Anda di halaman 1dari 10

BAB II

DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. DADA INDONESIA adalah salah satu anak Grup DADA yang

berasal dari Korea Selatan, Grup ini yang memiliki 7 Perusahaan di 4 Negara,

antara lain: Negara Bangladesh memiliki 3 (tiga) perusahaan yaitu DADA

DHAKA, DADA SAVAR, dan PAXKO Limited, ketiga perusahaan tersebut

berfokus memproduksi Headwear (Topi dan Aksessoris kepala lainnya). Anak

Grup DADA juga ada di Negara China yang memiliki 1 (satu) perusahaan, yaitu

PAX SUZHOU yang berfokus memproduksi Headwear (Topi). Anak Grup

DADA juga ada di Negara Vietnam yang memiliki 2 (dua) perusahaan, yaitu

UNI-PAX Ltd yang berfokus memproduksi Headwear (Topi) dan Moland yang

berfokus memproduksi Bag (Tas). Dan terakhir Anak Grup DADA ada di Negara

Indonesia yaitu PT. DADA INDONESIA yang berfokus pada Knitwear (Pakaian

Jadi) yang merupakan tujuan dari peneliti melakukan penelitian.

PT. DADA INDONESIA pertama kali berdiri pada Tahun 1989 di Jakarta

Selatan – DKI Jakarta, pada awal berdiri perusahaan ini memproduksi Toy dan

Cap (aneka boneka dan aneka topi). Lalu pada tahun 1991, PT. DADA

INDONESIA memindahkan pabrik produksinya ke wilayah Purwakarta – Jawa

Barat. Alasan PT. DADA INDONESIA memindahkan pabrik produksinya karena

perusahaan melihat bahwa daerah Purwakarta merupakan daerah strategis untuk

11
12

melakukan kegiatan produksi, selain karena dinilai strategis wilayah Purwakarta

memiliki upah UMR yang bisa dikatakan murah, sehingga biaya produksi dapat

ditekan semaksimal mungkin guna meningkatkan profit perusahaan. Pada tahun

2003, PT. DADA INDONESIA melakukan peningkatan system produksi dengan

membangun System ERP dan menstabilkan Lean System, peningkatan system

tersebut guna meningkatkan kualitas hasil produksi dan mengurangi angka

kesalahan produksi agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Pada tahun 2005, PT. DADA INDONESIA berpikir untuk meningkatkan

ragam produksinya dengan memulai untuk memproduksi Knitwear (Pakaian Jadi)

dengan membuka 6 (enam) jalur produksi. Pada bulan April 2007, PT. DADA

INDONESIA berupaya memperluas tempat produksinya dengan cara membangun

pabrik yang baru diwilayah yang sama dengan pabrik sebelumnya, pabrik yang

baru tersebut memiliki 14 (empat belas) jalur produksi untuk meningkatkan

jumlah produksi. Pada bulan Agustus 2007, PT. DADA INDONESIA

membangun system Cam & CAD, yaitu sistem yang berfungsi untuk

meningkatkan desain dari pakaian – pakaian jadi yang diproduksi oleh PT. DADA

INDONESIA guna membuat semakin beragamnya jenis produksi perusahaan

tersebut. Pada bulan Januari 2009, oleh karena semakin banyaknya order yang

diterima oleh PT. DADA INDONESIA sehingga PT. DADA INDONESIA

membangun 48 (empat puluh delapan) jalur produksi baru dalam pabrik yang

telah ada guna semakin meningkatkan jumlah produksi pakaian jadi yang

diproduksi oleh perusahaan tersebut.


13

Pada bulan Desember 2009, dengan semakin banyaknya order dan

semakin meningkatnya jumlah karyawan produksi membuat PT. DADA

INDONESIA memutuskan untuk membangun pabrik yang baru wilayah yang

sudah ada dengan berfokus pada produksi pakaian jadi. Pada bulan Juli 2010,

PT. DADA INDONESIA memutuskan untuk memfokuskan diri memproduksi

pakaian jadi dengan dengan cara mereformasi (mengubah) produksi Headwear

menjadi produksi pakaian jadi skala besar dengan memiliki 70 (tujuh puluh) jalur

produksi pakaian jadi.

Jajaran direksi PT. DADA INDONESIA dijabarkan dalam flowchart

dibawah ini:

M.H.KIM
PRESIDENT LEAN / CI Team

LEE JONG HYUK


Manager
LEAN / CI Team

Marketing Team PPIC / Sourcing A/W Factory


Development Team Production DIV QA
Team (Print / EMB)

J.H LEE HAN SC Y.H KIM KIM SB BW GANG


AGUNG
Development / CAD / Adidas & Reebok Adidas & Reebok (1ST FACTORY Embroidery Factory
MANAGER
PTTN Manager (Marketing Manager) (Main Material) MANAGER) Manager

KIM SB
JASON HAN QA
MINSU HAN (2ND FACTORY JEONG H.O
Adidas & Reebok GAP Team
ANF MANAGER) Print Factory Manager
(Marketing Manager) (Sub Material)

PARK
QA
(3RD FACTORY
Team
MANAGER)

LEE C H
LAB
(5TH FACTORY
Team
MANAGER)

KIM JM
Fabric Inspection
(6TH FACTORY
Team
MANAGER)

Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT. DADA INDONESIA

Dapat dilihat bahwa hampir keseluruhan manajement dalam perusahaan

ini dipegang oleh pekerja asing, hal tersebut dikarenakan kepemilikan modal
14

perusahaan ini berasal dari luar negeri, sehingga dalam hal ini pekerja yang

berasal dari Negara Korea Selatan yang dijadikan para pimpinan dalam

perusahaan ini, sehingga memiliki pemikiran dan tujuan yang sama dikarenakan

kesamaan kewarganegaraan dan kesamaan pola pikir.

2.2. Lingkup Bidang Usaha

Bidang usaha yang dijalankan PT. DADA INDONESIA adalah Industri

Topi (Caps), Boneka (Stuffed Toys), Embroidery, Produksi Pakaian Jadi dari

Textil dan Printing Kain. Dari keseluruhan bidang usaha diatas yang menjadi

focus utama dalam perusahaan tersebut adalah Produksi Pakaian Jadi dari Textil,

dikarenakan PT. DADA INDONESIA berfokus pada usaha Garment, adapun

bidang usaha yang lain tetap dikerjakan bila ada Buyer yang menginginkan

produk yang dipesan dibordir atau di-Printing sesuai dengan permintaan Buyer

tersebut. Begitu pula dengan bidang usaha Produksi Topi dan Boneka tidak setiap

waktu dikerjakan dan hanya berdasarkan order dari Buyer yang memesan produk

topi atau boneka dengan jumlah yang sesuai dengan produksi minimum agar tidak

membebani biaya produksi.

2.3.Sumber Daya

Berdasarkan data yang diberikan oleh HRD PT. DADA INDONESIA dapat

disebutkan sebagai berikut :


15

Tabel 2.1
Total Pegawai PT.DADA INDONESIA per Mei, 2014
SUB TOTAL
No FTY
PRIA WANITA
1 KNIT 1 37 785
2 KNIT 2 18 784
3 KNIT 3 39 1050
4 KNIT 4 12 325
5 KNIT 5 32 938
6 KNIT 6 0 0
7 EMBO 0 117
8 PRINTING 4 58
9 SAMPLE 1 152
10 STAFF 117 140
TOTAL 260 4349
TOTAL
4609
KARYAWAN
Sumber : Rekap Data Pegawai HRD PT. DADA INDONESIA

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa jumlah pekerja wanita dalam

perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan pekerja pria, hal ini dikarenakan

pekerja wanita lebih cekatan dan lebih teliti dibandingkan pekerja pria, perihal

kecekatan dan ketelitian ini dirasakan penting dikarenakan perusahaan ini

bergerak dibidang garment yang membutuhkan ketelitian guna mengurangi angka

kesalahan produksi.

Adapun pembagian karyawan terlihat dalam Tabel diatas, ada 2 bagian

utama dalam susunan pekerjaan dalam PT. DADA INDONESIA, yaitu : pertama,

Bagian Produksi yang meliputi KNIT 1, KNIT 2, KNIT 3, KNIT 4, KNIT 5,

KNIT 6, EMBROIDERY, SAMPLE dan PRINTING yang dapat dilihat

jumlahnya dalam Tabel diatas, adapun terlihat dalam Tabel Sub-unit KNIT 6 tidak

memiliki karyawan dikarenakan Sub-unit tersebut dijadikan cadangan bila

terdapat tambahan pesanan yang diterima oleh PT. DADA INDONESIA,


16

sehingga tidak mengganggu produksi yang telah dikerjakan oleh Sub-unit yang

lain.

Kedua, Bagian Staff yang dapat dilihat jumlah karyawan dalam Tabel

diatas, adapun Bagian Staff tersebut terdiri dari beberapa Sub-unit, sebagaimana

yang dapat dilihat dalam table dibawah ini :

Table 2.2
Jumlah Karyawan untuk Setiap Unit Kerja Per Mei, 2014

Jumlah
No Nama Bagian
Karyawan

1 KEUANGAN 5
2 HRD & GA 5
3 IT 3
4 EXPORT 17
5 SPV 26
6 QUALITY CONTROL 13
7 MARKETING 75
8 QUALITY ASSURANCE 15
9 MEKANIK 18
10 PURCHASING 3
11 DEVELOPMENT 7
12 COMPLIANCE 4
13 TEAM LEADER
54
(Embo, Printing, Cutting, Packing, Sample)
14 LEAN TEAM 5
15 STAFF UMUM 7
TOTAL 257
Sumber : Rekap Data Pegawai HRD PT. DADA INDONESIA

Dalam Tabel diatas dapat dilihat bahwa Jajaran Staff di PT. DADA

INDONESIA memiliki total 257 pegawai dengan perincian dapat dilihat dalam

Tabel diatas, dimana staff marketing memiliki jumlah terbesar dari total pegawai

di PT. DADA INDONESIA, diikuti oleh para team leader dari masing-masing
17

bagian produksi yang ada di PT. DADA INDONESIA. Sedangkan jumlah staff

IT, Purchasing, dan Accounting memiliki jumlah terkecil dari keseluruhan

pegawai di PT. DADA INDONESIA.

2.4 Tantangan Bisnis

Sebagai perusahaan bisnis dibidang garment, PT. DADA INDONESIA

memiliki tujuan untuk meningkatkan profit perusahaan. Tujuan tersebut tentu

tidak dengan mudah dapat dicapai, namun sepanjang perjalanannya pasti

menghadapi beberapa tantangan. Tantangan terbesar perusahaan adalah berasal

dari perusahaan pesaing yang sejenis dan merek memiliki kekuatan sumber daya

yang lebih memadai serta berkompeten. Tantangan besar lainnya yang dihadapi

PT. DADA INDONESIA adalah harga yang diinginkan buyer tidak dapat

mengikuti harga permintaan perusahaan yang mana akibat dari meningkatnya cost

produksi dikarenakan kenaikan gaji buruh yang signifikan.

PT. DADA INDONESIA berupaya untuk tetap bertahan dalam persaingan

bisnis yang ketat. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh manajemen

PT. DADA INDONESIA adalah sebagai berikut :

1. Manajemen perusahaan siap melayani dengan cepat setiap keluhan dan klaim

dari buyer sehubungan dengan produk garment yang diproduksi oleh

perusahaan.

2. Manajemen perusahaan memberikan kebijakan harga produknya agar mampu

bersaing dengan competitor lain tanpa mengurangi kualitas peroduknya.


18

3. Perusahaan meminta kepada pemerintah agar kenaikan upah untuk UMK

(Upah Minimim Karyawan) tidak naik secara signifikan dan perusahaan akan

melakukan efisiensi di segala bidang agar cost produksi tidak terlalu tinggi.

Dengan upaya-upaya tersebut diatas, manajemen PT. DADA INDONESIA

berkeyakinan bahwa perusahaan memiliki kemampuan daya saing yang dapat

diandalkan dalam menghadapi tantangan organisasi, sehingga dapat bersaing

dengan competitor lain yang sejenis, serta dapat bertahan dalam mengatasi

naiknya ongkos produksi dikarenakan UMK yang naik secara signifikan.

2.5 Proses/Kegiatan Fungsi Bisnis

Berikut merupakan proses bisnis yang dijalankan di PT. DADA INDONESIA,

dimulai dari tahap – tahap pra-produksi sampai pengiriman barang sampai di

konsumen:

1. PT. DADA INDONESIA menerima buyer yang masuk, kemudian dimulailah

pemesanan order yang dilakukan oleh marketing PT. DADA INDONESIA.

2. Perhitungan biaya pra – produksi oleh marketing dan perhitungan biaya

aksesoris dan bahan pendukung oleh bagian merchandiser.

3. Manajer Produksi membuat perencanaan target dan biaya insentif untuk style

yang sedang berlangsung dihitung berdasarkan biaya – biaya produksi dan

diajukan ke Dept. Keuangan dan Dept. Marketing untuk disetujui.

4. Dept. Marketing mengkonfirmasikan order – order kepada buyer berdasarkan

kalkulasi biaya beserta hal – hal yang mungkin dapat terjadi.


19

5. Tim PPMC (Production Planning Material Control) berdasar data – data yang

diajukan oleh Dept. Marketing dan Dept. Merchandiser dapat memulai

pekerjaan dasar dan membuat daftar proses material untuk masing – masing

order.

6. Semua contoh Pra – produksi seperti ukuran dan proto sample dikerjakan oleh

Dept. Sample dengan berkordinasi dengan Manager Produksi dimana berperan

dalam memutuskan dan menyelesaikan pola pakaian selama hal tersebut

berlangsung.

7. Setelah mendapat persetujuan dari buyer atau sub agen setempat, maka harus

dilakukan perencanaan poduksi dan pertemuan pra – produksi yang dihadiri

oleh perwakilan pembeli, merchandiser, manager produksi, QC manager,

Dept. Sample dan Dept. Finishing dari PT. DADA INDONESIA.

8. Produksi dimulai setelah pertemuan pra – produksi dilakukan dan seluruh

aspek mengenai garmen telah dimengerti oleh orang – orang departemen

terkait.

9. Bagian Merchandiser mengirimkan purchase order kepada supplier.

10. Supplier mengkonfirmasi barang yang masuk dan kemudian bagian ekspor –

impor PT. DADA INDONESIA mengurus surat – surat yang dibutuhkan.

11. Material masuk ke gudang dan dilakukan pengecekan barang, kurang lebih

satu minggu untuk return barang yang cacat.

12. Setelah material siap, dilakukan proses pemotongan (cutting).

13. Kemudian membagi line produksi untuk proses penjahitan (sewing), selama

proses dikontrol oleh supervisor line.


20

14. Proses sewing selesai dilanjutkan dengan pengiriman ke washing berdasarkan

standar dari buyer.

15. Sampainya produk setelah washing dilanjutkan dengan tahap finishing, yaitu

pemasangan aksesoris sesuai pesanan.

16. Terakhir adalah pengecekan barang dan pengepakan sesuai keinginan buyer

dengan memastikan bahwa list dari bagian merchandiser sudah terpenuhi.

17. Produk siap untuk diekspor.

Anda mungkin juga menyukai