Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sistem penghantaran obat secara transdermal merupakan suatu bentuk sediaan
yang diberikan pada kulit, menghantarkan obat masuk ke dalam system sirkulasi dengan
kecepatan terkontrol. Sistem penghantaran obat secara transdermal memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan pemberian secara oral, injeksi dan inhalasi, yaitu dapat
meningkatkan bioavailabilitas obat yang mengalami metabolism lintas pertama serta
dapat tercapainya profil penghantaran obat yang konstan dan terkontrol. Transdermal
juga memberikan kenyamanan terhadap pasien karena menghilangkan efek samping obat
yang bersifat mengiritasi sistem gastrointestinal. Meskipun menjadi rute yang potensial,
terdapat masalah besar terkait adanya lapisan pelindung stratum corneum yang ada pada
kulit,
Untuk meningkatkan permeasi obat ke dalam kulit, beberapa metode telah
dilakukan, termasuk dengan menggunakan metode peningkat secara fisika maupun kimia,
seperti iontoforensis, sonoforensis, penggunaan system berbasis lipid dan lain-lain.
System berbasis lipid menjadi salah satu metode yang sempurna dalam sistem
penghantaran obat secara transdermal karena biokompatibilitasnya dan dengan mudah
bercampur dengan lipid pada kulit. Banyak penggunaan liposom klasik dalam system
transdermal. Namun penggunaan liposom kurang menguntungkan dikarenakan liposom
tidak berpenetrasi terlalu dalam pada kulit dan cenderung berada pada lapisan atas
stratum corneum saja. Kemudian diperkenalkan model baru sebagai pembawa obat yang
memiliki permeabilitas lebih baik dibandingkan liposom yaitu niosom.
Niosom adalah analog liposom yang tersusun dari maltodekstrin dan surfaktan
yang ionic yang mempunyai struktur bilayer yang dapat menyerap senyawa hidrofob,
lipofob, dan ampifilik. Sistem vesikel niosom dapat digunakan terutama untuk
melindungi molekul obat yang mudah terdegradasi juga dapat digunakan untuk
meningkatkan stabilitas, dan kelauran dari obat-obatan,
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan

Anda mungkin juga menyukai