang kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Modul ini disusun dengan bahasa yang sederhana, sistematis, komunikatif, dan terpadu sehingga
siswa dapat memahami isi modul ini dengan mudah. Setiap materi bertujuan melatih kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotor siswa. Penulis mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menerbitkan modul ini. Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari semua
pihak demi sempurnanya buku ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................................................................I
Halaman Pengesahan .....................................................................................................................................II
Daftar Isi ........................................................................................................................................................III
1. PERUBAHAN SOSIAL, PEMBANGUNAN NASIONAL, GLOBALISASI DAN
MODERNISASI...........................................................................................................................................3
A. Perubahan Sosial ..................................................................................................................................3
B. Pembangunan Nasional .......................................................................................................................18
C. Globalisasi ............................................................................................................................................18
D. Modernisasi ..........................................................................................................................................20
E. Dampak Perubahan Sosial, Pembangunan Nasional, Globalisasi, Modernisasi ............................23
4
PERUBAHAN SOSIAL, PEMBANGUNAN NASIONAL,
Kompetensi Dasar
3.1 Memahami dampak positif dan negatif dari perubahan sosial, pembangunan nasional, globalisasi, dan
modernisasi terhadap kehidupan sosialkultural masyarakat Indonesia
4.1 Melakukan pengamatan lapangan, membaca berbagai literatur/media masa, dan berdiskusi untuk
memahami perubahan sosial, pembangunan nasional, globalisasi, dan modernisasi terhadap kehidupan
sosialkultural masyarakat Indonesia
Materi Pokok
Konsep-Konsep tentang Perubahan Sosial, Pembangunan Nasional, Globalisasi, dan Modernisasi
Dampak Perubahan Sosial, Pembangunan Nasional, Globalisasi, dan Modernisasi terhadap kehidupan
sosialkultural masyarakat Indonesia.
Uraian Materi:
A. Perubahan Sosial
5
Beberapa pengertian perubahan social menurut para ahli:
2. Samuel Koenig
Perubahan social adalah menunjuk pada modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan
manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
3. Kingsley Davis
Perubahan social sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
4. Mac Iver
Perubahan social adalah perubahan-perubahan dalam hubungan social atau sebagai perubahan
terhadap keseimbangan hubungan social.
5. William F. Ogburn
Ruang lingkup perubahan social budaya meliputi unsure-unsur kebudayaan, baik materil maupun
non materil, yang menekankan pada perubahan besar unsure-unsur kebudayaan materil terhadap
unsure-unsur non materil
7. Selo Soemardjan
Perubahan social budaya adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola
perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut.
8. Idianto, M.
Perubahan social merupakan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu terhadap organisasi social
masyarakat yang meliputi nilai-nilai, norma, kebudayaan dan system social dengan cara
memodifikasi pola-pola kehidupan manusia untuk memperoleh keseimbanngan hubungan social.
9. M. Sitorus
Perubahan social adalah perubahan pada lembaga social dalam masyarakat yang mempengaruhi
system social, nilai, sikap,dan pola perilaku individu serta kelompoknya.
6
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan social merupakan modifikasi
struktur social dan pola budaya dalam suatu masyarakat.
- Nilai-nilai social
- Norma-norma social
- Pola-pola social
- Susunan lembaga kemasyarakatan
- Lapisan-lapisan dalam masyarakat
- Kekuasaan dan wewenang
- Interaksi social
Perubahan social yang terjadi dalam masyarakat memiliki beberapa ciri yaitu:
1. Setiap masyarakat mengalami perubahan, baik secara lambat ataupun cepat sehingga tidak ada
masyarakat yang berhenti perkembangannya.
2. Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti oleh perubahan-perubahan
pada lembaga-lembaga lainnya.
7
3. perubahan social yang cepat biasanya menimbulkan disorganisasi yang bersifat sementara karena
berada dalam proses penyesuaian diri.
4. Perubahan social terjadi dalam bidang material dan immaterial karena keduanya mempunyai hubungan
timbal balik.
5. Secara tipologis, perubahan social dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk yaitu:
a. proses social yaitu pergantian beragam penghargaan, fasilitas, dan anggota dari suatu struktur.
b. Segmentasi/pembagian yaitu pemekaran unit-unit struktur yang tidak terlalu berbeda dengan unit-
unit yang telah ada.
c. Perubahan struktur yaitu pergantian dan organisasi yang baru.
d. Perubahan Struktur Kelompok yaitu pergantian komposisi kelompok, tingkat kesadaran kelompok,
dan hubungan antarkelompok dalam masyarakat
Beberapa ahli sosiologi berpendapat ada kondisi-kondisi primer yang menyebabkan perubahan social
antara lain:
Kondisi ekonomi
Kondisi geografis
Kondisi teknologi dan
Kondisi Biologis
a. Karl Marx menyebutkan bahwa konflik kelas social merupakan sumber yang paling penting dan
berpengaruh dalam semua perubahan social.
b. Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa semua perubahan social merupakan hasil dari konfilk kelas di
masyarakat.
8
c. Randall Collins menjelaskan bahwa konflik adalah proses sentral dalam kehidupan social sehingga
dia tidak menganggap konflik itu baik atau buruk
d. Soerjono Soekanto berpandangan bahwa konflik merupakan suatu proses social individu atau yang
berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan, disertai dengan ancaman dan
kekerasan.
1. Perbedaan Individu
Individu adalah manusia yang unik artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang
berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
3. Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan dapat menyangkut bidang politik, ekonomi, social dan budaya karena setiap
manusia memiliki perasaan, pendirian, latar belakang dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Kemudian menurut Ursula Detir situasi yang dapat menyebabkan konflik adalah:
9
Segi positif dari suatu konflik:
1. Meningkatkan rasa solideritas sesame anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok
lain.
2. Keretakan hubungan antara individu atau kelompok
3. Perubahan kepribadian para individu
4. Kerusakan harta benda bahkan adanya hilang nyawa
5. Akomodasi. dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat pertikaian.
Teori ini memandang setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat
lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan menimbulkan perubahan pada bagian
yang lain.
Para ilmuwan sosial berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial adalah
sebagai berikut:
1. Faktor Geografis
Lingkungan fisik dapat mempengaruhi penduduk untuk mudah atau sulit mengalami perubahan.
Temperatur yang terlalu tinggi, adanya badai dan gempa bumi, semuanya memberi pengaruh pada
manusia untuk mengubah gaya hidup mereka. Sedikit banyaknya sumber-sumber kekayaan alam
akan sanngat menentukan jenis kehidupan yang akan dialami oleh kelompok orang tertentu.
Misalnnya, perubahan-perubahan dalam lingkungan masyarakat desa. Tanah pertanian sekarang
banyak yang dijadikan perumahan-perumahan dan pabrik yang menimbulkan perubahan pola gaya
hidup sekitar.
10
2. Faktor Teknologi
Penemuan-penemuan teknologi telah mengakibatkan perubahan sosial yang sangat luas dalam
masyarakat. Misalnya, penggunaan alat-alat transportasi dan komunikasi yang canggih banyak
memberi kemudahan bagi masyarakat untuk berkomunikasi dan menerima informasi baru dari luar
dalam waktu yang relatif singkat sehingga dapat mempengaruhi perubahan sosial, baik yang
berdampak positif maupun yang berdampak negatif.
3. Faktor Ideologi
Ideologi dasar yang terdiri dari keyakinan dan nilai-nilai yang bersifat kompleks terdapat pada setiap
masyarakat. Ideologi dapat dijadikan alat untuk memelihara, tetapi ia akan membantu mempercepat
timbulnya perubahan jika keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai tersebut tidak lagi dapat memenuhi
tuntutan kebutuhan masyarakat. Contoh, munculnya komunisme dan sosialisme di banyak bangsa di
dunia hanya dapat berhasil apabila ideologi-ideologi politik lama tidak mampu lagi memenuhi
berbagai kebutuhan orang-orang dalam negara itu.
4. Faktor Kepemimpinan
Perubahan-perubahan sosial sering kali dipelopori oleh pemimpin yang kharismatik karena mereka
mampu menarik pengikut-pengikut dalam jumlah besar yang akan bergabung dengan mereka dalam
gerakan sosial. Contoh pemimpin yang kharismatik yaitu Martin Luther King, Gandhi, dan
Soekarno-Hatta.
5. Faktor Penduduk
Peningkatan dan penurunan jumlah penduduk secara radikal dapat menjadi penyebab terjadinya
perubahan sosial. Contoh, pesatnnya pertambahan penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan
penngangguran, kemiskinan, prostitusi, kriminalitas, dll. Upaya penanggulangannya, antara lain
dilaksanakannya berbagai inovasi teknik produksi berbagai kebutuhan hidup, khususnya di bidang
sandang, pangan, dan papan. Tidak kalah pentingnya inovasi di bidanng keluarga berencana sebagai
upaya pengendalian pertambahan penduduk secara terarah.
11
F.Faktor Pendorong Dan Penghambat Perubahan Sosial
1. Faktor Internal
Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan struktur dalam
masyarakat, terutama lembaga kemasyarakatan. Misalnya. Timbul sistem hak milik individual atas tanah,
sewa tanah, dan bagi hasil. Sedangkan berkurangnya penduduk mungkin disebabkan karena urbanisasi,
keadaan ini akan mempengaruhi system pembagian kerja.
Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat maupun gagasan. Sedangkan
invention adalah jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan sudah menerapkan penemuan tersebut.
Penemuan baru umumnya mengakibatkan bermacam-macam pengaruh pada masyarakat, antara lain:
Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh pada bidang lainnya. Contohnya, penemuan baru Seperti radio,
yang akan Memancarkan pengaruhn Ke berbagai arah dan Menyebabkan perubahan Dalam lembaga
kemasyarakatat Dan adat istiadat
P P1 P2 P3
Contohnya, penemuan kapal terbang telah membawa pengaruh besar terhadap metode berperang,
yang kemudian akan memperdalam perbedaan antara negara-negara besar (super Power) dengan negara-
negara kecil.
P1
Pb
P2
P3
12
Contohmya, penemuan mobil, kereta api, dan telepon menyebabkan timbulnya lebih banyak pusat-
pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang dinamakan sub urban.
Pertentangan atau konflik merupakan salah satu sebab terjadinya perubahan sosial dan
kebudayaan.Pertentangan dapat terjadi antara individu dengan individu, antara individu dengan
kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok
Adanta revolusi atau pemberontakan dalam suatu negara akan menimbulkan perubahan. Contoh,
revolusi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 mengubah wajah negara terjajah menjadi sebuah
negara merdeka. Demikian pula revolusi Amerika tahun 1776, revolusi Rusia tahun 1917, dan revolusi
Prancis tahun 1789 yang berusaha menentang kekuasaan yang absolut.
2. Faktor Eksternal
1. Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu individu ke individu lainnya.
2. Penetration fasifique adalah masuknya suatu kebudayaan denngan jalan damai.
Contohnya masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia.
3. Akulturasi adalah perpaduan dua kebudayaan dan menghasilkan kebudayaan yanng baru tanpa
menghilangkan unsur aslinya.
Contoh, bentuk bangunan Candi Borobudur, perpaduan antara budaya asli dengan kebudayaan India.
4. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan yanng menghasilkan kebudayaan baru.
5. SISTESIS adalah percampuran dua kebudayaan yangn menghasilkan kebudayaan yang baru yang
berbeda keduanya.
6. Penetration violente adalah masuknya sebuah kebudayaan secara paksa dan merusak.
Contoh: masuknya kebudayaan barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai kekuasaan
sehingga menimbulkan goncangan yang merusk keseimbangan masyarakat.
13
Selain kedua faktor di atas, Soerjono Soekanto menambahkan beberapa factor yang mendorong
terjadinya perubahan social, antara lain:
Seseorang akan selalu berhubungan antara individu ke individu atau dari satu masyarakat ke
masyarakat lain akan terjadi penyebaran kebudayaan atau difusi.
Pendidikan memegang peranan penting dalam perubahan-perubahan yang terjadi dalam mayarakat,
dimana seseorang (murid) akan diajarkan berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang berguna bagi
manusia yaitu membuka pemikiran terhadap hal-hal yang baru dan cara berfikir secara rasional dan
objektif.
Toleransi terhadap perilaku atau perbuatan yang menyimpang baik yang positif maupun negative yang
telah melawan (delik) hukum. Penyimpangan positif akan membawa perubahan social positif, misalnya
kaum wanita yang menyuarakan hak-haknya melalui demonstrasi yang selalu diperlakukan tidak adil.
Penyimpangan negative akan merusak tatanan masyarakat yang sudah baik, misalnya adanya aliran-aliran
dalam agama, darul al akam, al qiyadah dsb. Homoseks, pelacuran dsb.
4. Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan yaitu mwnyangkut bidang ekonomi,
politik, system kemasyarakatan dan keamanan.
Dimana masyarakat berangapan bahwa masa sekarang sangat berbeda dengan masa yang akan datang.
Adanya keyakinan masyarakat bahwa yang dapat memperbaiki nasib seseorang/manusia adalah manusia
itu sendiri, maka dari itu ia harus berusaha.
14
B. Faktor Penghambat Perubahan Sosial
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar, yaitu pada masyarakat suku terasing atau daerah terpencil.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, yaitu pada daerah yang terasing, sengaja mengasingkan
diri, ataundaerah yang lama dikuasai penjajah.
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional, yaitu sikap yang sangat mengagung-agungkan tradisi lama dan
beranggapan tradisi tidak dapat dirubah.
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat, yaitu masyarakat yang mempunyai
kedudukan tertentu dan membawa keuntungan akan selalu mempertahankan kedudukannnya.
5. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi social yang telah ada.
6. Sikap tertutup atau prasangka pada hal-hal baru/asing, yaitu mencurigai setiap yang baru umumnya
terjadi pada masyarakat yang pernah dijajah karena takut dijajah kembali.
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideology,yaitu dengan adanya penemuan baru atau beberapa bagian
kebudayaan diganti akan mengancam pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi ideology
mereka yang sejak lama.
8. adapt-istiadat(kebiasaan), yaitu sulit merubahnya karena sudah mendarah daging bagi masyarakat yang
menyangkut pada sseluruh ssendi-sendi kehidupan pada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
pokoknya.
1. Internalisasi yaitu proses panjang sejak seseorang dilahirkan sampai hampir meninggal dunia.
2. Sosialisasi yaitu proses seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola
tindakan berinteraksi
3. dengan segala macam individu disekelilingnya yang menduduki peranan social.
Syarat-syarat terjadinya proses social sebagai berikut:
*Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk
membaca, menulis dan berbicara.
* Individu harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak di masyarakat.
* Individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.
15
3. Enkulturasi (pembudayaan) yaitu proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikaan pikiran
serta sikapnya dengan adat istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam
kebudayaan.
4. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah keseluruh dunia atau tanpa ada
batas.
5. Akulturasi adalah proses social yang timbul bila bertemu suatu kebudayaan tertentu dengan unsur-
unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima
dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri.
6. Asimilasi yaitu proses perpaduan dua kebudayaan. Proses yang timbul bila ada:
c. Kebudayaan dan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur kebudayaan
campuran.
16
EVALUASI PERUBAHAN SOSIAL
1. Adanya kestidaksesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda yang dijumpai dalam kehidupan
sosial di masyarakat sering menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi
kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Proses ini merupakan. . . .
a. Perubahan kebudayaan
b. Diferensiasi sosial
c. Peranan sosial
d. Perubahan sosial
e. Integrasi sosial
3. Salah atu faktor pendorong perubahan masyarakat yang datang dari dalam masyarakat itu sendiri adalah. .
..
a. Perubahan lingkungan alam
b. Pengeruh kebudayaan masyarakat lain
c. Adanya pertentangan dalam masyarakat
d. Adanya peperangan
e. Adanya penjajahan
17
5. Faktor penghalang terjadinya suatu perubahan adalah. . . .
a. Masyarakat yabf terbuka terhadai hal-hal yang baru
b. Masyarakat yang memiliki inovasi tinggi
c. Adanya kepentingan-kepentingan yang sudah tertanam kuat
d. Bertambahnya dan berkurangnya penduduk
e. Kuatnya hubungan dengan masyarakat sekitarnya
18
10. Yang termasuk evolusi di bidang sosial adalah. . . .
a. perubahan sistem pertanian ladang ke sistem pertanian irigasi
b. penerimaan masyarakat terhadap pola hidup keluarga kecil
c. pergantian dalam bentuk pemerintahan dari kerajaan ke republik
d. penggunaan mesin traktor untuk membajak tanah
e. penggunaan bibit unggul dalam bidang pertanian
19
B. Pembangunan Nasional
Pembangunan Nasional Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan
sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional. Dalam pengertian lain, pembangunan
nasional dapat diartikan merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi
seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan Tujuan Nasional.
Pelaksanaan pembangunan mancakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah, terpadu, bertahap dan berkelanjutan untuk
memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat
dengan bangsa lain yang lebih maju.
C. Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata global, artinya menyatu. Jadi globalisasi adalah proses menyatunya dunia ke
dalam satu kesatuan sistem atau kaidah yang sama. Globalisasi lahir dari adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya transportasi dan komunikasi. Akibat perkembangan tersebut,
informasi menjadi demikian cepat menyebar ke berbagai pelosok bumi. Kejadian di tempat yang jauh hanya
dengan beberapa jam, bahkan tiap ddetik informasinya menyebar dengan cepat.
20
Teknologi satelit, telepon dan internet membut jarak absolut dapat dengan mudah dijangkau, waktu
tempuh hampir tidak ada, dan dunia seolah-olah tanpa batas penghalang. Kemajuan dalam bidang
transportasi, membuat orang dengan mudah bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Televisi dengan
berbagai saluran, film layar lebar, radio, compact dist ( CD ), koran, majalah, dan internet menjadi alat yang
sangat efektif untuk menyebarkan berbagai budaya ke seluruh dunia.
Globalisasi merupakan keadaan yang sulit untuk dihindarkan, dunia menjadi demikian terbuka tanpa
proteksi. Akan terjadi yang disebut era pasar bebas, yaitu ketika semua negara dengan bebas memasarkan
produksinya ke negara-negara lain, dan setiap orang bebas mencari kerja ke negara lain. Semua orang dan
barang bebas bersaing. Semua itu, merupakan tantangan bagi bangsa dan rakyat Indonesia karena kualitas
produk dan sumber daya manusia akan sangat menentukan, apakah dapat bersaing dengan negara-negara
lain yang lebih dulu maju? Atau apakah akan menjadi penonton di negara sendiri?
Globalisasi akan banyak memberikan manfaat jika diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang
baik. Sebaliknya, akan mendatangkan banyak unsur negatif jika bersifat pasif dan tidak antisipatif tanpa
melalui usaha yang gigih dan tekun untuk terus mengembangkan diri agar menjadi manusia modern yang
siap menerima tantangan pada era global ini.
a. Menurut L. Nyeman Globalisasi adalah sebuah pertumbuhan yang berlangsung cepat. Proses ini
disebabkan oleh ketergantungan berbagai negara pada perdagangan maupun keuangan.
b. Menurut Anthony Giddens Globalisasi adalah suatu intensifikasi hubungan sosial secara global yang
menghubungkan satu lokasi dengan lokasi lainnya sehingga kejadian di satu tempat bisa berdampak juga
bagi tempat yang lain.
c. Menurut Scholte Pengertian globalisasi adalah sebuah proses pertumbuhan yang cepat yang disebabkan
ketergantungan berbagai negara, dan juga untuk mempertahankan identitas masing-masing.
d. Menurut Selo Soemardjan Globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar
masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sebuah sistem dan kaidah yang sama.
e. Menurut Tom G Palmer Globalisasi adalah sebagai penyusutan atau penghapusan batasan negara-negara,
lalu diberlakukan pembatasan pertukaran lintas batas dan sistem global yang terintegrasi.
Dampak globalisasi
21
b. Dampak negatif globalisasi
Munculnya berbagai masalah sosial
Makin tinggi dan makin besarnya spesialisasi
Mengalami goncangan budaya ( cultural shock ) Yaitu guncangan jiwa atau mental seseorang atau
masyarakat sebagai akibat belum adanya kesiapan menerima kebudayaan asing yang datang secara
tiba-tiba.
Mengalami anomie, dimana masyarakat di mempunyai pegangan terhadap apa yang baik dan buruk.
Hal ini akan mendorong masyarakat melakuakan tindakan yang menyimpang, pergaulan bebas,
kenakalan remaja, munculnya sifat konsumerisme dan penyalahgunaan narkotika.
Mengalami ketimpangan budaya ( cultural lag ) Yaitu ketimpangan salah satu unsur kebudayaan
untuk menyesuaikan diri dengan unsur kebudayaan lain yang sudah berubah. Jadi adanya
kelambanan unsur kebudayaan yang satu untuk menyesuaikan diri dengan unsur kebudayaan lain
yang sudah berubah.Contohnya, tidak disiplinnya sopir dalam berlalu lintas karena tidak memahami
aturan di jalan raya. Sering terjadinya ketidakserasian dalam perubahan unsur-unsur masyarakat atau
kebudayaan. Cultural lag dapat diartikan juga dengan adanya ketertinggalan alam pikiran dengan
perkembangan teknologi.
D. Modernisasi
1. Pengertian Modernisasi
Istilah modernisasi diambil dari kata dasar modern yang berasal dari bahasa latin, “Modernus”,
yaitu “Modo” yang berarti akhir ini dan “Ernus” berarti waktu masa kini. Jadi modernisasi adalah proses
yang ditempuh untuk sampai atau menuju periode waktu masa kini.
22
Pendapat para ahli tentang pengertian modernisasi:
Astrid S. Susanto, Modernisasi adalah kesempatan proses pembangunan yang diberikan oleh
perubahan demi kemajuan.
Koentjaraningrat, Modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia
sekarang
Soejono Soekanto, Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan social yang biasanya merupakan
perubahan social yang terarah (Disected change) yang didasarkan pada suatu perencanaan (social
planning)
Alex Thio, Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan social berupa perubahan masyarakat
pertanian menjadi masyarakat industri.
Harold Rosenber, Modernisasi adalah sebuah tradisi baru yang mengacu pada urbanisasi/sampai
sejauh mana dan bagaimana pengikisan sifat pedesaan suatu masyarakat berlangsung.
Ogburn dan Nimkoff, Modernisasi adalah suatu usaha untuk mengarahkan masyarakat agar dapat
memproyeksikan diri ke masa depan yang nyata dan bukan angan-angan semu.
2. Syarat-syarat Modernisasi
Menurut Soejono Soekanto, syarat-syarat modernisasi adalah:
a. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur, terpusat pada suatu lembaga/badan tertentu.
b. Penciptaan iklim yang baik (favourable) dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
menggunakan alat-alat komunikasi massa.
c. Tingkat organisasi tinggi karena yang biasanya di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di pihak lain
dianggap pengurangan kemerdekaan.
d. Sentralisasi (pemusatan) wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social planning).
3. Gejala-gejala Modernisasi
Gejala-gejala dapat ditinjau dari berbagai bidang modernisasi kehidupan manusia berikut ini:
1. Bidang budaya
Ditandai dengan semakin terdesaknya budaya tradisional oleh budaya luar, sehingga budaya asli
makin pudar Contoh: budaya gotong royong makin langka.
23
2. Bidang politik
Ditandai dengan makin banyaknya Negara yang lepas dari penjajahan, munculnya Negara-negara
yang baru merdeka, tumbuhnya Negara-negara demokrasi, lahirnya lembaga-lembaga politik, dan
semakin diakuinya hak asasi manusia.
3. Bidang ekonomi
Ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan barang dan jasa.
4. Bidang social
Ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat seperti kelompok buruh,
kaum intelektual, dll.
4. Pendorong Modernisasi
Terjadinya modernisasi disebabkan beberapan dorongan, antara lain:
a. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan produksi. Contoh: Komputerisasi,
pendidikan dan latihan
b. Dorongan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih banyak atau memiliki nilai tambah, lebih bermutu,
lebih bagus, lebih hemat tenaga dan lebih baik. Contoh: Penggunaan alat-alat modern di bidang
kedokteran dan perakitan.
c. Dorongan untuk hidup lebih praktis/lebih nyaman. Contoh: Pembangunan jalur hijau, jalan tol, pasar
swalayan.
24
6..Faktor yang mempengaruhi modernisasi
Faktor yang mempengaruhi modernisasi, antara lain:
a) Dalam Bidang ekonomi - Pembangunan nasional telah membawa peningkatan perekonomian bagi
masyarakat Indonesia. - Globalisasi memudahkan masyarakat memperoleh barang yang dibutuhkan,
membuka lapangan pekerjaan bagi yang memiliki keterampilan, mempermudah proses pembangunan
ekonomi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. - Masyarakat Indonesia makin mudah dan
cepat dalam menghasilkan barang produksi karena adanya modernisasi pada peralatan produksi
b) Dalam bidang Politik - Masyarakat Indonesia yang multikulural dapat menyampaikan aspirasi dan hak
berpolitiknya melalui perwakilan daerah yang ada diparlemen. - Perubahan sistem kepartaian yang
dianut sehingga memunculkan partai baru. - Kesadaran akan perlunya jaminan perlindungan hak asasi
manusia (HAM) - Terjadinya erubahan sistem ketatanegaraan - Pelaksanaan pemilihan umum untuk
anggota-anggota parlemen, pemilihan presiden dan wapres, pemilihan guberbur dan wagub, serta
pemilihan bupati dan wabup/walikota dan wakil walikota yang dilakukan secara langsung.
c) Dalam bidang Sosial dan Budaya - Pembangunan nasional telah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia - Globalisasi telah mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa, misalnya
melahirkan pranata-pranata baru seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi profesi dan
pasar modal. - Globalisasi dibidang budaya menimbulkan terjadinya pertukaran budaya dan ilmu
pendidikan secara sehat. - Masyarakat Indonesia makin maksimal dalam mengelola sampah. -
Pengoptimalan jasa kesehatan dalam masyarakat.
d) Dalam bidang Sarana dan Prasarana serta Transportasi - Pembangunan nasional membuat masyarakat
Indonesia dapat menikmati pembangunan infrasstruktur perumahan dan perkantoran yang memadai. -
Pembangunan jalan Tol dan pembukaan jalan raya baru di pelosok Indonesia - Pengadaan alat
transportasi yang memadai.
25
2. Dampak Negatif perubahan sosial Kehidupan sosialkultural masyarakat Indonesia
a) Dalam Bidang Ekonomi - Massyarakat Indonesia harus berhadapan dengan perekonomian dunia yang
bersifat pasar bebas. - Naik turunnya inflasi memengaruhi perekonomian masyarakat Indonesia -
Munculnya persaingan tidak sehat dantar produsen yang mengabaikan moral dan etika.
26
DAMPAK NEGATIF PERUBAHAN SOSIAL, PEMBANGUNAN NASIONAL, GLOBALISASI,
DAN MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIALKULTURAL MASYARAKAT
INDONESIA
Kompetensi Dasar
3.2 Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai dampak negatif perubahan sosial, pembangunan nasional,
globalisasi, dan modernisasi terhadap kehidupan sosialkultural masyarakat Indonesia (misalnya:
perilaku konsumtif, diskriminatif, pelanggaran HAM, kekerasan dalam rumah tangga, dan hedonisme)
4.2 Menggunakan pendekatan Antropologi dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menilai dampak
negatif perubahan sosial, pembangunan nasional, globalisasi, dan modernisasi terhadap kehidupan
sosialkultural masyarakat Indonesia (misalnya: perilaku koruptif, diskriminatif, pelanggaran HAM,
kekerasan dalam rumah tangga, dan hedonisme)
Materi Pokok
Dampak negatif perubahan sosial, pembangunan nasional, globalisasi, dan modernisasi terhadap
kehidupan sosialkultural masyarakat Indonesia (misalnya: perilaku koruptif, diskriminatif,
pelanggaran HAM, kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan narkoba, dan hedonisme)
sebagai dampak perubahan sosial, pembangunan nasional, globalisasi, dan modernisasi.
Uraian Materi
A. Perilaku Konsumtif
27
1. Definisi Konsumtif
Istilah konsumtif berasal dari kata konsumsi yang berarti penggunaan barang atau jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari yang bisa berhubungan dengan masalah selera, identitas, dan gaya hidup
(Webber dalam Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis, dan Manajemen, 1992: 199). Jadi konsumsi berkaitan dengan
jumlah pengeluaran untuk membeli berbagai jenis barang dan jasa dalam tingkat pendapatan dan jasa dalam
tingkat pendapatan dan jangka waktu tertentu.
Awal munculnya perilaku konsumtif terjadi dalam masyarakat kapitalis seperti dalam masyarakat
Inggris. Srinati (2004: 269-270) menceritakan secara singkat bahwa mulanya kebutuhan utama masyarakat
kapitalis adalah untuk memantapkan kondisi produksi sehingga mesin maupun pabrik yang menghasilkan
barang - barang harus dibuat dan terus menerus diperbaharui namun kebutuhan akan konsumsi mulai muncul
dan selanjutnya orang perlu memperoleh suatu etika kesenangan atau konsumen selain etika kerja. Semakin
meningkatnya kemakmuran dan waktu senggang maupun kemampuan bagian penting kelas pekerja untuk
terlibat dalam berbagai macam kegiatan konsumtif.
Dengan meluasnya kehidupan-kehidupan kota yang memiliki sisi-sisi budaya, sosial dan kejiwaannya
sendiri, maka perilaku konsumtif telah muncul sebagai ciri-ciri menonjol dalam kehidupannya. Kegemaran
atau hal-hal yang disukai konsumen terbentuk melalui pembangunan pusat-pusat kota sebagai tempat
hiburan yang berlebihan, system penerangan listrik dan transportasi umum, restoran, café, salon-salon
mewah, bioskop, pusat-pusat perbelanjaan, kebiasaan pameran, dan lain-lain (Chaney 1996: 58- 59).
Dengan adanya pembangunan-pembangunan tersebut merupakan salah satu faktor yang meningkatkan
banyaknya perilaku konsumtif diberbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu perubahan sosial yang
menyertai kemajuan ekonomi di Indonesia beberapa tahun terakhir ini adalah perkembangan berbagai gaya
hidup, sebagai fungsi dari diferensiasi sosial yang tercipta relasi sosial dalam hal konsumsi. Didalam
perubaahan tersebut, konsumsi tidak lagi sekedar berkaitan dengan nilai guna dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar manusia tertentu, akan tetapi kini berkaitan erat dengan unsur- unsur simbolik untuk
menandai kelas, status, prestise, atau simbol sosial tertentu.
Konsumsi mengekpresikan posisi sosial dan identitas seseorang dalam kehidupan sosial masyarakat.
Yang dikonsumsi tidak lagi sekedar objek tetapi juga makna-makna sosial yang tersembunyi di baliknya.
Kecenderungan seperti ini oleh pemikir sosial dan budaya Eropa pada umumnya disebut sebagai budaya
konsumerisme (Piliang, 2004: 179). Sebenarnya perilaku konsumtif adalah keinginan untuk mengkonsumsi
barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan hanya untuk mencapai kepuasan
maksimal batin mahasiswa.
28
Perilaku konsumtif terjadi karena telah banyaknya tempat-tempat hiburan, mall dan tempat
perbelanjaan, café, dan lain-lain sehingga pola konsumsi telah berubah yang mulanya hanya untuk
memenuhi kebutuhan menjadi sarana pembentukan identitas diri dalam pergaulan sehari-hari. Perilaku
konsumtif tersebut dialami juga oleh mahasiswa pada umumnya. Mahasiswa yang sebaiknya beraktivitas di
dalam kampus untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat malah lebih memilih menghabiskan
waktunya berada di mall untk mengkonsumsi barang barang yang kurang diperlukan dan berada di tempat
hiburan malam demi kepuasan semata untuk meningkatkan prestise. Ini berarti yang diinginkan mahasiswa
dalam setiap perilaku konsumtifnya seperti untuk mendapatkan pakaian, handphone, sepatu, serta tempat-
tempat yang menawarkan gaya hidup modern yaitu café, restoran cepat saji, club malam, dan lain-lain.
Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan. Perilaku
manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah apa yang
dikerjakan oleh individu baik yang bisa diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku baru akan
terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni rangsangan. Dengan demikian,
maka suatu rangsang tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmojo 2003:123).
Konsumtifisme memiliki dua akar kata yaitu “konsumtif” dan “isme”. Konsumtif adalah kata sifat yang
memiliki kata dasar “consumptus” (Latin), “consume” (Ingg.), konsumsi (Ind.). Dengan demikian kata
konsumtif berarti sifat mengkonsumsi, memakai, menggunakan, menghabiskan sesuatu (KBBI, 2002: 590).
Sangat menarik, dalam bahasa inggris kata “konsumtif” digunakan untuk menyatakan penggunaan sesuatu
hal dengan berlebih-lebihan, memboroskan, obsesif, dan rakus (Hornby, 2000: 351). Konsumtif, bisa
digunakan untuk penggunaan kepada uang, waktu, atau energi dengan berlebihan dan destruktif. Jika
demikian maka konsumtivisme adalah sebuah pandangan hidup, gaya hidup, ajaran, sikap atau falsafah
hidup yang memakai, mengkonsumsi, menggunakan, menghabiskan sesuatu dengan berlebih-lebihan,
memboroskan sesuatu (Suharto, 2003:35).
Secara umum perilaku konsumtif adalah perilaku mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya
kurang atau tidak diperlukan (khususnya yang berkaitan dengan respon terhadap konsumsi barang-barang
sekunder, yaitu barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan). Perilaku konsumtif terjadi karena masyarakat
mempunyai kecenderungan materialistik, hasrat yang besar untuk memiliki benda-benda tanpa
memperhatikan kebutuhannya dan sebagian besar pembelian yang dilakukan didorong keinginan untuk
memenuhi hasrat kesenangan semata. Memang belum ada definisi yang memuaskan tentang kata konsumtif
ini.
Namun konsumtif biasanya digunakan untuk menujuk pada perilaku konsumen yang memanfaatkan
nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok
(Tambunan, 2007). Perilaku konsumtif sendiri didefinisikan oleh Solomon (2002:453) sebagai sebuah studi
29
tentang proses yang menghubungkan individu atau grup yang terpilih terhadap pembelian, penggunaan
produk, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan hasrat, sedangkan Schiffman dan kanuk
(2000:256) adalah suatu tingkah laku dari konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi
dan menentukan produk jasa.
Istilah perilaku konsumtif diartikan sebagai perilaku yang menunjukkan oleh orang-orang dalam
merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa.Yang menjadi masalah ketika
kecenderungan yang sebenarnya wajar pada masyarakat ini dilakukan secara berlebihan. Pepatah “lebih
besar pasak daripada tiang” berlaku di sini. Terkadang apa yang dituntut oleh masyarakat di luar
kemampuan dengan sumber dana yang ada. Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam gaya
hidup sekelompok mayarakat. Dalam perkembangannya, mereka akan menjadi orang-orang dengan gaya
hidup konsumtif.
Gaya hidup konsumtif ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai. Masalah akan terjadi
apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan dengan segala macam cara yang tidak sehat. Mulai dari
pola bekerja yang berlebihan sampai menggunakan cara instan seperti korupsi. Pada akhirnya perilaku
konsumtif bukan saja memiliki dampak ekonomi, tapi juga dampak psikologis, sosial bahkan etika.
Menurut Sumartono (dalam Ghifari, 2003) terdapat 3 macam perilaku konsumtif yaitu:
1. Impulsif Buying (Pembelian secara impulsif), yaitu seseorang berperilaku konsumtif semata-mata hanya
didasari oleh keinginan/ hasrat sesaat tanpa pertimbangan, tampa perencanaan, keputusan dilakukan
ditempat pembelian.
2. Pembelian Tidak Rasional, yaitu pembelian didasari sifat emosional, yaitu suatu dorongan untuk
mengikuti orang lain atau berbeda dengan orang lain tanpa pertimbangan dalam mengambil keputusan
dan adanya perasaan bangga.
3. Wasteful Buying (Pemborosan), yaitu pembelian yang mengutamakan keinginan daripada kebutuhan dan
menyebabkan remaja mengeluarkan uang untuk bermacammacam keperluan yang tidak sesuai dengn
kebutuhan pokoknya sendiri.
Menurut Sumartono (2002), munculnya perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa disebabkan oleh dua
hal yaitu:
1. Faktor Internal Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah motivasi, harga
diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri.
30
2. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah kebudayaan,
kelas social, kelompok-kelompok social dan referensi serta keluarga. Berdasarkan uraian diatas, maka
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif dapat dibagi atas dua yakni faktor internal dan faktor
eksternal.
Indikator Perilaku Konsumtif Menurut Sumartono 17 (2002), definisi konsep perilaku konsumtif
amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang tanpa
pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan pokok. Dan secara operasional, indikator perilaku
konsumtif yaitu:
1. Membeli produk karena iming-iming hadiah. Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang
ditawarkan jika membeli barang tersebut.
2. Membeli produk karena kemasannya menarik. Konsumen mahasiswa sangat mudah terbujuk untuk
membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik. Artinya
motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus dengan rapi dan
menarik.
3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. Konsumen mahasiswa mempunyai keinginan
membeli yang tinggi, karena pada umumnya mahasiswa mempunyai ciri khas dalam berpakaian,
berdandan, gaya rambut, dan sebagainya dengan tujuan agar mahasiswa selalu berpenampilan yang dapat
menarik perhatian orang lain. Mahasiswa membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang
penampilan diri.
4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya). Konsumen
mahasiswa cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung
menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah.
5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. Mahasiswa mempunyai kemampuan membeli
yang tinggi baik dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat
menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang
lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar kelihatan lebih keren
dimata orang lain.
6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan. Mahasiswa cenderung
meniru perilaku tokoh yang diidolakannnya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat
dipakai tokoh idolanya. Mahasiswa juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila
ia mengidolakan publik figure produk tersebut.
31
7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri
yang tinggi. Mahasiswa sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang
dikatakan oleh iklan yaitu 19 dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Cross dan Cross (dalam
Hurlock,1999) juga menambahkan bahwa dengan membeli produk yang mereka anggap dapat
mempercantik penampilan fisik, mereka akan menjadi lebih percaya diri.
8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Mahasiswa akan cenderung menggunakan
produk jenis sama dengan merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk
tersebut belum habis dipakainya.
32
lakukan adalah untuk mulai membeli barang dengan melihat value-nya. Atau, kamu juga bisa membeli
barang berdasarkan kualitas yang ditawarkan. Saat ini, sudah banyak, kok, barang yang dijual dengan
harga standar, tapi, bisa menawarkan kualitas terbaik.
B. Diskriminatif
1. Definisi Diskriminatif
Istilah diskriminasi telah dikenal dalam bahasa Inggris to discriminate sejak awal abad ke-17. Istilah
ini berasal dari bahasa Latin discriminat, berakar dari kata dis (berarti memilah atau memisah)
dan crimen (berarti dibedakan berdasarkan suatu pertimbangan baik-buruk). Sebelum Perang Saudara
Amerika pada abad ke-18, istilah "diskriminasi" hanya digunakan dalam arti biasa "untuk membedakan".
Sejak Perang Saudara Amerika, istilah discrimination berkembang sebagai kosakata bahasa Inggris untuk
menjelaskan tentang perlakuan merugikan terhadap individu yang semata-mata didasarkan pada ras mereka,
yang kemudian digeneralisir sebagai keanggotaan dalam kelompok atau kategori tertentu yang tidak
diinginkan secara sosial.
33
Para filsuf dan ahli teori hukum mendefinisikan konsep diskriminasi secara normatif. Di bawah
pendekatan normatif ini, diskriminasi didefinisikan sebagai perlakuan, praktik atau kebijakan yang
menimbulkan kerugian terhadap seseorang atau kelompok secara tidak adil karena karakteristik kelompok
sosial yang dimiliki. Tarunabh Khaitan menyatakan bahwa diskriminasi adalah tidak adil karena perbuatan
itu memperburuk kerugian kelompok sosial tertentu secara substansial, meluas dan terjadi secara terus
menerus, dan karena diskriminasi membuat korbannya menderita kerugian karena faktor keanggotaan
kelompoknya yang tidak relevan secara normatif. Kedua ciri ini umum ditemukan pada semua tindakan
diskriminasi, dan karenanya, melegitimasi pengaturannya oleh negara.
Tetapi tidak semua tindakan diskriminatif adalah salah pada tingkat yang sama terdapat kondisi tertentu
dari pemikiran orang yang melakukan diskriminasi yang membuatnya dapat lebih dipersalahkan. Pandangan
serupa juga dinyatakan oleh Cass Sunstein, yang berargumen bahwa diskriminasi tidak dapat dibenarkan
karena melanggengkan "sistem kasta sosial" dalam masyarakat dengan membuat anggota dari kelompok
sosial tertentu menderita berbagai kerugian karena karakteristik berbasis kelompok yang dimilikinya dan
yang tidak relevan secara normatif. Sedangkan Benjamin Eidelson menambahkan bahwa diskriminasi adalah
hal yang salah karena gagal memperlakukan orang sebagai individu dengan rasa hormat. Menurutnya,
memperlakukan orang sebagai individu adalah menghormati dan tidak mencampuri pilihan-pilihan yang
dibuat orang tersebut, dan tidak membuat prediksi tentang pilihannya sehingga mengurangi peran otonomi
yang dimilikinya untuk mengambil keputusannya sendiri.
a) Menurut Sears dkk (1985), diskriminasi adalah perilaku menerima atau menolak seseorang
berdasarkan (setidak-tidaknya dipengaruhi oleh) keanggotaan kelompok.
b) Menurut Fulthoni dkk (2009), diskriminasi adalah pembedaan perlakuan. Perbedaan perlakuan
tersebut bisa disebabkan warna kulit, golongan atau suku, dan bisa pula karena perbedaan jenis
kelamin, ekonomi, agama, dan sebagainya.
34
c) Menurut Liliweri (2005), diskriminasi adalah perilaku yang ditujukan untuk mencegah suatu
kelompok, atau membatasi kelompok lain yang berusaha memiliki atau mendapatkan sumber daya.
Diskriminasi dapat dilakukan melalui kebijakan untuk mengurangi, memusnahkan, menaklukkan,
memindahkan, melindungi secara legal, menciptakan pluralisme budaya dan mengasimilasi
kelompok lain.
d) Menurut Theodorson dkk (1979), diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap
perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut
khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial.
e) Menurut Unsriana (2011), diskriminasi adalah perilaku yang ditujukkan untuk mencegah suatu
kelompok atau membatasi kelompok lain yang berusaha memiliki atau mendapatkan sumber daya.
2. Jenis-Jenis Diskriminasi
Menurut Liliweri (2005), secara umum diskriminasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Diskriminasi langsung. Tindakan membatasi suatu wilayah tertentu, seperti pemukiman, jenis pekerjaan,
fasilitas umum, dan sebagainya dan juga terjadi manakala pengambil keputusan diarahkan oleh
prasangka-prasangka terhadap kelompok tertentu.
2. Diskriminasi tidak langsung. Diskriminasi tidak langsung dilaksanakan melalui penciptaan kebijakan-
kebijakan yang menghalangi ras/etnik tertentu untuk berhubungan secara bebas dengan kelompok
ras/etnik lainnya, yang mana aturan/prosedur yang mereka jalani mengandung bias diskriminasi yang
tidak tampak dan mengakibatkan kerugian sistematis bagi komunitas atau kelompok masyarakat tertentu.
Sedangkan menurut Fulthoni dkk (2009), berdasarkan diskriminasi yang sering terjadi di masyarakat
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
35
3. Faktor Penyebab Diskriminasi
Diskriminasi umumnya sering diawali dengan prasangka. Melalui prasangka terbentuk pembedaan
antara satu orang dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari sering terucap istilah kita dan mereka.
Pembedaan ini terjadi karena manusia adalah makhluk sosial yang secara alami ingin berkumpul dengan
orang yang memiliki kemiripan yang sama. Prasangka seringkali didasari pada ketidakpahaman.
Menurut Unsriana (2011), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya diskriminasi, antara
lain yaitu sebagai berikut:
a) Mekanisme pertahanan psikologi (projection). Seseorang memindahkan kepada orang lain ciri-
ciri yang tidak disukai tentang dirinya kepada orang lain.
b) Kekecewaan. Setengah orang yang kecewa akan meletakkan kekecewaan mereka kepada kambing
hitam.
c) Mengalami rasa tidak selamat dan rendah diri. Mereka yang merasa terancam dan rendah diri
untuk menenangkan diri maka mereka mencoba dengan merendahkan orang atau kumpulan lain.
d) Sejarah. Ditimbulkan karena adanya sejarah pada masa lalu.
e) Persaingan dan eksploitasi. Masyarakat kini adalah lebih materialistik dan hidup dalam persaingan.
Individu atau kumpulan bersaing diantara mereka untuk mendapatkan kekayaan, kemewahan dan
kekuasaan.
f) Corak sosialisasi. Diskriminasi juga adalah fenomena yang dipelajari dan diturunkan dari satu
generasi kepada generasi yang lain melalui proses sosialisasi. Seterusnya terbentuk suatu pandangan
stereotip tentang peranan sebuah bangsa dengan yang lain dalam masyarakat, yaitu berkenaan
dengan kelakuan, cara kehidupan dan sebagainya. Melalui pandangan stereotip ini, kanak-kanak
belajar menghakimi seseorang atau sesuatu ide. Sikap prejudis juga dipelajari melalui proses yang
sama.
Menurut Undang-undang No. 40 Tahun 2008, berbagai bentuk tindakan diskriminasi antara lain
adalah sebagai berikut:
a) Membuat tulisan atau gambar untuk ditempatkan, ditempelkan, atau disebarluaskan di tempat
umum atau tempat lainnya yang dapat dilihat atau dibaca oleh orang lain.
b) Berpidato, mengungkapkan, atau melontarkan kata-kata tertentu di tempat umum atau tempat
lainnya yang dapat didengar orang lain.
c) Mengenakan sesuatu pada dirinya berupa benda, kata-kata, atau gambar di tempat umum atau
tempat lainnya yang dapat dibaca oleh orang lain.
36
d) Melakukan perampasan nyawa orang, penganiayaan, pemerkosaan, perbuatan cabul, pencurian
dengan kekerasan, atau perampasan kemerdekaan berdasarkan diskriminasi ras dan etnis.
5. Mengatasi diskriminas
C. Pelanggaran Ham
Menurut UU No. 39 Tahun 1999, pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang
atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian,
membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
37
hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Secara sederhana, HAM adalah sesuatu yang seharusnya dilindungi, dijaga, dan dijunjung tinggi oleh setiap
manusia dengan negara sebagai penjaminnya. Jika HAM seseorang tidak dijaga, dilindungi, dihormati,
bahkan sampai dicabut atau diabaikan maka artinya sudah terjadi pelanggaran HAM.
2. Jenis Pelanggaran Ham
a) Pelanggaran HAM Biasa adalah kasus pelanggaran HAM yang ringan dan tidak sampai mengancam
keselamatan jiwa orang. Namun, ini tetap saja termasuk dalam kategori berbahaya apabila terjadi
dalam jangka waktu yang lama. Beberapa contoh pelanggaran HAM ringan adalah pencemaran
lingkungan secara sengaja, penggunaan bahan berbahaya pada makanan yang disengaja, dan lain-lain.
b) Pelanggaran HAM Berat adalah pelanggaran HAM yang mengancam nyawa manusia.
Menurut UU. RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, Pelanggaran HAM Berat dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a) Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, atau kelompok agama.
b) Kejahatan kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas
atau sistematik. Serangan ini juga ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil.
38
3. Faktor pendorong Pelanggaran HAM 4. Mengatasi Pelanggaran HAM
Menurut Tarigan, Sutjipto, Wibowo, Yudhan, Soenaryo (2001), kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) adalah segala bentuk tindakan kekerasan baik fisik maupun psikis yang terjadi dalam rumah tangga,
baik antara suami dan istri maupun orang tua dan anak yang berakibat menyakiti secara fisik, psikis, seksual
dan ekonomi, termasuk ancaman, perampasan kebebasan yang terjadi dalam rumah tangga atau keluarga.
Berdasarkan Undang-Undang No 23 tahun 2004 tentang PKDRT pada pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Wahab, 2010, hal.3) adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,
dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
KDRT dapat diartikan sebagai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang pengasuh, orangtua,
atau pasangan. Dapat dikatakan pula bahwa kekerasan dalam rumah tangga terhadapperempuan adalah
tindakan yang menghambat, melangar, atau meniadakankenikmatan dan pengabaikan hak asasi perempuan
atas dasar gender (Subhan,2004).
Menurut Selviana (2010) KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atas penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan penelantaran
39
rumah tangga. Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh
suami terhadap istri yang berakibat menyakiti secara fisik, psikis, seksual dan ekonomi, termasuk ancaman,
perampasan kebebasan yang terjadi dalam rumah tangga atau keluarga.
Selain itu, hubungan antara suami dan istri diwarnai dengan penyiksaan secara verbal, tidak adanya
kehangatan emosional, ketidaksetiaan dan menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan istri. Setelah
membaca definisi di atas, tentu pembaca sadar bahwa kekerasan pada istri bukan hanya terwujud dalam
penyiksaan fisik, namun juga penyiksaan verbal yang sering dianggap remeh namun akan berakibat lebih
fatal dimasa yang akan datang (Baquandi, 2009).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) adalah segala bentuk tindakan kekerasan yang dilakukan suami, isteri atau orang tuasecara fisik
maupun psikis yang terjadi dalam rumah tangga yang berakibat menyakiti secara fisik, psikis, seksual dan
ekonomi, termasuk ancaman, dan perampasan kebebasan
Dampak KDRT juga dialami oleh anak. Menurut James, 1994 (dalam Wahab, 2010) menegaskan
bahwa KDRT memiliki dampak yang sangat berarti terhadap perilaku anak, baik berkenaan dengan
kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah, maupun fungsi mengatasi masalah dan emosi
berdasarkan tahapan perkembangannya. Anak-anak baik yang masih berusia bayi hingga usia remaja yang
40
menjadi saksi peristiwa kekerasan dalam lingkup keluarga dapat mengalami gangguan fisik, mental dan
emosional (Bair-Merritt, Blackstone & Feudtner, 2006).
Ekspos KDRT pada anak dapat menimbulkan berbagai persoalan baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Dalam jangka pendek seperti: ancaman terhadap keselamatan hidup anak, merusak struktur
keluarga, munculnya berbagai gangguan mental. Sedangkan dalam jangka panjang memunculkan potensi
anak terlibat dalam perilaku kekerasan dan pelecehan di masa depan, baik sebagai pelaku maupun korbannya
(Wahab, 2010).
Menurut Josephine (2009), dampak KDRT menyebabkan gangguan kesehatan baik fisik maupun
mental dapat terjadi pada korban, gangguan tersebut berupa trauma, keguguran, penyakit seksual yang
menular, sakit kepala, masalah kandungan, gangguan pencernaan, perilaku hidup tidak sehat dan kecacatan.
Gangguan kesehatan mental berupa stres, gangguan depresi, gangguan kecemasan, disfungsi seksual,
psikotik, kepribadian ganda, gangguan obsesif kompulsi. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa dampak
KDRT diantaranya dapat menyebabkan gangguan terhadap korbannya. Seperti kesehatan fisik, gangguan
pencernaan, gangguan perilaku, dan gangguan kepribadian
41
Jawablah Pertayaan dibawah ini !!
1. Pengertian Kekerasan Rumah Tangga 2. Dampak kekerasan Rumah Tangga
E. Hedonisme
1. Definisi Hedonisme
Kata hedonisme berasal dari bahasa Yunani yaitu hedone yang berarti kesenangan. Hedonisme
sendiri dapat diartikan sebagai pandangan hidup seseorang atau merupakan ideologi yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk gaya hidup dan memiliki tujuan utama untuk menikmati serta merasakan
kebahagiaan pribadi ketika menjalani hidup.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hedonisme merupakan pandangan yang
menganggap bahwa setiap kesenangan dan kenikmatan dalam bentuk materi merupakan tujuan utama dalam
hidup seseorang. Hedonisme juga dapat diartikan pula sebagai pandangan hidup yang menganggap bahwa
seseorang akan merasakan bahagia dengan cara mencari kebahagiaan sebanyak mungkin serta dengan cara
bagaimana pun harus menghindar dari perasaan yang dapat membuatnya merasakan sakit. Sederhananya,
hedonisme mengacu pada paham mengenai kesenangan terhadap kenikmatan. Jadi, orang yang menganut
pandangan hidup hedonisme berpendapat bahwa kebahagiaan serta kesenangan dapat diraih dengan cara
melakukan banyak kesenangan serta menghindari hal-hal yang menyakitkan di dunia.
42
Collins Gem pun turut mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian gaya hidup hedonisme.
Menurut Gem, hedonisme merupakan sebuah doktrin yang menyampaikan bahwa kesenangan adalah hal
yang paling penting di dalam hidup. Menurut Gem, hedonisme merupakan suatu ideologi atau paham yang
dianut oleh seseorang yang mencari kesenangan hidup saja. Burhanuddin berpendapat pula bahwa
hedonisme merupakan suatu hal yang dianggap baik sesuai dengan kesenangan yang turut didatangkannya.
Maka menurut Burhanuddin orang yang memiliki pandangan hidup hedonisme beranggapan bahwa hal yang
dapat mendatangkan kesusahan, penderitaan, dan tidak menyenangkan merupakan suatu hal yang tidak baik.
Hedonisme dapat berakhir positif tetapi juga dapat berakhir negatif pada kehidupan orang-orang
yang menganut pandangan hedonisme maupun kepada lingkungan sekitar. Hedonisme sendiri tidak datang
karena inisiatif orang tersebut, tetapi karena ada faktor-faktor yang memengaruhi orang tersebut hingga
akhirnya memiliki gaya hidup hedonisme.
Gaya hidup hedonisme memang mudah ditemukan di masyarakat, namun tidak sedikit pula yang
tidak menyadari bahwa dirinya telah terjebak dalam gaya hidup hedonisme. Untuk dapat menghindari gaya
hidup hedonisme, maka Grameds perlu mengetahui ciri-cirinya terlebih dahulu.
a) Orang yang memiliki gaya hidup hedon, maka ia memiliki pandangan bahwa tujuan utama dalam
hidupnya adalah untuk kenikmatan serta kesenangan pribadinya saja.
b) Orang dengan gaya hidup hedonisme, tidak memedulikan kepentingan serta kebahagiaan orang lain
sehingga orang tersebut menjadi pribadi yang egois.
c) Orang dengan gaya hidup hedon tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah ia miliki baik harta
maupun keluarga.
d) Orang dengan gaya hidup memiliki sifat konsumtif dan lebih mengutamakan untuk membeli barang-
barang atau suatu hal karena kesenangan dianggap lebih utama dibandingkan dengan kebutuhan.
e) Orang dengan gaya hidup hedonisme cenderung memiliki sifat yang diskriminatif serta sombong.
f) Orang dengan gaya hidup hedonisme selalu melihat orang lain berdasarkan harta kekayaan dan
merasa dirinya lebih baik dari orang lain.
43
Mobil merupakan kendaraan pribadi yang tidak selalu dibutuhkan untuk setiap orang, namun ada
beberapa orang yang memang membutuhkan mobil sebagai alat transportasi yang dapat menunjang
kebutuhannya. Contohnya orang tersebut harus bepergian setiap hari ke luar kota dengan jarak yang cukup
jauh. Orang tersebut tidak merasa nyaman apabila setiap hari harus mengendarai motor maupun kendaraan
umum, karena terkadang cuaca hujan maupun terlalu panas dapat membuatnya kelelahan. Oleh karena itu, ia
merasa membutuhkan mobil sebagai alat penunjang kebutuhannya tadi. Selain itu, mobil mewah
membutuhkan perawatan yang lebih dibandingkan dengan mobil-mobil biasa pada umumnya, sehingga
pemilik mobil mewah perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk merawat mobil tersebut.
Sebelumnya, ciri-ciri orang yang memiliki gaya hidup hedonisme adalah membeli barang yang
sebenarnya tidak terlalu ia butuhkan, karena ia memiliki pandangan bahwa kesenangan lebih penting
dibandingkan kebutuhan. Oleh karena itu, memiliki sifat gemar belanja merupakan salah satu contoh dari
gaya hidup hedonisme. Orang yang memiliki sifat gemar belanja biasanya tidak terlalu memikirkan
kegunaan dari barang tersebut ataupun memikirkan apakah ia membutuhkan barang tersebut ataupun tidak,
karena ia hanya ingin membeli barang tersebut. Beberapa orang yang memiliki sifat gemar belanja pun
akhirnya hanya membuang-buang uang untuk barang yang tidak terlalu penting dan telah ia beli itu.
44
c) Mentraktir Teman dengan uang Hasil Berhutang
Tentu tidak masalah apabila ada seorang teman yang ingin mentraktir dan sedikit menyisihkan
uangnya untuk temannya. Walaupun begitu apabila terlalu sering membelanjakan barang maupun makanan
untuk teman, maka budget pengeluaran akan membengkak dan mengakibatkan orang tersebut membuang-
buang uang. Aktivitas satu ini baik apabila dilakukan sewaktu-waktu dan tidak setiap saat. Perlu
diperhatikan pula apabila orang tersebut mentraktir menggunakan uang hasil dari dia berhutang kepada
orang lain. Maka traktiran tersebut merupakan bentuk dari gaya hidup hedonisme. Karena orang itu
sebenarnya tidak mampu untuk mentraktir orang lain dan harus membuatnya berhutang.
Orang yang memiliki hewan peliharaan tentu memiliki tanggung jawab untuk merawat hewan
tersebut sepenuh hati dengan memberikan makanan yang cukup, memerhatikan ketika hewan tersebut sakit
dan lain sebagainya. Pemilik hewan peliharaan juga perlu senantiasa menjaga kebersihan dari hewan
tersebut, agar hewan peliharaannya terhindar dari penyakit seperti kutu dan lainnya. Hal tersebut merupakan
tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh pemilik hewan, sehingga apabila pemilik hewan peliharaan
memberikan aksesoris berlebihan, maka perilaku tersebut merupakan bentuk dari gaya hidup hedonisme.
Selain itu, biasa jadi hewan peliharaan merasa tidak nyaman dengan aksesoris yang diberikan oleh
pemiliknya.
Makan merupakan kebutuhan seorang manusia dan harus terpenuhi setiap hari dengan
mempertimbangkan gizi yang seimbang. Apabila tidak makan, maka manusia akan kehilangan energinya
dan tidak dapat mengembalikan energinya sehingga membuat orang tersebut menjadi lemah dan
mengganggu aktivitasnya. Oleh karena itu, seseorang tentu perlu makan. Akan tetapi untuk dapat memenuhi
45
gizi dalam sehari, setiap orang tidak perlu makan makanan enak atau mahal setiap hari. Terkadang makanan
dengan harga terjangkau seperti sayuran dan tempe lebih bergizi dibandingkan dengan makanan mahal.
b). Menjadi Konsumtif yaitu Kebiasaan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan adalah
dampak buruk dari gaya hidup hedonisme. Hal tersebut dilakukan hanya untuk kesenangan semata, sebab
pada dasarnya mereka cuma suka berbelanja.
c) Jadi Lebih Egois yaitu merupakan buntut dari individualisme. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
orang yang memiliki gaya hidup hedonisme akan cenderung memiliki sifat individualis serta
mementingkan dirinya sendiri atau bersikap egois.Ketika orang tersebut memiliki sifat egois, maka ia
tidak akan memperdulikan orang lain dan hanya fokus pada dirinya sendiri.
d) Punya Sifat Pemalas yaitu Sebagian orang yang terjerumus gaya hidup hedonisme juga lebih cenderung
menjadi seorang yang pemalas serta tidak menghargai waktu.
e). Menjadi Tidak Bertanggung Jawab yaitu Karena memiliki sifat pemalas, orang yang memiliki gaya hidup
hedonisme pun juga menjadi lebih tidak bertanggung jawab. Hal ini dikarenakan orang tersebut hanya
fokus pada dirinya sendiri, sehingga menjadi orang yang memiliki sifat kurang bertanggung jawab.
f). Boros yaitu Demi kesenangan semata, mereka yang memiliki gaya hidup hedonisme biasanya sangat
boros. Mereka akan mengeluarkan banyak sekali uang untuk hal-hal yang membuat senang tanpa
mempedulikan manfaat serta juga kegunaan barang yang dibeli.
e) Punya Kebiasaan Korupsi yaitu Salah satu dampak dari gaya hidup hedonisme yang sering terjadi pada
seseorang ialah kebiasaan melakukan korupsi. Bukan hanya korupsi uang, namun juga hal lain, seperti
misalnya korupsi waktu, korupsi pekerjaan, serta lain sebagainya.
Setelah mengetahui dampak dari gaya hidup hedonisme yang merugikan kehidupan pribadi dan
sekitar, sudah pasti kamu sebaiknya menghindari hal tersebut. Nah, berikut ini adalah beberapa cara
menanggulanginya:
46
a. Buat Anggaran Keuangan yaitu Untuk menanggulangi gaya hidup hedonisme, kamu sebaiknya membuat
anggaran keuangan. Dengan begitu, kamu dapat mengetahui seberapa besar uang dari penghasilan yang
bisa dibelanjakan. Cara mengatur keuangan lazimnya menggunakan sistem 50-20-30. Setiap gaji atau
penghasilan yang kamu terima setiap bulan, alokasikan 50% untuk biaya hidup sehari-hari, seperti
makan, biaya transportasi, membayar sewa rumah, tagihan listrik dan air, termasuk tagihan kartu kredit.
Selanjutnya, sisihkan 20% dari gaji untuk tabungan dan investasi, serta dana darurat. Sedangkan sisa
anggaran 30% dari gajimu untuk bisa dipakai untuk keperluan hiburan, liburan, belanja baju atau
membeli barang yang diinginkan.
b. Syukuri Apa Saja yang Sudah Dimiliki yaitu Selalu bersyukur merupakan langkah tepat yang dapat
dilakukan oleh setiap orang untuk menanggulangi gaya hidup hedonisme. Selain itu, kamu juga perlu
mengetahui dan menyadari bahwa kebahagiaan tidak datang hanya dari banyaknya materi atau uang yang
dimiliki, melainkan berasal dari hati yang selalu bersyukur ketika menjalani kehidupan. Untuk dapat
melepaskan diri dari gaya hidup hedonisme, orang tersebut perlu selalu bersyukur dengan setiap keadaan
yang ia alami. Khususnya pada hal yang telah kamu miliki, seperti rumah untuk tempat bernaung hingga
keluarga yang selalu ada dan setia menemani.
c. Batasi Diri untuk Melakukan Self Reward yaitu Self-reward kerap justru menjerumuskan banyak orang
pada gaya hidup hedonisme. Karena itu, cara menanggulangi hedonisme adalah membatasi diri saat
melakukan self-reward. Kamu harus paham kapan waktunya melakukan self-reward. Jangan sampai
melakukannya secara terus menerus.
d. Lebih Selektif dalam Berteman yaitu Ketika ingin melepaskan diri dari gaya hidup hedonisme, maka
kamu perlu lebih memperhatikan pula gaya hidup teman di sekitarmu. Karena tentu lebih mudah untuk
berubah ketika lingkungan sekitar mendukung perubahan dan menerima perubahan tersebut.
47
EVALUASI PEMBELAJARAN
Pengertian Perilaku konsumtif, diskriminatif, pelanggaran HAM, kekerasan dalam rumah tangga, dan
hedonisme.
Bentuk perilaku konsumtif, diskriminatif, pelanggaran HAM, kekerasan dalam rumah tangga, dan
hedonisme.
Faktor pendorong perilaku konsumtif, diskriminatif, pelanggaran HAM, kekerasan dalam rumah
tangga, dan hedonisme.
Solusi perilaku konsumtif, diskriminatif, pelanggaran HAM, kekerasan dalam rumah tangga, dan
hedonisme.
2. Amatilah tempat tinggal ananda, adakah ada yang berperilaku konsumtif, diskriminatif, pelanggaran
HAM, kekerasan dalam rumah tangga, dan hedonisme. !
berperilaku konsumtif
diskriminatif
pelanggaran HAM
hedonisme.
3. Menurut ananda jika ada orang yang berperilaku konsumtif solusi apakah yang dapat dilakukan
untuk mengatasi perilaku tersebut ?
4. Meneurut ananda apa yang menyebabkan seseorang melakukan kekerasan rumah tangga? Aspek
apa saja yang dapat dirugikan dari kekerasan dalam rumah tangga!
5.apakah setiap orang memiliki sifat hedonisme? Apa yang menyebabkan seseorang memiliki sifat
hedonisme? Bagaimana cara mengatasi sifat hedonisme tersebut?
DAFTAR PUSTAKA
48
Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Triyono Slamet. 2020. Antropologi. Bandung: Yrama Widya
49
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
NIM : 229019495005
Universitas : UNM
Menyatakan bahwa karya berupa MODUL ANTROPOLOGI KELAS XII semester ganjil
merupakan karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti karya tersebut bukan merupakan karya
sendiri maka saya bersedia diproses secara hokum untuk menerima sanksinya.
50