BIDANG KEGIATAN
PKM-PE
Disusun oleh:
Gusti Yuda Pratama; 1700023252; 2017
Abisyahdan Satria Aji; 1700023251; 2017
Agust Noegroho Kusuma; 1800023256; 2018
Menyetujui
Wakil Dekan Fakultas Farmasi, Ketua Pelaksana Kegiatan,
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Disfungsi seksual lebih sering muncul pada laki-laki daripada wanita.
Sekitar 10% terjadi di segala umur, meningkat lebih dari 50% pada laki-laki
diantara mereka yang berumur 50 dan 70 tahun. Hal tersebut terjadi karena jumlah
sel Leydig menurun sekitar 40%, dan kekuatan hormon pulsatile lutenizing
melepaskan kekuatannya. Sejalan dengan peristiwa ini, tingkat testosterone bebas
menurun sekitar 1,2% per tahun. Afrodisiaka dapat digambarkan sebagai beberapa
zat yang dapat meningkatkan rangsangan seks dan atau kesenangan seksual.
Afrodisiaka dapat juga dipandang sebagai makanan, obat, adegan atau
perlengkapan yang dapat menimbulkan atau meningkatkan rangsangan seksual atau
libido (Yakubu et al., 2007).
Banyak cara yang dilakukan dalam mengatasi keluhan DE ini, salah satunya
adalah dengan obat-obatan. Salah satu obat yang terbaru dan dapat dikonsumsi
secara oral adalah sildenafil sitrat (Boolell M 1996). Biasanya sildenafil mulai
bekerja satu jam setelah dikonsumsi dan ereksi akan terjadi sebagai respon bila
terdapat stimulasi seksual. Dosis yang digunakan 25 – 100 mg (Goldstein I, 1998).
dengan dosis maksimal 100mg dianjurkan hanya untuk penggunaan sekali sehari.
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan kadar sildenafil plasma yaitu :
umur 65 tahun, gangguan hati seperti sirosis, gangguan ginjal berat (kreatinin
klirens < 30ml / menit), obatobatan (eritromisin, ketokonazol, itrakonazol). Oleh
karena itu, pada pasien di atas tersebut disarankan hanya diberikan dosis 25 mg bila
memerlukan penggunaan sildenafil (Lue TF, 1997).
Peningkatan libido pada hewan jantan setelah pemberian senyawa
afrodisiak dapat diketahui dengan mengamati perilaku kawin dari pejantan.
Perilaku kawin dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah hormon
testosterone. Hormon testosteron merupakan hormon yang masuk ke dalam aliran
darah dan berfungsi mengatur pertumbuhan karakteristik seksual sekunder jantan
dan libido serta agresivitas (Hafez, 2000).
Kadar testosteron yang cukup tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan
respon terhadap rangsangan seksual. Sedangkan rendahnya kandungan testosteron
secara kronis akan menyebabkan penurunan dorongan seksual dan agresivitas
(Hadley, 1996). Pemberian senyawa afrodisiak dapat mempersingkat bermulanya
penunggangan dan kopulasi serta dapat meningkatkan frekuensi penunggangan dan
kopulasi (Winarni, 2010).
Didalam kopi tekandung banyak sekali zat aktif, salah satunya yaitu kafein.
"Kafein diklasifikasikan sebagai stimulan dan meningkatkan kinerja" (Jenkinson &
Harbert, 2008). Kafein yang digunakan selama berolahraga memiliki efek yang
mengejutkan. Seorang atlet rugby diberi suplemen kafein, dalam dosis terkontrol
mulai dari 200 sampai 800 mg, satu jam sebelum mengangkat beban. Hasilnya,
sebagaimana diterbitkan dalam International Journal of Sport Nutrition and
Exercise Metabolism pada bulan April 2008, menyebutkan bahwa kekuatan
olahraga tanpa kafein menyebabkan kenaikan konsentrasi testosteron sebesar 15%,
sementara dengan dosis 800 mg kafein akan meningkatkan kadar testosteron
sampai 21%. Hasil tersebut berarti membuktikan kadar testosterone menigkat
sebesar 3%. Kafein juga dapat dihubungkan dengan kualitas dan volume sperma.
Sebuah studi dilaporkan oleh Human Reproduction pada edisi 2008 yang
mengamati perkembangan anak-anak sampai dewasa dari para ibu yang telah
berpartisipasi dalam studi jangka panjang dan mengkonsumsi kafein selama masa
kehamilan mereka. Ibu yang minum 4-7 cangkir setiap hari menghasilkan anak-
anak yang memiliki tingkat sedikit sampai sedang mengalami penurunan volume
air mani dan kadar testosteron. Begitu juga dengan anak-anak dewasa yang minum
kafein memiliki tingkat testosteron 14 persen lebih tinggi dibandingkan dengan
mereka yang memiliki asupan kafein rendah, meskipun tidak ada perbedaan berarti
dalam kualitas air mani ataupun volumenya (Beaven C., Martyn, et al 2008)
Kelebihan bahan herbal salah satunya adalah tidak ada efek samping jika
digunakan pada dosis normal (Wikanjati 2010), sedangkan obat dengan bahan
kimia mudah berinteraksi dengan senyawa obat lain Kopi adalah bahan herbal
sehingga lebih baik sebagai afrodisiaka dibandingkan bahan kimia., contohnya
sildenafil sangat berbahaya jika berinteraksi dengan nitrat. Selain bahannya yang
alami, kelebihan lainnya yakni Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas
perdagangan terpenting di dunia dan dibudidayakan di banyak negara salah satunya
di Indonesia (Gabriele dan Vanzetti, 2008; Wulandari, 2010; Kanaka dan
Chinadurai, 2012). Kopi juga merupakan salah satu komoditas perkebunan
Indonesia dengan volume produksi terbesar keenam setelah kelapa sawit, karet,
kelapa, tebu, dan kakao. Tingginya produksi kopi tersebut menempatkan Indonesia
sebagai produsen kopi terbesar ketiga di dunia dan masuk ke dalam empat pemasok
kopi terbesar di dunia bersama Brazil, Kolombia, dan Vietnam (Wulandari, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini dilakukan uji efektifitas Kopi Lampung sebagai
afrodisiaka serta bagaimana efektifitas kopi lampung sebagai afrodisiaka
dibandingkan dengan sildenafil sitrat.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-PE) ini adalah untuk
mengetahui seberapa efektif Kopi Lampung sebagai afrodisiaka.
1.4 Urgensi Penelitian
Saat ini penggunaan obat-obatan peningkat libido (afrodiksia) masih sering
menggunakan obat berbahan kimia, seperti Sildenafil yang memiliki efek
sampingnya sakit kepala (16%), flushing (10%), rhinitis (4%), pusing (2%),
hipotensi (<2%) dan postural hipotensi (<2%) (Goldstein I 1998). Jika
dikombinasikan dengan nitrat dapat mengakibatkan hipotensi fatal. Meskipun
insidensinya kecil, kejadian kardiovaskular yang serius termasuk hipotensi yang
signifikan dapat terjadi pada populasi tertentu yang berisiko. Paling berisiko adalah
individu yang secara bersamaan mengambil nitrat organik (Cheitlin MD, 1999).
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Untuk Ilmu Pengetahuan
Memperkaya data ilmiah tentang obat tradisional Indonesia, memberikan
informasi tanaman obat yang berkhasiat sebagai afrodiksia, dan menjadi salah satu
sumber acuan untuk mengkaji serta meneliti kandungan senyawa dalam kopi.
1.6.2 Untuk Masyarakat
Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi masyarakat bahwa ada zat
dalam kopi yakni kafein sebagai afrodisiaka.
1.6.3 Untuk Ekonomi
Indonesia memiliki beragam jenis kopi dengan kekhasan dan menjadi daya
tarik sehingga beragam jenis kopi tersebut sangat diminati di pasar internasional.
Produksi serta ekspor kopi Indonesia yang tinggi juga dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan kopi dunia yang semakin meningkat.
Gambar 1. Kafein
(Sastrohamidjojo 1996)
2.2 Afrodisiaka
Istilah afrodisiaka berasal dari kata “Aphrodite” dalam mitologi Yunani
yang berarti “dewi cinta” dan “kecantikan” yang berkhasiat meningkatkan gairah
seks dan berhubungan erat dengan libido seksual, secara hormonal libido
dipengaruhi oleh hormon androgen (Arzani, 1990). Afrodisiaka adalah berbagai
bentuk stimulant atau perangsang yang bisa membangkitkan libido atau nafsu seks.
Afrodisiaka sendiri bisa dikelompokkan menjadi dua. Pertama, yang
mempengaruhi secara fisik dan psikis, misalnya melalui penglihatan, pengecapan,
pembauan dan kesan seperti parfum. Kedua, yang mempengaruhi dari dalam tubuh
misalnya makanan, minuman, obat atau rempah-rempah. Berabad-abad lamanya
telah ada anggapan bahwa makanan tertentu mempunyai efek membangkitkan
nafsu seks. Namun sebenarnya tidak ada bukti ilmiah tentang anggapan ini, Libido
seksual adalah dorongan yang berkekuatan atau yang ada energi dan berupa sesuatu
yang bersifat seksual. Dalam arti luas adalah suatu dorongan atau kekuatan yang
bersifat produktif, konstruktif dan bertujuan kepada integrasi (penyempurnaan yang
menyeluruh) daripada kepribadian. Jadi libido seksual dapat dipengaruhi dengan
cara hormonal maupun non hormonal (Arzani, 1990).
Tahap Persiapan
Pembuatan ekstrak kopi
Pelaksanaan Penelitian
Pemberian perlakuan control dan ekstrak kopi dengan cara di
cekok selama 35 hari pada tikus jantan.
Analisis Data
Data di analisis menggunakan ANOVA keudian dilanjutkan
BNT dengan α 0.05
Penyusunan Laporan
Analisis data
3 Tahap Akhir
Diskusi dan
publikasi
laporan akhir
Daftar Pustaka
Yakubu, M. T., M. A. Akanji, and A. T. Oladiji, 2007, Male Sexual Dysfunction
and Methods used in Assessing Medicinal Plants with Aphrodisiac Potentials:
Pharmacognosy Reviews, v. 1, p. 49–56.
Lue TF. A study of Sidelnafil (Viagra), a new oral agent for the treatment of male
erectile dysfunction. J Urol 1997;157 (suppl):181
Goldstein I, Lue TF, Padma-Nathan H, Rosen RC,Steers WD, Wicker PA. Oral
Sidelnafil on the treatment of erctile dysfunction. N Engl J Med 1998;338:1397-
1404.
Winarni, D. 2010. Efek Ekstrak Ginseng Jawa dan Korea Terhadap Perubahan
Perilaku Mencit Jantan. Universitas Airlangga. Surabaya.
Jenkinson, D., & Harbert, A. (2008). Supplements and Sports. American Family
Physician, 78(9), 1039-46. Retrieved October 30, 2009, from Research Library.
(Document ID: 1584143711)
Beaven C., Martyn, et al. (2008) "Dose Effect of Caffeine on Testosterone and
Cortisol Responses to Resistance Exercise." International Journal of Sport Nutrition
& Exercise Metabolism 18.2 (Apr. 2008): 131-141. EBSCO MegaFILE. EBSCO.
[Library name], [City], [State abbreviation]. 29 Jan. 2009
Wikanjati, Argo (2010), Jamu Godhog Ces Pleng, PT Buku Seru, Yogyakarta
55182
Najiyati, S dan Danarti. 2012. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. PT.
Penebar Swadaya. Jakarta.
4. Lain-lain
Material Pemakaian Harga Jumlah (Rp)
Satuan
Peminjaman untuk 300.000/3x 900.000
laboratorium mengekstraksi
fitokimia bahan
Peminjaman Untuk 250.000/3x 750.000
laboratorium melakukan uji
kimia Analisis kandungan
Promosi Pembuatan 4x setiap 400.000
Pemasaran spanduk, pemasaran
brosur dan
stiker
SUBTOTAL 2.050.000
TOTAL 6.720.000