Anda di halaman 1dari 299

DTC P0105/31 Sirkuit Tekanan Absolute Manifold /

Tekanan Barometric
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN

Sensor tekanan absolut manifold mendeteksi tekanan intake manifold


menggunakan unit sensor yang dibuat menyatu. ECM menentukan durasi
injeksi dasar dan dasar pengajuan timing pada output voltase dari sensor
tekanan absolut manifold.
Sensor tekanan absolut manifold memonitor tekanan absolut di dalam
intake manifold (awalnya mulai 0 mmHg), sehingga ECM dapat
mengontrol rasio udara - bahan bakar pada level yang pantas dalam
berbagai kondisi pengendaraan, tanpa adanya pengaruh terhadap
fluktuasi tekanan udara luar yang antara lain disebabkan oleh ketinggian
permukaan.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


1. Salah satu kondisi berikut ini
ditemukan selama 0,5 detik atau lebih:  Open atau short circuit
dalam sensor tekanan
1. Sirkuit sensor open atau absolute manifold
shorted
P0105/31  Sensor tekanan absolut
2. Output voltase sensor 0,7 V manifold
atau kurang, atau 4,9 V atau lebih
 ECM
(1 trip detection logic)
PETUNJUK:
Jika ECM mengeset DTC P0105/31, ini memasuki mode fail-safe sebagai berikut
agar memungkinkan kendaraan dapat dikendarai sementara waktu.
 Menentukan tekanan intake manifold yang diperlukan, sesuai dengan putaran
mesin dan sudut throttle valve (Apabila sensor posisi throttle bekerja dengan
benar).
 Menentukan tekanan intake manifold pada preset value (apabila sensor posisi
throttle sedang mengalami malfungsi).

 Melakukan pemutusan bahan bakar (fuel-cut) ketika putaran mesin mencapai


preset value atau lebih.

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN

1.PERIKSA ECM (VOLTAGE VCPM)


a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.

Voltage standar:

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VCPM (E8-22) - E2PM 4,5 sampai 5,5
(E8-12) V

GANTI ECM
NG

OK

2.PERIKSA ECM (VOLTASE PIM)


a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.

Voltage standar:

Hubungan Tester Kondisi spesifikasi


PIM (E8-23) - 2,2 sampai 3,1 V
E2PM (E8-12) (dibebaskan)

GANTI ECM
NG

OK

3.PERIKSA WIRE HARNESS DAN KONEKTOR (SENSOR TEKANAN ABSOLUT


MANIFOLD - ECM)
a. Lepaskan konektor sensor tekanan absolut manifold V1.

b. Lepaskan konektor ECM E8.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (V1-3) - VCPM
Di bawah 1 Ω
(E8-22)
PIM (V1-2 ) - PIM
Di bawah 1 Ω
(E8-23)
E2 (V1-1) - E2PM
Di bawah 1 Ω
(E8-12)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Hubungan Tester Kondisi


spesifikasi
VC (V1-3) atau VCPM 10 kΩ atau
(E8-22) - Masa bodi lebih tinggi
PIM (V1-2) atau PIM 10 kΩ atau
(E8-23) - Masa bodi lebih tinggi
E2 (V1-1) atau E2PM 10 kΩ atau
(E8-12) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor tekanan absolut manifold.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR
OK

4.PERIKSA SENSOR TEKANAN ABSOLUT MANIFOLD

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Lepaskan selang vakum dari sensor tekanan absolut manifold.

c. Hubungkan voltmeter antara terminal dari E8-23 (PIM) dan E8-12 (E2PM) pada
sisi ECM, kemudian ukur output voltase dalam tekanan atmosfir.

Voltage standar:
2,2 sampai 3,1 V
d. Gunakan pompa vakum, ukur penurunan voltase yang telah diukur dalam
tekanan atmosfir, ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah telah
diberikan pada sensor.

Voltage standar:

Penurunan
Vakum yang Diberikan
Voltase
13,3 (100, 3,94) kPa 0,25 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,55 V
26,7 (200, 7,87) kPa 0,65 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,95 V
40,0 (300, 11,81) kPa 1,05 sampai
(mmHg, in.Hg) 1,35 V

e. Gunakan SST ( turbocharger pressure gauge), ukur kenaikan voltase yang telah
diukur dalam tekanan atmosfir, ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di
bawah telah diberikan pada sensor.

Voltage standar:

Tekanan Yang Kenaikan


Diberikan Voltase
19,6 (0,20, 2,84) kPa 0,45 sampai
(kgf/cm2, psi) 0,75 V
SST
09992-00242

GANTI SENSOR TEKANAN ABSOLUT


MANIFOLD
NG

OK

GANTI ECM
DTC P0110/43 Sirkuit Intake Air Temperature Malfungsi
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Sensor Temperatur Udara Intake (IAT), yang mendeteksi IAT,
ditempatkan pada bagian depan case saringan udara.
Thermistor yang dibuat menyatu dalam sensor dan mengubah tahanan
sesuai dengan IAT.
Pada saat temperatur udara intake rendah, tahanan thermistor
bertambah. Pada saat temperatur udara intake tinggi, tahanan thermistor
berkurang.
Pada saat tahanan sensor IAT berganti sesuai dengan pergantian dalam
IAT, voltase terminal THA juga berganti. Berdasarkan sinyal ini, ECM
menambah volume injeksi untuk memperbaiki kemampuan pengendaraan
selama pengoperasian mesin dingin.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


Open atau short dalam sirkuit sensor IAT  Open atau short di
selama 0,5 detik atau kondisi (a) atau (b) sirkuit sensor temperatur
secara kontinu selama 0,5 detik atau lebih udara intake
(a) Output voltage dari sensor IAT 0,15 V
P0110/43  Sensor temperatur
atau kurang
(b) Output voltage dari sensor IAT 4,85 V udara intake
atau lebih
(1 trip detection logic)  ECM

PETUNJUK:
Pada saat DTC P0110/43 telah terdeteksi, periksa temperatur cairan pendingin
mesin dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester:Powertrain /
Engine / Data List / Intake Air Temp.

Temperatur Yang Ditampilkan Malfungsi


-30°C (-30,00°C) atau kurang Sirkuit Open
129°C (128,89°C) atau lebih Sirkuit Short

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai terminal
masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal E2 open circuit.

1.PERIKSA ECM (VOLTAGE THA)


a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase antara terminal THA dan E2 dari konektor E8 ECM.

Voltage standar:

Hubungan Temperatur Kondisi


Tester Udara Masuk spesifikasi
0,5 sampai
THA (E8- 20°C (68°F)
3,4 V
13) - E2
(E8-30) 60°C 0,2 sampai
(60,00°C) 1,0 V

Lanjutkan ke tahap 2
NG

OK

GANTI ECM

2.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR UDARA MASUK


a. Lepas sensor temperatur udara masuk.
b. Ukur tahanan sensor temperatur udara intake

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,21 sampai 2,69 kΩ
1-2
pada 20 °C ( 68°F)
0,29 sampai 0,354 kΩ
1-2
pada 80 °C ( 80,00°C)

GANTI SENSOR TEMPERATUR


UDARA INTAKE
NG

OK

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - SENSOR TEMPERATUR UDARA


INTAKE)
a. Lepaskan konektor ECM E8.

b. Lepaskan konektor I7 sensor temperatur udara intake.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THA (E8-13) - THA
Di bawah 1 Ω
(I7-1)
E2 (E8-30) - E2 (I7-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THA (E8-13) atau 10 kΩ atau
THA (I7-1) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor sensor temperatur udara intake

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

GANTI ECM
DTC P0115/42 Sirkuit Temperatur Cairan Pendingin Mesin
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Thermistor sudah built in dalam sensor temperatur cairan pendingin mesin dan
mengubah tahanan sesuai dengan temperatur cairan pendingin mesin.
Pada saat temperatur cairan pendingin rendah, tahanan thermistor bertambah. Pada
saat temperatur cairan pendingin tinggi, tahanan thermistor berkurang. Sensor
temperatur cairan pendingin dihubungkan ke ECM. Pada saat nilai tahanannya berubah
sesuai dengan temperatur cairan pendingin mesin, voltase pada terminal THW juga
berubah. ECM mengatur volume injeksi berdasarkan pada sinyal ini untuk memperbaiki
pengendaraan saat dikemudikan pada temperatur mesin normal.
PETUNJUK:
Bila ECM mendeteksi DTC P0115/42, ECM masuk ke mode fail-safe, yang aman
temperatur cairan pendingin mesin diasumsikan pada 80°C (176°F).

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


 Open atau short circuit
dalam sensor temperatur
Open atau short dalam sirkuit sensor cairan pendingin mesin
temperatur cairan pendingin mesin
P0115/42  Sensor temperatur cairan
selama 0,5 detik atau lebih
(1 trip detection logic) pendingin mesin

 ECM
PETUNJUK:
Pada saat DTC P0115/42 telah terdeteksi, periksa temperatur cairan pendingin
mesin dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester: Powertrain /
Engine / Data List / Coolant Temp.

Temperatur Yang Ditampilkan Malfungsi


-30°C (-30,00°C) atau kurang Sirkuit Open
120°C (120,00°C) atau lebih Sirkuit Short

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai terminal
masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal E2 open circuit.
1.PERIKSA ECM (VOLTAGE THW)

a. Panaskan mesin sampai pada temperatur kerja normal.

b. Putar switch pengapian ke ON.

c. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.

Voltage standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
0,2 sampai 1,0 V
(Temperatur cairan
THW (E8-19)
pendingin mesin 60°
- E2 (E8-30)
sampai 120°C (140°
sampai 248 °F))

Lanjutkan ke tahap 2
NG

OK

GANTI ECM

2.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESIN


a. Ukur tahanan sensor temperatur cairan pendingin mesin.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,29 sampai 2,60 kΩ
1-2
pada 20°C ( 68°F)
0,3017 sampai 0,3269
1-2 kΩ pada 80°C
( 80,00°C)
PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak
diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.

GANTI SENSOR TEMPERATUR


CAIRAN PENDINGIN MESIN
NG

OK

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - SENSOR TEMPERATUR CAIRAN


PENDINGIN MESIN)
a. Lepaskan konektor sensor temperatur cairan pendingin mesin W1

b. Lepaskan konektor ECM E8.

c. Periksa tahanan.

Tahanan standar (Periksa dari open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THW (W1-1) atau
Di bawah 1 Ω
THW (E8-19)
E2 (W1-2) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Tahanan standar (Periksa dari short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
THW (W1-1) atau 10 kΩ atau
THW (E8-19) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor sensor temperatur cairan pendingin mesin.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

GANTI ECM
DTC P0120/41 Malfungsi Sirkuit Sensor Posisi Pedal
Throttle / Switch "A"
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Sensor posisi throttle ditempatkan pada throttle body dan mendeteksi
sudut buka throttle valve.
Pada saat katup throttle ditutup penuh, voltase mendekati 0,4 sampai 0,9
V diberikan pada terminal VTH dari ECM. Voltase yang diberikan pada
terminal VTH dari ECM bertambah secara proporsional seiring dengan
sudut buka katup throttle dan mencapai sekitar 3,2 sampai 4,9 V saat
katup throttle dibuka penuh. ECM menentukan kondisi pengendaraan
kendaraan dari output voltase dari terminal VTA, dan melakukan fungsi
seperti mengkoreksi rasio udara-bahan bakar dan kontrol pemutusan
bahan bakar.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


 Open atau short
dalam sirkuit sensor
Setelah mesin dihidupkan, output voltase dari
posisi throttle
sensor posisi throttle di bawah 0,2 V atau di
P0120/41
atas 4,8 V selama lebih dari 0,5 detik.  Sensor posisi throttle
(1 trip detection logic)
 ECM
PETUNJUK:
Pada saat DTC P0120/41 telah terdeteksi, periksa sudut buka katup throttle
dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester: Powertrain / Engine /
Data List / Throttle POS.

Posisi Throttle Valve


Area Gangguan
Tertutup Penuh Terbuka Penuh
0% 0% Open di sirkuit VC
Open atau short circuit
dalam VTA
Sekitar 100 % Sekitar 100 % Open di sirkuit E2
PETUNJUK:
Posisi throttle valve diekspresikan dalam persentasi

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2
sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan
terminal E2 open circuit.

Bila menggunakan intelligent tester:

1.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (POSISI THROTTLE)


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester ON.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / Throttle POS.

d. Baca nilai yang ditampilkan pada intelligent tester.

Hasil:

Accelerator Posisi
Lanjutkan
Pedal (Pedal Throttle
ke
Akselerator) Valve
Dibebaskan →
0% A
Ditekan
Sekitar 10
Dibebaskan → %→
B
Ditekan Sekitar 75
%
Dibebaskan → Sekitar
C
Ditekan 100 %

GANTI ECM
B

Lanjutkan ke tahap 4

C
A

2.PERIKSA SENSOR POSISI THROTTLE

a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1

b. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari sensor posisi throttle.

Tahanan standar:

Hubungan Katup Kondisi


Tester Throttle spesifikasi
VC (1) - E2 2,5 sampai
-
(2) 6,0 kΩ
VTA (3) - E2 Tertutup 0,3 sampai
(2) penuh 5,8 kΩ
VTA (3) - E2 Terbuka 1,98 sampai
(2) penuh 9,16 kΩ
c. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.

GANTI SENSOR POSISI THROTTLE


NG

OK

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - SENSOR POSISI THROTTLE)


a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1

b. Lepaskan konektor ECM E8.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Hubungan Tester Kondisi


spesifikasi
VC (E8-10) atau VC 10 kΩ atau
(T1-1) - Masa bodi lebih tinggi
VTH (E8-20) atau VTA 10 kΩ atau
(T1-3) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
GANTI ECM

4.PERIKSA SENSOR POSISI THROTTLE

a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1

b. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari sensor posisi throttle.

Tahanan standar:

Hubungan Katup Kondisi


Tester Throttle spesifikasi
VC (1) - E2 2,5 sampai
-
(2) 6,0 kΩ
VTA (3) - E2 Tertutup 0,3 sampai
(2) penuh 5,8 kΩ
VTA (3) - E2 Terbuka 1,98 sampai
(2) penuh 9,16 kΩ
c. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.

GANTI SENSOR POSISI THROTTLE


NG

OK

5.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - SENSOR POSISI THROTTLE)


a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1

b. Lepaskan konektor ECM E8.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Hubungan Tester Kondisi


spesifikasi
VC (E8-10) atau VC 10 kΩ atau
(T1-1) - Masa bodi lebih tinggi
VTH (E8-20) atau VTA 10 kΩ atau
(T1-3) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
GANTI ECM

Bila tidak menggunakan intelligent tester:

1.PERIKSA ECM (VOLTAGE TERMINAL)

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.

Voltage standar:

Hubungan Katup Kondisi


Tester Throttle spesifikasi
VTH (E8-20) - Tertutup 0,4 sampai
E2 (E8-30) penuh 0,9 V
VTH (E8-20) - Terbuka 3,2 sampai
E2 (E8-30) penuh 5,0 V
VC (E8-10) - 4,5 sampai
-
E2 (E8-30) 5,5 V

GANTI ECM
OK

NG

2.PERIKSA SENSOR POSISI THROTTLE


a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1

b. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari sensor posisi throttle.

Tahanan standar:

Hubungan Katup Kondisi


Tester Throttle spesifikasi
VC (1) - E2 2,5 sampai
-
(2) 6,0 kΩ
VTA (3) - E2 Tertutup 0,3 sampai
(2) penuh 5,8 kΩ
VTA (3) - E2 Terbuka 1,98 sampai
(2) penuh 9,16 kΩ
c. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.

GANTI SENSOR POSISI THROTTLE


NG

OK

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - SENSOR POSISI THROTTLE)


a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1

b. Lepaskan konektor ECM E8.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Hubungan Tester Kondisi


spesifikasi
VC (E8-10) atau VC 10 kΩ atau
(T1-1) - Masa bodi lebih tinggi
VTH (E8-20) atau VTA 10 kΩ atau
(T1-3) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
GANTI ECM

DTC P0130/21 Sirkuit Sensor Oksigen (Bank 1 Sensor 1)


untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Sensor heated oxygen adalah tipe laminasi. Dibandingkan dengan tipe konvensional,
sensor dan bagian heater dari tipe laminasi ini secara keseluruhan lebih runcing. Karena
panas yang diberikan heater mengenai secara langsung pada alumina dan zirconia (pada
bagian sensor), sehingga dapat mempercepat aktivasi sensor.
Untuk mendapatkan kecepatan pemurnian yang tinggi dari komponen carbon monoxide
(CO), hydrocarbon (HC) dan nitrogen oxide (NOx) dari gas buang, maka digunakan
three-way catalytic converter. Agar penggunaan three-way catalytic converter lebih
efisien, rasio udara- bahan bakar harus dikontrol secara presisi sehingga rasionya
mendekati rasio udara-bahan bakar stoichiometric.
Sensor heated oxygen memiliki karakteristik yang mana voltase keluaran-nya berubah
tiba-tiba di sekitar rasio udara-bahan bakar stoichiometric. Ini digunakan untuk
mendeteksi konsentrasi oksigen dalam gas buang dan menyediakan untuk ECM berupa
umpan balik untuk mengontrol rasio udara-bahan bakar.
Pada saat rasio udara-bahan bakar menjadi kurus, konsentrasi oksigen dalam gas buang
ditambah. Dan sensor heated oxygen menginformasikan ke ECM dalam kondisi kurus
(voltase rendah, yakni kurang dari 0,45 V).
Pada saat rasio udara-bahan bakar menjadi lebih gemuk dari rasio udara-bahan bakar
stoichiometric, konsentrasi oksigen dalam gas buang dikurangi. Dan sensor heated
oxygen menginformasikan ke ECM dalam kondisi kurus (voltase tinggi, yakni lebih dari
0,45 V). ECM menentukan apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus dan
mengontrol timing injeksi sesuai dengan output voltase dari sensor heated oxygen.
Bagaimanapun juga, jika sensor heated oxygen malfungsi dan output voltase abnormal,
maka ECM menjadi tidak mampu lagi melakukan kontrol rasio udara-bahan bakar secara
akurat.
Sensor heated oxygen termasuk heater yang memanaskan elemen zirconia. Heater
dikontrol oleh ECM. Pada saat volume udara intake rendah (temperatur gas buang
rendah), arus mengalir ke heater guna memanaskan sensor untuk memfasilitasi akurasi
deteksi konsentrasi oksigen.

No. DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


P0130/21 Output voltase dari sensor heated oxygen tetap  Open atau short di
sekitar 0,08 V saat kendaraan dikendarai pada sirkuit sensor heated
40 km/jam (25 mph) atau lebih setelah mesin oxygen ( sensor 1)
 Sensor heated
oxygen ( sensor 1)

 Pemanas sensor
dipanaskan (2 trip detection logic) heated oxygen ( sensor
1)

 ECM
PETUNJUK:
 Sensor 1 menunjuk ke sensor yang berdekatan dengan mesin assembly.
 Output voltase sensor heated oxygen (O2S B1 S1) dan nilai short-term
fuel trim (O2FT B1 S1) dapat dibaca menggunakan intelligent tester.
Hubungkan intelligent tester ke DLC3 dan pilih item menu berikut ini:
Powertrain / Engine / Data List / O2S B1 S1 and O2FT B1 S1.

WIRING DIAGRAM
KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN
1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester. Kemudian
hapus DTC.

3. (c) Hidupkan mesin.

4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.

5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin mencapai lebih
dari 75°C (167°F).

6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama 40 detik
atau lebih.

7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau lebih.

8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus
pengendaraan.

9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c) sampai (h).

10. (j) Baca DTC.

PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah (i) karena DTC
ini memungut 2 trip detection logic.
PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERHATIAN:
Bila kendaraan kekurangan bahan bakar, rasio udara-bahan bakar menjadi
kurus dan DTC sensor oksigen terekam, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK:
 Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki
terminal E2 sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan,
maka kemungkinan terminal E2 open circuit.
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze
frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan
apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk
atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.

 Voltase yang tinggi (0.5 V atau lebih ) pada sensor heated oxygen
(sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar
yang gemuk. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin
bekerja pada campuran gemuk.

 Voltase yang rendah (0,4 V atau kurang ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat
disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang kurus. Periksa kondisi yang dapat
menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYA


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


P0130/21 A
P0130/21 dan DTC lainnya B
PETUNJUK:
 Jika terdapat output DTC selain P0130/21, pertama lakukan
troubleshoot DTC tersebut.
 Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

LANJUTKAN KE BAGAN DTC


B

2.PERIKSA SENSOR HEATED OXYGEN (OUTPUT VOLTASE SENSOR 1 )


SST
09843-18040
a. Menggunakan intelligent tester:

i. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

ii. Start mesin dan hidupkan tester ke ON.

iii. Panaskan mesin.

iv. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / O2S B1
S1.
v. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.

vi. Baca voltase output sensor heated oxygen ketika mesin idling dan
dinaikkan putarannya.

Voltage standar:
Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
b. Tidak menggunakan intelligent tester:
i. Panaskan mesin.

ii. Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT
(12) dan E (4) dari DLC3.
iii. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.

iv. Tahan putaran mesin pada 1.200 rpm atau lebih.

v. Ukur voltase antara terminal VF dan terminal SIGE dari DLC3.

Voltage standar:
Fluktuasi antara 0V dan 5 V.

Lanjutkan ke tahap 9
OK

NG

3.PERIKSA SELANG VENTILASI


OK:
Selang ventilasi (PVC) terpasang dengan benar dan tidak rusak.

PERBAIKI ATAU GANTI SELANG


VENTILASI
NG

OK

4.PERIKSA SENSOR HEATED OXYGEN (TAHANAN HEATER )


a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.

b. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari konektor sensor heated


oxygen.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
c. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.

GANTI HEATED OXYGEN SENSOR


NG

OK

5.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (HEATED OXYGEN SENSOR - ECM)


a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.

b. Lepas konektor E8 ECM.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) - OX1
Di bawah 1 Ω
(E8-2)
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
E1 (H11-4) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (periksa keadaan short):

Hubungan Tester Kondisi


spesifikasi
OX (H11-3) atau OX1 10 kΩ atau
(E8-2) - Masa bodi lebih tinggi
HT (H11-1) atau
10 kΩ atau
OXH1 (E8-8) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
6.PERIKSA SISTEM INDUKSI UDARA
a. Periksa kebocoran vakum dalam sistem induksi udara.

OK:
Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


NG INDUKSI UDARA

OK

7.PERIKSA TEKANAN BAHAN BAKAR


a. Pasang tekanan bahan bakar.
PETUNJUK:
Referensi pada Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat Pub.
No. DR168E pada halaman 11-8).
Tekanan bahan bakar standar:
319 sampai 329 kPa (3,3 sampai 3,4 kgf/cm2, 46 sampai 48 psi)

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


NG BAHAN BAKAR

OK

8.PERIKSA PERCIKAN/SPARK DAN PENGAPIAN


a. Periksa sistem pengapian.

PETUNJUK:
Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat
halaman Klik di sini).
OK:
Terjadi percikan.

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


NG PENGAPIAN

OK

GANTI HEATED OXYGEN SENSOR

9.LAKUKAN KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN


PETUNJUK:
Clear kan semua DTC utama untuk melakukan konfirmasi pola pengendaraan.
NEXT

10.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


P0130/21 A
Tidak ada output. B
PETUNJUK:
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC
(Lihat halaman Klik di sini).

PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT


B

GANTI HEATED OXYGEN SENSOR


DTC P0135/23 Sirkuit Heater Sensor O2 (Bank 1 Sensor
1)
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).

No. DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


 Open atau short dalam sirkuit
heater dari sensor heated oxygen
Open atau short dalam sirkuit heater (sensor 1)
pada sensor oksigen dari 1,280 detik
P0135/23  Sensor heated oxygen ( sensor
atau lebih
(1 trip detection logic) 1)

 ECM

WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.

1.PERIKSA SENSOR HEATED OXYGEN (TAHANAN HEATER )

a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.

b. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari konektor sensor heated oxygen.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
c. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.

GANTI HEATED OXYGEN SENSOR


NG

OK

2.PERIKSA ECM (VOLTASE OXH1)


a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.

Voltage standar:

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OXH1 (E8-8) - E2
8 sampai 14 V
(E8-30)

GANTI ECM
OK

NG

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (HEATED OXYGEN SENSOR - ECM)


a. Periksa harness dan konektor antara ECM dan konektor sensor heated oxygen.

i. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.

ii. Lepaskan konektor ECM E8.

iii. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
HT (H11-1) atau 10 kΩ atau
OXH1 (E8-8) - Masa lebih tinggi
bodi
iv. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
v. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

GANTI ECM
DTC P0171/25 Sistem Terlalu Kurus (Malfungsi A/F
Kurus, Bank 1)
DTC P0172/26 Sistem Terlalu Gemuk (Malfungsi A/F
Gemuk, Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Fuel trim terkait dengan nilai kompensasi feedback, tidak menjadi dasar
timing injeksi. Fuel trim mencakup short-term fuel trim dan long-term
fuel trim. Short-term fuel adalah kompensasi short-term fuel, dipakai
untuk menjaga agar ratio udara-bahan bakar tetap pada level
stoichiometric. Sinyal dari sensor heated oxygen sensor menunjukkan
apakah rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk atau kurus
dibandingkan dengan rasio stoichiometric, melakukan trigger
pengurangan volume injeksi bahan bakar jika rasio udara-bahan bakar
gemuk, dan menambah volume injeksi bahan bakar bila kurus. Long-term
fuel trim mengontrol kompensasi bahan bakar secara keseluruhan dan
menyeimbangkan deviasi secara kontinu ke nilai tengah dari short-term
fuel trim yang disebabkan oleh perbedaan individual mesin, lingkungan
operasi dan umur pakai. Bila total short-term fuel trim dan the long-term
fuel trim termasuk kurus atau gemuk terhadap level standar, itu
merupakan ketentuan adanya malfungsi dalam sistem SFI. ECM
menyalakan MIL dan mengeset DTC.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


 Sistem induksi udara

 Injektor tersumbat

 Sensor tekanan
absolut manifold

 Sensor temperatur
cairan pendingin mesin

Bila feedback rasio udara-bahan bakar stabil  Tekanan bahan bakar


setelah pemanasan mesin, fuel trim
P0171/25 mempertimbangkan adanya kesalahan di sisi  Kebocoran gas pada
rich sistem exhaust
(2 trip detection logic)
 Open atau short di
sirkuit sensor heated
oxygen ( sensor 1)

 Sensor heated oxygen


( sensor 1)

 Selang ventilasi

 ECM
P0172/26 Bila feedback rasio udara-bahan bakar stabil  Injektor bocor atau
setelah pemanasan mesin, fuel trim tersumbat
mempertimbangkan adanya kesalahan di sisi
rich  Sensor tekanan
(2 trip detection logic) absolut manifold

 Sensor temperatur
cairan pendingin mesin

 Sistem pengapian

 Tekanan bahan bakar

 Kebocoran gas pada


sistem exhaust
 Open atau short di
sirkuit sensor heated
oxygen ( sensor 1)

 Sensor heated oxygen


( sensor 1)

 ECM
PETUNJUK:
 Saat di-set DTC P0171/25, rasio udara-bahan bakar tergolong kurus.
Saat di-set DTC P0172/26, rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk.
 Jika kendaraan kehabisan bahan bakar, rasio udara-bahan bakar menjadi
kurus dan mungkin diset DTC P0171/25. MIL kemudian menyala.

 Bila total dari nilai short-term fuel trim dan nilai long-term fuel trim
sekitar +-20 %, maka sistem akan berfungsi secara normal.

WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERHATIAN:
Bila kendaraan kehabisan bahan bakar, ratio udara-bahan bakar menjadi
miskin, sensor heated oxygen merekam DTC, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK:
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan
apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau
kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
 Voltase yang tinggi (0.5 V atau lebih ) pada sensor heated oxygen
(sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang
gemuk. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada
campuran gemuk.

 Voltase yang rendah (0,4 V atau kurang ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat
disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang kurus. Periksa kondisi yang dapat
menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYA


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.
Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


P0171/25 atau P0172/26 A
P0171/25 atau P0172/26, dan DTC lainnya B
PETUNJUK:
 Jika terdapat output DTC selain P0171/25 atau P0172/26, pertama
lakukan troubleshoot DTC.
 Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

LANJUTKAN KE BAGAN DTC


B
A

2.PERIKSA SELANG VENTILASI


OK:
Selang ventilasi (PVC) terpasang dengan benar dan tidak rusak.

PERBAIKI ATAU GANTI SELANG


NG VENTILASI

OK

3.PERIKSA SISTEM INDUKSI UDARA


a. Periksa kebocoran vakum dalam sistem induksi udara.

OK:
Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


NG INDUKSI UDARA

OK

4.PERIKSA SENSOR TEKANAN ABSOLUT MANIFOLD


a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Lepaskan selang vakum dari sensor tekanan absolut manifold.


c.Hubungkan voltmeter antara terminal dari ECM, kemudian ukur output voltase
dalam tekanan atmosfir.

Voltage standar:

Hubungan Tester Kondisi spesifikasi


2,2 sampai 3,1 V
PIM (E8-23) -
Dalam tekanan
E2PM (E8-12)
atmosfir (*1)
d. Gunakan pompa vakum, ukur penurunan voltase yang telah diukur dalam
tekanan atmosfir (*1) ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah
telah diberikan pada sensor.

Voltase standar (Penurunan voltase):

Penurunan
Vakum yang Diberikan
Voltase
13,3 (100, 3,94) kPa 0,25 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,55 V
26,7 (200, 7,87) kPa 0,65 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,95 V
40,0 (300, 11,81) kPa 1,05 sampai
(mmHg, in.Hg) 1,35 V
e. Gunakan turbocharger pressure gauge, ukur kenaikan voltase yang telah diukur
dalam tekanan atmosfir (*1) ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di
bawah telah diberikan pada sensor.

Voltase standar (Kenaikan voltase):

Tekanan Yang Kenaikan


Diberikan Voltase
19,6 (0,20, 2,84) kPa 0,45 sampai
(kgf/cm2, psi) 0,75 V

GANTI SENSOR TEKANAN ABSOLUT


MANIFOLD
NG

OK

5.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESIN


a. Lepas sensor temperatur pendingin mesin.
b. Ukur tahanan sensor.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,29 sampai 2,60 kΩ
1-2
pada 20°C ( 68°F)
0,3017 sampai 0,3269
1-2 kΩ pada 80°C
( 80,00°C)
PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak
diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
c.Pasang kembali sensor temperatur pendingin mesin.

GANTI SENSOR TEMPERATUR


CAIRAN PENDINGIN MESIN
NG

OK

6.PERIKSA PERCIKAN/SPARK DAN PENGAPIAN


a. Periksa sistem pengapian.

PETUNJUK:
Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat
halaman Klik di sini).
OK:
Terjadi percikan.

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


PENGAPIAN
NG

OK

7.PERIKSA TEKANAN BAHAN BAKAR


a. Pasang tekanan bahan bakar.

PETUNJUK:
Referensi pada Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat Pub.
No. DR168E pada halaman 11-8).
Tekanan bahan bakar standar:
319 sampai 329 kPa (3,3 sampai 3,4 kgf/cm2, 46 sampai 48 psi)

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


BAHAN BAKAR
NG

OK

8.PERIKSA FUEL INJECTOR ASSY (INJECTION DAN VOLUME)


a. Periksa semprotan injektor dan volume injeksi.

PETUNJUK:
Referensi pada Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar (Lihat Pub. No. DR168E pada
halaman 11-10).

GANTI INJEKTOR BAHAN BAKAR


NG

OK

9.PERIKSA KEBOCORAN GAS BUANG


OK:
Tidak ada Kebocoran Gas

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


EXHAUST
NG

OK

10.PERIKSA SENSOR HEATED OXYGEN (OUTPUT VOLTASE )


SST
09843-18040
a. Menggunakan intelligent tester:

i. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

ii. Start mesin dan hidupkan tester ke ON.

iii. Panaskan mesin.

iv. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / O2S B1
S1.
v. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.

vi. Baca voltase output sensor heated oxygen ketika mesin idling dan
dinaikkan putarannya.

Voltage standar:
Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
b. Tidak menggunakan intelligent tester:
i. Panaskan mesin.

ii. Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT
(12) dan E (4) dari DLC3.
iii. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.

iv. Tahan putaran mesin pada 1.200 rpm atau lebih.

v. Periksa fluktuasi voltase antara terminal VF dan terminal SIGE dari


DLC3.

Voltage standar:
Fluktuasi antara 0V dan 5 V.

Lanjutkan ke tahap 16
OK

NG

11.PERIKSA SENSOR HEATED OXYGEN (TAHANAN HEATER )


a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.

b. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari konektor sensor heated


oxygen.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
c. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.

GANTI HEATED OXYGEN SENSOR


NG

OK

12.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (HEATED OXYGEN SENSOR - ECM)


a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.

b. Lepas konektor E8 ECM.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) - OX1
Di bawah 1 Ω
(E8-2)
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
E1 (H11-4) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Hubungan Tester Kondisi


spesifikasi
OX (H11-3) atau OX1 10 kΩ atau
(E8-2) - Masa bodi lebih tinggi
HT (H11-1) atau
10 kΩ atau
OXH1 (E8-8) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
13.GANTI HEATED OXYGEN SENSOR (SENSOR 1)

NEXT

14.LAKUKAN KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN

1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester.
Kemudian hapus DTC.

3. (c) Hidupkan mesin.

4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.

5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin


mencapai lebih dari 75°C (167°F).

6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama
40 detik atau lebih.

7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau
lebih.

8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus
pengendaraan.

9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c)
sampai (h).

PETUNJUK:
 Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah
(i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
 Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.

NEXT

15.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


Tidak ada output. A
P0171/25 atau P0172/26 B
PETUNJUK:
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC
(Lihat halaman Klik di sini).

GANTI ECM
B

SELESAI

16.LAKUKAN KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN


1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester.
Kemudian hapus DTC.

3. (c) Hidupkan mesin.

4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.

5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin


mencapai lebih dari 75°C (167°F).

6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih


selama 40 detik atau lebih.

7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik


atau lebih.

8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu
siklus pengendaraan.

9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c)
sampai (h).

PETUNJUK:
 Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama
langkah (i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
 Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.

NEXT
17.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


Tidak ada output. A
P0171/25 atau P0172/26 B
PETUNJUK:
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC
(Lihat halaman Klik di sini).

GANTI ECM
B

18.PERIKSA APAKAH KENDARAAN PERNAH KEHABISAN BAHAN BAKAR PADA


MASA LALU

PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT


TIDAK

YA

DTC SEBABKAN OLEH TERSENDATNYA BAHAN BAKAR


DTC P0171/25 Sistem Terlalu Kurus (Malfungsi A/F
Kurus, Bank 1)
DTC P0172/26 Sistem Terlalu Gemuk (Malfungsi A/F
Gemuk, Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Fuel trim terkait dengan nilai kompensasi feedback, tidak menjadi dasar
timing injeksi. Fuel trim mencakup short-term fuel trim dan long-term
fuel trim. Short-term fuel adalah kompensasi short-term fuel, dipakai
untuk menjaga agar ratio udara-bahan bakar tetap pada level
stoichiometric. Sinyal dari sensor heated oxygen sensor menunjukkan
apakah rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk atau kurus
dibandingkan dengan rasio stoichiometric, melakukan trigger
pengurangan volume injeksi bahan bakar jika rasio udara-bahan bakar
gemuk, dan menambah volume injeksi bahan bakar bila kurus. Long-term
fuel trim mengontrol kompensasi bahan bakar secara keseluruhan dan
menyeimbangkan deviasi secara kontinu ke nilai tengah dari short-term
fuel trim yang disebabkan oleh perbedaan individual mesin, lingkungan
operasi dan umur pakai. Bila total short-term fuel trim dan the long-term
fuel trim termasuk kurus atau gemuk terhadap level standar, itu
merupakan ketentuan adanya malfungsi dalam sistem SFI. ECM
menyalakan MIL dan mengeset DTC.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


 Sistem induksi udara

 Injektor tersumbat

 Sensor tekanan
absolut manifold

 Sensor temperatur
cairan pendingin mesin

Bila feedback rasio udara-bahan bakar stabil  Tekanan bahan bakar


setelah pemanasan mesin, fuel trim
P0171/25 mempertimbangkan adanya kesalahan di sisi  Kebocoran gas pada
rich sistem exhaust
(2 trip detection logic)
 Open atau short di
sirkuit sensor heated
oxygen ( sensor 1)

 Sensor heated oxygen


( sensor 1)

 Selang ventilasi

 ECM
 Injektor bocor atau
tersumbat

 Sensor tekanan
absolut manifold

 Sensor temperatur
cairan pendingin mesin

 Sistem pengapian
Bila feedback rasio udara-bahan bakar stabil
setelah pemanasan mesin, fuel trim  Tekanan bahan bakar
P0172/26 mempertimbangkan adanya kesalahan di sisi
rich  Kebocoran gas pada
(2 trip detection logic) sistem exhaust

 Open atau short di


sirkuit sensor heated
oxygen ( sensor 1)

 Sensor heated oxygen


( sensor 1)

 ECM
PETUNJUK:
 Saat di-set DTC P0171/25, rasio udara-bahan bakar tergolong kurus.
Saat di-set DTC P0172/26, rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk.
 Jika kendaraan kehabisan bahan bakar, rasio udara-bahan bakar menjadi
kurus dan mungkin diset DTC P0171/25. MIL kemudian menyala.

 Bila total dari nilai short-term fuel trim dan nilai long-term fuel trim
sekitar +-20 %, maka sistem akan berfungsi secara normal.

WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PERHATIAN:
Bila kendaraan kehabisan bahan bakar, ratio udara-bahan bakar menjadi
miskin, sensor heated oxygen merekam DTC, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK:
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan
apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau
kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
 Voltase yang tinggi (0.5 V atau lebih ) pada sensor heated oxygen
(sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang
gemuk. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada
campuran gemuk.

 Voltase yang rendah (0,4 V atau kurang ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat
disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang kurus. Periksa kondisi yang dapat
menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYA


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


P0171/25 atau P0172/26 A
P0171/25 atau P0172/26, dan DTC lainnya B
PETUNJUK:
 Jika terdapat output DTC selain P0171/25 atau P0172/26, pertama
lakukan troubleshoot DTC.
 Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

LANJUTKAN KE BAGAN DTC


B

2.PERIKSA SELANG VENTILASI


OK:
Selang ventilasi (PVC) terpasang dengan benar dan tidak rusak.
PERBAIKI ATAU GANTI SELANG
NG VENTILASI

OK

3.PERIKSA SISTEM INDUKSI UDARA


a. Periksa kebocoran vakum dalam sistem induksi udara.

OK:
Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


NG INDUKSI UDARA

OK

4.PERIKSA SENSOR TEKANAN ABSOLUT MANIFOLD


a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Lepaskan selang vakum dari sensor tekanan absolut manifold.


c.Hubungkan voltmeter antara terminal dari ECM, kemudian ukur output voltase
dalam tekanan atmosfir.

Voltage standar:

Hubungan Tester Kondisi spesifikasi


2,2 sampai 3,1 V
PIM (E8-23) -
Dalam tekanan
E2PM (E8-12)
atmosfir (*1)
d. Gunakan pompa vakum, ukur penurunan voltase yang telah diukur dalam
tekanan atmosfir (*1) ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah
telah diberikan pada sensor.

Voltase standar (Penurunan voltase):

Penurunan
Vakum yang Diberikan
Voltase
13,3 (100, 3,94) kPa 0,25 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,55 V
26,7 (200, 7,87) kPa 0,65 sampai
(mmHg, in.Hg) 0,95 V
40,0 (300, 11,81) kPa 1,05 sampai
(mmHg, in.Hg) 1,35 V
e. Gunakan turbocharger pressure gauge, ukur kenaikan voltase yang telah diukur
dalam tekanan atmosfir (*1) ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di
bawah telah diberikan pada sensor.

Voltase standar (Kenaikan voltase):

Tekanan Yang Kenaikan


Diberikan Voltase
19,6 (0,20, 2,84) kPa 0,45 sampai
(kgf/cm2, psi) 0,75 V

GANTI SENSOR TEKANAN ABSOLUT


MANIFOLD
NG

OK

5.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESIN


a. Lepas sensor temperatur pendingin mesin.
b. Ukur tahanan sensor.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
2,29 sampai 2,60 kΩ
1-2
pada 20°C ( 68°F)
0,3017 sampai 0,3269
1-2 kΩ pada 80°C
( 80,00°C)
PERHATIAN:
Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak
diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
c.Pasang kembali sensor temperatur pendingin mesin.

GANTI SENSOR TEMPERATUR


CAIRAN PENDINGIN MESIN
NG

OK

6.PERIKSA PERCIKAN/SPARK DAN PENGAPIAN


a. Periksa sistem pengapian.

PETUNJUK:
Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat
halaman Klik di sini).
OK:
Terjadi percikan.

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


PENGAPIAN
NG

OK

7.PERIKSA TEKANAN BAHAN BAKAR


a. Pasang tekanan bahan bakar.

PETUNJUK:
Referensi pada Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat Pub.
No. DR168E pada halaman 11-8).
Tekanan bahan bakar standar:
319 sampai 329 kPa (3,3 sampai 3,4 kgf/cm2, 46 sampai 48 psi)

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


BAHAN BAKAR
NG

OK

8.PERIKSA FUEL INJECTOR ASSY (INJECTION DAN VOLUME)


a. Periksa semprotan injektor dan volume injeksi.

PETUNJUK:
Referensi pada Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar (Lihat Pub. No. DR168E pada
halaman 11-10).

GANTI INJEKTOR BAHAN BAKAR


NG

OK

9.PERIKSA KEBOCORAN GAS BUANG


OK:
Tidak ada Kebocoran Gas

PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM


EXHAUST
NG

OK

10.PERIKSA SENSOR HEATED OXYGEN (OUTPUT VOLTASE )


SST
09843-18040
a. Menggunakan intelligent tester:

i. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

ii. Start mesin dan hidupkan tester ke ON.

iii. Panaskan mesin.

iv. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / O2S B1
S1.
v. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.

vi. Baca voltase output sensor heated oxygen ketika mesin idling dan
dinaikkan putarannya.

Voltage standar:
Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
b. Tidak menggunakan intelligent tester:
i. Panaskan mesin.

ii. Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT
(12) dan E (4) dari DLC3.
iii. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada
2.500 rpm selama 90 detik.

iv. Tahan putaran mesin pada 1.200 rpm atau lebih.

v. Periksa fluktuasi voltase antara terminal VF dan terminal SIGE dari


DLC3.

Voltage standar:
Fluktuasi antara 0V dan 5 V.

Lanjutkan ke tahap 16
OK

NG

11.PERIKSA SENSOR HEATED OXYGEN (TAHANAN HEATER )


a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.

b. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari konektor sensor heated


oxygen.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
11,7 sampai 15,5 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
2-4 1 MΩ atau lebih
c. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.

GANTI HEATED OXYGEN SENSOR


NG

OK

12.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (HEATED OXYGEN SENSOR - ECM)


a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.

b. Lepas konektor E8 ECM.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OX (H11-3) - OX1
Di bawah 1 Ω
(E8-2)
HT (H11-1) - OXH1
Di bawah 1 Ω
(E8-8)
E1 (H11-4) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Hubungan Tester Kondisi


spesifikasi
OX (H11-3) atau OX1 10 kΩ atau
(E8-2) - Masa bodi lebih tinggi
HT (H11-1) atau
10 kΩ atau
OXH1 (E8-8) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
13.GANTI HEATED OXYGEN SENSOR (SENSOR 1)

NEXT

14.LAKUKAN KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN

1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3.


2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester.
Kemudian hapus DTC.

3. (c) Hidupkan mesin.

4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.

5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin


mencapai lebih dari 75°C (167°F).

6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama
40 detik atau lebih.

7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau
lebih.

8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus
pengendaraan.

9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c)
sampai (h).

PETUNJUK:
 Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah
(i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
 Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.

NEXT

15.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


Tidak ada output. A
P0171/25 atau P0172/26 B
PETUNJUK:
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC
(Lihat halaman Klik di sini).

GANTI ECM
B

SELESAI

16.LAKUKAN KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN


1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester.
Kemudian hapus DTC.

3. (c) Hidupkan mesin.

4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.

5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin


mencapai lebih dari 75°C (167°F).

6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih


selama 40 detik atau lebih.

7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik


atau lebih.

8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu
siklus pengendaraan.

9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c)
sampai (h).

PETUNJUK:
 Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama
langkah (i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
 Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

PERHATIAN:
Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan
terdeteksi.

NEXT
17.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


Tidak ada output. A
P0171/25 atau P0172/26 B
PETUNJUK:
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC
(Lihat halaman Klik di sini).

GANTI ECM
B

18.PERIKSA APAKAH KENDARAAN PERNAH KEHABISAN BAHAN BAKAR PADA


MASA LALU

PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT


TIDAK

YA

DTC SEBABKAN OLEH TERSENDATNYA BAHAN BAKAR


DTC P0325/18 Sirkuit Sensor Knock 1
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Knock sensor tipe flat (non-resonant type) mempunyai struktur yang
dapat mendeteksi getaran atas frekuensi pita lebar: kira-kira antara 6
kHz dan 15 kHz. Knock sensor dipasang pada blok mesin untuk
mendeteksi knocking mesin. Knock sensor mengandung elemen
piezoelectric yang menimbulkan voltase bila elemen ini berubah bentuk.
Dibangkitkan voltase saat blok mesin digetarkan oleh knocking. Kejadian
apapun dari knocking mesin dapat dihilangkan dengan mengundurkan
timing pengapian.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


P0325/18 Pada saat sensor knock terjadi open atau shorted  Open atau short
selama 2 detik atau lebih selagi mesin berputar dalam sirkuit
2.000 rpm atau lebih dan tekanan intake manifold sensor knock
350 mmHg atau lebih.
(1 trip detection logic)  Knock sensor
(kendor atau
under-torqued)

 ECM
PETUNJUK:
Bila ECM mendeteksi DTC P0325/18, ECM mengoperasikan fungsi fail-safe mode
untuk mengkoreksi besarnya sudut pengunduran untuk diset secara maksimal.

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.

1.PERIKSA ECM (OUTPUT VOLTASE SENSOR)


a. Start mesin dan panaskan mesin.
b. Hubungkan oscilloscope probes ke terminal KNK dan terminal E2 dari ECM.

c. Periksa bentuk gelombang saat mesin idling atau dinaikkan


putarannya.
Nama Antara KNK (E8-31) dan
Terminal ECM E2 (E8-30)
0,5 sampai 1 V/DIV, 1
Range Tester
sampai 2 msec./DIV
Kondisi Idling atau Revving up
d. OK:
e.Bentuk gelombang itu tetap terdapat pada oscilloscope
f. PETUNJUK:
 Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak
termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).

 Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan


dengan kondisi kendaraan.

Lanjutkan ke tahap 6
OK

NG
2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (SENSOR KNOCK - ECM)

a. Lepaskan konektor knock sensor.

b. Lepaskan konektor ECM E8.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (K1-2) - KNK (E8-
Di bawah 1 Ω
31)
- (K1-1) - E2 (E8-
Di bawah 1 Ω
30)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (K1-2) atau KNK 10 kΩ atau
(E8-31) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
3.PERIKSA ECM (VOLTAGE TERMINAL KNK)

a. Lepaskan konektor knock sensor.

b. Putar switch pengapian ke ON.

c. Ukur voltase antar terminal ECM.

Voltage standar:

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
KNK (E8-31) - E2 4,5 sampai 5,5
(E8-30) V
d. Hubungkan kembali konektor sensor.

GANTI ECM
NG

OK

4.PERIKSA KNOCK SENSOR (INSTALASI SENSOR)


a. Periksa pemasangan sensor knock.

Momen:
20 N*m{ 204 kgf*cm , 15 ft.*lbf }

PASANG KEMBALI DENGAN AMAN


SENSOR KNOCK
NG

OK

5.PERIKSA KNOCK SENSOR (TAHANAN SENSOR)


a. Lepas sensor knock.
b. Ukur tahanan antar terminal sensor.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
120 sampai 280 kΩ
2-1
pada 20°C ( 68°F)
c. pasang kembali sensor knock.

GANTI KNOCK SENSOR


NG

OK

6.GANTI KNOCK SENSOR


PETUNJUK:
Periksa jika malfungsi telah menghilang saat dipasangkan sensor knock yang
baik.

NEXT

7.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.

Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


P0325/18 A
Tidak ada output. B
PETUNJUK:
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC
(Lihat halaman Klik di sini).

DTC DISEBABKAN OLEH


MALFUNGSI SENSOR
B

GANTI ECM
DTC P0335/13 Malfungsi Sirkuit "A" Sensor Posisi
Crankshaft
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Sensor posisi crankshaft (N1 signal) terdiri darai magnet, inti besi dan
pickup coil. Plat sinyal posisi crankshaft memiliki 30 gigi (36 dikurangi 6
gigi) dan dipasangkan pada puli timing crankshaft. Sensor ini
membangkitkan 30 sinyal per putaran mesin. ECM mendeteksi sudut
crankshaft dan putaran mesin berdasarkan pada sinyal-sinyal N1, begitu
juga silinder berdasarkan pada kombinasi dari sinyal N1 dan sinyal N2*.
*: Sinyal output dari sensor posisi camshaft.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


P0335/13 Selama cranking, sinyal N1 tidak di-  Open atau short dalam sirkuit
input ke ECM selama 2 detik sensor posisi crankshaft
(1 trip detection logic)
 Sensor posisi crankshaft
 Plat sensor posisi crankshaft
No.1

 ECM

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah
kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan
atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data
lain sewaktu terjadi malfungsi.
 Bila tidak ditemukan masalah dalam prosedur troubleshooting ini, troubleshoot sistem
mekanisme mesin.

1.PERIKSA ECM (OUTPUT VOLTASE SENSOR)


a. Hubungkan oscilloscope probes ke terminal N1+ dan terminal N1- dari konektor
ECM.

b. Periksa bentuk gelombang saat mesin idling atau cranking.


Nama Ch1:
Terminal ECM Antara N2+ (E8-18) dan
N2- (E8-28)
Ch2:
Antara N1+ (E8-11) dan
N1- (E8-21)
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kondisi Cranking atau Idling
c. OK:
d. Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin. (Referensi
ke bentuk gelombang Ch2 dalam gambar)
e. PETUNJUK:
 Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah
putaran idle mesin.

 Bentuk gelombang Ch1 mengacu pada sinyal sensor posisi


camshaft (sinyal N2).

 Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak


termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).

 Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan


dengan kondisi kendaraan.

GANTI ECM
OK

NG

2.PERIKSA SENSOR POSISI CRANKSHAFT (TAHANAN SENSOR)


a. Lepaskan konektor sensor posisi crankshaft C2.

b. Ukur tahanan sensor posisi crankshaft.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
1.850 sampai 2.450 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
c. Hubungkan kembali konektor sensor posisi crankshaft.

GANTI CRANKSHAFT POSITION


SENSOR
NG

OK

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (CRANKSHAFT POSITION SENSOR- ECM)


a. Lepaskan konektor sensor posisi crankshaft C2.

b. Lepaskan konektor ECM E8.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C2-1) - N1+ (E8-
Di bawah 1 Ω
11)
- (C2-2) - N1- (E8-
Di bawah 1 Ω
21)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C2-1) atau N1+ 10 kΩ atau
(E8-11) - Masa bodi lebih tinggi
- (C2-2) atau N1- 10 kΩ atau
(E8-21) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor posisi crankshaft.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

4.PERIKSA SENSOR POSISI CRANKSHAFT (PEMASANGAN SENSOR)


a. Periksa pemasangan sensor posisi crankshaft.

OK:
Sensor terpasang dengan benar.

PERBAIKI ATAU GANTI SENSOR


POSISI CRANKSHAFT
NG

OK

5.PERIKSA PLAT SENSOR POSISI CRANKSHAFT NO.1


a. Periksa gigi sensor plate.

OK:
Sensor plate tidak ada yang retak atau berubah bentuk.

PERBAIKI ATAU GANTI PLAT


SENSOR POSISI CRANKSHAFT NO.1
NG

OK

GANTI ECM
DTC P0340/14 Sirkuit Sensor Posisi Camshaft "A" (Bank 1
atau Single Sensor)
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Sensor posisi camshaft (sinyal N2) terdiri dari magnet, inti besi dan
pickup coil, dan sensor tersebut dipasangkan pada cylinder head. Timing
rotor memiliki 3 gigi dan terintegrasi dengan intake camshaft. Kapan saja
camshafts berputar, gigi dari timing rotor dan celah udara pada pickup
berubah, menyebabkan fluktuasi dalam medan magnet dan
membangkitkan gaya elektromotif dalam pickup coil. Karena gigi dari
timing rotor saling berdekatan dan bergerak melewati pickup coil, maka
dihasilkan voltase dan dibangkitkan arus bolak-balik.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


P0340/14 Setelah mesin dihidupkan, tidak terdapat  Open atau short dalam
input sinyal dari sensor posisi camshaft sirkuit sensor posisi
selama 2 detik atau lebih camshaft
(1 trip detection logic)
 Sensor Posisi Camshaft

 Camshaft (timing rotor)

 ECM

WIRING DIAGRAM
Referensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat
troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah
kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan
atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data
lain sewaktu terjadi malfungsi.
 Bila tidak ditemukan masalah dalam prosedur troubleshooting ini, troubleshoot sistem
mekanisme mesin.

1.PERIKSA ECM (OUTPUT VOLTASE SENSOR)

a. Hubungkan oscilloscope probes ke terminal N1+ dan terminal N1- dari konektor
ECM.
b. Periksa bentuk gelombang saat mesin idling atau cranking.
Ch1:
Antara N2+ (E8-18) dan
Nama N2- (E8-28)
Terminal ECM Ch2:
Antara N1+ (E8-11) dan
N1- (E8-21)
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kondisi Cranking atau Idling
c. OK:
d. Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin. (Referensi
ke bentuk gelombang Ch1 dalam gambar)
e. PETUNJUK:
 Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah
putaran idle mesin.

 Bentuk gelombang Ch2 mengacu pada sinyal sensor posisi


camshaft (sinyal N1).

 Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak


termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).

 Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan


dengan kondisi kendaraan.
GANTI ECM
OK

NG

2.PERIKSA SENSOR POSISI CAMSHAFT (TAHANAN SENSOR)


a. Lepaskan konektor sensor posisi camshaft C1.

b. Ukur tahanan sensor posisi camshaft.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
1.850 sampai 2.450 Ω
1-2
pada 20°C (68°F)
c. Hubungkan kembali konektor sensor posisi camshaft.

GANTI CAMSHAFT POSITION


SENSOR
NG

OK

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (CAMSHAFT POSITION SENSOR- ECM)


a. Lepaskan konektor sensor posisi camshaft C1.

b. Lepaskan konektor ECM E8.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C1-1) - N2+ (E8-
Di bawah 1 Ω
18)
- (C1-2) - N2- (E8-
Di bawah 1 Ω
28)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+ (C1-1) or N2+ (E8- 10 kΩ atau
18) - Masa bodi lebih tinggi
- (C1-2) atau N2- 10 kΩ atau
(E8-28) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor posisi camshaft.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

4.PERIKSA SENSOR POSISI CAMSHAFT (PEMASANGAN SENSOR)


a. Periksa pemasangan sensor posisi camshaft.

OK:
Sensor terpasang dengan benar.

PERBAIKI ATAU GANTI SENSOR


POSISI CAMSHAFT
NG

OK

5.PERIKSA CAMSHAFT (TIMING ROTOR)


a. Periksa gigi timing rotor.

OK:
Timing rotor tidak memiliki keretakan atau berubah bentuk.

GANTI CAMSHAFT
NG

OK

GANTI ECM
DTC P0350/16 Koil Pengapian "A" Utama / Sirkuit
Sekunder
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Direct ignition system (sistem pengapian langsung) telah digunakan pada
kendaraan ini. Direct ignition system adalah sistem pengapian dimana
setiap silinder dinyalakan oleh satu koil pengapian. Dalam sistem
pengapian 1 silinder, satu busi dihubungkan ke ujung rangkaian
sekunder. Tegangan tinggi dibangkitkan dalam rangkaian sekunder dan
digunakan secara langsung untuk busi. Bunga api busi meloncat dari
elektroda tengah ke elektroda masa.
ECM menentukan timing pengapian dan meneruskan sinyal pengapian
untuk setiap silinder. Menggunakan sinyal pengapian, ECM mematikan
atau menghidupkan power transistor di dalam igniter, yang bertugas
memutus dan menghubungkan arus yang menuju primary coil. Pada saat
arus menuju ke primary coil diputus, terbangkit tegangan tinggi dalam
koil sekunder dan voltase ini digunakan busi untuk membuat letikan
bunga api di dalam silinder.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
 Open atau short dalam
sirkuit IG (1 sampai 4)
Open dalam sirkuit IG1 sampai 4 dari koil
P0350/16 pengapian assembly ke ECM  Koil pengapian assembly
(1 trip detection logic) No. 1 sampai No. 4

 ECM

WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
 Lakukan test loncatan bunga api untuk menentukan malfungsi silinder.
 Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan
atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi
malfungsi.

1.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (COIL PENGAPIAN - ECM)

a. Lepaskan ignition coil I2, I3, I4 dan/atau I6 dan konektor koil pengapian
assembly.

b. Lepaskan konektor ECM E8.


c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Koil Pengapian No.1
Di bawah 1 Ω
(I2-3) - IG1 (E8-17)
Koil Pengapian No.2
Di bawah 1 Ω
(I3-3) - IG2 (E8-27)
Koil Pengapian No.3
Di bawah 1 Ω
(I4-3) - IG3 (E8-34)
Koil Pengapian No.4
Di bawah 1 Ω
(I6-3) - IG4 (E8-16)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Koil Pengapian No.1
10 kΩ atau
(I2-3) atau IG1 (E8-
lebih tinggi
17) - Masa bodi
Koil Pengapian No.2
10 kΩ atau
(I3-3) atau IG2 (E8-
lebih tinggi
27) - Masa bodi
Koil Pengapian No.3
10 kΩ atau
(I4-3) atau IG3 (E8-
lebih tinggi
34) - Masa bodi
Koil Pengapian No.4
10 kΩ atau
(I6-3) atau IG4 (E8-
lebih tinggi
16) - Masa bodi
d. Hubungkan kembali konektor ECM.

e. Hubungkan kembali konektor koil pengapian assembly

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


ATAU KONEKTOR
NG

OK

2.PERIKSA KOIL PENGAPIAN (CATU DAYA)


a. Lepaskan ignition coil I2, I3, I4 dan/atau I6 dan konektor koil pengapian
assembly.

b. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
GND (I2-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
GND (I3-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
GND (I4-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
GND (I6-4) - Masa
Di bawah 1 Ω
bodi
c. Putar switch pengapian ke ON.

d. Ukur voltase antara terminal wire harness sisi konektor .

Voltage standar:

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
+B (I2-1) - G (I2-
11 sampai 14 V
4)
+B (I3-1) - G (I3-
11 sampai 14 V
4)
+B (I4-1) - G (I4-
11 sampai 14 V
4)
+B (I6-1) - G (I6-
11 sampai 14 V
4)
e. Hubungkan kembali koil pengapian assembly

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


ATAU KONEKTOR (KOIL
NG PENGAPIAN - SWITCH PENGAPIAN,
KOIL PENGAPIAN - MASA BODI)

OK

3.PERIKSA ECM (IG1 - SINYAL IG4 )


a. Hubungkan oscilloscope probes ke terminal IG1 (IG2, IG3 dan/atau IG4) dan
terminal E1 dari konektor ECM.

b. Periksa bentuk gelombang saat mesin idling atau cranking.


Nama Ch1:
Terminal ECM Antara IG1 (IG2, IG3
atau IG4) dan E1
Range Tester 2 V/DIV, 50 msec./DIV
Kondisi Cranking atau Idling
c. OK:
d. Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin.
e. PETUNJUK:
 Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah
putaran idle mesin.

 Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak


termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).

 Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan


dengan kondisi kendaraan.

GANTI ECM
NG

OK

GANTI KOIL PENGAPIAN


DTC P0443/76 Malfungsi pada Sirkuit Purge Control Valve
Sistem Evaporative Emission Control
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Untuk mengurangi emisi hydrocarbon (HC), uap bahan bakar dari tangki
bensin dialirkan melewati charcoal canister menuju intake manifold untuk
pembakaran di dalam silinder.
ECM mengubah duty signal ke Vacuum Switching Valve (VSV) dalam
sistem Evaporative Emission (EVAP) sehingga emisi HC yang masuk dapat
disesuaikan dengan kondisi pengendaraan (beban mesin, putaran mesin,
kecepatan kendaraan dll.) setelah mesin dipanaskan.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


P0443/76 Malfungsi dalam sirkuit vacuum switching  Open atau short pada
valve (EVAP) secara kontinu selama 10 detik sirkuit vacuum switching
atau lebih dalam pengoperasian kontrol valve (EVAP).
purge*
(1 trip detection logic)  Vacuum switching
valve (EVAP)

 ECM
*: Selagi sinyal kontrol beban vacuum switching valve adalah 5 sampai 80%
PETUNJUK:
Vacuum switching valve control duty signal dapat diperiksa dengan memilih
item menu pada intelligent tester: Powertrain / Engine / Data List / Evap Purge
Flow.

WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data
merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze
frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau
berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan
bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.

Bila menggunakan intelligent tester:

1.LAKUKAN ACTIVE TEST MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (VSV(EVAP))


a. Hubungkan selang vakum ke vacuum switching valve (sisi canister).

b. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

c. Start mesin dan hidupkan intelligent tester.

d. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Active Test / Activate the
VSV for EVAP Control.

e. Lakukan active test.

f. Periksa apakah saluran yang dilepas memberikan hisapan pada jari Anda pada
saat mengoperasikan vacuum switching valve menggunakan intelligent tester.

Standar:

Pengoprasian
Kondisi spesifikasi
Tester
Memberikan hisapan
VSV ON
pada jari Anda
Tidak memberikan
VSV OFF hisapan pada jari
Anda

PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT


OK

NG

2.PERIKSA ECM (VOLTAGE PRG)


a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.

Voltage standar:

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
PRG (E8-9) - E01
11 sampai 14 V
(E8-3)

GANTI ECM
OK

NG

3.PERIKSA VACUUM SWITCHING VALVE (EVAP)


a. Lepas vacuum switching valve.

b. Periksa tahanan vacuum switching valve.


i. Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antar terminal-terminalnya.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
30 sampai 34 Ω pada
1-2
20°C (68°F)

c. Periksa kerja vacuum switching valve.

i. Periksa bahwa tidak ada udara mengalir dari lubang F ke E.


ii. Berikan voltase baterai melintas terminal.
iii. Periksa bahwa udara mengalir dari lubang F ke lubang E.

OK:
Udara mengalir pada saat voltase baterai diberikan ke vacuum
switching valve
d. Pasang kembali vacuum switching valve

GANTI VACUUM SWITCHING VALVE


NG (EVAP)

OK

4.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (VSV (EVAP) - ECM)


a. Lepaskan konektor ECM E8.

b. Lepas konektor vacuum switching valve V3.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching valve
Di bawah 1 Ω
(V3-1) - PRG (E8-9)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
10 kΩ atau
valve (V3-1) atau PRG
lebih tinggi
(E8-9) - Masa bodi
d. Hubungkan kembali konektor ECM.

e. Hubungkan kembali konektor vacuum switching valve.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

5.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (RELAY EFI- VSV (EVAP))


a. Lepas relay EFI dari kotak fuse.

b. Lepas konektor vacuum switching valve V3.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching valve
Di bawah 1 Ω
(V3-2) - relay EFI (5)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
10 kΩ atau
valve (V3-2) atau relay
lebih tinggi
EFI (5) - Masa bodi
d. Pasang kembali relay EFI.

e. Hubungkan kembali konektor vacuum switching valve.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

PERIKSA SIRKUIT SUMBER DAYA ECM

Bila tidak menggunakan intelligent tester:


1.PERIKSA ECM (VOLTAGE PRG)

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.

Voltage standar:

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
PRG (E8-9) - E01
11 sampai 14 V
(E8-3)

GANTI ECM
OK

NG

2.PERIKSA VACUUM SWITCHING VALVE (EVAP)


a. Lepas vacuum switching valve.

b. Periksa tahanan vacuum switching valve.


i. Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antar terminal-terminalnya.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
30 sampai 34 Ω pada
1-2
20°C (68°F)

c. Periksa kerja vacuum switching valve.

i. Periksa bahwa tidak ada udara mengalir dari lubang F ke E.


ii. Berikan voltase baterai melintas terminal.
iii. Periksa bahwa udara mengalir dari lubang F ke lubang E.

OK:
Udara mengalir pada saat voltase baterai diberikan ke vacuum
switching valve
d. Pasang kembali vacuum switching valve

GANTI VACUUM SWITCHING VALVE


NG (EVAP)

OK

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (VSV (EVAP) - ECM)


a. Lepaskan konektor ECM E8.

b. Lepas konektor vacuum switching valve V3.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching valve
Di bawah 1 Ω
(V3-1) - PRG (E8-9)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
10 kΩ atau
valve (V3-1) atau PRG
lebih tinggi
(E8-9) - Masa bodi
d. Hubungkan kembali konektor ECM.

e. Hubungkan kembali konektor vacuum switching valve.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

4.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (RELAY EFI- VSV (EVAP))


a. Lepas relay EFI dari kotak fuse.

b. Lepas konektor vacuum switching valve V3.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching valve
Di bawah 1 Ω
(V3-2) - relay EFI (5)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Vacuum switching
10 kΩ atau
valve (V3-2) atau relay
lebih tinggi
EFI (5) - Masa bodi
d. Pasang kembali relay EFI.

e. Hubungkan kembali konektor vacuum switching valve.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

PERIKSA SIRKUIT SUMBER DAYA ECM


DTC P0500/52 Sensor Kecepatan Kendaraan
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Sensor kecepatan kendaraan dipasangkan pada meter kombinasi, dan
terdiri dari magnet yang diputar oleh kabel speedometer. Setiap putaran,
speedometer memutar reed switch ke ON dan OFF sebanyak empat kali,
dan sinyal ON/OFF ini diteruskan ke ECM. ECM menentukan kecepatan
kendaraan sesuai dengan frekuensi pulsa sinyal ini.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


 Open atau short
dalam sirkuit
Selama deselerasi, kecepatan kendaraan 0 km/jam sensor kecepatan
(0 mph) selama lebih dari 3 detik walaupun putaran
P0500/52 mesin 500 sampai 4.000 rpm di bawah kontrol  Sirkuit
pemutusan bahan bahan bakar (fuel cut) speedometer
(1 trip detection logic) (Meter kombinasi)

 ECM

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.

1.PERIKSA METER KOMBINASI ASSEMBLY (OPERASI SPEEDO METER)


a. Jalankan kendaraan dan periksa cara kerja speedometer normal di combination
meter.

OK:
Cara kerja speedometer normal.
PERIKSA SIRKUIT SPEEDOMETER
NG (METER DAN SISTEM GAUGE)

OK

2.PERIKSA ECM (SPD VOLTAGE)


a. Pindahkan tuas pemindah gigi ke posisi netral.

b. Dongkrak keatas roda belakang


c. Putar switch pengapian ke ON.

d. Putar perlahan roda belakang, dan ukur voltage dari konektor ECM.

Voltage standar:

Hubungan Tester Kondisi spesifikasi


SPD (E10-18) - Voltase timbul
E1 (E8-29) sebentar-sebentar
PETUNJUK:
Periksa menggunakan oscilloscope. Periksa bentuk gelombang antara terminal-
terminal konektor ECM, pertahankan kecepatan kendaraan 20 km/jam (12
mph).

Nama
Antara SPD (E10-18)
Terminal
dan E1 (E8-29)
ECM
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kecepatan kendaraan
Kondisi
20 km/jam (12 mph)

GANTI ECM
OK
NG

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR ( METER KOMBINASI ASSEMBLY - ECM)

a. Lepas konektor C4 meter kombinasi.

b. Lepaskan konektor E10 ECM.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SPSR (C4-10) - SPD
Di bawah 1 Ω
(E10-18)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SPSR (C4-10) atau
10 kΩ atau
SPD (E10-18) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor meter kombinasi assembly.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
MENGGANTI METER KOMBINASI ASSEMBLY

DTC P0505/71 Sistem kontrol Idle Malfungsi


untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Katup Idle Speed Control (ISC) dipasangkan pada throttle body. Selama
idling, katup itu mengontrol putaran mesin dengan menambah atau
mengurangi volume udara yang di-bypass oleh throttle valve, sesuai
dengan sinyal yang diterima dari ECM.
Rotor dibuat menyatu di dalam ISC berputar searah jarum jam atau
berlawanan jarum jam dengan sudut tetap, sesuai dengan sinyal dari
ECM.
Rotor dan katup dipasang dengan mur biasa, sehingga katup hanya dapat
bergerak maju mundur sebanding dengan putaran rotor. Kemudian,
volume udara intake dikontrol oleh pergantian celah antara katup dan
body.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


 Open atau short dalam sirkuit
katup Idle Speed Control (ISC)
Terjadi ketidak normalan (open atau
P0505/71 short) dalam sinyal aktuasi ISC.  Katup ISC macet pada posisi
(1 trip detection logic) terbuka atau tertutup

 ECM
PETUNJUK:
Jika throttle body atau ECM diganti, atau terminal baterai dihubungkan kembali,
pastikan untuk inisialisasi katup ISC.
Ikuti prosedur di bawah ini tanpa menekan pedal akselerator dalam rangka
melakukan inisialisasi:
 Putar switch pengapian ke ON (jangan menghidupkan mesin) dan
tunggu selama 5 detik.
 Putar switch pengapian ke OFF, dan tunggu kira-kira selama 15 detik.

 Putar switch pengapian ke ON lagi, dan kemudian hidupkan mesin.

WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.

1.PERIKSA PUTARAN IDLE MESIN


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Hidupkan mesin.

c. Ukur putaran mesin.

Standar:
Putaran mesin tinggi saat mesin dingin. Dan sebaliknya, turun saat
mesin panas, dan pertahankan putaran pada 750 rpm seperti pada
putaran idle.
PETUNJUK:
Pada saat tidak menggunakan intelligent tester, lihat ke Periksa Putaran Idle
Mesin (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-3).

PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT


OK

NG

2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (KATUP ISC - ECM)


a. Lepaskan konektor I1 katup Idle Speed Control (ISC).

b. Lepaskan konektor ECM E8.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ISA1 (I1-3) - IACAHI
Di bawah 1 Ω
(E8-15)
ISA2 (I1-1) - IACALO
Di bawah 1 Ω
(E8-14)
ISB1 (I1-4) - IACBHI
Di bawah 1 Ω
(E8-25)
ISB2 (I1-2) - IACBLO
Di bawah 1 Ω
(E8-24)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ISA1 (I1-3) - IACAHI 10 kΩ atau
(E8-15) - Masa bodi lebih tinggi
ISA2 (I1-1) - IACALO 10 kΩ atau
(E8-14) - Masa bodi lebih tinggi
ISB1 (I1-4) - IACBHI 10 kΩ atau
(E8-25) - Masa bodi lebih tinggi
ISB2 (I1-2) - IACBLO 10 kΩ atau
(E8-24) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor katup ISC.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
3.PERIKSA THROTTLE BODY IDLE SPEED CONTROL VALVE ASSEMBLY

a. Lepaskan konektor I1 katup Idle Speed Control (ISC).

b. Ukur tahanan antara terminal dari konektor katup ISC.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
ISA1 (3) - 45,6 sampai 50,4 Ω
ISA2 (1) pada 27°C (81°F)
ISB1 (4) - 45,6 sampai 50,4 Ω
ISB2 (2) pada 27°C (81°F)
c. Hubungkan kembali konektor katup ISC.

GANTI THROTTLE BODY IDLE


SPEED CONTROL VALVE ASSEMBLY
NG

OK

GANTI ECM
DTC P1346/75 Sensor VVT / Range Sirkuit sensor Posisi
Camshaft / Problem Performance (Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Sistem Variable Valve Timing (VVT) terdiri dari ECM, Oil Control Valve (OCV) dan VVT
controller. ECM mengirim sinyal kontrol target duty-cycle ke OCV. Sinyal kontrol ini
mengatur tekanan oli yang disuplai ke VVT controller. Camshaft timing control
melakukan penyesuaian dengan kondisi pengoperasian mesin seperti volume udara
intake, posisi katup throttle dan temperatur cairan pendingin mesin. ECM mengontrol
OCV berdasarkan sinyal yang diteruskan oleh beberapa sensor. VVT controller mengatur
sudut intake camshaft menggunakan tekanan oli melalui OCV. Sebagai hasilnya, posisi
relatif camshaft dan crankshaft dapat dioptimalkan, memperbaiki momen mesin dan
menghemat bahan bakar, serta mengurangi emisi gas buang dalam berbagai kondisi
pengendaraan. ECM mendeteksi timing katup intake aktual menggunakan sinyal dari
sensor posisi camshaft dan crankshaft, dan melakukan kontrol umpan balik.
Bagaimanapun juga target timing katup intake diferivikasi oleh ECM.
No.DTC Kondisi Deteksi Area Gangguan
 Sistem mekanikal (rantai
timing loncat gigi, rantai
Timing crankshaft dan timing camshaft telah memanjang)
P1346/75 keduanya tidak bersesuaian dengan
kontrol timing katup (2 trip detection logic)  Timing katup

 ECM

WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.

1.PERIKSA VALVE TIMING (PERIKSA DARI KEKENDORAN DAN GIGI LOMPAT


PADA TIMING CHAIN)
a. Putar crankshaft searah jarum jam, untuk meluruskan tanda timing dari puli
crankshaft dengan penunjuk pada tutup rantai timing.

b. Periksa bahwa tanda penyesuai pada camshaft timing sprocket menghadap ke


atas. Jika tidak, putar crankshaft 1 putaran hingga tanda-tanda tersebut
menghadap ke atas.

c. Periksa dari kekendoran atau rantai timing lompat gigi.

OK:
Tanda penyesuai puli crankshaft dan puli camshaft telah lurus.
PETUNJUK:
Untuk penyetelan valve timing, referensi ke Valve Clearance/ Adjustment
procedure (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-6).

SETEL VALVE TIMING


NG

OK

GANTI ECM
DTC P1349/73 Malfungsi pada Sistem VVT (Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Referensi ke DTC P1346/75 (Lihat halaman Klik di sini).

No.DTC Kondisi Deteksi Area Gangguan


P1349/73 Kondisi (a) atau (b) berlanjut setelah  Open atau short dalam
mesin dipanaskan dan putaran mesin sirkuit camshaft timing oil
500 sampai 4.000 rpm control valve
(2 trip detection logic)
(a) Jumlah pergantian valve timing  Timing katup
kurang dari ambang batas
(b) Valve timing saat ini tetap  Katup kontrol oli camshaft

 Filter camshaft timing oil


control valve

 Camshaft timing sprocket


assembly
 ECM

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.

1.PERIKSA TIMING KATUP

a. Putar crankshaft searah jarum jam, untuk meluruskan tanda timing dari puli
crankshaft dengan penunjuk pada tutup rantai timing.
b. Periksa bahwa tanda penyesuai pada camshaft timing sprocket menghadap ke
atas. Jika tidak, putar crankshaft 1 putaran hingga tanda-tanda tersebut
menghadap ke atas.

c. Periksa dari kekendoran atau rantai timing lompat gigi.

OK:
Tanda penyesuai puli crankshaft dan puli camshaft telah lurus.
PETUNJUK:
Untuk penyetelan valve timing, referensi ke Valve Clearance/ Adjustment
procedure (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-6).

SETEL VALVE TIMING


NG

OK

2.PERIKSA CAMSHAFT TIMING OIL CONTROL VALVE ASSEMBLY (CARA KERJA


OCV)
a. Hidupkan mesin.

b. Periksa putaran mesin pada pemeriksaan (1) dan (2).

1. Periksa (1):
Lepaskan konektor C7 camshaft timing oil control valve.

2. Periksa (2):
Berikan voltase baterai positif pada terminal katup kontrol oli timing
camshaft

Hasil:

Lanjutkan
Periksa (1) Periksa (2)
ke
Putaran Idle kasar
A mesin atau mesin
normal mati
B Selain kondisi di atas
c. Hubungkan kembali konektor camshaft timing oil control valve.

Lanjutkan ke tahap 6
B

3.PERIKSA ECM (SINYAL OCV )


a. Periksa menggunakan oscilloscope.

b. Selama idling, periksa bentuk gelombang antara terminal konektor E9


ECM.

Nama Antara OCV+ (E9-7) dan


Terminal ECM OCV- (E9-6)
Range Tester 5 V/DIV, 1 msec./DIV
Kondisi Idling
c. OK:
d. Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin (Lihat
kembali ke bentuk gelombang dalam gambar).
e. PETUNJUK:
 Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah
putaran idle mesin.

 Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak


termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).

 Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan


dengan kondisi kendaraan.

GANTI ECM
NG

OK

4.PERIKSA FILTER OIL CONTROL VALVE (FILTER OCV)


a. Lepas filter OCV (Camshaft Timing Oil Control Valve)

b. Periksa filter tidak tersumbat.

OK:
Filter tidak tersumbat.
c. Pasang kembali OCV filter

PERBAIKI ATAU GANTI FILTER OIL


CONTROL VALVE
NG

OK

5.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - CAMSHAFT TIMING OIL CONTROL


VALVE (OCV))
a. Lepaskan konektor C7 OCV (Camshaft Timing Oil Control Valve)

b. Lepaskan konektor ECM E9.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) - OCV+
Di bawah 1 Ω
(E9-7)
OCV (C7-2) - OCV-
Di bawah 1 Ω
(E9-6)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) atau
10 kΩ atau
OCV+ (E9-7) - Masa
lebih tinggi
bodi
OCV (C7-2) atau
10 kΩ atau
OCV- (E9-6) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor OCV.
e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

6.PERIKSA KATUP KONTROL CAMSHAFT TIMING OIL ASSY (OCV)


a. Periksa tahanan.

i. Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antar terminal-terminalnya.

Tahanan standar:

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
6,9 sampai 7,9 Ω
1-2
pada 20°C (20,00°C)
b. Periksa cara kerja.
i. Hubungkan kabel positif (+) dari baterai untuk terminal 1 (+) dan kabel
negatif (-) untuk terminal 2 (-), kemudian periksa gerakan katup spool.

PERHATIAN:
Pastikan spool valve bergerak bebas dan tidak macet pada posisi tertentu.
PETUNJUK:
Spool valve yang membalik tidak sempurna adalah hasil dari perangkap benda
asing yang menjadi penyebab utama kebocoran tekanan dalam arah maju.
Dalam kasus ini, DTC dapat terdeteksi.

Lanjutkan ke tahap 8
OK

NG

7.GANTI KATUP KONTROL CAMSHAFT TIMING OIL ASSY

NEXT

8.PERIKSA CAMSHAFT TIMING SPROCKET ASSEMBLY


PETUNJUK:
Referensi ke prosedur pemeriksaan camshaft timing sprocket assembly (Lihat
Pub. No. DR168E pada halaman 14-52).
OK:
Camshaft timing gear berputar dengan lembut pada saat diberikan
tekanan.

Lanjutkan ke tahap 10
OK

NG

9.GANTI CAMSHAFT TIMING SPROCKET ASSEMBLY

NEXT
10.PERIKSA DARI SUMBATAN (OCV, KATUP PEMERIKSA OLI DAN LOBANG OLI)
OK:
Tidak tersumbat.

PERBAIKI ATAU GANTI PART,


KOMPONEN DAN AREA YANG
NG
MALFUNGSI

OK

GANTI ECM
DTC P1510/54 Sirkuit Sinyal Starter
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Pada saat mesin diputar, voltase baterai diberikan ke terminal STA pada
ECM.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


P1510/54 Salah satu kondisi berikut ditemui:  Open atau short dalam
(1 trip detection logic) sirkuit sinyal starter
Short dalam sirkuit sinyal STA selama 31  Open atau short dalam
detik atau lebih
sirkuit speedometer
Open dalam sirkuit sinyal STA saat mesin
dihidupkan pada kecepatan kendaraan 0
 ECM
km/jam

WIRING DIAGRAM
Untuk sirkuit kecepatan kendaraan, lihat kembali ke DTC P0500/52 (Lihat halaman Klik
di sini).

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Bagan diagnostik berikut ini berdasarkan pada persyaratan dimana mesin
berputar normal. Bila mesin tidak berputar, lanjutkan ke Tabel Gejala Problem
(Lihat halaman Klik di sini).
1.PERIKSA ECM (VOLTAGE STA)

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase antara terminal-terminal konektor E8, E9 ECM

Voltage standar:

Hubungan Kondisi
Kondisi
Tester spesifikasi
Switch
STA (E9-15)
pengapian 0V
- E1 (E8-29)
ON
STA (E9-15) Mesin 6 V atau
- E1 (E8-29) berputar lebih

PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT


OK

NG

2.PERIKSA FUSE (FUSE ST-A)


a. Cabut fuse ST-A dari kotak fuse.

b. Periksa tahanan fuse ST-A.

Tahanan standar:
Di bawah 1 Ω
c. Pasang kembali fuse ST-A.

PERIKSA DARI SHORT DALAM


SEMUA HARNESS DAN KOMPONEN
YANG DIHUBUNGKAN KE FUSE
NG

OK

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - ST-A FUSE)


a. Periksa harness dan konektor antara konektor fuse ST-A dan ECM

i. Cabut fuse ST-A dari kotak fuse.

ii. Lepaskan konektor ECM E9.

iii. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Kotak fuse (terminal
Di bawah 1
2 fuse ST-A ) - STA
Ω
(E9-15)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Kotak fuse (terminal
2 fuse ST-A ) atau 10 kΩ atau
STA (E9-15) - Masa lebih tinggi
bodi
iv. Pasang kembali fuse ST-A.
v. Hubungkan kembali konektor ECM.
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS
NG ATAU KONEKTOR

OK

4.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (FUSE ST-A - STARTER)


a. Lepaskan konektor starter S1.

b. Cabut fuse ST-A dari kotak fuse.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Starter (S1-1) - Kotak
Di bawah 1
fuse (terminal 1 fuse
Ω
ST-A)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Starter (S1-1) atau
10 kΩ atau
Kotak fuse (terminal 1
lebih tinggi
fuse ST-A) - Masa bodi
d. Hubungkan kembali konektor starter

e. Pasang kembali fuse ST-A.


PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS
NG ATAU KONEKTOR

OK

5.PERIKSA SWITCH PENGAPIAN ASSEMBLY


a. Lepaskan konektor 15 switch pengapian.

b. Periksa tahanan antara terminal konektor seperti ditunjukkan di bawah.

Tahanan standar:

Posisi Hubungan Kondisi


Switch Tester spesifikasi
Semua 10 kΩ atau
LOCK
terminal lebih tinggi
ACC 1-3 Di bawah 1 Ω
1-2, 1-3, 2-
ON Di bawah 1 Ω
3, 5-6
1-2, 4-5, 4-
START Di bawah 1 Ω
6, 5-6
c. Hubungkan kembali konektor switch pengapian

GANTI SWITCH PENGAPIAN


ASSEMBLY
NG

OK

6.PERIKSA SIRKUIT SPEEDOMETER (METER KOMBINASI)


PETUNJUK:
Referensi ke prosedur pemeriksaan P0500/52 (Lihat halaman Klik di sini).

PERBAIKI ATAU GANTI SIRKUIT


SPEEDOMETER
NG

OK

GANTI ECM
DTC P1520/51 Sirkuit Switch A/C Malfungsi
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
ECM memonitor kondisi air conditioner dan sensor posisi throttle, yang
menyebabkan naiknya putaran idling mesin dsb., yang kemudian
menaikkan beban mesin. ECM memonitor sinyal-sinyal dari semua itu
untuk menentukan apakah bekerja secara normal atau tidak.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


P1520/51 Beberapa kondisi berikut  Open atau short dalam sirkuit sensor
ditemui ketika terminal TC posisi throttle
shorted:
(a) Air conditioner  Sensor posisi throttle
dioperasikan
(b) Pedal akselerator ditekan  Short circuit dalam switch kontrol
cooler (dengan heater)

 Switch kontrol cooler assembly


(dengan heater)

 Short circuit dalam switch kontrol


temperatur A/C (tanpa heater)

 Switch kontrol temperatur A/C


(menyatu dengan switch kontrol heater
assembly) (tanpa heater)

 ECM
PETUNJUK:
Pada saat memeriksa DTC, DTC P1520/51 akan selalu ditampilkan jika:
1) Pedal akselerator ditekan
2) Switch air conditioner dihidupkan
Oleh karena itu, lakukan prosedur pemeriksaan hanya setelah memastikan
bahwa pedal akselerator tidak ditekan dan switch air conditioner telah diputar
ke OFF.

WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN

1.PERIKSA ECM

a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Bebaskan pedal akselerator.

c. Putar switch kontrol temperatur A/C ke OFF (tanpa heater)

d. Ukur voltase antara terminal konektor E8, E9 dan E10 ECM

Voltase standar (Sensor posisi throttle):

Hubungan Katup Kondisi


Tester Throttle spesifikasi
VTH (E8-20) - Tertutup 0,4 sampai
E2 (E8-30) penuh 0,8 V
VTH (E8-20) - Terbuka 3,2 sampai
E2 (E8-30) penuh 5,0 V
VC (E8-10) - 4,5 sampai
-
E2 (E8-30) 5,5 V
Voltase standar (Switch kontrol cooler) (dengan heater):

Hubungan Kondisi
Kondisi A/C
Tester spesifikasi
ACSW (E9- Switch
Di bawah 1
24) - E1 kontrol
V
(E8-29) cooler OFF
ACSW (E9- Switch Di bawah 11
blower dan
24) - E1 Switch
sampai 14 V
(E8-29) kontrol
cooler ON
Voltase standar (Switch kontrol temperatur A/C) (tanpa heater):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACVR (E10-30) - E21 4,5 sampai 5,5
(E8-29) V

Hasil:

Kondisi Lanjutkan ke
Keduanya dalam range standar A
Sensor posisi throttle di luar range standar B
Switch kontrol cooler di luar range standar (dengan heater) C
Switch kontrol temperatur A/C di luar range standar (tanpa
D
heater)

Lanjutkan ke tahap 2
B

Lanjutkan ke tahap 4

C
D Lanjutkan ke tahap 6

GANTI ECM

2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (THROTTLE POSITION SENSOR- ECM)


a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1

b. Lepaskan konektor ECM E8.

c. Periksa tahanan antara wire harness sisi konektor.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-
Di bawah 1 Ω
1)
VTH (E8-20) - VTA
Di bawah 1 Ω
(T1-3)
E2 (E8-30) - E2 (T1-
Di bawah 1 Ω
2)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Hubungan Tester Kondisi


spesifikasi
VC (E8-10) atau VC 10 kΩ atau
(T1-1) - Masa bodi lebih tinggi
VTH (E8-20) atau VTA 10 kΩ atau
(T1-3) - Masa bodi lebih tinggi
d. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
3.PERIKSA SENSOR POSISI THROTTLE

a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1

b. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari sensor posisi throttle.

Tahanan standar:

Hubungan Katup Kondisi


Tester Throttle spesifikasi
VC (1) - E2 2,5 sampai
-
(2) 6,0 kΩ
VTA (3) - E2 Tertutup 0,3 sampai
(2) penuh 5,8 kΩ
VTA (3) - E2 Terbuka 1,98 sampai
(2) penuh 9,16 kΩ
c. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.

GANTI SENSOR POSISI THROTTLE


NG

OK

GANTI ECM

4.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (SWITCH KONTROL COOLER - ECM)


a. Lepaskan konektor ECM E9.

b. Putar switch pengapian ke ON.

c. Ukur voltase antara terminal konektor ECM dan Masa bodi.

Voltage standar:

Hubungan Kondisi
Kondisi A/C
Tester spesifikasi
ACSW (E9- Switch
Di bawah 1
24) - Masa kontrol
V
bodi cooler OFF
Switch
ACSW (E9- blower dan
Di bawah 11
24) - Masa switch
sampai 14 V
bodi kontrol
cooler ON
d. Hubungkan kembali konektor ECM.

PETUNJUK:
DTC yang berhubungan dengan sistem VVT mungkin terdeteksi dalam
pemeriksaan langkah ini. Hapus DTC tersebut.

GANTI ECM
OK

NG

5.PERIKSA SWITCH KONTROL COOLER ASSEMBLY


a. Lepas switch kontrol cooler assembly.

b. Periksa tahanan antara terminal-terminal dari switch kontrol cooler.

Tahanan standar:

Hubungan Kondisi Kondisi


Tester switch spesifikasi
3-4 ON Di bawah 1 Ω
10 kΩ atau
3-4 OFF
lebih tinggi
c. Pasang kembali switch kontrol cooler.

GANTI SWITCH KONTROL COOLER


ASSEMBLY
NG

OK

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR

6.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (SWITCH KONTROL TEMPERATUR A/C -


ECM)
a. Lepaskan konektor A6 switch kontrol temperatur A/C (menyatu dengan
switch kontrol heater assembly).

b. Lepaskan konektor E10 ECM.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Switch kontrol
Di bawah 1
temperatur A/C (A6-2) -
Ω
ACVR (E10-30)
Switch kontrol
Di bawah 1
temperatur A/C (A6-1) -
Ω
E21 (E10-31)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
Switch kontrol
temperatur A/C (A6-2) 10 kΩ atau
atau ACVR (E10-30) - lebih tinggi
Masa bodi
d. Hubungkan kembali konektor switch kontrol temperatur A/C.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
7.PERIKSA SWITCH KONTROL HEATER ASSEMBLY (SWITCH KONTROL
TEMPERATUR A/C)

a. Lepas switch kontrol heater assembly.

b. Putar knob switch kontrol temperatur A/C ke posisi OFF.

c. Periksa tahanan antara terminal switch kontrol temperatur A/C


(menyatu dengan switch kontrol heater assembly).

Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Hubungan
Kondisi spesifikasi
Tester
10 kΩ atau lebih
1-2
tinggi
d. Pasang kembali switch kontrol heater assembly.

GANTI SWITCH KONTROL HEATER


ASSEMBLY
NG

OK

GANTI ECM
DTC P1530/44 Sistem Sinyal Sensor Temperatur
Evaporator Air Conditioner
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Thermistor cooler No.1 (sensor temperatur evaporator A/C) yang
digunakan untuk mengontrol kerja kompresor. Thermistor cooler No.1
memiliki thermistor yang mendeteksi temperatur permukaan evaporator.
Bila temperaturnya mendekati di bawah 3°C (37,4 °F), ECM mematikan
kompresor. Kontrol ini untuk melindungi evaporator untuk mencegah
pembekuan yang terbentuk pada evaporator.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


P1530/44 Output voltase dari thermistor di bawah 0,1  Open atau short dalam
V atau di atas 4,85 V selama lebih dari 0,5 sirkuit thermistor cooler
detik dengan switch A/C bekerja No. 1
(1 trip detection logic)
 Thermistor cooler No.1
 ECM

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN

1.PERIKSA ECM (VOLTASE ACEV)


a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Putar switch cooler control ke ON.

c. Ukur voltase antara terminal pada konektor E10 ECM.

Voltage standar:

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACEV (E10-14) - E21 0,15 sampai
(E10-31) 4,8 V

GANTI ECM
OK
NG

2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (COOLER THERMISTOR NO. 1 - ECM)

a. Lepaskan konektor cooler thermistor A5 No.1.

b. Lepaskan konektor E10 ECM.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACEV (A5-1) - ACEV
Di bawah 1 Ω
(E10-14)
E21 (A5-2) - E21
Di bawah 1 Ω
(E10-31)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
ACEV (A5-1) atau
10 kΩ atau
ACEV (E10-14) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Lepaskan konektor cooler thermistor No.1.

e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK
3.PERIKSA THERMISTOR PENDINGIN NO.1
PETUNJUK:
Referensi ke prosedur pemeriksaan thermistor cooler No. 1 (Lihat halaman Klik
di sini).

GANTI COOLER THERMISTOR NO.1


NG

OK

GANTI ECM
DTC P1600/83 Malfungsi pada Sirkuit Sinyal Immobiliser
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Komputer kunci transponder assembly (ECU immobiliser) memastikan
keamanan dengan mengontrol START/END komunikasi melalui
penyesuaian kode dengan ECM. Penyesuaian itu disesuaikan dengan
status ON/OFF pengapian dan status immobiliser SET/ UNSET. Bila
komunikasinya tidak bersesuaian akan menyebabkan malfungsi dalam
ECM, dan terekam DTC.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
Kode yang berganti-ganti tidak dapat selesai ditulis dalam
P1600/83 ECM  ECM
(1 trip detection logic)

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN

1.PERIKSA OUTPUT DTC


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

d. Baca DTC.
PETUNJUK:
 Jika terdeteksi P1600/83, hal ini menunjukkan bahwa komputer mesin
malfungsi. Ganti komputer kontrol mesin.
 Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

NEXT

GANTI ECM
DTC P1601/81 Malfungsi Sinyal Immobiliser
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN
Komputer kunci transponder assembly (ECU immobiliser) memastikan
keamanan dengan mengontrol START/END komunikasi melalui
penyesuaian kode dengan ECM. Penyesuaian itu disesuaikan dengan
status ON/OFF pengapian dan status immobiliser SET/ UNSET.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


 Sistem engine immobiliser

 ECU kunci transponder


Problem komunikasi dengan ECU kunci assembly (ECU Immobiliser )
transponder assembly (ECU Immobiliser)
P1601/81  Open atau short dalam
atau ketidak sesuaian kode.
(1 trip detection logic) line komunikasi (wire
harness atau konektor)

 ECM
PETUNJUK:
DTC ini ditampilkan pada saat: 1) ECM mendeteksi error dalam komunikasi itu
sendiri dengan ECU kunci transponder; 2) ECM mendeteksi error dalam line
komunikasi; dan 3) ID komunikasi ECU antara ECU kunci transponder dan ECM
berbeda saat mesin dicoba start (dihidupkan).

WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN

1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYA


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

d. Putar switch pengapian ke OFF, kemudian putar switch pengapian ke ON lagi.

e. Hidupkan mesin.

f. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

g. Baca DTC.

Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
P1601/81 A
Tidak ditampilkan DTC. B
P1601/81 dan DTC lainnya C
PETUNJUK:
 Jika DTC ECU kunci transponder ditampilkan, pertama kali
referensi ke prosedur pemeriksaan.
 Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT


B
C LANJUTKAN KE BAGAN DTC

2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - ECU KUNCI TRANSPONDER)


a. Lepaskan konektor E10 ECM.

b. Lepaskan konektor ECU kunci transponder.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SIO2 (T14-8) - SIO2
Di bawah 1 Ω
(E10-32)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
SIO2 (T14-8) atau
10 kΩ atau
SIO2 (E10-32) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor ECM.

e. Hubungkan kembali konektor ECU kunci transponder.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

3.LAKUKAN PENDAFTARAN KUNCI


a. Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).

b. Reregister kunci (kode ID kunci)


NEXT

4.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.

b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Hidupkan mesin.

d. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

e. Baca DTC.

Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


P1601/81 (mesin tidak dapat dihidupkan) A
Tidak ada output DTC (mesin dapat dihidupkan) B
PETUNJUK:
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC
(Lihat halaman Klik di sini).

SELESAI
B

5.GANTI ECM
a. Ganti dengan ECM baru atau yang telah diketahui baik.

NEXT

6.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG


a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
b. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.

c. Hidupkan mesin.

d. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.

e. Baca DTC.

Hasil:

Display (DTC Output) Lanjutkan ke


P1601/81 (mesin tidak dapat dihidupkan) A
Tidak ada output DTC (mesin dapat dihidupkan) B
PETUNJUK:
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC
(Lihat halaman Klik di sini).

SELESAI
B

GANTI ECU KUNCI TRANSPONDER ASSEMBLY


DTC P1656/74 Malfungsi pada Sikuit OCV (Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini

PENJELASAN

Sirkuit ini mengoperasikan spool valve melalui duty signal dari ECM
sehingga memindah saluran oli ke sisi advanced atau sisi retarded untuk
mengaktifkan VVT controller. Dengan cara ini, valve timing optimum
dapat dijaga.
Saat mesin berhenti, camshaft timing oil control valve diset ke posisi
retarded sepenuhnya.

No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan


 Open atau short dalam sirkuit
camshaft timing oil control valve
Open atau short dalam sirkuit
P1656/74 camshaft timing oil control valve  Katup kontrol oli camshaft
(1 trip detection logic)
 ECM

WIRING DIAGRAM

PROSEDUR PEMERIKSAAN
PETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu
menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah
dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain
sewaktu terjadi malfungsi.

1.PERIKSA CAMSHAFT TIMING OIL CONTROL VALVE ASSEMBLY (CARA KERJA


OCV)
a. Lepaskan konektor C7 OCV (Camshaft Timing Oil Control Valve)

b. Gunakan voltase baterai positif pada terminal OCV.

c. Periksa putaran mesin

OK:
Kecepatan mesin idle kasar atau mesin mati.
d. Hubungkan kembali konektor OCV.

GANTI KATUP KONTROL CAMSHAFT


TIMING OIL ASSY
NG

OK

2.PERIKSA ECM (SINYAL OCV )


a. Putar switch pengapian ke ON.

b. Ukur voltase antara terminal pada konektor E9 ECM.

Voltage standar:

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV+ (E9-7) - OCV- 0,4 V atau
(E9-6) kurang

GANTI ECM
NG

OK

3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - OCV)


a. Lepaskan konektor C7 OCV (Camshaft Timing Oil Control Valve)

b. Lepaskan konektor ECM E9.

c. Periksa tahanan.

Standar tahanan (Periksa keadaan open):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) - OCV+
Di bawah 1 Ω
(E9-7)
OCV (C7-2) - OCV-
Di bawah 1 Ω
(E9-6)
Standar tahanan (Periksa keadaan short):

Kondisi
Hubungan Tester
spesifikasi
OCV (C7-1) atau
10 kΩ atau
OCV+ (E9-7) - Masa
lebih tinggi
bodi
OCV (C7-2) atau
10 kΩ atau
OCV- (E9-6) - Masa
lebih tinggi
bodi
d. Hubungkan kembali konektor OCV.
e. Hubungkan kembali konektor ECM.

PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS


NG ATAU KONEKTOR

OK

GANTI ECM

Anda mungkin juga menyukai