Disampaikan Oleh :
Ns. Muji Rahayu, S.Kep,M.Kes
Hasil kajian WHO tahun 2004 didapatkan bahwa hampir 7.000.000 pasien
yang mengalami pembedahan menderita komplikasi setiap tahunnya, atau
dengan kata lain ada 19.230 pasien mengalami komplikasi dalam seminggu
1.000.000 diantaranya meninggal segera setelah pembedahan. Dinegara
berkembang angka kematian akibat pembedahan mayor sekitar 5 – 10%.
Dinegara industry rata-rata komplikasi mayor 3 – 22% dari pembedahan dan
rata-rata meninggal 0,4 – 0,8%.
B. PENGERTIAN
Kamar bedah adalah salah satu ruang atau unit dalam suatu rumah sakit yang
khusus untuk melakukan tindakan pembedahan baik segera (emergency)
maupun yang berencana (elective) yang membutuhkan keadaan suci hama
atau steril. Oleh karna itu maka kamar bedah harus dirancang khusus untuk
keperluan tersebut,antara lain letaknya, bentuknya dan luasnya sesuai denan
kebutuhan masing-masing rumah sakit, disamping itu perlu dipikirkan
kenyamanan kerja bagi para petugas atau orang-orang yang bekerja
didalmnya. Setiap rumah sakit merancang kamar bedahnya sesuai dengan
bentuk dan bentuk lahan yang tersedia.Sehingga dikatakan bahwa rancang
bangun kamar bedah setiap rumah sakit berbeda, tergantung dari besar dan
luas rumah sakit tersebut.Makin besar rumah sakit tentunya membutuhkan
jumlah dan luas kamar bedah yang lebih besar.
Pada daerah ini bila petugas dan pasien masuk tidak perlu menggunakan
pakaian, ini merupakan juga daerah peralihan dari luar kedalam kamar
bedah. Yang termasuk daerah ini adalah :
a. Ruang Tunggu pasien
b. Ruang tata usaha
c. Ruang Kepala Kamar Bedah
d. Ruang Rapat
e. Ruang Ganti baju
f. Ruang Istirahat
g. Gudang
h. Kamar mandi dan w.c.
Maksud dari pembagian daerah pada kamar bedah seperti tersebut diatas
ialah untuk meminimalis kemungkinan kontaminasi udara dari luar dengan
kamar bedah yang steril dengan kata lain, memperkecil kemungkinan
kontaminasi luka operasi dari kuman yang terbawa oleh udara luar.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas adapula kepustakaan yang membagi
rumah sakit umumnya dan bagian bedah khususnya atas 5 zone :
a. Kamar Operasi
b. Ruang Induksi
c. Ruang cuci tangan dan tempat memakai jas operasi
d. Ruang tempat penyimpanan peralatan bedah steril
Menurut fungsinya maka kamar bedah juga dapat dibedakan sebagai berikut
A. Daerah Bebas
Daerah ini merupakan daerah dimana orang berada di ruang ini tidak perlu
ganti pakaian atau berpakaian khusus.
1. Ruang Tunggu
Ruang untuk keluarga pasien menunggu atau beristirahat pada saat
pasien sedang menjalani pembedahan
Ruang ini perlu dilengkapi dengan :
a. Kursi untuk beberapa orang
b. Pesawat televisi
c. Tempat sampah tertutup
2. Dapur
Hampir disetiap rumah sakit besar ruangan bedah dilengkapi dengan
dapur. Karena jumlah operasi yang banyak serta waktu operasi yang
panjang maka resing petugas ruangan bedah dan para dokter berada di
kamar bedah pada saat jam makan sehingga mereka harus makan di
ruangan bedah. Perlengkapan yang harus ada adalah :
a. Peralatan memasak
b. Alat makan (piringm sendok/garpu dan gelas minum)
c. Lemari untuk menyimpan makanan
d. Tempat mencuci piring
e. Troli pengangkut makanan yang tertutup
f. Tempat sampah
B. Daerah Peralihan
Pasien atau petugas yang akan masuk dari daerah bebas kedalam daerah
semi ketat, harus melalui daerah peralihan. Untuk itu maka perlu diatur
antara lain :
5. Ruangan Istirahat
Pada rumah sakit tertentu ruangan ini dipisahkan antara ruangan istirahat
Dokter dan perawat. Tetapi umumnya ruangan istirahat itu dipakai
bersama-sama. Juga sering ruangan ini berfungsi sebagai ruang makan
para petugas kamar bedah antara lain : 1 (satu) set kursi sofa, Meja dan
kursi makan yang cukup untuk seluruh petugas kamar bedah, Peralatan
minum, Televisi, Alat komunikasi keluar (Telepon) dan komunikasi interen
(aiphone), Wastafel dan cermin dan tempat sampah tertutup.
C. Daerah Penunjang
Setiap ruang bedah perlu di alokasikan ruang yang memadai untuk pelayanan
penunjang. Sebab ini merupakan bagian yang juga penting dalam
keseluruhan sistem pelayanan diruangan bedah.
Yang dimaksud ruangan-ruangan penunjang adalah :
2. Kantor
Dalam suatu ruangan bedah kalau memungkinkan diperlukan 3 (tiga)
buah ruangan untuk kantor yaitu :
a. Ruangan kantor untuk Kepala ruangan bedah
b. Ruang kantor untuk Kepala perawat ruangan bedah
c. Ruang Kantor untuk dokter anestesi
Bila da keterbatasan ruangan maka kantor kepala ruangan bedah dan
kepala perawat bdah terdapat dalam suatu ruangan. Sebaiknya ruang
kantor ini mempunyai pintu yang berhubungan dngan daerah luar, karena
sering kali kepala ruangan bedah, kepala perawat bedah ataupun dokter
anestesi perlu berhubungan denan orang luar antara lain tamu keluarga
pasien sehubungan dengan pasien yang akan,sementara atau sesudah
menjalani pembedahan.
3. Ruang Rapat
Ruangan ini berfungsi untuk rapat antara kepala ruangan bedah dengan
stafnya. Selain itu juga dipakai untuk pemberian kursus-kursus singkat
bagi perugas ruangan bedah oleh dokter-dokter yang bekerja di ruangan
bedah tersebut. Juga dapat dipakai untuk menerima tamu yang
berkunjung keruangan bedah dan ingin bertemu dengan para petugas
ruangan bedah. Pada rumah sakit – rumah sakit pendidikan ruangan ini
sering dipakai untuk kuliah para dokter-dokter baik yang untuk
pendidikan S1 maupun S2. Oleh karena itu sering dilengkapi dengan
televise dengan sistem closed circuit yang berhubungan dengan kamar
bedah.
Perlengkapan ruangan ini aadalah :
a. Meja panjang dengan beberapa kursi, bila ruangannya memungkinkan
sebaliknya meja tersebut berbentuk lonjong.
b. Whiteboard
c. Lemari tempat penyimpanan peralatan-peralatan yang berhubungan
dengan fungsi ruang tersebut.
d. Pojektor,kalau memungkinkan. Bila dalam ruangan bedah tidak ada
tempat khusus untuk perpustakaan. Untuk keperluan tersebut maka
diperlukan lemari sebagai ruang perpustakaan. Untuk keperluan
tersebut maka diperlukan lemari buku dari kaca yang jumlahnya
tergantung dari jumlah koleksi buku yang ada.
4. Ruang Laboratorium
Ruang ini diperuntukkan buat dokter patologi anatomi melakukan
pekerjaannya bila ada tindakan pembedahan yang membutuhkan
pemeriksaan potong beku. Biasanya ruang ini diletakkan persis
bersebelahan dengan kamar bedah. Untuk menyampaikan bahan jaringan
yang akan dilakukan pemeriksaan, seperti telah disebutkan diatas, bisa
melalui ruang administrasi, bisa juga berlangsung dai kamar bedah
dengan melalui suatu sistem transfer berupa lemari berpenutup ganda
(dapat terbuka kedalam dan keluar), atau suatu tabung berbentuk silider
yang dapt berputar pada dinding yang menghubungkan kamar bedah
dengan laboratorium. Perlengkapannya adalah :
a. 1 (Satu) Set alat pemeriksaan potong beku
b. Kursi dan meja tulis
c. Wastafel
d. Tempat Sampah
e. Lemari tempat penyimpanan peralatan
5. Ruang Radiologi
Pada rumah sakit besar dan lengkap kadang-kadang ruangan bedah
dilengkapi dengan satu ruang khusus radiologi. Di ruang ini biasa
dilakukan untuk pemasangan kateter jantung,pacemaker dan lain-lain.
14. Gudang
Pada suang ini disimpan peralatan yang tidak setiap saat dipakai seperti
alat rontgen portable, alat USG, meja orhopedi.
Ruangan ini merupakan ruang terbatas / ketat. Orang-orang yang bisa masuk
hanyalah para petugas yang sedang bertugas. Orang-orang yang tidak
berkepentingan tidak boleh masuk, ini untuk menjaga sterilisasi dari ruangan ini.
Kamar bedah mempunyai beberapa persyaratan :
A. LOKASI
Seperti telah disinggung diatas bahwa dalam merencanakan pembangunan
suatu kamar bedah harus dipikirkan letaknya terhadap bagian-bagian lain
dari rumah sakit. Kamar bedah harus diletakkan pada suatu tempat yang
mudah dicapai dari bagian-bagian lain dari rumah sakit khususnya unit gawat
darurat.Unit perawatan insentif, radiologi,paologi dan unit perawatan bedah.
Di kota-kota besar, dalam membangun rumah sakit ada masalah tanah
sehingga seringkali rumah sakit dibangun dalam bentuk bertingkat dengan
lantai yang banyak. Untuk ini letak kamar operasi tidak pelu dilantai paling
atas hanya dengan alas an kontol mikrobiologi karena untuk menghindari hal
tersebut dapat dipakai sistem penyaringan udara. Kamar bedah cukup
diletakkan pada lantai kedua. Malah ada beberapa rumah sakit yang
menepetkan kamar bedahnya dilantai bawah tanah dengan sistem dinding
yang tebal tanpa jendela. Yang pening dalam merancang kamar bedah harus
berdasarkan prinsip bahwa membuat suatu ruangan yang khusus yang
terpisah atau bebas contaminasi dari luar.
B. Bentuk
Kamar bedah sudut-sudutnya tidak boleh tajam. Lantai dinding dan langit-
langitnya harus melengkung. Lapisan dari dinding dan langit-langit harus dari
bahan yang kkeras, tidak berpori, tahan terhadap api, kedap air, tidak mudah
kotor, tidak mempunyai sambungan, berwarna terang, tidak memantulkan
cahaya dan mudah diberihkan serta tidak menampung debu. Dinding kamar
bedah terbaik terdiri dari bahan porselin atau vynil seringgi langit-langit atau
dicat dengan cat tembok yang mengandung wather shield idealnya lantai
kamar bedah harus dari bahan yang kuat, tidak mudah menghantar listrik,
kedap air mudah dibersihkan dan juga berwarna terang.
C. Ukuran
Ukuran kamar bedah bermacam-macam tegantung dari besar dan kecilnya
rumah sakit. Tetapi dianjurkan, minimal 29,1 – 37,16 meter persegi (5,6m x
5,6m) tergantung dari kegunaannya. Bila dipakai untuk pembedahan jantung
bentuknya harus lebih besar dari kamar bedah lainnya karena pada
pembedahan tersebut memakai peralatan yang besr. Tinggi langit-langit
(plafon) dari kamar bedah dianjurkan 3,5m, minimal 2,5m dan maksimal
3,65m, ini terutama berhubungan dengan penempatan peralatan anestesi,
lampu operasi dan kemudahan untuk pembersihan.
D. Pintu
Pintu masuk dan keluar pasien harus berbeda, pintu masuk dan keluar
petugas tersendiri. Setiap pintu kamar bedah harus ada kaca tembus
pandang sehingga orang dari luar dapat melihat keadaan kamar bedah tanpa
harus masuk. Pintu kamar bedah dianjurkan tipe slading door. Ini maksudnya
menghindari terdoronnya udara dari luar kamar bedah kedalam kamar
bedahpada saat membukan dan menutup pintu bila tipe pintunya tipe
swiging door.Tetapi bila tidak memungkinkan maka pintu tersebut harus
dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis. Bila dilengkapi dengan alat
ini maka pintu kamar bedah selalu dalam keadaan tertutup, kemudian bila
pintu menutup tidak menimbulkan suara keras yang dapt mengganggu
operator yang sedang bekerja. Lebar pintu maksimal 1,20 m dan tinggi
minimal 2,10 m.
E. Sistem Ventilasi
Kamar bedah sistem ventilasinya sebaiknya memakai sistem pengatur suhu
sentral (AC central) dan dapat diatur dengan alat control yang memakai
filter.Disini udara oleh suatu alat dipompakan masuk melalui filter kemudian
udara dalam kamar bedah diisap keluar. Alat ini dinamakan Ulraclean
Laminari airflow. Sisitem ini menjamin udara luar yang yang masuk bebas dari
mikro organism kemudian tidak terjadi penimbunan gas-gas buang anestesi
didalam kamar bedah. Didaerah tropis suhu udara antara 19 – 22 deajat
C,sedangkan didaerah dingin antara 20 – 24 derajat C. Kelembaban udaranya
55% (45% - 60% dan tekanan Positif (1010 -1015 mbar)
F. Sistem Penerangan
1. Lampu Penerangan
Untuk penerangan di dalam kamar bedah memakai lampu pijar putih, dan
mudah dibersihkan.
2. Lampu Operasi
a. Lampu operasi biasanya lampu khusus yang merupakan satu system
yang terdiri dari beberapa lampu.
b. Lampu operasi mempunyai kekhususan dalam hal : arah an fokusnya
dapat diatur, tidak menimbulkan panas, cahayanya terang dan tidak
menyilaukan. Pencahayaan antara 300 – 500 lux, pada meja operasi
10.000 – 20.000 lux
H. Sistem Listrik
Didalam kamar bedah sebaiknya tersedia 2 macam voltase yaitu 110 dan 220
volt kerena sering alat-alat di kkamar bedah mempunyai voltasi yang berbeda
tombol tempat penyambungan aliran listrik (stop kontak) harus aman dan
kemungkinan tersentuh oleh petugas. Semua tombol listrik dipasang pada
ketinggian minimal 1.40 m dari lantai. Bila dalam kamar bedah mempunyai
beberapa tombol tempat penyambungan aliran listrik maka sebaiknya
masing-masing tombol berbeda sirkuitnya. Ini untuk mencegah bila
pembedahan dalam saat kritis kemudian terjadi gangguan listrik maka
sambungan listrik dapat dipindahkan ketombol yang lain.
I. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi di kamar bedah sangat vital. Ini terutama bila pada saat
emergency dimana komunikasi dapat dilakukan antara kamar bedah atau
antara ruangan lain didalam ruangan bedah. Selain ini komukasi harus ada
dengan laboratorium baik laboratorium patologi klinik maupun patologi
anatomi.
J. Peralatan
Semua peralatan di kamar bedah harus mobile yaitu mempunyai roda. Ini
mudahkan mobilitas alat-alat tersebut di dalam kamar bedah. Kemudian alat-
alat tersebut dari stainless steel sehingga mudah dibersihkan.
Standar peralatan yang harus ada didalam kamar bedah :
1. Meja Operasi
2. Pesawat Anestesi
3. Lampu operasi yang tergantung tetap diatas meja operasi
4. Monitor EKG
5. Alat diatermi
6. Suction pump (alat pengisap lender dan darah)
7. Standar Infuse
8. Baskom tempat instrument kotor + standarnya
9. Tempat alat tenun kotor beroda
10. Tempat kain kasa beoda
11. Piala ginjal
12. Meja tulis
13. Kursi bundar beroda 2 (dua) buah
14. Alat komunikasi intercom
15. Jam dinding
16. Lampu penerangan ruangan.
2. Pembersihan Mingguan
Pada pembersihan mingguan, dilakukan pembersihan secara keseluruhan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Dilakukan secara rutin setiap minggu sekali.
b. Semua peralatan yang ada didalam kamar bedah dikeluarkan dan
diletakkan dikoridor.
c. Peralatan dicuci dengan cairan desinfektan / air sabun, terutama yang
mempunyai kemungkinan berakumulasi sisa-sisa bahan organis
seperti meja operasi dan matrasnya.
d. Permukaan dinding di cuci dengan air mengalir
e. Lantai disemprot, dicuci / disikat dengan menggunakan
deterjen,sesudah bersih dikeringkan.
f. Setelah lantai kering,peralatan ditata kembali didalam kamar bedah.
3. Pembersihan Sewaktu
Pembersihan sewaktu dilakukan kamar bedah digunakan untuk tindakan
pembedahan pada kasus-kasus infeksi, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembersihan kamar bedah secara menyeluruh meliputi lantai, dinding
dan semua peralatan di dalam kamar bedah.
b. Semua alat / instrument bekas dipakai harus dipindahkan dan tidak
boleh bercampur dengan alat yang lain sebelum didesinfeksi.
c. Pemakaian kamar bedah pembersihan secara menyeluruh dan
sterilisasi ruangan selesai.
L. PENANGAN LIMBAH
Pembuanan dan penanganan limbah kamar bedah tergantung dari jenis
limbah dengan prinsip, limbah padat dan cair ditangani secara terpisah cara
penanganan limbah :
1. Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan
yang selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
2. Limbah padat / anggota tubuh, ditempatkan dalam kantong / tempat
tertutup yang selanjutnya dibakar atau dikubur di rumah sakit sesuai
ketentuan yang berlaku, atau diserahkan kepada keluarga pasien.
3. Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang
tertutup serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke
tempat pembuangan rumah sakit.
4. Limbah infeksi ditempatkan pada tempat tertutup dan tidak mudah bocor
serta diberi lebel merah untuk dimusnahkan.
5. Seluruh limbah yang dihasilkan dikamar bedah di olongkan menjadi
limbah berbahaya / B3
VII. CATATAN
Hal – hal yang harus diperhatikan pada penanganan kasus-kasus Infeksi dan
Penyakit Menular adalah :
1. Harus diberitahu kepada keluarga pasien mengenai keadaan penyakit pasien dan
bagaimana perawatannya nanti.
a. Petugas yang menolong perawatannya nanti.
b. Memakai sarung tangan
c. Petugas yang menolong tidak boleh ada luka atau goresan di kulit atau t
ergores oleh alat bekas pasien seperti pisau, alat suntik dan lain-lain
d. Petugas memahami cara penularan penyakit tersebut
e. Memahami tehnik isolasi dan aseptic
f. Jumlah tenaga yang menolongg pasien terbatas (sesedikit mungkin) dan
dalam waktu bersamaan tidak boleh me nolong pasien lain.
2. Didepan kamar bedah yang sedang dipakai menolong pasien tersebut harus
diberi tanda pengumuman dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan
karena ada kasus infeksi.
3. Bagian anggota tubuh yang dibuang harus dibungkus kantong plastik tebal dan
cukup besar agar baunya tidak menyebabkan dan tidak menimbulkan infeksi
silang.
4. Kamar bedah secara priodik dan teratur dilakukan uni mikrobiologi terhadap
debu, maupun alat kesehatan yang ada.