Disusun Oleh:
Kelompok 4
Anggota Kelompok:
1. Al Muna (160620076)
2. Cut Nurridha Wulandari (160620099)
3. Femy Shavira (160620093)
Dosen Pembimbing :
Rahmia Dewi, S.Psi., M.Psi
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Anggota Kelompok:
1. Al Muna (160620076)
2. Cut Nurridha Wulandari (160620099)
3. Femy Shavira (160620093)
Dosen Pembimbing :
Rahmia Dewi, S.Psi., M.Psi
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan karunia yang selalu dilimpahkan-nya, sehingga dapat menyelesaikan
laporan praktik Konseling Kelompok. Pertolongan dan petunjuk-Nya merupakan
kasih sayang yang tercurahkan kepada penulis untuk menggapai keberhasilan
dalam menyelesaikan karya sederhana ini. Penyusunan laporan ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk kelulusan mata kuliah
Konseling Individu.
Segala hambatan, rintangan, suka maupun duka dalam penyelesaian
laporan ini adalah suatu hikmah yang sangat berarti bagi penulis. Serta tidak lupa,
peneliti ingin mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Safuwan, S.Ag., M.Psi, selaku ketua Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Unimal.
2. Ibu Ella Suzanna, S.Psi., M.HSc, selaku sekretaris Program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran Unimal.
3. Ibu Rahmia Dewi, S.Psi., M.Psi, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Konseling Individu.
4. Ibu Rohama, selaku wakil kepala sekolah dari SMK Negeri 4
Lhokseumawe.
Kelompok 4
P R A T I K (I)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id
INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)
(.........................)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id
INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)
(.........................)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id
INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)
(.........................)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id
INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)
(.........................)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id
INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)
(.........................)
KONSELING KELOMPOK
Nama Pembimbing :
Nama Tugas Keterangan
Al Muna Observer Tidak Hadir
Cut Nurridha Wulandari Konselor Hadir
Femy Shavira Co-Konselor Hadir
Topik Permasalahan
Hanya dapat terungkap permasalahan dari tiga anggota yang dikarenakan
satu anggota masih tertutup atau kurang terbuka dan satu anggota lagi keluar di
tengah-tengah sesi konseling. Sehingga di dapatkan dua topik permasalahan dari
ketiga anggota tersebut yaitu: topic permasalahan pertama didapatkan dari MF
dan MR yang mengenai motivasi belajar sedangkan topik permasalahan kedua
didapatkan dari SM yang merasa tidak dihargai oleh orang-orang yang berada di
sekitarnya.
Upaya yang telah dilakukan
Pada pertemuan pertama, kami belum bisa melakukan banyak upaya yang
diberikan kepada anggota kelompok, hal tersebut di akibatkan karena beberapa
kendala selama proses konseling yaitu seperti beberapa anggota kelompok masih
belum terbuka kepada konselor, dikarenakan oleh rasa takut yang nantinya akan
menjadi bahan lelucon untuk teman-temannya dan tidak hanya itu saja anggota
kelompok juga takut jika konselor menyampaikan kepada gurunya. Selain itu
selama proses konseling kelima anggota tidak datang dalam satu waktu
bersamaan, sehingga konselor harus menggulang-ulang pendekatan dengan
anggota yang baru bergabung di dalam kelompok. Sehingga upaya yang telah
dilakukan yaitu menanyakan mengenai pengalaman-pengalaman di masa SMP
dan menunjukkan perbedaan pada saat mereka sudah SMK. Dan tidak hanya itu
saja kami juga menanyakan secara rinci mengenai lingkungan orang-orang yang
barada di sekitar mereka.
Strategi Penyelesaian
Untuk dapat mencapai sasaran sebelumnya maka kami mempunyai
beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu:
Mencoba untuk meminta kepada anggota kelompok untuk mengingat
kembali prestasi-prestasi yang pernah mereka capai ketika masih
bersekolah di SMP.
Minta membandingkan posisi atau keadaan mereka saat ini kemasa yang
akan datang.
Lalu konselor akan menjadikan keunggulan-keunggulan mereka baik dari
akademik maupun non akademik untuk dijadikan motivasi bagi mereka
kedepannya.
Meminta kepada mereka untuk memikirkan perilaku yang kurang baik
atau nakal yang ditampilkan disekolah sehingga pihak sekolah memanggil
orangtua, apakah perilaku yang mereka lakukan itu baik atau tidak. Serta
meminta mereka untuk membayangkan apa yang akan dilakukan oleh
orangtua mereka jika mengetahui bahwa anaknya memiliki stigma “anak
yang sangat bandel di sekolah”.
Memberikan beberapa psikoedukasi mengenai pentingnya memperlajari
teori terlebih dahulu sebelum melakukan praktek dilapangan.
Nama Pembimbing :
Nama Tugas Keterangan
Al Muna - Tidak Hadir
Cut Nurridha Wulandari Observer Hadir
Femy Shavira Konselor Hadir
Topik Permasalahan
Pada pertemuan yang kedua ini hanya dua orang saja yang dapat
mengikuti proses knseling, sehingga topik permasalahan yang akan dibahas yaitu
mengenai motivasi belajar.
Strategi Penyelesaian :
Untuk dapat mencapai sasaran sebelumnya maka kami mempunyai
beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu:
Mencoba untuk meminta kepada anggota kelompok untuk mengingat
kembali prestasi-prestasi yang pernah mereka capai ketika masih
bersekolah di SMP.
Minta membandingkan posisi atau keadaan mereka saat ini kemasa yang
akan datang.
Lalu konselor akan menjadikan keunggulan-keunggulan mereka baik dari
akademik maupun non akademik untuk dijadikan motivasi bagi mereka
kedepannya.
Meminta kepada mereka untuk memikirkan perilaku yang kurang baik
atau nakal yang ditampilkan disekolah sehingga pihak sekolah memanggil
orangtua, apakah perilaku yang mereka lakukan itu baik atau tidak. Serta
meminta mereka untuk membayangkan apa yang akan dilakukan oleh
orangtua mereka jika mengetahui bahwa anaknya memiliki stigma “anak
yang sangat bandel di sekolah”.
Memberikan beberapa psikoedukasi mengenai pentingnya memperlajari
teori terlebih dahulu sebelum melakukan praktek dilapangan.
Penampilan Mereka nampak rapi terlihat dari baju segaram sekolah yng
dipakai dan tidak kotor.
INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)
(.........................)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Alamat: Kampus Utama Reuleut, Gedung Psikologi, email:
psikologi@unimal.ac.id; website: http://psikologi.unimal.ac.id
INFORMED CONSENT
(pernyataan persetujuan responden)
(.........................)
KONSELING KELOMPOK
Nama Pembimbing:
Nama Tugas Keterangan
Al Muna - Tidak Hadir
Cut Nurridha Wulandari Observer Hadir
Femy Shavira Konselor Hadir
Topik Permasalahan
Proses konseling kelompok ini hanya memiliki dua orang subjek, yaitu
MR merupakan subjek yang sebelumnya sudah pernah mengikuti proses
konseling dan AA merupakan subjek yang baru mengikuti proses konseling.
Terdapatnya anggota baru, disebabkan karena tidak hadirnya keempat anggota-
anggota yang lain dalam proses konseling yang dilakukan. Sehingga dalam proses
konseling adanya perbedaan pembahasan pada setiap subjek yaitu pertama, pada
subjek MR konselor akan menanyakan mengenai perkembangan dari perilaku nya
setelah pernah mengikuti proses konseling. Kedua, pada subjek AA dapat
dinyatakan bahwa ia memiliki motivasi belajar yang rendah, hal tersebut
sebenarnya merupakan permasalahan yang sama seperti yang di alami oleh subjek
MR. Sehingga dapat disimpulkan bahwa topik permasalahan dalam proses
konseling ini adalah motivasi belajar.
Motivasi belajar rendah yang dimiliki AA yaitu ia menjadi malas untuk
belajar, menulis dan mengikuti pelajaran karena subjek tidak mau untuk belajar
teori karena subjek lebih menyukai pelajaran yang secara langsung melibatkan
dirinya yaitu seperti melakukan praktek-praktek. AA juga memiliki beberapa
pelajaran yang tidak disukai yaitu seperti bahasa indonesia, sejarah, matematika,
simulasi teknologi dan bahasa inggris. Bahkan AA menyatakan bahwa sampai
saat ini ia belum bisa mengambil rapot, dikarenakan terdapat beberapa nilai yang
masih sangat kurang sehingga AA harus melakukan remedial. Motivasi rendah
yang dimiliki AA menyebabkan dirinya sering bolos dari sekolah, hal tersebut
dilakukan bukan hanya karena mengikuti temannya tetapi juga berasal dari
keinginan dirinya sendiri. Keinginan tersebut muncul karena AA menyatakan
bahwa mereka sering tidak ada guru yang mengajar, sehingga ketika tidak ada
guru yang belajar maka mereka akan berlalu lalang di sekolah. AA mengatakan
bahwa dari pada berlalu lalang didalam sekolah maka ia memilih untuk ikut bolos
sekolah bersama teman-temannya.
Perilaku bolos sekolah yang sering dilakukan oleh AA menyebabkan ia
pernah dipanggil oleh guru BP (Bimbingan Konseling). Meskipun hal tersebut
tidak sampai meyebabkan AA harus mendatangkan orangtuanya kesekolah.
Karena pernah dipanggil oleh guru BP, menyebabkan AA merasa menyesal
karena telah bolos sekolah. Karena perasaan menyesal tersebut maka AA sudah
melakukan beberapa upaya untuk dapat mengurangi intensitasnya dalam bolos
sekolah. Sedangkan pada subjek kedua yaitu MR yang memiliki permasalahan
memiliki motivasi rendah dalam proses pembelajaran. Hal tersebut telah
dijelaskan oleh konselor dalam laporan sebelumnya, sehingga dalam sesi
konseling pertemuan ini, kami ingin mengetahui perkembangan permasalahan
yang dialaminya setelah melakukan konseling kelompok.
Tetapi MR menyatakan bahwa rangkingnya pada semester satu kemarin
sangat menurut, yang biasanya MR merupakan anak yang berprestasi yang
mendapatkan rangking 1-3 bahkan pernah mendapatkan juara umum namun pada
saat berada di jenjang SMK subjek mendapatkan rangking 15 dari 40 murid.
Sehingga masih dapat dilihat bahwa MR memiliki penurunan yang sangat jauh
dari sebelumnya, dan dapat dibuktikan berdasarkan pernurunan tersebut bahwa
MR memang memiliki motivasi belajar yang rendah. Akibat motivasi rendah yang
dimiliki oleh MR maka menyebabkan MR juga sering bolos sekolah, hal tersebut
dilakukan karena MR tidak menyukai teori dan sangat menyukai praktek. Karena
sering bolos sekolah, maka pihak sekolah memberikan surat pengantar untuk
kedua orangtua MR untuk dapat menjumpai guru BP. Namun MR tidak
memberikan surat tersebut kepada orangtuanya dan MR juga menyatakan bahwa
ia menyesal karena sudah sering bolos sekolah.
Nama Pembimbing:
Nama Tugas Keterangan
Al Muna Oberserver Hadir
Cut Nurridha Wulandari Co-Konselor Hadir
Femy Shavira Konselor Hadir
Topik Permasalahan
Pertemuan kedua ini dihadiri oleh kedua subjek yang sebelumnya juga
sudah mengikuti konseling kelompok ini pada pertemuan pertama. Sehingga pada
pertemuan ini masih membahas mengenai topik pada pertemuan sebelumnya yaitu
mengenai motivasi belajar yang rendah. Namun terdapat perbedaaan dari kedua
subjek dalam membahas permasalahan mereka yaitu pada subjek AA, konselor
akan menggali beberapa informasi yang masih kurang, menanyakan
perkembangannya setelah melakukan konseling pada pertemuan pertama dan
memberikan beberapa strategi. Sedangkan jika pada subjek MF, konselor akan
menanyakan lagi bagaimana perkembangan setelah pertemuan sebelumnya dan
tetap akan memberikan beberapa strategi.
Upaya yang telah dilakukan
Pada pertemuan pertama kami sudah melakukan beberapa upaya yaitu
menanyakan berbagai informasi mengenai permasalahan yang dimilikinya untuk
dapat menjadi acuan bagi konselor dalam melakukan konseling.. Sehingga pada
pertemuan kedua kami telah dapat menambah beberapa upaya yang telah
dilakukan baik dari kedua subjek maupun konselor dan co-konselor. Upaya yang
sudah pernah dilakukan oleh kedua subjek yaitu mencoba untuk belajar baik
disekolah maupun dirumah dan mengurangi intensitas dbolos sekolah. Sedangkan
upaya yang telah dilakukan oleh kami pada pertemuan sebelumnya yaitu seperti
menanyakan perkembangan dari subjek MR, mencoba untuk membantu mereka
dalam memahami keadaan mengapa bisa mereka diberikan stigma yang kurang
baik disekolah, mengapa mereka bisa bermalas-malasan dalam mengikuti
pelajaran, memnyatakan mengenai prestasi yang pernah diraih, memberikan
kesadaran kepada mereka apakah yang mereka lakukan itu benar atau salah,
menanyakan keinginan mereka kedepannya dan memberikan psikoedukasi
mengenai motivasi belajar dan beberapa perilaku yang tidak boleh dilakukan
ketika masih berada di jenjang pendidikan sekolah menengah atas.
Strategi Penyelesaian :
Dalam mencapai sasaran sebelumnya maka kami mempunyai beberapa
strategi yang dapat dilakukan yaitu:
Memberikan pemahaman bahwa pentingnya konsisten dalam melakukan
atau menjalankan strategi-strategi yang telah disepakati oleh kedua subjek
dan konselor.
Mencoba untuk membuka pemikiran mereka mengenai perilaku yang
dilakukan tersebut apakah memang benar atau salah.
Memberikan semangat untuk terus melakukan hobi-hobi yang mereka
miliki, agar dapat memotivasi mereka dalam mengikuti pelajaran.
Mencoba untuk meminta kepada anggota kelompok untuk mengingat
kembali prestasi-prestasi yang pernah mereka capai ketika masih
bersekolah di SMP.
Minta membandingkan posisi atau keadaan mereka saat ini kemasa yang
akan datang.
Lalu konselor akan menjadikan keunggulan-keunggulan mereka baik dari
akademik maupun non akademik untuk dijadikan motivasi bagi mereka
kedepannya.
Meminta kepada mereka untuk memikirkan perilaku yang kurang baik
atau nakal yang ditampilkan disekolah sehingga pihak sekolah memanggil
orangtua, apakah perilaku yang mereka lakukan itu baik atau tidak. Serta
meminta mereka untuk membayangkan apa yang akan dilakukan oleh
orangtua mereka jika mengetahui bahwa anaknya memiliki stigma “anak
yang sangat bandel di sekolah”.
Memberikan beberapa psikoedukasi mengenai pentingnya memperlajari
teori terlebih dahulu sebelum melakukan praktek dilapangan, beberapa
perilaku yang belum boleh dilakukan ketika masih berada dalam jenjang
pendidikan sekolah menengah atas, pentingnya memahami kemampuan
yang dimiliki dan mengenai motivasi belajar.
Penampilan Mereka nampak rapi terlihat dari baju seragam sekolah yng
dipakai dan tidak kotor.