Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada dasarnya Instalasi Kamar Operasi tidak berbeda secara alur pelayanan dengan
Kamar Operasi. Perbedaannya terletak pada struktur organisasi dan kerjasama lintas unit.
Saat sudah menjadi Instalasi, maka harus sudah mampu mengelola kebutuhan dan
menentukan pengaturan internal ruangan.
Ruang operasi merupakan tempat yang memiliki peranan yang sangat krusial di
rumah sakit dan harus dikelola sebaik-baiknya karena kegiatan operasi membutuhkan biaya
perawatan (maintain), biaya operasi (operate) dan biaya sumber daya (resource) yang mahal
(Kozan, 2012).

B.Tujuan
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar dari kamar operasi
2.Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang Defenisi Kamar operasi
2. Untuk mengetahui tentang Bagian bagian ruang operasi
3. Untuk mengetahui tentang Persyaratan Kamar Operasi
4. Untuk mengetahui tentang Standar fasilitas dan peralatan
5. Untuk mengetahui tentang Pembersihan kamar operasi

6. Untuk mengetahui tentang Perawatan pre operasi


7. Untuk mengetahui tentang Perawatan post operasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Kamar operasi

Instalasi merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu rumah sakit,
berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana didalamnya tersedia
sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan pembedahan. Ruang operasi
adalah suatu unit khusus di RS yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi streril dan kondisi
khusus lainnya. (Kemenkes, 2012)
Pada dasarnya Instalasi Kamar Operasi tidak berbeda secara alur pelayanan dengan
Kamar Operasi. Perbedaannya terletak pada struktur organisasi dan kerjasama lintas unit.
Saat sudah menjadi Instalasi, maka harus sudah mampu mengelola kebutuhan dan
menentukan pengaturan internal ruangan.
Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan
tindakan pembedahan, baik elektif maupun emergency, yang membutuhkan keadaan suci
hama (steril). Kamar bedah adalah ruang dimana dilakukan tindakan tindakan sehubungan
dengan pembedahan. Ruangan ini merupakan ruangan terbatas/ ketat, (HIPKABI : 2010).
Ruang Lingkup kamar operasi

Ruang lingkup pelayanan di Instalasi Kamar Operasi meliputi;

1. Pelayanan pre operasi

2. Pelayanan intra operatif

3. Pelayanan pasca operatif

B.Bagian bagian ruang operasi


Ruangan-ruangan pada bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit dapat dibagi
kedalam beberapa zona (Kemenkes, 2012).
a. Zona 1, Tingkat Resiko Rendah (Normal)
Zona ini terdiri dari area resepsionis (ruang administrasi dan pendaftaran),
ruang tunggu keluarga pasien, janitor dan ruang utilitas kotor.
b. Zona 2, Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter)
Zona ini terdiri dari ruang istirahat dokter dan perawat, ruang plester, pantri petugas.
Ruang Tunggu Pasien (;holding)/ ruang transfer dan ruang loker (ruang ganti pakaian
dokter dan perawat) merupakan area transisi antara zona 1 dengan zone 2.
c. Zona 3, Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Filter)
Zona ini meliputi kompleks ruang operasi, yang terdiri dari ruang persiapan
(preparation), peralatan/instrument steril, ruang induksi, area scrub up, ruang
pemulihan (recovery), ruang resusitasi neonates, ruang linen, ruang pelaporan bedah,
ruang penyimpanan perlengkapan bedah, ruang penyimpanan peralatan anastesi,
implant orthopedi dan emergensi serta koridor-koridor di dalam kompleks ruang
operasi. Merupakan area dengan kebersihan ruangan kelas 100.000 (ISO 8 ISO
14644-1 cleanroom standards, Tahun 1999)
d. Zona 4, Tingkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter, Medium Filter, Hepa
Filter)
Zona ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif. Merupakan area dengan
kebersihan ruangan kelas 10.000 (ISO 7 ISO 14644-1 cleanroom standards,
Tahun 1999).
e. Zona 5, Area Nuklei Steril
Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah (;laminair air flow) dimana
bedah dilakukan. Merupakan area dengan kebersihan ruangan kelas 1.000 sampai
dengan 10.000 .
1. Daerah Publik yaitu daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus.
Misalnya: kamar tunggu, depan komplek kamar operasi.
2. Daerah Semi Publik yaitu daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja,
yaitu petugas. Dan biasanya diberi tulisan DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS.
Dan sudah ada pembatasan tentang jenis pakaian yang dikenakan oleh petugas (pakaian
khusus kamar operasi) serta penggunaan alas kaki khusus di dalam.
3. Daerah Aseptik yaitu daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki oleh orang
yang langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan. Umumnya daerah yang
harus dijaga kesucihamaannya. Daerah aseptik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a) Daerah Aseptik 0 : Yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukannya
pembedahan.
b) Daerah Aseptik 1 : Yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk / kain
steril, tempat instrument dan tempat perawat instrument mengatur dan
mempersiapkan alat. ( area 1 meter dari aseptic 0 )
c) Daerah aseptik 2 : Yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk,
daerah sekitar ahli anesthesia dan daerah operasi.

C.Persyaratan Kamar Operasi


Kamar operasi yang baik harus memenuhi syarat - syarat sebagai berikut :
a. Letak
Letak kamar operasi berada ditengah - tengah rumah sakit berdekatan dengan unit gawat
darurat (IRD), ICU dan unit radiology.
b. Bentuk
Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai, dinding, langit-langit berbentuk lengkung
dan warna tidak mencolok. Sedangkan Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang
rata, kedap air, mudah dibersihkan dan tidak menampung debu.
c. Ukuran
Ukuran kamar bedah bermacam-macam tergantung dari besar kecilnya rumah sakit.
Tetapi biasa ditetapkan minimal 5,6 m x 5,6 m (=29,1 m2), dan untuk kamar operasi
khusus/besar 7,2 m x 7,8 (=56 m2).
d. Sistem ventilasi
Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat control dan penyaringan udara
dengan menggunakan filter. Idealnya menggunakan sentral AC, dan Pertukaran dan
sirkulasi udara harus berbeda. Daerah tropis suhu udara antara 19 -22 C. sedangkan
daerah dingin antara 20-24 C. kelembaban antara 55%
e. Sistem penerangan
Lampu Operasi menggunakan lampu khusus, sehingga tidak menimbulkan panas, cahaya
terang, tidak menyilaukan dan arah sinar mudah diatur posisinya.
Lampu Penerangan menggunakan lampu pijar putih dan mudah dibersihkan.Pencahayaan
antara 300 - 500 lux, meja operasi 10.000 - 20.000 lux.
f. Peralatan
Semua peralatan yang ada di dalam kamar operasi harus beroda dan mudah dibersihkan.
Untuk alat elektrik, petunjuk penggunaaanya harus menempel pada alat tersebut agar
mudah dibaca. Sistem pelistrikan dijamin aman dan dilengkapi dengan elektroda untuk
memusatkan arus listrik mencegah bahaya gas anestesi.
g. Sistem instalasi gas medis
Pipa (out let) dan konektor N2O dan oksigen, dibedakan warnanya, dan dijamin tidak
bocor serta dilengkapi dengan system pembuangan/penghisap udara untuk mencegah
penimbunan gas anestesi.
h. Pintu
Pintu masuk dan keluar pasien dan petugas harus berbeda. Setiap pintu menggunakan
door closer (bila memungkinkan). Dan setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat
kegiatan kamar tanpa membuka pintu.
i. Pembagian area
Batas tegas antara area bebas terbatas, semi ketat dan area ketat, dan ada ruangan
persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan kepada perawat kamar operasi.
j. Penentuan Jumlah Kamar Operasi
Setiap rumah sakit merancang kamar operasi disesuaikan dengan bentuk dan lahan yang
tersedia,sehingga dikatakan bahwa rancang bangun kamar operasi setiap rumah sakit
berbeda, tergantung daribesar atau tipe rumah sakit tersebut.Makin besar rumah sakit
tentu membutuhkan jumlah dan luas kamar bedah yang lebih besar. Jumlahkamar operasi
tergantung dari berbagai hal yaitu:
a. Jumlah dan lama waktu operasi yang dilakukan.
b. Jumlah dokter bedah dan macam spesialisasi serta subspesialisasi bersama
fasilitas penunjang.
c. Pertimbangan antara operasi berencana dan operasi segera.
d. Jumlah kebutuhan waktu pemakaian kamar operasi baik jam per hari maupun
perminggu.
e. Sistem dan prosedur yang ditetapkan untuk arus pasien, petugas dan
penyediaan peralatan.
k. Komunikasi
Sistem komunikasi di kamar bedah sangat vital, komunikasi tiap ruangan menggunakan
telepon parallel.
D. Standar fasilitas dan peralatan

1. Standar ruangan yang harus diiliki adalah sebagai berikut:

a) Ruang penerimaan pasien


b) Ruang operasi/ tindakan
c) Ruang pemulihan
d) Koridor untuk cuci tangan
e) Ruang obat
f) Ruang istirahat petugas kamar operasi
g) Ruang pantry
h) Ruang ganti baju
i) Ruang kepala instalasi dan kepala ruangan
j) Kamar mandi

2. Standar alat/ instrument

a. Set extra sejumlah 5 set, digunakan untuk operasi kecil.


b. Set minor sejumlah 6 set, digunakan untuk operasi sedang.
c. Set mayor sejumlah 11 set, digunakan untuk operasi besar.
d. Set sinus sejumlah 1 set, digunakan untuk operasi THT kecuali tonsil.
e. Set tonsil sejumlah 1 set, digunakan untuk operasi tonsil.
f. Set cranial sejumlah 1 set, digunakan untuk operasi kraniotomi.
g. Set ECCE (Extra Capsular Catarac Extraction) sejumlah 1 set, digunakan
untuk operasi katarak manual.
h. Set phaco sejumlah 1 set, untuk operasi katarak menggunakan mesin phaco.
i. Set hernia sejumlah 1 set, digunakan untuk operasi hernia
j. Set hemoroid sejumlah 1 set, digunakan untuk operasi hemoroid
k. Set urologi sejumlah 3 set, digunakan digunakan untuk operasi urologi.
l. Set orthopedi sejumlah 3 set, digunakan untuk operasi ortopedi
m. Set laparaskopi sejumlah 1 set, digunakan untuk operasi sedang/besar dengan
minimal invasive.

E. Pembersihan kamar operasi

Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta alat-alat


standar yang ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal, tujuannya untuk
mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta mempertahankan sterilitas.

Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam :


1. Cara pembersihan rutin/harian
2. Cara pembersihan mingguan
3. Cara pembersihan sewaktu.

1. Cara Pembersihan Harian

Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan kamar operasi agar
siap pakai dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Semua permukaaan peralatan yang terdapat didalam kamar operasi harus dibersihkan
dengan menggunakan desinfektan atau dapat juga menggunakan air sabun.
b) Permukaan meja operasi dan matras harus diperiksa dan dibersihkan.
c) Ember tempat sampah harus dibersihkan setiap selesai dipakai, kemudian pasang
plastic yang baru.
d) Semua peralatan yang digunakan untuk pembedahan dibersihkan, antara lain :
a. Slang suction dibilas.
b. Cairan yang ada dalam botol suction dibuang bak penampung tidak
boleh dibuang di ember agar sampah yang ada tidak tercampur
dengan cairan yang berasal dari pasien.
c. Alat anestesi dibersihkan, alat yang terbuat dari karet setelah
dibersihkan direndam dalam cairan desinfektan.
e) Noda-noda yang ada pada dinding harus dibersihkan.
f) Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan menggunakan cairan desinfektan. Air
pembilas dalam ember setiap kotor harus diganti dan tidak boleh untuk kamar operasi
yang lain.
g) Lubang angin, kaca jendela dan kusen, harus dibersihkan.
h) Alat tenun bekas pasien dikeluarkan dari kamar operasi. Jika alat tenun tersebut bekas
pasien infeksi, maka penanganannya sesuai prosedur yang berlaku.
i) Lampu operasi harus dibersihkan setiap hari. Pada waktu membersihkan, lampu harus
dalam keadaan dingin.
j) Alas kaki (sandal) khusus kamar operasi harus dibersihkan setiap hari.

2. Pembersihan Mingguan
a) Dilakukan secara teratur setiap minggu sekali.
b) Semua peralatan yang ada di dalam kamar bedah dikeluarkan dan diletakkan di
koridor/didepan kamar bedah.
c) Peralatan kamar bedah harus dibersihkan /dicuci dengan memakai cairan
desinfektan atau cairan sabun. Perhatian harus ditujukan pada bagian peralatan
yang dapat menjadi tempat berakumulasinya sisa organis, seperti bagian dari
meja operasi, dibawah matras.
d) Permukaan dinding dicuci dengan menggunakan air mengalir.
e) Lantai disemprot dengan menggunakan deterjen, kemudian permukaan lantai
disikat. Setelah bersih dikeringkan.
f) Setelah lantai bersih dan kering, peralatan yang sudah dibersihkan dapat
dipindahkan kembali dan diatur kedalam kamar operasi.

3. Pembersihan Sewaktu.

Pembersihan sewaktu dilakukan bila kamar operasi digunakan untuk tindakan pembedahan
pada kasus infeksi, dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh, meliputi dinding, meja operasi, meja
instrument dan semua peralatan yang ada di kamar operasi.
b) Instruemen dan alat bekas pakai harus dipindahkan/tidak boleh campur dengan alat
yang lain sebelum didesinfektan.
c) Pemakaian kamar operasi untuk pasien berikutnya diijinkan setelah pembersihan
secara menyeluruh dan sterilisasi ruangan selesai.

Sterilisasi kamar operasi dapat dengan cara :

a. Pemakaian sinar ultra violet, yang dinyalakan selama 24 jam.


b. Memakai desinfektan yang disemprotkan dengan memakai alat (foging).
Waktu yang dibutuhkan lebih pendek dibandingkan dengan pemakaian ultra
violet, yaitu kurang lebih 1 jam untuk menyemprotkan cairan, dan 1 jam
kemudian baru dapat dipakai.
d) Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan pada kasus infeksi dan penyakit
menular adalah :
a. Keluarga pasien diberi tahu tentang penyakit pasien dan perawatan yang harus
dilaksanakan terhadap pasien tersebut.
b. Petugas yang menolong pasien harus :
i. memakai sarung tangan
ii. Tidak luka atau goresan dikulit atau tergores alat bekas pasien (seperti
jarum suntik dsb.)
iii. Memahamai cara penularan penyakit tersebut.
iv. Memperhatikan teknik isolasi dan tekhnik aseptic.
v. Jumlah tenaga yang kontak dengan pasien dibatasi/tertentu dan selama
menangani pasien tidak boleh menolong pasien lain dalam waktu
bersamaan.
e) Pasang pengumuman didepan kamar operasi yang sedang dipakai yang
menyatakan bahwa dilarang masuk karena ada kasus infeksi.
f) Bagian anggota tubuh yang akan dan sudah diamputasi dibungkus rapat dengan
kantong plastic tebal yang cukup besar agar bau tidak menyebar dan menimbulkan
infeksi silang.
g) Ruang tindakan secara periodic dan teratur dilakukan uji mikrobiologi terhadap
debu, maupun terhadap kesehatan yang ada.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan
tindakan pembedahan, baik elektif maupun emergency, yang membutuhkan keadaan suci
hama (steril). Kamar bedah adalah ruang dimana dilakukan tindakan tindakan sehubungan
dengan pembedahan. Ruangan ini merupakan ruangan terbatas/ ketat. Ruang lingkup
pelayanan di Instalasi Kamar Operasi meliputi, Pelayanan pre operasi, Pelayanan intra
operatif Pelayanan pasca operatif
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari.2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan
Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika. Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
http://documents.tips/documents/laporan-pedahuluan-konsep-dasar-kamar-
operasirsam.html
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2913-BAB%20II.pdf
https://id.scribd.com/doc/141585824/Asuhan-Keperawatan-Pre-Intra-Post-Op

Anda mungkin juga menyukai