BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menggambar teknik sebagai materi keahlian, menjadi sangat penting, terutama
dalam membina keterampilan dalam menggambar teknik menempatkan seseorang
sangat dekat pada posisi perancang (designer). Tentu saja posisi ini merupakan kunci
dalam manufaktur mesin.
Walaupun gambar teknik terfokus pada penggambaran benda – benda
teknologi, masih dirasa perlu mereka lakukan menggambar bentuk – bentuk geometris
sebagai penunjang penalaran. Selain itu, bagi yang mempelajari teknik harus memiliki
cakrawala yang luas, terutama dalam perencanaan produk dan proses. Oleh karena
itu, mereka harus dibekali dengan berbagai ciri menggambar teknik, mengenal
“symtoms” dari ciri departemen teknik lainnya. Sesuai dengan perkembangan
teknologi, materi (objek) buku ini sangat dimungkinkan untuk merubah tahun demi
tahun, terutama atas saran konstruktif dari berbagai pihak.
Pada dasarnya Menggambar Teknik adalah aplikasi dari kaidah – kaidah
matematika, yang ditunjang oleh mekanika, ilmu bahan dan proses pengerjaannya
serta energi. Sebagai salah satu konsep dalam peracangan, maka seseorang yang
memilikinya banyak membutuhkan banyak akumulasi dari berbagai ilmu. Sebagai salah
satu materi penting, maka lebih diarahkan kepada rancangan bangunan mesin dan
peralatan.
Keterampilan yang mendasar dibina dan dikembangkan dalam jalur “mampu
membaca” dan “mampu membuat” gambar benda kerja. Karena itu laporan ini penuh
dengan tugas menggambar dan latihan membaca. Tahapan ini belum diajarkan
penggunaan komputer. Laporan ini dapat dianggap sebagai penuntun yang
mengarahkan dan membawa pembaca untuk terampil.
(Basri, Hasan. 2010. Menggambar Teknik.).
1.3.2. Prasyarat
Modul Menggambar Teknik merupakan modul awal yang tidak
memerlukan prasyarat khusus bagi siswa. Modul ini diajarkan sebagai dasar
untuk mempelajari modul-modul menggambar di tingkat yang lebih tinggi.
e. Jangka,
f. Mal huruf dan angka,
g. Mal bentuk,
h. Mal lengkung,
i. Penghapus,
j. Selotip,
k. Cutter.
1.4.2. Bahan
Kertas manila A4/A3
1.5.2. Kehadiran
a. Praktikan harus hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan, serta mengisi daftar hadir.
b. Praktikan yang berhalangan hadir karena suatu hal dengan alasan yang
dapat diterima maka wajib memberitahukan kepada asisten minimal 1
hari sebelumnya.
c. Pelaksanaan Praktikum:
1. Praktikan tidak membawa Tugas Pendahuluan (TP), maka nilai TP
dianggap nol.
d. Jika praktikan tidak mengikuti praktikum dengank riteria:
1. Dua kali tanpa berita dinyatakan mengundurkan diri
2. Tiga kali izin dinyatakan tidak lulus.
e. Tidak ada praktikum pengganti bagi praktikan yang berhalangan hadir.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Penyajian Benda – Benda Tiga Dimensi
Untuk menyajikan benda – benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua
dimensi dipergunakan cara proyeksi.
(Pahlevi, Ryan. 2011. Menginterpretasikan Gambar Teknik. Yogyakarta.).
a. Proyeksi Isometrik
Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk benda
yang sebenarnya pada umumnya dibuat gambar isometri, dimetri dan
trimetri, dari proyeksi aksonometrinya.
Pada proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang
sebenarnya dari benda yang bersangkutan. Oleh karena itu,
penggambarannya memakan waktu. Di pihak lain gambar isometri,
dimetri atau trimetri setidaknya satu sisi merupakan panjang sisi yang
benar.
Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu - sumbu
isometri menggambarkan panjang yang sebenarnya. Karena itu
penggambarannya sangat sederhana, dan banyak dipakai untuk
membuat gambar satu pandangan. Gambar isometri dapat menyajikan
benda dengan tepat dan memerlukan waktu yang lebih singkat
dibandingkan dengan cara proyeksi yang lain.
1. Ciri pada sumbu
a) Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis
mendatar.
b) Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.
2. Ciri pada ukurannya
Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan
panjang benda yang digambarnya.
8
b. Proyeksi Dimetri
Proyeksi pada gambar dimana skala perpendekan dari dua sisi
dan dua sudut dengan garis horizontal sama, disebut proyeksi dimetri.
Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu
diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain:
1. Ciri pada sumbu
Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y
mempunyai sudut 40°.
2. Ketentuan ukuran
Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala
pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1
Contoh :
Keterangan :
Ukuran pada sumbu x 40 mm
Ukuran pada sumbu y digambar ½ nya, yaitu 20 mm
Ukuran pada sumbu z 40 mm
c. Proyeksi Miring
Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis
horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis
mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi
dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2,
sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.
d. Gambar Perspektif
Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah
bidang vertikal atau bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan
terbentuk bayangan dari benda tadi. Bayangan ini disebut gambar
perspektif. Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan
gambar benda yang dilihat dengan mata biasa dan banyak
dipergunakan dalam bidang arsitektur. Ini merupakan gambar
pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara penggambarannya sangat
sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain. Untuk gambar
teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak
11
a. Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada
yang menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini
tergantung dari masing pengarang buku yang menjadi referensi. Dapat
dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang letak
bidangnya terbalik dengan arah pandangannya (lihat Gambar 2.15).
Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang
14
b. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga
ada yang menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika
merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah
pandangannya (lihat Gambar 2.16).
Keterangan:
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang
b. Jumlah Pandangan
Jumlah pandangan (termasuk potongan) yang dibutuhkan
disesuaikan dengan keperluan tanpa dapat menimbulkan keraguan,
misalnya untuk benda silindris dengan bentuk yang sederhana cukup
digambar satu pandangan.
c. Posisi Gambar
Posisi gambar, terutama pandangan depan harus digambarkan
sesuai dengan kedudukan utama saat dibuat.
b. Perpotongan Maya
Garis perpotongan maya (misalnya pada rusuk atau sudut yang
membulat, ditandai dalam pandangan dengan garis tipis kontinyu, tidak
menyentuh garis tepi.
Catatan:
Penggambaran perpotongan yang diserhanakan harus dihindari, apabila
hal itu mempengaruhi pengertian gambar, misalnya pada gambar
bentangan.
Catatan:
Pemakaian dalam praktik, kehati – hatian diperlukan untuk untuk
menggambarkan benda dengan cara ini, agar tidak menimbulkan salah
penafsiran.
Untuk letak bidang potong yang sudah jelas, kita tidak memerlukan penjelasan
lebih lanjut, akan tetapi jika ada beberapa bidang potong yang tidak jelas maka dapat
kita terangkan dalam gambar. Pada gambar potong bidang proyeksi bidang potong
dinyatakan oleh sebuah garis potong yang digambar dengan garis sumbu yang
ujungnya dipertebal. Pada ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, diberi
anak panah yang menunjukkan arah pengelihatan.
(Pahlevi, Ryan. 2011. Menginterpretasikan Gambar Teknik. Yogyakarta.).
Catatan:
a. Apabila digambar dengan pandangan lain, maka gambar pandangan
tersebut tetap utuh (proyeksi yang tidak dipotong), seperti diperlihatkan
pada gambar.
b. Perubahan garis dari gambar pandangan ke gambar potongan diperlihatkan
oleh A.
c. Bagian pejal yang terpotong diberi garis arsir B.
(Pahlevi, Ryan. 2011. Menginterpretasikan Gambar Teknik. Yogyakarta.).
2.3.9. Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan,
dipergunakan arsir, yaitu garis-garis tipis miring.
Kemiringan garis arsir adalah 45° terhadap suatu sumbu atau terhadap
garis gambar (Gambar 2.45). Jarak garis - garis arsir disesuaikan dengan
besarnya gambar. Bagian - bagian potongan yang terpisah diarsir dengan
sudut yang sama.
Arsiran dari bagian - bagian yang berdampingan harus dibedakan
sudutnya, agar jelas (Gambar 2.46).
Penampang - penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas, yaitu
hanya pada kelilingnya saja (Gambar 2.47).
Potongan - potongan sejajar dari benda yang sama yang terdapat pada
potongan meloncat diarsir serupa, tetapi dapat juga digeser jika dipandang
perlu (Gambar 2.48).
29
Garis - garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka,
jika hal ini tidak dapat dilakukan di luar daerah arsir (Gambar 2.49).
(Pahlevi, Ryan. 2011. Menginterpretasikan Gambar Teknik. Yogyakarta.).
Gambar 2. 45 Arsir
Apabila arsiran dengan bentuk yang berbeda, arti arsiran di sini harus
ditunjukkan dengan jelas pada gambar atau dengan menunjukan standar
tertentu yang dipakai, lihat gambar:
Besi, Besi Tuang, Kuningan, Baja Tuang, Perunggu, Alumunium, dan yang
sejenisnya.
Cara II :
a. Tarik garis OA mendatar
b. Tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan
di B
c. Pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan
berpotongan di C
d. Pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D
e. Putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E
f. Hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90o.
2.6. Toleransi
Pada Gambar Teknik, kita mengenal ada beberapa 2 macam toleransi, antara
lain:
a. Toleransi Bentuk dan Posisi
Yang dimaksudkan dengan toleransi bentuk dan posisi adalah, batasan -
batasan penyimpangan bentuk atau posisi benda kerja yang diizinkan.
b. Toleransi ukuran.
Yang dimaksud dengan toleransi ukuran adalah batasan - batasan
penyimpangan ukuran yang diperbolehkan pada suatu benda kerja. Toleransi
ukuran terbagi lagi atas beberapa jenis:
yang berpasangan, seperti misalnya poros dan as. Untuk toleransi ini
biasanya menggunakan simbol Huruf, untuk lubang biasanya menggunakan
huruf kapital/huruf besar, sedangkan untuk poros menggunakan huruf
kecil.
48
BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
3.1. Flow Chart
Mulai
Tugas Pendahuluan
Kuis
Responsi
Tata Tertib
Materi
Pelaksanaan Praktek I
Latihan 1
Membagi Garis Menjadi Bagian -
Bagian yang Sama Panjang
Latihan 2
Membuat Garis Tegak Lurus
Latihan 3
Membagi Dua Sebuah Sudut
Sembarang
Latihan 4
Menggambar Segi Empat
Apakah Gambar
Sudah Sesuai
Tidak
Ya
A
51
Pelaksanaan Praktek II
Latihan 1
Membuat Sebuah Garis Singgung Pada
Lingkaran Melalui Sebuah Titik Pada
Lingkaran
Latihan 2
Membuat Sebuah Busur yang
Menyinggung Dua Garis Tegak Lurus
Latihan 3
Memgambar Garis Singgung Luar Pada
Dua Lingkaran
Latihan 4
Menggambar Busur Lingkaran yang
Menyinggung Dua Buah Lingkaran
Bentuk 1
Latihan 5
Menggambar Busur Lingkaran yang
Menyinggung Dua Buah Lingkaran
Bentuk 2
Ya
Tidak
Ya
B
52
B
Pelaksanaan Praktek IV
Latihan 1
Menggambar Poros Eksentrik
Latihan 2
Menggambar Plat Dudukan
Tidak
Ya
Pelaksanaan Praktek V
Latihan 1
Posisi dan Ukuran Kepala Gambar dan
Proyeksi
Tidak
Ya
Penulisan Laporan
Asistensi 1 - 4
Tidak
Ya
Selesai
53
3.2.1. Mulai
Praktikum Gambar Teknik ini dimulai dengan mengisi daftar absensi
kehadiran, mengumpulkan Tugas Pendahuluan (TP), kuis, responsi,
pembahasan modul dan pengarahan praktikum.
3.2.5. Kuis
Kuis adalah sebuah metode dimana asisten praktikum memberikan
pertanyaan kepada mahasiswa sebelum proses praktikum gambar teknik
dilaksanakan. Metode ini secara tidak langsung juga dapat menjadi pelengkap
karya ilmiah atau praktikum yang dibuat mahasiswa.
3.2.6. Responsi
Responsi merupakan semacam ujian untuk mata kuliah yang
melakukan kegiatan praktek. Jika melakukan praktek pada suatu mata kuliah
maka akan membuat laporan dari hasil praktek tersebut. Laporan dari hasil
praktek tersebut biasanya diperiksa dan akan menjadi bahan penilain dosen.
Untuk jelasnya tentang responsi bisa diibaratkan seperti ujian yang
membahas beberapa bab. misalnya dalam mata kuliah gambar teknik yang
sering mengadakan praktek. Jika pada mata kuliah tersebut melakukan
praktek hingga lima kali, dan sudah mendekati Ujian Akhir Semester maka
dari praktek suatu mata kuliah akan mengadakan semacam ujian, tetapi
dengan praktek. Karena pada mata kuliah gambar teknik sudah melakukan
praktek selama lima kali, maka yang akan diuji dalam ujian praktek juga dari
kelima praktek tersebut.
3.2.8. Materi
Materi adalah sebuah penjelasan yang diberikan pengajar kepada
pratikan sebelum memulai praktikum agar pada saat melaksanakan
praktikum dapat berjalan dengan baik.
3.2.10. Decision I
Jika gambar latihan 1-4 sudah dibuat, gambar tersebut dikumpulkan
untuk di koreksi.
a. Ya
Jika gambar tersebut sudah memenuhi standar kompetensi
Praktikum Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik bisa
melanjutkan ke pelaksanaan praktek II.
b. Tidak
Jika gambar belum memenuhi standar kompetensi Praktikum
Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik belum bisa melanjutkan
ke pelaksanaan praktek II dan harus memperbaiki gambar yang telah
dibuat supaya dapat memenuhi standar kompetensi praktikum Gambar
Teknik untuk melanjutkan ke pelaksanaan praktek II.
59
3.2.12. Decision II
Jika gambar latihan 1-5 sudah dibuat, gambar tersebut dikumpulkan
untuk di koreksi.
a. Ya
Jika gambar tersebut sudah memenuhi standar kompetensi
Praktikum Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik bisa
melanjutkan ke pelaksanaan praktek III.
b. Tidak
Jika gambar belum memenuhi standar kompetensi Praktikum
Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik belum bisa melanjutkan
ke pelaksanaan praktek III dan harus memperbaiki gambar yang telah
dibuat supaya dapat memenuhi standar kompetensi praktikum Gambar
Teknik untuk melanjutkan ke pelaksanaan praktek III.
b. Tidak
Jika gambar belum memenuhi standar kompetensi Praktikum
Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik belum bisa melanjutkan
ke pelaksanaan praktek IV dan harus memperbaiki gambar yang telah
dibuat supaya dapat memenuhi standar kompetensi praktikum Gambar
Teknik untuk melanjutkan ke pelaksanaan praktek IV.
3.2.16. Decision IV
Jika gambar latihan 1-2 sudah dibuat, gambar tersebut dikumpulkan
untuk di koreksi.
a. Ya
Jika gambar tersebut sudah memenuhi standar kompetensi
Praktikum Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik bisa
melanjutkan ke pelaksanaan praktek V.
b. Tidak
Jika gambar belum memenuhi standar kompetensi Praktikum
Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik belum bisa melanjutkan
ke pelaksanaan praktek V dan harus memperbaiki gambar yang telah
dibuat supaya dapat memenuhi standar kompetensi praktikum Gambar
Teknik untuk melanjutkan ke pelaksanaan praktek V.
3.2.18. Decision V
Jika gambar latihan 1 sudah dibuat, gambar tersebut dikumpulkan
untuk di koreksi.
a. Ya
Jika gambar tersebut sudah memenuhi standar kompetensi
Praktikum Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik bisa
melanjutkan ke penulisan laporan.
b. Tidak
Jika gambar belum memenuhi standar kompetensi Praktikum
Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik belum bisa melanjutkan
67
b. Bab II
Bab II merupakan landasan teori. Pada bab ini menjelaskan hal –
hal yang mengenai gambar teknik.
68
c. Bab III
Bab III merupakan usulan pemecahan masalah. Setiap penelitian
sudah tentu mengalami proses, proses ini dituangkan dalam flow chart
pemecahan masalah sesuai dengan kaidah-kaidah yang terkandung
dalam sistem dan metode penelitian, hal ini bertujuan untuk
memudahkan dan memperjelas permasalahan sehingga nantinya dapat
memberikan solusi yang bisa dipertanggungjawabkan. Tahap pemecahan
masalahpun akan menjadi titik terang ketika permodelan mulai dilakukan,
kami akan paparkan pada sub bab tahapan pemecahan masalah secara
detail.
d. Bab IV
Bab IV merupakan Hasil Praktikum, diantaranya membuat:
1. Membagi Garis Menjadi Bagian – bagian yang Sama Panjang
2. Membuat Garis Tegak Lurus
3. Membagi Dua Buah Sudut Sembarang
4. Menggambar Segi Empat Bentuk I
5. Menggambar Segi Empat Bentuk II
6. Membuat Sebuah Garis Singgung pada Lingkaran Melalui Sebuah Titik
pada Lingkaran
7. Membuat Sebuah Busur yang Menyinggung Dua Garis Tegak Lurus
8. Menggambar Garis Singgung Luar pada Dua Lingkaran
9. Menggambar Busur Lingkaran yang Menyinggung Dua Lingkaran
Bentuk I
10. Menggambar Busur Lingkaran yang Menyinggung Dua Lingkaran
Bentuk II
11. Menggambar Konstruksi Dasar
12. Menggambar Tuas
13. Menggambar Poros Eksentrik
14. Menggambar Plat Dudukan
e. Bab V
Bab V merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari hasil
praktikum gambar teknik dan saran yang dibutuhkan penulis sebagai
69
3.2.21. Decision VI
Laporan Praktikum Gambar Teknik yang telah dibuat oleh praktikan di
proses oleh asisten praktikum gambar teknik serta di verifikasi apakah
laporan tersebut sudah sesuai dengan standar kompetensi atau belum.
a. Ya
Jika gambar dan laporan tersebut sudah memenuhi standar
kompetensi Praktikum Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik
bisa melanjutkan ke tahap pengumpulan gambar dan laporan (hard & soft
copy).
b. Tidak
Jika gambar dan laporan belum memenuhi standar kompetensi
Praktikum Gambar Teknik, maka praktikan Gambar Teknik belum bisa
melanjutkan ke tahap pengumpulan gambar dan laporan (hard & soft
70
copy) dan harus memperbaiki laporam yang telah dibuat supaya dapat
memenuhi standar kompetensi praktikum Gambar Teknik.
3.2.23. Selesai
Praktikan telah menyelesaikan praktikum Gambar Teknik.
71
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda
ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar.
b. Proyeksi piktorial/pandangan tunggal adalah cara penyajian suatu gambar tiga
dimensi terhadap bidang dua dimensi.
c. Proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya.
d. Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu-sumbu isometri menggambarkan
panjang yang sebenarnya. Gambar isometri dapat menyajikan benda dengan tepat
dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara proyeksi
yang lain.
1. Ciri pada sumbu
a) Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.
b) Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.
2. Ciri pada ukurannya
a) Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda
yang digambarnya.
e. Proyeksi dimetri yaitu proyeksi pada gambar dimana skala perpendekan dari dua
sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama. Pada proyeksi dimetri terdapat
beberapa ciri dan ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan tersebut
antara lain:
1. Ciri pada sumbu
a) Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai
sudut 40°.
2. Ketentuan ukuran
a) Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y
= 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1
f. Gambar perspektif yaitu bayangan yang terbentuk dari benda yang jika antara
benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang vertikal atau bidang
gambar. Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda
yang dilihat dengan mata biasa dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur.
76
Ada tiga macam gambar perspektif, seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar),
perspektif dua titik (perspektif sudut), dan perspektif tiga titik (perspektif miring).
g. Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai
sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Berbagai macam proyeksi ortogonal
antara lain:
1. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik
2. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis
3. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang
4. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda
h. Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan untuk
memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi terhadap bidang dua
dimensi.
1. Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I.
2. Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran III.
i. Ada beberapa Aturan-aturan dasar dalam suatu penyajian Gambar kerja yang
harus diperhatikan yaitu mengenai:
1. Penentuan Pandangan
2. Pandangan Tambahan
3. Pandangan Sebagian
4. Pandangan Setempat
5. Pandangan Detail
j. Gambar potongan yaitu gambar yang dibuat untuk mendapatkan gambaran dari
bagianbagian yang tersembunyi, bagian yang menutupi dibuang. Adapun dalam
penggambaran gambar potongan memakai garis yang ciri-cirinya adalah sebagai
berikut:
1. Garis potong digambar dengan garis sumbu yang ujungnya dipertebal.
2. Garis yang dipertebal juga terdapat pada garis potong yang berubah arah.
3. Terdapat tanda dengan huruf besar pada ujung-ujung garis.
4. Anak panah sebagai petunjuk arah penglihatan.
k. Dalam penggambaran potongan terdapat macam-macam potongan antara lain:
1. Potongan dalam Satu Bidang
2. Potongan dalam Lebih dari Satu Bidang
3. Potongan Separuh
77
5.2. Saran
Waktu yang digunakan untuk praktikum gambar teknik ini terbilang kurang
cukup, karena hanya 2 SKS. Sedangkan materinya cukup banyak. Memang semua
yang ada di modul terselesaikan, tapi bagi saya banyak hal yang belum saya pahami.