Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PIDATO KAMPANYE

PRESIDENSIAL EMMANUEL MACRON DI DIJON TAHUN 2017

Nama : RYFA AYU LESTARI


NPM : 180510160048
Mata Kuliah : Linguistik Mikro
Dosen : Vincentia Tri Handayani, M. Hum

Universitas Padjadjaran
Fakultas Ilmu Budaya
Sastra Perancis
Sumedang
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi terpenting yang digunakan orang-orang untuk

menyampaikan pesan antar satu sama lain. Bahasa digunakan diseluruh bidang

kehidupan seperti bidang sosial, ekonomi, politik, budaya, pendidikan, hukum,

teknologi, dan sebagainya. Dalam dunia politik sendiri, kepandaian berbahasa harus

diasah karena setiap ucapan yang keluar dari seorang orator bisa menjadi sebuah

senjata.

Seorang politikus dalam berorasi harus pandai dalam bersilat lidah. Biasanya

mereka memanfaatkan bahasa untuk menarik perhatian pendukungnya atau

membangun sebuah kepercayaan orang lain terhadapnya. Dalam berpolitik, setiap

orang yang terjun ke dalam bidang ini harus mempunyai kepandaian berbicara di depan

umum dan menyusun strategi dalam memaparkan gagasan-gagasannya. Ini bertujuan

untuk membuat citra yang indah di depan publik.

Pidato merupakan cara yang sering kali digunakan oleh orang-orang yang memiliki

kepentingan politik. Pada dasarnya di dunia politik mempunyai tujuan utama untuk

meraih kekuasaan atas pemerintahan atau negara. Cara ini banyak dilakukan para

politisi untuk memaparkan visi dan misi maupun program-program dari sebuah partai

politik yang biasanya diwakilkan oleh satu orang. Seringkali kita melihat kegiatan ini

1
2

di negara demokrasi yang ingin menjalankan pemilihan umum. Hal ini juga terjadi

pada presiden Prancis saat ini, Emmauel Macron, ketika dirinya berkampanye untuk

menyalonkan dirinya sebagai presiden Prancis pada tahun 2017. Dalam berpidato,

Macron selalu menyelipkan bahasa-bahasa yang membangunkan jiwa para

pendukungnya karena penggunaan bahasanya yang unik.

Retorika seringkali diasosiasikan sebagai seni untuk mempersuasif orang lain.

Dalam seni beretorika sering digunakan gaya bahasa untuk menambah nilai estetis.

Penggunaan gaya bahasa juga bisa dijadikan tolak ukur kepandaian orator dalam

menyampaikan pesannya di depan umum. Ketika seorang orator berorasi, akan terlihat

kompetensi berbahasanya. Penggunaan gaya bahasa juga salah satu cara agar menarik

orang lain untuk lebih memperhatikan mengenai apa yang dibicarakan. Dengan adanya

gaya bahasa, pesan yang disampaikan tidak hanya selalu tentang pokok bahasan,

namun juga memiliki suatu makna yang tidak tersirat jika memahami konteks secara

keseluruhan.

2. Rumusan Masalah

a. Apa saja gaya bahasa yang digunakan oleh Emmanuel Macron pada saat kampanye

pemilihan presiden Prancis tahun 2017 di kota Dijon?


BAB II

ANALISIS

Berikut ini adalah pembahasan jenis gaya bahasa yang digunakan oleh Emmanuel

Macron pada pidato kampanye pemilihan Presiden Perancis di Dijon, Perancis pada

tanggal 23 Maret 2017.

1. Antithèse

Il y aura des jours pluvieux et des jours ensoleillés.


Akan ada hari-hari yang selalu hujan dan hari-hari yang bersinar.

Kalimat tersebut merupakan penggalan dari pembukaan pidato kampanye

Emmanuel Macron saat berbicara di depan ribuan pendukungnya di Dijon. Macron

sebagai penutur menjelaskan bahwa dalam satu bulan kedepan, dalam suasana

kampanye akan ada berbagai rintangan yang dihadapi sebagai bagian dari pendukung

Macron. Mereka akan melewati masa saling menyerang dengan pendukung calon

lainnya. Dan dari situ ia pun juga menyampaikan pesan secara tidak tersirat jika mereka

sudah melewati rintangan tersebut, akan membuahkan hasil. Ia juga meyakinkan

bahwa setiap perjuangan dan pembelaan yang dilakukan pendukungnya akan

menghasilkan buah yang tidak mengecewakan. Karena pada saat itu Macron

merupakan calon presiden independent tanpa didukung oleh partai politik. Ia maju oleh

sebuah gerakan yang ia bangun sendiri yang berhaluan tengah yaitu gerakan En Marche.

3
4

Dengan penjelasan makna tersebut Macron menganalogikan kata ‘pluvieux’ dengan

masa-masa kelam karena hujan identik untuk menggambarkan cuaca buruk. Hujan juga

dihubungkan dengan kondisi kemuraman, keabu-abuan, kemurungan dan

ketidakbahagiaan. Berbalik dengan itu, kata ‘ensoleillès’ sering dikaitkan dengan

keadaan yang terang. Maksud terang disini adalah menunjukkan kondisi kebahagiaan,

kesenangan dan kebaikan. Sehingga jika kedua kata tersebut berada pada satu konteks

maka makna yang dapat disimpulkan adalah sebuah kontradiksi satu sama lain untuk

menjelaskan sebuah situasi.

Pada kalimat tersebut terindikasi penggunaan majas antitesis yang terbentuk oleh

antonim atau lawan kata. Antitesis merupakan gaya bahasa yang membangun

hubungan oposisi antara dua elemen pernyataan, tetap menghormati aturan logika

klasik (Fromilhague 1995:49). Emmanuel Macron menyelipkan majas antitesis saat

berpidato di depan pendukungnya di Dijon. Dua kata yang menunjukkan makna saling

berlawanan adalah kata « pluvieux » ‘selalu hujan’ berasal kata dasar dari kata

« pluvie » yang menurut Larousse.fr berarti “précipitation d'eau atmosphérique sous

forme de gouttes liquids” ‘pengendapan air atmosferik dalam bentuk tetesan cair’ dan

kata « ensoleillés » “remplir un lieu de la lumière du soleil” ‘mengisi sebuah tempat

dengan sinar matahari’ atau menyinari.

2. Répétition

Parce que le cœur de cette bataille, c’est de savoir comment nous


allons changer la France. Parce que le cœur de cette bataille, c’est la
lutte entre les progressistes et les conservateurs. Parce que le cœur de
cette bataille, c’est celle que nous avons commencé à mener et que nous
5

mènerons jusqu’au bout, entre les patriotes que nous sommes et les
nationalistes du Front National. C’est cela, la bataille !

Karena inti dari pertempuran ini adalah untuk mengetahui


bagaimana kita akan mengubah Perancis. Karena inti dari
pertempuran ini adalah perjuangan antara kaum progresif dan kaum
konservatif. Karena ini dari pertempuran ini adalah kita sudah mulai
bertarung dan kita akan berjuang hingga akhir, antara patriot kita dan
Nasionalis dari Front Nasional. Itulah pertarungannya !

Kutipan diatas merupakan bagian dari pidato Emmanuel Macron pada saat berorasi

di depan pendukungnya di Zenith, kota Dijon. Macron berpidato untuk menyampaikan

visi dan misinya ketika ia terpilih menjadi presiden periode berikutnya. Ia

menyampaikan bahwa setiap pertempuran yang akan dijalani memiliki orientasi

kepada kehidupan Perancis di masa mendatang. Seperti contoh pada kalimat diatas, hal

yang dimaksudkan Macron adalah untuk merubah kehidupan politik Perancis.

Pertempuran yang dimaksud adalah ketika akan menghadapi kandidat lain yang tidak

sejalan dengan pemikiran progresifnya dan melawan pesaing utamanya dari partai

ekstrem kanan Front National, yaitu Marine le Pen, yang tidak sejalan dengan

ideologinya yang liberalis.

Menurut Larousse.fr kata « cœur » memiliki makna “partie centrale de quelque

chose” ‘bagian inti dari sesuatu’. Menurut KBBI, inti berarti bagian yang utama, yang

penting peranannya dalam suatu proses atau pelaksanaan kerja. Maka jika digabungkan

dengan kata lain dalam satu susunan, kata ‘inti’ akan menjelaskan kata selanjutnya

yang digabungkan dalam sebuah frase, dan jika dihubungkan akan menjelaskan sebuah

inti dari pertempuran. Seperti pada kalimat « Parce que le cœur de cette bataille » yang
6

memiliki makna untuk merujuk ke pokok dari tujuan dari pertempuran yang akan

dijalaninya.

Penggalan pidato diatas terindikasi menggunakan majas repetisi jenis paralellisme,

karena terdapat pengulangan frasa yang sama di setiap awal kalimat. Menurut

Fromilhague (1995), « Figure fondée sur un parallélisme appuyé de groupes

syntaxiques le plus souvent juxtaposés. La reprise du même patron syntaxique a une

valeur démonstrative ou émotive. » ‘Majas berdasarkan pada kesejajaran yang

didukung oleh kelompok sintaksis paling sering berdampingan. Penggunaan pola

sintaksis yang sama memiliki nilai demonstratif atau emosional.’ Wujud penggunaan

pengulangan bisa dilihat pada frasa « Parce que le cœur de cette bataille » pada setiap

kalimat secara berurutan dan sejajar. Selain itu, frasa tersebut selalu memiliki referensi

yang ditunjukkan oleh kalimat selanjutnya sebagai kalimat penjelas sebagai unsur

penentu dari konteks yang telah dijelaskan. Tuturan tersebut digunakan untuk

menegaskan inti dari pertempuran selama dalam masa kampanye agar para pendengar

(participants) bisa menangkap apa yang ingin disampaikan oleh Macron sebagai orator.

3. Métaphore

Et il faut sortir de ce système du roi thaumaturge, où le président de la


République finit dans sa campagne par s’engager sur à peu près tout et
n’importe quoi, vous dit “dormez, braves gens, avec moi, ça va être réglé ! Il
n’y aura plus de problème de ce côté-là, ça, je vais vous le transformer.

Dan kita harus keluar dari sistem raja sihir, di mana presiden Republik
berakhir dalam kampanyenya dengan melibatkan pada hampir segalanya dan
apapun, memberi tahu Anda "tidurlah orang-orang yang baik, semuanya akan
7

saya selesaikan! Tidak akan ada lagi masalah di sebelah sana, saya akan
mengubahnya untuk Anda !”

Data diatas merupakan kutipan dari orasi kampanye Emmanuel Macron dalam

mengikuti pemilihan presiden tahun 2017 di Zenith, Dijon pada tanggal 23 Maret 2017.

Macron bertujuan untuk membagikan visi dan misinya selama kampanye. Dihadapan

ribuan pendukungnya Macron memberikan janji-janji jika ia terpilih menjadi presiden

di periode berikutnya dan pandangannya terhadap pemerintahan saat itu. Ia

membicarakan tentang bagaimana presiden dari partai Republik memberi jaminan jika

segala permasalahan dari berbagai sektor akan diselesaikan dengan cepat bak seorang

penyihir yang dapat menyelesaikan masalah dalam semalam. Namun Macron sendiri

memiliki strategi untuk menyelesaikan masalah dimulai melihat keadaan sebenarnya

pada kondisi di lapangan dan keluar dari sistem yang menurutnya sudah tidak sepadan

dengan kehidupan warga Perancis.

Berdasarkan Larousse.fr kata « sortir » memiliki arti « Échapper à une situation

difficile » ‘keluar dari situasi sulit.’ Dan frasa « du roi thaumaturge » memiliki arta raja

penyihir. Makna raja penyihir disini mereferensikan kepada kekuatan seorang raja yang

bisa mengubah semua hal dengan cepat tanpa bantuan layaknya penyihir Jadi jika

semua dilihat dalam satu kalimat akan bermakna keluar dari sistem yang terlalu

memanjakan penduduk karena adanya orang yang sudah menjanjikan agar

penduduknya tinggal diam saja Karena pada dasarnya Macron memiliki visi untuk

membangun negara dan bekerja bersama masyarakat.


8

Kalimat diatas mengandung majas metafora in absentia, yaitu metafora yang hanya

memunculkan pembandingnya saja. Metafora merupakan gaya bahasa yang mengubah

makna sebenarnya ke makna kias atau sebaliknya melalui sebuah bentuk atau

persamaan. Menurut Fromilhague (1995), « La métaphore et la comparaison

canoniques sont formées d’un comparé (Cé = le thème), d’un comparant (Ca = le

référent virtuel), et d’un motif, dont le signifié comporte des sèmes attribués au Cé et

au Ca » ‘metafora terbentuk karena adanya cakupan dari un comparé (Cé = yang

dibandingkan) dan un comparant (Ca = pembanding) dan penanda yang maknanya

berkaitan dengan Cé (yang dibandingkan) atau Ca (pembanding).’ Dalam hal ini yang

Ca (pembanding) adalah leksem « du roi thaumaturge ». Karena di dalam kalimat

tersebut hanya ditemukan Ca, makna tersebut menjadi bias. Lalu dilakukan analisisis

komponen makna dengan menyandingkan leksem « le roi thaumaturge » dengan

leksem « le president » sebagai Cé (yang dibandingkan) agar setiap komponen Ca dan

Cé memiliki hubungan yang logis.

Sèmes S1 S2 S3 S4
Humaine Avoir le puissant Magicien Réel
Lèxemes (manusia) (mempunyai kekuasaan) (penyihir) (nyata)
Le roi _
thaumaturge - + +
(raja penyihir)
Le président + + _ +
(presiden)

Berdasarkan analisis komponen diatas mengindikasikan bahwa komponen Ca

(pembanding) yaitu « la roi thaumaturge » memiliki kesamaan dengan Ce (yang

dibandingkan) yaitu leksem « président ». Meskipun hanya ada satu yang


9

mengindikasikan bahwa keduanya memiliki kemiripan yaitu « avoir le puissant »

‘memiliki kekuasaan’ keduanya memenuhi memenuhi syarat perbandingan pada

pembentukan majas metafora.

Anda mungkin juga menyukai