Anda di halaman 1dari 28

TUGAS AKHIR MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL

Semester gasal 2017-2018


1. Buatlah sebuah materi geografi social yang menurut anda materi itu penting (anda
diperkenankan mengambil dari tulisan orang lain dengan menunjukan sumbernya)
2. Bacalah sebuah buku (cetak) yang terkait dengan geografi sosial dan berkaitan pendapat
anda (refleksi/kajian) tentang isi buku tersebut (sebutkan bukunya). Pendapat anda
terhadap buku tersebut 3-5 halaman.
3. Tugas tersebut dalam bentuk hard dan soft copy dikumpulkan pada saat UAS

1. Perubahan Sosial - IPB Repository


2. repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/42870/1/Jelamu.pdf
3. oleh JA Marius - 2006
4. Febrian Fatma Melati, “Dinamika Perubahan Sosial ... - Journal | Unair
5. journal.unair.ac.id/download-fullpapers-febrian.pdf oleh FF Melati
6. bentuk-bentuk perubahan sosial dan kebudayaan - Jurnal IAIN ...
7. https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273
8. oleh B Baharuddin - 2015 - Artikel terkait
9. PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL ...
10. www.jurnal-unita.org/index.php/publiciana/article/download/79/73 oleh AS Cahyono -
2016
11. MODERNISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL Ellya Rosana ... - E-
Journal
12. ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/viewFile/1529/1269
oleh E Rosana - 2011

Kumpulan Materi Geografi


Tuesday, April 14, 2015
MAKALAH GEOGRAFI SOSIAL PERUBAHAN SOSIAL DALAM
MASYARAKAT
MAKALAH GEOGRAFI SOSIAL
PERUBAHAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT

DI SUSUN OLEH
AGUS WIDIANTO
0901010085

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha ESA, karena atas bimbingan dan perkenan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ PERUBAHAN SOSIAL
DALAM MASYARAKAT“ . Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah geografi
sosial fakultas keguruan dan ilmu pendidikan program studi geografi tahun ajaran 2010.
Makalah ini berisi tentng pengaruh perubahan sosial terhadap kehidupan
manusia,penyebab terjadinya pemasalhan sosial, dan pengaruhnya terhadap pembangunan. Dari
makalah ini penulis mencoba memberikan sedikit wawasan yang di peroleh dari berbagai
sumber.
Segenap tenaga, pikiran serta berbagai upaya telah di lakukan dalam perwujudan
makalah ini. Namun demikian, makalah geografi sosial ini barangkali mengandung berbagai
kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang
membangun bagi kesempurnaan makalah ini.
Meski penyusunan masakalah ini masih sederhana, penulis menaruh harapan yang
besar agar makalah ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi penulis sendiri, dan bagi
para pembaca. Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapakan banyak terima kasih atas
bantuan berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Purwokerto, 30 november 2010


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
BAB 3 PEMBAHASAN ................................................................................. 5
A. PERUBAHAN SOAIAL ................................................................................. 5
B. PERMASALAHAN SOSIAL ......................................................................... 9
C. PENGARUH PRMASALAHAN SOSIAL TERHADAP PEMBANGUNAN 11
BAB 4 PENUTUP ........................................................................................... 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Catatan perjalanan pembangunan pertanian di Indonesia telah banyak diulas oleh para
peneliti. Salah satunya hasil penelitian Frans Husken yang dilaksanakan pada tahun 197l4.
Penelitian yang mengulas tentang perubahan sosial di masyarakat pedesaan jawa sebagai akibat
kebijakan pembangunan pertanian yang diambil oleh pemerintah. Kekhususan dan keunikan dari
penelitian ini terletak pada isinya yang tidak saja merekam pengalaman perubahan sosial (
revolusi ) tersebut. Husken menggambarkan tentang terjadinya perubahan di tingkat komunitas
pedesaan Jawa sebagai akibat masuknya tekhnologi melalui era imperialisme gula dan berlanjut
hingga revolusi hijau. Permasalahan tersebut merupakan salah satu contoh dari perubahan sosial
yang terjadi di Indonesia, karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah petani, maka pada
era imperalisasi tersebut sangat terasa perubahan sosial yang terjadi di indonesia.
Dengan terjadinya perubahan di masyarakat Indonesia tersebut menimbulkan suatu bentuk
disintergrasi yang dapat menimbulkan suatu permasalahan sosial baru bagi masyarakat
Indonesia, akibat proses perubahan yang terjadi secara cepat tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengaruh perubahan sosial terhadap kehidupan manusia
2. Mengapa terjadi permasalahan sosial?
3. Apa pengaruh permasalahan sosial terhadap pembangunan

C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan pengaruh perubahan sosial terhadap kehidupan manusia
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan sosial
3. Menguraikan pengaruh permasalahan sosial terhadap pembangunan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

 Gilllin dan Gillin


Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik yang timbul
karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudaan material, komposisi penduduk,
ideologi, maupun karena adanya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

 Kingsley Davis
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarkat. Misalnya,
dalam masyarakat kapitalis timbul organisasi buruh yang menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan dalam hubungan antara buruh dan majikan, sehingga menimbulkan pula perubahan-
perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
 Mac Iver
Perubahan sosial adalah perubahan dalam bidang hubungan sosial atau perubahan terhadap
keseimbangan dalam hubungan sosial tersebut.
 Samuel Koenig
Perubahan sosial adalah modifikasi-modifikasi yang terjadi padapola-pola kehidupan manusia.
Modifiasi-modifikasi itu bisa terjadi secara intern maupun ekstern.
 Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah semua perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, dan mencakup di dalamnya nilai-
nilai dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
 William F. Ogburn
Perubahan sosial mencakup pengertian perubahan alam unsur-unsur kebudayaan, baik yang
material maupun yang bukan material. Dalam proses perubahan tersebut, pengaruh yang besar
timbul dari kebudayaan material terhadap kebudayaan bukan material. Misalnya, kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat yang mengalami
kemajuan tersebut.
BAB 3
PEMBAHASAN

A. PERUBHAN SOAIAL
1. Pengertian
Perubahan sosial merupakan perubahan – perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam studi masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai,
sikap-sikap sosial, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

2. Bentuk-bentuk perubahan sosial


2.1 Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi
2.1.1 Perubahan evolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam
waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu
sejalan dangan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupanya sehari-hari.
Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna
menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat
pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berberu ke masyrakat meramu.

2.1.2 Perubahan Revolusi


Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak
atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai
perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan
direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau
konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan.
Secara garis besar perubahan sosial menyangkut perubahan dalam:
a. Kelompok sosial
b. Stratifikasi sosial
c. Lembaga-lembaga sosial
d. Interaksi sosial
Faktor pendorong perubahan sosial
Faktor intern antara lain :
1) Bertambahnya dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
2) Adanya penemuan baru:
- Discovery : penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
- Invention : penyampurnaan penemuan baru
- Innovation / inovasi : pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan
masyarakat sehingga manambah, melengkapi, atau mengganti yang telah ada.
Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam
kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
3) Konflik yang terjadi dalam masyarakat
4) Pemberontakan atau revolusi
Faktor ekstern antara lain :
1) Perubahan alam
2) Peperangan
3) Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebarn kebudayaan), akulturasi (pembauran antar
budaya yang masih terlihat masing-masing sifat aslinya), asimilasi (pembauran antar budaya
yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Jadi menurut Soerjono Soekanto faktor pendorng perubahan sosial adalah :
1) Sikap menghargai hasil karya orang lain
2) Keinginan untuk maju
3) Sistem pendidikan yang maju
4) Toleransi terhadap perubahan
5) Sitem perubahan yang terbuka
6) Penduduk yang heterogen
7) Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
8) Orientasi ke masa depan
9) Sikap mudah menerima hal baru.
Ciri perubahan sosial :
1) Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan, baik lambat maupun cepat
2) Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti dengan perubahan pada
lembaga-lembaga sosial lainnya
3) Perubahan sosial yang cepat biaasanya menimbukan disintegrasi yang bersifat sementara karena
berada dalam proses penyesuaian diri.
PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA TERHADAP
KEHIDUPAN MASYARAKAT
Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para sosiologi telah mencoba untuk merumuskan
prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat
bahwa kecenderungan terjadinya perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari
pergaulan hidup manusia. Adapula yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya
perubahan sosial manusia. Adapula yang berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena
adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti
misalnya perubahan dalam bentuk unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan.
Kemudian adapula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial berupa pendidik-non
pendidik.
Kita juga mengenal perubahan penduduk. Perubahan itu sendiri merupakan suatu
perubahan sosial. Disamping itu perubahan penduduk juga merupakan faktor penyebab
timbulnya perubahan sosial dan budaya. Bilamana suatu daerah baru telah dipadati penduduk,
maka kadar keramah tamahannya pun akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah
jumlahnya, struktur kebudayaan akan menjadi lebih rumit, dan masih banyak lagi perubahan
yang akan terjadi. Masyarakat yang keadaannya stabil, mungkin akan mampu menolak
perubahan, tetapi masyarakat yang jumlah penduduknya meningkat cepat, akan dengan cepat
terimbas perubahan walaupun secara cepat atau lambat.
Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan perbedaan
antara perubahan-perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan. Kingsley Davis berpendapat
bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua
bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan-perubahan
dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai
aspek yang sama yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru
atau suatu perbaikan dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Masyarakat yang terlintas dipersimpangan jalan lalu lintas dunia selalu merupakan pusat
perubahan. Karena kebanyakan masyarakat yang terdekat hubungannya masuk melalui difusi,
maka masyarakat yang terdekat hubungannya dengan masyarakat lain cenderung melalui
perubahan tercepat pula. Sebaliknya, daerah yang terisolasi merupakan pusat kestabilan,
konservatisme dan penolakan terhadap perubahan. Hampir semua suku yang sangat primitif juga
merupakan suku-suku yang amat terisolasi, misalnya suku Badui, Dayak, Asmat dan lain-lain.
Bahkan masyarakat yang berbudaya pun isolasi menyebabkan adanya kestabilan budaya.
Jika suatu masyarakat belum merasa membutuhkan suatu kebutuhan yang sangat
mendesak, maka masyarakat tersebut akan tetap menolak perubahan, hanya kebutuhan yang
dianggap perlu oleh masyarakat yang memegang peran menentukan.
B. PERMASALAHAN SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-
unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika
terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial
seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosia; dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperi tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosiial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Maslah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 ( empat ) jenis faktor yaitu, yakni antara lain
:
1. Faktor ekonomi : kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain
2. Faktor budaya : perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain
3. Faktor biologis : penyakit menular, keracunan makanan, dan lain-lain
4. Faktor psikologis : penyakit saraf, aliran sesat, dan lain-lain
Permasalahan sosial di Indonesia
Permasalahan sosial di Indonesia sangat bannyak,contohnya adalah
 Kemiskinan
 Tingkat pendidikan rendah
 Tindakan kriminal
 Pengangguran
Apa penyebab dari semua permasalahan itu? Banyak sekali penyebabnya.
- Kemiskinan
Penyebab :
1. Banyak pengangguran
2. Kebutuhan pokok mahal
Imbas :
Tingkat pendidikan rendah
- Tingkat pendidikan rendah
Penyebab ;
Kemiskinan (tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga melakukun tindakan kriminal
berupa mencuri atau merampok).

Imbas :
Banyak yang dirugikan dari perbuatan mencuri atau perampokan.
- Pengangguran
Penyebabnya :
Tingkat pendidikan rendah dan tidak seimbang antara lapangan kerja dengan warga usia
produktif
Imbas :
Kemiskinan

Dan jika masalah sosial tersebut ingin diselesaikan, maka yang pertama dibenahi adalah
pendidikan. Karena tingkat pendidikan renda adalah masalah yang utama sehingga sangat
mempengaruhi masalah yang lainnya.

C. PENGARUH PERMASALAHAN SOAIAL TERHADAP PEMBANGUNAN


Permasalahan sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat sangatlah berpengaruh
terhadap pembangunan,terutama dalam negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Permasalahan yang terjadi dalam masyarakat dapat menjadi faktor pendorong juga dapat menjadi
penghalang bagi kelangsungan pembangunan. Sebagai contoh masyarakat yang miskin,dengan
keadaan masyarakat yang miskin menjadikan msyarakat tersebut tertinggal di bandingkan
dengan masyarakat yang sudah memiliki ekonomi tinggi dan pembangunan dalam masyarakat
ini menjadi lambat. Masyarakat yang tertinggal biasanya primitive dan cukup susah untuk di ajak
maju oleh orang lain. Terlebih untuk masyarakat yang masih primitive dimana masyarakatnya
masih berpendidikan sangat rendah sehingga SDM-nya pun rendah hal ini bisa sangat
memperlambat pembangunan. Dengan rendahnya pendidikan maka SDM yang rendah biasanya
mengakibatkan banyaknya pengangguran, terlebih di era moderisasi seperti ini, dimana
pendidikan sangat berperan penting dalam pekerjaan, mayoritas pekerjaan yang di hormati
kebanyakan masyarakat sekarang ini, seperti guru dan karyawan kantor sangat membutuhkan
titel atau gelar pendidikan yang tingi dan skill yang mumpuni. Untuk itu bagi masyarakat yang
pendidikanya rendah akan banyak tertinggal dan menimbulkan banyak pengangguran yang dapat
menghambat suatu pembangunan.
Selain penghambat masalah sosial juga dapat memicu adanya pembangunan, contohnya
dengan rendahnya pendidikan dan SDM Indonesia maka pemerintah Indonesia mulai
mencanangkan adanya wajib belajar 9 tahun, dan banyak sekolah – sekolah gratis di bangun di
mana – mana agar seluruh warga negara Indonesia dari berbagai kalangan dapat mengenyam
pendidikan, hingga SDM pun dapat meninggkat dan pembangunnan pun dapat berjalan lebih
baik.
BAB 4
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perubahan sosial merupakan perubahan – perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam studi masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai,
sikap-sikap sosial, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat
Bentuk perubahan sosial ada 2 macam yaitu perubahan evolusi dan revolusi
Faktor pendorong perubahan sosial interen : bertambah dan berkurangnya penduduk, penemuan
baru, konflik, dan pemberontakan atau revolusi
Faktor pendorong perubahan sosial eksteren : perubahan alam, peperangan, dan pengaruh
kebudayaan lain
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Permasalahan sosial di Indonesia antara lain, kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah,
pengangguran, dan kriminalitas
Pengaruh permasalah sosial terhadap pembangunan, permasalahan sosial dapat menjadi faktor
pendorong dan faktor penghalang bagi pembangunan.

B. SARAN
Perubahan sosial pasti akan membawa dampak yang berbeda – beda bagi penerimanya,
perubahan sosial dampak berdampak positif atau pun negative tergantung bagi yang
menerimanya
Hendaknya masyarakat dapat lebih selektif lagi dalam menerima suatu perubahan, karena tidak
semua perubahan membawa dampak yang baik
Pemerintah hendaknya lebih serius dalam menangani masalah sosial yang terjadi di Indonesia
agar tidak lagi menghambat pembangunan

DAFTAR PUSTAKA
Horton, Hunt, 1992.Sosiologi 2, Erlangga, Jakarta
Soekanto. S, 1990.Sosiologi Suatu Pengantar, Gatindo, Jakarta
Fernandes,D. dan N. Luth. 2006. Sosiologi 3, PT Galaxi Puspa
Mega,bekasi

Ujianto,B. dkk. 2007. Sosiologi 1, Arya Duta, Depok


Posted by Agus Geo at 9:18 PM

Tridiana
Selasa, 23 September 2014
Makalah Geografi Sosial

STUDI KASUS POLA INTERAKSI MASYARAKAT SITUBONDO DAN


PENGARUHNYA TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH
SITUBONDO

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATAKULIAH
Geografi Sosial
Yang dibina oleh Ibu Dra. Yuswanti Ariani Wirahayu, M.Si
oleh:
Tridiana Agustiningsih S
130722607388

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
Desember 2013
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat,
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas hubungan pola interaksi Masyarakat di daerah Situbondo terhadap
pengembangan wilayah kota Situbondo.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca dan penulis.

Malang, 3 Desember 2013

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. 2


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………. 4
I.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………… 5
I.3 Tujuan ………………………………………………………………………………….. 6
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Definisi Interaksi Sosial ……………………………………………………………….. 7
I.2 Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo …………………………………………… 7
II.3 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Pendidikan ………… 8
II.4 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Pembentukan
Kebudayaan .....………………………………………………………………………... 10
II.5 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Mata Pencaharian … 10
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………… 12
III.2 Saran ………………………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 13
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Kabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang terletak di
ujung Timur pulau Jawa bagian Utara dengan letak astronomis pada 7° 35’Lintang Selatan
sampai 7° 44’ Lintang Selatan dan 113° 30’ Bujur Timur sampai 114° 42’ Bujur Timur.
Sedangkan menurut letak geografisnya, sebelah utara Kabupaten Situbondo berbatasan dengan
Selat Madura, disebelah timur berbatasan dengan Selat Bali, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Probolinggo.
Masyarakat Situbondo dikenal sebagai masyarakat yang cukup kuat memegang tradisi.
Ada berbagai macam tradisi baik dalam bidang keagamaan, sosial, politik, dan ekonomi yang
hidup dan berkembang secara dinamis di Situbondo. Secara historis, tradisi yang dimiliki
masyarakat Situbondo tidak berbeda jauh dengan tradisi pada masyarakat Madura, yakni masih
memiliki pertalian dengan nilai-nilai yang pernah dianut masyarakat pada masa kerajaan Hindu
dan Islam. Sejarah Situbondo tidak pernah terlepas dari sejarah karesidenan Besuki yang pernah
berada di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit. Hanya saja, pada masyarakat Situbondo
pengaruh islam jauh lebih tegas dalam perkembangannya, sehingga nilai-nilai ajaran Islam
tampak lebih kental pada tradisi-tradisi yang hidup dan berkembang di Situbondo hingga saat ini.
Karakter masyarakat Situbondo, selain dipengaruhi oleh nilai-nilai keagamaan, juga
dipengaruhi oleh faktor alam. Banyak orang menghubung-hubungkan karakter masyarakat
Situbondo yang santun dan hangat tapi juga bisa tegas dan keras, bersahaja tapi juga gigih dan
ulet. Anggapan tersebut muncul karena masyarakat situbondo di dominasi oleh masyarakat yang
berasal dari Pulau Madura. Kreativitas masyarakat Situbondo sejak zaman dahulu telah terbukti
dapat menghasilkan alternatif-alternatif yang dapat menggerakkan perekonomian di tengah
keterbatasan alam. Kegigihan dalam bekerja keras juga ditunjukkan masyarakat Situbondo yang
bekerja pada bidang perikanan. Misalnya, nelayan Situbondo yang terkenal memiliki falsafah:
asapok angen abental ombek (berselimut angin berbantal ombak) yang memiliki arti bahwa
mereka (para nelayan) memiliki sifat pantang lelah dan berputus asa dalam berusaha atau
bekerja. Begitu juga dengan para pedagang dan perantaunya yang sangat dikenal dengan
keuletan dan kreativitasnya.
Meskipun masyarakat Situbondo memiliki etos kerja yang tinggi, namun pertumbuhan
ekonomi Situbondo tidak dapat berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan karena kreativitas
yang dimiliki masyarakatnya masih bersifat tradisional, padahal geografis Situbondo sangat
mendukung karena berada di jalur pantura dan sebagian wilayahnya mempunyai pantai. Karena
Perkembangan Situbondo yang Lambat mengakibatkan pembangunan diwilayah situbondo pun
menjadi terlambat. Faktor yang dianggap paling mendasari keterlambatan ini adalah karena
keterbelakangan di bidang ekonomi di wilayah tersebut. Pembangunan biasanya akan bergerak
maju pada wilayah-wilayah yang secara ekomomi memiliki potensi untuk maju sehingga antara
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dapat saling mendorong dan berjalan selaras.
Dengan munculnya fakta tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang kaitan
pola interaksi sosial yang ada di masyarakat situbondo sehingga berpengaruh terhadap
pembangunan wilayah di Situbondo. Maka dibuatlah makalah yang berjudul “STUDI KASUS
POLA INTERAKSI MASYARAKAT SITUBONDO DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PEMBANGUNAN WILAYAH di SITUBONDO”

I.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan Latar Belakang tersebut penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian interaksi sosial?
2. Bagaimana pola interaksi sosial masyarakat Situbondo dan pengaruhnya terhadap
pembangunan?
3. Bagaimana pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap pendidikan?
4. Bagaimana pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap pembentukan
kebudayaan?
5. Bagaimana pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap mata pencaharian?
I.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka makalah ini bertujuan untuk :
1. Mampu mengerti definisi interaksi sosial
2. Mampu mengetahui pola interaksi sosial masyarakat Situbondo dan pengaruhnya terhadap
pembangunan
3. Mampu memahami pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap pendidikan
4. Mampu memahami pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap pembentukan
kebudayaan
5. Mampu memahami pengaruh pola interaksi sosial masyarakat situbondo terhadap mata
pencaharian
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi Interaksi Sosial


Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik dan respon antar individu, antar
kelompok, atau antar individu dan kelompok.
Interaksi sosial memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah :
a. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
b. Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol.
c. Ada dimensi waktu ( masa lampau, masa kini, dan masa mendatang ).
d. Ada tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Jadi, interaksi sosial menjadi salah satu indikator penting yang harus dipahami untuk
mengetahui bagaimana keadaan suatu masyarakat di suatu wilayah.

II.2 Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo dan pengaruhnya terhadap pembangunan
wilayah Situbondo
Pola Interaksi Sosial Masyarakat di Situbondo masih dapat dikategorikan kedalam pola
masyarakat tradisional. Masyarakat Situbondo membangun hubungan sosial melalui tradisi dan
solidaritas sosial yang tinggi. Beberapa faktor yang mendukung terciptanya harmoni sosial yang
baik tersebut antara lain karena masyarakat Situbondo yang relatif homogen dan sederhana,
hubungan antar sesama warga masih cukup erat dan hangat, serta belum banyak ragam pekerjaan
yang menuntut profesionalitas, sehingga rasa solidaritas di masyarakat dengan mudah tercipta.
Namun, pola interaksi masyarakat Situbondo mulai bergerak meninggalkan pola interaksi
tradisionalnya menuju pola interaksi modern. Hal ini terlihat dari fenomena yang terjadi
belakangan ini, bahwa sudah mulai terlihat adanya perkembangan yang menciptakan perubahan
sosial pada masyarakat Situbondo. Perubahan yang sedang berjalan di Situbondo ini memang
patut kita terima dengan senang hati namun juga harus diwaspadai dan mendapat pengawasan
ekstra baik dari masyarakat sendiri maupun aparatur pemerintahan.
Percepatan perubahan yang terjadi karena adanya pengaruh dari luar (arus globalisasi) dan
terjadi sangat cepat ini ditakutkan dapat merusak harmonisasi yang telah tercipta di masyarakat
Situbondo dan menghilangkan pola interaksi yang telah terbentuk sejak awal, maka dari itu perlu
dipikirkan bagaimana agar pembangunan baik di bidang sosial, budaya, maupun ekonomi di
Situbondo mampu menciptakan hal-hal baru yang masih memiliki jiwa asli Situbondo dan masih
sesuai dengan karakter yang dimiliki masyarakat Situbondo. Strategi diperlukan agar perubahan
sosial yang terjadi tidak semata-mata di adopsi, tapi harus terjadi penyaringan terlebih dahulu.
Pada Latar belakang di atas disebutkan bahwa perkembangan Situbondo masih termasuk
dalam kategori lambat, hal ini mengakibatkan pembangunan diwilayah situbondo juga menjadi
terlambat. Faktor yang dianggap paling mendasari keterlambatan ini adalah karena
keterlambatan di bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial budaya di wilayah tersebut.
Pembangunan biasanya akan bergerak maju pada wilayah-wilayah yang secara ekomomi,
pendidikan dan sosial budayanya memiliki potensi untuk maju sehingga antara pembangunan
dan pertumbuhan dalam berbagai bidang tersebut dapat saling mendorong dan berjalan selaras.

II.3 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Pendidikan


Dari point ke dua di atas maka dapat kita ketahui bahwa suatu pola interaksi yang terbentuk
di masyarakat mampu mempengaruhi pembangunan suatu wilayah. Pembangunan itu sendiri
mencakup beberapa hal, salah satunya adalah pendidikan. Dalam point ini kita akan mengkaji
bagaimana pengaruh pola interaksi sosial yang telah ada dalam masyarakat Situbondo terhadap
perkembangan pendidikan yang ada di Situbondo.
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan, adalah kemampuan baca tulis
penduduk dewasa. Kemampuan baca tulis tercermin dari data angka melek huruf, dalam hal ini
merupakan persentase penduduk usia 5 tahun keatas yang dapat membaca huruf latin dan huruf
lainnya. Berdasarkan data, penduduk yang dapat baca dan tulis huruf latin dan huruf lainnya di
Situbondo pada tahun 2009 telah diatas 75 persen. Pada tahun 2008 penduduk yang dapat
membaca huruf latin dan huruf lainnya adalah 77,23 persen, naik menjadi 78,05 persen pada
tahun 2009 ini. Persentase buta huruf di daerah pedesaan (26,30 persen) lebih tinggi daripada
penduduk di perkotaan (17,72 persen).
Indikator lainnya untuk melihat tingkat pendidikan adalah rata – rata lama sekolah (tahun),
yang secara umum menunjukkan jenjang pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk
Situbondo. Pada tahun 2007 rata – rata lama sekolah Penduduk Situbondo adalah 6,85 tahun,
menurun menjadi 6,71 tahun pada tahun 2008, dan kembali meningkat pada tahun 2009 sebesar
6,92 tahun yang berarti tingkat pendidikan di Situbondo hampir melewati pada taraf pendidikan
Sekolah Dasar. Patut dicermati kenaikan rata-rata lama sekolah mengindikasikan semakin
membaiknya kualitas pendidikan di Situbondo. Keadaan ini menunjukan kerja keras untuk
meningkatkan keadaan pendidikan di Situbondo khususnya oleh Dinas Pendidikan serta instansi
terkait lainnya. Jangan sampai orientasi pendidikan hanya berbasis program namun kurang
menyentuh hal yang paling esensial yakni meningkatnya taraf pendidikan masyarakat.
Gambaran mengenai peningkatan mutu sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas
tingkat pendidikan penduduk Situbondo. Untuk penduduk usia 5 tahun keatas yang menamatkan
jenjang pendidikan Sekolah Dasar atau yang sederajat tahun 2009 adalah 24,16 persen, naik
dibandingkan dengan tahun sebelumnya 24,09 persen. Penduduk Situbondo usia 5 tahun keatas
yang menamatkan jenjang pendidikan SLTP atau yang sederajat tahun 2009 adalah 10,80 persen,
naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya 10,68 persen. Sedangkan penduduk Usia 5 tahun
keatas yang menamatkan pendidikan SLTA juga mengalami kenaikan yaitu 9,15 persen pada
tahun 2008 menjadi yaitu 12,97 persen pada tahun 2009. Penduduk yang tidak/belum bersekolah
justru berkurang dari tahun 2008 ke tahun 2009, hal ini menunjukkan semakin baiknya tingkat
pendidikan penduduk Situbondo.
Dari beberapa data yang dicantumkan di atas, dapat kita lihat peningkatan-peningkatan yang
terjadi pada bidang pendidikan di Situbondo. Hal ini mengindikasikan bahwa pola Interaksi
masyarakat Situbondo tidak tertutup, artinya meski masyarakat Situbondo memiliki pola
interaksi sosial yang masih syarat akan ketradisionalannya namun masyarakat mampu terbuka
dengan hal baru yang sudah tersentuh budaya-budaya dari luar. Perubahan pola pikir masyarakat
akan pentingnya mengenyam pendidikan ini merupakan salah satu dampak positif yang dapat
berakibat langsung pada pengembangan wilayah Situbondo. Karena seperti yang kita tahu
indikator suatu wilayah disebut berkembang dan melakukan pembangunan adalah jika terjadi
perbaikan pada kualitas sumber daya manusianya.
Namun meski telah terjadi peningkatan di bidang pendidikan, pembangunan yang terjadi di
Situbondo masih dinilai terbelakang. Anggapan ini muncul karena pembangunan di Situbondo
masih sangat lambat jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang ada disekitarnya.
II.4 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Pembentukan
Kebudayaan
Telah disinggung berulang-ulang bahwa masyarakat Situbondo adalah masyarakat yang
masih memegang teguh adat istiadatnya. Kebudayaan yang ada di SItubondo masih sangat
beragam. Salah satu budaya yang sampai saat ini dapat dengan mudah kita temui adalah
kebudayaan Tanian Lanjang.
Tanian Lanjang adalah rumah tradisional Kabupaten Situbondo. Secara fisik, Tanian
Lanjang adalah rumah sebuah keluarga besar yang memiliki halaman luas. Menurut mitos, ini
bertujuan untuk mendidik dan meningkatkan rasa toleransi untuk yang tinggal di sana dalam
interaksi satu sama lain.
Anda dapat menemukan rumah tradisional ini, khususnya di wilayah timur Situbondo yaitu
Asembagus (sekitar 28 km dari pusat kota ke arah timur), Kapongan (15 km dari pusat kota) dan
Mangaran (10 km ke utara dari pusat kota). Tanian rumah tradisional Lanjang memiliki
arsitektur yang unik. Rumah ini mewakili penghuninya dalam gaya hidup sosialitas. Terbuat dari
kayu jati dan dihiasi dengan beberapa ukiran kayu dan interior.
Masih terjaganya budaya ini menunjukkan bahwa meski telah ada perubahan karena
pengaruh dari luar namun beberapa bentuk hasil interaksi masyarakat Situbondo masih dapat
terjaga dengan baik. Hal ini lah yang menjadi keunikan tersendiri dari masyarakat Situbondo.
Namun demikian, tidak serta merta seluruh masyarakat di Situbondo memiliki sikap terbuka
akan pengaruh dari luar, ada beberapa kelompok-kelompok masyarakat yang masih tertutup
bahakan enggan untuk menerima pengaruh dari luar tersebut. Keberadaan kelompok-kelompok
yang seperti inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa Situbondo masih dianggap lambat
dalam hal pembangunan wilayahnya.

II.5 Pengaruh Pola Interaksi Sosial Masyarakat Situbondo Terhadap Mata Pencaharian
Kabupaten dengan luas wilayah 1.638,50 Km ini terletak di tengah jalur darat Jawa - Bali,
letak ini membuat perekonomian daerah Situbondo menjadi lebih berpotensi untuk semakin
maju. Disamping itu, adanya pelabuhan Panarukan hasil dari pembangunan Jalan raya Anyer -
Panarukan oleh Daendels di era kolonial Belanda, membuat Situbondo menjadi pusat lalu lintas
perdagangan di pulau Jawa.
Situbondo memiliki garis pantai sepanjang 150 Km, dan hampir sebagian besar masyarakat
situbondo terkonsentrasi atau bertempat tinggal di daerah pesisir hal ini mrnunjukkan bahwa
mata pencaharian penduduk Situbondo mayoritas adalah dalam bidang penangkapan ikan atau
nelayan dan pengolahan hasil laut.
Selain sektor pertanian dan perikanan, sektor pariwisata juga merupakan potensi tersendiri
bagi Situbondo. Hal ini kembali ke letak strategis Situbondo yang berbatasan langsung dengan
garis pantai, dan kawasan hutan lindung yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang.
Beragam jenis mata pencaharian masyarakat Situbondo yang seluruhnya tentang mengolah
kekayaan alam ini, menunjukkan bahwa pola interaksi sosial masyarakat Situbondo masih sangat
bergantung dan dipengaruhi oleh alam. Masuknya pengaruh dari luar dan mulai munculnya
inovasi-inovasi sebagai dampak arus globalisasi hanya berdampak pada teknologi yang
digunakan dalam mengelolah kekayaan alam tersebut. Jadi pola interaksi sosial masyarakat yang
masih memegang teguh adatistiadat sedikit banyak juga telah mempengaruhi bidang mata
pencaharian masyarakat. Karena mulai terbukanya interaksi masyarakat pada pengaruh dari luar,
maka mulai berkembang pula teknik atau alat yang digunakan untuk bekerja oleh masyarakat. Ya
meskipun hanya sedikit tapi sudah terlihat adanya pencampuran antara budaya asli dengan cara
atau budaya baru dari luar.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut kajian masalah di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola interaksi
masyarakat Situbondo mulai berada pada masa peralihan dari pola interaksi yang masih
tradisional menuju ke arah interaksi yang modern. Masa peralihan ini ditandai dengan masih
adanya masyarakat yang belum mampu menerima perubahan-perubahan dari luar (terkesan
masih menutup diri) namun ada pula masyarakat yang sudah sedikit demi sedikit melakukan
modifikasi interaksi antara pola tradisionalnya dengan pola modern yang mulai muncul.
Rasanya tidak menutup kemungkinan kalau budaya masyarakat Situbondo yang muncul
akibat dari pola interaksi masyarakatnya yang telah ada sekarang dapat berubah karena
perkembangan zaman serta pola interaksi sekarang yang sudah berada dalam masa transisi sosial
(mulai muncul perubahan-perubahan ke arah modernisasi). Jadi, pola interaksi pun akan sangat
berperan penting dalam proses pembangunan wilayah Situbondo, khususnya pembangunan yang
berasal dari penduduk nya. Bidang-bidang pembangunan yang penulis anggap mampu
dipengaruhi oleh pola interaksi masyarakat adalah bidang pendidikan, Mata pencaharian
(ekonomi), serta keberadaan budaya itu sendiri.
Setiap perubahan akan memiliki dampak yang baik maupun positif. Dampak baik tersebut
mampu menjadi faktor pendorong percepatan pembangunan, sedangkan dampak buruk yang
muncul dari pola interaksi tersebut yang mampu menjadi penghambat pada proses pembangunan
wilayah di Situbondo.

B. SARAN
Dari permasalahan ini penulis dapat memberi saran, yaitu harus adanya kerjasama antara
pemerintah dengan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan. Harus mulai ada pemikiran
serta tindakan nyata tentang bagaimana masyarakat Situbondo tetap mempertahankan pola
interaksi nya yang harmonis di masa pembangunan yang terjadi saat berbagai penemuan baru
mulai bermunculan. Karena pola interaksi masyarakat yang dapat memodifikasi setiap hal baru
yang ada sesuai dengan jiwa aslinya dapat mempengaruhi kecepatan pembangunan wilayah.

DAFTAR PUSTAKA
http://syaifzhibond.blogspot.com/2013_04_01_archive.html
http://anaktanjungkamal.blogspot.com/
http://situbondoinfo.blogspot.com/2011_05_01_archive.html
http://comboran.blogspot.com/2011/10/letak-geografis-kabupaten-situbondo.html
http://bicarasitubondo.blogspot.com/

Diposting oleh Tri diana di 13.38

Anda mungkin juga menyukai