Oleh :
Kelompok 11
Ketua : 1. Risman Bismar Toding (17021101046)
Sekretaris : 2. Marselina Manoppo (17021101006)
Anggota : 3. Ribka Prilia (17021101030)
4. Ivan Martua Hutasoit (17021101041)
5. Arkel Lester Latulyu (17021101099)
6. Adhirenta Massang (17021201141)
7. Christoffel Tanauma (17021201144)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasih
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas, baik responsi maupun praktikum serta boleh
menyusun menjadi suatu laporan.
Dengan adanya laporan ini kami berharap bisa membantu para pembaca mengerti, memahami,
serta mengaplikasikan kegunaan “Ilmu Ukur Tanah” dalam kehidupan Teknik Sipil.
Selama praktikum berlangsung, kami dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Untuk itu
kami sangat berterima kasih kepada:
Kepala Lab. Surveyimg : Dr. Ir. Freddy Jansen, M.Eng
Koordinator Assisten P.L : Vicky F. Lesawengen, ST
Asisten P.L : Bryan B. Tulungen, ST
Assisten P.L : Wilson Tallane
Untuk semua pihak di atas kami sangat berterima kasih atas bantuan dan pembelajaran yang di
berikan. Kami memohon maaf apabila ada kesalahan selama mengikuti praktikum. Baik itu di sengaja
maupun tidak disengaja. Dan terima kasih buat teman-teman yang telah membantu kami sehingga
dapat menyelesaikan seluruh praktikum yang telah diberikan dan membantu dalam penyusunan
laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Jika terdapat kesalahan dalam
laporan ini kami memohon maaf dan dengan senang hati kami menerima saran saudara sekalian untuk
membantu laporan ini menjadi lebih baik lagi.
Tim Penyusun
Kelompok 11
KELOMPOK 11 i
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
DAFTAR ISI
KELOMPOK 11 ii
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 iii
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
BAB I
PEMETAAN
1.1 PENDAHULUAN
Ilmu ukur tanah merupakan salah satu cabang dari ilmu Geodesi. Ilmu ini mempunyai
tujuan untuk menentukan permukaan bumi dari keadaan yang sebenarnya lalu membuat
bayangan yaitu peta. Peta adalah suatu gambar yang menunjukan letak suatu permukaan bumi,
dengan menggunakan skala. Berdasarkan definisi – definisi tersebut, ilmu ukur tanah dapat
disimpulkan sebagai suatu ilmu pengukuran relatif dari titik – titik detail alam atau buatan
manusia meliputi posisi horizontal serta posisi vertikal. Sebagai ilmu yang bersifat praktisi maka
untuk menguasai setiap instrument – instrument maka harus diadakan sebuah praktikum
sehingga diharapkan setiap calon insinyur bisa memiliki sebuah skill yang berguna untuk dunia
kerja nanti. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan, dan penggambaran suatu bidang
di bumi kemudian dibuat dalam bentuk peta untuk memudahkan pekerjaan.
Ilmu ukur tanah ini telah dikenal sejak zaman dahulu, yakni pada zaman orang-orang
Romawi. Dimana orang-orang Romawilah yang lebih dahulu mengenalkan tentang manfaat
pengukuran tanah, sehubungan dengan pembatasan daerah-daerah kerajaan romawi pada waktu
itu. Akhirnya orang Romawi membuat alat ukur seperti groma dipakai untuk membidik, litella
sebuah kerangka berbentuk huruf A dengan sebuah bandul/unting-unting untuk menyipat datar,
serta chorobates sebuah tepi lurus horizontal dengan kaki penyangga dengan sebuah lekukan
bagian atas untuk diisi air yang berfungsi sebagai nivo.
KELOMPOK 11 1
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 2
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
BAB II
PENGUKURAN BEDA TINGGI DAN JARAK LANGSUNG
(Secara Manual)
Petunjuk Umum:
1. Bekerjalah menurut langkah kerja yang benar.
2. Gunakan alat sesuai fungsinya
3. Jangan bercanda gurau saat praktikum berlangsung
4. Jangan merusak tanaman atau lingkungan saat praktikum berlangsung
KELOMPOK 11 3
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Langkah Kerja:
1. Meninjau lokasi pengukuran.
2. Tancapkan Jalon yang disesuaikan dengan bentuk perubahannya berdasarkan
instruksi asisten PL.
3. Beri nama jalon tersebut seperti, P1, P2, P3, dan seterusnya.
4. Masukan air dalam selang plastik dengan cara hisap pada ujung selang untuk
mengalirkan air dari botol. Pasang waterpass selang plastic antara kedua Jalon,
missal pada titik P1 dan P2, setelah air tenang, tandai patok dengan pensil. Jangan
lupa untuk memeriksa, apakah ada angin fals atau tidak. Jika ada, harus dikeluarkan.
5. Ukur tinggi air pada kedua Jalon P1= BB dan P2 = BM dengan meter tangan.
Kemudian catat pada tabel pengukuran.
6. Selanjutnya pindahkan waterpass selang plastik pada titik P2 ke P3 setelah air pada
selang tenang, maka patok diberi tanda dengan menggunakan pensil.
7. Ukur tinggi air pada kedua Jalon P2 = BB dan P3 = BM , catat pada tabel
pengukuran.
8. Begitu seterusnya dengan cara yang sama sehingga pengukuran sampai pada Jalon
terakhir.
9. Hitung beda tinggi ∆h dari hasil pengukuran: P1 =BB → P2 = BM
∆h = Bacaan Belakang – Bacaan Muka = BB – BM
Dan seterusnya hingga tinggi semua patok dapat dihitung. Beda tinggi yang hasilnya
positif (+) berarti tanah itu naik dan jika hasilnya negatif (-) berarti tanah itu turun.
10. Menghitung titik tinggi berdasarkan titik (elevasi) yang sudah diketahui.
P2 = P1 + ∆h P2
P3 = P2 + ∆h P3
11. Dan seterusnya sehingga semua titik dapat dihitung ketinggiannya.
12. Jika sudah selesai laporkan pada asisten PL masing – masing.
KELOMPOK 11 4
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
TINGGI
NO TITIK BACAAN JARAK BEDA TINGGI
TITIK SKETSA
DARI KE BELAKANG MUKA (m) (+) (-) (6 m)
P1
1,41 m 0,826 m 5 0,584 6,584
P2 P1 P2
P2
1,34 m 1,2 m 5 0,14 6,724
P3
P2 P3
P3
1,341 m 1,262 m 5 0,079 6,803
P4
P3 P4
P4
1,334 m 1,302 m 5 0,032 6,835
P5 P5
P4
P5
1,304 m 1,19 m 5 0,114 6,949
P6
P5 P6
∑: 6,729 m 5,78 m 25 0,949
Kontrol:
Kontrol Pembacaan :
= ∑ bacaan belakang - ∑ bacaan muka
= 6,729 – 5,78
= 0,949 (Ok)
Tinggi Titik :
= Tinggi Titik Akhir – Tinggi Titik Awal
= 6,949 – 6
= 0,949 (Ok)
KELOMPOK 11 5
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Cara Perhitungan:
1. Bacaan belakang dan bacaan muka dihitung totalnya.
∑Bacaan Belakang = 1,41 + 1,34 + 1,341 + 1,334 + 1,304
= 6,729
∑Bacaan Muka = 0,826 + 1,2 + 1,262 + 1,302 + 1, 19
= 5,78
2. Jarak total dihitung.
∑Jarak =5+5+5+5+5
= 25 m
3. Beda tinggi dihitung totalnya, yang bertanda positif dijumlahkan dengan seluruh yang
bertanda positif, begitu pula sebaliknya.
∑(+) = 0,584 + 0,14 + 0,079 + 0,032 + 0,144
= 0,949
∑(-) =0
4. Tentukan tinggi titik.
Tinggi Titik =6m
5. Lakukan perhitungan antara tinggi titik dan beda tinggi (perhatikan tanda).
Beda Tinggi P1 – P2 adalah -0,26 →6 m + 0,584 = 6,584
Beda Tinggi P2 – P3 adalah -0,45 → 6,584 m + 0,14 = 6,724
Beda Tinggi P3 – P4 adalah -0,08 → 6,724 m + 0,079 = 6,803
Beda Tinggi P4 – P5 adalah -0,02 → 6,803 m + 0,032 = 6,835
Beda Tinggi P5 – P6 adalah -0,16 → 6,835 m + 0,114 = 6,949
KELOMPOK 11 6
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
BAB III
AUTOMATIC LEVEL DAN CARA PENGGUNAANNYA
KELOMPOK 11 7
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
a
c
d b
e
f
g h
i
Gambar 3.1 Alat Ukur Automatic Level C330
Keterangan:
a. Visir
b. Lensa okuler
c. Tombol fokus
d. Lensa objektif
e. Nivo
f. Tombol penggerak halus horisontal
g. Plat skala horisontal
h. Sekrup ABC
i. Landasan
Pada penggunaannya, Automatic membutuhkan sebuah komponen penting yang
tidak bisa dipisahkan, yaitu Tripod/statif. Tripod digunakan untuk menaruh/menyangga
Automatic Level. Tripod terdiri dari tiga kaki, dengan ujung tajam untuk menancapkan
pada bidang kerja. Dalam penggunaannya, tripod akan disetel sedemikian rupa untuk
mencapai kondisi tertentu (Centering dan Leveling dalam Theodolite). Tripod bisa terbuat
dari kayu maupun alumunium. Terdapat berbagai macam tipe tripod.
KELOMPOK 11 8
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Selain Tripod, salah satu bagian yang digunakan untuk melakukan pengukuran yaitu
unting – unting. Unting – unting adalah benda yang terdiri atas kait dan rantai, serta
ujungnya berupa kerucut terbalik. Benda ini ditempatkan ditengah – tengah tripod.
Fungsinya sebagai acuan titik pusat.
KELOMPOK 11 9
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 10
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 11
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
3.1.5 Langkah – Langkah Menyetel Nivo Pada Alat Ukur Waterpass Dan Theodolite
Dirikan tripod/statif dilokasi pengukuran, buat kaki tripod membentuk segitiga sama
sisi dan platnya diusahakan mendatar dengan cara :
a. Buka sekrup pengunci kaki tripod, panjangkan kakinya kemudian kunci
sekedarnya.
b. Injak kaki tripod seperlunya hingga menancap pada tanah dan cukup stabil.
c. Atur kepala tripod (plat level) sedatar mungkin sambil memperhatikan sekrup
pengunci pesawat, kira-kira tepat di atas titik yang dimaksud.
d. Kencangkan sekrup pengunci kaki tripod.
KELOMPOK 11 12
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
3.1.6 Mencari dan Membidik Sasaran (Untuk Automatic Level dan Theodolite)
Langkah-Langkah Pelaksanaan :
1. Putar dan arahkanlah alat, secara horisontal untuk Waterpass dan secara horisontal
dan vertikal untuk Theodolite.
2. Bidiklah melalui visir di atas teropong untuk mencari target secara kasar.
3. Apabila teropong sudah mengarah ke target sasaran, lihatlah melalui lensa okuler,
apakah sasaran sudah berada dalam daerah cakupan lensa objektif. Bila belum,
putarlah alat dengan menggunakan sekrup penggerak halus horisontal hingga dapat
terlihat di lensa.
4. Gunakan sekrup fokus untuk lebih memperjelas bayangan.
5. Bila sasaran sudah terlihat pada lensa, kuncilah kedua sekrup pengunci (horisontal
dan vertikal), untuk alat ukur Waterpass jenis C40, C32, C330, tidak memiliki
pengunci horisontal dan vertikal hanya ada pada alat ukur Theodolite.
6. Untuk lebih menepatkan bidikan, pergunakanlah sekrup penggerak halus horisontal
untuk Waterpass, dan untuk Theodolite gunakan penggerak halus horisontal dan
vertikal.
7. Perhatikan sumbu horisontal dan vertikal benang diafragma, jika benang silang
tidak jelas maka putarlah cincin fokus untuk benang diafragma pada lensa okuler
hingga jelas.
8. Jika target sudah terlihat jelas pada alat, dudukan pembacaan benang : atas – tengah
– bawah, pembacaan baak jika sudah selesai harus memenuhi ketentuan: BA + BB
= 2 x BT atau (BA – BT) = (BT – BB).
KELOMPOK 11 13
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 14
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 15
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 16
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
BAB IV
PENGUKURAN BEDA TINGGI DAN JARAK TIDAK LANGSUNG
(Automatic Level)
Petunjuk Umum:
Bekerjalah menurut langkah kerja yang benar.
Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, jika tidak mengerti tanya ke Ass PL.
Jangan bersenda gurau di saat praktikum berlangsung, semua alat-alat ukur tanah tidak
boleh digunakan untuk main-main dan tidak boleh diletakkan sembarangan.
Jangan merusak tanaman atau lingkungan tempat praktikum berlangsung.
Setelah pekerjaan selesai, kumpul dan bersihkan alat-alat kemudian kembalikan ke
tempatnya.
Penjelasan Singkat:
Dalam pengukuran dengan Waterpass, terutama dalam pengukuran profil memanjang dan
profil melintang, dikenal dengan beberapa jenis sistem pengukuran yaitu pengukuran double
stand, pergi pulang, dsb. Pengukuran Double Stand adalah pengukuran yang dilakukan 2 kali
pada setiap posisi alat, yaitu setelah dilakukan pembacaan satu kali pada posisi alat yang sama
dilakukan perubahan tinggi alat dan pembacaan diulangi lagi. Sistem pengukuran tersebut
dilaksanakan lebih ditekankan semata untuk mendapatkan data yang akurat (teliti). Lazimnya,
pada setiap pengukuran alat diletakkan di antara 2 titik kecuali dalam keadaan tertentu.
KELOMPOK 11 17
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 18
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Tujuan :
Agar praktikan lebih terampil dalam menggunakan alat ukur dan lebih memahami cara-
cara pengukuran, pemanfaatan peralatan dalam aplikasi pekerjaan serta kerja sama tim
dalam melakukan pengukuran.
Mahasisiwa dapat menghitung beda tinggi, kelandaian, tinggi titik lewat pengukuran profil
memanjang dan melintang.
Peralatan dan perlengkapan :
1. Alat ukur Waterpass
2. Tripod/Statif
3. Baak ukur / mistar ukur
4. Pilox
5. Paku payung dan Palu
6. Kompas
7. Rol meter
8. Payung
9. Tabel pengukuran
10. Hand board dan Alat tulis-menulis
11. Kamera (dokumentasi foto)
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11
KELOMPOK 11 19
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Petunjuk Umum:
Bekerjalah menurut langkah kerja yang benar.
Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, jika tidak mengerti tanya ke Ass PL.
Jangan bersenda gurau di saat praktikum berlangsung, semua alat-alat ukur tanah tidak
boleh digunakan untuk main-main dan tidak boleh diletakkan sembarangan.
Jangan merusak tanaman atau lingkungan tempat praktikum berlangsung.
Setelah pekerjaan selesai, kumpul dan bersihkan alat-alat kemudian kembalikan ke
tempatnya.
Penjelasan Singkat:
Profil Memanjang adalah gambar irisan tegak keadaan lapangan sepanjang garis rencana
proyek.
Profil Melintang adalah gambar irisan tegak keadaan lapangan sepanjang garis tegak lurus
terhadap garis rencana proyek
Data profil ini biasa dimanfaatkan antara lain untuk:
Perencanaan alinyemen jalan raya
Perencanaan/perhitungan galian timbunan
Perencanaan saluran irigasi.
Langkah-langkah pengukuran :
Pekerjaan ini dilakukan pada suatu bagian jalan
1. Pilihlah suatu bagian jalan sepanjang 100m.
2. Bagilah bagian tersebut menjadi beberapa segmen, yang berarti akan ada 10 titik dengan
jarak masing-masing sekitar 5 m. Untuk pengukuran ini gunakan pita ukur (jarak
langsung)
3. Buatlah tanda posisi titik-titik tersebut pada center line jalan dengan menggunakan paku
(tanam cukup dalam hingga tidak ada bagian yang menonjol di atas tanah) atau cukup
dengan menggunakan cat semprot.
4. Tentukan titik awalnya lalu beri identitas titik tersebut dengan memberi nomor atau huruf
alfabet secara berurut, misalnya : titik – titik P0 ini sebagai profil memanjang, untuk
profil melintang akan diambil pada titik misalnya : a1, a2, a3 dst, sampai titik terakhir.
5. Dirikan alat di antara titik P0 dan P1 (agar aman, dirikan alat ditepi/bahu jalan atau
bagian lain yang aman).
6. Lakukan proses leveling (mendatarkan alat) dengan cara memutar sekrup A, B, C.
7. Untuk memperjelas posisi, ambil posisi utara sebagai skala 0o sudut horizontal dengan
cara letakkan kompas tangan di atas alat ukur Waterpass, sambil memutar alat ukur
Waterpass mengikuti arah utara yang ditujukan jarum kompas diusahakan jarum kompas
searah dengan arah teropong, jika telah searah putar piringan skala horizontal sampai 0o.
8. Bidiklah ke titik P0 catat data benang dan sudut horizontalnya, data ini dicatat sebagai
data belakang.
9. Ambil data, bagian kiri dan kanan titik P0 yaitu garis lurus sumbu memanjang. Bidiklah
setidaknya tepi atas perkerasan dan juga tepi bawahnya serta tepi atas dan dasar saluran.
KELOMPOK 11 20
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Bila dirasa perlu (inisiatif peserta atau atas petunjuk Asisten ) ambil data lainnya untuk
menunjang pendataan dan penggambaran. Jangan lupa untuk mengukur jarak dengan pita
ukur, beri tanda identitas tiap titik melintang misalnya : a1, b1, c1, dst…, dimana data-
data ini dicatat sebagai data profil melintang.
10. Kemudian bidik ke titik P2, Catat data benang dan sudut horisontal sebagai data muka.
Jika menggunakan cara double stand ubah posisi alat sebagai stand dua, kemudian
lakukan langkah ke 8 point 4(langkah-langkah pengukuran sipat datar cara double stand )
lalu lakukan langkah ke 5 seperti di atas sampai seterusnya.
11. Pindahkan alat ke posisi di antara titik P2 dan P3, lakukan langkakh ke 6 di atas
kemudian buat skala horisontal pada posisi 0o terhadap titik P2. Bidik titik P2 dan catat
datanya sebagai data belakang.
12. Bidik ke titik P3, catat data benang dan sudut horisontal sebagai data muka, ambil juga
data detail melintang seperti pada titik P2.
13. Jangan lupa baca sudut horisontal.
14. Ulangi langkah ke 11 untuk tiap kali memindahkan alat, dilanjutkan dengan langkah ke
12 dan seterusnya sampai titik tersebut selesai.
15. Agar data pengukuran saling terkait, jika pengukuran Waterpass dilakukan di daerah
yang telah ada data elevasinya, ada baiknya dilakukan pengikatan salah satu titik poligon
yang terdekat berupa pal yang terbuat dari beton atau biasa disebut dengan bench mark
(BM).
16. Bila pengukuran telah selesai, Asisten mengecek dan meng-Acc form atau tabel
pengukuran.
KELOMPOK 11 21
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
TABEL
PENGUKURAN DOUBLE STAND
Δh
STAND I STAND II BEDA
TEMPAT RATA- TINGGI
1335 (mm) 1325(mm) TINGGI
RATA TITIK
PMB PMM JARAK PMB PMM (m)
(m)
BA BA BA BA 𝜟𝒉𝟏+𝜟𝒉𝟐 6
ALAT TITIK h1 h2
BT BT BT BT 𝟐
BB BB BB BB
1500 1465
P1
a1 1490 2 1455 -0,155 -0,13 -0,1425 5,8575
(3º30’)
1480 1445
1755 1710
(6º30’) b1 1735 4 1690 -0.4 -0,365 -0,3825 5,6175
1715 1670
1330 1290
(191º20’) c1 1320 2 1280 0,015 0,045 0,03 6,03
1310 1270
1305 1265
(192º0’) d1 1285 4 1245 0,05 0,08 0,065 6,065
1265 1225
1300 1260
(191º40’) e1 1270 6 1230 0,065 0,095 0,08 6,08
1240 1200
1385 1350
P2 1360 5 1325 -0,025 0 -0,0125 5,9875
(281º40’)
1335 1300
Sketsa:
KELOMPOK 11 22
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Δh
STAND I STAND II BEDA
TEMPAT RATA-
1245(mm) 1285(mm) TINGGI
RATA TINGGI
JARAK TITIK
PMB PMM PMB PMM
(m) (m)
BA BA BA BA 𝜟𝒉𝟏+𝜟𝒉𝟐
ALAT TITIK h1 h2 5,9875
BT BT BT BT 𝟐
BB BB BB BB
1340 1325
P2
P1 1320 5 1300 0,075 0,015 0,045 6,0325
(0º0’)
1295 1275
1720 1710
(271º40’) a2 1710 2 1700 -0,465 -0,415 -0,44 5,5475
1700 1690
1780 1775
(271º40’) b2 1760 4 1755 -0,515 -0,47 -0,4925 5,495
1740 1735
1305 1300
(88º30’) c2 1295 2 1290 -0,05 -0,005 -0,0275 5,96
1285 1280
1285 1275
(90º0’) d2 1265 4 1255 -0,02 0,03 0,005 5,9625
1245 1235
1275 1270
(90º0’) e2 1245 6 1240 0 0,045 0,0225 6,01
1215 1210
1425 1420
(180º0’) P3 1400 5 1395 -0,155 -0,11 -0,1325 5,855
1375 1370
Sketsa:
KELOMPOK 11 23
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Δh
STAND I STAND II BEDA
TEMPAT RATA- TINGGI
1485(mm) 1420(mm) TINGGI
RATA TITIK
JARAK
PMB PMM PMB PMM (m)
(m)
BA BA BA BA 𝜟𝒉𝟏+𝜟𝒉𝟐 5,855
ALAT TITIK h1 h2
BT BT BT BT 𝟐
BB BB BB BB
P3 1445 1375
P2 1420 5 1350 0,065 0,07 0,0675 5,9225
(0º0’) 1395 1325
1820 1765
(275º40’) a3 1810 2 1755 -0,325 -0,335 -0,33 5,525
1800 1745
1980 1910
(275º40’) b3 1960 4 1890 -0,475 -0,47 -0,4725 5,3825
1940 1870
1370 1310
(92°20’) c3 1360 2 1300 0,125 0,12 0,1225 5,9775
1350 1290
1355 1290
(92º20’) d3 1335 4 1270 0,15 0,15 0,15 6,005
1315 1250
1350 1285
(92º20’) e3 1320 6 1255 0,165 0,165 0,165 6,02
1290 1225
1425 1365
(180º0’) P4 1400 5 1340 0,085 0,08 0,0825 5,9375
1375 1315
Sketsa:
KELOMPOK 11 24
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Δh
STAND I STAND I BEDA
TEMPAT RATA-
1345 (mm) 1320 (mm) TINGGI
RATA TINGGI
JARAK TITIK
PMB PMM PMB PMM
(m) (m)
BA BA BA BA 𝜟𝒉𝟏+𝜟𝒉𝟐
ALAT TITIK h1 h2 5,9375
BT BT BT BT 𝟐
BB BB BB BB
1445 1430
P4
P3 1420 5 1405 -0,075 -0,085 -0,08 5,8575
(0º0’)
1395 1380
1785 1755
(266º20’) a4 1775 2 1745 -0,43 -0,425 -0,4275 5,51
1765 1735
1995 1970
(266º20’) b4 1975 4 1950 -0,63 -0,63 -0,63 5,3075
1955 1930
1585 1260
(95º20’) c4 1575 2 1250 -0,23 -0,07 -0,08 5,8575
1565 1240
1305 1285
(95º20’) d4 1285 4 1265 0,06 0,055 0,0575 5,995
1265 1245
1370 1340
(95º20’) e4 1340 6 1310 0,005 0,01 0,0075 5,945
1310 1280
1645 1605
(181º20’) P5 1620 5 1580 -0,275 -0,26 -0,2675 5,67
1595 1555
Sketsa:
KELOMPOK 11 25
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
JARAK Δh
STAND I STAND II BEDA
TEMPAT (m) RATA-
1370 (mm) 1275 (mm) TINGGI
RATA TINGGI
TITIK
PMB PMM PMB PMM
(m)
BA BA BA BA 𝜟𝒉𝟏+𝜟𝒉𝟐
ALAT TITIK h1 h2 5,670
BT BT BT BT 𝟐
BB BB BB BB
1125 1025
P5
P4 1100 5 1000 0,27 0,275 0,2725 5,9425
(0º0’)
1075 0975
1830 1735
(250º30’) a5 1820 2 1725 -0,45 -0,45 -0,45 5,22
1810 1715
1940 1845
(250º30’) b5 1920 4 1825 -0,55 -0,55 -0,55 5,12
1900 1805
1310 1210
(90º40’) c5 1300 2 1200 0,07 0,075 0,0725 5,7425
1290 1196
1275 1180
(90º40’) d5 1255 4 1160 0,115 0,115 0,115 5,785
1235 1140
1310 1220
(90º40’) e5 1280 6 1190 0,09 0,085 0,0875 5,7575
1250 1160
1435 1345
-
(169º0’) P6 1410 5 1320 -0,04 -0,0425 5,6275
0,045
1385 1295
Sketsa:
KELOMPOK 11 26
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
JARAK
Δh
STAND I (m) STAND II BEDA
TEMPAT RATA- TINGGI
1352 (mm) 1400 (mm) TINGGI
RATA TITIK
(m)
PMB PMM PMB PMM
5,6275
BA BA BA BA 𝜟𝒉𝟏 + 𝜟𝒉𝟐
ALAT TITIK h1 h2 𝟐
BT BT BT BT
BB BB BB BB
1350 1395
P5
P6 1325 5 1370 0,027 0,03 0,0285 5,656
(0º0’)
1300 1345
1315 1365
a6 1305 2 1355 0,047 0,045 0,046 5,6735
(84º0’)
1295 1345
1280 1330
(84º0’) b6 1260 4 1310 0,092 0,09 0,091 5,7185
1240 1290
1250 1300
(85º30’) c6 1220 6 1270 0,132 0,13 0,131 5,7585
1190 1240
1305 1355
(85º0’) d6 1265 8 1315 0,087 0,085 0,086 5,7135
1225 1275
1265 1315
(86º30’) e6 1215 10 1265 0,137 0,135 0,136 5,7635
1165 1215
1705 1755
(179º0’) P7 1680 5 1730 -0,328 -0,33 -0,329 5,2985
1655 1705
Sketsa:
KELOMPOK 11 27
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
BEDA Δh
STAND I STAND II
TEMPAT TINGGI RATA- TINGGI
1480 (mm) 1515 (mm)
JARAK RATA TITIK
(m) (m)
PMB PMM PMB PMM 5,2985
BA BA BA BA 𝜟𝒉𝟏+𝜟𝒉𝟐
ALAT TITIK h1 h2
BT BT BT BT 𝟐
BB BB BB BB
1235 1265
P6
P7 1210 5 1240 0,27 0,275 0,2725 5,571
(0º0’)
1185 1215
1395 1420
(78º0’) a7 1385 2 1410 0,095 0,105 0,1 5,3985
1375 1400
1360 1390
(78º0’) b7 1340 4 1370 0,14 0,145 0,1425 5,441
1320 1350
1285 1415
(78º0’) c7 1255 6 1385 0,255 0.13 0,1925 5,491
1225 1355
1095 1120
(78º0’) d7 1055 8 1080 0,425 0,435 0,43 5,7285
1015 1040
1110 1135
(78º0’) e7 1060 10 1085 0,42 0,43 0,425 5,7235
1010 1035
1245 1265
(197º20’) P8 1220 5 1240 0,26 0,275 0,2675 5,566
1195 1225
Sketsa:
KELOMPOK 11 28
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Δh
STAND I STAND II BEDA
TEMPAT RATA- TINGGI
1430 (mm) 1464 (mm) TINGGI
RATA TITIK
JARAK
PMB PMM PMB PMM (m)
(m)
BA BA BA BA 𝜟𝒉𝟏+𝜟𝒉𝟐 5,566
ALAT TITIK h1 h2
BT BT BT BT 𝟐
BB BB BB BB
1770 1805
P8
P7 1745 5 1780 -0,315 -0,291 -0,303 5,263
(0º0’)
1720 1755
1380 1410
(332º20’) a8 1370 2 1400 0,06 0,06 0,06 5,626
1360 1390
1600 1630
(332º20’) b8 1380 4 1610 0,05 -0,15 -0,05 5,516
1560 1590
1745 1780
(332º20’) c8 1715 2 1750 -0,285 -0,29 -0,2875 5,2785
1685 1720
1930 1960
(332º20’) d8 1890 4 1920 -0,46 -0,156 -0.458 5,108
1850 1880
1955 1990
(332º20’) e8 1905 6 1940 -0,475 -0,48 -0,4775 5,0885
1855 1890
1555 1585
(239º0’) P9 1530 5 1560 -0,1 -0,096 -0,098 5,468
1505 1535
Sketsa:
KELOMPOK 11 29
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Δh
STAND I STAND II BEDA
TEMPAT RATA- TINGGI
1490 (mm) 1380 (mm) TINGGI
RATA TITIK
JARAK
PMB PMM PMB PMM (m)
(m)
BA BA BA BA 𝜟𝒉𝟏+𝜟𝒉𝟐 5,468
ALAT TITIK h1 h2
BT BT BT BT 𝟐
BB BB BB BB
1375 1300
P9
P8 1350 5 1275 0,1 0,105 0,1025 5,5705
(0º0’)
1325 1250
1450 1455
(266º0’) a9 1440 2 1445 0,01 -0,065 -0,0275 5,4405
1430 1435
1660 1590
(266º0’) b9 1640 4 1570 -0,19 -0,19 -0,19 5,278
1620 1550
1865 1795
(266º0’) c9 1835 6 1765 -0,385 -0,385 -0,385 5,083
1805 1735
1860 1790
(266º0’) d9 1820 2 1750 -0,37 -0,37 -0,37 5,098
1780 1710
1930 1855
(266º0’) e9 1880 4 1805 -0,43 -0,425 -0,4275 5,0405
1830 1755
1650 1575
(179º20’) P10 1625 5 1550 -0,175 -0,17 -0,1725 5,2955
1600 1525
Sketsa:
KELOMPOK 11 30
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Δh
STAND I STAND II BEDA
TEMPAT RATA- TINGGI
1415 (mm) 1450 (mm) TINGGI
RATA TITIK
JARAK
PMB PMM PMB PMM (m)
(m)
BA BA BA BA 𝜟𝒉𝟏+𝜟𝒉𝟐 5,2955
ALAT TITIK h1 h2
BT BT BT BT 𝟐
BB BB BB BB
1255 1290
P10
P9 1220 5 1265 0,195 0,185 0,19 5,4855
(0º0’)
1205 1240
1360 1395
(285º0’) a10 1350 2 1385 0,065 0,065 0,065 5,3605
1340 1375
1555 1590
(287º20’) b10 1535 4 1570 -0,12 -0,12 -0,12 5,1755
1515 1550
1625 1660
(286º0’) c10 1595 6 1630 -0,18 -0,18 -0,18 5,1155
1565 1600
1695 1735
(285º0’) d10 1655 8 1695 -0,24 -0245 -0,2425 5,053
1615 1655
1705 1740
(285º0’) e10 1655 10 1690 -0,24 -0,24 -0,24 5,0555
1605 1640
1525 1540
(180º20’) P11 1500 5 1515 -0,085 -0,065 -0,075 5,2205
1475 1490
Sketsa:
KELOMPOK 11 31
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
ΣB ΣM ΣB ΣM Σ(+) Σ(-)
= 13907 = 14745 = 13834 = 14555 = 0.35 =1.1295
Kontrol :
Kontrol Pembacaan :
Stand I = ∑BB-∑BM Stand II = ∑BB-∑BM
= 13907 – 14745 = 13834 - 14555
= -0.838 = -0.721
Pembacaan rata-rata = Stand I + Stand II : 2
= -0,7795 m (Ok)
KELOMPOK 11 32
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Cara perhitungan:
1. Rumus Bacaan Benang
BA = 2BT – BB BT = (BA+BB)/2BB = 2BT – BA
Untuk perhitungan titik tinggi dari titik ke detail dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
P1 – a1 = 6 + (-0.1425)
P1 – b1 = 6 + (-0.3825)
Dilakukan terus menerus sesuai detail yang ada. Untuk titik awal digunakan,
titik yang sudah dicari diatas, dimana jika P2 memiliki detail a2, maka P2 – a2
=5.9875 + (-0.044) = 5.5475. Begitu dan seterusnya.
KELOMPOK 11 33
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Gambar da n Perhit ung an Luas Cara Koordinat da n Cara Grafis
GALIAN DI TITIK P3
0 0 0
2 0 2
KELOMPOK 11 34
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
GALIAN DI TITIK P4
1,8575 1,9375 1,51
2 0 2
0 0 0
2 0 2
= 1⁄2 (14,455)
= 7,2275 m2
Jarak Segmen = 5m
KELOMPOK 11 35
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
GALIAN DI TITIK P5
1,7425 1,67
1,22
2 0
2
0 0 0
2 0 2
= 1⁄2 (13.7275)
= 6.86375 m2
Jarak Segmen = 5m
KELOMPOK 11 36
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
GALIAN DI TITIK P6
1,6275 1,6735 1,7185
2 0 2
0 0 0
2 0 2
= 1⁄2 (13.0755)
= 6.53775 m2
Jarak Segmen = 5m
KELOMPOK 11 37
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
GALIAN DI TITIK P7
1,2985 1,3985 1,441
2 0 2
0 0 0
2 0 2
= 1⁄2 {(2,797+2,882)
= 2,8395 m2
Luas Penampang Total P7
= Luas Galian Kiri + Luas Galian Kanan
= (2,697 + 2,8395)
= 5,5365 m2
Luas Rata – Rata P7-P8
= 1⁄2 (6,693 + 5,5365)
= 1⁄2 (12,2295)
= 6,11475 m2
Jarak Segmen = 5m
Volume Galian Tanah
= 6,11475 m2 x 5 m
= 30,57375 m3
Volume Total Galian P3 – P7
= 18,16875 m3 + 33,8625 m3 + 32,68875 m3 + 30,57375 m3
= 115,29375 m3
KELOMPOK 11 38
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
BAB V
THEODOLITE DAN CARA PENGGUNAANNYA
Tujuan :
Agar peserta praktikum alat ukur Theodolite serta bagian-bagiannya dan mengetahui
fungsi serta kegunaannya juga cara pemakaian secara mendasar.
5.1.1 Theodolite
Theodolite adalah suatu alat ukur yang dapat mengukur sudut, arah ke 2 titik atau
lebih serta sudut vertikal terhadap bidang yang horisontal pada titik pembacaan.
Theodolite dapat digunakan untuk mengukur, antara lain :
Jarak (miring maupun datar)
Beda tinggi dan ketinggian (elevasi)
Sudut vertikal
Sudut horisontal
Azimuth
Secara keseluruhan sangat berguna dalam pekerjaan :
Pembuatan poligon
Topografi
Pemetaan, dll
Syarat – Syarat Alat Ukur Theodolite:
a) Sumbu I harus tegak lurus
Untuk membentuk tegak lurus sumbu I, gunakan nivo, maka didapat sebuah garis
lurus, garis jurusan nivo dibuat mendatar. Jika garis nivo mendatar, sumbu I akan tegak
lurus sumbu II.
Tempatkan nivo sejajar dengan sekrup A & B, lalu gelembung udara nivo
ditempatkan di tengah – tengah.
Putar alat 180° dengan sumbu I sebagai sumbu putar, umumnya gelembung
akan pindah dari tengah – tengah.
Pindahkan kembali gelembung ke tengah dengan memutar sekrup koreksi nivo.
Putar 90° dengan sumbu I sebagai sumbu putar. Tempatkan gelembung di
tengah – tengah dengan bantuan salah satu sekrup.
Ulangi pekerjaan sehingga pada setiap jurusan, gelembung tetap di tengah.
KELOMPOK 11 39
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 40
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 41
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 42
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
1. Sudut Horisontal
Sudut yang dibentuk oleh 2 garis yang terletak pada satu bidang datar. Pada dasarnya
pengertian dan sudut horizontal dan azimuth adalah sama. Perbedaannya terletak pada titik
– titik pedoman. Azimuth adalah sudut dengan pengambilan 0º di sembarang titik. Cara
membacanya membutuhkan ketentuan – ketentuan berikut.
Angka berukuran besar sebagai nilai derajat
Garis pembagi berjumlah 60 dinyatakan dalam menit
Pada alat ini, pembacaan diikuti ketentuan kalau garis sejajar dengan garis
menit.
KELOMPOK 11 43
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
2. Sudut Vertikal
Sudut yang dibentuk oleh 2 buah titik pada bidang tegak lurus bidang permukaan
bumi dengan kemiringan terhadap posisi teropong.
Azimuth adalah arah yang diukur berdasarkan arah utara ke titik pengambilan
dibentuk dengan perputaran searah jarum jam.
Longgarkan semua sekrup pengunci horizontal.
Buat skala lingkaran 0o0’0” lalu kunci semua pengunci horisontal kemudian
bukalah sekrup pengunci horisontal bagian bawah agar alat dapat berputar
mengikuti kompas.
Tempatkan kompas di atas alat ukur Theodolite sejajar dengan teropong (arah
teropong = arah jarum kompas utara), alat diputar mengikuti arah jarum kompas
sampai jarum kompas diam dan menunjuk ke arah utara.
Jika menggunakan kompas Theodolite : bukalah kunci kompas, putar alat ukur
hingga pada posisi dimana jarum kompas tepat berada di tengah garis batasnya,
jika sudah tercapai berarti alat ukur sudah mengarah ke utara (azimuth).
Jika menggunakan kompas tangan letakkan kompas tangan di atas alat ukur
Theodolite sejajar teropong (buka penutup kompas) tunggu sampai jarum
kompas diam, putar alat mengikuti arah kompas jika teropong dan arah kompas
(utara) sudah sejajar berarti alat ukur sudah mengena ke arah utara (azimuth).
Setelah alat ukur mengena ke utara sesuai dengan jarum kompas kunci kedua
sekrup horisontal dan pastikan sudut = 0o0’0” dengan cara melihat ke dalam lensa
pembacaan sudut
Longgarkan sekrup pengunci horisntal bagian atas, putar alat ke titik yang akan
diukur (putar searah jarum jam sebagai pedoman arah pengukuran )
Sudut yang terbentuk dari arah utara ke titik pengukuran itulah yang disebut nilai
azimuth (α)
KELOMPOK 11 44
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Tinggi alat didefinisikan sebagai jarak bidik teropong terhadap bidang bumi. Jarak
ini harus diukur dari garis bidik teropong ke titik patok. Pada setiap alat ukur Theodolite
ada tanda khusus sebagai tanda garis bidang teropong. (Tinggi alat diukur setelah centering
dan leveling selesai). Adapun cara lain untuk mengukur tinggi alat selain dengan cara di
atas adalah dengan mengukur menggunakan hand meter, dimana jarak diukur dari tanda
titik merah pada alat ukur Theodolite sampai ke tanah tempat kaki tripod diletakkan.
Diusuhukan agar pengukuran tinggi alat tegak lurus garis bidik.
KELOMPOK 11 45
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Petunjuk Umum:
Bekerjalah menurut langkah kerja yang benar.
Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, jika tidak mengerti tanyakan kepada Asisten PL
atau Co. Asisten PL.
Jangan bersenda gurau di saat praktikum berlangsung, semua alat – alat ukur tanah tidak
boleh digunakan untuk main – main dan tidak boleh diletakkan sembarangan.
Jangan merusak tanaman atau lingkungan tempat praktikum berlangsung.
Bila perlu, buat sketsa pengukuran.
Setelah pekerjaan selesai kemupul dan bersihkan alat – alat, kemudian kembalikan ke
tempatnya.
Penjelasan Singkat:
Poligon tertutup adalah suatu pengukuran dikatakan poligon tertutup bila titik awal
merupakan juga titik akhir. Sistem pengukuran ini biasanya dilakukan untuk pekerjaan –
pekerjaan pengukuran luas tanah, pengukuran bangunan (Uitzet). Pengukuran poligon
merupakan basis utama pemetaan dan topografi.
KELOMPOK 11 46
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 47
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Berikut ini adalah perhitungan Poligon tertutup yang kami lakukan sebagai hasil
pengukuran praktikum kelompok kami.
1. Menghitung Bacaan Benang
BA = 2 BT – BB BT = (BA + BB)/2 BB= 2 BT – BA
Titik P1-a1 (BA = 1210, BT = 1200) → BB = 2 x 1200 – 1210 = 1190
Titik P1-b1 (BB = 1180, BT = 1200) → BA = 2 x 1200 – 1180 = 1220
Titik P1-P2 (BA = 1300, BT = 1200) → BA = 2 x 1200 – 1300 = 1100
Titik P2-P3 (BA = 1269, BB = 1131) → BT = (1269 + 1131)/2 = 1200
Perhitungan ini terus dilakukan, baik itu pengukuran antara titik ke titik yang
dilakukan kembali (P2 – P1) dan titik ke detail jika diperlukan.
KELOMPOK 11 48
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
b. Detail
Tinggi Titik = Tinggi Titik Awal + Beda Tinggi
P1 a1 = 8 - 0,025 = 7,975 m
b1 = 8 - 0,042 = 7,985 m
c1 = 8 - 0,048 = 7,952 m
d1 = 8 - 0,047 = 7,953 m
e1 = 8 - 0,040 = 7,960 m
Dilakukan perhitungan tersebut jika ada detail di P2, P3, dst. Untuk titik tinggi awal
yang digunakan adalah yang sudah dicari pada poin 5a.
KELOMPOK 11 49
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
6. Menghitung Azimuth
Azimuth = Azimuth (awal) + Sudut Terkoreksi
Syarat:
-
Jika hasil < 1800, maka hasil ditambah dengan 1800
-
Jika hasil > 1800, maka hasil dikurangi dengan 1800
-
Jika hasil > 5400, maka hasil dikurangi dengan 5400
Sudut Horisontal:
P2 – P3 = 176o19’10”
P3 – P4 = 163o18’05”
P4 – P5 = 260o12’30”
P5 – P6 = 272o58’40”
P6 – P7 = 174o57’0”
P7 – P8 = 186o19’5”
P8 – P9 = 162o32’50”
P9 – P10 = 309o28’35”
P10 – P11 = 155o36’35”
P11 – P1 = 301o28’35”
P1 – P2 = 176o19’40”
Kontrol Azimuth:
(n+2) x 180o =∑s
(11+2) x 180o = 2339o58’45”
2340o0’0” ≠ 2339o58’45”
Koreksi azimuth:
= {(n+2) x 180o – ∑s }/n
= {(11+2) x 180o – 2339o58’45”}/11
= 0o0’6,82”
KELOMPOK 11 50
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
SUDUT
TITIK AZIMUTH + HASIL
TERKOREKSI
P2 – P3 176o19’10” + 0o0’6,82” 176o19’16.82”
KELOMPOK 11 51
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
*Syarat :
- Jika hasil Azimuth (α) + Terkoreksi (β) > 180º , maka hasil dikurangi (-) 180
- Jika hasil Azimuth (α) + Terkoreksi (β) < 180º , maka hasil ditambah (+) 180
- Jika hasil Azimuth (α) + Terkoreksi (β) > 540º , maka hasil dikurangi (-) 540
KELOMPOK 11 52
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Tujuan:
Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan tentang pengukuran yang pernah didapat ke
dalam pekerjaan pembuatan peta situasi dan peta topografi.
Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan tentang pengukuran poligon ke dalam
pekerjaanpembuatan peta situasi dan peta topografi.
Mahasiswa dapat merencanakan dan melaksanankan pembuatan peta situasi.
Mahasiswa dapat melakukan pengukuran situasi dan topografi (penentuan titik detail).
Mahasiswa dapat melakukan / melaksanakan perhitungan dan penggambaran hasil
pengukuran .
KELOMPOK 11 53
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Petunjuk Umum:
Bekerjalah menurut langkah kerja yang benar.
Persiapkan alat-alat yang diperlukan, dan chek dahulu alat yang akan digunakan tersebut.
Lakukan pengukuran yang seteliti mungkin, dan berhati-hati dalam menggunakan
peralatan tersebut.
Tinggi alat / pesawat diukur dari atas patok, hal ini untuk mrmpermudah dalam
menghitung kektinggian titik detailnya.
Catat hasil pengukuran ke dalam buku ukur, dan sket situasi lapangan yang diukur
selengkap mungkin.
Untuk mempermudah penggambaran, sebaiknya pergunakan kertas milimeter block dan
untuk memploting gunakan kertas kalkir.
Berilah tanda-tanda / legenda pada gambar peta situasi dan dan peta topografi yang telah
dibuat tersebut, sesuai dengan keadaan lapangan sebenarnya.
Langkah-Langkah Pengukuran:
1. Penentuan Posisi Horizontal (Poligon)
a. Tentukan dan rencanakan titik-titik transver poligonnya dan tempatkan sedemikian rupa
diusahakan antara titik yang satu dengan yang berikutnya saling terkait, tempatkan
poligon sesuai dengan maksud pengukuran dan keadaan lapangannya
b. Lakukan pengukuran poligon sesuai dengan langkah kerja pada point 7 dan 9 (poligon
terbuka dan poligon tertutup dipilih sesuai keadaan lapangan atau berdasarkan
perjanjian)
2. Penentuan Posisi Vertikal (Leveling)
a. Lakukan pengukuran penyipat datar (leveling) pada tiap-tiap titik poligon (titik
transfers) tersebut sesuai dengan langkah kerja pengukuran dengan menggunakan alat
ukur Waterpass
b. Untuk mendapatkan beda tinggi maupun ketinggian titik-titik transvers, ikatan titik-
titik transver tersebut pada titik tetap (titik trianggular) atau biasa disebut BM (Bench
Mark) misalnya yang terdekat dengan lokasi yang diukur, dimana titik trianggular
tersebut telah ada ketinggiannya.Bila lokasi pengukuran jauh dari titik tetap, maka
ambillah salah satu titik transfer sebagai titik referensi.
3. Pengukuran Situasi / Topografi ( Penentuan Titik-titik Detail )
a. Tempatkan alat ukur Theodolite di atas titik BM, sebagai titik pengukuran awal dan
sekaligus sebagai titik pengukuran akhir nantinya (poligon tertutup), jika tidak ada titik
BM gunakan titik transfer sebagai titik referensi.
KELOMPOK 11 54
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
b. Stel pesawat seperti biasa, ambil nilai azimuth dan ukur tinggi alat dari atas titik / patok.
c. Bidikkan teropong ke arah titik P, lakukan pembacaan baak ukur, sudut horisontal dan
vertikal.
d. Putar teropong ke arah titik P1, dan lakukan pengukuran seperti pada langkah ke 3.
e. Lakukan pengukuran ke titik-titik detail (misalnya: muka tanah yang dianggap mewakili
lokasi sekitar, batas pekarangan, tepi jalan, as jalan, saluran, sudut bangunan, dll.)
lakukan seperti pada langkah ke 3.
f. Catat hasil pengukuran dan skets situasi yang diukur tersebut ke dalam tabel
pengukuran, berikan keterangan pada tabel bila dianggap perlu terhadap titik atau tanda
khusus di lapangan.
g. Pindahkan pesawat ke titik P1, stel pesawat, kemudian ukur tinggi alat dari atas ke titik
P1.
h. Arahkan teropong ke titik BM, baca baak ukur serta sudut horisontal dan vertikal.
i. Arahkan teropong ke titik P2, baca baak ukur serta sudut horisontal dan sudut vertikal.
j. Bidik detail seperti pada langkah 5.
k. Demikian lakukan pengukuran seterusnya seperti step-step di atas, sehingga pengukuran
ini kembali menutup ke titik semula (BM).
Penggambaran / Plotting
1. Sebelum melakukan penggambaran, data pengukuran dihitung terlebih dahulu sampai
mendapatkan ketinggian titik-titik yang diukur.
2. Plotkan hasil pengukuran tersebut ke dalam kertas gambar atau ketas milimeter block
dengan skala yang akan ditentukan oleh Asiten PL.
3. Tentukan pada kertas gambar letak/posisi titik perpotongan sistim koordinat 0 (0,0) dimana
sumbu Y berimpit atau sebagai arah utara.
4. Plot semua titik transvers, dimulai dari titik BM (X BM, Y BM) ,P1 (X1, Y1), P2 (X2, Y2)
dan seterusnya sampai menutup kembali ke titik BM.
5. Dengan menggunakan busur derajat, plot letak titik-titik detaik yang diukur, titik utama
(titik transvers) bisa juga menggunakan busur derajat.
6. Hubungkan titik detailnya yang merupakan unsur situasi, sesuai dengan skets lapangan.
7. Beri ketinggian dari titik-titik detailnya, ini berguna untuk mengetahui elevasi tanah di
daerah yang diukur dan sebagai pedoman untuk pembagian penempatan garis kontur
(topografi).
8. Pindahkan gambar peta situasi/topografi ke atas kertas kalkir.
9. Beri legenda yang menyatakan arti masing-masing bagian yang digambar sesuai dengan
keadaan lapangan.
KELOMPOK 11 55
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 56
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 57
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 58
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 59
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 60
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 61
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 62
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 63
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 64
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 65
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Sketsa:
KELOMPOK 11 66
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
1.335
P1 P11 1.495 0 0 0 1.200 90 47 25 27.0 26.997 -0.077 7.986
1.065
1.300
P2 1.495 176 19 40 1.200 89 18 25 20.0 19.999 0.537 8.600
1.100
Sketsa:
KELOMPOK 11 67
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 68
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 69
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 70
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 71
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 72
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 73
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 74
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 75
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 76
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 77
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
P1 301 28 35 191 38 38.19 26.999 -5.461 -2.874 -26.481 -16.551 2000 3500
KELOMPOK 11 78
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 79
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
ARAH X ARAH Y
JARAK
0.133 0.439
=- =-
Koreksi 11 11 = 0 (OK)
= 0 (OK)
= 0.0121 = 0.0399
KELOMPOK 11 80
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Gambar da n Perhit ung an Luas Cara Koordinat da n Cara Grafis
Perhitungan Luas :
Cara Analitis untuk Menghitung Luas Poligon Tertutup
Setelah diketahui koordinat berdasarkan cara diatas, selanjutnya kita akan menghitung
luas dari polygon tertutup tersebut dengan Cara Analitis.
TITIK KOORD. X KOORD. Y
P1 2000 3500
P2 1997,215 3480,164
P3 1996,156 3466,186
P4 1999,149 3452,478
P5 1986,179 3447,152
P6 1977,945 3470,706
P7 1967,664 3493,451
P8 2508,198 3506,121
P9 1987,621 3520,082
P10 1987,621 3520,082
P11 2005,461 3526,491
P1 2000 3500
Luas
= 0,5 x {(2000 x 3480,164) – (3500 x 1997,215)} + {(1997,215 x 3466,186) –
(3480,164 x 1996,156) + (1996,156 x 3452,478) – (3466,186 x 1999,149) + (1999,149
x 3447,152) – (3452,478 x 1986,179) + (1986,179 x 3470,706)} – {(3447,152 x
1977,945) + (1977,945 x 3493,451) – (3470,706 x 1967,664) + (1967,664 x 3506,721)
– (3493,451 x 1963,342) + (1963,342 x 3522,980) – (3506,721 x 1951,750) +
(1951,750 x 3520,082) – (3522,980 x 1987,621) + (1987,621 x 3526,481) – (3520,082
x 2005,461) + (2005,461 x 3500) – (3526,481 x 2000)}
KELOMPOK 11 81
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Gambar 5.6 Cara Grafis Menghitung Luas Poligon Tertutup Skala 1:400
KELOMPOK 11 82
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 83
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Tujuan Umum:
o Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara bouwplank pada pekerjaan
suatu proyek dan mampu melaksanakan pekerjaan tersebut.
o Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dan
proses pemasangan bouwplank dan mampu menyiapkan bahan dan alat tersebut dengan
benar.
o Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pemasangan bouwplank
yang datar dan tidak miring.
Tujuan Khusus:
KELOMPOK 11 84
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
KELOMPOK 11 85
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
Langkah kerja :
1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Siapkan kayu untuk pembatas bowplank.
3. Ukur bagian yang akan dikerjakan dengan jarak 5 x 15 m (sesuai kondisi lapangan).
4. Tancapkan kayu pertama dengan menggunakan palu.
5. Pasangkan kayu kedua dengan ukuran 6 m dari patok pertama.
6. Atur posisi alat ukur sudut theodolite di atas patok pertama yang telah di beri paku di
atasnya.
7. Buat sudut pada alat ukur theodolite 000”0” terhadap patok kedua.
8. Putar alat ukur theodolite searah jarum jam 900 0” 0” kearah patok ketiga dengan ukuran
panjang 9 m (panjang di ukur dengan bantuan meteran rol) dan diberikan paku pada atas
patok.
9. Pindahkan alatukur theodolite kepatok kedua dan buat alat ukur theodolite 000”0” terhadap
patok pertama.
10. Putar alat ukur searah jarum jam dan bidik kepatok keempat dengan sudut 27000”0” dan
jarak 6 m dari patok ketiga.
11. Pindahkan alat ukur kepatok keempat dan buat 000”0” terhadap patok kedua dan bidik
kembali kepatok kedua sebagai pengunci sudut siku dengan sudut siku dengan sudut
27000”0” jika tepat dengan sudut 27000”0” dengan jarak 9 m berarti sudut siku telah
tercapai.
12. Jika sudut siku pada saat dikontrol tidak tepat pada 9000’0” maka cek kembali hasil
pengukuran ulangi langkah.
13. Pasang benang woll pada setiap paku yang tertancap pada patok (dihubungkan satu
persatu) sampai membentuk garis siku antar patok.
14. Untuk membuat bidang datar acuan bouwplank gunakan mistar atau baak untuk
mendapatkan ketinggihan yang sama tiap titik dan disesuaikan dengan tinggi yang di
inginkan.
KELOMPOK 11 86
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
P1 P2 6
P2 P3
P1 P4 9
a
b
P4 P3 6 6m
P1 α 9m P4
P3 P2 9 m
c
Keterangan:
a=6m
c=9m
b = sisi miring = ?
α = sudut AC
Kontrol:
Jarak diagonal (sisi miring) (b) : √𝑎2 + 𝑐 2 = √62 + 92 = 10,81665383 m
𝑎 6
Sudut (a) : Sin -1 α = 𝑏 = 10,81665383 = 33º41’24,24”
Jarak tegak lurus (sisi tegak) (c) : Tan α x sisi samping (a)
= Tan 33º41’24,24” x 9 = 5,999 m ≈ 6 m
KELOMPOK 11 87
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2018
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini dapat kami simpulkan, bahwa ilmu ukur tanah sangat erat
kaitannya dengan permukaan bumi maksudnya adalah ilmu ini mempelajari(menggambarkan
bentuk permukaan bumi dalam suatu peta.
Pemetaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari suatu proyek teknik sipil, karena itu,
setiap mahasiswa haruslah menguasai dasar-dasar pemetaan seperti mengukur, membuat
polygon, dan lain-lain.Pemetaan dalam suatu proyek teknik sipil sangatlah berperan penting
dalam pekerjaan awal seperti perancangan serta perhitungan anggaran pekeerjaan.Pada suatu
pemetaan biasanya digunakan alat ukur Theodolit dan waterpass.
Untuk mendapatkan data yang tepat dan hasil yang akurat dalam suatu pengukuran
diperlukan beberapa hal:
1. Memiliki konsentrasi yang baik dalam melaksanakan praktikum
2. Memahami dan mengetahui cara-cara dalam menggunakan alat
3. Malaksanakan praktikum sesuai petunjuk dan teori yang diberikan oleh Asisten PL
4. Harus teliti dalam membaca dan mencatat hasil praktikum
6.2 SARAN
KELOMPOK 11 88