Anda di halaman 1dari 13

Analisa Pengaruh Profitabilitas dan Variabel Makro Terhadap

Harga Saham Grup Astra Di Bursa Efek Indonesia

Oleh :
Amin Ma’ruf Nuris (1117040002)
Muhammad Bayu Pratama (1117040007)
Renaldy Setya Kusuma (1117040024)

Program Studi Manajemen Bisnis Jurusan Teknik Bangunan Kapal


Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Surabaya
2020
Langkah 1 :
 Judul
Analisa Pengaruh Profitabilitas dan Variabel Makro Terhadap Harga
Saham Grup Astra Di Bursa Efek Indonesia
 Rumusan Masalah
 Apakah ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham Grup Astra di BEI ?
 Apakah ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham Grup Astra di BEI ?
 Apakah EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham Grup Astra di BEI ?
 Apakah PDB memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham Grup Astra di BEI ?
 Apakah EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham Grup Astra di BEI ?
 Apakah Kurs Rupiah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham Grup Astra di BEI ?
 Apakah ROE, ROA, EPS, PDB, dan Kurs Rupiah secara simultan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham Grup
Astra di BEI

 Hipotesis
Ho1 : ROE berpengaruh terhadap harga saham Grup Astra di BEI
periode 2014-2018
Ho2 : ROA berpengaruh terhadap harga saham Grup Astra di BEI
periode 2014-2018
Ho3 : EPS berpengaruh terhadap harga saham Grup Astra di BEI
periode 2014-2018
Ho4 : PDB tidak berpengaruh terhadap harga saham Grup Astra di BEI
periode 2014-2018
Ho5 : Kurs Rupiah tidak berpengaruh terhadap harga saham Grup Astra
di BEI periode 2014-2018

 Rancangan Penelitian

1
 Populasi & Sampel
Populasi = Grup Astra
Sampel = Grup Astra (Sampel Jenuh)

 Data & Sumber Data


Data = Data Sekunder
Teknik = Sampel Jenuh
Sumber Data = www.idx.com

 Alat Uji
Alat uji = SPSS, pengujian meliputi Uji Normalitas, Uji
Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas

Langkah 2 :
 Hasil Data Excel (Terlampir)
ROE & EPS.xlsx

 Penelitian Terdahulu (Terlampir)


Keterangan Jurnal 1 Jurnal 2
Judul Analisa Pengaruh Pengaruh PER dan
Profitabilitas Terhadap PBV Terhadap Harga
Harga Saham Perusahaan Saham Perusahaan PT
Lq 45 Di Bursa Efek Lippo Karawaci Tbk
Indonesia
Nama penulis David Lumowa R. Chepi Safei
Jumhana
Tahun terbit Oktober 2016
Rumusan masalah 1. Apakah ROE memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham
perusahaan LQ 45 di BEI ?
2. Apakah EPS memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham
perusahaan LQ 45 di BEI ?
3. Apakah ROE dan EPS
secara simultan memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham
perusahaan LQ 45 di BEI
Variabel 1. ROE 1. Price Earning Ratio

2
2. EPS (PER)
2. Price to Book
Value (PBV)
3. Harga Saham
Jenis penelitian desain kausal-deskiptif Deskriptif dengan
dan pendekatan pendekatan kuantitatif
Data Data sekunder berupa Data sekunder berupa
laporan keuangan lQ45 laporan keuangan PT
Lippo Karawaci Tbk
dari Bursa Efek
Indonesia
Teknik sampling Purposive sampling
Hasil - Maka dapat diambil - Terdapat pengaruh
kesimpulan bahwa model Price Earning Ratio
data yang digunakan (PER) terhadap harga
berdistribusi normal. saham PT Lippo
-tidak terjadi Karawaci Tbk
multikolinearitas - Terdapat pengaruh
-tidak ada masalah Price to Book Value
autokorelasi (PBV) terhadap harga
-tidak terjadi saham PT Lippo
heteroskedastisita Karawaci Tbk
-secara parsial ROE - Terdapat pengaruh
berpengaruh signifikan Price Earning Ratio
terhadap harga saham. (PER) dan Price to
Selanjutnya hasil dari r2 Book Value (PBV)
sebesar 0.433 yang berarti terhadap harga saham
bahwa pergerakan harga PT Lippo Karawaci
saham dapat dijelaskan Tbk
sebesar 18.7% oleh
variabel ROE dan sisanya
dijelaskan oleh faktor lain.

 Teori
A. Profitabilitas

Menurut Agnes Sawir (2005:17) “Profitabilitas merupakan hasil akhir


bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen.” Kemudian Agus
Sartono (2009:122) mengemukakan bahwa “Profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.”Biasanya investor tertarik untuk

3
menganalisis profitabilitas perusahaan karena berkaitan dengan keuntungan yang
diperolehnya. Seperti yang dikemukakan oleh Suad Husnan (2005:72) bahwa:
Pada umumnya, investor hanya melakukan analisis laporan keuangan dengan
menggunakan analisis rasio profitabilitas dengan pertimbangan bahwa analisis
rasio profitabilitas mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba
dari operasi perusahaan.
Selain itu, Henry Simamora (2000:516) juga mengemukakan bahwa :
Para pemegang saham dapat memperoleh suatu hasil investasi dari deviden
maupun dari hasil penjualan saham pada harga yang menanjak. Mereka ingin
mampu memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang karena
profitabilitas merupakan indikator terbaik kemampuan perusahaan membayar
deviden dan nilai pasar saham perusahaan.

B.Return on Equity (ROE)

Menurut Moeljadi (2006:53) “Return on Equity menunjukkan


kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi
pemegang saham.” Lebih lanjut, Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti
(2006:73) mengemukakan bahwa “Return on Equity mengukur seberapa banyak
keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.”
Dalam perspektif investor, ROE merupakan salah satu faktor penting
untuk menilai profitabilitas dan harga saham karena rasio ini mencerminkan
tingkat pengembalian investasi yang dilakukan investor. ROE yang tinggi
mencerminkan tingkat pengembalian yang tinggi pula. Apabila ROE meningkat
maka permintaan akan saham akan meningkat dikarenakan banyak investor
yang membeli saham perusahaan sehingga harga saham pun ikut meningkat.

C. Saham

Saleh Basir dan H.M. Fakhrudin (2005:11) mendefinisikan saham


sebagai berikut : Saham (Stock) merupakan surat berharga yang menunjukkan
kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan. Artinya jika seseorang
membeli saham suatu perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal ke dalam
perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. Saham merupaka surat
berharga yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka menambah modal disetor
perusahaan tersebut.

4
D. Analisis fundamental

M. Hanafi dan Abdul Halim (2007:316) juga mengemukakan: Analisis


fundamental berusaha mencari informasi yang relevan untuk menentukan saham
mana yang undervalued (untuk dibeli) serta saham mana yang overvalued (untuk
dijual). Informasi yang dimaksud bisa dicari melalui analisis prospek dan risiko
yang bisa dilihat melalui data akuntansi, data ekonomi makro, analisis industri,
analisis manajemen perusahaan dan analisis lain yang dianggap relevan.

F. ROA (return on asset)

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:372), Return On Assets


menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan
bisa menghasilkan laba. Sedangkan menurut Henry (2012, h.120) ROA ini
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan. Semakin besar
ROA, berarti semakin efisien penggunaan perusahaan atau dengan kata lain
dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar dan
sebaliknya

G. Kurs Rupiah

Menurut sudirman (2011) kurs merupakan nilai tukar mata uang suatu
negara terhadap nilai mata uang negara lain. Dalam sisi lain dengan adanya
ekspetasi kurs yang positif membuat nilai perusahaan akan mengalami kenaikan
sehingga terjadi pengingkatan harga sekuritas yakni saham dan obligasi. Nilai
tukar rupiah terhadap mata uang lainnya sangat berpengaruh bagi perusahaan
yang ingin melakukan investasi, karena apabila pasar valuta asing lebih menarik
daripada pasar modal maka investor akan beralih kepada pasar valuta asing,
sehingga perubahan kurs akan berpengaruh terhadap harga obligasi di pasar
modal.

H. Pendapatan Domestik Bruto

Produk domestik bruto diartikan sebagai nilai keseluruhan barang dan jasa
yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu. PDB
menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa
pemilik faktor produksi tersebut.

5
PDB = C + I + G + (X-M)
Dimana :
C = konsumsi
I = investasi
G = goverment
X = ekspor
M = import

Langkah 3 :

1. Uji Normalitas

Berdasarkan data SPSS diatas dapat diketahui bahwa nilai Kolmogrov


Smirnov sebesar 0,200 dengan tingkat signifikansi residual sebesar 0,05. Nila
signifikansi 0,200> 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data ROA, ROE,
EPS, Kurs Rupiah, PDB, dan Harga saham terdistribusi normal dan memenuhi
prasyarat uji asumsi klasik.

2. Uji Multikolinearitas

6
Berdasarkan hasil pengujian di atas diketahui nilai VIF variabel ROA
(3,538), VIF variabel ROE (3,247), VIF variabel EPS (1,278), VIF variabel Kurs
rupiah (3,120), VIF variabel PDB (3,120). Karena nilai VIF untuk semua variabel
tersebut < 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi gangguan multikolinearitas
atau dengan kata lain model regresi ini terbebas dari gejala multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Berdasarkan data SPSS tersebut, dimana EPS, ROE,ROA, Kurs Rupiah


dan PDB sebagai variabel X1, X2, X3, X4, X5 dan Harga Saham sebagai variabel
Y1. Nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,971 lebih besar dari batas atas (dU) yakni
1,590 dan kurang dari (4-du) 4-1,590 = 2,410. Maka sebagaimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji durbin watson diatas, dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat masalah atau gejala autokorelasi.

7
4. Uji Heteroskedastistas

Berdasarkan output Scatterplots di atas diketahui bahwa :


 Titik – titik data penyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0
 Titik – titik tidak mengumpul diatas atau dibawah saja
 Penyebaran titik – tiitk tidak membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali
 Penyebaran titik – titik data tidak berpola
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa data tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas. Hingga model regresi yang baik dan ideal dapat terpenuhi.

8
PEMBAHASAN

Ho1 : ROE berpengaruh terhadap harga saham Grup Astra di BEI


periode 2014-2018

signifikansi sebesar 0,598. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari


signifikansi 5% (0,05) yang berarti menerima Ho1. Dari hasil uji t disimpulkan
bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Chrisna dalam Hutami
(2012:2) yang menyatakan, kenaikan ROE biasanya diikuti oleh kenaikan harga
saham perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi ROE berarti semakin
efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. ROE
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan income berdasarkan modal
tertentu. Kenaikan ROE menandakan meningkatnya kinerja manajemen dalam
mengelola sumber dana yang ada untuk menghasilkan laba. Dengan adanya
peningkatan laba bersih maka nilai ROE akan meningkat pula sehingga para
investor tertarik untuk membeli saham tersebut maka harga saham perusahaan
tersebut akan mengalami kenaikan. Dan para investor juga dapat
mempertimbangkan untuk membeli saham ketujuh perusahaan Astra.

Ho2 : ROA berpengaruh terhadap harga saham Grup Astra di BEI


periode 2014-2018

Hasil dari uji regresi sederhana menunjukkan signifikasnsi antara ROA


dan Harga Saham menunjukkan angka 0,223 yang berarti menolak Ho2. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan tidak efisien mengelola aktiva yang
dimilikinya untuk proses produksi. Meskipun jumlah aktiva yang besar, tetapi
tidak dapat digunakan secara maksimal sehingga penjualan yang dihasilkan
perusahaan tidak mampu meningkatkan pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini
bertentangan dengan pendapat beberapa para ahli yang menyatakan bahwa ROA
berkaitan dengan pertumbuhan laba. Ang (2010: 231) yang menyebutkan bahwa
“perusahaan dengan nilai ROA yang tinggi mampu menghasilkan tingkat
keuntungan lebih besar dibandingkan perusahaan dengan ROA rendah”.
Harahap (2013: 304) pun menjelaskan bahwa adanya pengaruh positif
antara ROA dengan pertumbuhan laba menunjukkan bahwa setiap peningkatan
nilai ROA pada umumnya akan menyebabkan meningkatnya laba bagi
perusahaan, artinya meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba akan menjamin bahwa pertumbuhan laba perusahaan akan meningkat, karena
ROA merupakan rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan

9
beroperasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata – rata dari ketujuh perusahaan
Astra masih belum menunjukkan keefektifaannya dalam mengelola asset, karena
seperti kita ketahui perusahaan Astra memiliki Asset yang bisa dibilang cukup
bagus, tetapi mereka belum bisa mengelolanya dan menjadikannya profit.

Ho3 : EPS berpengaruh terhadap harga saham Grup Astra di BEI


periode 2014-2018

Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari signifikansi 5% (0,05) yang


berarti bahwa Ho3 Diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa “EPS berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham”. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Houston
and Brigham (2001), laba per lembar saham atau EPS adalah kemampuan
perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang
sahamnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan
pendapatan kepada pemegang saham, mencerminkan semakin besar keberhasilan
usaha yang dilakukannya. Hasil tersebut mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006) yaitu Earning Per Share (EPS)
berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham.

Ho4 : PDB berpengaruh terhadap harga saham Grup Astra di BEI


periode 2014-2018

Dalam tabel juga diperoleh nilai signifikansi lebih kecil (0,121) dari pada
taraf signifikansi maka hipotesis Ho4 diterima. Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa Produk Domestik Bruto berpengaruh signifikan terhadap harga. Menurut
Widoatmodjo apabila terjadi resesi dunia maka kondisi ekonomi makro suatu
negara akan surut yang ditandai dengan rendahnya pertumbuhan PDB bahkan
penurunan PDB. Hal tersebut menunjukkan menurunnya kemampuan berproduksi
dan berkonsumsi masyarakat. Perusahaan-perusahaan go public yang berada
dalam kelompok masyarakat tersebut juga akan mengalami penurunan
kemampuan berproduksi. Tingkat produksi yang turun akan menurunkan tingkat
pendapatan perusahaan, kemudian laba juga turun. Apabila laba turun maka
pemberian deviden menjadi sedikit. Hal ini akan membuat anggapan bahwa
kinerja perusahaan jelek yag selanjutnya ditanggapi oleh menurunnya harga
saham perusahaan di bursa efek. Jika sebagian besar perusahaan yang sudah go
public mengalami siklus tersebut, maka sebagian besar harga saham di bursa juga
akan menunjukkan tren yang menurun. Itu ditunjukkan pada ketujuh perusahaan
Astra yang menunjukkan bahwa PDB berpengaruh terhadap saham mereka

10
Ho5 : Kurs Rupiah tidak berpengaruh terhadap harga saham Grup
Astra di BEI periode 2014-2018

Pengaruh positif nilai tukar terhadap harga saham sesuai


dengan teori yang diungkapkan oleh Tandelilin (2000) dan Madura (2006) yang
menyatakan bahwa faktor-faktor ekonomi makro, seperti laju pertumbuhan inflasi,
tingkat suku bunga dan fluktuasi nilai tukar mata uang (exchange rate) secara
empirik telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap kondisi pasar modal di
beberapa negara. Menguatnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing merupakan
sinyal positif bagi ekonomi yang tengah mengalami inflasi.
Hasil ini senada dengan penelitian empiris yang dilakukan
Rachmadhanto dan Raharja (2014) dan Wibowo (2012) yang menemukan adanya
pengaruh positif nilai tukar terhadap harga saham. Namun demikian, hasil
penelitian ini bertentangan dengan uji empiris yang dilakukan oleh Pujawati, et al
(2015), Wiradisastra (2015) dan Mardiyati dan Rosalina (2013) yang
mengungkapkan bahwa nilai tukar memiliki pengaruh negatif terhadap harga
saham.Adapun nilai signifikansi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah
sebesar 0.056, yang menandakan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Rachmadhanto dan Raharja (2014) berpendapat bahwa
tidak berpengaruhnya secara signifikan nilai tukar terhadap harga saham karena
bisa jadi adanya perbedaan sasaran masing masing perusahaan yang sebagian
mengandalkan impor dan sebagian lagi pada kegiatan ekspor.
Selain itu, beberapa investor jangka panjang menganggap bahwa
dampak fluktuasi nilai tukar Rupiah hanya sementara sehingga tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Sementara itu, nilai koefisien determinasi yang
ditemukan dalam penelitian ini adalah sebesar 0.047 (4,7%). Nilai ini
menunjukkan bahwa variasi nilai tukar hanya dapat menjelaskan sebesar 4,7%
terhadap variasi harga saham . Sementara 95,3% lainnya dijelaskan oleh faktor
lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amanah, R., Atmanto, D., & Azizah, D. F. (2014). Pengaruh rasio likuiditas dan
rasio profitabilitas terhadap harga saham. Jurnal Administrasi Bisnis,
12(1), 1-10.

Baridwan, Z. (2010). Intermediate accounting. Yogyakarta: BPFE.

Brigham, H. (2012). Dasar-dasar manajemen keuangan. Jakarta: Selemba Empat.

Deitiana, T. (2013). Pengaruh current ratio, return on equity, dan total asset turn
over terhadap dividend payout ratio dan implikasi pada harga saham
perusahaan lq 45. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 15(1), 82-88.

Dita, I. F. (2013). Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Skripsi (tidak
dipublikasikan). Universitas Brawijaya Malang. Diakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=188901&val=646
7 &title=.

Fahmi, I. (2012). Pengantar manajemen keuangan (teori dan soal jawab).


Bandung: Alfabeta.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Univesitas Dipenegoro.

Hamdi, A. (2013). Pengaruh perputaran modal dan likuiditas terhadap


profitabilitas dan harga saham. Jurnal Manajemen Bisnis, 3(1) , 1-13.

Tandelilim, E. (2010). Portofolio dan investasi. Yogyakarta: Kanisius.

12

Anda mungkin juga menyukai