Pengertian Pramuka
Apa yang dimaksud dengan pramuka? Pengertian Pramuka adalah semua anggota gerakan
Pramuka Indonesia yang terdiri dari beberapa tingkatan, mulai dari Pramuka Siaga, Penggalang,
Penegak, dan Pandega.
Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang artinya Rakyat Muda yang Suka
Berkarya. Adapun tingkatan anggota gerakan Pramuka adalah terdiri dari;
Kegiatan Kepramukaan biasanya dilakukan di alam terbuka dimana terdapat aktivitas yang
menyenangkan, menarik, sehat, terarah, sesuai dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan.
1. Joko Mursitho
Menurut Joko Mursitho, pengertian Pramuka adalah proses pendidikan yang dilakukan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip
dasar dan metode kepramukaan yang bertujuan untuk membentuk watak peserta didik.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 2014, pengertian pramuka adalah
proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, di bawah tanggung jawab anggota
dewasa, yang dilakukan di luar lingkungan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar
dan metode pendidikan tertentu.
Robert Baden-Powell
Robert Stephenson Smyth Baden-Powell atau yang lebih dikenal dengan Lord Baden-Powell
adalah orang yang pertamakali mempelopori gerakan Pramuka atau kepanduan (Boy Scout). Ia
adalah seorang mantan tentara asal Inggris yang sejak kecil sangat menyukai kegiatan di luar
ruangan (outdoor).
Pada tahun 1918 ia mendirikan organisasi Rover Scout untuk penegak (usia 16-20 tahun).
Kegiatan organisasi ini dan juga buku panduannya akhirnya mendapat perhatian di berbagai
negara, termasuk di Indonesia.
Perkembangan Pramuka Indonesia terjadi pada tiga periode, yaitu mulai dari masa penjajahan
Belanda, masa penjajahan Jepang, dan pasca kemerdekaan Indonesia.
Gerakan Pramuka Indonesia lahir pada tahun 1961, merujuk pada Keppres RI No. 112 Tahun
1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka.
Organisasi kepanduan ini kemudian diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat Indonesia
pada 14 Agustus 1961, tak lama setelah Presiden RI memberikan anugrah Panji Gerakan
Pramuka melalui Keppres RI Nomor 448 Tahun 1961.
Sejak saat itu, tanggal 14 Agustus dianggap sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka dan
diperingati setiap tahun hingga saat ini.
Tujuan Kepramukaan
Pada dasarnya kegiatan Kepramukaan memiliki tujuan untuk melatih generasi muda agar
memaksimalkan setiap potensi yang ada di dalam dirinya, baik itu intelektual, spiritual, sosial,
dan fisik.
Mengacu pada pengertian Pramuka di atas, adapun tujuannya adalah sebagai berikut;
1. Membentuk karakter/ kepribadian dan akhlak yang mulia para generasi muda.
2. Menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa di dalam diri generasi muda.
3. Menggali potensi diri dan meningkatkan keterampilan para generasi muda sehingga menjadi
individu yang bermanfaat bagi masyarakta dan negara.
Fungsi Pramuka
Dalam proses pencapaian tujuan kegiatan Kepramukaan, ada beberapa fungsi Pramuka yang
harus dilaksanakan, yaitu;
Dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Pramuka harus berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar
berikut ini:
Keimanan dan takwa terhadapa Tuhan Yang Maha Esa.
Rasa perduli akan tanah air dan bangsa, sesama manusia, dan alam sekitarnya.
Rasa perduli dan tanggungjawab terhadao diri sendiri.
Patuh dan taat pada kode kehormatan Pramuka.
Dalam Pramuka terdapat kode-kode kehormatan yang harus dilaksanakan, yaitu Satya (janji) dan
Darma (ketentuan moral). Masing-masing tingkatan Pramuka memiliki kode-kode kehormatan
tersendiri, diantaranya;
Metode Kepramukaan
Proses kegiatan Pramuka dilakukan dengan menggunakan medote belajar interaktif progresif.
Adapun cara-cara yang dilakukan dalam metode Pramuka adalah sebagai berikut:
Melalui pengalaman kode kehormatan Pramuka.
Belajar dengan cara melakukan atau praktek.
Belajar secara berkelompok.
Melakukan aktivitas yang menantang dan mengandung pendidikan.
Melakukan berbagai kegiatan di alam terbuka.
Sistem tanda kecakapan.
Sistem satuan terpisah untuk puteri dan putera.
Kiasan dasar.
Semafor bendera
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Semafor adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan
menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung tangan. Informasi yang didapat
dibaca melalui posisi bendera atau tangan. Namun kini yang umumnya digunakan adalah bendera, yang
dinamakan bendera semafor. Pengiriman sandi melalui bendera semafor ini menggunakan dua bendera, yang
masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Bentuk bendera yang persegi merupakan
penggabungan dua buah segitiga sama kaki yang berbeda warna dan sebaiknya menggunakan warna yang
cerah. Warna yang digunakan sebenarnya bisa bermacam-macam, tetapi yang lazim digunakan adalah warna
merah dan kuning, di mana letak warna merah selalu berada dekat tangkai bendera. Pada awal abad ke 19,
semafor digunakan dalam komunikasi kelautan.[butuh rujukan] Metode ini masih digunakan saat Pengisian bahan
bakar di laut dan dapat digunakan sebagai komunikasi darurat pada siang hari (memakai bendera) maupun
malam hari (memakai tongkat bercahaya).[butuh rujukan]
Tata Cara
Pengirim pesan hanya menggunakan gerakan lengan atas untuk mengirim pesan. Sedangkan siku dan
pergelangan tangan harus tetap lurus. Posisi kaki harus tegak namun tetap fleksibel untuk melakukan gerakan
dan tidak boleh kaku. Intinya pengirim pesan harus tetap relaks dalam mengirimkan pesan. Untuk penerima
pesan agak sedikit berbeda dalam membaca pesan dari pengirim. Karena posisi bendera untuk penerima pesan
adalah kebalikan dari pengirim pesan.
Salah satu cara yang mudah untuk menghafal kode isyarat semaphore adalah dengan metode jarum jam.
Namun ada tata cara mengirim pesan dengan bendera semapur yang sudah baku, antara lain:[1]
Jika penerima pesan telah siap untuk menerima maka mengirim huruf K.
Jika penerima belum siap mengirim huruf Q.
Jika penerima telah siap pengirim pesan mengirimkan huruf-huruf isi pesan satu-persatu.
Untuk memisahkan setiap kata posisi bendera dipegang bersilang di bawah.
Namun jika terjadi kesalahan dalam mengirim berita, kirim huruf E sebanyak 8 kali atau cukup mengirim
tanda salah/ANNULIR (posisi 3-7) lalu ulangi kata-kata yang salah.
Setiap perkataan telah diterima dengan baik, penerima pesan mengirim huruf C.
Jika pengirim berita mengirim huruf I-M-I dirangkai, artinya penerima meminta kata terakhir di ulang.
Ulangi kembali mengirim kata terakhir sebelum diteruskan kata-kata berikutnya.
Untuk menyatakan berita telah selesai dikirim dinyatakan dengan huruf A-R.
Tunggu sampai penerima mengirim huruf R yang berarti berita telah diterima dengan baik.
Beberapa sandi lainnya yang biasa digunakan dalam semafor adalah:
Diawali dengan memberi tanda angka (mode numerik) dengan cara bendera disilang membentuk huruf
"X" di atas kepala atau posisi bendera 4-5.
Kirim angka dengan ketentuan:
o Huruf A untuk angka 1
o Huruf B untuk angka 2
o Huruf C untuk angka 3
o Huruf D untuk angka 4
o Huruf E untuk angka 5
o Huruf F untuk angka 6
o Huruf G untuk angka 7
o Huruf H untuk angka 8
o Huruf I untuk angka 9
o Huruf K untuk angka 0.
Untuk mengakhiri pengiriman angka kirim huruf "J" (mode alphabetik).
Karakter semafor latin[sunting | sunting sumber]
30 karakter semafor abjad latin (melihat ke tukang pemberi sinyal).
A atau 1
B atau 2
C atau 3
Dimengerti
D atau 4
E atau 5
Galat (jika dilakukan 8 kali)
F atau 6
G atau 7
H atau 8
I atau 9
J
Mengakhiri pengiriman angka
K atau 0
P
X
Istirahat / Spasi
Nomor (#)
Batal / Anulir
Abaikan sinyal sebelumnya
Pengertian, Tujuan dan Manfaat Baris Berbaris
Pengertian Baris Berbaris
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi
masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.
Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan
demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara
tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan
pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa
persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan
dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak
lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
Aba – Aba
Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan
secara serentak atau berturut-turut.
Macam aba-aba
1) Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.
2) Aba-aba peringatan
3) Aba-aba pelaksanaan
Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau
berturut-turut.
Gerak
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik
dalam berhenti maupun berjalan.
Jalan
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Catatan : Bila gerakan
meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju
”.
Mulai
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
PPB terdiri dari 2 gerakan yaitu Gerak ditempat dan Gerak berjalan. Untuk lebih lanjut mari kita lihat
2 gerakan tersebut.
Gerakan ditempat
Gerakan ditempat diperluykan untuk mempersiapkan atau merapikan barisan dalam menghadapi
upacara-upacara dalam pelaksanaan apel kerja, apel belajar atau persiapan pelaporan belajar dikelas
Gerak Berjalan
Gerak berjalan diperlukan pada saat menggerakkan, memindahkan, atau menggeser barisan dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Gerakan-gerakan berjalan sangat diperlukan demi kekompakan,
ketertiban, keseragaman dalam rangka memupuk rasa kebersamaan.
Pelaksanaan :
1. Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o
2. Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
3. Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak di naikan.
4. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak terpaksa,
rapat di paha.
5. Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
6. Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas wajar.
Istirahat
Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
Pelaksanaan :
Pelaksanaan :
Pelaksanaan :
1. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak pinggang )
dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
2. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lain
di sebelah depan.
3. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.
Lencang Depan
Hanya dalam bentuk banjar.
Pelaksanaan :
Pelaksanaan :
1. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
2. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil
memalingkan muka ke depan.
3. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
5. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
6. Perubahan Arah
Hadap kanan / kiri
Aba-aba : Hadap kanan / kiri – GERAK
Pelaksanaan :
1. Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung
kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2. Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
Hadap serong kanan / kiri
Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri – GERAK ”.
Pelaksanaan :
1. Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2. Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3. Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
Dan masih banyak gerakan yang lainnya :