Data Trouble Code Avanza K3 VE
Data Trouble Code Avanza K3 VE
Tekanan Barometric
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VCPM (E8-22) - E2PM 4,5 sampai 5,5
(E8-12) V
GANTI ECM
NG
OK
Voltage standar:
GANTI ECM
NG
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (V1-3) - VCPM
Di bawah 1 Ω
(E8-22)
PIM (V1-2 ) - PIM
Di bawah 1 Ω
(E8-23)
E2 (V1-1) - E2PM
Di bawah 1 Ω
(E8-12)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
c. Hubungkan voltmeter antara terminal dari E8-23 (PIM) dan E8-12 (E2PM) pada
sisi ECM, kemudian ukur output voltase dalam tekanan atmosfir.
Voltage standar:
2,2 sampai 3,1 V
d. Gunakan pompa vakum, ukur penurunan voltase yang telah diukur dalam
tekanan atmosfir, ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah telah
diberikan pada sensor.
Voltage standar:
Penurunan
Vakum yang Diberikan
Voltase
13,3 (100, 3,94) kPa 0,25 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,55 V
26,7 (200, 7,87) kPa 0,65 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,95 V
40,0 (300, 11,81) kPa 1,05 sampai
(mmHg, in.Hg) 1,35 V
e. Gunakan SST ( turbocharger pressure gauge), ukur kenaikan voltase yang telah
diukur dalam tekanan atmosfir, ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di
bawah telah diberikan pada sensor.
Voltage standar:
OK
GANTI ECM
DTC P0110/43 Sirkuit Intake Air Temperature Malfungsi
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor Temperatur Udara Intake (IAT), yang mendeteksi IAT,
ditempatkan pada bagian depan case saringan udara.
Thermistor yang dibuat menyatu dalam sensor dan mengubah tahanan
sesuai dengan IAT.
Pada saat temperatur udara intake rendah, tahanan thermistor
bertambah. Pada saat temperatur udara intake tinggi, tahanan thermistor
berkurang.
Pada saat tahanan sensor IAT berganti sesuai dengan pergantian dalam
IAT, voltase terminal THA juga berganti. Berdasarkan sinyal ini, ECM
menambah volume injeksi untuk memperbaiki kemampuan pengendaraan
selama pengoperasian mesin dingin.
PETUNJUK:
Pada saat DTC P0110/43 telah terdeteksi, periksa temperatur cairan pendingin
mesin dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester:Powertrain /
Engine / Data List / Intake Air Temp.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai terminal
masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal E2 open circuit.
Voltage standar:
Lanjutkan ke tahap 2
NG
OK
GANTI ECM
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,21 sampai 2,69 kΩ
1-2
pada 20 °C ( 68°F)
0,29 sampai 0,354 kΩ
1-2
pada 80 °C ( 80,00°C)
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THA (E8-13) - THA
Di bawah 1 Ω
(I7-1)
E2 (E8-30) - E2 (I7-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THA (E8-13) atau 10 kΩ atau
THA (I7-1) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor sensor temperatur udara intake
OK
GANTI ECM
DTC P0115/42 Sirkuit Temperatur Cairan Pendingin Mesin
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Thermistor sudah built in dalam sensor temperatur cairan pendingin mesin dan
mengubah tahanan sesuai dengan temperatur cairan pendingin mesin.
Pada saat temperatur cairan pendingin rendah, tahanan thermistor bertambah. Pada
saat temperatur cairan pendingin tinggi, tahanan thermistor berkurang. Sensor
temperatur cairan pendingin dihubungkan ke ECM. Pada saat nilai tahanannya berubah
sesuai dengan temperatur cairan pendingin mesin, voltase pada terminal THW juga
berubah. ECM mengatur volume injeksi berdasarkan pada sinyal ini untuk memperbaiki
pengendaraan saat dikemudikan pada temperatur mesin normal.
PETUNJUK:
Bila ECM mendeteksi DTC P0115/42, ECM masuk ke mode fail-safe, yang aman
temperatur cairan pendingin mesin diasumsikan pada 80°C (176°F).
ECM
PETUNJUK:
Pada saat DTC P0115/42 telah terdeteksi, periksa temperatur cairan pendingin
mesin dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester: Powertrain /
Engine / Data List / Coolant Temp.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai terminal
masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal E2 open circuit.
1.PERIKSA ECM (VOLTAGE THW)
Voltage standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
0,2 sampai 1,0 V
(Temperatur cairan
THW (E8-19)
pendingin mesin 60°
- E2 (E8-30)
sampai 120°C (140°
sampai 248 °F))
Lanjutkan ke tahap 2
NG
OK
GANTI ECM
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,29 sampai 2,60 kΩ
1-2
pada 20°C ( 68°F)
0,3017 sampai 0,3269
1-2 kΩ pada 80°C
( 80,00°C)
PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak
diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THW (W1-1) atau
Di bawah 1 Ω
THW (E8-19)
E2 (W1-2) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Tahanan standar (Periksa dari short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THW (W1-1) atau 10 kΩ atau
THW (E8-19) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor sensor temperatur cairan pendingin mesin.
OK
GANTI ECM
DTC P0120/41 Malfungsi Sirkuit Sensor Posisi Pedal
Throttle / Switch "A"
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor posisi throttle ditempatkan pada throttle body dan mendeteksi
sudut buka throttle valve.
Pada saat katup throttle ditutup penuh, voltase mendekati 0,4 sampai 0,9
V diberikan pada terminal VTH dari ECM. Voltase yang diberikan pada
terminal VTH dari ECM bertambah secara proporsional seiring dengan
sudut buka katup throttle dan mencapai sekitar 3,2 sampai 4,9 V saat
katup throttle dibuka penuh. ECM menentukan kondisi pengendaraan
kendaraan dari output voltase dari terminal VTA, dan melakukan fungsi
seperti mengkoreksi rasio udara-bahan bakar dan kontrol pemutusan
bahan bakar.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2
sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan
terminal E2 open circuit.
c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / Throttle POS.
Hasil:
Accelerator Posisi
Lanjutkan
Pedal (Pedal Throttle
ke
Akselerator) Valve
Dibebaskan →
0% A
Ditekan
Sekitar 10
Dibebaskan → %→
B
Ditekan Sekitar 75
%
Dibebaskan → Sekitar
C
Ditekan 100 %
GANTI ECM
B
Lanjutkan ke tahap 4
C
A
Tahanan standar:
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
OK
GANTI ECM
Tahanan standar:
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
OK
GANTI ECM
Voltage standar:
GANTI ECM
OK
NG
Tahanan standar:
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
OK
GANTI ECM
PENJELASAN
Sensor heated oxygen adalah tipe laminasi. Dibandingkan dengan tipe konvensional,
sensor dan bagian heater dari tipe laminasi ini secara keseluruhan lebih runcing. Karena
panas yang diberikan heater mengenai secara langsung pada alumina dan zirconia (pada
bagian sensor), sehingga dapat mempercepat aktivasi sensor.
Untuk mendapatkan kecepatan pemurnian yang tinggi dari komponen carbon monoxide
(CO), hydrocarbon (HC) dan nitrogen oxide (NOx) dari gas buang, maka digunakan
three-way catalytic converter. Agar penggunaan three-way catalytic converter lebih
efisien, rasio udara- bahan bakar harus dikontrol secara presisi sehingga rasionya
mendekati rasio udara-bahan bakar stoichiometric.
Sensor heated oxygen memiliki karakteristik yang mana voltase keluaran-nya berubah
tiba-tiba di sekitar rasio udara-bahan bakar stoichiometric. Ini digunakan untuk
mendeteksi konsentrasi oksigen dalam gas buang dan menyediakan untuk ECM berupa
umpan balik untuk mengontrol rasio udara-bahan bakar.
Pada saat rasio udara-bahan bakar menjadi kurus, konsentrasi oksigen dalam gas buang
ditambah. Dan sensor heated oxygen menginformasikan ke ECM dalam kondisi kurus
(voltase rendah, yakni kurang dari 0,45 V).
Pada saat rasio udara-bahan bakar menjadi lebih gemuk dari rasio udara-bahan bakar
stoichiometric, konsentrasi oksigen dalam gas buang dikurangi. Dan sensor heated
oxygen menginformasikan ke ECM dalam kondisi kurus (voltase tinggi, yakni lebih dari
0,45 V). ECM menentukan apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus dan
mengontrol timing injeksi sesuai dengan output voltase dari sensor heated oxygen.
Bagaimanapun juga, jika sensor heated oxygen malfungsi dan output voltase abnormal,
maka ECM menjadi tidak mampu lagi melakukan kontrol rasio udara-bahan bakar secara
akurat.
Sensor heated oxygen termasuk heater yang memanaskan elemen zirconia. Heater
dikontrol oleh ECM. Pada saat volume udara intake rendah (temperatur gas buang
rendah), arus mengalir ke heater guna memanaskan sensor untuk memfasilitasi akurasi
deteksi konsentrasi oksigen.
Pemanas sensor
dipanaskan (2 trip detection logic) heated oxygen ( sensor
1)
ECM
PETUNJUK:
Sensor 1 menunjuk ke sensor yang berdekatan dengan mesin assembly.
Output voltase sensor heated oxygen (O2S B1 S1) dan nilai short-term
fuel trim (O2FT B1 S1) dapat dibaca menggunakan intelligent tester.
Hubungkan intelligent tester ke DLC3 dan pilih item menu berikut ini:
Powertrain / Engine / Data List / O2S B1 S1 and O2FT B1 S1.
WIRING DIAGRAM
KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN
1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester. Kemudian
hapus DTC.
5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin mencapai lebih
dari 75°C (167°F).
6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama 40 detik
atau lebih.
7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau lebih.
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus
pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c) sampai (h).
PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah (i) karena DTC
ini memungut 2 trip detection logic.
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERHATIAN:
Bila kendaraan kekurangan bahan bakar, rasio udara-bahan bakar menjadi
kurus dan DTC sensor oksigen terekam, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki
terminal E2 sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan,
maka kemungkinan terminal E2 open circuit.
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze
frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan
apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk
atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Voltase yang tinggi (0.5 V atau lebih ) pada sensor heated oxygen
(sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar
yang gemuk. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin
bekerja pada campuran gemuk.
Voltase yang rendah (0,4 V atau kurang ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat
disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang kurus. Periksa kondisi yang dapat
menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.
d. Baca DTC.
Hasil:
iv. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / O2S B1
S1.
v. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.
vi. Baca voltase output sensor heated oxygen ketika mesin idling dan
dinaikkan putarannya.
Voltage standar:
Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
b. Tidak menggunakan intelligent tester:
i. Panaskan mesin.
ii. Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT
(12) dan E (4) dari DLC3.
iii. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.
Voltage standar:
Fluktuasi antara 0V dan 5 V.
Lanjutkan ke tahap 9
OK
NG
OK
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
c. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) - OX1
Di bawah 1 Ω
(E8-2)
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
E1 (H11-4) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (periksa keadaan short):
OK
6.PERIKSA SISTEM INDUKSI UDARA
a. Periksa kebocoran vakum dalam sistem induksi udara.
OK:
Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.
OK
OK
PETUNJUK:
Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat
halaman Klik di sini).
OK:
Terjadi percikan.
OK
d. Baca DTC.
Hasil:
PENJELASAN
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
ECM
WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
c. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
OK
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OXH1 (E8-8) - E2
8 sampai 14 V
(E8-30)
GANTI ECM
OK
NG
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
HT (H11-1) atau 10 kΩ atau
OXH1 (E8-8) - Masa lebih tinggi
bodi
iv. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
v. Hubungkan kembali konektor ECM.
OK
GANTI ECM
DTC P0171/25 Sistem Terlalu Kurus (Malfungsi A/F
Kurus, Bank 1)
DTC P0172/26 Sistem Terlalu Gemuk (Malfungsi A/F
Gemuk, Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Fuel trim terkait dengan nilai kompensasi feedback, tidak menjadi dasar
timing injeksi. Fuel trim mencakup short-term fuel trim dan long-term
fuel trim. Short-term fuel adalah kompensasi short-term fuel, dipakai
untuk menjaga agar ratio udara-bahan bakar tetap pada level
stoichiometric. Sinyal dari sensor heated oxygen sensor menunjukkan
apakah rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk atau kurus
dibandingkan dengan rasio stoichiometric, melakukan trigger
pengurangan volume injeksi bahan bakar jika rasio udara-bahan bakar
gemuk, dan menambah volume injeksi bahan bakar bila kurus. Long-term
fuel trim mengontrol kompensasi bahan bakar secara keseluruhan dan
menyeimbangkan deviasi secara kontinu ke nilai tengah dari short-term
fuel trim yang disebabkan oleh perbedaan individual mesin, lingkungan
operasi dan umur pakai. Bila total short-term fuel trim dan the long-term
fuel trim termasuk kurus atau gemuk terhadap level standar, itu
merupakan ketentuan adanya malfungsi dalam sistem SFI. ECM
menyalakan MIL dan mengeset DTC.
Injektor tersumbat
Sensor tekanan
absolut manifold
Sensor temperatur
cairan pendingin mesin
Selang ventilasi
ECM
P0172/26 Bila feedback rasio udara-bahan bakar stabil Injektor bocor atau
setelah pemanasan mesin, fuel trim tersumbat
mempertimbangkan adanya kesalahan di sisi
rich Sensor tekanan
(2 trip detection logic) absolut manifold
Sensor temperatur
cairan pendingin mesin
Sistem pengapian
ECM
PETUNJUK:
Saat di-set DTC P0171/25, rasio udara-bahan bakar tergolong kurus.
Saat di-set DTC P0172/26, rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk.
Jika kendaraan kehabisan bahan bakar, rasio udara-bahan bakar menjadi
kurus dan mungkin diset DTC P0171/25. MIL kemudian menyala.
Bila total dari nilai short-term fuel trim dan nilai long-term fuel trim
sekitar +-20 %, maka sistem akan berfungsi secara normal.
WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERHATIAN:
Bila kendaraan kehabisan bahan bakar, ratio udara-bahan bakar menjadi
miskin, sensor heated oxygen merekam DTC, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan
apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau
kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Voltase yang tinggi (0.5 V atau lebih ) pada sensor heated oxygen
(sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang
gemuk. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada
campuran gemuk.
Voltase yang rendah (0,4 V atau kurang ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat
disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang kurus. Periksa kondisi yang dapat
menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.
d. Baca DTC.
Hasil:
OK
OK:
Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.
OK
Voltage standar:
Penurunan
Vakum yang Diberikan
Voltase
13,3 (100, 3,94) kPa 0,25 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,55 V
26,7 (200, 7,87) kPa 0,65 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,95 V
40,0 (300, 11,81) kPa 1,05 sampai
(mmHg, in.Hg) 1,35 V
e. Gunakan turbocharger pressure gauge, ukur kenaikan voltase yang telah diukur
dalam tekanan atmosfir (*1) ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di
bawah telah diberikan pada sensor.
OK
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,29 sampai 2,60 kΩ
1-2
pada 20°C ( 68°F)
0,3017 sampai 0,3269
1-2 kΩ pada 80°C
( 80,00°C)
PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak
diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
c.Pasang kembali sensor temperatur pendingin mesin.
OK
PETUNJUK:
Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat
halaman Klik di sini).
OK:
Terjadi percikan.
OK
PETUNJUK:
Referensi pada Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat Pub.
No. DR168E pada halaman 11-8).
Tekanan bahan bakar standar:
319 sampai 329 kPa (3,3 sampai 3,4 kgf/cm2, 46 sampai 48 psi)
OK
PETUNJUK:
Referensi pada Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar (Lihat Pub. No. DR168E pada
halaman 11-10).
OK
OK
iv. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / O2S B1
S1.
v. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.
vi. Baca voltase output sensor heated oxygen ketika mesin idling dan
dinaikkan putarannya.
Voltage standar:
Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
b. Tidak menggunakan intelligent tester:
i. Panaskan mesin.
ii. Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT
(12) dan E (4) dari DLC3.
iii. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.
Voltage standar:
Fluktuasi antara 0V dan 5 V.
Lanjutkan ke tahap 16
OK
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
c. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) - OX1
Di bawah 1 Ω
(E8-2)
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
E1 (H11-4) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
OK
13.GANTI HEATED OXYGEN SENSOR (SENSOR 1)
NEXT
6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama
40 detik atau lebih.
7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau
lebih.
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus
pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c)
sampai (h).
PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah
(i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.
NEXT
d. Baca DTC.
Hasil:
GANTI ECM
B
SELESAI
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu
siklus pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c)
sampai (h).
PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama
langkah (i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.
NEXT
17.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
d. Baca DTC.
Hasil:
GANTI ECM
B
YA
PENJELASAN
Fuel trim terkait dengan nilai kompensasi feedback, tidak menjadi dasar
timing injeksi. Fuel trim mencakup short-term fuel trim dan long-term
fuel trim. Short-term fuel adalah kompensasi short-term fuel, dipakai
untuk menjaga agar ratio udara-bahan bakar tetap pada level
stoichiometric. Sinyal dari sensor heated oxygen sensor menunjukkan
apakah rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk atau kurus
dibandingkan dengan rasio stoichiometric, melakukan trigger
pengurangan volume injeksi bahan bakar jika rasio udara-bahan bakar
gemuk, dan menambah volume injeksi bahan bakar bila kurus. Long-term
fuel trim mengontrol kompensasi bahan bakar secara keseluruhan dan
menyeimbangkan deviasi secara kontinu ke nilai tengah dari short-term
fuel trim yang disebabkan oleh perbedaan individual mesin, lingkungan
operasi dan umur pakai. Bila total short-term fuel trim dan the long-term
fuel trim termasuk kurus atau gemuk terhadap level standar, itu
merupakan ketentuan adanya malfungsi dalam sistem SFI. ECM
menyalakan MIL dan mengeset DTC.
Injektor tersumbat
Sensor tekanan
absolut manifold
Sensor temperatur
cairan pendingin mesin
Selang ventilasi
ECM
Injektor bocor atau
tersumbat
Sensor tekanan
absolut manifold
Sensor temperatur
cairan pendingin mesin
Sistem pengapian
Bila feedback rasio udara-bahan bakar stabil
setelah pemanasan mesin, fuel trim Tekanan bahan bakar
P0172/26 mempertimbangkan adanya kesalahan di sisi
rich Kebocoran gas pada
(2 trip detection logic) sistem exhaust
ECM
PETUNJUK:
Saat di-set DTC P0171/25, rasio udara-bahan bakar tergolong kurus.
Saat di-set DTC P0172/26, rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk.
Jika kendaraan kehabisan bahan bakar, rasio udara-bahan bakar menjadi
kurus dan mungkin diset DTC P0171/25. MIL kemudian menyala.
Bila total dari nilai short-term fuel trim dan nilai long-term fuel trim
sekitar +-20 %, maka sistem akan berfungsi secara normal.
WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERHATIAN:
Bila kendaraan kehabisan bahan bakar, ratio udara-bahan bakar menjadi
miskin, sensor heated oxygen merekam DTC, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan
apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau
kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Voltase yang tinggi (0.5 V atau lebih ) pada sensor heated oxygen
(sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang
gemuk. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada
campuran gemuk.
Voltase yang rendah (0,4 V atau kurang ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat
disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang kurus. Periksa kondisi yang dapat
menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.
d. Baca DTC.
Hasil:
OK
OK:
Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.
OK
Voltage standar:
Penurunan
Vakum yang Diberikan
Voltase
13,3 (100, 3,94) kPa 0,25 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,55 V
26,7 (200, 7,87) kPa 0,65 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,95 V
40,0 (300, 11,81) kPa 1,05 sampai
(mmHg, in.Hg) 1,35 V
e. Gunakan turbocharger pressure gauge, ukur kenaikan voltase yang telah diukur
dalam tekanan atmosfir (*1) ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di
bawah telah diberikan pada sensor.
OK
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,29 sampai 2,60 kΩ
1-2
pada 20°C ( 68°F)
0,3017 sampai 0,3269
1-2 kΩ pada 80°C
( 80,00°C)
PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak
diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
c.Pasang kembali sensor temperatur pendingin mesin.
OK
PETUNJUK:
Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat
halaman Klik di sini).
OK:
Terjadi percikan.
OK
PETUNJUK:
Referensi pada Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat Pub.
No. DR168E pada halaman 11-8).
Tekanan bahan bakar standar:
319 sampai 329 kPa (3,3 sampai 3,4 kgf/cm2, 46 sampai 48 psi)
OK
PETUNJUK:
Referensi pada Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar (Lihat Pub. No. DR168E pada
halaman 11-10).
OK
OK
iv. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / O2S B1
S1.
v. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.
vi. Baca voltase output sensor heated oxygen ketika mesin idling dan
dinaikkan putarannya.
Voltage standar:
Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
b. Tidak menggunakan intelligent tester:
i. Panaskan mesin.
ii. Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT
(12) dan E (4) dari DLC3.
iii. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.
Voltage standar:
Fluktuasi antara 0V dan 5 V.
Lanjutkan ke tahap 16
OK
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
c. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) - OX1
Di bawah 1 Ω
(E8-2)
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
E1 (H11-4) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
OK
13.GANTI HEATED OXYGEN SENSOR (SENSOR 1)
NEXT
6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama
40 detik atau lebih.
7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau
lebih.
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus
pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c)
sampai (h).
PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah
(i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.
NEXT
d. Baca DTC.
Hasil:
GANTI ECM
B
SELESAI
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu
siklus pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c)
sampai (h).
PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama
langkah (i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.
NEXT
17.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
d. Baca DTC.
Hasil:
GANTI ECM
B
YA
PENJELASAN
Knock sensor tipe flat (non-resonant type) mempunyai struktur yang
dapat mendeteksi getaran atas frekuensi pita lebar: kira-kira antara 6
kHz dan 15 kHz. Knock sensor dipasang pada blok mesin untuk
mendeteksi knocking mesin. Knock sensor mengandung elemen
piezoelectric yang menimbulkan voltase bila elemen ini berubah bentuk.
Dibangkitkan voltase saat blok mesin digetarkan oleh knocking. Kejadian
apapun dari knocking mesin dapat dihilangkan dengan mengundurkan
timing pengapian.
ECM
PETUNJUK:
Bila ECM mendeteksi DTC P0325/18, ECM mengoperasikan fungsi fail-safe mode
untuk mengkoreksi besarnya sudut pengunduran untuk diset secara maksimal.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.
Lanjutkan ke tahap 6
OK
NG
2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (SENSOR KNOCK - ECM)
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (K1-2) - KNK (E8-
Di bawah 1 Ω
31)
- (K1-1) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (K1-2) atau KNK 10 kΩ atau
(E8-31) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor.
OK
3.PERIKSA ECM (VOLTAGE TERMINAL KNK)
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
KNK (E8-31) - E2 4,5 sampai 5,5
(E8-30) V
d. Hubungkan kembali konektor sensor.
GANTI ECM
NG
OK
Momen:
20 N*m{ 204 kgf*cm , 15 ft.*lbf }
OK
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
120 sampai 280 kΩ
2-1
pada 20°C ( 68°F)
c. pasang kembali sensor knock.
OK
NEXT
d. Baca DTC.
Hasil:
GANTI ECM
DTC P0335/13 Malfungsi Sirkuit "A" Sensor Posisi
Crankshaft
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor posisi crankshaft (N1 signal) terdiri darai magnet, inti besi dan
pickup coil. Plat sinyal posisi crankshaft memiliki 30 gigi (36 dikurangi 6
gigi) dan dipasangkan pada puli timing crankshaft. Sensor ini
membangkitkan 30 sinyal per putaran mesin. ECM mendeteksi sudut
crankshaft dan putaran mesin berdasarkan pada sinyal-sinyal N1, begitu
juga silinder berdasarkan pada kombinasi dari sinyal N1 dan sinyal N2*.
*: Sinyal output dari sensor posisi camshaft.
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah
kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan
atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data
lain sewaktu terjadi malfungsi.
Bila tidak ditemukan masalah dalam prosedur troubleshooting ini, troubleshoot sistem
mekanisme mesin.
GANTI ECM
OK
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
1.850 sampai 2.450 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
c. Hubungkan kembali konektor sensor posisi crankshaft.
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C2-1) - N1+ (E8-
Di bawah 1 Ω
11)
- (C2-2) - N1- (E8-
Di bawah 1 Ω
21)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C2-1) atau N1+ 10 kΩ atau
(E8-11) - Masa bodi lebih tinggi
- (C2-2) atau N1- 10 kΩ atau
(E8-21) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor posisi crankshaft.
OK
OK:
Sensor terpasang dengan benar.
OK
OK:
Sensor plate tidak ada yang retak atau berubah bentuk.
OK
GANTI ECM
DTC P0340/14 Sirkuit Sensor Posisi Camshaft "A" (Bank 1
atau Single Sensor)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor posisi camshaft (sinyal N2) terdiri dari magnet, inti besi dan
pickup coil, dan sensor tersebut dipasangkan pada cylinder head. Timing
rotor memiliki 3 gigi dan terintegrasi dengan intake camshaft. Kapan saja
camshafts berputar, gigi dari timing rotor dan celah udara pada pickup
berubah, menyebabkan fluktuasi dalam medan magnet dan
membangkitkan gaya elektromotif dalam pickup coil. Karena gigi dari
timing rotor saling berdekatan dan bergerak melewati pickup coil, maka
dihasilkan voltase dan dibangkitkan arus bolak-balik.
ECM
WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah
kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan
atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data
lain sewaktu terjadi malfungsi.
Bila tidak ditemukan masalah dalam prosedur troubleshooting ini, troubleshoot sistem
mekanisme mesin.
a. Hubungkan oscilloscope probes ke terminal N1+ dan terminal N1- dari konektor
ECM.
b. Periksa bentuk gelombang saat mesin idling atau cranking.
Ch1:
Antara N2+ (E8-18) dan
Nama N2- (E8-28)
Terminal ECM Ch2:
Antara N1+ (E8-11) dan
N1- (E8-21)
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kondisi Cranking atau Idling
c. OK:
d. Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin. (Referensi
ke bentuk gelombang Ch1 dalam gambar)
e. PETUNJUK:
Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah
putaran idle mesin.
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
1.850 sampai 2.450 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
c. Hubungkan kembali konektor sensor posisi camshaft.
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C1-1) - N2+ (E8-
Di bawah 1 Ω
18)
- (C1-2) - N2- (E8-
Di bawah 1 Ω
28)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C1-1) or N2+ (E8- 10 kΩ atau
18) - Masa bodi lebih tinggi
- (C1-2) atau N2- 10 kΩ atau
(E8-28) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor posisi camshaft.
OK
OK:
Sensor terpasang dengan benar.
OK
OK:
Timing rotor tidak memiliki keretakan atau berubah bentuk.
GANTI CAMSHAFT
NG
OK
GANTI ECM
DTC P0350/16 Koil Pengapian "A" Utama / Sirkuit
Sekunder
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Direct ignition system (sistem pengapian langsung) telah digunakan pada
kendaraan ini. Direct ignition system adalah sistem pengapian dimana
setiap silinder dinyalakan oleh satu koil pengapian. Dalam sistem
pengapian 1 silinder, satu busi dihubungkan ke ujung rangkaian
sekunder. Tegangan tinggi dibangkitkan dalam rangkaian sekunder dan
digunakan secara langsung untuk busi. Bunga api busi meloncat dari
elektroda tengah ke elektroda masa.
ECM menentukan timing pengapian dan meneruskan sinyal pengapian
untuk setiap silinder. Menggunakan sinyal pengapian, ECM mematikan
atau menghidupkan power transistor di dalam igniter, yang bertugas
memutus dan menghubungkan arus yang menuju primary coil. Pada saat
arus menuju ke primary coil diputus, terbangkit tegangan tinggi dalam
koil sekunder dan voltase ini digunakan busi untuk membuat letikan
bunga api di dalam silinder.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
Open atau short dalam
sirkuit IG (1 sampai 4)
Open dalam sirkuit IG1 sampai 4 dari koil
P0350/16 pengapian assembly ke ECM Koil pengapian assembly
(1 trip detection logic) No. 1 sampai No. 4
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Lakukan test loncatan bunga api untuk menentukan malfungsi silinder.
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan
atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi
malfungsi.
a. Lepaskan ignition coil I2, I3, I4 dan/atau I6 dan konektor koil pengapian
assembly.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Koil Pengapian No.1
Di bawah 1 Ω
(I2-3) - IG1 (E8-17)
Koil Pengapian No.2
Di bawah 1 Ω
(I3-3) - IG2 (E8-27)
Koil Pengapian No.3
Di bawah 1 Ω
(I4-3) - IG3 (E8-34)
Koil Pengapian No.4
Di bawah 1 Ω
(I6-3) - IG4 (E8-16)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Koil Pengapian No.1
10 kΩ atau
(I2-3) atau IG1 (E8-
lebih tinggi
17) - Masa bodi
Koil Pengapian No.2
10 kΩ atau
(I3-3) atau IG2 (E8-
lebih tinggi
27) - Masa bodi
Koil Pengapian No.3
10 kΩ atau
(I4-3) atau IG3 (E8-
lebih tinggi
34) - Masa bodi
Koil Pengapian No.4
10 kΩ atau
(I6-3) atau IG4 (E8-
lebih tinggi
16) - Masa bodi
d. Hubungkan kembali konektor ECM.
OK
b. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
GND (I2-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
GND (I3-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
GND (I4-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
GND (I6-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
c. Putar switch pengapian ke ON.
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+B (I2-1) - G (I2-
11 sampai 14 V
4)
+B (I3-1) - G (I3-
11 sampai 14 V
4)
+B (I4-1) - G (I4-
11 sampai 14 V
4)
+B (I6-1) - G (I6-
11 sampai 14 V
4)
e. Hubungkan kembali koil pengapian assembly
OK
GANTI ECM
NG
OK
PENJELASAN
Untuk mengurangi emisi hydrocarbon (HC), uap bahan bakar dari tangki
bensin dialirkan melewati charcoal canister menuju intake manifold untuk
pembakaran di dalam silinder.
ECM mengubah duty signal ke Vacuum Switching Valve (VSV) dalam
sistem Evaporative Emission (EVAP) sehingga emisi HC yang masuk dapat
disesuaikan dengan kondisi pengendaraan (beban mesin, putaran mesin,
kecepatan kendaraan dll.) setelah mesin dipanaskan.
ECM
*: Selagi sinyal kontrol beban vacuum switching valve adalah 5 sampai 80%
PETUNJUK:
Vacuum switching valve control duty signal dapat diperiksa dengan memilih
item menu pada intelligent tester: Powertrain / Engine / Data List / Evap Purge
Flow.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan
bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
d. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Active Test / Activate the
VSV for EVAP Control.
f. Periksa apakah saluran yang dilepas memberikan hisapan pada jari Anda pada
saat mengoperasikan vacuum switching valve menggunakan intelligent tester.
Standar:
Pengoprasian
Kondisi spesifikasi
Tester
Memberikan hisapan
VSV ON
pada jari Anda
Tidak memberikan
VSV OFF hisapan pada jari
Anda
NG
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
PRG (E8-9) - E01
11 sampai 14 V
(E8-3)
GANTI ECM
OK
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
30 sampai 34 Ω pada
1-2
20°C (68°F)
OK:
Udara mengalir pada saat voltase baterai diberikan ke vacuum
switching valve
d. Pasang kembali vacuum switching valve
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching valve
Di bawah 1 Ω
(V3-1) - PRG (E8-9)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
10 kΩ atau
valve (V3-1) atau PRG
lebih tinggi
(E8-9) - Masa bodi
d. Hubungkan kembali konektor ECM.
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching valve
Di bawah 1 Ω
(V3-2) - relay EFI (5)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
10 kΩ atau
valve (V3-2) atau relay
lebih tinggi
EFI (5) - Masa bodi
d. Pasang kembali relay EFI.
OK
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
PRG (E8-9) - E01
11 sampai 14 V
(E8-3)
GANTI ECM
OK
NG
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
30 sampai 34 Ω pada
1-2
20°C (68°F)
OK:
Udara mengalir pada saat voltase baterai diberikan ke vacuum
switching valve
d. Pasang kembali vacuum switching valve
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching valve
Di bawah 1 Ω
(V3-1) - PRG (E8-9)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
10 kΩ atau
valve (V3-1) atau PRG
lebih tinggi
(E8-9) - Masa bodi
d. Hubungkan kembali konektor ECM.
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching valve
Di bawah 1 Ω
(V3-2) - relay EFI (5)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
10 kΩ atau
valve (V3-2) atau relay
lebih tinggi
EFI (5) - Masa bodi
d. Pasang kembali relay EFI.
OK
PENJELASAN
Sensor kecepatan kendaraan dipasangkan pada meter kombinasi, dan
terdiri dari magnet yang diputar oleh kabel speedometer. Setiap putaran,
speedometer memutar reed switch ke ON dan OFF sebanyak empat kali,
dan sinyal ON/OFF ini diteruskan ke ECM. ECM menentukan kecepatan
kendaraan sesuai dengan frekuensi pulsa sinyal ini.
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.
OK:
Cara kerja speedometer normal.
PERIKSA SIRKUIT SPEEDOMETER
NG (METER DAN SISTEM GAUGE)
OK
d. Putar perlahan roda belakang, dan ukur voltage dari konektor ECM.
Voltage standar:
Nama
Antara SPD (E10-18)
Terminal
dan E1 (E8-29)
ECM
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kecepatan kendaraan
Kondisi
20 km/jam (12 mph)
GANTI ECM
OK
NG
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SPSR (C4-10) - SPD
Di bawah 1 Ω
(E10-18)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SPSR (C4-10) atau
10 kΩ atau
SPD (E10-18) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor meter kombinasi assembly.
OK
MENGGANTI METER KOMBINASI ASSEMBLY
PENJELASAN
Katup Idle Speed Control (ISC) dipasangkan pada throttle body. Selama
idling, katup itu mengontrol putaran mesin dengan menambah atau
mengurangi volume udara yang di-bypass oleh throttle valve, sesuai
dengan sinyal yang diterima dari ECM.
Rotor dibuat menyatu di dalam ISC berputar searah jarum jam atau
berlawanan jarum jam dengan sudut tetap, sesuai dengan sinyal dari
ECM.
Rotor dan katup dipasang dengan mur biasa, sehingga katup hanya dapat
bergerak maju mundur sebanding dengan putaran rotor. Kemudian,
volume udara intake dikontrol oleh pergantian celah antara katup dan
body.
ECM
PETUNJUK:
Jika throttle body atau ECM diganti, atau terminal baterai dihubungkan kembali,
pastikan untuk inisialisasi katup ISC.
Ikuti prosedur di bawah ini tanpa menekan pedal akselerator dalam rangka
melakukan inisialisasi:
Putar switch pengapian ke ON (jangan menghidupkan mesin) dan
tunggu selama 5 detik.
Putar switch pengapian ke OFF, dan tunggu kira-kira selama 15 detik.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.
b. Hidupkan mesin.
Standar:
Putaran mesin tinggi saat mesin dingin. Dan sebaliknya, turun saat
mesin panas, dan pertahankan putaran pada 750 rpm seperti pada
putaran idle.
PETUNJUK:
Pada saat tidak menggunakan intelligent tester, lihat ke Periksa Putaran Idle
Mesin (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-3).
NG
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ISA1 (I1-3) - IACAHI
Di bawah 1 Ω
(E8-15)
ISA2 (I1-1) - IACALO
Di bawah 1 Ω
(E8-14)
ISB1 (I1-4) - IACBHI
Di bawah 1 Ω
(E8-25)
ISB2 (I1-2) - IACBLO
Di bawah 1 Ω
(E8-24)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ISA1 (I1-3) - IACAHI 10 kΩ atau
(E8-15) - Masa bodi lebih tinggi
ISA2 (I1-1) - IACALO 10 kΩ atau
(E8-14) - Masa bodi lebih tinggi
ISB1 (I1-4) - IACBHI 10 kΩ atau
(E8-25) - Masa bodi lebih tinggi
ISB2 (I1-2) - IACBLO 10 kΩ atau
(E8-24) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor katup ISC.
OK
3.PERIKSA THROTTLE BODY IDLE SPEED CONTROL VALVE ASSEMBLY
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
ISA1 (3) - 45,6 sampai 50,4 Ω
ISA2 (1) pada 27°C (81°F)
ISB1 (4) - 45,6 sampai 50,4 Ω
ISB2 (2) pada 27°C (81°F)
c. Hubungkan kembali konektor katup ISC.
OK
GANTI ECM
DTC P1346/75 Sensor VVT / Range Sirkuit sensor Posisi
Camshaft / Problem Performance (Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sistem Variable Valve Timing (VVT) terdiri dari ECM, Oil Control Valve (OCV) dan VVT
controller. ECM mengirim sinyal kontrol target duty-cycle ke OCV. Sinyal kontrol ini
mengatur tekanan oli yang disuplai ke VVT controller. Camshaft timing control
melakukan penyesuaian dengan kondisi pengoperasian mesin seperti volume udara
intake, posisi katup throttle dan temperatur cairan pendingin mesin. ECM mengontrol
OCV berdasarkan sinyal yang diteruskan oleh beberapa sensor. VVT controller mengatur
sudut intake camshaft menggunakan tekanan oli melalui OCV. Sebagai hasilnya, posisi
relatif camshaft dan crankshaft dapat dioptimalkan, memperbaiki momen mesin dan
menghemat bahan bakar, serta mengurangi emisi gas buang dalam berbagai kondisi
pengendaraan. ECM mendeteksi timing katup intake aktual menggunakan sinyal dari
sensor posisi camshaft dan crankshaft, dan melakukan kontrol umpan balik.
Bagaimanapun juga target timing katup intake diferivikasi oleh ECM.
No.DTC Kondisi Deteksi Area Gangguan
Sistem mekanikal (rantai
timing loncat gigi, rantai
Timing crankshaft dan timing camshaft telah memanjang)
P1346/75 keduanya tidak bersesuaian dengan
kontrol timing katup (2 trip detection logic) Timing katup
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.
OK:
Tanda penyesuai puli crankshaft dan puli camshaft telah lurus.
PETUNJUK:
Untuk penyetelan valve timing, referensi ke Valve Clearance/ Adjustment
procedure (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-6).
OK
GANTI ECM
DTC P1349/73 Malfungsi pada Sistem VVT (Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Referensi ke DTC P1346/75 (Lihat halaman Klik di sini).
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.
a. Putar crankshaft searah jarum jam, untuk meluruskan tanda timing dari puli
crankshaft dengan penunjuk pada tutup rantai timing.
b. Periksa bahwa tanda penyesuai pada camshaft timing sprocket menghadap ke
atas. Jika tidak, putar crankshaft 1 putaran hingga tanda-tanda tersebut
menghadap ke atas.
OK:
Tanda penyesuai puli crankshaft dan puli camshaft telah lurus.
PETUNJUK:
Untuk penyetelan valve timing, referensi ke Valve Clearance/ Adjustment
procedure (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-6).
OK
1. Periksa (1):
Lepaskan konektor C7 camshaft timing oil control valve.
2. Periksa (2):
Berikan voltase baterai positif pada terminal katup kontrol oli timing
camshaft
Hasil:
Lanjutkan
Periksa (1) Periksa (2)
ke
Putaran Idle kasar
A mesin atau mesin
normal mati
B Selain kondisi di atas
c. Hubungkan kembali konektor camshaft timing oil control valve.
Lanjutkan ke tahap 6
B
GANTI ECM
NG
OK
OK:
Filter tidak tersumbat.
c. Pasang kembali OCV filter
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) - OCV+
Di bawah 1 Ω
(E9-7)
OCV (C7-2) - OCV-
Di bawah 1 Ω
(E9-6)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) atau
10 kΩ atau
OCV+ (E9-7) - Masa
lebih tinggi
bodi
OCV (C7-2) atau
10 kΩ atau
OCV- (E9-6) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor OCV.
e. Hubungkan kembali konektor ECM.
OK
Tahanan standar:
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
6,9 sampai 7,9 Ω
1-2
pada 20°C (20,00°C)
b. Periksa cara kerja.
i. Hubungkan kabel positif (+) dari baterai untuk terminal 1 (+) dan kabel
negatif (-) untuk terminal 2 (-), kemudian periksa gerakan katup spool.
PERHATIAN:
Pastikan spool valve bergerak bebas dan tidak macet pada posisi tertentu.
PETUNJUK:
Spool valve yang membalik tidak sempurna adalah hasil dari perangkap benda
asing yang menjadi penyebab utama kebocoran tekanan dalam arah maju.
Dalam kasus ini, DTC dapat terdeteksi.
Lanjutkan ke tahap 8
OK
NG
NEXT
Lanjutkan ke tahap 10
OK
NG
NEXT
10.PERIKSA DARI SUMBATAN (OCV, KATUP PEMERIKSA OLI DAN LOBANG OLI)
OK:
Tidak tersumbat.
OK
GANTI ECM
DTC P1510/54 Sirkuit Sinyal Starter
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Pada saat mesin diputar, voltase baterai diberikan ke terminal STA pada
ECM.
WIRING DIAGRAM
Untuk sirkuit kecepatan kendaraan, lihat kembali ke DTC P0500/52 (Lihat halaman Klik
di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bagan diagnostik berikut ini berdasarkan pada persyaratan dimana mesin
berputar normal. Bila mesin tidak berputar, lanjutkan ke Tabel Gejala Problem
(Lihat halaman Klik di sini).
1.PERIKSA ECM (VOLTAGE STA)
Voltage standar:
Hubungan Kondisi
Kondisi
Tester spesifikasi
Switch
STA (E9-15)
pengapian 0V
- E1 (E8-29)
ON
STA (E9-15) Mesin 6 V atau
- E1 (E8-29) berputar lebih
NG
Tahanan standar:
Di bawah 1 Ω
c. Pasang kembali fuse ST-A.
OK
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Kotak fuse (terminal
Di bawah 1
2 fuse ST-A ) - STA
Ω
(E9-15)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Kotak fuse (terminal
2 fuse ST-A ) atau 10 kΩ atau
STA (E9-15) - Masa lebih tinggi
bodi
iv. Pasang kembali fuse ST-A.
v. Hubungkan kembali konektor ECM.
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS
NG ATAU KONEKTOR
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Starter (S1-1) - Kotak
Di bawah 1
fuse (terminal 1 fuse
Ω
ST-A)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Starter (S1-1) atau
10 kΩ atau
Kotak fuse (terminal 1
lebih tinggi
fuse ST-A) - Masa bodi
d. Hubungkan kembali konektor starter
OK
Tahanan standar:
OK
OK
GANTI ECM
DTC P1520/51 Sirkuit Switch A/C Malfungsi
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
ECM memonitor kondisi air conditioner dan sensor posisi throttle, yang
menyebabkan naiknya putaran idling mesin dsb., yang kemudian
menaikkan beban mesin. ECM memonitor sinyal-sinyal dari semua itu
untuk menentukan apakah bekerja secara normal atau tidak.
ECM
PETUNJUK:
Pada saat memeriksa DTC, DTC P1520/51 akan selalu ditampilkan jika:
1) Pedal akselerator ditekan
2) Switch air conditioner dihidupkan
Oleh karena itu, lakukan prosedur pemeriksaan hanya setelah memastikan
bahwa pedal akselerator tidak ditekan dan switch air conditioner telah diputar
ke OFF.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA ECM
Hubungan Kondisi
Kondisi A/C
Tester spesifikasi
ACSW (E9- Switch
Di bawah 1
24) - E1 kontrol
V
(E8-29) cooler OFF
ACSW (E9- Switch Di bawah 11
blower dan
24) - E1 Switch
sampai 14 V
(E8-29) kontrol
cooler ON
Voltase standar (Switch kontrol temperatur A/C) (tanpa heater):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACVR (E10-30) - E21 4,5 sampai 5,5
(E8-29) V
Hasil:
Kondisi Lanjutkan ke
Keduanya dalam range standar A
Sensor posisi throttle di luar range standar B
Switch kontrol cooler di luar range standar (dengan heater) C
Switch kontrol temperatur A/C di luar range standar (tanpa
D
heater)
Lanjutkan ke tahap 2
B
Lanjutkan ke tahap 4
C
D Lanjutkan ke tahap 6
GANTI ECM
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
OK
3.PERIKSA SENSOR POSISI THROTTLE
Tahanan standar:
OK
GANTI ECM
Voltage standar:
Hubungan Kondisi
Kondisi A/C
Tester spesifikasi
ACSW (E9- Switch
Di bawah 1
24) - Masa kontrol
V
bodi cooler OFF
Switch
ACSW (E9- blower dan
Di bawah 11
24) - Masa switch
sampai 14 V
bodi kontrol
cooler ON
d. Hubungkan kembali konektor ECM.
PETUNJUK:
DTC yang berhubungan dengan sistem VVT mungkin terdeteksi dalam
pemeriksaan langkah ini. Hapus DTC tersebut.
GANTI ECM
OK
NG
Tahanan standar:
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Switch kontrol
Di bawah 1
temperatur A/C (A6-2) -
Ω
ACVR (E10-30)
Switch kontrol
Di bawah 1
temperatur A/C (A6-1) -
Ω
E21 (E10-31)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Switch kontrol
temperatur A/C (A6-2) 10 kΩ atau
atau ACVR (E10-30) - lebih tinggi
Masa bodi
d. Hubungkan kembali konektor switch kontrol temperatur A/C.
OK
7.PERIKSA SWITCH KONTROL HEATER ASSEMBLY (SWITCH KONTROL
TEMPERATUR A/C)
Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
10 kΩ atau lebih
1-2
tinggi
d. Pasang kembali switch kontrol heater assembly.
OK
GANTI ECM
DTC P1530/44 Sistem Sinyal Sensor Temperatur
Evaporator Air Conditioner
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Thermistor cooler No.1 (sensor temperatur evaporator A/C) yang
digunakan untuk mengontrol kerja kompresor. Thermistor cooler No.1
memiliki thermistor yang mendeteksi temperatur permukaan evaporator.
Bila temperaturnya mendekati di bawah 3°C (37,4 °F), ECM mematikan
kompresor. Kontrol ini untuk melindungi evaporator untuk mencegah
pembekuan yang terbentuk pada evaporator.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACEV (E10-14) - E21 0,15 sampai
(E10-31) 4,8 V
GANTI ECM
OK
NG
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACEV (A5-1) - ACEV
Di bawah 1 Ω
(E10-14)
E21 (A5-2) - E21
Di bawah 1 Ω
(E10-31)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACEV (A5-1) atau
10 kΩ atau
ACEV (E10-14) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Lepaskan konektor cooler thermistor No.1.
OK
3.PERIKSA THERMISTOR PENDINGIN NO.1
PETUNJUK:
Referensi ke prosedur pemeriksaan thermistor cooler No. 1 (Lihat halaman Klik
di sini).
OK
GANTI ECM
DTC P1600/83 Malfungsi pada Sirkuit Sinyal Immobiliser
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Komputer kunci transponder assembly (ECU immobiliser) memastikan
keamanan dengan mengontrol START/END komunikasi melalui
penyesuaian kode dengan ECM. Penyesuaian itu disesuaikan dengan
status ON/OFF pengapian dan status immobiliser SET/ UNSET. Bila
komunikasinya tidak bersesuaian akan menyebabkan malfungsi dalam
ECM, dan terekam DTC.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
Kode yang berganti-ganti tidak dapat selesai ditulis dalam
P1600/83 ECM ECM
(1 trip detection logic)
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
d. Baca DTC.
PETUNJUK:
Jika terdeteksi P1600/83, hal ini menunjukkan bahwa komputer mesin
malfungsi. Ganti komputer kontrol mesin.
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
NEXT
GANTI ECM
DTC P1601/81 Malfungsi Sinyal Immobiliser
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Komputer kunci transponder assembly (ECU immobiliser) memastikan
keamanan dengan mengontrol START/END komunikasi melalui
penyesuaian kode dengan ECM. Penyesuaian itu disesuaikan dengan
status ON/OFF pengapian dan status immobiliser SET/ UNSET.
ECM
PETUNJUK:
DTC ini ditampilkan pada saat: 1) ECM mendeteksi error dalam komunikasi itu
sendiri dengan ECU kunci transponder; 2) ECM mendeteksi error dalam line
komunikasi; dan 3) ID komunikasi ECU antara ECU kunci transponder dan ECM
berbeda saat mesin dicoba start (dihidupkan).
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
e. Hidupkan mesin.
g. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
P1601/81 A
Tidak ditampilkan DTC. B
P1601/81 dan DTC lainnya C
PETUNJUK:
Jika DTC ECU kunci transponder ditampilkan, pertama kali
referensi ke prosedur pemeriksaan.
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SIO2 (T14-8) - SIO2
Di bawah 1 Ω
(E10-32)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SIO2 (T14-8) atau
10 kΩ atau
SIO2 (E10-32) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor ECM.
OK
c. Hidupkan mesin.
e. Baca DTC.
Hasil:
SELESAI
B
5.GANTI ECM
a. Ganti dengan ECM baru atau yang telah diketahui baik.
NEXT
c. Hidupkan mesin.
e. Baca DTC.
Hasil:
SELESAI
B
PENJELASAN
Sirkuit ini mengoperasikan spool valve melalui duty signal dari ECM
sehingga memindah saluran oli ke sisi advanced atau sisi retarded untuk
mengaktifkan VVT controller. Dengan cara ini, valve timing optimum
dapat dijaga.
Saat mesin berhenti, camshaft timing oil control valve diset ke posisi
retarded sepenuhnya.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.
OK:
Kecepatan mesin idle kasar atau mesin mati.
d. Hubungkan kembali konektor OCV.
OK
Voltage standar:
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV+ (E9-7) - OCV- 0,4 V atau
(E9-6) kurang
GANTI ECM
NG
OK
c. Periksa tahanan.
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) - OCV+
Di bawah 1 Ω
(E9-7)
OCV (C7-2) - OCV-
Di bawah 1 Ω
(E9-6)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) atau
10 kΩ atau
OCV+ (E9-7) - Masa
lebih tinggi
bodi
OCV (C7-2) atau
10 kΩ atau
OCV- (E9-6) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor OCV.
e. Hubungkan kembali konektor ECM.
OK
GANTI ECM