Anda di halaman 1dari 3

PERENCANAAN PEMBEDAHAN

No SPO No. Revisi : Halaman


RSUD 047/000/PAB/RSUD.M/IV/2022 01 1/3
Mokopido
Tolitoli
Ditetapkan

Direktur RSUD Mokopido


Kab.Tolitoli
Standar
Prosedur Tanggal Terbit
Operasional

dr. HAYYATUNNUFUS, Sp.N


Pembina (IV/a)
NIP. 19820105 200904 2 005
Pembedahan membawa resiko dengan tingkatan yang tinggi, maka
Pengertian penggunaannya harus di rencanakan secara seksama sebagai dasar
untuk memeilih prosedur yang tepat.
1. Pemilihan prosedur yang tepat dan wajtu yang optimal
Tujuan 2. Melaksanakan prosedur dengan aman
3. Memonitoring temuan dalam memonitoring pasien
Surat Keputusan Direktur No.188/445/001-A/PAB/RSUD tanggal
05 Januari 2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Bedah
Kebijakan
Sentral Rumah Sakit Daerah Mokopido Tolitoli.

1. Proses perencanaan pembedahan dilakukan oleh DPJP di bedah


poliklinik rawat jalan, rawat inap dan untuk kasus kedaruratan
dilakukan di IGD
2. Proses perencanaan pembedahan di buat bila semua proses
penilaian yang mendasari keputusan pembedahan sudah di
anggap lengkap di sertai dengan diagnosa pasien
3. Pembedahan di bagi menjadi dua, pembedahan elektif dan
darurat
4. Pasien di beri informasi penjadwalan pembedahan
5. Untuk pembedahan elektif
a. Pasien dari poli akan di periksa secara seksama meliputi
Prosedur anamnesis, pemeriksaan fisisk, pemeriksaan penunjang, dan
konsultasi dengan unit terkait.
b. Hasil yang didapat dari proses akan menentukan keputusan
tindakan pembedahan yang akan di lakukan oleh DPJP bedah
atau residen bedah sesuai dengan tingkat kompetensi.
c. Perencanaan pembedahan yang di buat minimal meliputi
rencana tekhnik bedah, kebutuhan peralatan khusus bedah,
persiapan ruang rawat dan serta rencana perawatan pasca
bedah selanjutnya.
d. Pada pengkajian awal di poli klinik, dokter bedah
menentukan urgensi pembedahan ( cito, urgensi, efektif )
PERENCANAAN PEMBEDAHAN

No SPO No. Revisi : Halaman


RSUD 047/000/PAB/RSUD.M/IV/2022 01 2/3
Mokopido
Tolitoli
Prosedur e. Pada perencanaan juga di pertimbangkan beberapa hal seperti
pembedahan kasusu sulit, perubahan atau perluasan tindakan
yang mungkin terjadi karena temuan intra operatif, apakah
pasien harus di rawat inap atau rawat jalan dan apakah pasien
membutuhkan tindakan anestesi.
f. Bila pasien membutuhkan tindakan anestesia, maka di
konsultasikan ke bagian anestesi untuk dilkukan prosedur
sesuai dengan SPO kunjungan Pra –Anestesia.
g. Setelah pasien dari bagian anestesi akan kembali ke DPJP
bedah.
h. Semua proses penilaian hingga perencanaan pembedahan dan
perencanaan anestesi harus di catat didalam rekam medis
pasien
i. Seluruh proses perencanaan pembedahan dan perencanaan
anastesia termasuk hasil penilaian awal yang mendasari harus
dikomunikasikan dan dilakukan pemberian edukasi
pembedahan dan anastesia kepada pasien dan keluarga oleh
DPJP bedah dan anestesi / sesuai kompetensinya dan
mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga.
j. Bila semua hal di atas sudah di putuskan, maka dokter bedah
akan menjadwalkan operasi pasien dan mendaftarkannya ke
instalasi bedah sentral minimal 24 jam sebelum tindakan
operasi.
k. Apabila ruang rawat tidak tersedia, maka di lakukan
pendaftaran dan penjadwalan ulang baik kamar operasi
maupun ruang rawat inap. Pasien di informasikan bahwa
jadwal operasi di undur sampai ruangan tersedia kemudian
DPJP dan PPDS bedah berkoordinasi dengan kepala ruangan
atau katim ruangan untuk mengupayakan ketersediaan ruang
rawat.
1) Apabila ruangan tidak tersedia, maka di lakukan
pendaftaran dan penjadwalan operasi dengna pasien
tersebut, sebagai prioritas pertama untuk mendapatkan
ruang rawat yang tersedia.
2) Jadwal operasi kemudian menjadi satu hari setelah
pasien mendapatkan ruang rawat inap.
l. Pada kasus urgensi, peraawat IGD langsung menghubungi
kaur/penanggung jawab shift di rawat inap dan penanggung
jawab penjadwalan di kamar bedah
m. Bagi pasien rawat inap, pemeriksaan dan persiapan pra bedah
dan pra anestesi serta toleransi operasi dapat dilakukan di
ruang rawat inap oleh dokter bedah, dokter anestesi dan
dokter lain yang bersangkutan.
PERENCANAAN PEMBEDAHAN

No SPO No. Revisi : Halaman


RSUD 047/000/PAB/RSUD.M/IV/2022 01 3/3
Mokopido
Tolitoli
n. Bagi pasien rawat jalan, pemeriksaan dan persiapan pra
bedah dapat dilakukan di poli bedah oleh dokter bedah dan
persiapan pra anastesi dapat dilakukan di poli klinik pra
operatif oleh dokter anestesi dan dokter lainnya yang di
butuhkan.
o. Disini dapat ditentukan jenis operasi pada pasien, tekhnik
tekhnik khusus yang akan dilakukan, kebutuhan alat alat
operasi atau monitoring khusus dan posisi pasien pada saat
operasi.
p. Penendaan daerah operasi juga di butuhkan apabila tindakan
operasi dilakukan di tempat yang memiliki dua sisi seperti :
daerah anggota gerak atas payudara anggota gerak bawah.
Penandaan daerah operasi ( site marking ) dilakukan pada
saat pasien sadar di ruang rawat.
6. Untuk Bedah Gawat Darurat :
a. Pasien masuk IGD atau di rujuk dari poli dengan kedaduratan
bedah akan di periksa kembali secara seksama meliputi
anamneses, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
persiapan anestedi dan konsultasi dengan unit / DPJP terkait.
b. Hasil yang di dapat dari proses akan menentukan tindakan
pembedahan yang akan dilkukan oleh dokter bedah.
c. Pada asesmen selanjutnya akan di tentukan apakah pasien
harus di rawat inap.
d. Seluruh proses penilaian hingga perencanaan pembedahan
kedaruratan dilakukan sesuai dengan urgensi pasien.
e. Setelah semua hal diatas telah diputuskan, maka dokter bedah
akan menjadwalkan operasi pasien dan menjadwalkannya ke
kamar bedah.
f. Setelah operasi terjadwal, maka dilakukanlah pendaftaran
rawat inap dan pasien ini mendapatkan prioritas.
g. Seluruh proses perencanaan pembedahan harus
dikomunikasikan dan dilakukan pemberian edukasi
pembedahan kepada pasien dan keluarga oleh DPJP sesuai
dengan kompetensinya.
Unit Terkait IGD, poliklinik bedah, rawat inap bedah.

Anda mungkin juga menyukai