2 : 212-216
ISSN : 1411 - 8327
ABSTRAK
Dermatofitosis pada anjing dapat disebabkan oleh salah satu spesies dari golongan dermatofita yaitu
Microsporum canis. Namun, masih sangat sedikit informasi penyakit ini di Yogyakarta. Penelitian ini
bertujuan melakukan isolasi dan identifikasi kapang M. canis pada anjing di Yogyakarta yang diduga
menderita dermatofitosis. Kerokan kulit dari 50 ekor anjing yang secara klinis menunjukkan lesi
dermatitis berupa kombinasi dari alopesia, eritema, papula, pustula, bersisik dan berkerak digunakan
dalam penelitian ini. Sampel kerokan kulit dipupuk pada media sabouraud’s dextrose agar (SDA) untuk
selanjutnya diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan 17 dari 50
sampel secara makroskopik tumbuh pada media SDA antara hari ke dua sampai hari ke-18. Koloni
tumbuh dengan topografi datar dan sedikit melipat, permukaan koloni terlihat seperti rambut yang lebat,
berwarna putih pada bagian tengahnya dan dikelilingi warna kuning kecoklatan serta bagian tepi yang
tidak berwarna. Permukaan belakang koloni terlihat datar, sedikit melipat serta berwarna oranye sampai
kecoklatan dan bagian tepi tidak berwarna. Pengamatan struktur mikroskopis kapang memperlihatkan
adanya makrokonidia besar dengan dinding sel yang tebal dan berisi 6-12 sel, serta mikrokonidia
berbentuk oval dengan ukuran yang kecil dan ditemukan sedikit di sepanjang hifa. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa dari sampel anjing penderita dermatofitosis dapat diisolasi dan
diidentifikasi kapang M. canis sebanyak 34%.
ABSTRACT
Dermatophytosis in dogs can be caused by one species of dermatophytes group called Microsporum canis.
This study aims to isolation and identification of M. canis in dogs suspected dermatophytosis in Yogyakarta. Skin
scrapings from 50 dogs that clinically showed lesions such as combination of alopecia, erythema, papules,
pustules, scaly and crusty used in this study. Samples of skin scraping were cultured in the Sabouraud’s dextrose
agar media for fungi identification macroscopically and microscopically. The results showed that 17 of 50 samples
(34%) grown on SDA medium from 2 to 18 days after cultivation. The colony grew with flat topography and
slightly reflexed, the surface of the colony looks like a thick fur, white in the middle and surrounded by brownish
yellow color and the edges were colorless. The opposite surface of the colony looks flat and slightly reflexed and
orange to brown and the edges were colorless. Observation microscopically, the fungi showed a large
macroconidia with a thick cell wall and contains 6-12 cells and oval microconidia with a small size and found in
few along the hyphae. Based on the research it can be concluded that 17 of 50 (34%) samples of dogs with
dermatophytosis are Microsporum canis.
213
Jurnal Veteriner Juni 2014 Vol. 15 No. 2 : 212-2156
Gambar 2: Struktur mikroskopik isolat yang diduga Microsporum canis dengan metode slide
culture pada perbesaran 10x40. (a) makrokonidia, (b) mikrokonidia, (c) hifa
berseptat yang panjang, dan (d) klamidokonidia.
214
Soedarmanto Indarjulianto et al Jurnal Veteriner
pada pemeriksaan ini. Fluoresensi ini disebabkan memperlihatkan makrokonidia besar yang
oleh interaksi antara sinar ultra violet dan sangat banyak dengan dinding sel yang tebal
metabolit M. canis yang menginfeksi rambut, tetapi dan berisi 6–12 sel pada setiap
tidak bereaksi dengan elemen kapang yang berada makrokonidianya, sedangkan mikrokonidia
dalam sisik kulit (Chermette et al., 2008). Sinar berbentuk oval dengan ukuran yang kecil dan
fluoresensi berwarna hijau kekuningan secara ditemukan sedikit di sepanjang hifa. Secara jelas
cepat akan dipancarkan oleh lesi kulit yang gambaran mikroskopik ke -17 koloni yang
disebabkan oleh M. canis akibat pteridine yang diidentifikasi sebagai species M. canis pada
disekresikan oleh kapang ini (Olivares, 2003). penelitian ini disajikan pada Gambar 2.
Sinar ini hanya akan terlihat pada poros rambut Hasil pengamatan mikroskopis pada
dan tidak ditemukan pada kuku atau bagian kulit penelitian ini sesuai dengan pendapat dari
dengan lesi scaly dan crusty. Dalam kasus beberapa peneliti bahwa pada pemeriksaan
dermatofitosis pada hewan kecil, hanya species M. mikroskopik dengan zat warna LPCB, species
canis yang mampu memperlihatkan sinar M.canis memperlihatkan hifa berseptat yang
fluoresensi ini, walaupun tidak semua strain M. panjang dalam jumlah banyak serta
canis dapat memancarkan sinar ini (Moriello, makrokonidia besar berbentuk batang bulat
2001). yang biasanya memiliki septum ganda dan
Sampel kerokan kulit yang dipupuk pada mengandung lebih dari enam sel. Beberapa
media SDA dan hasil pertumbuhannya diamati mikrokonidia kecil yang berbentuk seperti
secara makroskopis dan mikroskopis. Identifikasi alat pemukul gendang dan berdinding halus
kapang secara makroskopis terhadap koloni M. juga dapat ditemukan, serta klamidokonidia
canis pada media SDA menurut Al-Doory (1980) yang berbentuk bulat (Al-Doory, 1980;
dan Olivares (2003), memperlihatkan topografi Olivares, 2003).
koloni datar/flat dengan sedikit melipat yang Hasil pemeriksaan ini menunjukkan bahwa
tampak putih seperti kapas, seperti rambut yang struktur mikroskopis kapang M. canis secara utuh
lebat atau seperti wool dan akhirnya seperti bubuk hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan slide
dengan warna coklat muda pada bagian sentral culture dengan metode Riddle pada umur biakan
koloni dengan tepi berwarna kuning sampai tidak antara 4–7 hari kultur. Pemeriksaan mikroskopis
berwarna. Pada permukaan bawah koloni, tampak terhadap koloni M. canis menggunakan metode
warna kuning terang–oranye dan tidak berwarna natif hanya terlihat struktur kapang yang terpisah
pada bagian tepinya. Berdasarkan ciri-ciri tersebut sehingga sedikit menyulitkan dalam menentukan
maka ke-17 isolat yang ditemukan diidentifikasi diagnosis.
sebagai species M. canis karena memperlihatkan
ciri-ciri berupa miselium yang berbentuk cotton
atau wool yang berwarna kuning pucat sampai SIMPULAN
putih pada bagian tengah dengan tepi berwarna
kuning sampai tidak berwarna. Pada sisi belakang Berdasarkan hasil isolasi dan identifikasi
dari koloni berwarna kuning terang sampai oranye secara makroskopik dan mikroskopik terhadap
kecoklatan dan tidak berwarna pada bagian kerokan kulit dari 50 ekor anjing yang secara klinis
tepinya. Ke-17 sampel ini memperlihatkan diduga menderita dermatofitosis, dapat
topografi datar dan beberapa di antaranya sedikit disimpulkan bahwa 34% anjing yang menderita
melipat. Pigmen kuning yang dihasilkan oleh dermatofitosis disebabkan oleh kapang M. canis.
koloni ini baru terlihat saat koloni berumur 2– 3
hari setelah tumbuh. Gambaran makroskopik
UCAPAN TERIMA KASIH
koloni dari salah satu sampel yang disimpulkan
sebagai M. canis disajikan pada Gambar 1. Proyek penelitian ini sepenuhnya
terselenggara atas dukungan dana dari skema
Identifikasi mikroskopik terhadap 17 sampel penelitian Hibah Fundamental dari Universitas
yang sebelumnya telah diidentifikasi sebagai M. Gadjah Mada. Sebagian hasil penelitian telah
canis pada identifikasi makroskopik difokuskan dipresentasikan pada Seminar Internasional
untuk menemukan beberapa kunci identifikasi dan 2nd Congress of SEAVSA di Surabaya 2011.
seperti makrokonidia, mikrokonidia, dan hifa Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada
berseptat yang panjang. Pemeriksaan mikroskopis Nurman Haribowo SPt, Elvi Susianti, dan
terhadap ke-17 sampel ini, Rusmihayati atas dukungan sebagai teknisi
dalam penelitian ini.
215
Jurnal Veteriner Juni 2014 Vol. 15 No. 2 : 212-216