Anda di halaman 1dari 45

PERHITUNGAN KEBUTUHAN

TENAGA KEPERAWATAN
Pengantar
• Perhitungan sumber daya manusia
keperawatan dapat dilakukan berdasarkan
kebutuhan ruangan di rumah sakit. Depkes
(2002 ) mengelompokkan ruangan menjadi 5
yaitu : rawat inap, kamar operasi, rawat jalan,
gawat darurat, dan intensif. Masing2 ruangan
memiliki rumus yang berbeda-beda. Berikut
beberapa rumus tenaga keperawatan
bedasarkan ruangan.
Ruang rawat inap
Rumus Depkes
Terdapat dua cara perhitungan tenaga
keperawatan menurut rumus DepKes yaitu
berdasarkan kalsifikasi pasien dan berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien.
a. Berdasarkan klasifikasi pasien
Perhitungan SDM keperawatan berdasarkan
klasifikasi pasien melibatkan unsur-unsur sebagai
berikut :
Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan kasus
Jumlah rata-rata pasien perhari
Jumlah ratarata jam perawatan pasien perhari
Jumlah jam perawatan dalam ruangan perhari
Jam kerja efektif setiap perawat 7 jam perhari
RATA-RATA PERAWATAN PASIEN PER HARI
BERDASARKAN KLASIFIKASI
KATEGORI RATA-RATA RATA-RATA JAM JUMLAH JAM
PASIEN/HARI PERAWATAN PERAWATAN/HARI
PASIEN /HARI

PX INTERNA 10 3,5 35

PX GAWAT 1 10 10

PX BEDAH 8 4 32

PX KEBIDANAN 1 2,5 2,5

PX ANAK 3 4,5 13,5

JUMLAH 23 93
Rumus Perhitungan Sdm
Berdasarkan Klasifikasi Sbb:
•  

Contoh

Namun masih memiliki kelemahan karena blm


ada faktor koreksi berupa loss day seperti hari
libur, cuti atau hari besar.
Untuk menghitung loss day digunakan rumus
:
•  

Contoh :

= 3,5 perawat

Selain mengerjakan tugas-tugas keperawatan, perawat juga mengerjakan tugas


administrasi, manajerial, dan tugas-tugas non keperawatan lainnya.
Porsi tugas non keperawatan di perkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
Rumus Perhitungan jumlah tenaga tambahan

•  

Contoh :

= 4,1 perawat
Rumus akhir
Jumlah tenaga keperawatan = tenaga tersedia +
faktor koreksi

Contoh :

13 + 3,5 + 4,1 = 21 perawat (dibulatkan)


Rumus depkes berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien
Perhitungan tenaga keperawatan berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien terbagi menjadi
bberapa kategori asuhan keperawatan (askep),
yaitu :
 Asuhan keperawatan minimal
 Asuhan keperawatan sedang
 Asuhan keperawatan agak berat
 Asuhan keperawatan maksimal
RATA-RATA PERAWATAN PASIEN PERHARI
BERDASARKAN TINGKAT KETERGANTUNGAN
Kategori tingkat Rata-rata jumlah Rata-rata jam Jumlah jam
ketergantungan pasien per hari perawatan per hari perawatan per hari

Askep minimal 7 2 14

Askep sedang 7 3,08 21,56

Askep agak berat 11 4,15 45,65

Askep maksimal 1 6,16 6,26

Jumlah 26 87,37
Rumus
•= jumlah
  perawat

Contoh :
= 12,5 perawat

Sama seperti rumus klasifikasi faktor koreksi berupa loss day jg perlu ditambahkan.
Rumus perhitungan menjadi :
•  

Contoh :

= 3,4 perawat
Rumus
•  

Contoh :

= 3,9 perawat
Rumus akhir
Jumlah tenaga keperawatan = tenaga tersedia +
faktor koreksi

Contoh :

12,5+ 3,5 + 3,9 = 20 perawat (dibulatkan)


Rumus Gillies
•  
Gillies (1989) dalam nursing management : A System Approach, merumuskan
formula untuk menghitung kebutuhan SDM keperawatan. Rumus perhitungan
Gillies Sbb:

Contoh :
Kamar melati memiliki TT 20 buah dengan BOR 75 % dan rata2 jam perawat
perharhari 4 jam. Berapa jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan kamar
melati?

= 10,9 perawat (dibulatkan menjadi 11 perawat)


Rumus Douglas
Perhitungan jumlah tenaga menurut Douglas
mengacu pada klasifikasi pasien berdasarkan
tingkat ketergantungan.
Rumus Douglas dihitung menggunakan tabel berikut :

Jumlah Klasifikasi pasien


pasien
Minimal Parsial Total

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60


contoh
Ruangan anggrek memiliki 25 pasien dengan
klasifikasi sebagai berikut : 7 orang pasien
dengan klasifikasi minimal, 14 orang dengan
klasifikasi parsial dan 4 pasien dengan klasifikasi
total. Berapa jumlah perawat yang dibutuhkan
di ruangan tersebut?
Jumlah Perawat Pagi
Minimal 7 x 0,17 = 1,19 Jumlah
6,41
Parsial 14 x 0,27 = 3,78
Total 4 x 0,36 = 1,44
Jumlah Perawat Siang
Minimal 7 x 0,14 = 0,9 Jumlah
4,28
Parsial 14 x 0,15 = 2,1
Total 4 x 0,30 = 1,2
Jumlah Perawat Malam
Minimal 7 x 0,07 = 0,49 Jumlah
2,69
Parsial 14 x 0,10 = 1,4
total 4 x 0,20 = 0,8
Kamar operasi
Perhitungan tenaga keperawatan di kamar operasi di dasarkan pada
unsur-unsur sbb:
• Jumlah dan jenis operasi
• Jumlah kamar operasi
• Pemakaian kamar operasi pada hari kerja, diperkirakan 7 jam perhari
• Tugas perawat di kamar operasi, yaitu : instrumentator dan perawat
sirkulasi diperkirakan 2 orang/tim
• Tingkat ketergantungan pasien meliputi :
1. Operasi ringan, diperkirakan 1jam/op
2. Operasi sedang, diperkirakan 2jam /op
3. Operasi berat diperkirakan 5 jam/op
Rumus yang digunakan
•  

Contoh :
Kamar op RS HARAPAN memiliki rata2 20 operasi
perhari dengan rincian: 7 pasien op ringan, 8 pasien
op sedang dan 5 pasien op berat. Berapa
kebutuhan tenaga keperawatan di ruang operasi
tersebut?
Lanjutan..

•  

= 13,7 (dibulatkan menjadi 14 perawat)+ 1


perawat cadangan
= 15 perawat
Rawat jalan
• Perhitungan
  tenaga keperawatan menurut depkes
(2002) dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:

Contoh: sebuah RS rata2 pasien rawat jalan perhari


adalah 110 orang, dengan jumlah perawatan perhari
adalah 15 menit. Berapa jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan rawat jalan?
•=  3,9 perawat

Jumlah diatas masih di tambah lagi dengan


faktor koreksi yaitu 15% dari jumlah perawat
yang tersedia. Dengan demikian jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan adalah:
4 + (15% x 4) = 5 perawat
Ruang gawat darurat
• Perhitungan kebutuhan SDM di ruang Gadar melibatkan unsur-unsur sbb:
•  
1. Rata-rata jumlah pasien perhari
2. Jumlah jam perawatan per hari
3. Jam kerja efektif perhari

Rumus :

Rumus loss day:

Rumus secara keseluruhan : jumlah perawat tersedia + loss day


Intensif care
• Untuk perhitungan kebutuhan perawat di
ruang intensif hampir sama dengan dengan
ruang gawat darurat. Yang membedakan
jumlah jam perawatan di ruang intensif lebih
besar.
Indikator mutu pelayanan RS
1. BOR (BED OCCUPANCY RATE)
2. TOI (TURN OF INTERVAL)
3. AvLOS (AVERAGE Leght of STAY)
4. BTO (BED TURN OVER)
5. NDR (NET DEATH RATE)
6. GDR (NET DEATH GROSS)
Bor (bed occupancy rate) / pemakaian
tempat tidur
• BOR merupakan proporsi pemakaian tempat
tidur pada satu waktu tertentu. Nilai yang
diperoleh menggambarkan tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur suatu RS
atau ruangan. Berdasarkan standar
internasional, BOR dikatakan baik jika nilainya
80-90% sedangkan untuk standar nasional
menyatakan 70-80% (keliat dkk,2006)
• Depkes 65-85%
  X 100%

Ket :
• jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat
dalam satu hari kali dengan jumlah hari dalam satuan waktu
• Jumlah hari persatuan waktu jika diukur persatu bulan maka
jumlahnya 28-31 hari tergantung dari jumlah hari dalam bulan
tersebut.
contoh
Pasien yang dirawat tgl 1 september = 97, 2
september = 98, 3 september = 100, dan 4
september 89 pasien. Maka jumlah hari
perawatan dari tgl 1 sampai dengan tgl 4
september adalah 384.
Selama 4 hari (periode) jumlah TT yang ada di
ruangan tersebut adalah 200 TT.
Hitung BOR ruangan tersebut.
Lanjutan..
•BOR
  X 100%

BOR = x 100%

BOR = 48 %
Alos (average length of stay)/ rata-rata lama
hari rawat
• AvLOS merupakan rata-rata lama hari rawat
seorang pasien. Semakin kecil nilainya,
semakin efisien dan bermutu pelayanannya.
Nilai AvLOS ideal tergantung diagnosa
penyakitnya. Menurut keliat, dkk, (2006)
AvLOS ideal antara 6-9 hari.
 

Ket:
• Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah
jumlah hari perawatan pasien hidup atau mati
dalam satu periode waktu
• Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah
jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam
suatu periode tertentu
• Lama dirawat = lamanya 1 orang pasien dirawat setelah
pasien tersebut keluar hidup (pulang atas izin dokter,
pulang paksa, melarikan diri dan dirujuk) atau meninggal.
• Contoh :
Tgl 4 september ada 5 orang pasien pulang.
Pasien A pulang dengan lama rawat 4 hari
Pasien B pulang paksa dengan lama rawat 2 hari
Pasien C meninggal dengan lama rawat 10 hari
Pasien D pulang dengan lama rawat 3 hari
Pasien E pulang dengan lama rawat 6 hari.
Lanjutan..
• Jadi jumlah lama rawat pasien tanggal 4
september adalah 25 hari dan pasien yang pulang
(baik hidup atau meninggal) ada 5 orang. Maka
pada tanggal 4 september tersebut AvLOSnya
adalah:
Jumlah lama rawat 25 hari
Jumlah pasien keluar hidup+meninggal = 5 orang
Jadi AvLOS tgl 4 september adalah 25/5 = 5 hari
Toi (turn over interval)/ tenggang perputaran

• TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur


tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong
kisaran 1-3 hari.
•  

Ket:
Jumlah TT = total kapasitas TT yang dimiliki
Hari perawatan = jumlah total hari perawtan
pasien yang keluar (hidup + mati) jumlah pasien
yang dimutasikan keluar baik pulang, lari atau
meninggal
Lanjutan..
•Contoh
  :
Suatu RS memiliki kapasitas TT sebanyak 200
dengan periode 1 hari jumlah perawatan 90,
jumlah pasien keluar hidup dan meninggal 5
orang. Maka TOInya adalah:

= = 22 hari
Bto (bed turn over)
• BTO merupakan frekuensi pemakaian TT pada
suatu periode / berapa kali TT dipakai dalam
satu satuan waktu tertentu.
• Idealnya dalam satu tahun pemakaian satu TT
rata-rata dipakai 40-50 kali (Depkes)
sedangkan menurut Barber Johnson ideal
untuk BTO adalah lebih dari 30 kali
Rumus bto
•BTO
  =
NDR (NET DEATH RATE)
• Angka
  kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar (Depkes)
• Nilai NDR dianggap masih dapat di tolerir
adalah kurang dari 25 per 1000 (Kemenkes
2011)
• NDR X 1000 permil
Gdr (gross death rate)
• Angka
  kematian umum untuk 1000 penderita
keluar (depkes)
• Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per
1000 penderita keluar (Kemenkes, 2011)
• GDR X 1000 permil

Anda mungkin juga menyukai