Anda di halaman 1dari 56

1

Makalah Energi

Tugas Mata Kuliah energy Terbarukan

Di susun oleh:

M.ICHWANULHADI
NIM. 20601800023

MAGISTER TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
2

BAB I
ENERGI

1. Pengertian energy [1]

Manusia membutuhkan energi untuk melakukan kehidupan sehari-hari, misalnya untuk


berjalan, berlari, bekerja, atau beraktivitas. Selain itu manfaat energi penting untuk
kebutuhan lain, yang juga bisa diubah menjadi listrik untuk keperluan manusia sehari-hari.
Menurut bahasanya, energi berasal dari bahasa yunani yaitu ‘ergon’ yang berarti kerja.
Dalam melakukan suatu pekerjaan kita selalu memanfaatkan energi atau tenaga dari dalam
tubuh kita. Energi juga penting untuk menunjang kehidupan dan kebutuhan manusia sehari-
hari.
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat dirubah dan dikonversi
bentuknya. Satuan energi menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule (J). Energi bersifat
fleksibel, yang berarti dapat berubah dan berpindah.
Terdapat banyak macam-macam energi, misalnya energi otot yang dimiliki manusia.
Ada juga energi panas atau energi bunyi, serta energi kinetik dan energi potensial.
Pemanfaatan energi pun harus dilakukan dengan cermat agar dapat digunakan secara efektif
dan efisien.
Energi dibutuhkan diantaranya untuk menggerakkan mobil, untuk memanaskan dan
mendinginkan ruangan, dan menjalankan komputer. Matahari merupakan sumber energi;
energi matahari diperlukan antara lain untuk pertumbuhan tanaman dan proses siklus air.
Energi yang terdapat dalam makanan menghasikan energi bagi manusia, baik berjalan, olah
raga, bernyanyi, bekerja, belajar, berpikir, saat melamun, bahkan saat tidurpun memerlukan
energi. Manusia membutuhkan beberapa ribu kalori setiap harinya untuk melakukan kegiatan
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, disarankan setiap pagi sebelum beraktivitas
kita harus makan dahulu. Dengan demikian, tubuh kita memiliki cukup energi untuk
melakukan segala kegiatan dan kesehatan tubuh akan selalu terjaga.
Seseorang yang terus melakukan kerja, misalnya memindahkan barang lama-kelamaan
akan merasa lelah dan akhirnya orang tersebut tidak mampu lagi memindahkan barang. Hal
tersebut disebabkan pada saat memindahkan barang setiap orang mengeluarkan energi.

Gambar 1. Orang yang memindahkan barang lama-kelamaan akan merasa lelah


karena kehabisan energi

RGI DAN
3

Berdasarkan contoh di atas terlihat bahwa energi dan kerja merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Artinya, jika pada suatu benda diberikan energi sehingga benda
bergeser, dikatakan pada benda tersebut terjadi kerja atau usaha.
Sebagai gambaran untuk memahami lebih jauh pengertian energi dan bagaimana
kaitannya dengan kerja atau usaha, dapat kita rasakan pada saat melaksanakan puasa. Pada
saat berpuasa badan terasa lemas kurang bertenaga, sedangkan jika tidak berpuasa badan
terasa segar.
Pada saat berpuasa, energi makanan yang dikonsumsi lebih sedikit dibandingkan
dengan energi yang dikonsumsi pada saat tidak berpuasa. Badan menjadi segar kembali
beberapa saat setelah berbuka puasa. Mengapa hal itu terjadi? Sumber energi yang dimiliki
manusia berasal dari makanan dan minuman. Badan menjadi segar kembali, karena
kekurangan energi selama berpuasa telah diganti kembali setelah mengkonsumsi makanan
dan minuman. Tentunya, makanan dan minuman tidak dapat langsung berubah menjadi
energi tetapi harus mengalami suatu proses atau diolah dulu oleh sistem pencernaan tubuh.
Setelah mengalami proses pencernaan di dalam tubuh, zat-zat makanan berubah menjadi
energi. Selanjutnya, energi yang dihasilkan dari proses pencernaan dapat digunakan untuk
melakukan berbagai aktivitas.
Pengertian energy menurut beberapa definisi, antara lain :
a. Arti Energi Menurut KBBI
Pengertian energi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah kemampuan
untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika). Bisa juga diartikan
sebagai daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses
kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan
(seperti sinar matahari).
b. Definisi Energi Secara Umum
Pengertian energi secara umum adalah suatu kemampuan untuk melakukan usaha (kerja)
atau melakukan suatu perubahan. Kemampuan ini diukur dengan variabel waktu dan
besarnya usaha yang dilakukan.
c. Pengertian Energi Menurut Para Ahli
Berikut akan dibahas mengenai pengertian dan definisi energi menurut pendapat para ahli
dan pakar.
d. Menurut Einstein
Pengertian energi menurut Einstein merupakan sebuah produk dari massa dan kuadrat
kecepatan cahaya.
e. Menurut Campbell, Reece, dan Mitchell
Pengertian energi menurut Campbell, Reece, dan Mitchell adalah suatu kemampuan untuk
mengatur ulang sebuah materi tertentu.
f. Menurut Arif Alfatah dan Muji Lestari
Definisi energi menurut Arif Alfatah dan Muji Lestari merupakan sesuatu yang
dibutuhkan oleh benda agar benda dapat melakukan usaha.
g. Menurut Robert L. Wolke
Menurut Robert L. Wolke, arti energi adalah suatu kemampuan untuk dapat membuat
suatu hal terjadi.
h. Menurut Pardiyono
Pengertian energi menurut Pardiyono merupakan suatu bentuk kekuatan yang dihasilkan
atau dimiliki oleh suatu benda
i. Menurut Michael J. Moran
Pengertian energi adalah sesuatu konsep dasar termodinamika dan merupakan salah satu
aspek penting dalam analisis teknik.
j. Menurut Aip Saripudin
4

Definisi energi menurut Aip Saripudin merupakan kemampuan untuk dapat melakukan
urusan atau bisnis tertentu.
k. Menurut Sumantoro
Arti energi menurut Sumantoro merupakan kemampuan untuk melakukan sebuah
pekerjaan yang sifatnya mendorong atau memindahkan sebuah benda atau objek.
l. Menurut Alvin Hadivvono
Pengertian energi merupakan sesuatu yang bergerak, dan juga mempunyai hubungan
dengan ruang dan waktu.
m. Menurut Mikrajuddin
Definisi energi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan
sebuah pekerjaan objek.

1.1. Energi dan Usaha

Manusia, hewan, dan tumbuhan pada saat melakukan aktivitasnya selalu


memerlukan energi. Energi yang digunakan manusia, hewan, dan tumbuhan berasal dari
berbagai makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Mesin-mesin dan alat elektronik
dapat beroperasi jika ada energi yang menggerakkannya. Energi yang digunakan mesin
mobil berasal dari bahan bakar berupa bensin, solar, atau dapat juga berupa bahan bakar
bentuk lainnya; sedangkan alat elektronik dapat beroperasi jika ada sumber energi
listrik. Energi yang dimiliki mesin digunakan untuk melakukan usaha, misalkan mesin
mobil digunakan untuk menggerakkan roda sehingga mobil dapat bergerak. Mobil dapat
bergerak karena adanya perubahan energi, yaitu dari energi kimia yang berasal dari
bahan bakar berubah menjadi energi gerak yang dihasilkan oleh mesin.
Energi dan usaha dalam IPA adalah kemampuan untuk melakukan usaha.
Sedangkan usaha didefinisikan dengan gaya kali jarak perpindahan benda
yang dikenai gaya. Untuk lebih memahami tentang perubahan dan perpindahan energi
serta hubungannya dengan usaha, mari kita ambil suatu contoh. Misalkan Kita
melakukan usaha terhadap sebuah batu besar dengan cara mengangkatnya. Dalam hal ini
Kita telah menyalurkan energi, tetapi energi ini tidak hilang. Energi tersebut tidak habis,
melainkan dipindahkan ke batu itu. Batu tersebut sekarang memiliki energi dan bisa
melakukan usaha.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa ketika usaha dilakukan pada sistem,
maka energi sistem akan meningkat. Sebaliknya, ketika sistem melakukan usaha, maka
energinya akan berkurang. Jadi usaha bisa diartikan sebagai energi yang digunakan atau
energi yang dipindahkan. Maka sangat tepat jika satuan energi sama dengan satuan
usaha, yaitu joule (J). Jika Kita melakukan usaha sebesar 200 J pada sebuah benda,
berarti Kita memindahkan 200 J energi ke benda tersebut. Ketika benda dikenai usaha,
maka energi benda akan meningkat. Secara matematik hubungan ini dinyatakan sebagai
perubahan energi
W = E . Dimana W adalah usaha dan E adalah perubahan energi.

1.2. Rumus Usaha

Pengertian kerja atau usaha dalam kehidupan sehari-hari diartikan sebagai suatu
tindakan yang sungguh-sungguh untuk mencapai suatu hasil. Hal ini jelas berbeda
dengan pengertian kerja atau usaha dalam fisika. Dalam fisika kerja atau usaha diartikan
sebagai hasil perkalian antara gaya yang bekerja pada suatu benda dengan jarak
5

perpindahan benda tersebut. Usaha dikatakan bekerja pada benda apabila sebuah gaya
menyebabkan benda tersebut bergerak searah dengan arah gaya tersebut. Contoh pada
Gambar 2.a., delman dapat bergerak karena kuda memberikan gaya, sehingga delman
dapat bergerak searah dengan arah gerak kuda tersebut.

Gambar 2.a. Kuda menarik delman

Gambar 2b. Gaya F menyebabkan benda bergerak sejauh S pada arah gaya F tersebut

Jika kita perhatikan Gambar 2.b., arah gaya yang bekerja pada benda searah
dengan arah perpindahannya. Karena pengaruh gaya sebesar F, benda berpindah sejauh
S. Besarnya kerja atau usaha yang bekerja pada benda dapat ditentukan dengan
persamaan :
W = F.S ………………………………………………………………..(1)

dimana :

W = kerja atau usaha (joule)


F = gaya (newton)
S = jarak perpindahan (meter)

Jika arah gaya yang bekerja pada benda membentuk sudut terhadap arah
perpindahannya, maka untuk menentukan besar kerja atau usahanya tidak dapat
langsung menggunakan persamaan di atas. Besarnya gaya yang menyebabkan benda
berpindah sejauh S adalah komponen F pada arah mendatar (arah perpindahan S), yaitu .
Untuk lebuh jelasnya perhatikan gambar berikut ini.
6

Gambar 3a. Arah gaya yang dikerjakan pegolf pada roda tidak searah
dengan perpindahan roda.

8 BERMUTU

Gambar 3b. Benda dikenai gaya sebesar F yang arahnya membentuk sudut
terhadap arah mendatar. Besar gaya yang menyebabkan benda tersebut berpindah
adalah komponen gaya F, yaitu F cos 
Selanjutnya, untuk menentukan kerja atau usaha pada benda dapat kita gunakan
persamaan :
(2)
Dimana :
W = kerja atau usaha (joule)
F cos = gaya efektif (newton)
S = jarak perpindahan (meter)

1.3. Satuan Energi

Satuan internasional untuk energi adalah joule. Satuan joule merupakan


satuan yang diturunkan dari satuan gaya dan satuan jarak dalam sistem MKS,
yaitu newton dan meter. Dalam fisika ada beberapa satuan lainnya yang dapat
dikonversikan ke dalam satuan joule. Satuan-satuan tersebut antara lain: erg,
kalori, kilokalori, elektronvolt, MeV, dan kWh.
Secara rinci hubungan antara satuan joule dengan satuan energi lainnya
adalah:
1.1.1. Hubungan Joule – erg

Seperti telah diuraikan di atas, satuan joule diperoleh dari satuan


newton dan meter. Berarti, 1 joule adalah besarnya usaha yang ditimbulkan
gaya sebesar 1 newton yang menyebabkan benda berpindah sejauh 1 meter.
Untuk menentukan hubungan antara joule dengan erg dapat kita lakukan
7

dengan mengkonversikan satuan besaran-besaran energi dalam sistem MKS


ke dalam satuan besaran-besaran energi dalam sistem cgs.

Satuan erg sudah jarang digunakan karena yang lazim adalah satuan
SI, yaitu Joule.
1 joule = 1 newton x 1 meter
= 1 kg . 1 m/s2 x 1 meter
= 1000 gram . 100 cm/s2 x 100 cm
= 10.000.000 gram cm2 / s2
= 107 gram cm2 / s2
= 107 erg

1.1.2. Hubungan Joule – kalori

Peninjauan hubungan satuan energi antara joule dengan kalori dapat


kita peroleh dengan cara sebagai berikut.
1 joule = 0,24 kalori
1 kalori = 4,2 joule
karena
1 kalori = 10-3 kkal
1 kkal = 103 kalori
maka
1 kkal = 4,2 x 103 joule

Satuan kalori digunakan untuk energi panas

1.1.3. Hubungan Joule – elektronvolt

Peninjauan hubungan satuan energi antara joule dengan


elektronvolt dapat kita peroleh dengan cara sebagai berikut.
1 joule = 0,625 x 1019 eV
1 eV = 1,6 x 10-19 joule
karena
1 eV = 10-6 MeV
1 MeV = 106 eV

maka

1 MeV = 106 x 1,6 x 10-19 joule


= 1,6 x 10-13 joule

Satuan elektronvolt sering digunakan pada perhitungan energi pada kasus


sinar katoda, sinar-X, dan lain-lain.

1.1.4. Hubungan Joule – kWh

Peninjauan hubungan satuan energi antara joule dengan kWh


dapat kita peroleh dengan cara sebagai berikut.
8

1 watt = 1 joule/s
1 joule = 1 watt.s
1 kW = 103 watt
1 kWh = 103 x 3600 watt.s
1 kWh = 3,6 x 106 watt .s
watt.s = 1/3,6 x 10-6 kWh
watt.s = 0,278 x 10-6 kWh
watt.s = 2,78 x 10-7 kWh
1 joule = 1 watt.s
1 joule = 2,78 x 10-7 kWh

Satuan kWh sering dipakai pada perhitungan energi listrik yang


digunakan di rumah-rumah atau pabrik.

1.4. Manfaat Energi


Terdapat banyak fungsi dan manfaat energi bagi kehidupan manusia. Berikut
merupakan beberapa manfaat energi.
 Untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup.
 Untuk melakukan aktivitas sehari-hari
 Untuk menunjang sarana transportasi.
 Sebagai alat penerangan.
 Sebagai penunjang media hiburan.
 Untuk keperluan medis dan kesehatan.
 Untuk keperluan komunikasi dan informasi.
9

BAB II
MACAM-MACAM ENERGI [2]

Energi adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut untuk melakukan suatu usaha.
Energi berasal dari bahasa Yunani yaitu energia yang berarti kemampuan untuk melakukan
usaha. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari suatu bentuk satu ke bentuk yang lain namun tidak
merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan. Dalam pengertian sehari-hari energi
merupakan kemampuan untuk melakukan gerak, jika suatu objek mampu untuk melakukan
gerakan, maka obyek tersebut dikatakan mempunyai energi.
Menurut ilmu fisika, terdapat berbagai macam bentuk energi diantaranya:

2.1. Energy Mekanik


Benda yang bergerak atau memiliki kemampuan untuk bergerak, memiliki energi
mekanik. Air terjun yang berada di puncak tebing memiliki energi mekanik yang cukup
besar, demikian juga dengan angin.

2.2. Energi Kinetik


Energi kinetik adalah energi dari suatu benda yang dimiliki karena pengaruh
gerakannya, contohnya ketika seseorang yang sedang berlari, maka posisi orang tersebut
akan berubah setiap detiknya, perubahan posisi ini menunjukkan bahwa orang itu
memiliki energi.

2.3. Energi Potensial


Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya pengaruh
tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut juga dengan energi
diam karena benda yang dalam keaadaan diam dapat memiliki energi. Jika benda
tersebut bergerak, maka benda itu mengalami perubahan energi potensial menjadi
energi gerak. Energi potensial memiliki beberapa bentuk diantaranya: energi potensial
gravitasi, energi potensial pegas, dan lain - lain.

2.4. Energi Panas


Energi panas adalah energi ini muncul saat terjadinya perubahan suhu benda, dan
menjalar dari bagian yang panas ke bagian yang dingin. Energi ini dapat dideteksi
dengan indera peraba dan thermometer.

2.5. Energi Kimia


Energi kimia adalah energi yang tersimpan secara kimiawi. Misalnya makanan yang
kita makan menghasilkan energi kimia yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Minyak
bumi mengandung energi kimia yang sangat bermanfaat untuk bahan bakar. Baik energi
kimia dalam makanan maupun energi kimia dalam minyak bumi berasal dari energi
matahari.

2.6. Energi Nuklir


Energi nuklir adalah energi yang tersimpan dalam atom. Energi keluar ketika terjadi
proses reaksi nuklir. Energi ini diperoleh dari hasil reaksi inti, yaitu reaksi yang terjadi
pada inti atom dimana partikel - partikel berenergi tinggi bertumbukkan dengan inti
atom tersebut sehingga terbentuklah inti baru yang berbeda dengan inti semula.
10

2.7. Energi Listrik


Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh benda yang bermuatan listrik.
Muatan listrik yang diam (statis) menimbulkan energi potensial listrik, sedangkan
muatan listrik yang bergerak (dinamis) menimbulkan arus listrik dan energi magnet.

2. Sumber-Sumber Energi
3.1. Sumber Energi Tak Terbaharui
Sumber energi tidak terbaharui (nonrenewable) didefinisikan sebagai sumber energi
yang tidak dapat diisi atau dibuat kembali oleh alam dalam waktu yang singkat. Sumber
energi tak terbaharui diantaranya:
2.1.1. Minyak Bumi
Minyak bumi adalah zat cair licin dan mudah terbakar yang terjadi sebagian besar
karena hidrokarbon. Menurut teori, minyak bumi berasal dari sisa - sisa binatang
kecil dan tumbuhan yang hidup di laut jutaan tahun yang lalu yang mengendap
dan mendapat tekanan dari lempengan bumi sehingga secara alami larut dan
berubah menjadi minyak bumi.
2.1.2. Batubara
Batubara adalah batuan sedimen yang berasal dari material organik (organoclastic
sedimentary rock), yang memiliki kandungan utama berupa karbon, hidrogen, dan
oksigen. Batubara ini merupakan hasil akumulasi tumbuhan dan material organik
pada suatu lingkungan pengendapan tertentu.

Gambar 4. Proses Pembentukan Batubara

Batubara yang kita kenal dibentuk dari sisa- sisa tumbuhan yang terkubur di dasar
rawa selama jutaan tahun yang lalu. Pertama, sisa-sisa tumbuhan berubah menjadi
bahan yang padat disebut gambut. Akibat tekanan dan pemanasan dari lapisan
bagian atas, sisa-sisa tumbuhan tersebut berubah menjadi batubara.
3.2. Energi Alternatif (Sumber Energi Terbaharui)
Sumber energi terbaharui (renewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang dapat
dengan cepat diisi kembali oleh alam. Berikut ini adalah yang termasuk sumber energi
terbaharui:

3.2.1. Matahari
Energi matahari diperoleh dari cahaya panas yang merupakan komponen dari
11

panas matahari. Selain memanaskan air, energi ini juga bisa diubah menjadi
listrik.

Gambar 5. Sel Surya Matahari Sumber: Energi Dan Perubahannya, 2009

Secara global, matahari menyediakan 10.000 kali energi bumi yang dapat di
memanfaatkan siapapun secara gratis, dan merupakan salah satu sumber energi
alternatif yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut, terutama
bagi negara- negara tropis seperti Indonesia.

3.2.2. Angin
Energi angin adalah energi yang dihasilkan oleh udara yang berhembus di
permukaan bumi. Energi angin dapat diubah menjadi energi mekanik untuk
menghasilkan usaha. Karena angin tidak menimbulkan polusi, maka banyak
negara - negara membangun turbin angin sebagai sumber tenaga listrik tambahan.

Gambar 6. Turbin Angin

3.2.3. Panas Bumi


Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam bumi. Energi
panas ini dihasilkan di dalam inti bumi yang ditimbulkan oleh peristiwa peluruhan
partikel-partikel radioaktif di dalam batuan. Inti bumi terbentuk dari magma yang
mengalir menembus berbagai lapisan batuan di bawah tanah. Saat mencapai
reservoir air bawah tanah, terbentuklah air panas bertekanan tinggi yang keluar ke
permukaan bumi melalui celah atau retakan di kulit bumi, maka timbul sumber air
panas yang biasa disebut uap panas.
12

Gambar 7. Uap Panas


Sumber: Energi Dan Perubahannya, 2009

3.2.4. Biomassa
Biomassa merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui karena tumbuh-
tumbuhan dapat kita tanam setiap saat. Dari berbagai macam bahan bakar
biomassa, kayu merupakan kebutuhan yang sangat banyak digunakan, seperti
pada rumah tangga dan pada ketel uap. Membakar biomassa bukan cara satu-
satunya untuk menghasilkan energi karena biomassa dapat juga dikonversi ke
bentuk energi lain diantaranya gas metana atau etanol dan biosolar.

Sumber: Energi Dan


Perubahannya, 2009

Gambar 8. Jenis-Jenis Biomassa

3.3. Potensi Energi Terbarukan


Provinsi Lampung memiliki potensi energi baru terbarukan yang cukup besar
yang bisa menjadi sumber energi untuk membantu pemenuhan kebutuhan energi
di provinsi Lampung, namun sebagian besar diantaranya belum dimanfaatkan
sehingga belum menjadi penyokong penyedia energi yang bermanfaat. Dan
berikut ini adalah potensi energi terbarukan yang ada di provinsi Lampung :

3.3.1. Kelapa Sawit


CPO yang berasal dari kelapa sawit merupakan sumber bahan baku biosolar yang
sudah tersedia, meskipun saat ini CPO masih diperuntukkan untuk keperluan non
energi seperti minyak goreng dan sabun. Namun perlu dipertimbangkan
pengembangan dan pemanfaatannya sebagai bahan baku pembuatan biosolar yang
bermanfaat sebagai sumber energi pengganti minyak solar mengingat kebutuhan
akan minyak solar tiap tahun pasti mengalami peningkatan seiring meningkatnya
13

jumlah penduduk dan kemampuan ekonomi masyarakat. Pemanfaatan CPO


sebagai biosolar dikarenakan setiap ton CPO dapat menghasilkan 0,39 ton
biodiesel.

3.3.2. Kotoran Ternak


Kotoran sapi dan kerbau telah lama diteliti dan dipraktekkan sebagai pengganti
gas LPG untuk keperluan memasak dalam rumah tangga. Karena begitu
banyaknya ternak sapi dan kerbau yang ada di propinsi Lampung, dan sangat
mudahnya untuk membuat alat pengkonversi kotoran ternak menjadi biogas, maka
seharusnya teknologi itu sudah saatnya untuk diterapkan, agar penggunaan gas
LPG dapat dikurangi. Sehingga ketergantungan masyarakat Lampung pada
minyak tanah dan LPG akan hilang. Menurut penilitian Houdkav, 1991 kotoran
sapi memiliki kadar energi J tiap kilo gramnya

3.3.3. Bioetanol
Bioetanol dapat dihasilkan dari ubi kayu dan ubi jalar serta tebu, dimana tanaman
tersebut merupakan salah satu komoditi unggulan dari provinsi Lampung. Namun
permasalahan yang sama untuk pemanfaatannya menjadi bioetanol, yaitu
penggunaan bahan dasar yang masih menjadi bahan baku untuk keperluan produk
sektor non energi, seperti ubi kayu untuk pembuatan tepung tapioka dan tebu
sebagai bahan dasar pembuatan gula putih. Disamping itu teknologi yang sangat
mahal juga menjadi kendala untuk menjadikan beberapa bahan baku tersebut
menjadi bioetanol. Padahal dalam tiap ton bahan baku dapat dikonversi menjadi
bioetanol secara berurutan, untuk ubi kayu 0,215 ton, ubi jalar 0,215 ton dan
untuk tebu 0,211 ton.

3.3.4. Ampas Tebu (Baggase)


Ampas tebu sering dianggap oleh masyarakat luas sebagai limbah dari pemerasan
tebu setelah diambil sarinya yang kemudian dibuang begitu saja. Padahal dalam
ampas tebu ini terkandung nil;ai kalori yang juga dapat dimanfaatkan sehingga
menjadi potensi energi yang baik bagi penggunanya. Dari LDA 2011 terlihat hasil
panen tebu sebesar 99.473 ton, kemudian dari angka tersebut didapat ampasnya
37.302 ton. Dengan nilai kadar air 50%, tiap satu kilo gram ampas tebu
mengandung nilai kalor 7.600 kj/kg. Sehingga jika semua ampas tebu tersebut
dapat termanfaatkan dengan benar, maka dapat menghasilkan energi sebesar
283.498 GJ.

3.3.5. Kulit Kakao


Telah diakui bahwa kakao atau yang lebih akrab disebut kopi cokelat merupakan
salah satu komoditi unggulan dari provinsi Lampung. Terutama di daerah-daerah
yang lahan perkebunannya masih sangat luas. Namun sayangnya kulit dari buah
kakao ini tidak dianggap sebagai barang yang bermanfaat, dan hanya dibuang
begitu saja. Padahal nilai energi yang terkandung dalam kulit ini dapat juga
bermanfaat bagi yang memanfaatkannya. Dari LDA 2011 dalam tabel pertanian
dapat dilihat bahwa hasil panen kakao pada tahun 2010 adalah sebesar 36.378 ton.
Dalam tiap ton buah kakao 70% nya adalah kulitnya, dan tiap satu kilo gram kulit
dengan kadar air 85% mengandung nilai kalor 16.998 kj/kg. Sehingga jika semua
kulit buah kakao dapat dimanfaatkan menjagi energi, maka besar energi yang
dihasilkan adalah 432.847 GJ.
14

3.3.6. Tempurung Kelapa


Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya secara biologis
adalah pelindung inti buah dan terlatak di bagian sebelah dalam sabut dengan
ketebalan berkisar antara 3-6 mm. Tempurung kelapa dikategorikan sebagai kayu
keras tetapi mempunyai kadar lignin yang lebih tinggidan kadar selulosa yang
lebih rendahdengan kadar air sebesar 8%. Dalam tiap kilo gram tempurung kelapa
tersebut mengandung nilai kalor 4.300 kj/kg. (Tilman, 1981). Sehingga dapat
terlihat bahwa potensi energi dari tempurung kelapa ini sangatlah besar karena
nilai kalor yang terkandung di dalamnya setengah dari nilai kalor yang dimiliki
oleh bagasse tebu. Hal ini tentunya sangat baik untuk dikelola dengan baik
sehingga energi ini dapat bermanfaat, mengingat panen kelapa di provinsi
Lampung ini sangatlah besar tiap tahunnya.

3.3.7. Sekam Padi


Sekam adalah pembungkus padi atau kulit padi yang biasanya hanya terbuang
begitu saja pada saat penggilingan padi berlangsung. Padahal sekam padi dapat
juga dikonversi menjadi energi panas yang tentunya dapat dimanfaatkan oleh
manusia. Karena kadar selulosanya yang cukup tinggi sehingga sekam padi ini
dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Sekamn padi memiliki
kerapatan jenis 125 kg/m3, dengan nilai kalor 3500 Kkal/kg sekam dengan
konduktivitas panas 0,271 BTU (Houston, 1972). Jadi dengan panen padi di
provinsi Lampung tahun 2010 adalah sebesar 2.673.844 ton, sehingga dari hasil
panen tersebut dapat menghasilkan 25% sekam padi sehingga didapat 668.461 ton
yang tentunya akan menjadi sumber energi yang sangat besar bila dimanfaatkan
dengan benar.

3.3.8. Sampah
Sampah merupakan limbah buangan dari masyarakat atau industri yang dianggap
tidak bermanfaat dan menjijikkan bagi sebagian orang. Namun sebenarnya di
dalam sampah ini juga terkandung energi yang ternyata dapat bermanfaat bagi
manusia. Nilai kalor yang terkandung dalam sampah sangat tergantung dari jenis
sampah itu sendiri, untuk sampah yang tergolong organik terkandung nilai kalor
rata-rata 22.100 kj/kg sampah. Sementara itu untuk sampah yang tergolong
sampah non organik terkandung nilai kalor rata-rata 60, 833 kj/kg. Maka dapat
menjadi energi yang besar jika tiap manusia perhari menghasilkan sampah sebesar
1 kg dan tentunya sampah itu dapat terkonversi menjadi energi yang bermanfaat
sehingga semua limbah tidak akan menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan.

3.3.9. Potensi Tenaga Angin


Menurut BMKG Lampung dari Tahun 2010 di pelabuhan panjang dan sekitarnya
menunjukkan bahwa rata-rata kecepatan angin selama 4 tahun sebesar 4,93
m/detik. Namun belum ada penelitian lebih lanjut mengenai potensi angin untuk
khusus kawasan pesisir provinsi Lampung, sehingga belum tertutup kemungkinan
pengembangan teknologi tenaga bayu di provinsi Lampung. Apabila merujuk ke
Bangka-Belitung yang memiliki pembangkit listrik tenaga bayu berkapasitas 80
KW, dan banyak penelitian yang menyatakan pantai barat Sumatera memiliki
kecepatan angin diatas 6 m/detik maka akan dapat disimpulkan bahwa provinsi
Lampung pun memiliki potensi yang tinggi untuk pengembangan pembangkit
listrik tenaga angin terutama untuk daerah pesisir pantainya.
15

3.3.10. Potensi Tenaga Surya


Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang
cukup besar. Berdasarkan data intensitas radiasi matahari yang dihimpun dari 18
lokasi di Indonesia, untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m2
dengan variasi bulanan sekitar 10%. Namun penelitian yang dilakukan oleh
BMKG menyebutkan bahwa provinsi Lampung memiliki intensitas radiasi
matahari sebesar 5,2 kWh/m2. Ini berarti provinsi Lampung memiliki nilai
intensitas radiasi matahari diatas rata-rata intensitas radiasi matahari Kawasan
Barat Indonesia. Tahun anggaran 2012 dinas pertambangan dan energi provinsi
Lampung melakukan penelitian tenaga angin di empat kabupaten yang berbatasan
dengan wilayah pesisir, yaitu kabupaten Lampung Selatan, kabupaten Lampung
Timur, kabupaten Lampung Barat dan kabupaten Tanggamus. Tujuan penelitian
tersebut adalah untuk merencanakan penempatan alat ukur kecepatan angin dan
penentuan lokasi sebagai upaya implementasi pemanfaatan energi tenaga angin di
provinsi Lampung. Dari penelitian tersebut didapatkan data yang tersusun dalam
sebuah tabel berikut ini.

Tabel 1. Data Penelitian Tenaga Angin BMKG

Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

3.3.11. Energi Listrik Tenaga Air dan Panas Bumi


Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung.
potensi sumber energi utama yang berada di provinsi ini adalah panas bumi dan
tenaga air sebagaimana diberikan pada tabel 2 dan tabel 3 berikut ini.
16

Tabel 2. Potensi PLTP

Tabel 3. Potensi PLTA

Sumber : PLN, RUPTL 2011.


17

BAB III
KONDISI KELISTRIKAN DAN TRANSFORMASI ENERGI [2]

3.1. Kondisi kelistrikan

Perkembangan kelistrikan di Provinsi Lampung menunjukkan peningkatan yang cukup


pesat serta mempunyai prospek pengembangan yang cukup tinggi. Hal tersebut dapat
dilihat dari pesatnya pembangunan sarana kelistrikan yang meliputi pembangkit,
jaringan, gardu induk yang diusahakan baik oleh PLN maupun Non PLN (Captive
Power) dan koperasi. Pertumbuhan pemakaian listrik di Provinsi Lampung mencapai
angka 13 % pertahunnya, Proyeksi pertumbuhan ini telah dilakukan oleh Harmen, 2003.
Gambar 6 adalah tingkat pertumbuhan konsumsi listrik di provinsi lampung antara tahun
2006 hingga tahun 2010.

Sumber: BPS, LDA 2011 dan PT PLN


(Persero)

Gambar 9. Perkembangan pemakaian listrik di Provinsi Lampung

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Provinsi Lampung saat ini dipasok oleh
pembangkit–pembangkit listrik dibawah pengelolaan PT. PLN (persero) Sektor Bandar
lampung sebesar ± 70% dan sisanya dipasok oleh pembangkit listrik dari sistem Sum-Sel
- Lampung sebesar ± 30 % dari total kebutuhan. Hal ini dimungkinkan karena sistim
kelistrikan di Provinsi Lampung dihubungkan (interkoneksi) dengan sistem kelistrikan
Sum-Sel. (lihat Gambar 7).
18

Sumber: PT PLN RUPTL 2011-2020

Gambar 10. Sistem jaringan transmisi interkoneksi Lampung –


SumSel

Pasokan dari pembangkit listrik di wilayah Propinsi Lampung berasal dari pembangkit
listrik tenaga uap, tenaga air dan tenaga diesel seperti yang diberikan dalam tabel 4.
Tabel 4. Pasokan energi listrik untuk Provinsi Lampung

No Pembangkit Daya Terpasang Daya Mampu


(MW) (MW)
1 PLTA Besai 90 89
2 PLTA Batutegi 30 28
3 PLTU Tarahan 3-4 200 180
4 PLTD 110 99
5 PLTG 28 26
Jumlah pasokan Lampung 458 422
Jumlah Beban 492
Pasokan SumBagSel 70
Sumber: PT.PLN RUPTL 2011-2020

Peningkatan energi terjual setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan yang sangat
signifikan, misalnya pada tahun 2006 yang hanya 1502 GWh menjadi 1634 GWh pada
2007. Peningkatan ini tergolong tinggi dengan laju pertumbuhan penduduk pertahunnya
yang kurang dari 1,2%, peningkatan ini lebih disebabkan oleh program percepatan listrik
pedesaan, yaitu program percepatan peningkatan desa yang terlistriki. Sehingga pada
triwulan pertama tahun 2010 persentasi desa
19

yang belum terlistriki menjadi 29%, seperti yang diperlihatkan dalam Tabel 6. Dan tabel
5 menunjukkan perkembangan kondisi kelistrikan.
Tabel 5. Perkembangan Kondisi Kelistrikan di Provinsi Lampung

Tahun Pelangga Daya Produksi Terjual


n Terpasang (MWh) (MWh)
(Unit) (MW)
2006 788970 869781 1698633 150222
2
2007 845824 939918 1909178 163456
3
2008 904878 1033759 2163460 190230
0
2009 925175 1062897 2318417 202402
7
2010 1037981 1226601 2606813 225945
0
Sumber: BPS, LDA 2011 dan PT.PLN (Persero)

Tabel.6. Jumlah Desa Berlistrik dan Belum Berlistrik

Jumlah Desa Berlistrik Belum Berlistrik


Kabupaten Desa PLN Non Jumlah % Jumlah %
PLN
Lampun 248 223 223 89.92% 25 10.08%
g
Selatan
Lampun 283 209 51 260 91.87% 23 8.13%
g
Tengah
Lampung Timur 252 164 55 219 86.90% 33 13.10%
Lampung Utara 232 166 166 71.55% 66 28.45%
Lampung Barat 196 120 120 61.22% 76 38.78%
Tangamus 372 257 257 69.09% 115 30.91%
Tulang Bawang 234 78 78 33.33% 156 66.67%
Way Kanan 207 106 106 51.21% 101 48.79%
Bandar - - - - 100.00% - 100.00%
Lampung
Metro - - - - 100.00% - 100.00%
Pesawaran 133 101 101 75.94% 32 24.06%
Jumlah 2,157 1,424 106 1,530 70.93% 627 29.07%
Sumber: BPS, LDA 2011 dan PT.PLN (Persero)
Untuk penyediaan daya listrik dan sistem kelistrikan disusunlah suatu
perencanaan yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero) sampai tahun 2019. Hal ini
diberikan pada Tabel 7. Namun karena beberapa faktor, sehingga perencanaan ini tidak
sesuai dengan yang terjadi.
20

Tabel 7. Perencanaan neraca daya Wilayah Lampung

3.2. Transformasi Energi


Provinsi lampung memiliki potensi yang cukup besar dalam kategori energi baru terbarukan
yang bisa menjadi sumber energi untuk membantu pemenuhan kebutuhan energi di provinsi
lampung. Tongkol jagung adalah sumber energi terbarui yang kebanyakan orang
menganggapnya hanya sebagai limbah dari buah jagung. Padahal tongkol jagung ini dapat
dikonversi menjadi energi listrik dengan cara gasifikasi, yaitu pembakaran dalam tungku
kemudian uap panasnya dialirkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan arus listrik.
Dengan cara ini diperkirakan satu kilo watt jam listrik dapat dihasilkan hanya dengan dua
kilo gram tongkol jagung. Berikut adalah berita dari Kompas 25/02/2011 Perusahaan dari
Korea selatan LIG Ensulting, dalam waktu dekat akan mengembangkan pembangkit listrik
tenaga biomassa di Gorontalo senilai 30 juta dollar AS. Dengan menggunakan bahan baku
tongkol jagung, diproyeksikan dapat menghasilkan tenaga listrik 12 megawatt.
Potensi energi dari tongkol jagung di provinsi Lampung sangatlah besar melihat pada tahun
2010 nilainya mencapai 2.483.540 ton tongkol jagung. Mengingat daerah lain bisa
mengembangkan potensi ini dengan bisa menarik investor untuk menanamkan modalnya,
diharapkan di provinsi Lampung juga akan demikian. Sehingga potensi tersebut dapat
dimanfaatkan.

3.3. Klasifikasi Mesin konversi Energi [3]


3.3.1. Motor Pembakaran Dalam
3.3.1.1.Motor Pembakaran Dalam Jenis Spark Ignition Engine (Sie)
3.3.1.1.1. Motor Bensin 2 Langkah
Motor Bensin 2 langkah artinya dalam satu siklus kerja atau satu putaran
poros engkol memerlukan dua langkah piston.
Langkah pertama setelah terjadi pembakaran piston bergerak dari TMA
menuju TMB melakukan ekspansi, lubang buang mulai terbuka. Karena
tekanan didalam silinder lebih besar dari lingkungan, gas pembakaran keluar
melalui lubang buang. Piston terus begerak menuju TMB lubang buang
21

semakin terbuka dan saluran bilas mulai terbuka. Bersamaan dengan kondisi
tersebut tekanan didalam karter mesin lebih besar daripada di dalam silinder
sehingga campuran bahan bakar udara menuju silinder melalui saluran bilas
sambil melakukan pembilasan gas pembakaran. Proses ini disebut
pembilasan, proses ini berhenti pada waktu piston mulai begerak dari TMB
menuju TMA dengan lubang buang dan saluran bilas tertutup.
Langkah kedua setelah proses pembilasan selesai, campuran bahan -
bakar masuk kedalam silinder kemudian dikompresi, posisi piston menuju
TMA. Sesaat sebelum piston sampai di TMA campran bahan-bakar dan
udara dinyalakan sehingga terjadi proses pembakaran. Siklus kembali lagi
ke proses awal seperti diuraikan diatas.
Dari uraian diatas terlihat piston melakukan dua kali langkah yaitu dari :
a. TMA menuju TMB ; proses yang terjadi ekspansi, pembilasan
( pembuangan dan pengisian)
b. TMB menuju TMA ; prose yang terjadi kompresi, penyalaan pembakaran
Keuntungan dan kekuranag siklus 4 langkah dan 2 langkah dapat dilihat
dari tabel berikut ini

Gambar 11. Siklus kerja motor bensin 2 langkah (a) langkah ekpansi (b)
pembuangan gas sisa (c) pembilasan silinder (scavening) (d) langkah
kompresi (e) penyalaan busi Sumber: Pulkrabek
22

Gambar 12.Siklus kerja motor bensin 2 langkah

3.3.1.1.2. Motor Bensin 4 Langkah


Motor Bensin 4 langkah artinya dalam satu siklus kerja atau satu putaran
poros engkol memerlukan empat langkah piston, yaitu langkah pemasukan,
kompresi, kerja, dan pembuangan.
Langkah Pemasukan, piston dari TMA menuju TMB, katup masuk
membuka sehingga campuran bahan bakar dan udara masuk ke ruang
silinder.
Langkah Kompresi, piston dari TMB menuju TMA melakukan kompresi
campuran bakar dan udara sehingga tekanan meningkat.Sementara kedua
katup menutup.
Langkah kerja, campuran bahan bakar dan udara yang terkompresi
dibakar oleh busi sehingga piston terdorong dan poros engkol berputar.
Langkah pembuangan, pada langkah ini katup buang membuka,
sementara piston bergerak dari TMA menuju TMB membuang gas hasil
pembakaran.

Gambar 13. Siklus kerja motor bensin 4 langkah (a) Langkah pemasukan
(b) langkah kompresi (c) penyalaan busi (d) langkah kerja (e) pembuangan
gas (f) langkah pembuangan (Sumber: Pulkrabek)
23

3.3.1.2.Perhitungan Daya Mesin


Pada motor bakar, daya dihasilkan dari proses pembakaran didalam silinder
dan biasanya disebut dengan daya indiaktor. Daya tersebut dikenakan pada torak
yang bekerja bolak balik didalam silinder mesin. Jadi didalam silinder mesin,
terjadi perubahan energi dari energi kimia bahan bakar dengan proses pembakaran
menjadi energi mekanik pada torak. Daya indikator adalah merupakan sumber
tenaga persatuan waktu operasi mesin untuk mengatasi semua beban mesin.
Mesin selama bekerja mempunyai komponen-komponen yang saling
berkaitan satu dengan lainnya membentuk kesatuan yang kompak. Komponen-
komponen mesin juga merupakan beban yang harus diatasi daya indikator.
Sebagai contoh pompa air untuk sistim pendingin, pompa pelumas untuk sistem
pelumasan, kipas radiator, dan lain lain, komponen ini biasa disebut asesoris
mesin. Asesoris ini dianggap parasit bagi mesin karena mengambil daya dari daya
indikator. Disamping komponen-komponen mesin yang menjadi beban, kerugian
karena gesekan antar komponen pada mesin juga merupakan parasit bagi mesin,
dengan alasan yang sama dengan asesoris mesin yaitu mengambil daya indikator.
Untuk lebih mudah pemahaman dibawah ini dalah perumusan dari masing masing
daya. Satuan daya menggunakan HP ( hourse power )

dengan Ne = adalah daya efektif atau daya poros ( HP)


Ni = adalah daya indikator ( HP)
Ng = adalah kerugian daya gesek ( HP)
Na = adalah kerugian daya asesoris ( HP)

3.3.2. Efisiensi Mesin


Efisiensi mesin menggambarkan tingkat efektifitas mesin bekerja. Secara alamiah
setiap proses memerlukan energi, menghasilkan kerja untuk melakukan proses,
kemudian ada energi yang harus dibuang. Seperi manusia yang harus makan untuk
melakukan aktifitas kerja, selanjutnya secara alamiah harus ada yang dibuang. Apabila
proses ini tidak berjalan semestinya, manusia dinyatakan dalam keadaan sakit dan
tidak bisa melakukan kerja. Dalam kondisi ini seandainya manusia adalah mesin maka
manusia dalam keadaan rusak. Konsep efisiensi menjelaskan bahwa perbandingan
antar energi berguna dengan energi yang masuk secara alamiah tidak pernah mencapai
100%. Pada motor bakar ada beberapa definisi dari efisiensi yang menggambarkan
kondisi efektifitas mesin bekerja, yaitu
a. Efisiensi termal
b. Efisiensi termal indikator
c. Efisiensi termal efektif
d. Efisiensi mekanik

3.3.2.1. Efisiensi termal


Efisiensi termal adalah konsep dasar dari efisiensi siklus ideal yang
didefinisikan perbandingan antara energi yang berguna dengan energi yang
masuk. Energi berguna adalah pengurangan antara energi masuk dengan energi
terbuang. Jadi efisiensi termal dirumuskan dengan persamaan :

3.3.2.2. Efisiensi termal indikator


Efisiensi termal indikator adalah efisiesi termal dari siklus aktual diagram
24

indikator. Energi berguna dari diagram indikator adalah kerja indikator dan
energi masuknya adalah energi dari proses pembakaran perkilogramnya.
Perumusannya adalah sebagai berikut

Karena efisiensi termal indikator adalah pada siklus aktual maka fluidanya
adalah bahan bakar dengan udara, sehingga perhitungan energi akor adalah
sebagai berikut

Dengan Ni = adalah daya indikator ( watt)

= laju kalor masuk per kg bahan bakar ( kcal/kg.jam)


= laju bahan bakar yang digunakan (kg/jam)
Qc = Nilai kalor bahan bakar per kcal/kg

3.3.2.3. Efisiensi termal efektif


Efisiensi termal efektif adalah perbandingan daya poros atau daya efektif
dengan laju kalor masuknya. Perumusannya adalah sebagai berikut

3.3.2.4. Efisiensi mekanik


Semua beban mesin diatasi dengan sumber energi dari proses pembakaran
yang menghasilkan energi mekanik. Energi mekanik yang terukur pada
diagram indikator adalah kerja indikato. Kerja indikator persatuan waktu inilah
yang akan dtransfer mejadi kerja poros persatuan waktu. Adapun besarnya nilai
efektifitas dari transfer daya indikator menjadi daya poros adalah efisiensi
mekanis. Jadi efisiensi mekanis adalah perbandingan antara daya poros dengan
daya indikator dan dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut.

3.3.3. Efisiensi volumetrik


Udara yang dihisap masuk silinder selalu banyak mengalami hambatan aliran
sehingga aliran udara banyak kehilangan energi, disamping itu udara hisap juga
menyerap panas dari saluran hisap terutama pada ujung saluran hisap yang ada katup
masuknya. Karena menyerap panas temperatur udara menjadi naik dan menyebabkan
massa jenis turun tetapi menaikkan nilai viskositasnya. Dengan kondisi tersebut udara
lebih sulit mengalir dengan massa per satuan volumenya juga berkurang. Untuk
mendefinisikan jumlah udara yang masuk ke ruang silinder dirumuskan ukuran
keefektifan aliran udaran masuk yaitu efisiensi volumetri. Perumusannya adalah
sebagai berikut:
25

3.3.4. Laju Pemakaian Bahan Bakar Spesifik


Laju pemakaian bahan bakar spesifik atau spesific fuel consumtion (SFC) adalah
jumlah bahan bakar (kg) per waktunya untuk menghasikan daya sebesar 1 Hp. Jadi
SFC adalah ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar. Perhitungan untuk mngetahui
SFC adalah:

3.3.5. Motor Pembakaran Dalam Jeniscompression Ignition Engines (CIE)


Motor diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition
engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara
dalam ruang bakar.
Siklus Kerja mesin Diesel 4 langkah, pada prinsipnya hampir sama dengan
mesin Otto, dimana piston bergerak secara translasi dari Titik Mati Atas (TMA) ke
Titik Mati Bawah (TMB) dan sebaliknya berulang-ulang sebanyak 4 kali dalam satu
siklus

Gambar 14. Siklus Ideal mesin diesel


Mesin siklus diesel empat langkah mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
a. Langkah hisap atau pemuatan.
Pada langkah ini, katup masuk (I) terbuka dan udara murni disedot ke dalam
silinder ketika piston bergerak turun dari TMA ke TMB seperti yang
diperlihatkan gambar 2.5a.
b. Langkah Kompresi.
Pada langkah ini, kedua katup tertutup dan udara dikompresi ketika piston
bergerak keatas dari TMB ke TMA. Dari hasil kompresi, tekanan dan temperatur
udara meningkat. Sampai saat ini poros telah berputar satu putaran.
26

Gambar 2.5. Mesin diesel siklus empat langkah.

c. Langkah ekspansi atau kerja.


Sesaat sebelum piston mencapai TMA, bahan bakar diinjeksikan dalam bentuk
semburan sangat haluske dalam silinder mesin melalui nosel (N) yang disebut juga
katup injeksi bahan bakar. Pada kondisi ini temperatur udara yang ada disilinder
sudah bisa membakar bahan bakar. Hasilnya terjadi kenaikan tiba-tiba tekanan dan
temperatur dari produk pembakaran. Bahan bakar diasumsikan terbakar pada
tekanan konstan. Karena terjadi kenaikan tekanan, piston di dorong kebawah
dengan gaya yang besar. Gas panas tersebut berekspansi karena gerakan turun
piston, selama ekspansi ini energi panas dirobah menjadi energi mekanik kerja.
d. Langkah buang.
Pada langkah ini, katup buang (E) terbuka ketika piston bergerak ke atas.
Pergerakan piston ini mendorong keluar produk pembakaran dari dalam silinder
melalui katup buang ke atmosfir. Langkah ini menyelesaikan siklus dan silinder
mesin siap untuk menghisap udara segar kembali. Gambar 5 memperlihatkan
diagram indikator mesin diesel siklus empat langkah. Langkah hisap ditunjukkan
oleh garis 1-2, yang terletak dibawah garis tekanan atmosfir. Karena perbedaan
tekanan ini maka udara mengalir ke dalam silinder mesin. Langkah kompresi
ditunjukkan oleh garis 2-3 yang memperlihatkan katup masuk tertutup (IVC)
sedikit setelah titik 2 (TMB/BDC). Pada akhir langkah, terjadi kenaikan tekanan di
dalam silinder. Sedikit sebelum akhir langkah kompresi (TMA/TDC), katup bahan
bakar terbuka dan bahan bakar diinjeksikan ke silinder mesin.
Bahan bakar dibakar oleh temperatur tinggi udara bertekanan. Pembakaran
menaikkan tekanan dan temperatur produk pembakaran, tetapi tekanan konstan,
seperti ditunjukkan oleh garis 3-4. Langkah ekspansi ditunjukkan oleh garis 4-5
dimana katup buang terbuka (EVO) sedikit sebelum titik 5 (TMB). Sekarang gas
asap dibuang ke atmosfir pada garis 5-1 yang terletak diatas garis tekanan atmosfir.
Karena perbedaan tekanan ini menyebabkan gas buang mengalir ke luar silinder
mesin.
3.3.6. Perbandingan Mesin Bensin dengan Mesin Diesel
Motor diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition
engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara
dalam ruang bakar. Sementara, motor bensin disebut motor penyalaan busi (spark
ignition engine) karena penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh percikan bunga api
listrik dari busi.
27

Gambar15. Perbandingan mesin bensin dan diesel

Motor diesel dan motor bensin mempunyai beberapa perbedaan. Berikut perbedaan
antara mesin diesel dan mesin bensin.

No. Mesin Bensin Mesin Diesel


1. Mesin bensin menarik campuran bensin Mesin diesel hanya menarik udara selama
dan udara selama langkah hisap. langkah hisap.
2 Tekanan pada akhir kompresi sekitar 10 Tekanan pada langkah kompresi sekitar
kg/cm2. 35 kg/cm2.
3 Campuran bahan bakar udara dibakar Bahan bakar diinjeksi dalam bentuk spray.
dengan bantuan busi.
4 Pembakaran bahan bakar terjadi pada Pembakaran terjadi pada hampir tekanan
hampir volume konstan. konstan.
5 Mempunyai rasio kompresi sekitar 6 - 10. Mempunyai rasio kompresi sekitar 15-25.
6 Karena rasio kompresi rendah, mesin Karena rasio kompresi tinggi maka mesin
bensin lebih ringan dan murah diesel lebih berat dan mahal
28

3.4. TURBIN GAS


3.4.1. Pengertian Turbin Gas

Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida
kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik
berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya.
Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang
diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang
menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya).
Turbin gas merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas.
Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu
kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan
seperti mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan
lainnya.

3.4.2. Prinsip Kerja Turbin Gas


Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
a. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
b. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
c. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui
nozel (nozzle)
d. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.

Gambar 16. Turbin Gas


29

Udara masuk ke dalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).


Kompresor ini berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
akibatnya temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara yang telah dikompresi
ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar
sehingga bercampur dengan udara tadi dan menyebabkan proses pembakaran.
Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga
dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil
pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi
untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh
turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar
beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut
akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).

3.4.3. Siklus Brayton


Turbin gas merupakan suatu mesin yang bekerja mengikuti siklus
termodinamik Brayton. Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal
untuk turbin gas, sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh
pembuat mesin turbin dalam analisa untuk up-grading performance. Siklus Brayton
ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan
panas pada tekanan konstan. Adapun siklus termodinamikanya pada diagram p-v
dan t-s adalah sebagai berikut [gambar 3.2]:

Gambar 17. Diagram p-v dan T-s

Urutan proses kerja sistem turbin gas [gambar 17] adalah :


1-2 Proses kompresi adiabatis udara pada kompresor, tekanan udara naik. Kerja yang
dibutuhkan oleh kompresor:
Wc = ma (h2 – h1)
30

2-3 Proses pembakaran campuran udara dan bahan-bakar pada tekanan konstan,
dihasilkan panas pada ruang bakar. Jumlah kalor yang dihasilkan:
Qa = (ma + mf) (h3 – h2)
3-4 Proses ekspansi adiabatis gas pembakaran pada turbin dihasilkan kerja turbin
berupa putaran poros dan gaya dorong, tekanan turun. Daya yang dibutuhkan
turbin:
WT = (ma + mf) (h3 – h4)
4-1 Proses pembuangan kalor pada tekanan konstan. Jumlah kalor yang dilepas:
QR = (ma + mf) (h4 – h1)
Dari diagram T-S dapat dilihat setelah proses kompresi pada kompresor
temperatur naik yaitu T2 dari tempertur atmosfer T1 dan tekanan naik dari p1 menjadi
p2, tempertur dan tekanan ini diperlukan untuk proses pembakaran. Setelah bahan
bakar disemprotkan dan bercampur dengan udara mampat didalam ruang bakar dan
dinyalakan, terjadi proses pembakaran, temperatur naik lagi sampai T3. Temperatur T3
adalah temperatur gas pembakaran yang akan masuk turbin, temperatur ini dibatasi
oleh ketahan material turbin pada suhu tinggi. Setelah proses ekspansi pada turbin,
temperatur gas sisa menjadi turun sampai T4 dan temperatur gas sisa ini masih tinggi
diatas temperatur T1.

3.4.4. Klasifikasi Turbin Gas


Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan lainnya.
Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
a. Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
b. Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin
gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfir,
sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk
kembali ke dalam proses awal.

3.4.4.1. Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)


Pada sistem turbin gas terbuka [gambar 3.3], fluida kerja akan keluar
masuk sistem yaitu udara lingkungan masuk kompresor dan gas bekas keluar
turbin ke lingkungan. Ruang bakar menjadi satu dengan sistem turbin gas dan
bahan bakar yang digunakan terbatas yaitu hanya bahan bakar cair dan gas.
Bahan bakar tersebut sebelum digunakan sudah dimurnikan, sehingga tidak
mengandung unsur unsur yang merugikan.

Gambar 18. Bagan kerja turbin gas siklus terbuka


31

Permasalahan turbin gas sistem terbuka terfokus pada proses pendinginan


ruang bakar dan sudu-sudu turbin. Disamping itu, karena gas pembakaran
langsung besinggungan dengan material turbin, permasalahan korosi dan
abarasi pada sudu turbin, menjadi sangat penting, jika hal ini diabaikan akan
berakibat fatal dan sangat merugikan, yaitu sudu-sudu turbin bisa bengkok
atau patah. Kalau hal tersebut terjadi, daya turbin menurun, dan secara
keseluruah efisien kerja menjadi rendah.
Turbin gas sistem terbuka banyak dipakai untuk mesin pesawat terbang,
karena bentuknya lebih simpel, ringan dan tidak banyak memakan tempat, hal
ini cocok dengan peryaratan turbin gas untuk pesawat terbang.
Bahan bakar padat tidak disarankan untuk digunakan pada sistem turbin
gas terbuka langsung, karena hasil pembakaran banyak mengandung partikel
yang bersifat korosi terhadap material turbin, yang dapat merusak sudu
turbin. Kendala tersebut dapat diatasi dengan memisahkan ruang bakar
dengan saluran fluida kerja, dengan kata lain, fluida kerja masuk turbin
dikondisikan tidak mengandung gas hasil pembakaran. Untuk keperluan
tersebut, dibuat turbin gas sistem terbuka tak langsung. Dengan sistem ini,
proses pembakaran berlangsung sendiri di dalam ruang bakar yang terpisah
dengan saluran fluida kerja yang akan masuk turbin. Energi panas dari porses
pembakaran akan ditransfer ke fluida kerja secara langsung atau
menggunakan alat penukar kalor.
Model transfer energi panas dari ruang bakar ke fluida kerja secara
lansung adalah sebagai berikut. Pipa pipa yang berisi fluida kerja udara
mampat dari kompresor dilewatkan ke ruang bakar atau dapur. Panas dari
proses pembakaran ditransfer secara langsung ke fluida kerja didalam pipa
pipa, temperatur fluida akan naik sampai nilai tertentu sebelum masuk turbin.
Untuk model transfer panas dengan penukar kalor, banyak diaplikasikan
pada turbin gas berbahan bakar nuklir. Ruang bakar berbahan bakar nuklir
sering disebut dengan reaktor. Di dalam reaktor nuklir terjadi reaksi fusi yang
menghasilkan panas yang tinggi, panas yang tinggi tersebut ditransfer ke
fluida yang sekaligus berfungsi sebagai pendingin reaktor, fluida tersebut
sering diistilahkan sebagai fluida primer. Kemudian, fluida primer bersuhu
tinggi dialirkan ke alat penukar kalor. Didalam alat penukar kalor terdapat
pipa-pipa berisi fluida kerja bersuhu rendah, untuk fluida ini sering disebut
sebagai fluida sekunder. Dengan kondisi tersebut, terjadi tranfer panas dari
fluida primer bersuhu tinggi ke fluida sekunder bersuhu rendah.
3.4.4.2. Turbin Gas Siklus Tertutup (Close cycle)
Sistem turbin gas tertutup langsung banyak digunakan untuk aplikasi tubin
gas dengan bahan bakar nuklir [gambar 6.5]. Fluida kerja yang paling cocok
adalah helium. Proses kerja dari sistem tersebut adalah sebagai berikut.
Helium tekanan tinggi dari kompresor dimasukan reaktor untuk dipanasi dan
sekaligus untuk pendinginan reaktor. Setelah itu, helium berekspansi diturbin
dengan melepaskan sebagian besar energinya. Energi tersebut diubah pada
sudu-sudu turbin menjadi putaran poros turbin dan langsung menggerakan
kompresor ataupun beban lainnya. Helium keluar turbin, tekanannya sudah
menurun, tetapi masih bertemperatur tinggi. Helium bertemperatur tinggi
harus didinginkan sebelum masuk kompresor, untuk keperluan tersebut,
dipasang penukar kalor. Selanjutnya, helium dingin masuk kompresor lagi
untuk dikompresi lagi.
32

Gambar 19. Bagan kerja turbin gas siklus tertutup

3.4.5. Komponen Utama Turbin Gas


a. Saluran Masuk Udara (Air Inlet Section)
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara
sebelum masuk ke kompresor.
b. Compressor Section
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi
untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga
bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas
panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang
besar.
c. Ruang Bakar (Combustion Section)
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran
ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan
udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle.
Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus
turbin.
d. Turbin Section
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi
energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak kompresor aksial dan
perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan
untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang
dibutuhkan.
e. Exhaust Section
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas.
33

3.5. Motor Pembakaran Luar


3.5.1. Sistem Pembangkit Daya Uap
Sistem Pembangkit Daya Uap mengandalkan energi kinetik dari uap untuk
menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah
generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap
kering.
Proses konversi energi pada sistem pembangkit daya uap berlangsung melalui 3
tahapan, yaitu:
a. Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
b. Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
c. Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Sistem pembangkit daya uap menggunakan fluida kerja air uap yang
bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama
secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut:
a. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran
bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
b. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan
untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
c. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga
ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.
d. Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air
kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi
boiler.
Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
34

Gambar 20. Skema kerja Sistem Pembangkit Tenaga Uap

3.5.2. Siklus Rankine


Siklus kerja yang digunakan pada PLTU adalah siklus rankine, ciri utama
siklus rankine adalah fluida kerja yang digunakan yaitu air. Siklus rankine
merupakan siklus ideal untuk pembangkit daya uap.
Pada siklus rankine ideal sederhana terdiri dari 4 proses yang dapat dilihat pada
gambar diagram T–s berikut:

Gambar 21. Skema kerja siklus Rankine Adapun urutan siklus dari Gambar 4.2
adalah:
1– 2 Fluida kerja/air dipompa dari tekanan rendah ke tekanan tinggi dan pada
proses ini fluida kerja masih berfase cair sehingga tidak memerlukan input tenaga
yang terlalu besar. Proses ini dinamakan proses kompresi isentropik karena pada saat
di pompa, secara ideal tidak ada perubahan entropi yang terjadi.
1– 3 Air bertekanan tinggi tersebut masuk ke boiler untuk mengalami proses
selanjutnya, yaitu dipanaskan secara isobarik (tekanan konstan). Sumber panas
didapat dari proses pembakaran. Di boiler air mengalami perubahan fase cair
dan uap serta 100% uap kering.
35

1– 4 Proses ini terjadi pada turbin uap. Uap kering dari boiler masuk ke turbin dan
mengalami proses secara isentropik. Energi yang tersimpan di dalam uap air di
konversi menjadi energi gerak pada turbin.
1– 1 Uap air yang keluar dari turbin uap masuk ke kondensor dan mengalami
kondensasi secara isobarik. Uap air diubah fasenya menjadi cair kembali
sehingga dapat digunakan kembali pada proses siklus.

3.5.3. Jenis Boiler

Bagian ini menerangkan tentang berbagi jenis boiler: Fire tube boiler, Water tube
boiler, Paket boiler, Fluidized bed combustion boiler, Atmospheric fluidized bed
combustion boiler, Pressurized fluidized bed combustion boiler, Circulating fluidized
bed combustion boiler, Stoker fired boiler, Pulverized fuel boiler, Boiler pemanas
limbah (Waste heat boiler) dan and Pemanas fluida termis.
3.5.3.1. Fire Tube Boiler
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler
ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya
digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam
rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk
kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2.
Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau
bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar
fire tube boilers dikonstruksi sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk
semua bahan bakar.

Gambar 22. Fire tube Boiler

3.5.3.2. Water Tube Boiler


Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa
masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika
kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler
untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang
dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat
tinggi. Banyak water tube boilers yang dikonstruksi secara paket jika
digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang
menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.
36

Gambar 23. Diagram sederhana water tube boiler

3.5.3.3. Paket Boiler


Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap.
Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai
bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler
biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan
transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi.

Gambar 24. Jenis paket boiler

3.5.3.4. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)


Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang
memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistim
pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan –
rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi
pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan
seperti SOx dan NOx.
Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang
37

tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian
lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas ya ng luas yaitu antara
0.5 T/jam sampai lebih dari 100 T/jam.

3.5.3.5. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler


Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric
Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler
konvensional biasa yang ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor.
Sistim seperti telah dipasang digabungkan dengan water tube boiler/ boiler
pipa air konvensional. Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 – 10 mm
tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang
pembakaran.
Udara atmosfir, yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran,
dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang
bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak
sebagai evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super
heater dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan
pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir.

3.5.3.6. Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler


Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah
kompresor memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan
tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan
tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi
sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan
peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan
pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong
menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan
untuk pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga
dengan siklus gabungan/ combined cycle. Operasi combined cycle (turbin gas
& turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8
persen.

3.5.3.7. Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)


Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan
melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam
pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan
aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak
dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di
bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ rise daripada boiler
AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih dari 75 – 100 T/jam
steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler CFBC
akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar
lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan
penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan
teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam
AFBC.
38

3.5.3.8. Pulverized Fuel Boiler


Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar
batubara menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri
yang lebih besar juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini
berkembang dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih
dari 90 persen kapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini. Untuk
batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk halus, yang
berukuran +300 micrometer (μm) kurang dari 2 persen dan yang berukuran
dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa bubuk
yang terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya, bubuk
yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan
menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar.
Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk
menuju plant boiler melalui serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan
tersier dapat juga ditambahkan. Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 -
1700 °C, tergantung pada kualitas batubara. Waktu tinggal partikel dalam
boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk
pembakaran yang sempurna.
Sistim ini memiliki banyak keuntungan seperti kemampuan membakar
berbagai kualitas batubara, respon yang cepat terhadap perubahan beban
muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll. Salah satu
sistim yang paling populer untuk pembakaran batubara halus adalah
pembakaran tangensial dengan menggunakan empat buah burner dari keempat
sudut untuk menciptakan bola api pada pusat tungku.

3.6. Mesin Fluida


3.6.1. Turbin Air
Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena
pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air
mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang
mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud
energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan
dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air
terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad 18 kincir air banyak dimanfaatkan
sebagai penggerak penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil.
Memasuki abad 19 turbin air mulai dikembangkan.
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada
besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head adalah
beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir
air/turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan
energi potensial air yaitu :
E = mgh
Dengan,
m adalah massa air
h adalah head (m)
g adalah percepatan gravitasi

Daya merupakan energi tiap satun waktu , sehingga peramaan dapat


dinyatakan sebagai :
39

Dengan mensubsitusikan P terhadap dan mensubsitusikan ρQ terhadap m / t


maka :
P = ρQgh
Dimana :
P adalah daya (watt)
Q adalah kapasitas aliran
ρ adalah densitas air

Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat diperoleh dari aliran air datar.
Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik
E = ½ mv2
Dengan v adalah kecepatan aliran air ( m/s)
Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut :
P = ½ρQv2
atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas Q = Av , maka
P = ½ρQv3

Dengan A adalah luas penampang aliran air (m2)

3.6.2. Macam-Macam Turbin Air


Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk
pembangkit tenaga listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin
reaksi.
Tabel 5.1 Pengelompokan Turbin

high head medium head low head

impulse turbines Pelton Turgo cross-flow multi-jet Pelton cross-flow


Turgo

reaction turbines Francis propeller


Kaplan

3.6.3.Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pda nozle. Air keluar nozle
yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu
arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse).
Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin tekanan sama
karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan
atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu
jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
40

3.6.3.1. Turbin Pelton

Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set
sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau
lebih alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis
turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok
digunakan untuk head tinggi.

Gambar 25.Turbin Pelton

Gambar 26. Nozle

Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa
membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-
gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan
airnya dibagi lewat beberapa nosel. Dengan demikian diameter pancaran air
bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil.

Gambar 27. Turbin Pelton dengan banyak nozle


Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih
kurang 150 meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.

3.6.3.2. Turbin Turgo


Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
41

pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda.


Pancaran air dari nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar
turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan
transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi
total sekaligus menurunkan biaya perawatan.

Gambar 28. Sudu turbin Turgo dan nozle

3.6.3.3. Turbin Crossflow


Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-
Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger
yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin
crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan
head antara 1 s/d 200 m.

Gambar 29. Turbin Crossflow

Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai


dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu
sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air
mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah
dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat
dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.
42

Gambar 30. Turbin Crossflow

3.6.3.4. Turbin Reaksi


Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan
ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang
berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerjaberdasarkan prinsip ini
dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya
tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.

3.6.3.5. Turbin Francis


Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di
bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah
mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin
Francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu
pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai
kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan
pilihan yang tepat.

Keterangan gambar ;
1. Generator Rotor
2. Generator Stator
3. Turbine Shaft
4. Runner
5. Turbine Head Cover
6. Stay Ring Discharge Ring
7. Supporting Cone
8. Guide Vane
9. Operating Ring
10. Guide Vane Servomotor
11. Lower Guide Bearing
12. Thrust Bearing
13. Upper Guide Bearing
14. Spiral Case
15. Draft Tube Cone

Gambar 31. Turbin Francis

.
43

Gambar 32. Sketsa Turbin Francis

3.6.3.6. Turbin Kaplan & Propeller


Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin
ini tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya
mempunyai tiga hingga enam sudu.

Gambar 33.Turbin Kaplan


44

BAB IV

MESIN KONVERSI ENERGI NON-KONVENSIONAL

6.1.Pembangkit Daya Uap Tenaga Nuklir

Reaksi nuklir merupakan reaksi pembelahan inti atom. Umumnya reaksi nuklir
terdiri atas dua jenis, yaitu reaksi fisi dan fusi. Reaksi fisi merupakan pecahnya inti atom
menjadi inti-inti yang lebih kecil. Reaksi nuklir jenis fisi dapat terjadi di dalam teras reaktor
nuklir yang dapat dikendalikan, reaksi ini juga dapat terjadi pada ledakan bom nuklir yang
tidak terkendali. Sementara reaksi fusi merupakan reaksi penggabungan inti-inti atom yang
kecil menjadi inti atom yang lebih besar.
6.1.1 Komponen Reaktor Nuklir
a. Bahan Bakar Nuklir
b. Moderator
c. Reflektor
Reflektor dipasang di sekeliling teras reaktor dengan maksud agar neutron yang
dihamburkan keluar dapat dipantulkan kembali ke teras reaktor. Oleh karena itu,
kebocoran neutron dapat dikurangi
d. Batang Kendali
Untuk menjalankan reaktor nuklir yang baik, diperlukan reaksi pembelahan
berantai yang dapat dikendalikan secara teliti. Syarat utama bagi pengendalian
reaktor adalah bahwa keadaan kritis dan nyaris superkritis dapat tercapai dengan
lancar dan teratur. Kemudian, kenaikan daya harus dapat tercapai dengan kecepatan
yang teratur pula, sedangkan pada setiap tingkat daya hendaknya dapat tercapai
suatu keadaan yang stabil. Syarat lain adalah bahwa setiap keadaan transien
(perubahan cepat yang tidak terkendali dalam reaktor) dapat dikoreksi dengan
penggunaan mekanik pengendalian. Akhirnya, dikehendaki pula bahwa reaktor
pada setiap waktu dapat dihentikan (shutdown) atau dapat dijalankan (startup)
Pengendalian reaktor biasanya dapat dilakukan dengan mengatur banyaknya
penyerapan neutron. Dalam tipe-tipe reaktor tertentu, pengendalian itu dilakukan
dengan mengatur pembangkitan neutron, misalnya dalam tipe bahan bakar cairan
dengan mengubah konsentrasi bahan bakar.
Prinsip kerja dari batang kendali adalah dengan memasukkan dan mengeluarkan
batang kendali dari teras reaktor. Jika batang kendali dimasukkan ke dalam teras
reaktor, neutron akan diserap sehingga populasi neutron berkurang. Dengan
demikian, daya reaktor menjadi semakin rendah. Sebaliknya jika batang kendali
dikeluarkan dari reaktor, populasi neutron semakin banyak dan daya reaktor
menjadi semakin tinggi. Penggunaan batang kendali ini berkaitan langsung dengan
perubahan daya reaktor.
e. Pendingin
Suatu zat pendingin diperlukan untuk menghindari terjadinya suhu yang
berlebihan dalam bejana reaktor. Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh zat pendingin
adalah sebagai berikut:
 Mempunyai penyerapan neutron yang rendah
 Mempunyai perpindahan panas yang baik
 Dapat menggunakan daya pompa yang rendah
 Mempunyai titik beku yang rendah
 Mempunyai titik didih yang tinggi
 Stabil dalam lingkungan radiasi dan suhu tinggi
45

 Tidak korosi
 Aman dalam penanganan

Berbagai bahan yang dapat dipergunakan sebagai pendingin adalah


 Bentuk gas: udara, helium, CO2, uap
 Bentuk cair: Air ringan (H2O), air berat (D2O)
 Logam cair: Na, NaK
Air ringan merupakan bahan pendingin yang paling banyak dalam reaktor nuklir,
f. Selongsong Bahan Bakar
Bahan bakar nuklir dibungkus dengan kelongsong logam. Apabila unsur
radioaktif hasil fisi lepas dari bahan bakar maka kelongsong akan menahan unsur
terssebut. Fungsi utama dari kelongsong ini adalah untuk mengungkung unsur-
unsur hasil fisi sehingga unsur- unsur tersebut tidak akan terlarut dalam air
pendingin dan tidak keluar dari teras reaktor.
g. Tangki Reaktor
Tangki reaktor merupakan tempat dari semua komponen reaktor nuklir. Tangki
reaktor ini berbentuk tangki biasa dengan ukuran sangat besar dan terbuat dari baja
tahan karat. Pada bagian bawah tangki terpasang inti reaktor.
h. Penahan Radiasi
Tangki reaktor disangga oleh bangunan pengungkung yang berupa gedung
reaktor. Gedung reaktor terbuat dari pelat baja dan beton berat dengan ketebalan
sekitar dua meter.
Gedung reaktor ini juga dilengkapi dengan sistem ventilasi. Fungsi utama dari
gedung reaktor ini adalah untuk menahan radiasi yang berasal dari teras reaktor.

6.1.2 Jenis-jenis Reaktor Daya


Reaktor Daya yang saat ini beroperasi adalah sebagai berikut.
6.1.2.1. Boiling Water Reactor (BWR), Reaktor Air Didih
Reaktor ini terdiri atas sebuah bejana yang terbuat dari baja. Dalam
bejana dipasang pipa-pipa, berisi bahan bakar yang berupa U-235 diperkaya
dengan tingkat 3-4 %. Bejana ini diisi dengan air sehingga seluruh bahan
bakar terendam air, tetapi pada bagian atas bejana dibiarkan adanya tempat
kosong sekitar 12-15 % untuk diisi uap air. Setelah bahan bakar dinyalakan
atau setelah terjadi reaksi fisi berantai maka air menjadi panas, mendidih,
kemudian terbentuk uap.
Dalam reaktor ini, air dipakai sebagai moderator dan sebagai fluida
kerja.Uap yang dihasilkan kemudian dialirkan menuju turbin untuk memutar
turbin sehingga dihasilkan tenaga gerak. Tenaga gerak dari turbin selanjutnya
dipakai untuk memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Setelah melalui turbin, uap tersebut akan mengalami proses pendinginan
sehingga berubah menjadi air. Air tersebut dialirkan kembali ke dalam bejana
pada sisi bawah untuk diuapkan kembali.
46

Gambar 34. Boiling Water Reactor


a. Pressurized Water Reactor (PWR), Reaktor Air Bertekanan
Reaktor ini terdiri atas sebuah bejana baja yang penuh berisi air. Dalam
bejana tersebut terletak bahan bakar yang disusun dalam pipa-pipa yang
dipasang secara berkelompok. Bahan bakar terdiri atas U-235 yang
diperkaya. Suatu PWR mempunyai perangkat bahan bakar dengan
masing-masing terdiri ats 200-300 batang bahan bakar, diatur secara
vertikal.
Setelah bahan bakar dinyalakan, terjadi panas sebagai hasil reaksi fisi.
Panas yang dihasilkan oleh reaksi fisi dipakai untuk memanaskan air
pendingin primer. Dalam sistem pendingin primer ini dilengkapi juga
dengan alat pengontrol tekanan yang dipakai untuk mempertahankan
tekanan pada sistem pendingin primer pada tekanan 150 atm. Hal ini
digunakan untuk mempertahankan agar air pendingin primer ini tidak
mendidih pada temperatur 300 oC.
Air pendingin primer ini selanjutnya dialirkan ke sistem pembangkit uap
sehingga terjadi pertukaran panas antara primer dan sistem sekunder.
Antara pendingin primer dan pendingin sekunder dipisahkan oleh sistem
pipa sehingga tidak terjadi pencampuran antara pendingin primer dengan
pendingin sekunder. Pertukaran panas ini menyebabkan air pendingin
sekunder mendidih dan menguap pada temperatur 100 oC karena tekanan
pada sistem pendingin sekunder dibuat sama dengan tekanan udara
normal.
Uap air yang terbentuk dalam sistem pembangkit uap selanjutnya dipakai
untuk menggerakkan turbin dan turbin inilah yang menggerakkan
generator sehingga menghasilkan tenaga listrik. Listrik yang dihasilkan
dari PLTN ini adalah listrik tegangan tinggi. Melalui jaringan tegangan
tinggi dan transformator, tegangan tinggi dari listrik tersebut dapat
diturunkan lalu listrik tersebut disalurkan ke konsumen.
47

Gambar 35. Pressurized Water Reactor

b. Heavy Water Reactor (HWR), Reaktor Air Berat


Ada dua jenis reaktor HWR, yaitu reaktor air berat tekan (Pressurized
heavy water reactor, PHWR) dan reaktor air berat didih (Boiling Heavy
Water Reactor, BHWR). Reaktor yang paling banyak digunakan adalah
PHWR. Jenis PHWR yang dikenal diantaranya reaktor CANDU
(Canadian Deuterium Uranium Reactor)
Prinsip kerja reaktor ini hampir sama dengan PWR, namun dalam reaktor
ini dipakai air berat (heavy water) bukan air biasa. Sedangkan dari segi
konstruksi pada PHWR yang mendapat tekanan adalah pipa-pipa, bukan
bejana.

Gambar 36. Reaktor CANDU


48

c. Advance Gas Cooled Reactor (AGR), Reaktor Berpendingin Gas


Reaktor ini menggunakan grafit sebagai moderator dan gas karbon sebagai
pendingin. Bahan bakarnya adalah pelet oksida uranium, yang diperkaya
sampai 2,5 – 3,5 %. Gas karbon disirkulasikan melalui teras,temperaturnya
mencapai 650 oC, dan kemudian melalui tabung generator uap air di luar
teras, tetapi masih berada di dalam bejana beton dan bejana bertekanan.
Batang kendali menembus moderator dan suatu sistem shutdown sekunder
dilakukan dengan menyuntikkan nitrogen ke dalam pendingin.

Gambar 37. Advanced Gas Cooled Reactor

6.2.Sistem Pembangkit Tenaga Panas Bumi


Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam Bumi. Pusat Bumi
cukup panas untuk melelehkan bebatuan. Tergantung pada lokasinya, maka suhu Bumi
meningkat satu derajat Celsius setiap penurunan 30 hingga 50 m di bawah permukaan
tanah. Suhu Bumi 3000 meter di bawah permukaan cukup panas untuk merebus air.
Kadang- kadang, air bawah tanah merayap mendekati bebatuan panas dan menjadi sangat
panas atau berubah menjadi uap.
Perut bumi mengandung energi panas yang cukup besar untuk bisa menghasilkan
tenaga uap untuk menggerakkan turbin. Dengan memanfaatkan panas dari perut bumi, uap
panas dalam perut bumi disalurkan melalui pipa-pipa kemudian di arahkan menuju turbin
yang dikopel dengan generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan
menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panasbumi. Apabila
fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke
turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang
akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik.
49

Gambar 38. Perbedaan skema kerja PLTU dengan PLTP

Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa
(fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal
ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan
terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang
kemudian dialirkan ke turbin.

Gambar 39.Skema kerja siklus binary

Apabila sumberdaya panas bumi mempunyai temperatur sedang, fluida panas bumi
masih dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dengan menggunakan pembangkit
listrik siklus binari (binary plant). Dalam siklus pembangkit ini, fluida sekunder
((isobutane, isopentane or ammonia) dipanasi oleh fluida panasbumi melalui mesin
penukar kalor atau heat exchanger. Fluida sekunder menguap pada temperatur lebih rendah
dari temperatur titik didih air pada tekanan yang sama. Fluida sekunder mengalir ke turbin
dan setelah dimanfaatkan dikondensasikan sebelum dipanaskan kembali oleh fluida panas
bumi.
Siklus tertutup dimana fluida panas bumi tidak diambil masanya, tetapi hanya
panasnya saja yang diekstraksi oleh fluida kedua, sementara fluida panas bumi diinjeksikan
kembali kedalam reservoir.
50

Gambar 40. Siklus tertutup

6.3.Energi Surya
Pemanfaatan energi surya saat ini makin sering diterapkan oleh berbagai industri
maupun perumahan. Selain sumber energi yang melimpah dan gratis, pemanfaatan energi
surya dengan menggunakan sel fotovoltaik semakin terjangkau sehingga bisa dipasang di
rumah maupun untuk kebutuhan penerangan jalan. Selain sebagai sumber tenaga listrik,
energi surya juga dapat dimanfaatkan sebagai tenaga uap, dan sistem pemanas air/udara.

6.3.1. Pemanfaatan Energi Surya


Energi surya saat ini banyak dimanfaatkan dengan berbagai teknologi, diantaranya:
a. Dengan sistem sel surya (fotovoltaik)
Cara kerja sel surya adalah dengan menangkap sinar matahari yang mengenai
semikonduktor pada panel sel surya, kemudian tegangan dibangkitkan dengan
memisahkan muatan positif dan negatif bebas ke daerah lain dari sel surya.
Muatan yang terpisah tersebut dipindahkan ke terminal listrik dalam bentuk aliran
tenaga listrik.

Gambar 41. Rangkaian panel sel surya

b. Dengan sistem konversi fotoelektrokemis


Sistem konversi fotoelektrokemis energi surya diubah melalui elekrolisis air di
mana melalui alat konverter tersebut menghasilkan tenaga listrik dan tenaga kemis
yang berupa gas hidrogen sebagai bahan bakar.

c. Dengan sistem penerima termal surya terdistribusi


Cara kerja sistem ini adalah memanfaatkan sinar matahari dengan memanaskan
fluida kerja baik berupa air, natrium, maupun gas helium untuk penggerak turbin
yang menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik. Sinar
51

matahari diterima oleh sistem penerima kalor yang merubah fluida kerja menjadi
uap untuk selanjutnya menggerakkan turbin.

d. Dengan sistem penerima termal surya secara sentral


Sistem ini mengumpulkan energi matahari dengan menggunakan cermin atau
kolektor ke suatu menara yang telah dipasangi sistem uap sehingga uap yang
dihasilkan mampu untuk menggerakkan turbin.

6.4.Energi Angin

6.4.1. Jenis Turbin Angin

Berdasarkan arah sumbu geraknya, turbin angin terbagi menjadi 2, yaitu: turbin
angin sumbu horizontal dan vertikal. Sedangkan berdasarkan prinsip gaya
aerodinamik yang terjadi, turbin angin terbagi menjadi 2, yaitu jenis: lift dan drag.
Turbin angin horisumbu horizontal memiliki sumbu putar yang sejajar dengan tanah,
sedangkan turbin angin sumbu vertikal memiliki sumbu putar yang arahnya tegak
lurus dengan tanah. Setiap jenis turbin angin memiliki perancangan, kekurangan dan
kelebihan masing-masing.

a. Turbin Angin Sumbu Horizontal


Turbin angin sumbu horizontal mempunyai sumbu putar yang terletak
sejajar dengan permukaan tanah dan sumbu rotor yang searah dengan arah angin.
Komponen utama turbin angin sumbu horizontal meliputi: sudu (blade), ekor
(tail), tiang penyangga (tower), dan alternator. Sudu pada turbin angin sumbu
horizontal dibuat dengan material yang ringan supaya momen inersianya kecil
sehingga mengakibatkan sudu bisa berputar pada kecepatan angin yang rendah.
Berdasarkan letak rotor terhadap arah angin, turbin angin aksial akan
dibedakan menjadi dua macam yaitu: Upwind dan Downwind. Turbin angin jenis
upwind memiliki rotor yang menghadap arah datangnya angin, sedangkan jenis
turbin angin jenis downwind memiliki rotor yang membelakangi arah datangnya
angin.
52

Gambar 42 Turbin Angin Sumbu Horizontal.

b. Turbin Angin Sumbu Vertical

Turbin angin sumbu vertikal adalah jenis turbin angin yang pertama dibuat
manusia. Pada awalnya, putaran rotornya hanya memanfaatkan efek magnus yaitu
karena adanya selisih gaya drag pada kedua sisi rotor atau sudu sehingga
menghasilkan momen gaya terhadap sumbu putar rotor. Salah satu contoh turbin
angin sumbu vertikal jenis drag adalah turbin angin Savonius, yang mana terdiri
dari dua atau tiga lembar pelat yang dilengkungkan pada arah tangensial yang
sama terhadap sumbu putar.
Turbin angin sumbu vertikal modern menerapkan bentuk yang aerodinamis
pada rotornya untuk menghasilkan momen gaya. Contohnya adalah turbin angin
Darrieus. Pada turbin angin Darrieus, sudu dibentuk melengkung dan berputar
menyapu ruangan seperti tali yang berputar pada sumbu vertikal. Hal ini
menyebabkan bentuk geometrinya rumit dan sulit untuk dibuat. Rotor turbin angin
Darrieus pada umumnya terdiri atas dua atau tiga sudu. Variasi dari turbinn angin
Darrieus adalah yang disebut dengan turbin angin H (tipe H). Tersusun dari dua
atau tiga sudu lurus yang dihubungkan dengan struktur rangka ke poros.
Keuntungan dari konsep turbin angin vertikal adalah sederhana dalam
perancangannya, diantaranya adalah memungkinkan menempatkan komponen
mekanik dan komponen elektronik, transmisi roda gigi dan generator dekat
dengan permukaan tanah. Rotor turbin angin sumbu vertikal berputar tanpa
dipengaruhi arah angin sehingga tidak membutuhkan mekanisme pengatur arah
(seperti ekor) seperti pada turbin angin aksial sumbu horizontal.
53

Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat
dibagi kedalam 3 jenis potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power),
energi gelombang laut (wave energy) dan energy panas laut (ocean thermal
energy). Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air
laut akibat perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi yang
dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya.
Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di
permukaan dan di kedalaman. Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia
masih memerlukan berbagai penelitian mendalam, tetapi secara sederhana dapat
dilihat bahwa probabilitas menemukan dan memanfaatkan potensi energi
gelombang laut dan energi panas laut lebih besar dari energi pajang surut.

6.5.Mesin Konversi Energi Gelombang Laut

Sistem pelampung ini dapat menghasilkan daya hanya dengan mengapungkannya


di permukaan lautan yang bergelombang. Sistem ini diletakkan kurang lebih satu atau dua
mil laut dari pantai, yang disebut sebagai permanent magnet linear generator buoy. Koil
elektrik mengelilingi batang magnet di dalam pelampung dan koil tersebut ditempelkan
pada pelampung, batang magnet dikaitkan ke dasar laut. Saat ombak mencapai pelampung,
maka pelampung tersbut akan bergerak naik dan turun secara relatif terhadap batang
magnet yang menimbukan beda potensial dan listrik dibangkitkan.

6.5.1. Mesin Konversi Energi Termal Lautan (Otec)


Lautan menerima panas yang berasal dari penyinaran matahari. Selain itu, air
lautan juga menerima panas yang berasal dari panas bumi Pada teknologi konversi
energi panas laut atau KEPL (Ocean Thermal Energy Conversion, OTEC), siklus
Rankine digunakan untuk menarik arus-arus energi termal yang memiliki sekurang-
kurangnya selisih suhu sebesar 20oC. Pada saat ini terdapat dua siklus daya alternatif
yang dikembangkan, yaitu siklus Claude terbuka dan siklus tertutup.
Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi pada tekanan
rendah, menghasilkan uap air panas yang melewati turbin penggerak/generator.
Siklus tertutup menggunakan panas permukaan laut untuk menguapkan fluida
pengerak dengan Amonia atau Freon. Uap panas menggerakan turbin, kemudian
turbin berkerja menghidupkan generator untuk menghasilkan listrik. Prosesnya, air
laut yang hangat dipompa melewati tempat pengubah dimana fluida pemanas
tekanan rendah diuapkan hingga menjalankan turbo-generator. Air dingin dari dalam
laut dipompa melewati pengubah kedua mengubah uap menjadi cair kemudian dialiri
kembali dalam sistem.
Dalam siklus Claude terbuka, air laut digunakan sebagai medium kerja
maupun sebagai sumber energi. Air hangat yang berasal dari permukaan laut
diuapkan dalam suatu alat penguap (flash evaporator) dan menghasilkan uap air
dengan tekanan yang sangat rendah, lk 0,02 hingga 0,03 bar dan suhu kira-kira 20oC.
Uap itu memutar sebuah turbin uap yang merupakan penggerak mula bagi generator
yang menghasilkan energi listrik (Gambar 1).
Karena tekanan uap itu rendah sekali maka ukuran-ukuran turbin menjadi
sangat besar. Setelah melewati turbin, uap yang sudah dimanfaatkan dialirkan ke
sebuah kondensor yang menghasilkan air tawar. Kondensor didinginkan oleh air laut
yang berasal dari lapisan bawah permukaan laut. Dengan demikian, metode dengan
siklus Claude ini menghasilkan energi listrik maupun air tawar. Masalah dengan
metode ini adalah bahwa ukuran-ukuran turbin menjadi sangat besar oleh karena
54

tekanan uap yang begitu rendah. Sebagai contoh, sebuah modul sebesar 10 MW yang
terdiri atas penguap, turbin dan kondensor, akan memerlukan ukuran garis tengah
dan panjang 100 meter.

Gambar 43. Skema Prinsip Kerja OTEC

6.5.2. Energi Pasang Surut


Dua kali sehari, air pasang naik dan turun menggerakkan volume air yang
sangat banyak saat tingkat air laut naik dan turun di sepanjang garis pantai. Energi air
pasang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik seperti halnya listrik tenaga air
tetapi dalam skala yang lebih besar. Pada saat air pasang, air bisa ditahan di belakang
bendungan. Ketika surut, maka tercipta perbedaan ketinggian air antara air pasang
yang ditahan di bendungan dan air laut, dan air laut di belakang bendungan bisa
mengalir melalui turbin yang berputar, untuk menghasilkan listrik.

6.6. Fuel Cell

Contoh implementasi energi kimia menjadi listrik secara langsung, adalah baterai
dan fuel cell (sel bahan bakar). Mengingat pada sistem ini perubahan energi tidak
melewati fase energi panas, maka tidak dibatasi oleh siklus mesin kalor dapat-balik
(reversible) eksternal, yaitu:
55

Baterai dan fuel cell prinsip operasinya sama, perbedaannya terdapat pada bahan
bakarnya, dengan baterai mempunyai jumlah bahan bakar atau energi tetap sedangkan
fuel cell mempunyai bahan bakar yang terus-menerus diisikan. Beberapa baterai dapat
beroperasi dapat-balik dengan produk reaksi kimia dipisahkan kembali ke reaktan semula
dengan mengisikan daya listrik dalam baterai pada waktu pengisian (charging). Baterai
digunakan sebagai sistem penyimpan energi dan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu
baterai primer dan sekunder. Baterai primer (seperti sel konvensional ”C” dan ”D”) tidak
dapat diisi kembali, sedangkan baterai sekunder (seperti baterai mobil dengan asam dan
timah) dapat diisi kembali berkali-kali.
Baterai dan fuel cell komposisinya sama, keduanya terdiri dari dua elektrode yang
dipisahkan oleh larutan elektrolit atau matriks. Dalam fuel cell, reaktan bahan bakar, pada
umumnya hidrogen (H2) atau karbon monoksida (CO) diberikan ke salah satu elektrode
berpori dan oksigen (O2) atau udara dimasukkan ke dalam elektrode berpori yang lain.
Elektrode suatu fuel cell harus memenuhi tiga hal, yaitu:
a. Berpori, agar bahan bakar dan elektrolit dapat menembusnya untuk memperoleh
kontak yang cukup. Ukuran pori elektrode sangat penting. Ukuran terlalu besar akan
mengakibatkan gas bahan bakar ”menggelembung” dan hilang keluar, sedangkan
ukuran terlalu kecil akan terjadi kontak yang tidak cukup antara reaktan dan elektrolit
mengakibatkan kapasitas sel berkurang.
b. Mengandung katalisator kimia untuk memecah ikatan bahan bakar menjadi atom,
agar menjadi lebih reaktif. Katalisator paling populer yang digunakan saat ini adalah
platina dan nikel yang disinter.
c. Dapat melewatkan elektron ke terminal.
Diagram skematis fuel cell, seperti ditunjukkan pada Gambar 44. berikut

Gambar 44. Skema Fuel Cell


56

DAFTAR PUSTAKA

[1] J. Oliver, Energy dan Perubahannya, vol. 53, no. 9. 2013.


[2] 2011 Bruce, “Energi Alternatif,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699,
2013.
[3] Basyirun, Winarno, and Karnowo, “Mesin Konversi Energi,” Mesin Konversi Energi,
vol. 91, pp. 399–404, 2017.

Anda mungkin juga menyukai