Anda di halaman 1dari 2

IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER

Secara umum kandungan metabolit sekunder dikelompokkan berdasarkan sifat dan reaksi khas suatu
metabolit sekunder dengan pereaksi tertentu. Adapun pengelompokkan kandungan metabolit sekunder
pada bahan alam hayati adalah sebagai berikut :
1. Alkaloid
Alkaloid merupakan kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk gugus fungsi
amin. Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang besar. Pada umumnya, alakaloid
mencakup senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom N sebagai bagian dalam
surem siklik.
Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dan memiliki kegiatan fisiologi yang menonjol dan
sering digunakan dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tanpa warna dan bersifat optis aktif.
Alkaloid biasanya berbentuk kristal dan jarang berbentuk cairan.
Alkaloid tidak dapat diidentifikasi dengan ekstrak tumbuhan dengan menggunakan kromatografi
tunggal. Biasanya alkaloid diidentifikasi dengan diekstraksi menggunakan pelarut alkohol yang bersifat
lemah dan diendapkan ke dalam ammonia pekat. Pemurnian selanjutnya dilaksanakan dengan ekstraksi.
Adanya alkaloid dapat diuji dengan menggunakan berbagai pereaksi alkaloid. Ada lima golongan
alkaloid, yaitu tembakau, tropana, opium, ergat, dan kavolfia.
2. Triterpenoid / Steroid
Triterpenoid adalah sekelompok senyawa turunan asam mevalonat. Semua jenis triterpenoid
dipisahkan dengan cara yang sama, yaitu berdasarkan KLT dan KGC. Identitas dipastikan dengan
menentukan titik didih.
Triterpenoid tersebar luas dalam dammar, gabas, dan kutin tumbuhan. Asam damar adalah asam
triterpenoid yang sering bersama-sama dengan gompolisakarida dalam damar gom.

Triterpenoid yang paling penting dan tersebar luas adalah triterpenoid pentasiklik. Senyawa ini
ditemukan dalam tumbuhan seprimitif sphagrum, tetapi yang paling umum pada tumbuhan berbiji.
Pada pemeriksaan triterpenoid dalam tumbuhan, jaringan kering harus dihilangkan lemaknya, lalu
diekstraksi dengan methanol panas. Selanjutnya, ekstrak metanol yang telah dihidrolisis dapat diperiksa
langsung.
Uji deteksi lain yang digunakan adalah uji deteksi yang dipakai untuk triterpenoid secara umum,
misalnya H2SO4 saja atau diencerkan dengan air alkohol.
3. Flavonoid
Flavonoid adalah kelompok senyawa fenil propanoid dengan kerangka karbon C6-C3-C6.
Flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol 70%. Flavonoid
merupakan senyawa fenol. Oleh karena itu, warnanya akan berubah jika bertambah basa atau ammonia.
Flavonoid dan isoflavonoid adalah salah satu golongan senyawa metabolit sekunder yang banyak
terdapat pada tumbuh-tumbuhan, khususnya dari golongan leguminoceae (tanaman berbunga kupu-kupu).
Kandungan senyawa flavonoid dalam tanaman sangat rendah yaitu sekitar 25 %. Senyawa-senyawa
tersebut pada umunya dalam keadaan terikat / konjugasi dengan senyawa gula.
4. Fenolik
Fenolik merupakan kelompok senyawa aromatis dengan gugus fungsi hidoksil. Cara klasik untuk
mendeteksi senyawa fenol sederhana ialah dengan menambahkan larutan besi (II) klorida 1 %. Pigmen
fenolik warnanya dapat dilihat selama proses isolasi dan proses pemurnian. Salah satu golongan fenolik
yaitu melamin tumbuhan pada penguraian basa yang menghasilkan fenol sederhana.
5. Saponin
Saponin adalah kelompok senyawa dalam bentuk glikosida atau steroid. Saponin merupakan
senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi
yang rendah sering menyebabkan hemolisis
sel darah merah. Dalam larutan yang sangat encer, saponin sangat beracun untuk ikan dan tumbuhan yang
mengandung saponin telah digunakan sebagai racun ikan selama beratus-ratus tahun. Beberapa saponin
juga digunakan sebagai anti mikroba.
Dikenal dua jenis saponin, yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid.
Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter. Saponin steroid paling
umum ditemukan dalam keluarga liliceae, amarillidaceae, dan droscoreaceae.

Anda mungkin juga menyukai