Anda di halaman 1dari 3

pasien yang mendadak.

Rencana asuhan pascaoperasi direvisi berdasar


atas perubahan ini dan dicatat di rekam medis pasien sebagai rencana asuhan baru.

Kebijakan standar 7.3 tersebut RSUD KH. Daud Arif menyusun :

a. RSUD KH. Daud Arif menetapkan bahwa ada regulasi rencana asuhan
pascaoperasi dibuat oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP),
perawat, dan profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya untuk memenuhi
kebutuhan segera pasien pascaoperasi.

b. RSUD KH. Daud Arif menetapkan bahwa ada bukti pelaksanaan rencana
asuhan pascaoperasi dicatat di rekam medis pasien dalam waktu 24 jam oleh
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) atau diverifikasi oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) bila ditulis oleh dokter bedah yg
didelegasikan.

c. RSUD KH. Daud Arif menetapkan bahwa ada bukti pelaksanaan rencana
asuhan pascaoperasi termasuk rencana asuhan medis, keperawatan, dan PPA
lainnya berdasar atas kebutuhan pasien.

d. RSUD KH. Daud Arif menetapkan bahwa ada bukti pelaksanaan rencana
asuhan pascaoperasi diubah berdasar atas asesmen ulang pasien.

17. RSUD KH. Daud Arif menetapkan bahwa ada regulasi yang mengatur asuhan
pasien operasi yang menggunakan implan dan harus memperhatikan
pertimbangan khusus tentang tindakan yang dimodifikasi.
Maksud dan Tujuan : banyak tindakan bedah menggunakan implan
prostetik antara lain panggul, lutut, pacu jantung, dan pompa insulin. Tindakan
operasi seperti ini mengharuskan tindakan operasi rutin yang dimodifikasi dengan
mempertimbangkan faktor khusus seperti :
a. Pemilihan implan berdasar atas peraturan perundangan
b. Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di
kamar operasi dan pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi.
c. Kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk
pemasangan implan (staf dari pabrik atau perusahaan implan untuk
mengkalibrasi)
d. Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implan
e. Proses pelaporan malfungsi implan sesuai dengan standar/aturan pabrik
f. Pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus
g. Instruksi khusus kepada pasien setelah operasi
h. Kemampuan penelusuran (traceability) alat jika terjadi penarikan kembali (recall)
alat dengan melakukan antara lain menempelkan barcode alat di rekam medis.

Kebijakan standar 7.4 tersebut RSUD KH. Daud Arif menyusun : RSUD KH.
Daud Arif menetapkan bahwa ada regulasi yang meliputi butir a) sampai dengan
h) pada maksud dan tujuan.

18. RSUD KH. Daud Arif menetapkan bahwa ada desain tata ruang operasi harus
memenuhi syarat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan : tindakan bedah merupakan tindakan yang berisiko
tinggi dan rumit sehingga memerlukan ruang operasi yang mendukung
terlaksananya tindakan bedah untuk mengurangi risiko infeksi. Selain itu, untuk
mengurangi risiko infeksi :
a. Alur masuk barang-barang steril harus terpisah dari alur keluar barang dan
pakaian kotor.
b. Koridor steril dipisahkan dan tidak boleh bersilangan alurnya dengan koridor
kotor.
c. Desain tata ruang operasi harus memenuhi ketentuan zona berdasar atas
tingkat sterilitas ruangan yang terdiri atas :
1) Zona steril rendah
2) Zona steril sedang
3) Zona steril tinggi dan
4) Zona steril sangat tinggi.

Selain itu, desain tata ruang operasi harus memperhatikan risiko


keselamatan dan keamanan. Kebijakan standar 8 tersebut RSUD KH. Daud Arif
menyusun :
a. RSUD KH. Daud Arif menetapkan bahwa ada jenis pelayanan bedah yang
dapat dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai