Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FIGURENKONSTELLATION DALAM DRAMA

“ASCHENPUTTEL”

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Deutsche Literatur

dari dosen Dra. Nuki Nurhani, Lic.,Phil., M.A.

oleh

Siti Syamsiah R. Tounbama

NIM 1606090

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan suatu karya yang berasal dari ide, pemikiran serta
cerminan dari kehidupan dan kebudayaan pengarangnya. Pengarang dapat
menuangkan pemikiran dan perasaannya dalam berbagai bentuk karya sastra. Salah
satu bentuknya yakni drama.
Drama ialah karya seni yang menggambarkan tingkah laku manusia. Dalam
sebuah drama terdapat unsur-unsur yang meliputi unsur intrinsik dan ektrinsik.
Salah satu unsur intrinsik dalam drama yaitu tokoh dan penokohan. Tokoh yang
muncul dalam sebuah drama memiliki keterkaitan satu sama lain berdasarkan pada
jalan cerita dalam sebuah drama. Hubungan antar tokoh dapat digambarkan dalam
sebuah diagram yang disebut Figurenkonstellation.
Kegiatan analisis ini berdasar dari teori Günter Waldmann pada buku
Produktiver Umgang mit Literatur im Unterricht (2007, hlm.5) yang menyatakan
bahwa drama sastra memiliki ciri-ciri tertentu seperti bentuk struktur, pola dan
keterkaitan para tokoh, struktur alur, prosedur penyelesaian konflik, latar ruang dan
waktu, dialog, monolog dan lain-lain.
Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis hubungan
atau keterkaitan antar tokoh dengan membuat sebuah Figurenkonstellation
mengenai drama yang berjudul “Aschenputtel” yang dimainkan oleh Theater der
Altstadt Nürnberg.

B. Tujuan
Kegiatan analisis ini bertujuan untuk ;
1. Mengidentifikasi tokoh yang terdapat dalam drama “Aschenputtel”.
2. Menggambarkan hubungan antar tokoh dalam drama dengan membuat
Figurenkonstellation.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Drama
Drama merupakan salah satu dari 3 genre utama sastra selain epik dam lyrik.
Secara umum pengertian drama adalah komposisi syair atau prosa yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku
(akting) atau dialog yang dipentaskan. Drama dapat diartikan juga sebagai karya
sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak melalui peran dan
dialog yang dipentaskan. Menurut Bagas Wardana Kintoko (2008 :104), drama
merupakan kehidupan sehari-hari yang dipentaskan dengan sistematis dan
menarik. Drama berisi dialog antara beberapa tokoh disertai akting yang sesuai
dengan petunjuk pemeranan.
Sebagaimana dengan karya sastra lainnya, sebuah drama tentunya juga
memiliki unsur-unsur tertentu. Secara umum unsur-unsur drama dibedakan
menjadi unsur intrinsik dan ekstrinsik drama.
a. Unsur Intrinsik Drama
Unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur pembentuk drama dari dalam yang
meliputi; tema, alur, tokoh, latar, dialog, bahasa, konflik, amanat.
b. Unsur Ekstrinsik Drama
Unsur ekstrinsik drama merupakan unsur-unsur pembentuk drama dari luar
yang antara lain; latar belakang pengarang, nilai agama dan kepercayaan,
kondisi politik negara, psikologis pengarang, situasi sosial budaya.

2. Tokoh
Dalam sebuah drama, tidak lengkap rasanya jika tidak membicarakan
mengenai tokoh dan penokohan. Tokoh dalam cerita dapat digambarkan dalam
berbagai bentuk. Mulai dari manusia, hingga hewan atau tumbuhan yang
dipersonalisasikan.
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam sebuah cerita. Tokoh
utama merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan dan banyak hadir dalam
setiap kejadian. Sementara itu tokoh tambahan adalah tokoh yang kemunculannya
sedikit, memiliki peran yang tidak terlalu penting, dan kemunculannya hanya ada
jika terdapat kaitan dengan tokoh utama baik secara langsung ataupun tidak
langsung.

3. Figurenkonstellation
Figurenkonstellation merupakan sebuah diagram atau rasi gambar yang
menunjukkan keterkaitan dan segala bentuk hubungan antar tokoh dalam suatu
drama. Biasanya diagram ini berfokus hanya pada tokoh-tokoh penting dalam
cerita, sehingga tidak semua karakter dalam cerita dimasukkan ke dalam diagram.
Hubungan yang dipaparkan dalam diagram pun bervariasi dilihat dari berbagai
aspek. Figurenkonstellation dapat membantu untuk memahami hubungan
kekerabatan maupun tindakan tokoh dalam peristiwa-peristiwa penting.
Secara umum hal penting mengenai Figurenkonstellation yakni :
- Metode ini dapat membantu kita dalam memahami hubungan antara para
tokoh dan jaringan hubungan dalam sebuah teks epik atau dramatik.
- Figurenkonstellation dapat berfungsi sebagai dasar untuk berbagai jenis
esai lainnya dan merupakan metode umum ilmu pengetahuan untuk
memvisualisasikan teks.
- Diagram ini tidak hanya mencerminkan hubungan para aktor, tetapi juga
menetapkan fokus tematis.
- Pada tahap penggambaran, tidak ada spesifikasi khusus mengenai
konfigurasinya. Hal yang penting yaitu orang dapat memahami keterkaitan
para tokoh dan sejauh mana hubungan antara tokoh utama dan tokoh
lainnya.

B. Pembahasan
Drama “Aschenputtel” ini merupakan sebuah drama yang berdasar pada cerita
dongeng karya Grimm bersaudara. Drama ini diedit oleh Heidemarie Alex dan
disutradarai oleh Ralf Kupfer dan Volker Hagen. Drama ini dimainkan oleh Theater
der Altstadt Nürnberg yang menampilkan drama untuk anak-anak dan orang
dewasa, sehingga drama yang ditampilkan pun bernuansa kelucuan dan memiliki
akhir bahagia.
Drama “Aschenputtel” ini berkisah tentang seorang gadis bernama Marie yang
ditindas dan diperlakukan buruk oleh ibu tiri dan saudari tirinya Sofie. Suatu hari
pangeran mengundang seluruh gadis di desa tersebut dalam sebuah pesta dansa. Ibu
tirinya berkehendak agar Sofie bisa menikah dengan pangeran, sehingga melarang
Marie untuk ikut dalam pesta tersebut dengan melakukan berbagai cara. Dengan
bantuan dan keajaiban sepasang merpati dan pohon hazel, Marie berhasil ikut ke
pesta tanpa diketahui ibu dan saudari tirinya. Marie berdansa dengan pangeran dan
pangeran pun langsung jatuh cinta padanya. Namun Marie harus kembali sebelum
tengah malam, dalam keadaan terburu-buru, salah satu sepatu Marie terlepas dan
tertinggal. Berbekal sepatu tersebut, pangeran mencari Marie ke seluruh desa. Pada
akhirnya pangeran menemukan Marie dan menjadikannya istri. Pangeran yang
mengetahui perlakuan buruk ibu dan saudari tirinya pun memberi hukuman kepada
keduanya.
Untuk membuat sebuah Figurenkonstellation, hal yang perlu diperhatikan
sebelumnya yaitu mengumpulkan tokoh-tokoh yang ada dalam drama. Berdasarkan
hasil analisis dan pengumpulan data, drama “Aschenputtel” ini memiliki 7 tokoh,
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
No. Tokoh Menit Keterangan
1. Marie / Aschenputtel 01.19 Tokoh Marie disebutkan oleh
Narator
03.36 Kemunculan pertama tokoh
04.26 Tokoh Magd memanggil tokoh
Marie
2. Magd 03.34 Tokoh Magd disebutkan oleh
Narator dan kemunculan pertama
tokoh
3. Vater 01.17 Tokoh Vater disebutkan oleh
Narator
04.55 Kemunculan pertama tokoh dan
tokoh Marie memanggil tokoh
Vater
4. Stiefmutter 04.55 Kemunculan pertama tokoh
05.21 Tokoh Stiefmutter diperkenalkan
oleh Vater
5. Stiefschwester / 04.55 Kemunculan pertama tokoh
Sofie 05.32 Tokoh Stiefschwester
diperkenalkan oleh Vater
6. Prinz Hans 19.07 Kemunculan pertama tokoh
19.13 Tokoh Hans memperkenalkan diri
7. Diener Franz 19.07 Kemunculan pertama tokoh
19.20 Tokoh Franz diperkenalkan oleh
Hans
Selanjutnya menentukan Hauptfigur. Hauptfigur atau tokoh utama dapat
ditentukan salah satunya melalui frekuensi penampilan atau kemunculan tokoh. Hal
ini sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa tokoh utama yaitu
tokoh yang banyak hadir dalam setiap kejadian.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1
M 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
V 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
S 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
M
S 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1
S
H 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
F 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
Berdasarkan tabel frekuensi diatas, diketahui frekuensi kemunculan
Aschenputtel (A) atau Marie sebanyak 20, Magd (M) sebanyak 5, Vater (V)
sebanyak 7, Stiefmutter (SM) sebanyak 17, Stiefschwester (SS) sebanyak 16, Prinz
Hans (H) sebanyak 11 dan Diener Franz (F) sebanyak 11. Sehingga dapat dikatakan
Aschenputtel merupakan tokoh utama karena memiliki frekuensi kemunculan
terbanyak. Dari data tersebut maka dibuatlah sebuah Figurenkonstellation yang
berdasarkan aspek hubungan kekerabatan dan hubungan sosial atau tindakan tokoh.
Vater

Stiefmutter Tochter
Sofie

Aschenputtel /
entlässt liebt
Marie

Magd Prinz Hans

Franz

Dari diagram diatas, berdasarkan aspek kekerabatan, dapat dipahami bahwa


Aschenputtel atau Marie memiliki hubungan kekerabatan dengan tokoh Vater,
Stiefmutter, Sofie dan Prinz Hans. Marie merupakan puteri dari tokoh Vater.
Pernyataan tersebut berdasarkan narasi pada awal drama menit ke 01.17 yang
menyatakan “Es war einmal ein Vater mit einem lieblichen Kind, Name ist Marie”.
Pernyataan tersebut diperkuat dalam adegan pada menit 04.55 saat tokoh Marie
memanggil tokoh Vater dengan panggilan Vater. Sedangkan hubungan antara
Marie dengan Stiefmutter dilihat dari dialog antara Vater dan Marie pada menit
05.21, dimana Vater memperkenalkan Stiefmutter dengan mengatakan “deine neue
Mutter”. Sama halnya dengan tokoh Sofia, Vater memperkenalkan Sofia pada
Marie dengan mengatakan “das ist deine neue Schwester” yang dapat dilihat pada
menit 05.32. Sedangkan hubungan antara Marie dengan Prinz Hans dapat dilihat
pada menit 55.25 dimana Prinz Hans meminta Marie untuk menikahinya dengan
bertanya “Marie, willst du mich heiraten?” yang kemudian diiyakan oleh Marie.
Dengan demikian hubungan antara Prinz Hans dan Marie yaitu bertunangan. Selain
itu hubungan antara tokoh Vater dengan Stiefmutter dikatakan secara eksplisit
dalam dialog antara Vater dan Marie pada menit 08.18. yang mana Marie
mengatakan “Sie ist nicht meine Mutter. Sie ist Sofies Mutter und deine neue Frau.
Meine Mutter ist gestorben”. Pernyataan Marie tersebut juga menjelaskan
hubungan antara Stiefmutter dengan Sofie dan hubungan Vater dengan Sofie.
Selain itu, keterkaitan antar tokoh dapat dilihat pula berdasarkan aspek
hubungan sosial atau tindakan tokoh. Pada diagram diatas, tokoh Marie memiliki
hubungan sosial dengan tokoh Magd, karena terdapat interaksi antara kedua tokoh
ini. Tokoh Magd menemani tokoh Marie saat ayahnya sedang bepergian maupun
saat Marie sedih. Hal ini dapat dilihat pada menit 03.38 berdasarkan narasi yang
dibacakan dan pada menit 12.14 saat tokoh Magd menemani dan menghibur Marie
dengan ucapan “Sei nicht traurig, Marie. Ich bin auch noch da”. Tokoh Marie pun
memiliki hubungan sosial dengan Stiefmutter, dimana tokoh Stiefmutter seringkali
berlaku jahat pada Marie. Salah satunya terdapat dalam adegan pada menit 49.50
saat tokoh Stiefmutter mengurung Marie dalam ruang bawah tanah. Selain itu pula,
tokoh Stiefmutter memiliki hubungan sosial dengan tokoh Magd yang dapat dilihat
dalam adegan menit ke 13.12, pada saat ia mengusir dan memecat Magd.
Kemudian terdapat hubungan sosial antara tokoh Marie dengan tokoh Sofie.
Sama halnya dengan tokoh Stiefmutter, Sofie seringkali berlaku jahat pada Marie,
hal ini dapat dilihat dalam salah satu adegan pada menit ke 05.41, dimana Sofie
menghina dan membuang bunga yang diberikan oleh Marie. Selanjutnya hubungan
sosial antara Marie dengan Prinz Hans yang dapat dilihat dalam adegan menit ke
48.00, pada saat sedang berdansa Prinz Hans secara eksplisit mengatakan “Ich liebe
dich” kepada Marie. Disamping itu, terdapat hubungan sosial antara Sofie dengan
Prinz Hans yang dapat dilihat dari tingkah laku Sofie yang berusaha mendekati
Prinz Hans namun ditolak. Salah satunya dalam menit 39.14 pada adegan setelah
dansa. Selain itu pula terdapat hubungan sosial antara Prinz Hans dengan tokoh
Franz yang merupakan pelayan pangeran. Hal ini dikatakan secara eksplisit oleh
Prinz Hans pada menit ke 19.20 saat ia memperkenalkan Franz pada Sofie.
BAB III
SIMPULAN
Salah satu cara dalam memahami hubungan dan keterkaitan antar tokoh
dalam sebuah drama yakni dengan membuat sebuah Figurenkonstellation.
Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa drama “Aschenputttel” yang dimainkan oleh Theater der
Altstadt Nürnberg ini memiliki 7 tokoh, yakni Aschenputtel atau Marie sebagai
tokoh utama, Vater, Stiefmutter, Sofie, Prinz Hans, Franz dan Magd. Tokoh-tokoh
tersebut dapat diketahui keterkaitan satu sama lain dengan menggunakan
Figurenkonstellation yang dilihat dari aspek hubungan kekerabatan dan hubungan
sosial atau tindakan tokoh.
DAFTAR PUSTAKA

CiputraUceo.com. (2016). Protagonis dan Tokoh-tokoh Lain Dalam Cerita.


[Online]. Diakses dari http://ciputrauceo.net/blog/2016/4/7/protagonis-dan-
tokoh-tokoh-lain-dalam-cerita 25-11-19

Gsbh.info. Altstadttheater, Aschenputtel – Großenseebacher Herbst. [Online].


Diakses dari http://www.gsbh.info/Rueckblick/2018/Aschenputtel.htm

Schößler, Franziska. (2017). Einführung in die Dramenanalyse. Stuttgart: Springer-


Verlag GmbH

Waldmann, Günter. (2007). Produktiver Umgang mit Literatur im Unterricht.


Baltmannsweiler: Schneider Verlag Hohengehren

Wortwuchs.net. Figurenkonstellation. [Online]. Diakses dari


https://wortwuchs.net/figurenkonstellation/

Zakky. (2019). Unsur-unsur Drama (Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Naskah


Drama). [Online]. Diakses dari https://www.zonareferensi.com/unsur-unsur-
drama/

Anda mungkin juga menyukai