Anda di halaman 1dari 5

Teks Ceramah KH Zainudin MZ Tentang Evaluasi Diri

Evaluasi diri

Sumber : KH. Zainudin MZ

‫ضللمل فددل دهاِلد د‬


‫ي‬ ‫ُ دممن يدمهلدله اه فددل هم ل‬،ِ‫ت أدمعدماِللدنا‬
‫ُ دودممن يه م‬،‫ضنل لدهه‬ ‫ُ دوندهعوُهذ لباِلل لممن هشهرولر أدمنفهلسدناِ دولممن دسييدئاِ ل‬،‫إنن الـدحممدد لللل دنـمحدمهدهه دوندمستدلعمينههه دوندمستدمغفلهرهه‬
‫ك لدهه دوأدمشهدهد أدنن همـدحنمداا دعمبهدهه دودرهسوُهله‬
‫ُ دوأدمشهدهد دأن لن إللدهد إللن ا دومحددهه دل دشلرمي د‬،‫لدهه‬.

‫ق تهدقاِتلله دودل تدهموُتهنن إلنل دوأدمنتهمم هممسللهموُدن‬ ‫دياِ أديَيدهاِ النلذيدن آدمهنوُا اتنهقوُا ن‬
‫اد دح ن‬

‫اد النلذي تددساِدءهلوُدن بلله دواملدمردحاِدم‬


‫ث لممنههدماِ لردجاِال دكلثيارا دونلدساِاء دواتنهقوُا ن‬
‫ق لممندهاِ دزمودجدهاِ دوبد ن‬ ‫دياِ أديَيدهاِ النناِ ه‬
‫س اتنهقوُا دربنهكهم النلذي دخلدقدهكمم لممن ندمف س‬
‫س دوالحددسة دودخلد د‬
‫إلنن ن‬
ِ‫اد دكاِدن دعلدميهكمم درلقيابا‬

‫دياِ أديَيدهاِ النلذيدن آدمهنوُا اتنهقوُا ن‬


‫اد دوهقوُهلوُا قدموُال دسلديادا‬

‫اد دودرهسوُلدهه فدقدمد دفاِدز فدموُازا دعلظياماِ أدنماِ بدمعهد‬


‫صللمح لدهكمم أدمعدماِلدهكمم دويدمغفلمر لدهكمم هذهنوُبدهكمم دودممن يهلطلع ن‬
‫يه م‬

Memasuki hari-hari akhir ramadhan, pada tempatnya kita melakukan introspeksi, pada tempatnya kita
melakukan evaluasi.

Kalau bulan Ramadhan ibarat bulan kawah canddra dimuka, dimana kita dilatih digembleng digojlog jiwa
kita ini…. Maka… seorang petinju masuk latihan,.... keluar latihan tentu saja tinjunya makin hebat,

seorang petenis masuk latihan, keluar latihan tenisnya makin hebat, itu...... atlit,

kalau latihan tiap hari tapi main kalah terus!... orang kan menilai “ buat apa latihan bung kalau mainya
kalah terus” !...

Sepanjang Ramadhan ! sebulan penuh kita digojlog, digembleng, dilatih, untuk apa !!? menghadapi
hidup sebelas bulan sesudahnya. Kalau setelah ramadhan kita kalah lagi oleh syetan, kalah lagi oleh iblis,
alamat latihan kita di bulan ini ! … tidak membawa hasil yang diharapkan.

Nah , sebagai bagian dari introspeksi itu , pada kesempatan ini,.. saya ingin menyampaikan sebuah
hadits,… yang memberikan gambaran kepada kita, bahwa lagi-lagi ibadah pada dasarnya merupakan satu
totalitas, satu keutuhan, yang satu berkait dengan yang lain.

Satu hari ketika sedang kumpul dengan para sahabat, baginda Rasulillah shalallaahi ‘alaihi wa alihi
wassallam, bertanya kepada para sahabat,

‫أدتدمدهرمودن دماِ املهممفلل ه‬


‫س‬

sahabat- sahabat sekalian, kalian tahu, siapa sih orang yang bangkrut itu ? orang yang sial, orang yang
tidak beruntung ! siapa mereka ?
bangkrut, sial, tidak beruntung, merugi, kalimat yang kita, mendengarnya saja sudah risih, apalagi
mengalaminya.

Semua kita ingin menghindar dari kebangkrutan, kerugian, kesialan !, nah nabi bertanya itu kepada
sahabat, tahu nggak kamu siapa orang yang bangkrut, orang yang sial, orang yang tidak beruntung !

macam-macamlah jawaban para sahabat ketika itu. Ada yang menjawab :

‫ادملهممفلل ه‬: ْ‫دياِ درهسموُل‬


‫س فلميدناِ دممن لد لدمرهددم لدهه دولد دمدتاِدع‬

menurut pendapat kami ya rasul, orang bangkrut, orang sial, orang tidak beruntung itu man la dirhama
lahu wala mata’ , orang yang tidak punya uang , dan tidak punya harta,

apalagi macam mau lebaran macam begini, orang yang tidak punya uang dengan orang yang punya uang,
janganlah gaya hidupnya gaya jalannya saja lain,

Uang itu katanya raja !! katanyaa!! …. Lidah yang paling pasih untuk bicara!, “uang”!!,

senjata yang paling ampuh kemedan perang !! , “uang”!!,

urusan macet dibicarakan dengan lidah, bicarakan dengan uang!! Tokcer!..... meriampun tidak akan
bunyi kalau ditutup dengan uang !!. dan begitu seterusnya. Begitu jawaban sebagian sahabat, dan
begitu juga pandangan banyak kita sekarangg ini.

Begitulah memang, bahwa matrealisme, hedonism, menggiring kita untuk menilai seseorang dari
penampilan, maka berpayah-payahlah kita menghabiskan sejumlah dana, untuk mengurus penampilan
ini.

Pengusaha tidak bonafit kalau menandatangani kontrak tidak pakai jam tangan rolex, pulpennya
mont blanc,sepatunya wah, mobilnya wah!! Bajunya wah !! dasinya wahh !! begitulah kebanyakan kita
sekarang ini.

Berpacu menata penampilan. Orang yang bangkrut !! yang tidak mempunyai itu semua!! Tidak punya
uang, tidak punya harta, hidup Cuma sekedar mengumpulkan keinginan-keinginan... dan seterusnya.

Mendengar jawaban ini ,Rasul senyum “ ndaa… bukan iitu orang bangkrut, bukan yang tidak punya uang,
bukan yang tidak punya harta….

ِ‫س لممن أهنملتي‬


‫إلنن املهممفلل د‬

Orang yang bangkrut, yang sial, yang rugi dari golongan umatku sendiri, renungkan ini … umatkuuu, tidak
usah cerita Yahudi, Nasrani, umatku yang akan bangkrut, siapa mereka ?!

‫ُدماِيدأملتيِ يدموُدم املقلدياِدملة بل د‬،


‫دو ل‬, ‫صلدسة‬
‫دودزدكاِسة‬, ‫صدياِسم‬
Yaitu Orang-orang yang besok di hari kiamat ! dia datang menghadap Allah dengan membawa pahala
sholat, Tuhan inilah pahala sholat saya, karena memang di dunia dia tukang sholat. Ini sholat yang
wajib,ini sholat yang sunnah, rawatibnya, nawafilnya

‫صدياِسم‬
‫دو ل‬

Dia juga datang menghadap Allah dengan membawa pahala puasa, puasa wajib Ramadha, puasa sunnah
senin kamis, puasa sepuluh hari syawal, puasa Rojab, dan begitu seterusnya

‫دودزدكاِسة‬

Dia juga datang dengan membawa pahala zakat karena di dunia dia juga bayar zakat, suka shodaqoh dan
sesterusnya.

Disatu sisi, dia datang menghadap Allah membawa pahla pahala seluruh ibadahnya , ya sholat , ya puasa
, ya zakat.

Cuma sayaaang kata nabi ! dilain pihak dia datang juga membawa kesalahan!!, kesalahan apa ??

‫دويدأملتيِ قدمد دشتددم ههدذا‬

Dia juga datang bawa kesalahan, karena waktu hidup dia pernah mencaci maki orang lain

‫دشتددم ههدذا‬

Pernah mencaci maki orang lain !!

‫ف ههدذا‬
‫ُدوقددذ د‬،

Pernah memfitnah orang lain !!

‫ُدوأددكدل دماِدلْ ههدذا‬،

Pernah memakan harta orang dengan cara yang bathil !!

‫ك دددم ههدذا‬
‫ُدودسفد د‬،

Pernah mengalirkan darah orang lain tanpa alasan yang benar !!

Kalau ini yang terjadi!! Bagaimana nasib ?!!

Disatu sisi datang membawa pahala ibadah kepada Allah, dilain sisi datang membawa kesalahan karena
pernah menyakiti orang lain.

Kalau inilah yang terjadi !! makaaa kata nabi, ketika dia sedang asyik…. lapor, Tuhan ini pahala sholat
saya, datang orang lain, sebentar dulu Tuhan, dia memang ahli sholat, tapi saya pernah dicaci maki di
depan orang banyak tanpa alasan yang benar, hancur hati saya, di dunia saya tidak bisa menuntut dia
karena posisinya lebih tinggi, disini saya mau nuntut keadilan. “ Benar orang ini pernah kau caci maki ? ,
iya Tuhan, “ tanpa salah ? , iya Tuhan, “ Cuma untuk menunjukkan prestasimu sebagai orang besar, orang
berpengaruh, orang berwibawa, enak saja kau caci maki orang di depan orang banyak”? , iya Tuhan , “
Sini, pahla sholatmu, berikan kepada orang yang kau caci maki itu, pahla sholatmu, berikan kepada orang
yang kau caci maki itu.

Lalu ..... Tuhan inilah pahla puasa saya, datang lagi orang, sebentar Tuhan, dia memang tukang puasa,
tapi saya pernah difitnahnya, tercoreng arang di dahi, rusak nama saya, hancur privaci saya, saya ndak
bisa kemana-mana lagi dalam hidup ini, saya menuntut keadilan karena di dunia saya tidak berani, “
Benar kau pernahh fitnah dia ?”, ya Tuhan, “ Kau tahu lidah itu kecil bentuknya, besar akibatnya, akibat
ulahmu memfitnah dia, hancur namanya, tercoreng arang di dahinya, kemanapun dia pergi tidak
sanggup lagi mengembangkan diri !, ya Tuhan, “Ayo pahla puasamu , berikan orang yang kau fitnah itu”!

Tuhan ini ini pahala zakat saya, datang lagi orang, Sebentar Tuhan, dia memang bayar zakat, tapi dia
pernah memakan harta saya dengan cara yang zhalim, menggelapi uang negara, menggelapi uang anak
yatim, menggelapi uang wakaf dan lain sebagainya. Di dunia tidak ada yang bisa menuntut, karena
dengan uangnya dia bisa menyumpal hakim, dia bisa beli keadilan, dia bisa beli hukum. karena kata
orang di dunia banyak pengadilan, tapi sulit mencari keadilan, Pengadilan banyak, keadilan yang sulit,
saya menuntut keadilan!! . “ Benar orang ini pernah kau makan hartanya dengan cara yang zhalim ?”, iya
Tuhan, “ Sini pahala zakatmu kau berikan kepada orang yang kau makan hartanya dengan cara yang
zhalim, inilah nasib

‫ُ قدمبدل أدمن يدمق د‬،‫ت دحدسدناِتههه‬


. ‫ضىَ دماِ دعلدميله‬ ‫ُفدإ لمن فدنليد م‬،

Kalau habis sudah pahala ibadahnya, diberikan kepada orang, sedangkan yang menuntut masih banyak,
orang yang dia zhalimi masih banyak, orang yang ia makan hartanya dengan zhalim masih banyak, orang
yang dia fitnah masih banyak.

Apa yang terjadi ?? !

‫أهلخدذ لممن دخ د‬
‫طاِدياِههمم‬

Kesalahan dan dosa orang yang dia fitnah, dia caci maki, dia makan hartanya, ! diambil ! diberikan
kepadanya, dan pada akhirnya

. ‫ثهنم طهلردح لفيِ النناِلر‬

Diberikanlah dia, dilemparkanlah dia ke neraka. Sudah pahala dipreteli, dosa diberikan pula.

Ini kan bangkrut, ini kan sial namanya, ini kan tidak beruntung namanya. Ibarat orang dagang, sudah
modal habis , tagihan hutang masih datang teruus. Wajar kalau akhirnya kita terkena perkara !

Oleh karenanya kita melakukan introspeksi ! , evaluasi ! “ sudah baik hubungan kita dengan Allah di
Ramadhan ini, al hamdulillah, mari kita melirik bagaimana hubungan kita dengan sesama manusia ?.
semoga evaluasi ini memberikan sebuah arah yang memperbaiki habluminallah, dan habluminannas
kita, hubungan vertikal dan hubungan horizontal.
‫ت دواليذمكلر املدحلكميلم ‪ ,‬أدقهموُهلْ قدموُللميِ هددذا دوأدمستدمغفلهر ا دللميِ دولدهكمم دوللدكاِفدلة املهممسلللمميدن‬
‫ك اه للميِ دولدهكمم فلميِ املقهمرالن املدعلظميلم ‪ ,‬دوندفددعنلميِ دوإلنياِهكمم بلدماِ فلميله لمدن مالددياِ ل‬
‫دباِدر د‬
‫ه‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫د‬
‫ب ‪ ,‬فاِمستدغفلهرموهه إلنهه ههدوُ الدغفموُهر النرلحميهم‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫ه‬
‫لممن كيل ذن س‬

Anda mungkin juga menyukai