Adoc - Tips - Bab I Pendahuluan Dalam Sejarah Pergerakan Kebangs PDF
Adoc - Tips - Bab I Pendahuluan Dalam Sejarah Pergerakan Kebangs PDF
PENDAHULUAN
yang penting. Hari lahirnya ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional yang
diperingati setiap tahunnya pada 20 Mei.1 Terlepas dari perdebatan tentang peran
Budi utomo dalam membentuk kesadaran nasional bangsa Indonesia, Budi Utomo
adalah organisasi modern nasional yang pertama.2 Lahirnya Budi Utomo pada awal
abad XX merupakan suatu gebrakan yang menandai dimulainya suatu zaman baru.
situasi zamannya. Di masa awal didirikan, Budi utomo menyatakan diri sebagai
organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan Jawa, namun
kemudian secara samar-samar Budi Utomo memiliki cita-cita politik hingga terlibat
dalam volksraad dan pada akhirnya melebur dalam Partai Indonesia Raya (Parindra)
pada 1935.
Budi Utomo adalah organisasi yang eksklusif dan moderat. Pada kongresnya
yang kedua di Jogjakarta ditetapkan bahwa keanggotaan Budi Utomo terbatas pada
1
Penetapan yang mengandung makna simbolik bahwa lahirnya Budi utomo adalah awal dari
kebangkitan pergerakan politik bumiputera.
2
Merujuk pada pendapat Akira Nagazumi, baca Akira Nagazumi, Bangkitnya Nasionalisme
Indonesia: Budi Utomo 1908-1918 (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1989), hlm. 250-257.
3
Istilah ini mengisyaratkan bahwa kelahiran Budi Utomo merupakan penanda bangkitnya
kesadaran kaum bumi putera untuk memperbaiki nasibnya melalui cara-cara yang modern yang
terilhami oleh pendidikan Barat. Abdurachman Surjomihardjo, Budi Utomo Cabang Betawi (Jakarta:
Pustaka Jaya, 1980), hlm. 16.
1
orang-orang Jawa saja. Dalam hal ini, orang Jawa yang dimaksud oleh Budi Utomo
adalah elit Jawa, yakni mereka yang merupakan keturunan priyayi ataupun yang telah
berpendidikan barat dan menjadi pejabat bumiputera. Budi Utomo juga bersifat
moderat, yakni dalam pergerakannya tidak menentang tetapi justru mengikuti arus
pemerintah kolonial.
Pusat kegiatan Budi Utomo adalah pada tanah Jawa dan orang-orang Jawa.
Lalu, bagaimana kegiatan Budi Utomo di luar Jawa? Tercatat ada cabang-cabang
yang didirikan di luar Pulau Jawa. Seperti yang tercatat dalam verslag (laporan) Budi
Utomo tahun 1919 terdapat cabang di luar Jawa, yakni cabang Sumatera yang
meliputi wilayah di Sumatera Timur dan Kotaradja (Aceh). Pada verslag 1919, di
Sumatera tercatat ada beberapa cabang Budi Utomo yakni: Lubuk Pakam, Medan,
Sumatera Timur. Hal ini berkaitan dengan banyaknya jumlah orang Jawa di Sumatera
Timur pada awal abad XX. Sejak permulaan abad XX, orang Jawa tumbuh menjadi
4
Verslag Budi Utomo 1919:19, dalam Akira, op.cit., hlm. 224.
5
Berdasarkan sensus tahun 1930, jumlah orang Jawa di Sumatera Timur adalah 42,8% dari
jumlah keseluruhan penduduk Sumatera Timur. Lihat Karl J Pelzer, Toean Keboen dan Petani: Politik
Kolonial dan Perjuangan Agraria (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), hlm. 86.
2
Orang Jawa yang berada di Sumatera Timur adalah sebagian besar adalah
tenaga kerja atau yang sering disebut koeli (kuli) di perkebunan. Kedudukan ekonomi
dan sosial orang Jawa di Sumatera Timur ketika itu diistilahkan sebagai “wong cilik”
oleh Usman Pelly.6 Wong Cilik menempati kelas sosial terbawah dalam tatanan
masyarakat kolonial di Sumaetra Timur. Namun ini tidak berarti bahwa semua orang
Jawa yang berada di Sumatera Timur adalah pekerja di perkebunan dan tidak
berpendidikan. Harus diingat bahwa Sumatera Timur ketika itu telah menjadi sebuah
sosial, dan politik berdenyut secara cepat di sini. Oleh karena itu, datang pula orang-
pemerintahan dan tenaga profesional seperti dokter, guru, pengacara, dan wartawan.7
Golongan orang Jawa yang terakhir inilah yang membawa Budi Utomo sampai ke
yang merampas kesejahteraan kuli kontrak Jawa membuat Budi Utomo di Sumatera
Timur harus berteriak lebih keras kepada pemerintah kolonial Belanda. Budi Utomo
6
Untuk keterangan lebih lanjut tentang struktur sosial dan ekonomi orang Jawa di Sumatera
Utara. Lihat Usman Pelly, Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya Minangkabau dan
Mandailing (Jakarta: LP3ES, 1994), hlm. 101.
7
Mohammad Said, Koeli Kontrak Tempo Doeloe dengan Derita dan Kemarahannya (Medan:
PT. Harian Waspada Medan, 1990), hlm. 132.
3
kontrak.8 Budi utomo juga dihadapkan pada masalah pendidikan orang-orang Jawa
orang Jawa di Sumatera Timur adalah pekerja kontrak yang tidak berpendidikan,
maka Budi Utomo berusaha untuk meperbaiki keadaan tersebut dengan mendirikan
sekolah-sekolah.
Menarik untuk dikaji lebih jauh tentang bagaimana peran Budi Utomo dalam
keterlibatan Budi Utomo dalam politik pergerakan di Sumatera Timur. Studi ini akan
menelusuri dinamika pergerakan Budi Utomo di tanah Deli, Sumatera Timur dalam
rentang periode 1908 -1935. Rentang periode tersebut merupakan masa aktif Budi
Utomo secara resmi sebelum melebur dalam Partai Indonesia Raya (Parindra). Aspek
spasial yang tercakup dalam studi ini adalah Karesidenan Sumatera Timur pada masa
kolonial. Secara tematis, studi ini tergolong dalam studi sejarah etnik-politik, yang
1. Bagaimana eksistensi orang Jawa di Sumatera Timur pada awal abad XX?
8
Suprayitno, “Jejak Budi Utomo di Tanah Deli Sumatera Timur”, dalam Makna Organisasi
Beodi Oetomo untuk Hari Ini dan Esok, kumpulan makalah seminar tahun 2013, diterbitkan oleh
Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013, hlm. 76.
4
2. Bagaimana perkembangan pergerakan Budi Utomo di Sumatera Timur?
Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting, bukan hanya bagi
tentang:
Timur.
tulisan, baik berupa skripsi, disertasi, maupun buku. Namun dalam tulisan-tulisan
5
tersebut menjelaskan hanya sekilas keberadaan Budi Utomo di Sumatera Timur.
Ulasan rinci tentang awal kemunculan Budi Utomo sebagai penanda kebangkitan
Indonesia: Budi Utomo 1908-1918” (1989). Karya Nagazumi ini merupakan karya
yang monumental dan menjadi rujukan utama untuk memahami Budi Utomo dan
meliput latar belakang berdirinya Budi Utomo dalam kondisi sosial masyarakat Jawa
awal abad XX, perkembangannya di tengah politik kolonial dan masyarakat Jawa
tingkat pusat. Periode yang dicakupnya juga mencakup masa-masa awal berdirinya
Sumatera Timur and Tapanuli 1942-1950” (1976). Dalam disertasi ini disinggung
XX, termasuk Budi Utomo. Disebutkan bahwa Budi Utomo adalah organisasi yang
pertama kali mendirikan cabanganya di Sumatera Timur. Budi Utomo juga organisasi
Timur.
“Jejak Budi Utomo di Tanah Deli Sumatera Timur”. Artikel ini terhimpun dalam
6
Makna Organisasi Boedi Oetomo untuk hari ini dan esok (2013), yang merupakan
kumpulan seminar tahun 2013 dalam rangka memperingati hari kebangkitan nasional
yang ke-105 tahun. Artikel ini merupakan tulisan yang mengungkap eksistensi Budi
Utomo di Sumatera Timur dengan lebih informatif. Namun penjelasan dalam artikel
ini masih terbatas dan hanya mengupas kulit-kulit luar dari Budi Utomo di Sumatera
Timur.
Penelitian ini adalah penelitian sejarah yang menekankan pada aspek manusia,
temporal, dan spasial. Oleh karena itu penelitian ini akan menggunakan metode
sejarah. Metode sejarah yang dimaksud adalah proses menguji dan menganalisis
secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.9 Metode sejarah berisi tahapan
1.5.1 Heuristik
kaitannya dengan hal ini, peneliti telah melakukan studi arsip dan studi pustaka. Studi
Jalan Ampera Raya, Cilandak, Jakarta Selatan. Studi Arsip dilakukan mengingat
9
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. dari Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press,
1985), hlm. 39.
7
periode eksistensi Budi Utomo adalah pada masa kolonial, sehingga lebih mudah
peneliti merasa kesulitan untuk mengakses arsip-arsip terkait. Hal ini semata-mata
yang dilakukan pada bulan April 2015 adalah pengalaman pertama bagi penulis
selama mengakses arsip tidak semudah seperti yang dibayangkan. Pada awal
kunjungan memang ada arahan dari petugas Arsip Nasional Republik Indonesia.
Namun arahan ini lebih bersifat prosedural semata. Sebagai orang yang benar-benar
Oetomo. Jenis arsip ini adalah Algemeen Rijkarschief, yakni arsip milik kerajaan
Indonesia. Daftar inventaris khusus tersebut tidak hanya terkait Boedi Oetomo tetapi
terutama yang radikal. Organsiasi yang radikal tentu menjadi perhatian dari
pemerintah kolonial Belanda, oleh karena itu catatan tentangnya pasti melimpah.
8
Catatan yang melimpah tentang Boedi Oetomo berkaitan dengan fakta bahwa Budi
Utomo adalah organisasi kebangkitan pribumi yang pertama. Oleh karena itu penting
Koleksi yang tersedia diantaranya adalah laporan dari Residen Kedu tentang
menemukan sesuatu yang dapat digunakan dalam penulisan skripsi dengan judul di
atas dan hal ini semata-mata karena kebingungan peneliti mengakses arsip-arsip
tersebut. Penulis sempat merasa frustasi dengan kenyataan itu, tetapi kemudian
dilakukan melalui surat-surat kabar sezaman. Untuk menelusuri kembali surat kabar
tertutup, oleh karena itu setiap pengunjung diharuskan untuk memiliki kartu anggota
9
menunjukan bon ini kepada petugas maka petugas akan segera menyediakan koleksi
yang dipesan oleh pengunjung. Perpustakaan Nasional terdiri dari 9 lantai, yang
buku-buku bacaan umum, sedangkan koleksi audio-visual berada di lantai empat, dan
seterusnya.
alat baca. Di ruang audio visual peneliti mengakses surat kabar terbitan Budi Utomo
pusat yakni Orgaan Boedi Oetomo. Surat kabar ini mulai terbit pada tahun 1910,
terbit dalam 3 bahasa yakni Melayu, Belanda, dan Jawa. Namun karena keterbatasan
periode tahun 1920 hingga 1924. Ada beberapa nomor yang tidak diperiksa berkaitan
dengan keterbatasan peneliti dalam mengakses bahasa Belanda maupun aksara Jawa,
oleh karena itu nomor-nomor dalam bahasa Jawa dan Belanda tidak peneliti periksa.
beberapa laporan rapat umum dan laporan-laporan pendek dari Budi Utomo di
Sumatera Timur, terutama dalam tahun ke XI, XII, dan XIV Budi Utomo.
Selain Orgaan Boedi Oetomo, surat kabar lainnya yang berhasil peneliti
himpun adalah surat kabar Soeara Djawa. Surat kabar ini merupakan surat kabar
terbitan Budi Utomo di Sumatera Timur. Terbit dalam periode tahun 1916 hingga
1918, namun koleksi yang tersisa di perpustakaan nasional adalah nomor-nomor dari
10
tahun 1916 dan 1918 saja. Nomor di tahun 1917 tidak dapat diketahui lagi
keberadaanya. Surat kabar ini sangat penting kedudukannya bagi peneliti untuk
menelusuri lebih lanjut kegiatan pergerakan Budi Utomo di Sumatera Timur, oleh
karena itu peneliti memutuskan untuk menyalin semua nomor-nomor Soeara Djawa
pengumpulan sumber. Peneliti merasa sangat terbantu dengan hadirnya Taman Baca
Masyarakat milik Tengku Lukman Sinar di Jalan Abdullah Lubis, Medan. Di TBM
ini penulis menemukan banyak salinan arsip-arsip berkaitan dengan Sumatera Timur.
Diantaranya adalah MvO (Memorie van Overgave) atau laporan serah terima jabatan
1930-an. Di TBM tersebut juga terdapat kroniek tahunan tentang Sumatera Timur.
olahraga. Selain koleksi arsip, Taman Baca ini juga banyak memiliki koleksi buku
1.5.2 Kritik
selanjutnya adalah kritik sumber. Pada tahap ini, sumber-sumber relevan yang telah
11
diperoleh diverifikasi kembali untuk mengetahui keabsahannya.10 Oleh karena itu
perlu dilakukan kritik, baik kritik ekstern maupun intern. Kritik eksteren mencakup
seleksi dokumen. Apakah dokumen tersebut perlu digunakan atau tidak dalam
penelitian. Kemudian juga menyoroti tampilan fisik dokumen, mulai dari ejaan yang
digunakan, jenis kertas, stempel, atau apakah dokumen tersebut telah dirubah atau
masih orisinil.
1.5.3 Intepretasi
penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dikritik. Dalam tahap ini, peneliti akan
melakukan analisa dan sintesa. Analisa berarti menguraikan. Dari proses analisa akan
1.5.4 Historiografi
merupakan proses penulisan fakta-fakta yang telah diperoleh secara kronologis dan
10
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995),
hlm. 99.
11
Ibid., hlm. 100.
12
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi ke dalam Lima bab. Bab
pertama adalah pendahuluan yang berisi tentang uraian latar belakang masalah,
pada masa kolonial. Pembahasan dalam bab ini akan dimulai dari bagaimana
transformasi wilayah Pantai Timur Sumatera dari wilayah pinggiran yang tidak
Kemudian pada bab ini juga akan membahas bagaimana perkembangan ekonomi
komposisi demografis di Sumatera Timur pada awal abad XX. Pembahasan tentang
orang Jawa di Sumatera Timur dalam bab ini merupakan hal yang penting, mengingat
Jawa .
bagaimana proses kelahiran serta perkembangan Budi Utomo sebagai sebuah organisasi
13
Bab keempat membahas tentang bagaimana peranan Budi Utomo dalam
Sumatera Timur. Kemudian dibahas tentang apa-apa saja yang telah dilakukan Budi
Utomo dalam politik pergerakan di Sumatera Timur. Pada bagian akhir bab ini
dibahas seputar perdebatan tentang Budi Utomo. Bab lima dalam skripsi ini berisi
kesimpulan.
14