ABSTRAK
Otonomi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Kabupaten. (Jakarta: Bumi Putra Group. 2002), h.
h. 1. 1.
4Leo Agustino. Proliferasi dan Etno-Nasionalisme 6 Arsip “Lembar Negara Republik Indonesia
daripada pemberdayaan dalam pemekaran Tahun 2002 Nomor 1 sampai 50” (Diterbitkan
daerah di Indonesia. Jurnal ilmu admistrasi dan oleh sekertariat Negara Republik Indonesia.
organisasi. September-desember 2008, h. 196. 2002) h. 863.
perkembangan ekonomi masyarakat yang diambil adalah pencarian
Kabupaten Seruyan sesudah sumber data.
pemekaran? 2. Kritik
Langkah berikutnya adalah
TUJUAN PENELITIAN kritik, yang dilakukan untuk
Berdasarkan rumusan masalah mengetahui keabsahan dan keaslian
yang dikemukakan, maka tujuan data yang diperoleh di lapangan,
penelitian adalah: 1) Menjelaskan baik dari kajian kepustakaan
perkembangan sosial ekonomi maupun dari hasil wawancara. Kritik
masyarakat Kabupaten Seruyan sesudah sumber terbagi menjadi dua, yaitu
pemekaran dari Kabupaten kritik internal dan kritik eksternal.
Kotawaringin Timur. 2) Mengemukakan 3. Interpretasi
beberapa hal yang mendasari aspirasi Setelah melalui tahap
terbentuknya Kabupaten Seruyan. 3) heuristik, melihat sumber dan
Menjelaskan proses terbentuknya kemudian dikritik untuk
Kabupaten Seruyan. mendapatkan fakta-fakta disusun
serta disesuaikan maka tahapan
METODE PENELITIAN interpretasi dapat dilakukan.
Bentuk penelitian sesuai dengan Melalui tahapan interpretasi ini
keinginan mengkaji obyeknya secara didapatkan suatu kesimpulan
historis, maka agar penelitian ini terarah mengenai fakta-fakta yang telah
perlu tetap mendasarkan dari pada diperoleh. Dalam interpretasi juga
bidang keilmuan yang menuntut dilihat hasil wawancara keseluruhan
bagaimana seharusnya meneliti apakah sesuai dan relevan dengan
obyeknya. Maka dari itu metode yang kenyataan. Segala bentuk penafsiran
digunakan adalah metode sejarah. 7 fakta kemudian dikonsultasikan
Metode berhubungan dengan prosedur, kepada dosen pembimbing yang
proses atau teknik yang sistematis telah mengerti mengenai masalah-
dalam penyelidikan. 8 Dalam hal ini masalah yang diteliti yaitu “Otonomi
penulis secara deskriptif berusaha Daerah dan Pemekaran Wilayah
mendeskripsikan suatu gejala peristiwa Seruyan tahun 2002”.
kehidupan yang terjadi di saat sekarang. 4. Historiografi
Metode sejarah yang digunakan penulis Historiografi merupakan
yaitu untuk menjawab pertanyaan penulisan hasil seluruh penelitian
tentang “Otonomi Daerah dan secara deskritif berdasarkan
Pemekaran Wilayah Seruyan tahun sistematika yang sudah ditetapkan
2002”. Metode yang dilakukan untuk dalam batasan masalah.
meneliti dimulai dari: Historiografi adalah langkah
1. Heuristik terakhir bagi penulis dan
Heuristik merupakan tahapan menuliskan hasil seluruh penelitian
pertama dalam metode historis berupa tulisan yang
mencari sumber-sumber untuk berjudul“Otonomi Daerah dan
mendapatkan data-data. Langkah Pemekaran Wilayah Seruyan tahun
2002”.
7 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 253.
8 Helius Sjamsuddin, Metodologi
Sejarah(Yogyakarta: Ombak, 2012), h. 67.
HASIL DAN PEMBAHASAN mendirikan daerah dan
1. TERBENTUKNYA KABUPATEN pemberdayaan masyarakat. Undang-
SERUYAN undang Nomor tahun 22 tahun 1999
a. Undang-undang Nomor 22 tentang pemerintahan daerah
tahun 1999 mengubah paradigma sentralistik
Otonomi daerah adalah pemrintahan ke arah desentralisasi
sebuah tema besar. Otonomi dengan pemberian otonomi daerah
biasanya dimaknai dengan berbagai yang nyata, luas dan bertanggung
prespektif. Dapat diartikan dari segi jawab kepada daerah. Sesuai dengan
politik, ekonomi, sosial, hukum, penetapan dan kemampuan daerah,
pemerintahan, khususnya terdapat bidang pemerintah yang
admistrasi pemerintahan. Otonomi tidak sepenuhnya dilaksanakan
merupakan tema sentral dalam berdasarkan asas desentralisasi,
ranah politik. Refleksi kebijakan termasuk 11 bidang pemerintahan
pemerintahan yang mendasari wajib yang diatur dalam pasal 11
kekuasaan negara/daerah. 9 Pada ayat 2 undang-undang nomor 22
presfektif global, pemerintahan tahun 1999.12 Reformasi membawa
rezim Orde baru yang sentralistik beberapa perubahan. Pertama,
tidak kuasa membendung arus dibuka kesempatan kembali untuk
perubahan yang meinginkan bergeraknya partai politik secara
akomodasi sepenuhnya atas suara bebas. Hal ini memunculkan
rakyat. Undang-undang nomor 5 ide/gagasan untuk pembuatan
tahun 1974 digantikan Undang- Undang-undang baru. Pada
undang nomor 22 tahun 1999 pemilihan umum 1999 yang
tentang pemerintahan daerah diselenggarakan dengan banyak
sebagai refleksi pengelolaan partai.13
keuangan dibuat Undang-undang Sejak Mei 1998 Indonesia
Nomor 25 Tahun 1999 tentang memasuki fase 14 baru dalam
undang-undang dipandang sebagai perjalanannya sebagai suatu negara
produk yang mengakomodasikan bangsa yang merdeka dan berdaulat,
desentralisasi, dengan kewenangan yaitu menyangkut penataan kembali
besar dilimpahkan kepada daerah.10 berbagai bidang kehidupan kearah
Orde baru adalah masa kejayaan yang lebih adil, demokratis, dan
Indonesia. Pada dasarnya Orde Baru sejahtera. Kebutuhan akan penataan
adalah tatanan kehidupan kembali berbagai asfek kehidupan
masyarakat yang lebih baik.11 bangsa itu tak bisa dipisahkan dari
Perjalanan reformasi munculnya degradasi
pemerintahan yang terjadi di kepemimpinan, kesenjangan, dan
Indonesia telah menyebabkan ketimpangan distribusi serta alokasi
terjadinya pergeseran-pergeseran sumber-sumber daya ekonomi, serta
paradigma penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka 12 HAW. Widjaja. Otonomi Daerah Dan Daerah
Pendulum Otonomi Daerah Dari Masa ke Masa. (Jakarta: Garamedia Pustaka Utama, 2008), h.
(Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 1. 483.
10Ibid., h.19. 14 Fase adalah tingkatan masa (perubahan,
11Ibid., h. 83. perkembangan, dsb)
disoreantasi kolektif akan arah dan undang-undang Nomor 22 tahun
tujuan bangsa dan bernegara. Salah 1999 Tentang Otonomi Daerah.17
satu penyebab utama dan Pada masa H. Hasyim dijabat
terpentingnya di balik kenyataan menjabat dari tahun 1965-1972
tersebut adalah kelestarian sebagai orang pertama Kabupaten
kebijakan sentralisasi dan Persiapan Daerah Tingkat II
penyeragaman politik secara Seruyan, untuk meningkatkan taraf
berlebihan di bawah sistem otoriter Sumber Daya Manusia (SDM) di
selama hampir 40 (empat puluh) Seruyan. Menghargai prakarsa
tahun, sehingga membunuh segenap pembangunan secara mandiri,
potensi kreativitas dan kemandirian pemerintah kabupaten di Sampit
masyarakat.15 menawarkan apakah masyarakat
Perjuangan untuk menjadikan Seruyan ingin daerahnya
Seruyan sebagai kabupaten baru ditingkatkan menjadi kabupaten
yang berdiri sendiri lepas dari dengan ibukota Kuala Pembuang.
Kabupaten Kotawaringin Timur Tawaran dari Sampit disertai syarat
sebenarnya dimulai sejak lama, yang tersedia yaitu kantor. Oleh
ketika Gubernur Tjilik Riwut pemerintah Kabupaten
meningkatkan status Seruyan dari Kotawaringin Timur di Sampit,
kecamatan menjadi kawedanaan 16 tawaran itu ditindak lanjuti
pada tahun 1963. Semakin menguat pemerintah Daerah Tingkat I di
ide-ide pemekaran yang digagas Palangka Raya. Pemerintahan
oleh H. Muhammad dan H. Junait. Daerah Tingkat I pun memberikan
Dalam kurun waktu dua tahun tanggapan positif. Utusan
terhitung dari penetapan tahun pemerintahan Daerah Tingkat I
1963, sebagai gubernur dengan membuktikan dengan
keputusan meningkatkan lagi status kedatangannya ke rumah kediaman
kawedanaan menjadi Kabupaten Camat Seruyan Hilir, Imbran
Persiapan Daerah Tingkat II Seruyan Mansyur. BA di Kuala Pembuang.
pada 1 Mei 1965 saat H. Hasyim Dari kesempatan ini, utusan
Djapar menjadi orang pertama Pemerintah Daerah Tingkat I
Kabupaten Persiapan Daerah menundang hadir beberapa tokoh
Tingkat II. H. Hasyim melihat masyarakat untuk berdiskusi di
peluang yang jelas telah dibuka oleh rumah camat.
Tjilik Riwut agar Seruyan menjadi Pada pertemuan itu,
kabupaten sendiri, terpisah dari Pemerintah Daerah Tingkat I
kabupaten Kotawaringin Timur. berkeinginan menyebutkan
Peluang ini dibuka lebar lagi oleh permintaan masyarakat untuk
gubernur W.A. Gara pada tahun meningkatkan status dari persiapan
1978. Peluang ini makin bertambah Kabupaten Seruyan menjadi Daerah
besar lagi dengan diterbitkannya Pembantu Bupati Kotawaringin
Timur wilayah Seruyan
berkedudukan di Ibukota
Kecamatan Seruyan Hilir, yakni
15 Syamsuddin Haris,Membangun Format Baru
Otonomi Daerah (Jakarta: LIPI, 2006), h. 3. Kuala Pembuang. Mengingat
16 Kewedaan artinya Daerah bagian kabupaten
Kabupaten Seuyan Temui Jalan Buntu. 5 Juni Sebagai Ibukota”, Harian Kalteng Pos, Edisi 13
2000. Oktober 2000, h. 4.
masyarakat yang tingkat sebagai bahan perencanaan
pendapatannya dan pembangunan nasional ataupun
kesejahteraannya sangat tinggi, dan regional khusus di bidang ekonomi,
ada masyarakat yang pendapatan diperlukan untuk menentukan
dan kesejahteraannya rendah, langkah dan starategi pembangunan
bahkan ada pula pendapatannya dan yang tepat.
kesejahteraannya sangat rendah/ Pertumbuhan ekonomi
miskin. Ekonomi rakyat dapat Kabupaten Seruyan melambat dari
dilihat dari beberapa sifat seperti tahun sebelumnya berdasarkan
bersifat tradisional, skala usaha perhitungan Produk Domestik
kecil, atau usaha sekedar untuk Regional Bruto (PDRB), laju
bertahan hidup. 27 Mengejar pertumbuhan ekonomi Kabupaten
percepatan pertumbuhan ekonomi, Seruyan sebesar 5,51% pada tahun
menjadi salah satu agenda utama 2009. Sumber pertumbuhan
pemerintah daerah Seruyan, terbesar dipengaruhi oleh pertanian
terutama setelah dipisahkannya khususnya di bidang perkebunan
otonomi daerah untuk daerah terutama perkebunan sawit yang
Seruyan. Sebagai resikonya, menjadi andalan utama dalam
berbagai strategi pembangunan pembentukan Produk Domestik
dilakukan. Strategi yang diambil Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
belum tentu sama antara satu Seruyan. Sektor pertanian yang
daerah dengan daerah yang lainnya, sangat dominan dan perlu didukung
mengingat karakteristik yang dengan perkembangan di bidang
dimiliki daerah selalu sama. Suatu industri yang berbasis agro industri
daerah berhasil mencapai tingkat yang diharapkan dapat
pertumbuhan ekonomi yang begitu meningkatkan nilai tambah ekonomi
besar, akan tetapi di tahun-tahun terhadap produk di bidang
selanjutnya justru mengalami pertanian melimpah di Kabupaten
perlambatan atau tidak jarang ada Seruyan.28
yang menyusut. Sebelum terjadi kerusuhan di
Produk Domestik Regional Sampit, perkembangan ekonomi di
Bruto (PDRB) merupakan salah satu Seruyan menurun. Hal ini
indikator untuk mengetahui kondisi dikarenakan banyak penebang
ekonomi dan keberhasilan kayu/perusahaan kayu yang
pembangunan disuatu daerah pada beroperasi walaupun tidak resmi
tingkat regional ditutup karena adanya razia.
(Provinsi/Kabupaten). Secara umum Padahal hasil dari penjualan kayu
dapat dikatakan bahwa semakin tersebut dapat mereka gunakan
maju produk domestik brutonya untuk memenuhi kehidupan sehari-
semakin meningkat pula hari. Sehingga dapat membuat taraf
perekonomian daerah tersebut. kehidupan mereka menjadi lebih
Penyajian Produk Domestik Regional baik.
Bruto (PDRB) secara berkala,