Anda di halaman 1dari 13

MODUL E

RESONANSI GELOMBANG BUNYI

1. TUJUAN PERCOBAAN
a. Memahami fenomena resonansi gelombang secara teori dan praktek
b. Dapat menghitung cepat rambat gelombang bunyi di udara
c. Dapat menentukan frekuensi suatu gelombang bunyi

2. ALAT-ALAT PERCOBAAN
Peralatan yang disediakan di laboratorium
a. Tabung resonansi
Yaitu tabung gelas yang terhubungkan dengan
jerigen melalui selang pada bagian bawahnya.
Didalam jerigen dan tabung resonansi ini terdapat
air yang diberi larutan pewarna (agar mudah
terlihat). Dengan mengatur posisi jerigen, maka
posisi ketinggian permukaan air dalam tabung
resonansi dapat diatur

b. Garputala yang belum diketahui frekuensinya


Digunakan sebagai sumber gelombang yang akan
dicari nilai frekuensinya.

c. Alat penggetar garputala


Agar garputala dapat berbunyi, maka garputala harus
terlebih dahulu dipukulkan ke alat penggetar garputala
ini. Perhatikan : pukulkan garputala kebagian batang
yang berselaput, jangan kebagian besi !

d. Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter
dalam dari mulut pipa tabung
e. Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur suhu saat
percobaan agar dapat dihitung cepat rambat
gelombang diudara (cepat rambat gelombang diudara
dipengaruhi oleh suhu).

Peralatan yang harus dibawa oleh mahasiswa :


1. Kertas milimeterblok
2. Penggaris dan alat tulis
3. Kalkulator

3. TEORI DASAR
Sebuah benda akan ikut bergetar dengan benda yang sedang bergetar apabila frekuensi dari
benda tersebut sama. Peristiwa seperti ini disebut peristiwa resonansi. Dan frekuensi benda
yang ikut bergetar tersebut disebut frekuensi alamiahnya. Contoh lain yang lebih dramatis
adalah kaca-kaca rumah akan bergetar bahkan mungkin saja pecah ketika pesawat udara
melintas cukup rendah di atas rumah, hal ini karena frekuensi alamiah kaca bersesuaian
dengan frekuensi gelombang suara pesawat yang melintas.

Dalam teknologi komunikasi, resonansi sangat memegang peranan penting dalam penalaan
(penangkapan) gelombang elektromagnetik (EM) seperti pada pesawat penerima radio,
televisi, telepon seluler dan sebagainya.Seperti yang telah dikemukakan bahwa syarat
terjadinya resonansi adalah adanya sumber gelombang yang mempunyai frekuensi yang sama
dengan frekuensi alamiah suatu benda.

Pengamatan fenomena resonansi ini dapat dilakukan dengan sebuah tabung resonator yang
panjang kolom udaranya dapat kita atur dengan manaikkan atau menurunkan permukaan air
dalam tabung tersebut. Jika sebuah sumber gelombang bunyi dengan frekuensi tertentu
dijalarkan dari atas tabung (mislanya sebuah garputala) maka resonansi terjadi pada saat
panjang kolom udara 1/4, 3/4, 5/4 dst, seperti ilustrasi berikut (ingat bahwa bentuk
gelobang suara yang sesungguhnya bukanlah seperti ini)

L 1/4
3/4

5/4

Gambar 1. Resonansi pada kolom udara tabung resonator

Secara umum dapat kita tuliskan bahwa hubungan panjang kolom resonansi L dengan
panjang gelombang  adalah :
2n + 1
L=  (1)
4
Dengan n = 0,1, 2,K
Dalam percobaan nanti n adalah bunyi resonansi ke-n
Rumus (1) ini dapat berlaku dengan cukup baik untuk ukuran diameter tabung bagian dalam
R yang jauh lebih kecil dari panjang gelombang sumber bunyi. Sedangkan untuk R tabung
yang tidak cukup kecil maka rumus (1) di atas haru dikoreksi dengan suatu nilai, sebutlah e
sehingga :
2n + 1
L=  -e (2)
4
Nilai e ini sekitar 0,6R.

Secara eksperimen, seperti yang anda akan lakukan, nilai koreksi “e” ini ditentukan dari
grafik (hasil least square) antara L dengan n. Dari persamaan garis :
1 1
L = ..n + . - e (3)
2 4
L


Lo

n
Gambar 2. Grafik L terhadap n. Dari grafik ini dapat diperoleh frekuensi
gelombang

Dari metoda Least Square, kita dapatkan bahwa kemiringan kurva adalah /2, dan titik
potong dengan sumbu vertikal adalah /4 – e. Karena :
v
f = (4)

Adapaun cepat rambat gelombang diudara ( v ) dapat diperoleh melalui pengukuran suhu ( T )
dan memasukkannya kedalam rumus berikut
v = ( 331,5 + 0, 606T ) m s (5)

Setelah nilai v diketahui, maka bisa diketahui frekuensi gelombang suara berdasarkan
persamaan (4).
4. TUGAS PENDAHULUAN
Tugas ini harus diserahkan pada Dosen sebelum anda memulai praktikum
1. Jelaskan bagaimana fenomena resonansi gelombang bunyi dapat terjadi pada
tabung resonansi. Gunakan ilustrasi gambar secukupnya.
2. Saat hujan, seorang pengamat melihat petir dan mendengar suaranya 12 detik
setelah cahaya petir terlihat. Jika suhu saat itu adalah 20 oC, tentukan jarak petir
tersebut dengan pengamat.
3. Jika diketahui frekuensi dari suatu gelombang adalah 498 Hz dan cepat rambatnya
adalah 340 m/s, hitung panjang gelombangnya.
4. Pada suatu tabung resonansi berukuran 4 meter, berapakah banyak resonansi yang
dapat teramati jika menggunakan sumber bunyi 256 Hz ? ( v = 340 m s )
5. Sebuah percobaan resonansi dengan menggetarkan sebuah garputala yang
frekuensinya belum diketahui diperoleh resonansi pada jarak-jarak berikut :
n Ln (cm)
1 27,1
2 58,5
3 89,9
4 121,3

Berdasarkan data tersebut hitunglah frekuensi garputala. Diketahui suhu saat


percobaan adalah 27oC dan jari-jari tabung adalah 2,5 cm.
(Hitung dengan metoda least square dan gambarlah grafiknya)

5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ukur diameter dalam dari tabung resonator
Gambar 3. Pengukuran diameter dalam dari tabung resonator
menggunakan bagian belakang jangka sorong

2. Ukur suhu udara di bagian dalam tabung resonator

Gambar 4. Pengukuran suhu menggunakan termometer dengan


memasukkan ujung termometer kedalam mulut tabung
(sekitar 5 cm saja dari mulut tabung)

3. Siapkan tabung resonator, dan bagilah tugas dengan anggota kelompok untuk bertugas
menjadi :
a. pencatat panjang kolom udara (mengamati dan mencatat panjang kolom udara
saat terjadi resonansi)
b. penggetar (pemukul) garputala (menggetarkan garputala dan memposisikan-
nya di mulut tabung resonansi)
c. pengatur panjang kolom udara (menaik turunkan sumber air agar kedudukan
permukaan air didalam tabung resonansi sesuai dengan yang diinginkan)

4. Posisikan permukaan air agar berada sekitar 3 cm dari ujung atas tabung (caranya
dengan menaikkan sumber air).
Gambar 5. Jerigen berisi air dinaikkan sedemikian agar permukaan air
dalam tabung resonansi berjarak 3 cm dari mulut tabung

5. Getarkan garputala dengan pemukul garputala

Gambar 6. Garputala dipukulkan ke penggetar garputala pada bagian


yang berselaput oranye.

Lakukan pemukulan garputala jauh dari tabung untuk menghindari terjadinya


kerusakan pada tabung gelas resonansi.

6. Lalu posisikan garputala diujung bibir tabung

Gambar 7. Selama garputala bergetar(berbunyi) posisikan diatas


mulut tabung

Hati-hati! Jangan sampai garputala bersentuhan dengan bagian gelas tabung.


Hal ini dapat mengakibatkan tabung gelas pecah.

7. Selama garputala berbunyi, perpanjanglah kolom udara dengan cara menurunkan


permukaan air secara perlahan-lahan. (caranya dengan menurunkan kedudukan
sumber air)
Gambar 8. Untuk mencari posisi air yang mengakibatkan resonansi,
selama garputala masih berbunyi, turunkan jerigen agar permukaan air
dalam tabung turun.

Jika terdengan bunyi garputala yang “mengeras”, maka tahan kedudukan permukaan
air agar tidak bergerak lagi. Ukurlah panjang kolom udara (dari bibir tabung hingga
permukaan air). Lalu catatlah kedudukan permukaan air tersebut pada tabel data.

Gambar 9. Pengukuran panjang kolom udara saat terjadi resonansi


(suara mengeras) dapat menggunakan meteran yang telah terpasang
disisi tabung resonansi.

8. Jika bunyi garputala mengecil, maka pukulkanlah lagi (ulangi kembali ke langkah 5).

9. Jika telah diperoleh posisi terjadinya resonansi yang pertama, maka lanjutkan
percobaan (turunkan lagi permukaan air) untuk memperoleh posisi air terjadinya
resonansi berikutnya.
10. Ulangi hingga permukaan air menyentuh dasar tabung resonansi.
11. Lakukan proses pengambilan data sebanyak 2 kali
6. TUGAS JURNAL
1. Tuliskan data hasil percobaan dengan menggunakan satuan SI
2. Lakukan langkah-langkah berikut untuk menerapkan metode Least Square dalam
menemukan persamaan garis hubungan antara L dan n :
a. Dengan mengasumsikan x = n dan y = L rata-rata, isilah tabel berikut pada tabel
data :
X Y x2 x.y

… … … …
x = … y = … x = …
2
xy = …
b. Carilah persamaan garis y = Ax + B dengan menggunakan rumus Least
Square.
n.(  xy ) - (  x )(  y )
A=
( x ) - ( x)
n 2 2

(  y )(  x ) - (  x )(  xy )
2

B=
n(  x ) - (  x )
2 2

c. Dengan menggunakan persamaan garis yang didapat, buat dan isilah tabel
berikut :
n L (dari percobaan) L (dari persamaan)

d. Gambarkan grafik dari tabel c diatas dalam kertas millimeter blok.

3. Cari harga v menggunakan rumus


v = ( 331,5 + 0, 606T ) m s

4. Dengan menggunakan persamaan garis yang diperoleh dan dengan


menganalogikannya dengan persamaan berikut :
2   
L =   n +  - e 
4  4 

carilah frekuensi garputala f dan faktor koreksi e.


v
Catatan :  = f ; harga f telah diketahui dari frekuensi garpu tala

5. Bandingkan faktor koreksi e dari jawaban nomor 4 dengan nilai e = 0,6R (nilai ini
didapatkan secara empirik), sama atau tidak ?
TABEL DATA MODUL E
RESONANSI GELOMBANG BUNYI

Diameter dalam tabung resonator (m) : __________________________________________

Suhu udara dalam tabung resonator (oC) : _________________________________________

1. Tabel Data (NILAI : 10 point)


Peristiwa Panjang kolom udara
resonasi ke- Percobaan 1 Percobaan 2
n L (m) L (m) L rata-rata

2.a. Tabel Persiapan Least Square (NILAI : 15 point)


X Y x2 x.y

x = y = x2 = xy =

2.b. Menghitung persamaan garis least square y = Ax + B (NILAI : 20 point)


2.c. Tabel grafik (NILAI : 10 point)
n L (dari percobaan) L (dari persamaan)

2.d. Gambarkan grafik persamaan least square dan penyebaran data pada kertas
milimeterblok. (NILAI : 20 point)

3. Hitung cepat rambat bunyi didalam tabung (NILAI : 10 point)


4. Hitung frekuensi garputala (NILAI : 10 point)

5. Perbandingan hubungan antar nilai e terhadap jari-jari tabung (R) (NILAI : 5 point)

Anda mungkin juga menyukai