Ringkasan Jurnal
Ringkasan Jurnal
Coli pada alat makan (Studi pada lapas klas I Kedungpane Kota Semarang)
Metpen: pendekatan Cross sectional
Perhitugan total angka bakteri pada alat makan menggunakan TPC
Identifikasi E.Coli dengan metode IMVC (Indol Methyl Red Voges Proskauer Citrate)
Independen : kondisi kesehatan, kebersihan tangan, teknik pencucican peralatan
makan, teknik pengeringan alat mkana, teknik penyimpanan alat makan
Dependen : total angka bakteri, dan keberadaan E. Coli
82 sampel dipilih dengan Insidental Sampling
Hasil :
Kondisi kesehatan, Kebersihan tangan dan teknik pengeringan alat makan
TIDAK BERHUBUNGAN dengan kontaminasi E.Coli
Teknik pencucian alat makan BERHUBUNGAN dengan kontaminasi E. Coli
(teknik pencucian yg buruk 4,6 kali lebih berisko terkontaminasi E.Coli)
Teknik penyimpanan alat makana BERHUBUNGAN dengan kontaminasi E.
Coli (3,2 kali lebih berisiko)
Kondisi kesehatan BERHUBUNGAN dengan total angka bakteri (59 kali
berisiko)
Kebersihan tangan BERHUBUNGAN dengan total angka bakteri (3,8 kali
lebih berisiko)
Teknik pencucian alat makan BERHUBUNGAN dengan total angka bakteri
(4,9 kali lebih berisiko)
Teknik pengeringan alat makan BERHUBUNGAN dengan total angka bakteri
(3,5 kali lebih berisiko)
Teknik penyimpanan alat makan BERHUBUNGAN dengan total angka bakteri
Bakteri e.coli pada alat makan disebabkan karena teknik pencucian tidak dilakukan
menggunakan air mengalir, penggunaan spon yang lebih dari 3 kali pemakaian dan
tidak diganti
2. Hubungan Depresi, Asupan, dan Penampilan Makanan dengan Sisa Makan Pagi Pasien
Rawat Inap (Studi di Rumah sakit Islam Jemursari Surabaya)
Penelitian observational dengan studi cross sectional
47 sampel terpilih dengan simple random sampling
Pengumpulan data: penimbangan sisa makan pagi, wawancara keadaan psikis,
asupan makan, penampilan makan pagi
Instrumen : form sisa makan, kuesioner HADS (Hospital anxiety and Depression
Scale), form recall 24 jam, form pertanyaan tertutup tentang presepsi pasien
trhadap penampilan makanan
Sisa makanan = 25,1%, penyumpang sisa makanan terbesar adalah sayur (34,3%)
ADA HUBUNGAN YG SIGNIFIKAN antara depresi dengan sisa makanan pagi
Rumus perhitungan energi dan protein menggunakan broca
ADA HUBUNGAN antara asupan energi dengan sisa makan pagi. Asupan energi
sedikit, sisa makan semakin banyak
TIDAK ADA HUBUNGAN antara asupan protein dengan sisa makan pagi.
ADA HUBUNGAN antara asupan protein lauk hewani pagi dengan sisa makan pagi
TIDAK ADA HUBUNGAN antara asupan protein lauk nabati pagi dengan sisa makan
pagi
Penampilan : warna, besar porsi dan cara penyajian.
TIDAK ADA HUBUNGAN antara penampilan dengan sisa makanan secara kesluruhan
TIDAK ADA HUBUNGAN antara kepuasan besar porsi dengan sisa makanan
TIDAK ADA HUBUNGAN antara cara penyajian setiap jenis makanan dengan sisa
makanan pagi setiap jenisnya
Kelemahan : penyebab sisa makanan bisa dari mutu makanan yg lain seperti cita rasa
3. Suhu Makanan dan Sisa Makanan Pasien Dewasa Diet Lunak di Rawat Inap Penyakit dalam
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Penelitian explanatory research dengan pendekatan cross sectional
33 sampel dengan teknik pengambilan konsekutif sampling (pencocokan)
Kriteria inklusi : pasien dewasa usia 21 – 60 tahun, berada di rumah sakit,
mendapatkan makanan dari rs minimal satu hari penuh, bersedia jd sampel
Kriteria eksklusi : responden selesai dari perawatan rs dan perubahan bentuk
makanan
Sisa makanan diukur pada setiap waktu makan dengan menggunakan metode recall
selama 3 hari penelitian
Sisa makanan yang paling banyak pada sayur
TIDAK ADA HUBUNGAN antara suhu makanan dengan sisa makanan
ADA HUBUNGAN antara suhu makanan dengan sisa makanan menu sayur