Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIK KONSELING KELOMPOK

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Anggota Kelompok:
1. Al Muna (160620076)
2. Cut Nurridha Wulandari (160620099)
3. Femy Shavira (160620093)

Dosen Pembimbing :
Rahmia Dewi, S.Psi., M.Psi

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2020
LAPORAN PRAKTIK KONSELING KELOMPOK

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah


Konseling Individu

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Anggota Kelompok:
1. Al Muna (160620076)
2. Cut Nurridha Wulandari (160620099)
3. Femy Shavira (160620093)

Dosen Pembimbing :
Rahmia Dewi, S.Psi., M.Psi

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan karunia yang selalu dilimpahkan-nya, sehingga dapat menyelesaikan
laporan praktik Konseling Kelompok. Pertolongan dan petunjuk-Nya merupakan
kasih sayang yang tercurahkan kepada penulis untuk menggapai keberhasilan
dalam menyelesaikan karya sederhana ini. Penyusunan laporan ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk kelulusan mata kuliah
Konseling Individu.
Segala hambatan, rintangan, suka maupun duka dalam penyelesaian
laporan ini adalah suatu hikmah yang sangat berarti bagi penulis. Serta tidak lupa,
peneliti ingin mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Safuwan, S.Ag., M.Psi, selaku ketua Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Unimal.
2. Ibu Ella Suzanna, S.Psi., M.HSc, selaku sekretaris Program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran Unimal.
3. Ibu Rahmia Dewi, S.Psi., M.Psi, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Konseling Individu.
4. Ibu Rohama, selaku wakil kepala sekolah dari SMK Negeri 4
Lhokseumawe.

Reulet, 12 Januari 2020


Penyusun

Kelompok 4
P R A T I K (I)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id

INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama (inisial) :
Alamat (inisial) :
Usia : tahun

Menyatakan bersedia dan menyetujui dengan secara sukarela tanpa ada


unsur paksaan dari siapapun,untuk memberikan informasi pengambilan data dan
berpartisipasi pada konseling individu psikologi, dalam proses praktikum
psikologi yang dilakukan oleh,
Nama Pemeriksa :
NIM :

Demikian pernyataan ini saya buat, karena pemeriksa juga telah


menjelaskan tentang wawancara psikologi ini, beserta dengan tujuan dan
manfaatnya. Saya mengerti bahwa identitas diri dan juga informasi yang saya
berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh pemeriksa dan hanya digunakan untuk
tujuan praktikum saja.
Reulet , ,2019

(.........................)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id

INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama (inisial) :
Alamat (inisial) :
Usia : tahun

Menyatakan bersedia dan menyetujui dengan secara sukarela tanpa ada


unsur paksaan dari siapapun,untuk memberikan informasi pengambilan data dan
berpartisipasi pada konseling individu psikologi, dalam proses praktikum
psikologi yang dilakukan oleh,
Nama Pemeriksa :
NIM :

Demikian pernyataan ini saya buat, karena pemeriksa juga telah


menjelaskan tentang wawancara psikologi ini, beserta dengan tujuan dan
manfaatnya. Saya mengerti bahwa identitas diri dan juga informasi yang saya
berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh pemeriksa dan hanya digunakan untuk
tujuan praktikum saja.
Reulet , ,2019

(.........................)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id

INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama (inisial) :
Alamat (inisial) :
Usia : tahun

Menyatakan bersedia dan menyetujui dengan secara sukarela tanpa ada


unsur paksaan dari siapapun,untuk memberikan informasi pengambilan data dan
berpartisipasi pada konseling individu psikologi, dalam proses praktikum
psikologi yang dilakukan oleh,
Nama Pemeriksa :
NIM :

Demikian pernyataan ini saya buat, karena pemeriksa juga telah


menjelaskan tentang wawancara psikologi ini, beserta dengan tujuan dan
manfaatnya. Saya mengerti bahwa identitas diri dan juga informasi yang saya
berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh pemeriksa dan hanya digunakan untuk
tujuan praktikum saja.
Reulet , ,2019

(.........................)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id

INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama (inisial) :
Alamat (inisial) :
Usia : tahun

Menyatakan bersedia dan menyetujui dengan secara sukarela tanpa ada


unsur paksaan dari siapapun,untuk memberikan informasi pengambilan data dan
berpartisipasi pada konseling individu psikologi, dalam proses praktikum
psikologi yang dilakukan oleh,
Nama Pemeriksa :
NIM :

Demikian pernyataan ini saya buat, karena pemeriksa juga telah


menjelaskan tentang wawancara psikologi ini, beserta dengan tujuan dan
manfaatnya. Saya mengerti bahwa identitas diri dan juga informasi yang saya
berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh pemeriksa dan hanya digunakan untuk
tujuan praktikum saja.
Reulet , ,2019

(.........................)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id

INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama (inisial) :
Alamat (inisial) :
Usia : tahun

Menyatakan bersedia dan menyetujui dengan secara sukarela tanpa ada


unsur paksaan dari siapapun,untuk memberikan informasi pengambilan data dan
berpartisipasi pada konseling individu psikologi, dalam proses praktikum
psikologi yang dilakukan oleh,
Nama Pemeriksa :
NIM :

Demikian pernyataan ini saya buat, karena pemeriksa juga telah


menjelaskan tentang wawancara psikologi ini, beserta dengan tujuan dan
manfaatnya. Saya mengerti bahwa identitas diri dan juga informasi yang saya
berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh pemeriksa dan hanya digunakan untuk
tujuan praktikum saja.
Reulet , ,2019

(.........................)
KONSELING KELOMPOK

HARI/TANGGAL : SABTU, 23 NOVEMBER 2019


TAHUN AJARAN : 2019
TEMPAT : SMK NEGERI 4 LHOKSEUMAWE
NAMA PEMBIMBING : BU RAHMANIA DEWI, S.Psi., M.Psi.

Data Anggota Kelompok Konseling


Nama Kelas Keterangan
Syahrul Maulana X Hadir
Muhammad Fazil X Hadir
Rizky Maulana X Hadir
M. Rizky Al Furqan X Hadir
Zul Fahmi XI Hadir

Nama Pembimbing :
Nama Tugas Keterangan
Al Muna Observer Tidak Hadir
Cut Nurridha Wulandari Konselor Hadir
Femy Shavira Co-Konselor Hadir

Topik Permasalahan
Hanya dapat terungkap permasalahan dari tiga anggota yang dikarenakan
satu anggota masih tertutup atau kurang terbuka dan satu anggota lagi keluar di
tengah-tengah sesi konseling. Sehingga di dapatkan dua topik permasalahan dari
ketiga anggota tersebut yaitu: topic permasalahan pertama didapatkan dari MF
dan MR yang mengenai motivasi belajar sedangkan topik permasalahan kedua
didapatkan dari SM yang merasa tidak dihargai oleh orang-orang yang berada di
sekitarnya.
Upaya yang telah dilakukan
Pada pertemuan pertama, kami belum bisa melakukan banyak upaya yang
diberikan kepada anggota kelompok, hal tersebut di akibatkan karena beberapa
kendala selama proses konseling yaitu seperti beberapa anggota kelompok masih
belum terbuka kepada konselor, dikarenakan oleh rasa takut yang nantinya akan
menjadi bahan lelucon untuk teman-temannya dan tidak hanya itu saja anggota
kelompok juga takut jika konselor menyampaikan kepada gurunya. Selain itu
selama proses konseling kelima anggota tidak datang dalam satu waktu
bersamaan, sehingga konselor harus menggulang-ulang pendekatan dengan
anggota yang baru bergabung di dalam kelompok. Sehingga upaya yang telah
dilakukan yaitu menanyakan mengenai pengalaman-pengalaman di masa SMP
dan menunjukkan perbedaan pada saat mereka sudah SMK. Dan tidak hanya itu
saja kami juga menanyakan secara rinci mengenai lingkungan orang-orang yang
barada di sekitar mereka.

Refleksi Konselor/ Alternative Solusi


Berdasarkan proses konseling yang telah dilakukan, maka refleksi dari
konselor adalah dengan mencoba untuk menggali informasi-informasi mengenai
topik dari permasalahan anggota, dan memberikan beberapa motivasi kepada MF
dan MR agar dapat meningkatkan kembali motivasi belajarnya sehingga dapat
berprestasi seperti pada saat SMP. Sedangkan untuk SM kami masih berusaha
untuk menggali informasi, dikarenakan SM masih belum terbuka atau sedikit
tertutup, tetapi konselor juga suda mencoba memberikan beberapa pengertian
kepada dirinya bahwasanya ada suatu permasalahan dalam proses pertemanan
yang dijalin oleh SM, dikarena SM tidak memiliki teman dekat di SMK beda
halnya ketika SM berada diluar lingkungan sekolah.

Pendekatan Psikologis yang digunakan


Pendekatan yang kami gunakan adalah pendekatan kognitif yaitu berusaha
untuk lebih mengutamakan sesuatu dalam diri manusia, keseluruhan dari pada
hanya bagian-bagian, peranan kognitif, kondisi, keadaan atau waktu sekarang,
keseimbangan pada diri manusia dan insight (mengerti dan memahami) dari diri
mereka sendiri. Setelah individu dapat memiliki pemahaman yang mendetail
mengenai dirinya, yaitu berupa hal yang baik untuk dilakukan dan tidak baik
untuk dilakukan maka tingkah laku mereka memiliki kemungkinan yang sangat
besar untuk dapat lebih mengarah kepada tingkah laku yang positif dan
meninggalkan tingkah laku yang negatif. Pendekatan tersebut yang kami pilih
dan dijalankan karena tingkah laku yang dimunculkan oleh manusia dalam
kehidupannya sehari-hari selalu diawali oleh proses berpikir terlebih dahulu.

Sasaran yang ingin dicapai


Sasaran yang ingin dicapai dalam proses konseling ini adalah mereka
memiliki pemahaman secara mendalam mengenai dirinya sendiri terutama
mengenai kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing dalam diri
mereka sendiri, dan lebih bisa memahami akibat yang ditimbul oleh
permasalahan-permasalahan yang mengganggu sehingga mereka dapat secara
perlahan merubah pandangan para guru mengenai dari mereka yang awalnya
negatif menjadi kearah yang lebih positif. Kami ingin mencapai sasaran tersebut
karena anggota kelompok yang terdiri dari MF, MR, dan SM yang memiliki
kemampuan-kemampuan akademik dan diluar akademik yang baik. Dan juurusan
yang diambil merupakan minat dari mereka sendiri, sehingga sangat besar
kemungkinannya untuk mereka dapat berprestasi dan memiliki perilaku yang di
pandang positif oleh para guru.

Strategi Penyelesaian
Untuk dapat mencapai sasaran sebelumnya maka kami mempunyai
beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu:
 Mencoba untuk meminta kepada anggota kelompok untuk mengingat
kembali prestasi-prestasi yang pernah mereka capai ketika masih
bersekolah di SMP.
 Minta membandingkan posisi atau keadaan mereka saat ini kemasa yang
akan datang.
 Lalu konselor akan menjadikan keunggulan-keunggulan mereka baik dari
akademik maupun non akademik untuk dijadikan motivasi bagi mereka
kedepannya.
 Meminta kepada mereka untuk memikirkan perilaku yang kurang baik
atau nakal yang ditampilkan disekolah sehingga pihak sekolah memanggil
orangtua, apakah perilaku yang mereka lakukan itu baik atau tidak. Serta
meminta mereka untuk membayangkan apa yang akan dilakukan oleh
orangtua mereka jika mengetahui bahwa anaknya memiliki stigma “anak
yang sangat bandel di sekolah”.
 Memberikan beberapa psikoedukasi mengenai pentingnya memperlajari
teori terlebih dahulu sebelum melakukan praktek dilapangan.

Hasil yang dicapai


Pada konseling pertemuan pertama yang telah kami lakukan, maka hasil
yang bisa dicapai hanya mengenai beberapa informasi yang disampaikan oleh
anggota kelompok mengenai permasalahan yang dimilikinya yaitu kami harapkan
nantinya dapat membuat mereka memiliki sedikit pemahaman mengenai mengapa
mereka diberikan stigma negatif di sekolah.

Rencana Tindak Lanjut


Pertemuan selanjutnya kami akan mencoba untuk kembali membangun
kepercayaan pada anggota kelompok terlebih dahulu sehingga dapat
mempermudah proses konseling berlansung. Selanjutnya baru kami akan
mengunakan tahapan-tahapan atau startegi yang telah dipaparkan sebelumnya.
LEMBAR OBSERVASI

Aspek Hasil Proses Konseling Kelompok

Partisipasi Semua siswa kurang aktif dalam konseling kelompok,


Kelompok mereka tidak mau terbuka dengan masalah mereka.

Dinamika Konseling kelompok berlangsung dengan baik hanya ada


Kelompok beberapa siswa yang masih malu dan suka menunduk saat
menjawab beberapa pertanyaan dari konselor dan ada yang
merasa malu dengan teman-teman satu kelompoknya, mereka
takut diejek-ejek setelah konseling selesai dan meeskipun
mereka terlihat grogi dengan tersenyum sambil
menundukkan kepala mereka, ada juga pertanyaan yang
langsung mereka jawab tanpa ragu meskipun menatap ke
arah teman-temannya dulu.

Interaksi Interaksi yang terjadi didalam konseling kelompok pada awal


Kelompok pertemuan diawali dengan perkenalan satu persatu dari klien,
menanyakan keadaan dan kesediaan klien untuk dikonseling,
serta menanyakan identitas setiap klien, serta dilanjutkan
dengan apa pengalaman menyenangkan dan mengalaman
yang tidak menyenangkan yang mereka alami. hingga
berlanjut ke permasalahan mereka disekolah dan
permasalahan keluarga.

Suasana Suasana dalam konseling kelompok sangat riuh, sebagian


Kelompok klien sangat suka berbicara humor dan tertawa dengan nada
besar dan ada juga yang diam dan menunduk.

Penampilan Ada 3 klien yang terlihat rapi dalam konseling kelompok,


klien memakai seragam sekolah yang rapi dan bersih
sedangkan klien yang lainnya terlihat kurang rapi dengan
menggunakan seragam sekolah tetapi tidak memasukkan baju
sesuai dengan aturan yang diterapkan.

Sikap Sikap klien saat konseling kelompok berlangsung terlihat


sopan dan menghargai posisi seorang konselor walaupun ada
sesekali bercanda yng sedikit berlebihan.
KONSELING KELOMPOK

HARI/TANGGAL : SABTU, 30 NOVEMBER 2019


TAHUN AJARAN : 2019
TEMPAT : SMK NEGERI 4 LHOKSEUMAWE
NAMA PEMBIMBING : BU RAHMANIA DEWI, S.Psi., M.Psi.

Data Anggota Kelompok Konseling


Nama Kelas Keterangan
Syahrul Maulana X Tidak Hadir
Muhammad Fazil X Hadir
Rizky Maulana X Tidak Hadir
M. Rizky Al Furqan X Hadir
Zul Fahmi XI Tidak Hadir

Nama Pembimbing :
Nama Tugas Keterangan
Al Muna - Tidak Hadir
Cut Nurridha Wulandari Observer Hadir
Femy Shavira Konselor Hadir

Topik Permasalahan
Pada pertemuan yang kedua ini hanya dua orang saja yang dapat
mengikuti proses knseling, sehingga topik permasalahan yang akan dibahas yaitu
mengenai motivasi belajar.

Upaya yang telah dilakukan


Pada pertemuan pertama kami sudah melakukan beberapa upaya yaitu
menanyakan berbagai informasi untuk dapat menjadi acuan bagi konselor dalam
melakukan konseling. Sehingga pada pertemuan kedua kami telah dapat
menambah beberapa upaya yang dilakukan seperti mencoba untuk membantu
mereka dalam memahami keadaan mengapa bisa mereka diberikan stigma yang
kurang baik disekolah ,dan mengapa mereka bisa bermalas-malasan dalam
mengikuti pelajaran, serta memberikan kesadaran kepada mereka apakah yang
mereka lakukan itu benar atau salah, tidak hanya itu saja kami juga menanyakan
keinginan mereka kedepannya serta memberikan psikoedukasi.

Refleksi Konselor/ Alternative Solusi


Berdasarkan proses konseling yang telah dilakukan selama dua pertemuan,
maka dapat diketahui bahwasanya MF dan MR merupakan siswa yang berprestasi
saat SMP, MF salah satu siswa yang sering mendapatkan peringkat 1-3 beda
halnya dengan MR yang sering mendapatkan peringkat 1. Sedangkan di jenjang
SMK, mereka belum bisa mengetahui apakah mendapatkan peringkat atau tidak
yang dikarenakan MF dan MR baru duduk dikelas XI yang sebentar lagi
mengikuti ujian semester pada bulan ini. Keduanya juga malakukan rutinitas
seperti bekerja setelah pulang sekolah, MF yang berkerja di kebun orang tua nya
yang melakukan aktifitas seperti memetik sayuran jika waktu panen tiba,
sedangkan MR berkerja di bengkel yang tidak jauh dari rumahnya. Kedua nya
memiliki hobi yang sama yaitu mengkotak-katik mesin motor, dalam pemilihan
jurusan di SMK ini merupakan keinginan mereka sendiri.
Sehingga menurut konselor, mereka memiliki keinginan atau motivasi
yang besar dalam mengikuti pelajaran yang di berikan oleh guru, namun amat
sangat disayangkan hal tersebut terjadi sebaliknya. Setelah dilakukannya
konseling dapat diketahui bahwasanya meraka bermalas-malasan saat mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh guru, hal yang menyebabkan MF dan MR bermalas-
malasan terdapat dua hal yaitu, yang pertama dikarena lingkungan pertemanan
yang kurang baik sehingga mereka sering tidak mengikuit pelajaran, sedangkan
penyebab yang kedua mereka tidak menyukai teori yang diberikan, tetapi yang
mereka inginkan langsung kepada prakte itu sendiri.
Mereka juga mengatakan bahwasanya menyesal dengan sikap yang telah
dilakukan selama ini di lingkungan sekolah yang menyebabkan pihak sekolah
memanggil orang tua. Tetapi keduanya sama-sama tidak memberikan surat
panggilan dari pihak sekolah kepada orangtua mereka. Alasan MF tidak
memberikan surat kepada orang tua dikarenakan tidak ingin dimarahi oleh ibu nya
sedangkan MR tidak memberikan surat pangilan kepada orangtuanya karena takut
jika kondisi ibunya makin menurun yang dikarenakan suatu penyakit yang
diderita selama beberapa tahun belakangan ini. Mereka juga mengatakan bahwa
mereka tidak mau dipanggil orangtua kesekolah untuk kedua kalinya karena
mereka menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang tidak benar.
Menurut konselor dapat di simpulkan dari hasil wawancara bahwasanya
MF dan MR melakukan hal yang kurang baik di sekolah yang disebabkan oleh
lingkungan pertemanan. Dan pada tahap perkembangan juga dapat dilihat bahwa
di usia mereka saat ini memang sedang memiliki keinginan yang cukup besar
untuk dapat mencoba berbagai hal yang menyenangkan dan tidak menyenagkan.

Pendekatan Psikologis yang digunakan


Pendekatan yang kami gunakan adalah pendekatan kognitif yaitu berusaha
untuk lebih mengutamakan sesuatu dalam diri manusia, keseluruhan dari pada
hanya bagian-bagian, peranan kognitif, kondisi, keadaan atau waktu sekarang,
keseimbangan pada diri manusia dan insight (mengerti dan memahami) dari diri
mereka sendiri. Setelah individu dapat memiliki pemhaman yang mendetail
mengenai dirinya yaitu berupa hal yang baik untuk dilakukan dan tidak baik untuk
dilakukan, maka tingkah laku mereka memiliki kemungkinan yang sangat besar
untuk dapat lebih mengarah kepada tingkah laku yang positif dan meninggalkan
tingkah laku yang negatif. Pendekatan tersebut yang kami pilih karena tingkah
laku yang dimunculkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu
diawali oleh proses berpikir terlebih dahulu.

Sasaran yang ingin dicapai


Sasaran yang ingin dicapai dalam proses konseling ini adalah mereka
memiliki pemahaman secara mendalam mengenai dirinya sendiri terutama
mengenai kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh maisng-masing dari
mereka, supaya lebih memahami akibat timbulnya permasalahan-permasalahan
yang mengganggu sehingga mereka dapat secara perlahan merubah pandangan
para guru dari yang negatif menjadi kearah yang lebih positif. Kami ingin
mencapai sasaran tersebut karena dari mereka bertiga memiliki kemampuan
akademik dan diluar akademik yang baik. Jurusan yang diambil merupakan minat
mereka sendiri, sehingga sangat besar kemungkinannya untuk mereka dapat
berprestasi dan memiliki perilaku yang di pandang positif oleh para guru.

Strategi Penyelesaian :
Untuk dapat mencapai sasaran sebelumnya maka kami mempunyai
beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu:
 Mencoba untuk meminta kepada anggota kelompok untuk mengingat
kembali prestasi-prestasi yang pernah mereka capai ketika masih
bersekolah di SMP.
 Minta membandingkan posisi atau keadaan mereka saat ini kemasa yang
akan datang.
 Lalu konselor akan menjadikan keunggulan-keunggulan mereka baik dari
akademik maupun non akademik untuk dijadikan motivasi bagi mereka
kedepannya.
 Meminta kepada mereka untuk memikirkan perilaku yang kurang baik
atau nakal yang ditampilkan disekolah sehingga pihak sekolah memanggil
orangtua, apakah perilaku yang mereka lakukan itu baik atau tidak. Serta
meminta mereka untuk membayangkan apa yang akan dilakukan oleh
orangtua mereka jika mengetahui bahwa anaknya memiliki stigma “anak
yang sangat bandel di sekolah”.
 Memberikan beberapa psikoedukasi mengenai pentingnya memperlajari
teori terlebih dahulu sebelum melakukan praktek dilapangan.

Hasil yang dicapai


Berdasarkan strategi yang dilakukan pada pertemuan kedua beberapa hasil
yang tercapai yaitu:
 MF dan MR bisa menyadari bahwasanya mereka memiliki kemampuan
didalam akademik, terutama jurusan yang mereka pilih merupakan jurusan
yang sangat diminati.
 Mereka juga mengungkapkan bahwasanya menyesal dengan apa yang
telah dilakukan, yang menyebabkan pihak sekolah memanggil orangtua
dan mereka tidak mau hal tersebut terulang kembali
 Dan yang paling penting mereka menyadari bahwa memang benar teori
sangat penting untuk dipelajari agar dapat digunakan pada saat praktek
nantinya.

Rencana Tindak Lanjut


Pertemuan kedua ini merupakan pertemuan terakhir dari sesi proses
konseling, sehingga kami melakukan terminasi dalam konseling ini. Terminasi
yang dilakukan adalah terminasi dengan persetujuan kedua belah pihak yaitu
pertama, pihak kami yang terdiri dari konselor, co-konselor dan observer. Kedua,
pihak dari anggota kelompok yang hadir.
LEMBAR OBSERVASI

Aspek Hasil Proses Konseling Kelompok

Partisipasi Siswa yang aktif didalam konseling kelompok adalah fadli


Kelompok dan furqan

Dinamika Konseling kelompok berlangsung dengan baik hanya ada


Kelompok beberapa hal yang menghambat proses konseling, walaupun
mereka masih merasa enggan dalam penjawab pertanyaan
konselor tetapi sudah mau sedikit terbuka dalam masalah
keluarga mereka.

Interaksi Interaksi yang terjadi didalam konseling kelompok pada awal


Kelompok pertemuan diawali dengan menanyakan kabar mereka dan
sedikit berbasa basi tentang keadaan yang mereka alami.

Suasana Suasana dalam konseling kelompok sangat riuh, sebagian


Kelompok klien sangat suka berbicara lucu dan suka bercanda.

Penampilan Mereka nampak rapi terlihat dari baju segaram sekolah yng
dipakai dan tidak kotor.

Sikap Sikap klien saat konseling kelompok berlangsung terlihat


sopan dan menghargai posisi seorang konselor.
P R A T I K (II)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id

INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama (inisial) :
Alamat (inisial) :
Usia : tahun

Menyatakan bersedia dan menyetujui dengan secara sukarela tanpa ada


unsur paksaan dari siapapun,untuk memberikan informasi pengambilan data dan
berpartisipasi pada konseling individu psikologi, dalam proses praktikum
psikologi yang dilakukan oleh,
Nama Pemeriksa :
NIM :

Demikian pernyataan ini saya buat, karena pemeriksa juga telah


menjelaskan tentang wawancara psikologi ini, beserta dengan tujuan dan
manfaatnya. Saya mengerti bahwa identitas diri dan juga informasi yang saya
berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh pemeriksa dan hanya digunakan untuk
tujuan praktikum saja.
Reulet , ,2019

(.........................)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id

INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama (inisial) :
Alamat (inisial) :
Usia : tahun

Menyatakan bersedia dan menyetujui dengan secara sukarela tanpa ada


unsur paksaan dari siapapun,untuk memberikan informasi pengambilan data dan
berpartisipasi pada konseling individu psikologi, dalam proses praktikum
psikologi yang dilakukan oleh,
Nama Pemeriksa :
NIM :

Demikian pernyataan ini saya buat, karena pemeriksa juga telah


menjelaskan tentang wawancara psikologi ini, beserta dengan tujuan dan
manfaatnya. Saya mengerti bahwa identitas diri dan juga informasi yang saya
berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh pemeriksa dan hanya digunakan untuk
tujuan praktikum saja.
Reulet , ,2019

(.........................)
KONSELING KELOMPOK

HARI/TANGGAL : SELASA, 07 JANUARI 2020


TAHUN AJARAN : 2019/2020
TEMPAT : SMK NEGERI 4 LHOKSEUMAWE
NAMA PEMBIMBING : BU RAHMANIA DEWI, S.Psi., M.Psi.

Data Anggota Kelompok Konseling


Nama Kelas Keterangan
M. Rizky Al Furqan X Hadir
Aldi Afrizal X Hadir

Nama Pembimbing:
Nama Tugas Keterangan
Al Muna - Tidak Hadir
Cut Nurridha Wulandari Observer Hadir
Femy Shavira Konselor Hadir

Topik Permasalahan
Proses konseling kelompok ini hanya memiliki dua orang subjek, yaitu
MR merupakan subjek yang sebelumnya sudah pernah mengikuti proses
konseling dan AA merupakan subjek yang baru mengikuti proses konseling.
Terdapatnya anggota baru, disebabkan karena tidak hadirnya keempat anggota-
anggota yang lain dalam proses konseling yang dilakukan. Sehingga dalam proses
konseling adanya perbedaan pembahasan pada setiap subjek yaitu pertama, pada
subjek MR konselor akan menanyakan mengenai perkembangan dari perilaku nya
setelah pernah mengikuti proses konseling. Kedua, pada subjek AA dapat
dinyatakan bahwa ia memiliki motivasi belajar yang rendah, hal tersebut
sebenarnya merupakan permasalahan yang sama seperti yang di alami oleh subjek
MR. Sehingga dapat disimpulkan bahwa topik permasalahan dalam proses
konseling ini adalah motivasi belajar.
Motivasi belajar rendah yang dimiliki AA yaitu ia menjadi malas untuk
belajar, menulis dan mengikuti pelajaran karena subjek tidak mau untuk belajar
teori karena subjek lebih menyukai pelajaran yang secara langsung melibatkan
dirinya yaitu seperti melakukan praktek-praktek. AA juga memiliki beberapa
pelajaran yang tidak disukai yaitu seperti bahasa indonesia, sejarah, matematika,
simulasi teknologi dan bahasa inggris. Bahkan AA menyatakan bahwa sampai
saat ini ia belum bisa mengambil rapot, dikarenakan terdapat beberapa nilai yang
masih sangat kurang sehingga AA harus melakukan remedial. Motivasi rendah
yang dimiliki AA menyebabkan dirinya sering bolos dari sekolah, hal tersebut
dilakukan bukan hanya karena mengikuti temannya tetapi juga berasal dari
keinginan dirinya sendiri. Keinginan tersebut muncul karena AA menyatakan
bahwa mereka sering tidak ada guru yang mengajar, sehingga ketika tidak ada
guru yang belajar maka mereka akan berlalu lalang di sekolah. AA mengatakan
bahwa dari pada berlalu lalang didalam sekolah maka ia memilih untuk ikut bolos
sekolah bersama teman-temannya.
Perilaku bolos sekolah yang sering dilakukan oleh AA menyebabkan ia
pernah dipanggil oleh guru BP (Bimbingan Konseling). Meskipun hal tersebut
tidak sampai meyebabkan AA harus mendatangkan orangtuanya kesekolah.
Karena pernah dipanggil oleh guru BP, menyebabkan AA merasa menyesal
karena telah bolos sekolah. Karena perasaan menyesal tersebut maka AA sudah
melakukan beberapa upaya untuk dapat mengurangi intensitasnya dalam bolos
sekolah. Sedangkan pada subjek kedua yaitu MR yang memiliki permasalahan
memiliki motivasi rendah dalam proses pembelajaran. Hal tersebut telah
dijelaskan oleh konselor dalam laporan sebelumnya, sehingga dalam sesi
konseling pertemuan ini, kami ingin mengetahui perkembangan permasalahan
yang dialaminya setelah melakukan konseling kelompok.
Tetapi MR menyatakan bahwa rangkingnya pada semester satu kemarin
sangat menurut, yang biasanya MR merupakan anak yang berprestasi yang
mendapatkan rangking 1-3 bahkan pernah mendapatkan juara umum namun pada
saat berada di jenjang SMK subjek mendapatkan rangking 15 dari 40 murid.
Sehingga masih dapat dilihat bahwa MR memiliki penurunan yang sangat jauh
dari sebelumnya, dan dapat dibuktikan berdasarkan pernurunan tersebut bahwa
MR memang memiliki motivasi belajar yang rendah. Akibat motivasi rendah yang
dimiliki oleh MR maka menyebabkan MR juga sering bolos sekolah, hal tersebut
dilakukan karena MR tidak menyukai teori dan sangat menyukai praktek. Karena
sering bolos sekolah, maka pihak sekolah memberikan surat pengantar untuk
kedua orangtua MR untuk dapat menjumpai guru BP. Namun MR tidak
memberikan surat tersebut kepada orangtuanya dan MR juga menyatakan bahwa
ia menyesal karena sudah sering bolos sekolah.

Upaya yang telah dilakukan


Pada bagian ini konselor akan menjelaskan mengenai upaya yang telah
dilakukan oleh subjek dan konselor dalam topik permasalahan tersebut. Pada
pertemuan pertama konselor sudah melakukan beberapa upaya yaitu menanyakan
berbagai informasi untuk dapat menjadi acuan bagi konselor dalam melakukan
konseling. Sehingga pada pertemuan kedua kami telah dapat menambah beberapa
upaya yang dilakukan seperti mencoba untuk membantu mereka dalam
memahami keadaan mengapa bisa mereka diberikan stigma yang kurang baik
disekolah, dan mengapa mereka memiliki motivasi rendah dalam mengikuti
pelajaran, serta memberikan kesadaran kepada mereka apakah yang mereka
lakukan itu benar atau salah, tidak hanya itu saja kami juga menanyakan
keinginan mereka kedepannya serta memberikan psikoedukasi.
Sedangkan untuk upaya yang telah dilakukan oleh AA selama ini untuk
dapat meningkatkan motivasi belajarnya sehingga akan mengurangi intensitasnya
dalam melakukan bolos sekolah yaitu mencoba untuk mulai mau belajar dan
menulis di sekolah, dan tetap berada disekolah meskipun tidak ada guru yang
masuk ke dalam kelas. Walaupun menurut AA upaya yang telah dilakukan
tersebut belum memberikan dampak yang positif bagi dirinya. Ditambah dengan
AA belum bida mendapatkan rapot nya, maka AA akan terus menjumpai guru-
guru yang bersangkutan untuk dapat melakukan remedial hingga memenuhi nilai
yang telah ditentukan sehingga bisa mendapatkan rapot.
Upaya yang telah dilakukan oleh MR dalam menghadapi permasalahan
yang dialaminya yaitu sudah mulai mencoba untuk kembali belajar tidak hanya
disekolah tetapi juga dirumah. Selain itu MR juga mengatakan bahwa pada
semester ini ia tidak mau bolos sekolah lagi, hal tersebut disebabkan karena MR
mengalami punurunan nilai yang sangat jauh dari nilai biasanya yang didapatkan
oleh MR. Untuk sejauh ini menurut MR, upaya yang dilakukan tersebut sudah
memberikan dampak yang positif hal tersebut juga mengalami perubahan secara
perlahan setelah melakukan konseling sebelumnya.

Refleksi Konselor/ Alternative Solusi


Situasi dan kondisi yang dialami subjek berdasarkan yang disampaikan oleh
subjek, maka dapat dilihat bahwa kedua subjek memiliki permasalahan dalam
bidang pendidikan yaitu adanyamotivasi rendah dalam belajar. Permasalahan
yang dialaminya sudah kurang lebih hampir 1 tahun, selama kedua subjek berada
di jenjang SMK. Permasalahan tersebut mengakibatkan beberapa hal terhadap
kedua subjek yaitu pada subjek pertama menyebabkan MR dipanggil orangtua
kesekolah, mengalami penurunan nilai yang sangat berbeda dari sebelumnya dan
menyesal ketika sudah melakukan beberapa kegiatan yaitu seperti bolos sekolah.
Sedangkan pada subjek kedua yaitu menyebabkan AA tidak dapat mengambil
rapot, dan menyesal ketika bolos sekolah. Tetapi kedua subjek telah melakukan
beberapa upaya untuk mengatasi permasalahannya yaitu seperti mencoba untuk
belaja baik dirumah maupun disekolah, mengerjakan tugas dan mengurangi
intensitas dalam bolos sekolah.
Kedua subjek juga sudah melakukan beberapa upaya untuk dapat mengatasi
permasalahannya namun menurut MR upaya yang dilakukan tersebut sudah
efektif terhadap dirinya apalagi setelah melakukan konseling sebelumnya.
Sedangkan menurut AA upaya yang dilakukan belum memberikan dampak positif
kepada dirinya karena baru saja dilakukan dalam beberapa hari ini. Meskipun
upaya yang dilakukan oleh AA belum memberikan dampak yang positif bagi
dirinya, tapi jika AA melakukannya dengan konsisten pasti upaya yang dilakukan
oleh AA akan berdampak positif. Karena menurut pandangan konselor, kedua
subjek memang memiliki keinginan yang kuat untuk dapat berubah karena
meskipun mereka bolos sekolah dan tidak mau belajar tapi mereka merasa
menyesal. Dengan perasaan menyesal yang mereka miliki maka akan
menyebabkan mereka berusaha untuk berubah. Karena mereka merupakan anak
yang berprestasi namun perilaku-perilaku yang dimunculkan tersebut menurut
konselor, karena ada beberapa mekanisme yang dilakukan oleh sekolah tidak
sesuai dengan mereka dan faktor lingkungan merupakan faktor yang paling utama
dalam mereka melakukan hal-hal tersebut.
Sehingga berdasarkan proses konseling yang telah dilakukan, maka refleksi
dari konselor adalah dengan mencoba untuk menggali informasi-informasi yang
kurang mengenai topik dari permasalahan anggota, memberikan beberapa
motivasi kepada AA dan MR agar dapat meningkatkan motivasi belajar supaya
menjadi siswa yang berprestasi dan memberikan psikoedukasi mengenai motivasi
belajar dan mengenai perilaku-perilaku yang tidak seharusnya dilakukan ketika
masih berada pada jenjang sekolah menengah atas.

Pendekatan Psikologis yang digunakan


Pendekatan yang kami gunakan adalah pendekatan kognitif yaitu berusaha
untuk lebih mengutamakan sesuatu dalam diri manusia, keseluruhan dari pada
hanya bagian-bagian, peranan kognitif, kondisi, keadaan atau waktu sekarang,
keseimbangan pada diri manusia dan insight (mengerti dan memahami) dari diri
mereka sendiri. Teori konseling kognitif berfokus pada proses mental dan
pengaruhnya pada kesehatan mental dan tingkah laku. Landasan umum dari
semua pendekatan kognitif adalah apa yangdipikrkan manusia sangat menentukan
bagaimana mereka berperilaku dan merasakan (Beck & Weishat, 2008). Setelah
individu dapat memiliki pemahaman yang mendetail mengenai dirinya, yaitu
berupa hal yang baik untuk dilakukan dan tidak baik untuk dilakukan maka
tingkah laku mereka memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk dapat lebih
mengarah kepada tingkah laku yang positif dan meninggalkan tingkah laku yang
negatif. Pendekatan tersebut yang kami pilih dan dijalankan karena tingkah laku
yang dimunculkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu diawali
oleh proses berpikir terlebih dahulu. Tujuan dari konseling kognitif menurut Garth
J. Blacham ada dua macam, yaitu: pertama, mendemonstasikan kepada klien
bahwa berkata-kata pada diri sendiri adalah akibat adanya gangguan, oleh karena
itu setiap klien harus mampu lari dan keluar dari gangguan itu, dan menolak
semua ide-ide dan pemikiran yang tidak logis dari manusia. Selanjutnya tujuan
konseling kognitif adalah mengembangkan kesadaran klien dari seluruh hambatan
yang diciptakannya sendiri ddalam mengembangkan komunikasi dengan orang
lain dan mengembangkan pola interaksi sosial sesuai dengan situasi dan kondisi
serta mampu mengatur sikap hidup dirinya dengan baik dan dapat membina
kontak sosial dengan baik.

Sasaran yang ingin dicapai


Sasaran yang ingin dicapai dalam proses konseling ini adalah mereka
memiliki pemahaman secara mendalam mengenai dirinya sendiri terutama
mengenai kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing dalam diri
mereka sendiri, dan lebih bisa memahami akibat yang ditimbulkan oleh
permasalahan yang dialami dan perilaku yang ditampilkan disekolah. Sehingga
mereka dapat secara perlahan merubah pandangan para guru mengenai diri
mereka yang awalnya negatif menjadi kearah yang lebih positif dan kembali
memiliki prestasi yang baik di sekolah.
Selain itu untuk subjek MF konselor juga akan terus memberikan motivasi
kepada dirinya disertai dengan menyampaikan atau mengingatkan semua prestasi-
prestasi yang telah pernah didapatkannya. Hal tersebut dilakukan agar upaya yang
telah di lakukan oleh MF dapat memberikan dampak yang efektif secara konsisten
terhadap diri subjek. Konsisten dalam melakukan upaya sangat penting karena
jika tidak konsisten maka perilaku-perilaku yang dimunculkan dulu akan kembali
lagi. Kami ingin mencapai sasaran tersebut karena anggota kelompok yang terdiri
dari MF dan AA yang memiliki kemampuan-kemampuan akademik dan diluar
akademik yang baik. Dan jurusan yang diambil merupakan minat dari mereka
sendiri, sehingga sangat besar kemungkinannya untuk mereka dapat berprestasi
dan memiliki perilaku yang di pandang positif oleh para guru.
Strategi Penyelesaian
Untuk dapat mencapai sasaran sebelumnya maka kami mempunyai
beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu:
 Mencoba untuk membuka pemikiran mereka mengenai perilaku yang
dilakukan tersebut apakah memang benar atau salah.
 Mencoba untuk meminta kepada anggota kelompok untuk mengingat
kembali prestasi-prestasi yang pernah mereka capai ketika masih
bersekolah di SMP.
 Minta membandingkan posisi atau keadaan mereka saat ini kemasa yang
akan datang.
 Lalu konselor akan menjadikan keunggulan-keunggulan mereka baik dari
akademik maupun non akademik untuk dijadikan motivasi bagi mereka
kedepannya.
 Meminta kepada mereka untuk memikirkan perilaku yang kurang baik
atau nakal yang ditampilkan disekolah sehingga pihak sekolah memanggil
orangtua, apakah perilaku yang mereka lakukan itu baik atau tidak. Serta
meminta mereka untuk membayangkan apa yang akan dilakukan oleh
orangtua mereka jika mengetahui bahwa anaknya memiliki stigma “anak
yang sangat bandel di sekolah”.
 Memberikan beberapa psikoedukasi mengenai pentingnya memperlajari
teori terlebih dahulu sebelum melakukan praktek dilapangan, dan beberapa
perilaku yang belum boleh dilakukan ketika masih berada dalam jenjang
pendidikan sekolah menengah atas.

Hasil yang dicapai


Pada pertemuan pertaman yang telah dilakukan, hasil yang bisa dicapai
mengenai beberapa informasi dari anggota kelompok dapat membuat mereka
memiliki sedikit pemahaman mengenai bahwa mereka memiliki kemampuan yang
sangat luar biasa dalam bidang pendidikan, menyatakan beberapa perilaku yang
benar dan tidak benar untuk dilakukan dan mengapa mereka memiliki stigma
tersebut di sekolah.
Rencana Tindak Lanjut
Untuk pertemuan selanjutnya kami akan mencoba untuk kembali
membangun kepercayaan pada subjek AA terlebih dahulu karena subjek
merupakan anggota baru dan menggali informasi secara mendalam lagi kepada
subjek AA. Hal tersebut dilakukan agar dapat mempermudah proses konseling
berlansung. Selanjutnya baru kami akan mengunakan tahapan-tahapan atau
startegi yang telah dipaparkan sebelumnya kepada kedua subjek, meskipun subjek
MF sudah pernah mendapatkan strategi tersebut tapi tetap harus diberikan agar
MF dapat konsisten dalam melakukan strategi dan upaya yang telah dilakukannya.
LEMBAR OBSERVASI

Aspek Hasil Proses Konseling Kelompok


Partisipasi kelompok Siswa yang mengikuti konseling kelompok untuk
pertemuan ini hanyalah dua orang saja yaitu M.
Rizky Al Furqan dan Aldi Frizal (anggota baru).
Dinamika kelompok Dinamika dalam konseling kelompok berlangsung
dengan baik dan santai walaupun terkadang terasa
canggung untuk siswa yang baru bergabung dalam
konseling kelompok ini yaitu Aldi yang untuk
pertama kali melakukan konseling kelompok, tetapi
semua itu bukan hambatan untuk berlangsungnya
konseling.
Interaksi kelompok Interaksi yang terjadi dalam kelompok sangatlah
santai dan nyaman dikarenakan konselor bisa
berinteraksi dengan klien begitu cepat, dan
menanyakan perubahan apa saja yang sudah dialami
setelah dilakukannya konseling yang beberapa kali
berlangsung.
Suasana kelompok Suasana dalam konseling sangat bisa di andalkan,
dikarenakan konselor dan co konselor bisa membuat
suasana tenang dan pastinya nyaman, dan tidak
adanya kericuhan yang terjadi dalam kelompok
tersebut.
Penampilan Klien sangat rapi dalam mengenakan seragam
sekolah, walupun sebagian dari klien ada yang
mengeluarkan baju ke luar.
sikap Sikap yang ditunjukan klien saat berlangsungnya
konseling sangatlah santun dan sopan dan pastinya
bisa menghargai konselor, co konselor dan observer
dalam konseling kelompok.
KONSELING KELOMPOK

HARI/TANGGAL : SABTU, 11 JANUARI 2020


TAHUN AJARAN : 2019/2020
TEMPAT : SMK NEGERI 4 LHOKSEUMAWE
NAMA PEMBIMBING : BU RAHMANIA DEWI, S.Psi., M.Psi.

Data Anggota Kelompok Konseling


Nama Kelas Keterangan
M. Rizky Al Furqan X Hadir
Aldi Afrizal X Hadir

Nama Pembimbing:
Nama Tugas Keterangan
Al Muna Oberserver Hadir
Cut Nurridha Wulandari Co-Konselor Hadir
Femy Shavira Konselor Hadir

Topik Permasalahan
Pertemuan kedua ini dihadiri oleh kedua subjek yang sebelumnya juga
sudah mengikuti konseling kelompok ini pada pertemuan pertama. Sehingga pada
pertemuan ini masih membahas mengenai topik pada pertemuan sebelumnya yaitu
mengenai motivasi belajar yang rendah. Namun terdapat perbedaaan dari kedua
subjek dalam membahas permasalahan mereka yaitu pada subjek AA, konselor
akan menggali beberapa informasi yang masih kurang, menanyakan
perkembangannya setelah melakukan konseling pada pertemuan pertama dan
memberikan beberapa strategi. Sedangkan jika pada subjek MF, konselor akan
menanyakan lagi bagaimana perkembangan setelah pertemuan sebelumnya dan
tetap akan memberikan beberapa strategi.
Upaya yang telah dilakukan
Pada pertemuan pertama kami sudah melakukan beberapa upaya yaitu
menanyakan berbagai informasi mengenai permasalahan yang dimilikinya untuk
dapat menjadi acuan bagi konselor dalam melakukan konseling.. Sehingga pada
pertemuan kedua kami telah dapat menambah beberapa upaya yang telah
dilakukan baik dari kedua subjek maupun konselor dan co-konselor. Upaya yang
sudah pernah dilakukan oleh kedua subjek yaitu mencoba untuk belajar baik
disekolah maupun dirumah dan mengurangi intensitas dbolos sekolah. Sedangkan
upaya yang telah dilakukan oleh kami pada pertemuan sebelumnya yaitu seperti
menanyakan perkembangan dari subjek MR, mencoba untuk membantu mereka
dalam memahami keadaan mengapa bisa mereka diberikan stigma yang kurang
baik disekolah, mengapa mereka bisa bermalas-malasan dalam mengikuti
pelajaran, memnyatakan mengenai prestasi yang pernah diraih, memberikan
kesadaran kepada mereka apakah yang mereka lakukan itu benar atau salah,
menanyakan keinginan mereka kedepannya dan memberikan psikoedukasi
mengenai motivasi belajar dan beberapa perilaku yang tidak boleh dilakukan
ketika masih berada di jenjang pendidikan sekolah menengah atas.

Refleksi Konselor/ Alternative Solusi


Berdasarkan proses konseling yang telah dilakukan selama dua pertemuan,
maka dapat diketahui bahwa MF merupakan siswa yang berprestasi hal tersebut
dapat dinyatakan karena pada saat SMP subjek selalu mendapatkan rangking 1-3
dan pernah mendapatkan juara umum. Namun jika AA juga dapat dinyatakan
sebagai siswa yang berprestasi karena selalu mendapatkan rangking dalam 10
besar. Sedangkan di jenjang SMK, MF mendapatkan rangking 15 dan AA masih
belum mendapatkan rapot karena masih terdapat nilai yang belum memenuhi
standar, akibat dari tidak mengumpulkan beberapa tugas. Berdasarkan hal tersebut
dapat dilihat bahwa keduanya mengalami penurunan dalam aspek prestasinya,
yaitu dimana MF mengalami penurunan rangking yang sangat jauh dan AA masih
belum bisa mengetahui apakah ia mendapatkan rangking pada urutan keberapa.
Tetapi AA mengatakan bahwa ia akan menjumpai gurunya untuk mengerjakan
tugas tambahan yang akan diberikan agar dapat menambah nilainya dan bisa
mengambil rapot. Terdapat beberapa perbedaan pada kedua subjek yaitu pada MF,
ia memang pernah dipanggil orangtua kesekolah karena bolos sekolah namun ia
masih bisa mendapatkanb rapot pada saat kenaikan semester. Namun pada subjek
AA, ia belum pernah dipanggil orangtua kesekolah padahal ia pernah bolos
sekolah tapi ia tidak bisa mengambil rapot pada saat kenaikan kelas.
Sehingga dapat dinyatakan meskipun keduanya mengalami penurunan dan
perubahan dalam tingkahlaku dan prestasinya namun mereka memiliki
kemampuan pada diri mereka masing-masing. Keduanya juga melakukan rutinitas
seperti bekerja setelah pulang sekolah, MF yang berkerja di kebun orang tua nya
yang melakukan aktifitas seperti memetik sayuran jika waktu panen tiba,
sedangkan MR berkerja di doorsmer. Kedua nya memiliki hobi yang sama yaitu
mengkotak-katik mesin motor, sehingga dalam pemilihan jurusan di SMK ini
merupakan keinginan mereka sendiri. Meskipun salah satu faktor mereka
memiliki motivasi belajar menurun karena tidak suka belajar teori karena mereka
memiliki keinginan untuk hanya belajar dengan metode praktek saja.
Namun menurut konselor, mereka memiliki keinginan atau motivasi yang
besar dalam mengikuti pelajaran yang di berikan oleh guru, namun amat sangat
disayangkan hal tersebut terjadi sebaliknya. Setelah dilakukannya konseling dapat
diketahui bahwa mereka bermalas-malasan saat mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru yaitu, yang pertama dikarena lingkungan pertemanan yang
kurang baik yaitu seperti ketika melihat temannya bolos sekolah maka kedua
subjek juga akan mengikutinya tetapi terkadang hal tersebut dilakukan karena
mereka sering tidak ada guru yang mengajar sehingga daripada berkeliaran
didalam sekolah maka kedua subjek memilih untuk ikut teman-temannya.
Sedangkan penyebab yang kedua yaitu karena kedua subjek tidak suka
mempelajari teori, tetapi yang mereka inginkan adalah langsung melakukan
praktek karena menurut mereka hal tersebut lebih mudah di ingat.
Kedua subjek juga mengatakan bahwa mereka menyesal karena sudah
melakukan perilaku-perilaku yang tidak baik misalnya seperti merokok, bolos
sekolah dan malas belajar. Karena kedua subjek mengetahui bahwa apa yang
mereka lakukan bukanlah yang benar, namun terkadang hal tersebut harus
dilakukannya karena mengikuti dinamika yang berada dilingkungan
pertemanannya. Mereka juga menyatakan bahwa sangat ingin berubah menjadi
pribadi yang lebih baik selain upaya-upaya yang telah disampaikan tersebut,
mereka juga menambahkan pernah mencoba untuk mengurangi intensitas dalam
merokok, yaitu misalnya seperti pada subjek MR yang biasanya seharu bisa
menghabiskan 8 batang mencoba untuk mengurangi menjadi 3 batang. Sedangkan
pada subjek AA yang sehari merokok 10 batang mencoba mengurangi menjadi 6
batang. Namun keduanya menyatakan bahwa upaya yang telah dilakukan tersebut
hanya bertahan selama 1 minggu dan setelah itu kembali seperti semula lagi.
Meskipun mereka menyatakan bahwa jumlah rokok yang di isapnya tersebut tidak
dapat diprediksikan karena tergantung dari uang yang mereka miliki.
Menurut konselor dapat di simpulkan dari informasi-informasi yang
didapatkan selama mengikuti proses konseling, MF dan AA memiliki
permasalahan motivasi belajar yang rendah karena disebabkan berbagai faktor
yaitu seperti lingkungan pertemanan, tidak menyukai teori dan beberapa
mekanisme dari sekolah yang tidak sesuai dengan mereka. Pada tahap
perkembangan juga dapat dilihat bahwa di usia mereka saat ini memang sedang
memiliki keinginan yang cukup besar untuk dapat mencoba berbagai hal-hal yang
baru baik merupakan hal yang baik ataupun yang memberikan resiko yang besar
kepada diri mereka sendiri.

Pendekatan Psikologis yang digunakan


Pada tahap kedua ini, kami masih menggunakan pendekatan psikologi
yang sama seperti pada proses konseling pertemuan pertama yaitu pendekatan
kognitif. Pendekatan kognitif yaitu berusaha untuk lebih mengutamakan sesuatu
dalam diri manusia, keseluruhan dari pada hanya bagian-bagian, peranan kognitif,
kondisi, keadaan atau waktu sekarang, keseimbangan pada diri manusia dan
insight (mengerti dan memahami) dari diri mereka sendiri. Teori konseling
kognitif berfokus pada proses mental dan pengaruhnya pada kesehatan mental dan
tingkah laku. Landasan umum dari semua pendekatan kognitif adalah apa yang
dipikirkan manusia sangat menentukan bagaimana mereka berperilaku dan
merasakan (Beck & Weishat, 2008). Setelah individu dapat memiliki pemahaman
yang mendetail mengenai dirinya, yaitu berupa hal yang baik untuk dilakukan dan
tidak baik untuk dilakukan maka tingkah laku mereka memiliki kemungkinan
yang sangat besar untuk dapat lebih mengarah kepada tingkah laku yang positif
dan meninggalkan tingkah laku yang negatif. Pendekatan tersebut yang kami
pilih dan dijalankan karena tingkah laku yang dimunculkan oleh manusia dalam
kehidupannya sehari-hari selalu diawali oleh proses berpikir terlebih dahulu.
Tujuan dari konseling kognitif menurut Garth J. Blacham ada dua macam,
yaitu: pertama, mendemonstasikan kepada klien bahwa berkata-kata pada diri
sendiri adalah akibat adanya gangguan, oleh karena itu setiap klien harus mampu
lari dan keluar dari gangguan itu, dan menolak semua ide-ide dan pemikiran yang
tidak logis dari manusia. Selanjutnya tujuan konseling kognitif adalah
mengembangkan kesadaran klien dari seluruh hambatan yang diciptakannya
sendiri ddalam mengembangkan komunikasi dengan orang lain dan
mengembangkan pola interaksi sosial sesuai dengan situasi dan kondisi serta
mampu mengatur sikap hidup dirinya dengan baik dan dapat membina kontak
sosial dengan baik.
Pendekatan yang digunakan pada pertemuan kedua ini masih
menggunakan pendekatan kognitif, dikarenakan pendekatan ini menurut kami
merupakan yang paling sesuai dengan kedua subjek. Karena mereka menampilkan
perilaku-perilaku yang dipandang buruk oleh guru dan memiliki motivasi belajar
rendah karena mereka masih kurangnya pemahaman mengenai pendidikan dan
kemampuan yang mereka miliki. Hal tersebut dapat dinyatakan karena meskipun
mereka melakukan hal-hal yang tidak baik tapi mereka mengetahui bahwa hal-hal
tersebut bukanlah hal yang baik bahkan terkadang menyebabkan mereka merasa
menyesal karena telah melakukan hal tersebut. Sehingga dengan diberikannya
pendekatan kognitif ini akan membantu mereka dalam memahami dan menyadari
bahwa sebenarnya mereka memang memiliki kemampuan dalam bidang
pendidikan yang sangat baik dan juga mengetahui bahwa apa yang mereka
lakukan selama ini memang bukanlah hal yang benar.
Sasaran yang ingin dicapai
Sasaran yang ingin dicapai dalam proses konseling juga masih sasma
seperti pada pertemuan sebelumnya yaitu seperti mereka memiliki pemahaman
secara mendalam mengenai dirinya sendiri terutama mengenai kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing dari mereka, supaya lebih
memahami akibat timbulnya permasalahan-permasalahan yang mengganggu.
Sehingga diharapkan nantinya mereka dapat secara perlahan dapat kembali mejadi
siswa yang berprestasi dan merubah pandangan para guru dari yang negatif
menjadi kearah yang lebih positif. Kami ingin mencapai sasaran tersebut karena
kedua subjek memiliki kemampuan-kemampuan akademik dan diluar akademik
yang baik. Jurusan yang diambil merupakan minat mereka sendiri, sehingga
sangat besar kemungkinannya untuk mereka dapat berprestasi dan memiliki
perilaku yang di pandang positif oleh para guru. Selain itu kami juga
mengharapkan bahwa dengan adanya strategi-strategi yang telah kami paparkan
kepada kedua subjek dapat dipahami dan dilaksanakan agar perubahan yang
mereka lakukan dapat berjalan secara konsisten.

Strategi Penyelesaian :
Dalam mencapai sasaran sebelumnya maka kami mempunyai beberapa
strategi yang dapat dilakukan yaitu:
 Memberikan pemahaman bahwa pentingnya konsisten dalam melakukan
atau menjalankan strategi-strategi yang telah disepakati oleh kedua subjek
dan konselor.
 Mencoba untuk membuka pemikiran mereka mengenai perilaku yang
dilakukan tersebut apakah memang benar atau salah.
 Memberikan semangat untuk terus melakukan hobi-hobi yang mereka
miliki, agar dapat memotivasi mereka dalam mengikuti pelajaran.
 Mencoba untuk meminta kepada anggota kelompok untuk mengingat
kembali prestasi-prestasi yang pernah mereka capai ketika masih
bersekolah di SMP.
 Minta membandingkan posisi atau keadaan mereka saat ini kemasa yang
akan datang.
 Lalu konselor akan menjadikan keunggulan-keunggulan mereka baik dari
akademik maupun non akademik untuk dijadikan motivasi bagi mereka
kedepannya.
 Meminta kepada mereka untuk memikirkan perilaku yang kurang baik
atau nakal yang ditampilkan disekolah sehingga pihak sekolah memanggil
orangtua, apakah perilaku yang mereka lakukan itu baik atau tidak. Serta
meminta mereka untuk membayangkan apa yang akan dilakukan oleh
orangtua mereka jika mengetahui bahwa anaknya memiliki stigma “anak
yang sangat bandel di sekolah”.
 Memberikan beberapa psikoedukasi mengenai pentingnya memperlajari
teori terlebih dahulu sebelum melakukan praktek dilapangan, beberapa
perilaku yang belum boleh dilakukan ketika masih berada dalam jenjang
pendidikan sekolah menengah atas, pentingnya memahami kemampuan
yang dimiliki dan mengenai motivasi belajar.

Hasil yang dicapai


Berdasarkan strategi yang dilakukan pada pertemuan kedua terdapat
beberapa hasil yang tercapai yaitu:
 MF dan AA menyadari bahwa perilaku yang mereka tampilkan disekolah
seperti merokok, bolos sekolah dan malas belajar merupakan hal yang
tidak baik. Sehingga menyebabkan guru menyadi marah-marah kepada
mereka atau bahkan hingga dipanggil oleh guru BP.
 MF dan AA menyadari bahwa mereka sebelumnya memang memiliki
kemampuan didalam akademik, namun karena beberapa hal seperti
terdapat mekanisme sekolah yang tidak sesuai dengan mereka dan
lingkungan pertemanan maka menyebabkan mereka mengalamin
penurunan dalam bidang pendidikan. Terutama jurusan yang mereka pilih
merupakan jurusan yang sangat diminati, sehingga sangat besar
kemungkinan untuk mereka kembali menjadi siswa berprestasi.
 Mereka juga mengungkapkan bahwa mereka menyesal dengan apa yang
telah dilakukan, yang menyebabkan pihak sekolah memanggil orangtua,
mendapatkan nilai rendah dan tertahannya rapot karena tidak mengerkan
beberapa tugas. Sehingga mereka menyatakan bahwa mereka tidak mau
hal tersebut terulang kembali bahkan akan berusaha untuk melakukan
strategi-strategi yang memang sudah pernah dilakukan dan beberapa
strategi tambahan yang telah disepakati oleh kedua subjek dan konselor.
 Mereka juga menjadi paham bahwa memang benar teori sangat penting
untuk dipelajari terlebih dahulu agar dapat digunakan pada saat praktek
nantinya.

Rencana Tindak Lanjut


Pertemuan kedua ini merupakan pertemuan terakhir dari sesi proses
konseling, sehingga pada tahap ini kami melakukan terminasi. Terminasi yang
dilakukan adalah terminasi berdasarkan persetujuan yang dilakukan oleh kedua
belah pihak yaitu pihak dari konselor, co-konselor dan observer dengan anggota
kelompok konseling yaitu MF dan AA.
LEMBAR OBSERVASI

Aspek Hasil Proses Konseling Kelompok

Partisipasi Kedua sisawa dalam konseling ini aktif ketika mengikuti


Kelompok proses konseling.

Dinamika Konseling kelompok berlangsung dengan baik hanya ada


Kelompok beberapa hal yang menghambat proses konseling, walaupun
mereka masih merasa enggan dalam menjawab pertanyaan
konselor tetapi sudah mau terbuka mengenai hal-hal yang
mereka rasakan.

Interaksi Interaksi yang terjadi didalam konseling kelompok pada awal


Kelompok pertemuan diawali dengan menanyakan kabar mereka dan
sedikit berbasa basi tentang keadaan yang mereka alami.

Suasana Suasana dalam konseling kelompok sangat riuh, salah satu


Kelompok subjek sangat suka berbicara lucu dan suka bercanda.

Penampilan Mereka nampak rapi terlihat dari baju seragam sekolah yng
dipakai dan tidak kotor.

Sikap Sikap kedua subjek saat konseling kelompok berlangsung


terlihat sopan dan menghargai posisi seorang konselor.

Anda mungkin juga menyukai