PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
DNA pertama kali ditemukan pada tahun 1869, tetapi perannya dalam pewarisan genetik
belumlah dapat dijelaskan sampai tahun 1943. Pada tahun 1953 James Watson dan Francis
Crick, dibantu oleh karya ahli biofisika Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins,
menggambarkan dengan lebih spesifik struktur DNA yang merupakan rantai helix ganda.
Polimer -helix, spiral yang terdiri dari dua untai DNA yang saling melingkari. Terobosan ini
menyebabkan kemajuan yang signifikan dalam pemahaman ilmuwan tentang replikasi DNA
dan kontrol heriditas dari aktivitas seluler.
1. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami tentang Defenisi DNA, Struktur dan
karakteristik kimia DNA, bagaimana DNA bereplikasi Serta penggunaan DNA dalam teknologi.
1. PEMBAHASAN
1. Definisi DNA
DNA merupakan materi yang membentuk kromosom-kromosom dan juga merupakan informasi
genetik yang tersimpan dalam tubuh makhluk hidup. Informasi genetik ini pada dasarnya
merupakan kumpulan instruksi/perintah yang mengatur sel untuk bisa melakukan hal-hal tertentu.
DNA singkatan dari deoxyribonucleic acid, atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Asam
Deoksiribosa Nukleat atau ADN. Kata deoxyrybo mengacu pada nama gula yang terkandung
dalam DNA, yaitu deoxyrybose (deoksiribosa).
Susunan kimia DNA adalah polimer berupa rantai panjang dari nukleotida. Perlu diketahui bahwa
satu nukleotida terdiri dari satu gugus fosfat, satu komponen gula pentosa (5-karbon), dan satu
basa nitrogen. Ikatan antar nukleotida dihubungkan oleh ikatan kovalen. Satu-satunya pembeda
tiap nukleotida ialah basa nitrogen. Hanya ada 4 kemungkinan basa yang terdapat pada tiap satu
nukloetida DNA, yaitu adenine (A), guanine (G), thymine (T), atau cytosine (C). Variasi urutan
dari keempat basa-basa tersebut membentuk suatu kode genetik pada sel. Mungkin hal ini dirasa
aneh, hanya dengan 4 huruf yang terdapat pada DNA, suatu informasi genetik yang berbeda-beda
dapat diwariskan pada keturunan makhluk hidup. Itu sebenarnya wajar saja, karena pada
kromosom terdapat berjuta-juta nukleotida, maka sangat banyak kombinasi yang berbeda
meskipun hanya berasal dari 4 huruf tersebut.
1. Struktur DNA
DNA terdiri atas dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk heliks ganda
(double helix). Model struktur DNA itu pertama kali dikemukakan oleh James Watson dan Francis
Crick pada tahun 1953 di Inggris. Struktur tersebut mereka buat berdasarkan hasil analisis foto
difraksi sinar X pada DNA yang dibuat oleh Rosalind Franklin. Karena yang difoto itu tingkat
molekul, maka yang tampak hanyalah bayangan gelap dan terang saja. Bayangan foto itu dianalisis
sehingga mereka berkesimpulan bahwa molekul DNA merupakan dua benang polinukleotida yang
berpilin.
Seutas polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap nukleotida
tersusun atas :
1. Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom oksigen)
2. Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula)
3. Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula
Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk “tulang punggung” yang sangat panjang bagi
heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan sebagai tangga, dimana ibu tangganya adalah gula
deoksiribosa dan anak tangganya adalah susunan basa nitrogen. Sedangkan fosfat menghubungkan
gula pada satu nukleotida ke gula pada nukleotida berikutnya untuk membentuk polinukleotida.
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta basa
pirimidin yaitu sitosin atau cytosine (C) dan timin (T). Ikatan antara gula pentosa dan basa nitrogen
disebut nukleosida. Ada 4 macam basa nukleosida yaitu :
Ikatan asam-gula-fosfat disebut sebagai deoksiribonukleotida atau sering disebut nukleotida. Ada
4 macam deoksiribonukleotida, yaitu adenosin deoksiribonukleotida, timidin
deoksiribonukleotida, sitidin deoksiribonukleotida, timidin deoksiribonukleotida. Nukleotida-
nukleotida itu membentuk rangkaian yang disebut polinukleotida. DNA terbentuk dari dua utas
poinukleotida yang saling berpilin.
Basa-basa nitrogen pada utas yang satu memiliki pasangan yang tetap dengan basa-basa nitrogen
pada utas yang lain. Adenin berpasangan dengan timin dan guanin berpasangan dengan sitosin.
Pasangan basa nitrogen A dan T dihubungkan oleh dua atom hidrogen (A=T). Adapun pasangan
basa nitrogen C dan G dihubungkan oleh tiga atom hidrogen (C≡G). Dengan demikian, kedua
polinukleotida pada satu DNA saling komplemen.
Gambar : Struktur untai komplementer DNA menunjukkan pasangan basa (adenina dengan
timina dan guanina dengan sitosina) yang membentuk DNA beruntai ganda.
1. Replikasi DNA
Sebuah sel memunculkan lebih banyak sel melalui pengulangan serial dari suatu proses
yang dikenal sebagai pembelahan sel. Sebelum setiap pembagian, salinan baru harus dibuat dari
masing-masing dari banyak molekul yang membentuk sel, termasuk duplikasi semua molekul
DNA. Replikasi DNA adalah nama yang diberikan untuk proses duplikasi ini, yang
memungkinkan informasi genetik suatu organisme - gennya - diteruskan ke dua sel anak yang
dibuat ketika sel membelah.
Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika
sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan
replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Pada dasarnya,
proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu
merupakan “konjugat” dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui susunan
satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah dibentuk.
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi. Salah
satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru yang diperoleh
pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari rantai DNA
sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal
yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai “cetakan” untuk membuat rantai
pasangannya.
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang terpenting dikenal
dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu pembentukan rantai DNA baru
yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA
pada titik-titik tertentu di sepanjang rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh
enzim helikase yang dapat mengenali titik-titik tersebut, dan enzim girase yang mampu membuka
pilinan rantai DNA.
Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase
masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal tersebut. Proses
pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran DNA polimerase
mengikuti arah membukanya rantai ganda. Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai yang
membuka setiap kali DNA polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah
benar-benar terpisah.
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis rantai
DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan pemasukan monomer
yang dapat berakibat fatal. Karena mekanisme inilah kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis
amatlah kecil.
Gambar : Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan
DNA memainkan peran penting dalam ilmu komputer, baik sebagai masalah riset dan
sebagai sebuah cara komputasi. Riset dalam algoritma pencarian string, yang menemukan kejadian
dari urutan huruf di dalam urutan huruf yang lebih besar, dimotivasi sebagian oleh riset DNA,
dimana algoritma ini digunakan untuk mencari urutan tertentu dari nukleotida dalam sebuah urutan
yang besar.
Teori database juga telah dipengaruhi oleh riset DNA, yang memiliki masalah khusus
untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang dikhususkan untuk riset DNA
disebut database genomik, dam harus menangani sejumlah tantangan teknis yang unik yang
dihubungkan dengan operasi pembandingan kira-kira, pembandingan urutan, mencari pola yang
berulang, dan pencarian homologi.
Teknik rekombinan DNA telah berkontribusi banyak dalam dunia pengobatan maupun
pencegahan peningkatan fungsi dalam dunia kesehatan. Tidak hanya sekedar berperan aktif dalam
pengobatan berbagai jenis tumor dan kanker melalui terapi gen namun kini Pendekatan DNA
rekombinan menujukkan kontribusinya dalam ekspresi heterolog, di mana informasi genetik
enzim dinyatakan secara in vitro atau in vivo, melalui transfer gen. dengan hal tersebut dapat
diketahui sistem kompleks enzim obat yang terlibat dalam metabolisme obat sangat penting untuk
diselidiki untuk kemanjuran dan efek obat yang tepat. Selain itu, penggunaan teknik rekombinan
DNA juga memungkinkan penemuan vaksin dengan efektivitas dan spesifitas yang lebih tinggi
dibanding vaksin konvensional. Tak hanya itu, kini telah ditemukan bahwa rekombinasi r-FSH
dan Luteinizing Hormone (LH) berhasil meningkatkan ovulasi dan kehamilan [94, 95].
1. Kesimpulan
1. DNA merupakan materi yang membentuk kromosom-kromosom dan juga merupakan informasi
genetik yang tersimpan dalam tubuh makhluk hidup.
2. Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta basa
pirimidin yaitu sitosin atau cytosine (C) dan timin (T).
3. DNA terdiri atas dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk heliks ganda
(double helix).
Ebook CK-12 Life Science Honors For Middle School oleh Jean Brainard, Mark Davis, Corliss
Karasov, Doris Kraus, Michelle Rogers-Estable, dan Jane Willan.
Bruce Alberts. DNA Replication and Recombination. Nature 421, 431-435 (2003)