Anda di halaman 1dari 5

Analisis Perhitungan Efisiensi Boiler Kapasitas 55 Ton/Jam di PT PT.

PJB (Pembangkit
Jawa Bali) PLTU Ketapang 2X10 MW
Wahyu Dwi S 1), Dr.Eng.Ir. Hardiansyah, M.T 2), Muhammad Ivanto, S.T.M.T 3)
1,2,3)
Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email : wahyu.dwi.sasonko.995@gmail.com

ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ketapang merupakan salah satu unit pembantu suplai
energi listrik ke PLN di kabupaten Ketapang. Salahsatu komponen utama yang terdapat di PLTU
Ketapang yaitu adalah boiler yang berfngsi mengubah air menjadi uap dengan kapasitas produksi
uap sebesar 55ton/jam. Tujuan yang akan di lakukan penelitian ini adalah menghitung nilai
efisiensi boiler kapasitas 55 ton/jam dengan mengunakan metode langsung (Direct method) dan
metode tidak langsung (Indirec method), memperoleh perbandingkan metode langsung (Direct
Method) dan metode tidak langsung (Indirect Method) dalam perhitungan efisiensi boiler,
memproleh penyebab terjadinya penurunan dan kenaikan nilai efisiensi boiler. Setelah di lakukan
perhitungan menggunakan dua metode tersebut, mendapatkan dua nilai yang berbeda,
menggunakan metode langsung (Direct method) sbesar 75 % dan metode tidak langsung sebesar
78 %. Namun perhitungan menggunakan ke dua metode tersebut tidak sesui dengan standar
efisiensi desain sebessar 80%, penurunan efisiensi boiler tersebu diakibatkan adanya beberapa
faktor antara lain terjadinya kebocoran stim di akibatkan rusaknya valve, kebocoran line udara di
air heater, bahan bakar (Batubara) yang basah pada saat di gunakan.
Kata kunci: PLTU, Boiler, Efisiensi, Meode langsung (Direct methot), Metode tidak langsung
(Indirect method)

1. PENDAHULUAN Dalam proses produksi dari air menjadi


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) uap, dapat terjadi kehilangan panas atau rugi-
Ketapang merupakan salah satu unit pembantu rugi seperti kehilangan panas berupa udara
suplai energi listrik ke PLN di kabupaten berlebih dan temperatur yang tinggi pada gas
Ketapang. PT. PJB (Pembangkit Jawa Bali) buang dicerobong. Kehilangan karena bahan
PLTU Ketapang mengoprasikan 2 unit bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan
pembangkit listrik tenaga uap kapasitas 2x10 abu. Kehilangan dari blowdow dan kondensat.
MW, dimana masing-masing unit (turbin) Kehilangan konveksi, radiasi dan penguapan air
memiliki kapasitas 10 MW. Pembangkit listrik yang terbentuk karena H2 dalam bahan bakar
tenaga uap (PLTU) Ketapang merupakan
pembangkit listrik dengan bahan bakar utama 2. STUDI PUSTAKA
batubara yang memanfaatkan fluida kerja 2.1. Penelitian terdahulu
berupa uap (steam) yang yang dihasilkan dari M Deni Surindra (2013), analisa
pembakaran batubara di dalam boiler. Boiler perubahan efisiensi boiler pembangkit listrik
yang di gunakan di PLTU ketapang tenaga uap tanjung jati B unit 1 dan 2, kapasitas
menggunakan boiler pipa air (Water tube 660 megawat Efisiensi boiler dihitung dengan
boiler), dan tipe yang di gunakan adalah jenis metoda tak langsung yaitu dengan mencari
CFB (Circulating Fluidized Bed) dengan total kerugian panas pada boiler dan semuanya
kapasitas produksi uap 55 ton/jam. dihitung dalam bentuk kerugian energy per
satuan massa bahan bakar (kJ/kg) atau
Boiler adalah bejana tertutup dimana Btu/lbm). Efisiensi boiler PLTU Tanjung Jati
panas pembakaran dialirkan ke air sampai B Unit 1-2 tertinggi sebesar 89,60% pada unit 1
terbentuk air panas atau uap. Air panas atau uap dan 2, 89,62%. Efisiensi boiler yang terendah
pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk unit 1 sebesar 89,03% pada tahun 2010
untuk proses produksi. Berdasarkan informasi dan unit 2 sebesar 89,21% pada tahun 2011.
didapatkan bahwa penggunaan boiler pada
sektor industri untuk menghasilkan uap di Ogik Dwi S (2017), tentang analisa
Amerika Serikat sekitar 34% . efisiensi water tube boiler dengan
menggunakan Heater tambahan berupa
deaerator dan economizer Pada Pabrik gula. b. Turbin uap
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Turbin uap merupakan suatu peralatan yang
yang pertama efisiensi yang dihasilkan berfungsi untuk merubah energi yang
sebesar 92,58%. Yang kedua mekanisme terkandung dalam uap (entalpi) menjadi energi
pemanasan air menggunakan economizer dan mekanik berupa momen putar pada poros
deaerator sangat membantu dalam turbin.
penghematan bahan bakar. Dan yang ketiga
adalah pengaruh yang ditimbulkan dengan c. Kondensor
adanya penambahan economizer yaitu dapat Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi
meningkatkan persentase efisiensi sebesar untuk mengembunkan uap dengan jalan
4,17%. mendinginkannya air pembuangan didalam
kondensor disebut air kondensat.
2.2. Prinsip Kerja PLTU
Prinsip kerja dari PLTU adalah d. Generator
menggunakan siklus air – uap –air yang Generator berfungsi untuk mengubah energi
merupakan suatu sistem tertutup dimana air dari putar dari turbin menjadi energi listrik.
kondensat ata air dari hasil proses Generator yang berputar dengan kecepatan
pengkondensasian di kondensor dan air dari tetap, menghasilkan energi listrik yang
make up water (air yang telah di murnikan di disalurkan ke jaringan interkoneksi dan
tretment air) di pompa oleh kondensat pump ke selanjutnya didistribusikan ke konsumen.
pemanas tekanan rendah LPH (low pressure 2.4. SIKLUS RANKIN
heater). Disini air di panasi kemudian di Proses 1-2: Ekspansi isentropis dari fluida
masukan ke daerator untuk menghilangkan gas melewati turbin dari keadaan uap jenuh pada
udara (oksigen) kemudian air di pompa oleh kedaan 1 ke tekanan kondenser
boiler feed pump masu ke high pressure heater Proses 2-3: Tansfer panas dari fluida selama
kemudian ke ekonomizer. Dari ekonomizer air perjalanannya melewati kondenser dengan
di masukan ke dalam steam drum yang cairan jenuh pada keadaan 3
selanjutnya di alirkan ke pipa down commer Proses 3-4: Kompresi isentropis dalam pompa
untuk di panaskan ke wall tubes oleh boiler. ke keadaan 4 dalam daerah cairan terkompresi.
Pada wall tube air di panasi hingga Proses 4-1: Transfer panas kepada fluida
terbebtuk uap air. Uap air ini di kumplkan selama perjalanannya melewati boiler pada
kembali oleh steam drum, kemudian di tekanan tetap untuk mengakhiri siklus.
manaskan lebih lanjut di super heater. Keluar
dari super heater sudah berbentuk uap kering
yang mempunyai tekanan dan tempertur tinggi
dan selanjutnya uap di gunakan unuk
menggerakan sudu-sudu turbin tekanan tinggi
(HP turbin). Untuk meningkatkan efisiensi uap
panas di panasi lagi di reheater. Setelah di
panasi lagi di reheater, temperatur uap menjadi
lebih tinggi lagi yang kemudian di masukan ke
turbin tekanan menengah (IP turbin) dan turbin
tekanan rendah (LP turbin) untuk menggerakan Gambar 1. Siklus Rankin
sudu-sudu urbin. (Wardjito, Sugiyanto. 2013)
2.5 Perhitungan Efisiensi
2.3. Komponen Dasar PLTU
a. Boiler Menurut Winanti.W,S dan T, Prayudi
Fungsi dari boiler adalah sebagai ada dua metode yang biasa digunakan untuk
penghasil uap karena didalam boiler panas yang menentukan efisiensi boiler yaitu metode
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar di langsung (input & output heat method) dan
transfer ke air, kemudian mengubah air (feed metode tidak langsung (heat loss method).
water) menjadi uap panas lanjut (superheated
steam) yang akan digunakan untuk memutar
turbin.
2.5.1. Metode Langsung (Direct Method) Massa CO2 + Massa kandungan N2 dalam
bahan bakar + Massa N2 dalam udara
Dikenal juga sebagai ‘Direct Method pembakaran yang di sediakan + Massa oksigen
’karena metode ini hanya memerlukan dalam gas buang
keluaran/ output (steam) dan panas masuk/
input (bahan bakar) untuk evaluasi efisiensi. Tahap 5: Memperkirakan Seluruh Kehilangan
Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan Panas
menggunakan persamaan: Langkah I: Presentase kehilangan panas yang di
Efisiensi Boiler akibatkan oleh gas buang kering (L1)

𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑚 × 𝑐𝑝 × ( 𝑇𝑓 − 𝑇𝑎 )
(𝜂) × 100 𝐿1 :
𝐺𝐶𝑉 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟
× 100
𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟

Efisiensi boier Langkah II : Persen kehilangan panas karena


penguapan air yang terbentuk karena H2 dalam
𝑄 ×( ℎ𝑔 − ℎ𝑓 ) bahanbakar (L2)
(𝜂) × 100
𝑞 ×𝐺𝐶𝑉 9 × 𝐻2 × { 484 + 𝐶𝑃 (𝑇𝑓 − 𝑇𝑎 )}
𝐿2 ∶ × 100
Dimana: 𝐺𝐶𝑉 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟

ℎ𝑔 : Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam. Langkah III : Persen kehilangan panas karena
penggunaan kadar air dalam bahanbakar (L3)
ℎ𝑓 : Entalpi air umpan dalam kkal/kg air.
𝑀 × { 584 + 𝐶𝑃 (𝑇𝑓 − 𝑇𝑎 )}
𝐿3 : × 100
Menurut Winanti.W,S dan T, Prayudi: 𝐺𝐶𝑉 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟
2006 Data yang diperlukan untuk perhitungan
Langkah IV : Persen kehilangan panas karena
efisiensi boiler secara tidak langsung adalah:
kadar air dalam udara (L4)
 Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S, 𝐴𝐴𝑆 × 𝐾𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑏𝑎𝑛 + 𝐶𝑃 (𝑇𝑓 − 𝑇𝑎 )
C, kadar air, kadar abu) 𝐿4 : × 100
𝐺𝐶𝑉 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟
 Persentase O2 atau CO2 dalam gas buang
 Suhu gas buang dalam oC (Tf) Langkah V : Kehilangan panas karena karena
 Suhu ambien (Ta) dan kelembaban udara konversi C ke CO (L5)
dalam kg/kg udara kering %𝐶𝑂 × 𝐶 5744
𝐿5 ∶ × × 100
 GCV bahan bakar dalam kkal/kg %𝐶𝑂 + (%𝐶𝑂2 ) 𝐺𝐶𝑉 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛𝑏𝑎𝑎𝑟
 Persentase bahan yang dapat terbakar
dalam abu (untuk bahan bakar padat) Langkah VI : Kehilangan panas karena radiasi
dan konvesi (L6)
Tahap 1: Menghitung kebutuhan udara teoritis
𝑇𝑠 𝑇𝑎
𝑂 𝐿6 = 0,548 × [( )−( )] + 1,957
(11,43 × 𝐶 ) + {34.5 × (𝐻2− 2 )} + (4.32 × 𝑆) 55,554 55,554
[ 8 ]
100𝑘𝑔/𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 (196,85 × 𝑉𝑚 + 68,9)
× (𝑇𝑠 − 𝑇𝑎 ) × [ ]
68,9
Tahap 2: Menghitung persen kelebihan udara
yang dipasok (EA) Tahap VII : Persen kehilangan panas karena
bahan bakar yang tidak terbakardalam abu
7900 × [ ( 𝐶𝑂2 % − 𝐶𝑂2 % ) ] terbang/fly ash(L7)
(𝐶𝑂2 % × [ 100 − (𝐶𝑂2 %)]
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑏𝑢/ 𝑘𝑔 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 × 𝐺𝐶𝑉 𝑎𝑏𝑢 × 100
𝐿7 :
Tahap 3: Menghitung massa udara sebenarnya 𝐺𝐶𝑉 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟
yang dipasok/ kg bahan bakar (AAS)
Tahap VIII : Persen kehilangan panas karena
𝐸𝐴 bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
(1 + 100 ) × 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 bawah/ bottom ash (L8)
Tahap 4:Menentukan Massa Aktual Gas 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑏𝑢/ 𝑘𝑔 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 × 𝐺𝐶𝑉 𝑎𝑏𝑢 𝑏𝑤ℎ × 100

Buang Kering 𝐺𝐶𝑉 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟

Massa Gas Buang Kering ( M ) =


3. METODE PENELITIAN Tahap 3: Menghitung masa udara sebenarnya
Metode penelitian yang di maksud adalah yang di pasok/kg bahan bakar (AAS) = 7,13
langkah sistematis dalam tahapan awal kg/kg batubara
penelitian hingga penelitian selesai di
laksanakan, adapu metodenya sebagai berikut: Tahap 4: Menentukan massa aktual gas buang
kering = 7.54 kg/kg batubara
Tahap 5: Memperkirakan seluruh kehilangan
panas.
I. Presentase kehilangan panas yang di
akibatkan oleh gas buang kering (L1) =
7,88%
II. Persen kehilangan panas karena
penguapan air yang terbentuk karena H2
dalam bahanbakar (L2) = 3,44 %
III. Persen kehilangan panas karena
penggunaan kadar air dalam bahanbakar
(L3) = 5,91%
IV. Persen kehilangan panas karena kadar air
dalam udara (L4) = 0,29 %
V. Kehilangan panas karena karena konversi
C ke CO (L5) = 2,58 %
VI. Kehilangan panas karena radiasi dan
konvesi (L6) = 0,25 %
VII. Persen kehilangan panas karena bahan
bakar yang tidak terbakardalam abu
terbang/fly ash (L7) = 0.11 %
VIII. Persen kehilangan panas karena bahan
bakar yang tidak terbakar dalam abu
bawah/ bottom ash (L8) = 𝟏. 𝟕𝟕 %
Gambar 2. Diagram alir Efsiensi Boiler Menggunakan Metode Secara
Tidak langsng (Indirect)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan Efisiensi Secara Tidak 100 – (L1+L2+L3+L4+L5+L6+L7+L8)
Langsung
𝑄 ×( ℎ𝑔 − ℎ𝑓 )
100 –
(𝜂) × 100 % (7.88+3.44+5.91+0.29+0.58+0.52+0.11+1.1
𝑞 ×𝐺𝐶𝑉
1) = 78 %
50000 × ( 665 − 85)
(𝜂)= × 100% 5. KESIMPULAN
11.000 × 3501
Dari hasil perhitungan Efisiensi boiler unit
50000 × ( 580 ) 2 di PT.PJB (Pembangkit Jawa Bali) PLTU
= × 100%
38,511,00 Ketapang dengan kapasits 55 ton/jam
29,000,000 menggunakan metode langsung (direct method
= × 100% ) dan metode tidak langsung (indirect metode)
38,511,00
mendapatkan dua nilai efisiensi yang berbeda,
= 75 % dimana:
4.2 Perhitungan Efisiensi Secara Tidak 1. Metode langsung (direct method ) sebesar
Langsung 75% metode tidak langsung (indirect
metode) sebesar 78 %,
Tahap 1: Menghitung kebtuhan udara teoritis =
2. Perbandinganperhitungan menggunakan
4,91 kg/kg batubara
metode langsung (direct method) dan
Tahap 2: Menghitung persen kelebihan udara metode tidak langsung (indirect metode)
yang di pasok (EA) = 45.17 % sama-sama tidak mencapai standar disain
sebesar 80%, namun perhitungan
menggunak metode tidak langsung [8]. Mudita Dubey, Prof. Abhay Sharma.
mendekati standar nilai disain sebesar 78%. 2012. Improving The Efficiency Of
Jadi perhitungan menggunakan metode Thermal Equipments Of 210 Mw Tps
tidak langsung bisa di gunakan sebagai Through Thermal Audit. International
acuan perhitungan efisiensi boiler di Journal of Advanced Research in
PT.PJB(Pembangkit Jawa Bali) PLTU Computer Engineering & Technology,
Ketapang. 1(5): 2278 – 1323.
3. Faktor penyebab penurunan efisiensi boiler
di karnakan kebocoran stem, rusaaknya
valve leak trough atau valve leag oug, BIOGRAFI
kebocoan udara di liene air heater, basah nya
bahan bakar (Batubara).

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Ariyanto, Ir. Syamsul Arifin ,MT, Ir. M.
Ilyas. Hs. 2014. Perancangan Sistem
Pengendalian Level Deaerator
Menggunakan Fuzzy Gain Scheduling –
Pi Di Pt Petrowidada. Surabaya :
Department of Engineering Physics FTI
ITS. Wahyu dwi sasonko, lahir di cilacap jawa
[2]. Dietzel, Fritz, 1996. Turbin, Pompa, dan tengah 25 juni 1994.
Kompresor. Jakarta : Erlangga. Hal 74 – Menempuh pendidikan di SDN 17
144.
ketapang, lulus pada tahun 2007 dan
[3]. Ir. Haryadi, MT. 2010. Boiler dan melanjutkan ke SMPN 5 Ketapang, lulus
Turbin. Bandung : Penyusuan Bahan pada tahun 2010 dan melanjutkan ke
Ajar Dalam Kurikulum Berbasis SMKN 2 Ketapang, lulus pada tahun 2013
Kompetensi (Kurikulum 2007) lalu mendapatkan gelar sarjna dari program
Politeknik Negeri Bandung. studi teknik mesin, kosentrasi Teknik
[4]. Ir.Habib Rochani MMT. 2013, Konversi Energi, Fakultas Teknik
Pembangkit Listrik Tenaga Termal 1 Universitas Tanjungpura Ponianak pada
(PLTU) dan (PLTP). tahun 2019.
[5]. Maulana.R.S dan M. Sulaksmono. Telah Menyetujui
2014. Kelengkapan Pemenuhan Syarat
Operator Ketel Uap Dengan Upaya
Pengoperasian Dan Pemeliharaan Di Pt
Pupuk Kaltim (Studi Pada Operator Di
Industri Kimia. The Indonesia Journal of
Occupational Safety and Health, Vol.
3, No. 2 Jul-Des 2014:201–211.
[6]. Maulana Abul Kalam.2015. Analysis Of
Rankine Cycle And Its Utility In Thermal
Power Plant - A Theoretical Approach.
International Journal of Mechanical And
Production Engineering, ISSN: 2320-
2092, Volume- 3, Issue-11.
[7]. M Deni Surindra, 2013. Analisis
Perubahan Efisiensi Boiler Pembangkt
Listrik Tenaga Uap Tanjung Jati 1 dan 2,
2x660 Megawatt.

Anda mungkin juga menyukai