Anda di halaman 1dari 3

SKRINING DAN PENANGANAN MRSA

NO.DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN


.CK. 00 1 dari 3
RSIA
CITRA KELUARGA

Ditetapkan :
TANGGAL TERBIT
STANDAR
PROSEDUR
Oktober 2017 dr. Kurniawan Santoso
OPERASIONAL
NIK.26100102

1. Methicillin resistant Sthaphylococcus aureus (MRSA) adalah


sejenis bakteri sangat sulit diterapi disebut sebagai Multidrug
resistant Staphylococcus aureus atau Oxacillin resistant
Staphylococcus Aureus (ORSA).
2. MRSA merupakan strain Staphylococcus aureus sejenis
PENGERTIAN nbakteri yang resistant pada antibiotic, termasuk penicillin
(methicillin,dicloxacillin, naflicin) dan juga cephalosphorin.
MRSA adalah masalah di rumah sakit terutama pdapasien
dengan luka terbuka dan mempounyai system imun yang
rendah. Beresiko tinggi untuk mendapatkan infeksi nosocomial

TUJUAN Menjadi pedoman skrining dan penanganan MRSA di rumah sakit


SK Direktur .......tentang kebijakan pencegahan pengendalian infeksi
KEBIJAKAN di RSIA Citra Keluarga Kediri

1. Semua kasus MRSA (infeksi atau kolonisasi) harus ditempatkan di


kamar isolasi atau dipantau dengan tidakan pencegahan kontak
transmisi pada saat mereka ditangani di rumah sakit
2. Semua pasien yang rawat inap untuk setiap fasilitas pelayanan
kesehatan 12 bulan terkhir (definisi pasien beresiko karier MRSA)
harus disaring dengan hidung swab untuk menyingkirkan MRSA,
nasal swab yang sama harus digunakan untuk kedua hidung
3. Semua pasien dirawat di ICU yang akan dilakukan skrining MRSA
PROSEDUR (swab hidung sebaiknya juga ditambah swab dari ketiak dan
pangkal paha)
4. Semua pasien yang MRSA, pada sampel skrening awal positif
dengan atau klinis MRSA m
5. maka harus dirawat di ruang isolasi atau dengan pemantauan
tindakan pencegahan transmisi kontak. Jika perlu dan
memungkinkan disiapkan bangsal isolasi untuk pasien MRSA
6. Jika ruang isolasi tidak tersedia untuk pasien MRSA positif,
petugas ruangan menghubungi komite PPI untuk mendapatkan
SPO PPI
SKRINING DAN PENANGANAN MRSA

NO.DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN


.CK. 00 1 dari 3
RSIA
CITRA KELUARGA
solusi sesuai dengan kondisi ruangan yang tersedia memastikan
bahwa tidakan pencegahan isolasi standar diamati semua perawat,
staf medis dan tambahan menghadiri kepada pasien
7. Pasien dengan MRSA sebaiknya tidak dipindahkan dari satu
ruiangan ke ruangan lain
8. Edukasi diberikan kepada setiap petugas kesehatan tentang
tindakan pencegahan yang perlu diambil untuk mencegah
penyebaran penyakit. Edukasi/ penjelasan sederhana diberikan
kepada pasien dan keluarga : seperti mengapa isolasi
diperlukan dan apa tujuan dari isolasi tersebut
9. Isolasi pasien dapat dihentikan 24 jam setelah tiga kali
dikonfirmasi hasil skrening MRSA negative
10. Jika pasien dievakuasi atau dinpindahkan ke rumah sakit lain
atau lembaga perawatan kesehatan, harus ada catatan tertulis
sebagai pemberitahuan bahwa pasien adalah kasus MRSA
sehingga mereka dapat melaksanakan prosedur penanganan
yang sesuai. Hal ini juga berlaku untuk pasien yang dikirim ke
klinik rawat jalan untuk pengobatan lanjut
11. Tiga stiker kuning diperlukan untuk menunjukkan “MRSA
situs +” pada buklet penilaian AKB/ keperawatan
12. Perawat dengan lesi kulit yang merawat paien positif MRSA
harus melaporkan ke kepala perawat untuk dilakukan
pemeriksaan lanjut. Kepala perawat bersama tim PPI
menindak lanjuti masalah tersebut.
13. Gunakan masker filter sarung tangan dan celemek plastic
setiap menangani pasien dengan kondisi kulit ekspoliatif,
infeksi pernafasan dan selama melakukan memungkinkan
penyebaran melalui infeksi droplet dll.
14. Semua APD yang digunakan untuk menangani pasien MRSA
harus segera dibuang ke tempat limbah medis yang diletakkan
sebelum meninggalkan ruangan pasien
15. Linen kotor pasien MRSA mempunyai wadah khusus sebelum
dibuang dan tidak bopleh dibawah melalui koridur tempat
orang lalu lalang
16. Pengunjung tidak perlu memakai masker, sarung tangan atau
celemek plastic tetapi harus mencuci tangan mereka sebelum
meninggalkan ruangan pasien
17. Status pasien dan seluruh pemeriksaan penunjang tidak boleh
dibawah ke ruang pasien
18. Troli makanan dan lain-lain tidak bnoleh masuk ke ruangan
pasien.
SPO PPI
SKRINING DAN PENANGANAN MRSA

NO.DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN


.CK. 00 1 dari 3
RSIA
CITRA KELUARGA
19. Siapkan hal tersebut di bawah ini yang khusus digunakan
untuk pasien MRSA sebagai berikut :
a. 1 kotak masker filter
b. 1 kotak sarung tangan yang nonsteril
c. 1 botol handrub
d. Celemek plastic
e. Sphygnomanometer tersebut
f. Stetoskop dan thermometer yang ditinggalkan di ruang
pasien atau bilik (sebaiknya 1 set satu pasien)
20. Gunakan desinfektan fenolik untuk desinfeksi pintu ruangan,
tempat tidur, perabot, bell, peralatan, televisi dan monitor ICU
dan tirai yang akan dikirim untuk dicuci.
21. Pasien MRSA yang perlu penanganan di ruang opersi harus
ditempatkan dalam daftar terakhir jadwal operasi
22. Perawatan luka MRSA harus dilakukan dengan menggunakan
APD, masker filter, sarung tangan dan celemek plastic ketika
melakukan ganti. Handuk pembalut sekali pakai steril harus
digunakan untuk menutup luka
23. Gaun pelindung yang terinfeksi harus segera dibuang krdlam
kantong plastic limbah medic
24. Ganti balut pasien dengan luka MRSA harus mendapat giliran
terakhir untuk mencegah kontaminasi silang
25. Bila petugas ruangan belum paham penanganan pasien MRSA
hubungi komite PPI untuk mendapat penjelasan lebih lanjut
1. Seluruh instalasi perawatan
2. Kamar operasi
UNIT TERKAIT
3. Instalasi CSSD
4. Komite PPI

SPO PPI

Anda mungkin juga menyukai