Anda di halaman 1dari 5

Erisa Septia Utami ( L1b015006 )

Ihwan Maulana Muttaqin ( l1b015014 )


M Sahrul R. ( L1b015022 )
M Sabai ( L1b015027 )
Ratih Dwi Mahasti ( L1B015040 )
Silvia Rizki Handayani ( L1B015042 )
Stefani ( L1B015044 )
M Raffi ( L1B015020 )

Peran Pesan Dalam Pembentukan Opini Publik


A. Pesan
Pesan merupakan muatan atau konten dalam komunikasi berupa informasi, berita, isu,
dan lainnya yang disampaikan oleh komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan
(penerima) menggunakan media atau saluran tertentu dengan tujuan untuk mempengaruhi
komunikan.
Pesan adalah suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan
perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa atau simbol-simbol lainnya yang
disampaikan kepada orang lain. (Onong Effendy, 1989:224).
Sastropoetro (1982:13) memberikan pengertian bahwa menurutnya pesan (encoding)
merupakan suatu kegiatan penting, sulit dan menentukan apakah gagasan yang ada dapat
dituangkan secara pasti kedalam lembaga yang berarti dan telah disusun sedemikian rupa,
sehingga menghindari timbulnya salah paham.
a. Jenis-jenis Simbol dan Pesan dalam Komunikasi
Cangara (2004:95), simbol merupakan suatu proses komunikasi yang dipengaruhi
oleh kondisi sosial budaya yang berkembang pada suatu masyarakat. Sebagai makhluk
sosial dan makhluk komunikasi, dalam hidupnya manusia diliputi oleh berbagai macam
simbol baik yang diciptakan oleh manusia itu sendiri maupun yang bersifat alami. Secara
umum, jenis simbol dan kode pesan terbagi menjadi dua, yaitu:
Pesan Verbal, jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat
dipahami isinya oleh penerima (komunikan) berdasarkan apa yang didengarnya atau
yang diterimanya.
Pesan verbal dalam penggunaannya, menggunakan bahasa. Bahasa merupakan
seperangkat kata yang telah disusun berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat

yang mengandung arti atau makna, bahasa menjadi alat yang sangat penting untuk
memahami lingkungan. Melalui bahasa, kita dapat mengetahui sikap, perilaku dan

pandangan suatu bangsa, meski kita belum pernah mengenalnya.


Pesan Non-Verbal, manusia dalam berkomunikasi selain memakai pesan verbal
(bahasa) juga memakai pesan non-verbal. Cangara (2004:99) memandang bahwa
pesan non-verbal merupakan jenis pesan yang cara penyampaiannya tidak
menggunakan kata-kata secara langsung, dan isi pesannya dapat dipahami oleh
penerima pesan berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi
muka pengirim pesan. Pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai
penangkap stimuli yang timbul. Pesan nonverbal bisa disebut bahasa isyarat atau

gesture atau bahasa diam (silent languange).


b. Bentuk-bentuk Pesan
Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat tiga bentuk pesan dilihat dari
segi bentuknya, yaitu:
Informatif, memberikan keterangan fakta dan data hingga kemudian komunikan
mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif

tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.


Persuasif, berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia
bahwa apa yang kita sampaikan akan mempengaruhi dan merubah sikap. Tetapi
berubahnya atas kehendak sendiri dan perubahan tersebut tidak dipaksakan tetapi

diterima dengan keterbukaan oleh penerima pesan.


Koersif, Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksisanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan
penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik.
Koersif berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target.

(Widjaja & Wahab,1987:61).


B. Pesan Politik
Pesan politik adalah konten komunikasi berupa informasi, berita, isu dan lainnya yang
berkaitan dengan politik yang disampaikan kepada khalayak atau publik dengan
menggunakan media baik itu media yang tradisional maupun modern (media massa dan
media sosial internet). Pesan politik merupakan salah satu unsur yang penting dalam
komunikasi politik. Dasarnya, pesan merupakan informasi yang disampaikan komunikator
baik verbal maupun non-verbal kepada komunikan dengan tujuan untuk mencari persamaan

dan persepsi dan pesan juga biasanya berisi gagasan atau ide seseorang yang disampaikan
dan dibicarakan dengan orang lain.
Graber (1984:138) memandang bahwa pesan komunikasi politik dalam perspektif yang
sangat luas. Menurutnya, pesan komunikasi politik tersebut dapat berupa kebiasaankebiasaan, aturan-aturan, struktur, dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
kehidupan politik. Muhtadi (2008:11) menegaskan bahwa pesan komunikasi politik itu
adalah seluruh budaya politik yang berkembang di suatu negara.
Menurut Rochajat Harun dan Sumarno (2006:12), isi pesan komunikasi politik terdiri atas:
1) Seperangkat norma yang mengatur lalu lintas transformasi pesan-pesan.
2) Panduan dan nilai-nilai idealis yang tertuju pada upaya mempertahankan serta
melestarikan system nilai yang sedang berlangsung.
3) Sejumlah metode dan cara pendekatan untuk mewujudkan sifat-sifat integratif bagi
penghuni system.
4) Karakteristik yang menunjukkan identitas bangsa.
5) Motivasi sebagai dorongan dasar yang memicu pada upaya meningkatkan kualitas hidup
bangsa.
a. Jenis-jenis pesan politik
Pesan politik pada dasarnya memiliki beberapa jenis pesan menurut Dan Nimmo (1993),
diantaranya yaitu:
Retorika
Dan Nimmo (1993) memandang bahwa retorika adalah suatu seni dalam berbahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi secara persuasif dan efektif. Retorika dapat
pula diartikan sebagai bentuk komunikasi dua arah baik itu dalam bentuk komunikasi
antar personal ataupun bentuk komunikasi kelompok atau bahkan publik dimana
tujuannya adalah untuk mempengaruhi lawan komunikasi demi mendapatkan
persamaan persepsi si pengirim pesan atau komunikator.
Dalam hal ini, pesan politik berupa retorika sebagai pembentuk opini publik dimana
dalam penyampaian pesannya menggunakan seni berbahasa dan nantinya bagaimana
pesan tersebut dapat diterima dan mempengaruhi audiens sehingga terbentuklah opini

publik sebagai feedback atau respon atas pesan yang disampaikan.


Propaganda
Propaganda merupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling ekstrim dalam
dunia politik karena pesan yang disampaikan dalam propaganda bersifat terus
menerus demi menciptakan suatu opini publik baru dan cenderung kuat. Dalam hal

ini publik atau khalayak dapat dikontrol oleh pemberitaan yang disampaikan oleh

komunikator pesan tersebut.


Iklan Politik
Pada dasarnya, iklan politik sama dengan iklan-iklan komersial lainnya yaitu untuk
memperkenalkan sesuatu dengan tujuan khalayak atau publik bisa mempercayai
untuk memilih atau nengkonsumsi produk tersebut. Namun dalam iklan politik
tentunya berisikan dengan hal-hal yang berbau politik seperti iklan partai politik
dimana nantinya iklan politik yang dibuat tersebut dapat mengambil kepercayaan
masyarakat dan membentuk opini publik sehingga meningkatkan elektabilitas parpol
tersebut. Inti dari iklan politik adalah mengenai bagaimana cara agar sebuah parpol

mendapat suara terbanyak demi kepentingan kekuasaan golongan parpol tersebut.


C. Contoh Kasus
Pada pembahasan ini, kami mengambil contoh kasus dari masa kampanye pilpres 2014
yang merujuk pada pesan kampanye yang disampaikan oleh pasangan kandidat yaitu JokowiJK. Bentuk pesan yang disampaikan pasangan kandidat Jokowi-JK yaitu berbentuk verbal
dan non verbal. Contoh pesan verbal yang disampaikan oleh pasangan kandidat Jokowi-JK
yaitu menjamin kesehatan dan pendidikan masyarakat. Sedangkan pesan non verbal yang
disampaikan oleh pasangan kandidat Jokowi-JK yaitu menggunakan simbolik berupa salam
dengan dua jari dan memakai kemeja bermotif kotak-kotak berwarna merah dan putih serta
lengan baju yang dilipat sampai sebatas siku.
D. Analisis Pesan Politik
Pesan politik pertama yang digunakan pasangan kandidat Jokowi-JK yaitu dengan
melihat dari tingkat ekonomi, kesehatan dan pendidikan di Indonesia masih rendah, terutama
pada masyarakat menengah kebawah. Pesan politik dari pasangan Jokowi-JK yaitu menjamin
kesehatan dan pendidikan masyarakat dengan cara membuat kartu Indonesia sehat dan kartu
Indonesia pintar. Dengan begitu, strategi tersebut menjadi nilai tambah bagi pasangan
kandidat Jokowi-JK dalam membentuk opini publik dan citra positif di dalam masyarakat,
khususnya di kalangan masyarakat menengah kebawah.
Pesan politik kedua yang digunakan pasangan kandidat Jokiwi-JK yaitu dengan
menggunakan simbolik berupa salam dengan dua jari dan memakai kemeja bermotif kotakkotak berwarna merah dan putih serta lengan baju yang dilipat sampai sebatas siku. Dimana
pesan yang disampaikan dalam simbol salam dua jari yaitu selain angka dua itu
melambangkan nomor urut Jokowi-JK dalam pilpres 2014, juga mempunyai makna cinta

damai. Sedangkan kemeja kotak-kotak berwarna merah dan putih dengan lengan yang dilipat
sampai sebatas siku yaitu mempunyai makna kesederhanaan, merakyat dan warna dari merah
dan putih melambang indonesia yang berani dan bersih, dan lengan baju yang dilipat sampai
sebatus siku mempunyai makna seseorang yang siap bekerja keras. Maka apabila pesan
tersebut tersampaikan kepada masyarakat, otomatis opini publik yang terbentuk di
masyarakat adalah positif serta dapat menaikan elektabilitas dari pasangan kandidat JokowiJK hingga naik ke kursi presiden.

http://tugaskomunikasiub.blogspot.co.id/2011/11/tugas-komunikasipolitik-kelas-pol-3_1249.html
(http://amarsuteja.blogspot.co.id/2014/07/hakikat-pesan-komunikasi.html)

Indoprogress. 2014. Antara Rakyat dan Publik Politik Komunikasi Pemilu 2014.
http://indoprogress.com/2014/06/antara-rakyat-dan-publik-politik-komunikasi-pemilu-2014/,
diakses 30/11/2016
http://chairulramadhan.blogspot.sg/2014/10/opini-publik-propaganda-dan-mediamassa.html

Anda mungkin juga menyukai