Anda di halaman 1dari 12

Uji Batu Bata Berbahan Dasar Sampah Plastik

Yohanto

Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong

Jalan Pendidikan No.27 Kota Sorong, Provinsi Papua Barat

Email: yohanto062@gmail.com

ABSTRAK

Sorong sering terjadi gempa bumi karena berada pada jalur ring of fire. Oleh karena itu
pembangunan infrastruktur di Sorong harus memenuhi persyaratan ketahanan terhadap gempa. Selain
itu, di Sorong sampah berkembang pesat sehingga menyebabkan masalah lingkungan yang serius.
Kondisi ini merupakan peluang untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi produk “paket
teknologi”. Sampah plastik bisa didaur ulang menjadi bahan dasar batu bata.

Kata Kunci: batu bata, bata plastik, sampah plastik

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sorong merupakan salah satu kota yang terletak di jalur ring of fire dan menjadi pusat

pertemuan beberapa lempeng bumi. Hal tersebut menyebabkan sering terjadinya gempa

bumi. Oleh karena itu pembangunan infrastruktur di Sorong harus memenuhi persyaratan

ketahanan terhadap gempa. Bangunan tahan gempa umumnya manggunakan elemen

struktural berupa dinding geser untuk menahan kombinasi. Peranan batu bata sangatlah

penting khususnya dalam pembuatan dinding. Batu bata merupakan bahan bangunan yang

telah lama digunakan oleh manusia. Tercatat kira-kira pada 8000 tahun sebelum masehi di

Mesopotamia, manusia menemukan pertama kali bahwa tanah liat dapat dibentuk dan

dijemur untuk menghasilkan bahan bangunan. Kegunaan dinding dalam sebuah konstruksi

dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu fungsi nonstruktural dan fungsi struktural. Pada fungsi

nonstruktural, dinding digunakan untuk penyekat antar ruang yang satu dengan yang lain.
Sedangkan fungsi strukturalnya adalah sebagai salah satu penopang beban yang ditimbulkan

oleh srtuktur yang berada diatasnya. Beban yang ditopang oleh dinding akan diteruskan ke

struktur yang ada dibawahnya sampai dengan ke pondasi.

Di Sorong sampah organik maupun an-organik berkembang sangat pesat. Peningkatan

sampah ini terjadi karena penggunanaan dalam kehidupan sehari-hari terutama sampah an-

organik yang susah diurai di tanah diantaranya plastik yang sifatnya praktis, ekonomis dan

dapat menggantikan fungsi dari barang-barang lain. Hal inilah yang menyebabkan jumlah

sampah plastik meningkat terus menerus dan menyebabkan masalah lingkungan yang serius.

Kondisi ini merupakan peluang besar untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi produk

berupa “paket teknologi” yang memiliki nilai jual. Sampah plastik bisa didaur ulang menjadi

bahan baku pembuatan plastik atau sebagai bahan campuran batu bata. Material plastik

termasuk kategori bahan bangunan ringan, yang memiliki sifat umum, seperti; tidak korosi,

tahan terhadap cuaca, dan kuat, sehingga merupakan salah satu alternatif yang diperkirakan

dapat menjadi solusi dari masalah tersebut di atas.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Said dan Sungkono (2016) dalam

jurnalnya yang berjudul “Sampah sebagai Bahan Baku Pembuatan Batu Bata” masih belum

maksimal. Dalam penelitian tersebut hanya menguji responsibilitas batu bata terhadap

lingkungan thermal serta tingkat kekuatan dan keuletan nya. Namun, batu bata berbahan

sampah belum diuji tingkat daya serap air dan pelekatannya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kuat tekan, daya serap air, daya lekat batu bata

berbahan dasar material sampah plastik.


STATE OF THE ART

1. Menurut Said dan Sungkono (2016) menyebutkan bahwa bahan dinding dari sampah

plastik merupakan bahan dinding alternatif hemat energi yang memiliki responsibilitas

yang tinggi terhadap lingkungan thermal sehingga dapat digunakan sebagai bahan dinding

luar maupun ruang dalam suatu bangunan, material yang dihasilkan memiliki variasi

warna yang menarik sehingga material ini dapat digunakan sebagai bahan penyekat antar

ruang di dalam bangunan maupun sebagai kulit bangunan tanpa melalui proses

pengecatan lagi, bahan dinding dari sampah plastik ini merupakan bahan bangunan

alternatif yang memiliki tingkat kekuatan dan keuletan yang sangat tinggi sehingga sangat

baik digunakan sebagai bahan dinding, pintu bahkan dapat pula sebagai bahan lantai dan

plafond.

2. Menurut Pramono, Watiningsih dan Rustendi (2014) menunjukkan hasil bahwa sampah

dapat digunakan sebagai bahan baku tambahan pembuatan batu bata dengan syarat

sebelum pemakaian/pemasangan bata berbahan sampah tersebut memerlukan perendaman

dalam air.

3. Menurut Burhanuddin dan Darmanijati (2018) menunjukan bahwa produk paving block

berbahan limbah plastik hanya dapat digunakan dihalaman rumah berdasarkan SNI 03-

0691-1996.

4. Menurut Handayasari dan Artiani (2019) menunjukkan variasi campuran yang optimal

ditemukan dalam campuran dengan variasi 10% dari kemasan botol plastik air mineral +

10% limbah kerang dengan kekuatan tekan 12,8 MPa dan persentase penyerapan air pada

28 hari 2,63%. Dimana hasil variasi dalam Paving block dikategorikan ke dalam kualitas

C yang bisa digunakan untuk pejalan kaki.

5. Menurut Rismayasari (2012) mengatakan bahwa karakteristik beton dengan campuran

limbah plastik yakni nilai masa jenis rentang (16±6)x102kg/m3 sampai (22±4)x102kg/m3
nilai kuat tekan dengan rentang (16±0,1)x102kg/m3 sampai (21,8±0,2)x102kg/m3 untuk

nilai tertinggi pada penambahan 4% besar (21,8±0,2)x102kg/m3 impact dengan rentang

(3,5±0,3) 10-1 joule sampai (8,7±0,3) 10-1 joul untuk nilai tertinggi pada penambanan 4%

sebesar (8,7±0,3) 10-1 dan konduktivitas thermal dengan rentang (1,17±0,5)x10-5

kka/ms0C sampai (6,0±0,5) 10-5 kka/ms0C untuk nilai tertinggi pada penambahan 4%

sebesar (7,3±0,9) 10-5 kka/ms0C.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Sampah Plastik

Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan

sebagainya; kotoran seperti daun, kertas [ CITATION KBB19 \l 1033 ]. Menurut

Undang-undang Nomor18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan, Sampah adalah sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Plastik yang digunakan untuk membuat botol air mineral tentu berbeda dengan

plastik untuk membuat mangkuk, sedotan, kursi, dan pipa. Untuk mengetahui jenis

plastik yang digunakan sebagai material dasar sebuah produk kita bisa melihat pada

simbol yang dicetak pada plastik. Simbol ini berupa sebuah angka (dari 1-7) dalam

rangkaian tanda panah yang membentuk segitiga, biasanya dicetak dibagian bawah

benda plastik. Setiap simbol mewakili jenis. [ CITATION Put10 \l 1033 ].

Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

plastik thermoplast dan plastik thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat

dicetak berulang-ulang dengan adanya panas. Yang termasuk plastik thermoplast antara

lain : PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM), PC dll. Sedangkan

palstik thermoset adalah plastik yang apabila telah mengalami kondisi tertentu tidak

dapat dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk jaringan tiga dimensi.
Yang termasuk plastik thermoset adalah : PU (Poly Urethene), UF (Urea

Formaldehyde), MF (Melamine Formaldehyde), polyester, epoksi dll.

Batu Bata

Definisi batu bata menurut SNI 15-2094-2000 merupakan suatu unsur bangunan yang

diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah dengan atau

tanpa campuran bahan-bahan lain yang dibakar cukup tinggi hingga tidak dapat hancur

lagi bila direndam dalam air.

Adapun syarat-syarat batu bata dalam SNI 15-2094-2000 meliputi beberapa

aspek seperti:

pandangan luar

Batu bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang

sisi harus datar, tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan,

tidak mudah hancur atau patah, warna seragam, dan berbunyi nyaring bila dipukul

[ CITATION Pra184 \l 1033 ].

ukuran

Standar Bata Merah di Indonesia oleh SNI 15-2094-2000 menetapkan suatu

ukuran standar untuk bata merah sebagai berikut: Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan

tebal 50 mm [ CITATION Pra184 \l 1033 ].

kuat tekan (compresive strength)

Kualitas batu bata merah dapat dibagi atas tiga tingkatan dalam hal kuat tekan

dan penyimpangan ukuran menurut SNI 15-2094-2000 yaitu:

 Batu bata mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari 100 kgf/cm2

dan ukurannya tidak ada yang menyimpang.

 Batu bata mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/cm 2 sampai 100

kgf/cm2 dan ukurannya yang menyimpang satu buah dari sepuluh benda percobaan.
 Batu bata merah mutu tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara 60 kg&cm 2

sampai 80 kgf/cm2 dan ukurannya menyimpang dua buah dari sepuluh benda

percobaan.

Adapun rumus kuat tekan bata merah yaitu:

P
σ = ………………………………………………...(Persamaan 1)
A

Dimana : σ = Kuat tekan bata (N/mm2)

P = Beban (KN atau N)

A = Luas alas (mm2)

pengujian daya serap air

Dalam menentukan daya serap air digunakan SNI-10-78 pasal 6, dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

mb−mk
Penyerapan air ( PA )= ………………….…(Persamaan 2)
mk

Keterangan:

mk = massa kering (tetap) (kg)

mb = massa setelah direndam selama 24 jam (kg)

pengujian daya lekat batu bata

Untuk menghitung nilai kuat lekat benda uji menggunakan persamaan

menurut SNI-03-4166-1996, pengujian yang dilakukan menggunakan 2 jenis model

pemasangan bata yang berbeda seperti pada Gambar.


Gambar: Benda uji kuat lekat
Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai kuat lekat adalah sebagai

berikut:

Fvh= Pu/2bh …………………………...……………...…(Persamaan 3)

Keterangan :

fvh = kuat lekat pasangan (MPa);

Pu = beban maksimum benda uji (N);

b = lebar bidang lekatan (mm); dan

h = tinggi bidang lekatan (mm)

METODE PENELITIAN

Tahap Penelitian

1. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data hanya mengumpulkan data primer. Data primer adalah data

yang diperoleh langsung dari survey lapangan. Data ini berupa data angka yaitu

tingkatankuat tekan, daya serap, dan daya lekat batu bata.


Tahap pengambilan data primer ini yaitu :

a. Persiapan

Pada tahap ini membaca literatur, diskusi serta sharing dengan pakar atau

yang berpengalaman dalam pembuatan bata.

b. Tahap pengambilan data

Kegiatan yang dilakukan sebelum pengambilan data yaitu :

1) Mempersiapkan material sampah plastik.

Dalam hal ini sampah plastik yang di gunakan sebagai material batu bata

adalah sampah plastik yang memiliki tipe 1 sampai 7 yang mudah untuk

dilelehkan.

2) Membuat Batu Bata Berbahan Dasar Sampah Plastik

a) Pelumeran sampah plastik

Proses pemanasan sampah plastik pada suhu lumer atau fasa antara

tambahan, yaitu antara fasa padat dan cair terdapat fasa antara tambahan,

saat itu bahan berada dalam keadaan lunak “plastis‟.

b) Pencetakan batu bata

Sampah plastik yang sudah dilelehkan dimasukkan ke dalam cetakan

kemudian direndam dalam air agar cepat proses pelepasan antara batu

bata plastik dengan cetakan.

3) Tahap Pengujian Kuat Tekan Batu Bata Plastik

a) Menyiapkan bahan berupa 3 buah benda uji (batu bata plastik)

b) Mengukur masing-masing dimensi benda uji dengan alat pengukur

panjang ditimbang beratnya

c) Memasang benda uji sehingga benda uji berada tepat di tengah-tengah

Compressing Testing Machine.


d) Operasikan alat Testing Machine dan matikan alat ketika benda uji telah

mengalami keretakan

e) Membaca dan catat hasil tegangan dan regangan yang terjadi sampai

benda uji dalam kondisi retak atau maksimal.

f) Amati retakan dan gambar

g) Menghitung kuat tekan bata plastik dengan menggunakan persamaan 1.

4) Tahap Pengujian Daya Serap Air Batu Bata Plastik

a) Menyiapkan bahan berupa 3 buah benda uji (batu bata plastik)

b) Mengukur massa batu bata sebelum direndam

c) Melakukan perendaman batu bata dalam air selama 24 jam

d) Setelah 24 jam, batu bata diukur kembali massa setelah direndam.

e) Menghitung nilai daya serap air yang dihasilkan dengan menggunakan

persamaan 2.

5) Tahap Pengujian Daya Lekat Batu Bata Plastik

a) Menyiapkan bahan berupa 9 buah benda uji (batu bata plastik)

b) Mengukur masing-masing dimensi benda uji dengan alat pengukur

panjang ditimbang beratnya.

c) Membuat campuran mortar dengan perbandingan 1 pc : 4 pp.

d) 3 batu bata disusun dan dilekatkan dengan mortar seperti pada gambar 8

e) Menunggu mortar yang melekat pada batu bata hingga berusia 7 hari

f) Setelah itu, batu bata yang berada di tengah diberi beban hingga batu bata

terlepas dari mortar.

g) Menghitung nilai kuat lekat batu bata dengan menggunakan persamaan 3.


2. Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan menggunakan Microsoft Excel. Semua hasil yang

didapat dari pelaksanaan penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel serta

penjelasan-penjelasan yang terdiri dari:

a. Kuat tekan batu bata

b. Daya serap batu bata

c. Daya lekat batu bata

. Dari seluruh analisis hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan

berdasarkan tabel yang telah ada terhadap hasil penelitian yang didapat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Kuat Tekan Bata Berbahan Dasar Sampah Plastik

Hasil pengujian kuat tekan bata dengan variasi persentase sampah dalam lempung akan

meningkatkan kuat tekan bata yang ada. Pemanfaatan sampah sebagai bahan baku

pembuatan bata akan menghasilkan bata tingkat I dengan kuat tekan rata-rata di atas 100

kg/cm2.

Dimensi Hasil pengujian kuat tekan bata berbahan dasar sampah plastik
P (cm) 19,5
L (cm) 9,5
T (cm) 4,0
A (cm) 18,525
Pmax (kg) 23,445
C (kg/cm2) 127

Hasil yang didapat menyimpulkan bahwa sampah berpotensi sebagai bahan bahan dasar

pembuatan batu bata dengan nilai kekuatan yang memenuhi SNI.

KESIMPULAN
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan :

1. Batu bata berbahan dasar sampah plastik menghasilkan kuat tekan bata tertinggi

(KelasI) dengan kuat tekan diatas 100 kg/cm2.

2. Batu bata berbahan dasar sampah plastik memiliki daya serap air yang sangat kecil

dibandingkan dengan bata pada umumnya sehingga bagus digunakan untuk

pembuatan tembok beriklim dingin.

3. Kuat lekat batu bata berbahan dasar sampah plastik sangat kecil dibandingkan dengan

bata pada umumnya sehingga memerlukan mortar dengan perbandingan semen yang

lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Ardi, A. W. (2016). Uji Kuat Tekan, Daya Serap Air dan Densitas material Batu Bata
Dengan Penambahan Agregat limbah botol kaca. Makasar: Fakultas Sains Dan
Teknologiuin Alauddin .

Burhanuddin, B., & Darmanijati, M. (2018). Pemanfaaatan Limbah Plastik Bekas untuk
Bahan Utama Pembuatan Paving Block. Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 18 , 1.

Handayani, S. (2010). Kualitas Batu Bata Merah dengan Penambahan Serbuk Gergaji. Jurnal
Teknik Sipil dan Perencanaan , 41.

Handayasari, I., & Artiani, G. P. (2019). Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Ramah
Lingkungan Berbasis Limbah Botol Plastik Kemasan Air Mineral dengan Limbah
Cangkang Kerang dan Limbah Botol Kaca Sebagai Bahan Substitusi terhadap Semen.
Construction and Material Journal , 21.

Hunggurami, E. (2014). Studi Eksperimental Kuat Tekan dan Serapan Air Bata Ringan
Cellular Lightweight Concrete dengan Tanah Putih sebagai Agregat. Jurnal Teknik
Sipil , 3, 125.

Justin, J. (2015). Eksplorasi Limbah Kaca. e-Proceeding of Art & Design , 2, 908.

KBBI. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.


Nurlina, S., Hidayat, T., Suseno, H., & Kharisma, E. M. (2014). Pengaruh Penggunaan
Limbah Batu Bata sebagai Semen Merah terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Mortar.
Jurnal Rekayasa Sipil , 8, 136.

Nursakti, A. P. (2016). Memanfaatkan Sampah Botol Kaca Sebagai Bandul Aksesoris. e-


Proceeding of Art & Design , 3, 206.

Paresa, J., & Hairulla. (2015). Perlakuan Campuran Batako dengan Menggunakan Abu
Sekam Padi sebagai Bahan Aditif. Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha , 264.

Pramono, S. A., Watiningsih, T., & Rustendi, I. (2014). Sampah Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Batu Bata. PROSIDING SEMNAS ENTREPRENEURSHIP , 275.

Prayuda, H., Setyawan, E. A., & Saleh, F. (2018, Maret 10). Analisis Sifat Fisik dan Mekanik
Batu Bata Merah di Yogyakarta. Jurnal Riset Rekayasa Sipil Universitas Sebelas
Maret , 94.

Prayudhi, R. T. (2015). Dampak Pencemaran Sampah Plastik dan Pemanfaatannya Sampah


Plastik. Fakultas Sumberdaya Alam dan Lingkungan .

Putra, H. P., & Yuriandala, Y. (2010). Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk
dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan , 2, 21.

Rismayasari, Y. (2012). Pembuatan Beton dengan Campuran Limbah Plastik dan


Karakterisasinya. Surakarta: Digilib UNS.

Said, J., & Sungkono. (2016). Pengolahan Sampah Plastik dan Tanaman Enceng Gondok

Menjadi Bahan Bangunan Alternatif Hemat Energi. Temu Ilmiah IPLB , 188.

Anda mungkin juga menyukai