MATA KULIAH
1. TAX PLANNING
2. AKUNTASI PERPAJAKAN
Oleh:
AGUS MUHAROM
NIM. 2015120078
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Akuntansi dari
Universitas Pamulang
Disusun Oleh:
AJENG WULANDARI
NIM. 2014120705
Oleh
AGUS MUHAROM
NIM : 2015120078
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Akuntansi S1 Pembimbing
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
AJENG WULANDARI
NIM 2014120705
Telah Diuji dan Dinyatakan Lulus di Hadapan Dewan Penguji
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I Penguji II
Disahkan oleh:
Dekan Fakultas Ekonomi
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Akuntansi Keuangan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis dibantu oleh banyak pihak yang
materil, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu penulis
1. Bapak Dr. (HC) Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
2. Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, M.M. selaku Rektor Universitas Pamulang yang
3. Bapak Dr. Drs. E. Nurzaman AM. M.M., M.Si. selaku Wakil Rektor I
4. Bapak H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA. selaku Dekan Fakultas
v
5. Ibu Effriyanti, S.E., Akt., M.Si., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
6. Bapak Rananda Septanta, SE, M. Ak dan Ibu Indawati, S.E., M.M. Selaku
ini.
7. Bapak Chaidir Djohar, S.IP., M.M. dan Bapak Suripto, SE., M. Ak. selaku
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi yang telah
9. Bapak dan Ibu jajaran staf Universitas Pamulang terkhusus staf akuntansi,
di Universitas Pamulang.
10. Keluarga tercinta, yaitu Kedua Orang tua saya serta Kakak saya yang sangat
perhatian, dukungan dan arahan-arahan positif untuk saya sehinga saya bisa
11. Sahabat-sahabat saya (Syifa, Mariana, Suci, Johanes, Mba Putri, Widia,
Novia, Sindy, Ovie, Amel, Mba Okvi, Ricko, Lala dan Maulana Hidayat)
vi
makalah komprehensif ini dapat terselesaikan. Terimakasih atas kebersamaan
kita selama ini, semoga kita bisa meraih apa yang kita impikan.
12. Semua pihak yang telah membantu kelancaran makalah komprehensif ini
yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas motivasi, bantuan,
jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
AJENG WULANDARI
NIM : 2014120705
vii
DAFTAR ISI
viii
2.1.2 Tarif Pajak PDRD ........................................................................... 21
2.1.3 Retribusi Daerah.............................................................................. 23
2.2 Pajak Kendaraan Bermotor .............................................................. 23
2.3 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) ........................... 24
2.4 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ...................... 24
2.4.1 Objek Pajak PBB P2 ....................................................................... 25
2.4.2 Subjek Pajak dan Wajib Pajak PBB P2 .......................................... 26
2.4.3 Cara Menghitung PBB .................................................................... 26
2.4.4 Mekanisme PBB Perdesaan dan Perkotaan .................................... 27
2.5 Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) .............. 27
2.5.1 Dasar Hukum BPHTB .................................................................... 28
2.5.2 Objek Pajak BPHTB ....................................................................... 29
2.5.3 Tidak Termasuk Objek Pajak BPHTB ............................................ 30
2.5.4 Subjek Pajak dan Wajib Pajak BPHTB .......................................... 30
2.5.5 Dasar Pengenaan Pajak, Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena
Pajak (NPOPTKP), Dan Tarif Pajak.............................................................. 30
2.6 Pajak Restoran ................................................................................. 34
2.7 Objek Retribusi Daerah ................................................................... 34
2.7.1 Retribusi Jasa Umum ...................................................................... 34
2.7.2 Retribusi Jasa Usaha ....................................................................... 35
2.7.3 Retribusi Perizinan Tertentu ........................................................... 36
KESIMPULAN .................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
BAB III AKUNTANSI KEUANGAN ............................................................... 39
3.1 Akuntansi dan Standar Akuntansi Keuangan .................................. 39
3.1.1 Definisi Akuntansi, Akuntansi Bisnis, dan Akuntansi Keuangan .. 39
3.1.2 Standar Akuntansi Keuangan .......................................................... 41
3.1.3 Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS)/
International Accounting Standards (IAS) .................................................... 43
3.1.4 IASC/IASB dan IAS/IFRS .............................................................. 43
3.1.5 DSAK dan SAK .............................................................................. 44
ix
3.2 Kerangka Dasar Akuntansi .............................................................. 45
3.2.1 Definisi Kerangka Dasar ................................................................. 45
3.2.2 Tujuan dan Peran Kerangka Dasar .................................................. 45
3.2.4 Tujuan Laporan Keuangan .............................................................. 47
3.2.5 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan .................................... 47
3.2.6 Unsur-Unsur Laporan Keuangan .................................................... 49
3.3 Siklus Akuntansi ............................................................................. 50
3.3.1 Persamaan Akuntansi ...................................................................... 55
3.3.2 Terminologi Dasar Proses Akuntansi.............................................. 56
3.3.3 Penyusunan Laporan Keuangan ...................................................... 59
3.4 Penyajian Laporan Keuangan ......................................................... 60
3.4.1 Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian
Laporan Keuangan ......................................................................................... 60
3.4.2 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan ..................................... 61
3.4.3 Komponen Laporan Keuangan ....................................................... 62
3.4.4 Karakteristik Umum ........................................................................ 64
3.4.5 Catatan Atas Laporan Keuangan ..................................................... 67
3.5 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas ............ 68
3.5.1 Definisi Laporan Posisi Keuangan .................................................. 68
3.5.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Posisi Keuangan .............................. 68
3.5.3 Pengklasifikasian Aset Lancar, Tidak Lancar, Liabilitas, Jangka
Pendek Dan Jangka Panjang .......................................................................... 70
3.5.4 Laporan Perubahan Ekuitas............................................................. 74
3.5.5 Analisis Laporan Keuangan ............................................................ 75
KESIMPULAN .................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87
x
BAB I
TAX PLANNING
undang-undang perpajakan yang baru tahun 1983, sistem perpajakan berubah dari
office assessment menjadi self assessment. Dengan sistem yang baru ini, wajib
pajak memiliki hak dan kewajiban, baik dalam menghitung, membayar dan
dengan baik apabila wajib pajak mematuhi peraturan perpajakan sesuai undang-
undang. Dilihat dari sudut pandang pemerintah, jika pajak yang dibayarkan oleh
wajib pajak lebih kecil dari yang seharusnya mereka bayar, maka pendapatan
negara dari sektor pajak akan berkurang. Sebaliknya, dari sisi pengusaha atau
wajib pajak, jika pajak yang dibayar lebih besar dari jumlah yang semestinya,
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pengusaha adalah dengan
meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena
pajak merupakan salah satu faktor pengurang laba. Besarnya pajak, tergantung
1
pada besarnya penghasilan. Semakin besar penghasilan, semakin besar pula pajak
yang terutang. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan perencanaan pajak atau
tax planning yang tepat agar perusahaan membayar pajak dengan efisien (Pohan,
2013:3).
tidak melanggar peraturan perpajakan (in legal way). Dalam arti yang lebih luas
yang mencakup perencanaan perpajakan agar pajak yang dibayar oleh perusahaan
agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada
1. Tax Saving
2
diperkenankan untuk dibebankan sebagai biaya dalam menghitung PPh
2. Tax Avoidance
yang bukan objek pajak. Contoh: Pada jenis perusahaan yang PPh
pemberian natura pada perusahaan yang tidak terkena PPh final bukan
material atas suatu transaksi pembelian jasa professional atau jasa lain
3
atau penundaan pembayaran pajak selama 1 (satu) bulan ke bulan
berikutnya.
yang dapat dikreditkan. Sebagai contoh: PPh Pasal 22 atas pembelian solar
sebesar 75% dari nilai pajak yang dikreditkan (untuk laba kena pajak
badan di atas tahun: 2008). Bila dikreditkan, maka seluruh jumlah pajak
(100%) diklaim oleh wajib pajak. Akan tetapi bila dibebankan sebagai
biaya, maka dampak pengurangan pajaknya hanya sebesar 25%, itu pun
tahun pajak dan wajib pajak dapat menunjukan bahwa PPh yang akan
terutang untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75% (tujuh puluh lima
4
persen) dari PPh terutang yang menjadi dasar perhitungan besarnya
Peraturan Perpajakan
Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari perencaan pajak yang
1. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupakan unsur biaya
dapat dikurangi.
2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan
Secara umum tujuan pokok yang ingin dicapai dari manajemen pajak atau
5
3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi
(Pohan, 2017:21):
atau harga pasar yang wajar, yakni tingkat harga antara pembeli dan
6
1.2 Pemilihan Bentuk Usaha
semua akan bermuara pada besarnya pajak yang akan ditanggung kelak. Nah, di
jangka panjang. Apalah artinya keuntungan yang diperoleh dalam jangka pendek
dengan meminimalkan jumlah pajak tetapi terbentur pada batasan ruang gerak
pengembangan pasar dan perluasan usahanya kedepan dan jaringan bisnis yang
sempit.
1. Bagaimana hubungan antara tarif pajak penghasilan orang pribadi dan tarif
2. Pengenaan pajak penghasilan secara berganda, baik atas laba bruto usaha,
pemegang sahamnya.
kerugian) dan kredit investasi yang berlaku bagi bentuk usaha tertentu.
7
5. Kemungkinan pengajuan perlakuan khusus terhadap pajak atas akumulasi
kind.
Dalam dunia usaha, bentuk usaha lazim dibagi menjadi tiga, yaitu:
Bentuk usaha ini didirikan oleh seseorang tanpa melibatkan partner dalam
bentuk lainnya. Demikian pula dalam hal perizinan yang lebih mudah
dibanding dua bentuk usaha lainnya. Bentuk usaha ini dapat berupa rumah
2. Badan usaha
Badan usaha didirikan oleh lebih dari seorang yang mempunyai tujuan
sebagainya.
berikut. Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha didirikan oleh orang
Indonesia kurang dari 183 hari dalam 12 bulan atau badan usaha yang
8
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia yang dapat
jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain sepanjang
dilakukan lebih dari 60 hari dalam 12 bulan, orang atau badan yang
melalui internet.
Bentuk usaha tetap dikenakan pajak atas penghasilan baik yang berasal
dari usaha atau kegiatan, maupun berasal dari harta yang dimiliki atau
kena pajak, semakin tinggi pula besarnya tarif PPh, yang berarti semakin besar
9
Untuk menyiasati agar tidak terkena tarif tertinggi maka wajib pajak dapat
Siasat agar tidak terkena tarif PPh tertinggi dibedakan harus sesuai dengan
wajib pajaknya, yaitu untuk wajib pajak orang pribadi dan untuk wajib pajaknnya
1.3.1 Penghindaran Tarif PPh Tertinggi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi
Pada prinsipnya setiap orang pribadi hanya diberi satu NPWP sehingga
satu pemberi kerja maupun yang berasal dari berbagai kegiatan usaha maupun
pekerjaan bebas lainnya, termasuk penghasilan istri maupun anak yang belum
Berbeda dengan wajib pajak orang pribadi, penghasilan wajib pajak badan
besarnya PPh terutang, wajib pajak badan dapat membentuk badan usaha baru
pengadaan bahan baku maupun unit lain yang dijadikan satu organisasi baru, yang
tentu saja bersifat profit center. Dengan terbentuknya organisasi baru tersebut
10
1.4 Perlakuan Biaya yang Menghemat Pajak
pengurang penghasilan kena pajak dan ada pula yang tidak dapat diperlakukan
sebagai biaya pengurang poenghasilan kena pajak. Selain jenis biayanya, hal itu
wajib pajak apabila pemilihan atau pengakuannya tepat maka dapat memengaruhi
adalah metode garis lurus (straight line) untuk bangunan. Untuk aktiva lainnya
dapat memilih antara garis lurus dengan saldo menurun (decline balance). Kedua
11
kepentingan. Namun demikian apabila menjadi dasar perbandingan adalah faktor
komersial, kedua metode ini akan berbeda kalau dinilai secara future value.
Mana yang dipilih dari kedua penyusutan tersebut, antara kebijakan fiskal
dan kebijakan perusahaan dapat bertentangan. Di satu pihak diinginkan laba yang
tinggi tetapi di pihak lain dengan adanya laba yang tinggi itu maka PPh juga
persediaan bahan baku maupun bahan bantu serta persediaan barang dalam proses
dan barang jadi. Perhitungan persediaan juga terkait dengan metode perhitungan
hanyalah metode rata-rata (average) atau metode FIFO (First In First Out). Kedua
menjadi pertimbangan bagi wajib pajak mana yang akan dipilih. Pertimbangan
secara fiskal dari pemakaian metode perhitungan persediaan ini sama dengan
pertimbangan secara finansial. Wajib pajak tentu akan memilih untuk memakai
metode yang menghasilkan PPh terutang yang lebih rendah. Untuk kondisi di
mana harga cenderung naik terus maka metode FIFO akan menghasilkan biaya
yang lebih rendah, dalam arti akan menghasilkan laba yang lebih tinggi, atau akan
Pada dasarnya seluruh penghasilan yang didapat oleh wajib pajak diakui
dalam perhitungan besarnya PPh terutang, baik penghasilan yang diperoleh dari
12
kegiatan usaha maupun kegiatan lainnya. Bahkan bagi wajib pajak orang pribadi,
penghasilan yang harus diakui tidak hanya atas dirinya tetapi juga atas istri dan
anaknya yang belum dewasa. Pengakuan penghasilan yang diperoleh wajib pajak
barang kena pajak atau jasa harus dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP). Bagi wajib pajak badan, salah satu cara untuk mengendalikan
yang semula diterima pada satu badan usaha dapat dipecah menjadi
untuk wajib pajak orang pribadi, sampai dengan peredaran usaha sebesar
13
pembukuan tersebut, wajib pajak perlu melakukan pengaturan besarnya
peredaran usaha. Pengaturan peredaran usaha ini sangat sulit karena kalau
baik usahanya dipecah ataupun di atas namakan istri atau anak yang belum
pajak secara konsisten tergantung dari sistem pencatatan yang dipergunakan wajib
2009:118):
1. Kurs tetap, di mana wajib pajak mencatat besarnya transaksi dengan mata
uang asing sesuai dengan nilai kurs yang berlaku pada saat itu, sehingga
2. Kurs Tengah BI, di mana pajak mencatat besarnya transaksi dengan mata
14
Bagi wajib pajak yang menggunakan kurs tengah Bank Indonesia, atas
keuntungan akibat selisih kurs ini diakui, baik keuntungan itu sudah direalisasikan
tidak perlu dihitung pajaknya, karena memang bukan objek pajak. Tetapi kalau
kelebihan penerimaan tadi bukan berasal dari sumbangan atau sejenisnya, bahkan
dari kegiatan usaha, maka kelebihan tersebut berubah menjadi objek pajak yang
pengadaan peralatan atau pembangunan fasilitas gedung, laborat dan yang lain
yayasan pendidikan adalah dana yang akan digunakan untuk mambangun gedung
dan prasarana pendidikan yang berasal dari sisa lebih, yaitu selisih dari seluruh
penerimaan yang merupakan objek PPh selain penghasilan yang dikenakan PPh
2009:119).
15
1.5.4 Pengaturan Sumber Penghasilan
besarnya PPh yang akan terutang pada wajib pajak tertentu. Berbagai sumber
penghasilan yang akan memengaruhi besarnya PPh terutang tersebut dapat dirinci
dilihat dari dua sudut, Bagi yang menerima hibah, bantuan ataupun sumbangan
16
KESIMPULAN
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pengusaha adalah dengan
meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena
pajak merupakan salah satu faktor pengurang laba. Besarnya pajak, tergantung
pada besarnya penghasilan. Semakin besar penghasilan, semakin besar pula pajak
yang terutang. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan perencanaan pajak atau
tax planning yang tepat agar perusahaan membayar pajak dengan efisien.
cara yang tidak melanggar peraturan perpajakan (in legal way). Dalam arti yang
adalah usaha yang mencakup perencanaan perpajakan agar pajak yang dibayar
Manfaat tax planning antara lain penghematan kas keluar, mengatur aliran
17
DAFTAR PUSTAKA
Muljono, Djoko. (2009). Tax Planning Menyiasati Pajak Dengan Bijak. Edisi
pertama. Yogyakarta: Andi.
18
BAB II
pendapatan asli daerah yang berasal dari pembagian pendapatan asli daerah, dana
daerah, dan pendapatan daerah lainnya yang sah. Selanjutnya pendapatan asli
daerah (PAD) terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah, keuntungan
Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
yang dimiliki oleh setiap daerah yang masuk ke kas daerah, terutama adalah bagi
Beberapa pengertian atau istilah yang terkait dengan Pajak Daerah antara
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
19
memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan
usaha.
4. Subjek Pajak, adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan
Pajak.
5. Wajib Pajak, adalah orang pribadi atau Badan, meliputi membayar pajak,
e. Pajak Rokok;
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
20
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
g. Pajak Parkir;
21
3. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar di
tetapkan paling rendah sebesar 0,1%, dan paling tinggi sebesar 0,2%.
5. Khusus untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang
sebesar 10%. Khusus tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor untuk
bahan bakar kendaraan umum dapat ditetapkan paling sedikit 50% lebih
rendah dari tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor untuk kendaraan
pribadi.
13. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10%.
22
14. Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi
sebesar 25%.
16. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20%.
17. Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi sebesar 10%.
18. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan
19. Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan paling
penggunaan jasa atau pemberian izin tertentu baik yang disediakan oleh
pemerintah daerah atau pihak swasta untuk kepentingan orang banyak. (Hartati,
2015:397)
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan
atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan
(Mardiasmo, 2016:18).
angka 12 dan 13 UU No. 28 Tahun 2009 adalah pajak atas kepemilikan dan atau
23
Yang dikecualikan dari pengertian kendaraan bermotor adalah:
1. Kereta api.
Pemerintah.
untuk dijual.
Nama Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak
atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua
pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar
PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan atau bangunan
yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan,
24
pertambangan, dan usaha tertentu lainnya masih dipungut oleh pemerintah pusat.
(Mardiasmo, 2018:389).
Objek PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah bumi dan atau bangunan yang
dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali
pertambangan.
pemerintahan;
dengan itu.
nasional, tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara
25
2.4.2 Subjek Pajak dan Wajib Pajak PBB P2
Subjek PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau badan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat
atas bumi, dan atau memiliki, meguasai, dan atau memperoleh manfaat atas
bangunan. Wajib pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah orang
pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau
memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai, dan atau
1. Tarif PBB
Tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3%
(nol koma tiga persen). Tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan
NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual-beli yang
26
Besarnya NJOPTKP ditetapkan paling rendah sebesar Rp.10.000.000,00
Peraturan Daerah.
objek pajak pada tanggal 1 Januari. Tempat PBB terutang adalah di wilayah
Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). SPOP harus diisi dengan jelas, benar, dan
pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 6 (enam) bulan sejak
Sesuai dengan pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, bumi, air,
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
bumi yang memenuhi kebutuhan dasar untuk papan dan lahan usaha, juga
27
juga memberi manfaat ekonomi bagi pemiliknya. Oleh karena itu, bagi mereka
yang memperoleh hak atas tanah dan bangunan, wajar menyerahkan sebagian nilai
dalam hal ini adalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Dalam pembahasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, akan
1. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), adalah pajak
yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan. Dalam
3. Hak atas tanah dan/atau bangunan, adalah ha katas tanah, termasuk hak
Dasar hukum Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah:
28
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
a. Jual-beli;
b. Tukar menukar
c. Hibah
d. Hibah wasiat
e. Waris
j. Penggabungan usaha
k. Peleburan usaha
l. Pemekaran usaha
m. Hadiah.
29
2.5.3 Tidak Termasuk Objek Pajak BPHTB
Objek pajak yang tidak dikenakan BPHTB adalah objek pajak yang
melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan usaha atau
4. Orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karena perbuatan
Subjek pajak BPHTB adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh
Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, Wajib Pajak BPHTB adalah orang pribadi
2.5.5 Dasar Pengenaan Pajak, Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena
Yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak
30
1. Harga transaksi, dalam hal: jual beli.
a. Tukar-menukar;
b. Hibah;
c. Hibah wasiat;
d. Waris;
h. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak;
j. Penggabungan usaha;
k. Peleburan usaha;
l. Pemekaran usaha;
m. Hadiah.
4. Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (NJOP PBB), apabila
31
Besarnya NPOPTKP ditetapkan secara regional paling rendah
Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah), kecuali dalam hal perolehan hak
karena waris, atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam
hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau
satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiaat, termasuk suami/istri, Nilai
Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional paling rendah
persen). Tarif Bea Perolehan Ha katas Tanah dan Bangunan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
Contoh:
Tuan Budi membeli tanah dan bangunan dengan Nilai Perolehan Objek Pajak
Jawab :
NPOP = Rp 70.000.000,00
NPOPTKP = Rp 60.000.000,00
= Rp 10.000.000,00
32
BPHTB yang terutang = Rp 10.000.000,00 x 5% = Rp 500.000,00
a. Jual-beli;
b. Tukar-menukar;
c. Hibah;
d. Hibah wasiat;
g. Pengabungan usaha;
h. Peleburan usaha;
i. Pemekaran usaha;
j. Hadiah.
hak.
33
2.6 Pajak Restoran
Pajak yang dikenakan karena adanya jasa yang diberikan oleh pihak
Sedangkan subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli
makanan atau minuman di restoran. Wajib pajak restoran adalah orang pribadi
Jasa Umum. Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. Jenis Retribusi Jasa Umum
adalah:
Catatan Sipil
34
7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Jasa Usaha. Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh
4. Retribusi Terminal
35
6. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu
36
KESIMPULAN
pendapatan asli daerah yang berasal dari pembagian pendapatan asli daerah, dana
daerah, dan pendapatan daerah lainnya yang sah. Selanjutnya pendapatan asli
daerah (PAD) terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah, keuntungan
Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
yang dimiliki oleh setiap daerah yang masuk ke kas daerah, terutama adalah bagi
37
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Darwin., MBP. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Penerbit: Mitra
Wacana Media
38
BAB III
AKUNTANSI KEUANGAN
penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun, dan unit ekonomi
lainnya adalah sangat penting, agar laporan keuangan berguna, dapat di mengerti
sangat pesat, maka peran akuntansi sebagai sistem informasi keuangan menjadi
Akuntansi keuangan sebagai salah satu cabang ilmu dan praktek akuntansi yang
calon kreditor dan kreditor, calon investor dan investor) perlu diselenggarakn
bersifat keuangan, dari suatu entitas ekonomi dengan maksud berguna untuk
39
keuangan, yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang
dunia bisnis, maka jenis informasi keuangan yang diperlukan juga menjadi sangat
Menurut Hans dkk (2016:4) dalam teori dan praktik, akuntansi bisnis
1. Akuntansi Keuangan
2. Akuntansi Manajemen
3. Akuntansi Pajak
4. Akuntansi Biaya
40
Masalah perhitungan dan pelaporan biaya sebenernya terdapat di tiga
perhitungan dan pelaporan biaya telah diatur secara tertib dalam standar
manajemen.
terutama ditujukan untuk dilaporkan dan digunakan oleh para stakeholders untuk
sangat bervariasi, agar laporan keuangan tidak mementingkan salah satu pihak
dan agar tidak menyesatkan bagi pengguna informasi, maka laporan keuangan
yang disusun dalam rangka akuntansi keuangan harus disusun berdasarkan prinsip
akuntansi yang berlaku. Badan profesi akuntan dan badan otoritas yang
prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam bentuk tertulis, yang berwujud
akuntansi maupun standar akuntansi yang dapat dijadikan pegangan resmi, yang
diterbitkan dan diakui oleh badan otoritas yang berwenang. Prinsip Akuntansi
41
Indonesia (PAI) yang pertama kali diterbitkan dan disahkan pada tanggal 2
Desember 1973, adalah sangat sederhana dan hanya terdiri atas Pendahuluan dan
Lima Bab. Prinsip Akuntansi Indonesia semula disusun berdasarkan rujukan US-
GAAP. PAI yang baru disusun dan disahkan tersebut, langsung mendapatkan
Menurut Hans dkk (2016:18) pada saat ini di Indonesia berlaku empat
1. SAK Umum
laporan keuangan.
2. SAK ETAP
publik, perusahaan untuk bersekala kecil dan menengah (Usaha Kecil dan
3. SAK Syariah
syariah baik entitas lembaga syariah maupun tidak syariah. PSAK Syariah
42
4. SAK Pemerintahan
pusat, daerah.
mulai bergerak, semua itu terjadi karena didukung oleh akuntansi keuangan.
Seperti yang telah kita ketahui, akuntan keuangan yang bertujuan memberikan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Acuan utama prinsip akuntansi yang
meluas dan melampaui batas wilayah Negara. Ruang lingkup penggunaan laporan
keuangan telah meluas secara global sejalan dengan arus dana, barang, dan jasa.
Maka standar akuntansi keuangan yang semula bersifat nasional, dituntut untuk
bersifat internasional.
43
global. Pada Juni 2000 UE mengadopsi IAS/IFRS, dan mewajibkan mulai 2005
semua entitas yang terdaftar dipasar modal Uni Eropa menyusun laporan
mengadopsi secara utuh kerangka dasar penyusunan dan pelaporan keuangan IAS,
dan mengadaptasi sebagian besar IAS yang telah terbit pada waktu itu.
standar yang dihasilkan juga telah berubah dari International Accounting Standar
2016:23).
DSAK adalah salah satu badan dalam IAI yang mempunyai tugas
pemerinta, otoritas, asosiasi dan lembaga luar negri terkait SAK. Hal hal yang
5. Buletin teknis
44
Anggota DSAK saat ini berjumlah 9 orang yang terdiri dari seorang ketua
yang merangkap anggota, 1 orang wakit ketua merangkap anggota, dan 7 orang
bertahap.
kerangka dasar akuntansi adalah suatu sistem yang melekat dengan tujuan-tujuan
serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang konsisten yang terdiri atas sifat,
keuangan. Menurut IAI, kerangka dasar ini disebut dengan istilah Kerangka Dasar
45
1. Badan Penyusun Standar Akuntansi ( accounting standard setting
(IASC).
belum atau tidak jelas diatur dalam suatu standar akuntansi yang berlaku.
46
3.2.4 Tujuan Laporan Keuangan
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi, dan informasi
tertentu agar dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai.
47
ekonomi dan bisnis serta asumsi dan konsep yang mendasari penyusunan
laporan keuangan.
2. Relevan (Relevance)
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan.
3. Materialitas (Materiality)
4. Keandalan (Reability)
48
sesuatu yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
entitas. Perbandingan laporan keuangan untuk dua atau lebih periode akan
yang berguna bagi para calon investor dalam menentukan pilihan investasi
Terdapat lima unsur pokok laporan keuangan, yaitu tiga unsur neraca dan dua
unsur laporan laporan laba rugi. Tiga unsur yang berkaitan langsung dengan
neraca adalah, pertama aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat
49
ekonomi. Dan ketiga, Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah
(income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
selama suatu periode akuntansi, dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset
transaksi dan kejadian yang harus dibukukan dan atau diperhitungkan dalam
berbagai media akuntansi sampai akhirnya tersusun laporan keuangan untuk suatu
50
1. Identifikasi transaksi
51
1. Bukti Pembukuan/Akuntansi
Kartikahadi, 2016:91).
3. Posting
data pembukuan dari jurnal, ke masing-masing akun buku besar dan untuk
akun tertentu yang perlu dirinci, juga dilakukan posting ke akun tambahan
Neraca Saldo adalah suatu daftar untuk menguji keseimbangan debit dan
52
Neraca saldo disusun dengan memindahkan masing-masing saldo semua
akun buku besar dalam suatu daftar yang berkolom debit dan kredit (Hans
Kartikahadi, 2016:97).
akan lebih akurat dan siap digunakan untuk menyusun laporan keuangan
53
Laporan utama yang dihasilkan dari suatu proses akuntansi yang terdiri
keuangan.
Tahap terakhir dari suatu proses akuntansi adalah menutup semua akun
laba rugi atau akun nominal ke akun ikhtisar laba rugi. Dengan demikian
semua akun laba rugi telah dibersihkan dari pembukuan tentang transaksi
dan kejadian periode yang telah ditutup buku, dan dapat dibuka lembaran
Neraca saldo yang disusun setelah dilakukan ayat jurnal penutup. Neraca
kredit neraca dan laporan laba rugi yang akan disusun (Hans Kartikahadi,
2016:85).
dalam hal:
dibukukan di akun laba rugi atau akun nominal, yaitu akun beban atau
54
akun pendapatan. Agar metode ini dapat dilakukan secara konsisten,
perlu dilakukan ayat jurnal pembalik agar dikemudian hari waktu beban
akuntansi.
sumber daya yang dimiliki atau diinvestasikan entitas, sedangkan liabilitas dan
ekuitas merupakan sumber pendanaan atas aset tersebut. Mirip dengan dua sisi
dari satu mata uang, dimana nilai aset yang dimiliki atau diinvestasikan tentu
harus sama pula dengan nilai total sumber pendanaannya (Hans Kartikahadi,
2016:85).
Misalnya anda ingin berusaha sebagai konsultan manajemen, dan untuk itu
modal kerja tersebut, anda menyetor tunai dari uang tabungan sendiri sejumlah Rp
55
modal awal tersebut dapat digambarkan dalam persamaan akuntansi sebagai
berikut:
akuntansi, yaitu suatu subjek yang menjadi puat suatu laporan akuntansi
2. Transaksi: adalah kejadian yang melibatkan dua atau lebih pihak yang
produksi, turunnya nilai suatu aset karena susut, rusak, atau usang,
perubahan kurs valuta asing, kebakaran, kebanjiran, gempa bumi, dan lain-
lain.
56
4. Akun: adalah wadah untuk mencatat dampak setiap transaksi dan kejadian
atas rincian setiap unsur aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban.
Akun tersusun dan diberikan kode secara sistematis dalam suatu daftar
perkiraan atau daftar akun (chart of acounts). Beberapa contoh akun yang
6. Akun Laba Rugi: adalah akun yang dilaporkan dalam laporan laba rugi
laporan laba rugi komprehensif, yang meliputi akun laba rugi dan akun
penurunan ekuitas yang tidak dilaporkan dalam laba rugi, meliputi akun
selisih surplus revaluasi aset tetap, keuntungan dan kerugian akrual, selisih
transaksi laporan keuangan, bagian efektif lindung nilai arus kas dan
9. Ayat Jurnal: adalah pembukuan paling dasar yang dilakukan atas suatu
57
10. Ayat Jurnal Penyesuaian: adalah ayat jurnal yang dilakukan ketika
dapat tersusun lebih akurat sesuai dengan keadaaan untuk periode dan
11. Ayat Jurnal Koreksi: adalah ayat jurnal yang dilakukan untuk
12. Ayat Jurnal Penutup: adalah Ayat jurnal yang dilakukan untuk menutup
semua akun laba rugi dalam proses perhitungan laba rugi selama periode
tertentu. Dengan demikian, semua akun laba rugi untuk periode yang
13. Ayata Jurnal Balik: adalah ayat jurnal yang dilakukan untuk
penutupan buku. Ayat jurnal balik, tidak mutlak perlu dilakukan dan hanya
14. Buku besar: adalah kumpulan akun aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan,
dan beban baik berbentuk buku, kumpulan kartu, atau catakan komputer
(computer print-out).
15. Buku Tambahan: adalah media berbentuk buku, kumpulan kartu, atau
tertentu dari buku besar. Akun yang dirinci sering juga disebut sebagai
58
besar (sebagai controlling account), dirinci lebih dalam buku tambahan
16. Neraca Saldo: adalah suatu kertas kerja dengan lajur berpasangan, debit
17. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian: adalah neraca saldo yang disusun
18. Neraca Saldo Setelah Ayat Jurnal Penutup: adalah neraca saldo yang
disusun setelah dilakukan ayat jurrnal penutup. Neraca saldo ini disusun
untuk kebenaran keseimbangan debit dan kredit neraca dan laporan laba
19. Laporan Keuangan: adalah laporan utama yang dihasilkan dari suatu
kerja sering pula dikenal sebagai “neraca lajur” (Hans Kartikahadi, 2016:100).
Lembar kerja lazimnya terdiri atas lima pasang lajur dengan judul berikut:
2. Penyesuaian (adjustments)
59
4. Rugi laba (income statement)
Dengan bantuan lembar kerja atau neraca lajur, penyusunan laporan laba
rugi dan neraca menjadi sangat mudah, yaitu tinggal memindahkan angka atau
saldo akun laporan laba rugi dan akun neraca dalam format sesuai tata cara
posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif serta data dan informasi
akuntansi lainnya dapat disusun laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan
3.4.1 Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan
Keuangan
yang harus diacu untuk menyusun laporan keuangan untuk entitas yang sarat
dan penjelasan lebih rinci untuk diaplikasikan dalam penyusunan dan penyajian
1. Tujuan PSAK 1
60
mengenai persyaratan penyajian, struktur, dan komponen minimal isi dan
PSAK ini juga berlaku untuk perusahaan yang masih dalam tahap
Tahap Pengembangan.
61
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
daya yang dipercayakan kepada mereka dalam mengelola suatu entitas. Dengan
dalam rangka likuidasi entitas atau menentukan nilai wajar entitas untuk tujuan
merger dan akuisisi. Juga tidak disusun khusus untuk memnuhi kepentingan suatu
informasi tentang suatu entitas yang terdiri dari: asset, liablitas, ekuitas,
pendapatan dan beban serta kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik, serta arus kas. Informasi tersebut beserta informasi
lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna
laporan keuangan dalam prediksi arus kas masa depan dan kinerja entitas.
keuangan yaitu komposisi dan jumlah asset, liabilitas, dan ekuitas dari
62
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode. Laporan laba rugi
a. Laba rugi.
laba rugi suatu entias selama suatu periode tertentu. Laporan ini
jumlah laba bersih yang dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi yang
lainnya adalah:
ekuitas dari masa ke masa secara transparan, maka perlu disusun laporan
dengan melakukan analisis atas kelompok akun ekuitas serta dokumen dan
catatan yang berkaitan dengan ekuitas antara lain keputusan RUPS tentang
63
pembayaran dividen, koreksi laba rugi tahun lalu, perubahan struktur
komprehensif lain.
4. Laporan arus kas selama periode. Penyusunan laporan arus kas dapat
laporan arus kas dengan membandingkan neraca awal dan neraca akhir,
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian
peritiwa lain, dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan
64
asset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar
2. Kelangsungan Usaha
masa depan atau informasi masa depan paling tidak mencakup periode 12
3. Dasar Akrual
65
PSAK 1 paragraf 29 menyebutkan bahwa “Entitas menyajikan secara
terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos
tersebut tidak material”. Agar laporan tidak menjadi terlalu rumit dan tidak
5. Saling Hapus
Entitas tidak diperbolehkan saling hapus atas asset dan liabilitas atau
6. Frekuensi Pelaporan
7. Informasi Komparatif
66
Agar laporan keuangan lebih berdayaguna khususnya untuk memberikan
arus kas suatu entitas dari waktu ke waktu, laporan keuangan harus
8. Konsistensi Penyajian
konsisten.
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan
labara rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan laba rugi terpisah, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan
laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi
67
perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian
dikenal sebagai neraca (balance sheet). Tapi istilah neraca sering kali
pengertian. Pengertian utama neraca dan paling sering diartikan sebagai laporan
posisi keuangan. Tapi kata majemuk neraca lajur diartikan sebagai kertas kerja
aset, liabilitas dan ekuitas dari suatu entitas ekonomi atau perusahaan atau entitas
Untuk menilai dan mengelola suatu entitas dengan baik, perlu diketahui keadaan
likuiditas dan solvabilitas entitas pada suatu waktu, sehingga dapat dipahami
68
1. Likuiditas
Likuiditas adalah tersedianya dana kas dan saldo yang ada direkening bank
ataupun suatu perjanjian, dan aset setara kas yang diperlukan untuk
membayar liabilitas secara tepat waktu. Suatu entitas dikatakan likuid bila
memiliki cukup dana tunai atau aset yang setiap saat dapat dikonversikan
2. Solvabilitas
melunasi liabilitasnya.
tindakan secara efektif untuk mengatur jumlah dan jadwal arus kas dalam
69
Suatu perusahaan dengan tingkat fleksibilitas keuangan yang tinggi secara
relatif akan lebih mudah bertahan menghadapi masa sulit, bangun kembali
usaha pada suatu tanggal tertentu yaitu tentang komposisi aset, liabilitas,
PSAK 1 mewajibkan entitas menyajikan aset lancar dan aset tidak lancer,
serta liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang sebagai klasifikasi
informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan, misalnya untuk entitas
lembaga keuangan, maka entitas dapat menyajikan seluruh aset dan liabilitas
yang paling likuid hingga yang paling tidak likuid atau sebaliknya, sepanjang
70
1. Aset Lancar
industri dari entitas. Contoh lain adalah persediaan. Baik itu persediaan
persediaan barang jadi yang siap untuk dijual dalam siklus operasi
aset tersebut belum tentu akan dijual dalam waktu kurang dari 12 bulan.
71
c. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu
d. Kas atau setara kas, kecuali yang dibatasi sehingga tidak dapat
pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang
signifikan.
jangka panjang.
72
a. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam
dalam siklus operasi normal entitas, yang merupakan bagian dari modal
kerja, seperti utang usaha, beban akrual untuk biaya karyawan dan
pendek, walaupun jatuh tempo dari liabilitas termasuk lebih dari dua
belas bulan.
Bisa saja terdapat liabilitas yang tidak diselesaikan dalam siklus operasi
normal entitas, namun jatuh tempo untuk diselesaikan dalam waktu dua
panjang yang akan jatuh tempo kurang dari dua belas bulan, cerukan
pelaporan.
73
Yang perlu ditekankan pada kriteria ini adalah hak tanpa syarat untuk
apakah pada tanggal laporan, entitas memiliki hak tanpa syarat untuk
yang terjadi yaitu peningkatan atau penurunan pada aset neto pemilik (owners).
Pertambahan atau pengurangan ekuitas dapat berasal dari (Hans dkk, 2016:179):
laporan keuangan;
menunjukkan:
74
1. Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan
Kesalahan;
a. Laba rugi;
kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang
susunan aset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas ekonomi atau
75
menganalisis keadaan keuangannya. Berikut adalah contoh dan penjelasan
Tbk.tahun 2018:
76
77
a. Pada tahun 2018, terdapat kenaikan pada jumlah asset perusahaan.
78
menjadi Rp 34.367.153,-. Kenaikan ini dipicu oleh kenaikan pada
b. Jika melihat pada liabilitas antara tahun 2017 dan tahun 2018, terjadi
Tbk.
jumlah ekuitas entitas bukan berasal dari transaksi dengan atau kepada
79
80
81
a. Laba tahun berjalan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. pada tahun
2018 mengalami kenaikan. Dimana pada tahun 2017 jumlah laba tahun
2018. Kenaikan laba tahun berjalan tersebut dipengaruhi oleh laba dari
Makmur Tbk. diatas, terjadi kenaikan jumlah ekuitas pada tahun 2018.
82
oleh laba tahun berjalan dan penghasilan komprehensif lainnya tahun
berjalan.
Laporan arus kas terdiri dari aktifitas operasi, investasi, dan aktifitas
pendanaan. Berikut adalah contoh dan penjelasan laporan arus kas pada
83
84
a. Kas bersih yang diperoleh dari aktifitas operasi mengalami penurunan
tahun 2018.
d. Kas dan setara kas akhir tahun mengalami penurunan dimana pada
2018.
85
KESIMPULAN
menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi berbagai pihak yang
bekepentingan.
penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun, dan unit ekonomi
lainnya adalah sangat penting, agar laporan keuangan berguna, dapat di mengerti
posting ke buku besar, pembuatan neraca saldo, pencatatan dan pembuatan jurnal,
pencatatan dan posting jurnal penutup dan pembuatan neraca saldo setelah
penutupan.
Laporan Keuangan adalah laporan utama yang dihasilkan dari suatu proses
akuntansi yang terdiri atas: laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi
komprehensif, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, catatan atas laporan
keuangan.
86
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Martini, Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria farahmita, Edward
Tanujaya., 2014. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK Buku 1,
Penerbit: Salemba Empat.
87