Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN

KLASIFIKASI DAN TEKNIK KLASIFIKASI


BAKTERI LEPTOSPIRA
Classification and Classification Techniques of Leptospira Bacteria

I Made Setiawan

Abstract
Leptospirosis is a disease caused by Leptospira and spreads throughout the world especially in the
tropical and subtropical countries with high humidity. However, reported number of the cases in
human is very low as it is unrecognized by clinicians. Based on serology, there are more than 250
known serovars of Leptospira. This classification is very valuable for clinicians and epidemiologists
for surveillance purposes. Currently, classification based on gene differences of each serovar has been
made. This classification group based on gene differences is known as genomospecies. This
classification is more accurate compared to the serotype/serovar-based classification because gene
differences can be identified precisely. Therefore, classification-based genomospecies can be utilized
as Leptospira taxonomy in the future.

Key words: Leptospira, classification, serovars, genonospecies.

Pendahuluan yang sedang berkembang, kejadian luar biasa

L eptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang


paling banyak tersebar di seluruh dunia, akan tetapi,
(KLB) penyakit ini cenderung terjadi musiman
yang sering berhubungan dengan perubahan sifat-
sifat psikokimia dari lingkungan, aktivitas
infeksi pada manusia sangat jarang dilaporkan. Hal ini hewan/binatang di dalam lingkungan, dan siklus
disebabkan oleh: pekerjaan seperti pertanian, industri hasil ternak
(1) adanya perubahan klinis penyakit secara dll.5,6,7
alami, (2) untuk mendiagnosis penyakit memerlu-
kan prosedur laboratorium yang sangat komplek, Penyakit leptospirosis disebabkan oleh
dan (3) para klinisi kurang menyadari adanya bakteri patogen genus Leptospira yang
penyakit ini di masyarakat. Leptospirosis diklasifikasi menjadi beberapa spesies
berdasarkan hibridisasi DNA-DNA dan juga
mungkin terjadi secara sporadis, dan sekarang
diklasifikasi menjadi lebih dari 250 serovar
sudah diketahui penyakit ini dapat menimbulkan
berdasarkan tes microscopic agglutination test
epidemic.1 (MAT). Untuk memudahkan, serovar yang
Munculnya penyakit leptospirosis merupa- mempunyai hubungan antigenik dikelompokkan
kan masalah kesehatan masyarakat yang sangat ke dalam serogrup.8 Dalam tulisan ini akan
penting di berbagai negara. Di negara yang sudah dibahas tentang klasifikasi dan teknik klasifikasi
maju penyakit leptospirosis sering terjadi pada bakteri Leptospira.
orang yang melakukan rekreasi.2,3,4 Di negara

* Rumah Sakit Penyakit infeksi Prof. Sulianti Saroso

98
Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 2 Tahun 2008
Morfologi Bakteri protein heat shock, sphingomyelinase, hemolysin,
protein membran luar, protein flagella, dan sintesis
Leptospira adalah bakteri gram negatif,
berbentuk pegas, langsing, lentur, tumbuh lambat polisakarida (LPS).10 Genom serovar
pada kondisi aerob, tumbuh optimum pada suhu icterohaemorrhagiae tampaknya sangat dilindungi.
28oC-30oC, dengan ukuran panjang 5-25 µm, Daerah yang dilindungi ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi serovar baru dengan cara pulsed-
diameter 0,1-0,3 µm, dan panjang gelombang 0,5
µm. Dia memiliki flagella internal yang khas, field gel electrophoresis (PFGE). Bila dalam
sehingga dapat menembus masuk ke dalam pemeriksaan ini ditemukan adanya pola profil yang
jaringan.9 Leptospira memiliki struktur dua berbeda, maka serovar ini dianggap baru.10
membran yang terdiri dari membran sitoplasma
dan dinding sel peptidoglycan yang menempel Klasifikasi
satu sama-lain, dan dilapisi oleh lapisan bagian
luar. Lipopolisakarida Leptospira mempunyai Famili Leptospiraceae hanya terdiri dari
komposisi yang sama dengan bakteri gram tiga genara yaitu: Leptonema, Turmeria, dan
negatif yang lain, tetapi mempunyai aktivitas Leptospira. Genus Leptospira terdiri dari 10
endotoksik yang lebih rendah. Leptospira dapat genomospesies dan yang paling penting adalah,
diwarnai dengan counterstain carbolfuchsin.10 L. interrogens merupakan kelompok patogenik
dan L. biflexa merupakan kelompok non patogen.
Masing- masing genomospesies dibagi lagi
Genom menjadi 23 serogrup yang di dalamnya terdapat
Genom Leptospira terdiri dari dua serovar yang memiliki hubungan antigenic. 9
kromosom sirkuler yang disusun oleh 4,63 juta Sampai saat ini sudah dikenal lebih dari 250
pasang basa. Kromosom I mempunyai 4,28 juta serovar.
pasang basa , sementara krosom II jauh lebih Untuk membuat klasifikasi yang tepat dari
kecil yang hanya terdiri dari 350.000 pasang masing- masing spesies adalah sangat sulit,
basa. Kromosom I mengkode 3454 gen yang karena diantara serovar hampir tidak ditemukan
sudah diketahui maupun yang belum diketahui, adanya perbedaan yang dapat dilihat. Sebelum
sedangkan kromosom II mengkode 274 gen.9 ber-kembangnya analisis DNA, klasifikasi dibuat
Peta fisik telah disusun dari serovar pomona berdasarkan tes serologis silang (untuk
subtype kenewicki dan ictero-haemorrhagiae.
mengelompokkan bakteri yang mempunyai tipe
yang sama menggunakan antibodi serum). Dalam
Leptospira ternyata mempunyai dua perangkat gen
pelaksanaan sehari-hari, Grup Spirochaeta
16S dan 23S rRNA, tetapi hanya mempunyai satu
Institut Pastur di Paris saat ini memakai sistem
gen 5S rRNA, dan gen rRNA dipisahkan dengan
pengelompokan yaitu, kelompok serovar L.
jarak yang sangat jauh.10 interrogans adalah kelompok galur patogen,
Saat ini sudah ditemukan elemen ulangan sementara galur L. biflexa adalah kelompok non-
(repetitive element) yang terdiri dari beberapa patogen.9
sikuens selipan (insertion sequences-IS) yang
Galur L. interrogans termasuk kelompok
mengkode transposase. Sikuens selipan yang sudah
Leptospira patogen terdiri lebih dari 250 serovar,
diidentifikasi adalah IS1533 dan IS1500. IS1533
misalnya icterohaemorrhagiae, hebdomadis,
mempunyai kerangka baca terbuka tunggal,
autumnalis, pyrogenes, bataviae, dll, sedangkan
sementara IS 1500 mempunyai empat kerangka
L. biflexa terdisi lebih dari 60 serovar, merupakan
baca terbuka. Kedua sikuens selipan ini ditemukan
kelompok Leptospira non- patogen atau saprofit
di berbagai jenis serovar, akan tetapi, jumlah salinan
terdiri dari L. biflexa patoc, dll. Penentuan
dari masing-masing serovar, dan juga antara isolat
serovar dilakukan dengan cara serum penderita
serovar yang sama sangat bervariasi. Peranan dari
yang terinfeksi direaksikan dengan antigen yang
sikuens selipan ini adalah untuk transposisi dan
homologous, maka terjadi reaksi aglutinasi. Jika
penyusunan ulang genom.10 ditemukan titer homologous kurang 10% satu
Sejumlah gen dari genom Leptospira sudah dari dua antisera dengan tes secara berulang,
diklon dan dianalisis diantaranya adalah, rRNA, maka kedua galur dikatakan berbeda.10,11
protein ribosomal, polymerase RNA, DNA repair, Kedua kelompok Leptospira ini dapat

Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 2 Tahun 2008 99


dibedakan secara laboratorium yaitu, L. biflexa yang berasal dari L. interrogans dan juga dari L.
tumbuh pada suhu 13oC, dapat tumbuh bila ada 8- biflexa. Adanya heterogenitas genetik sudah
azaguanine (225 µg/ml), dapat berubah bentuk dikenal sejak dahulu. Dengan melakukan studi
menjadi sel sferis di dalam 1 M NaCl.10,11 Di berdasarkan hibridisasi, maka saat ini sudah
samping itu, jenis Leptospira ini dapat dibedakan dikenal lebih dari 16 genomospesies.10
berdasarkan tes ELISA menggunakan antibodi Genomospesies Leptospira tidak mem-
monoklonal spesifik Leptospira patogen, di mana punyai hubungan dengan dua spesies sebelumnya
bila dengan Leptospira non- patogen tidak (L. interrogans dan L. biflexa). Oleh karena itu,
bereaksi.11 Teknologi PCR dengan primer spesifik serovar maupun serogrup tidak dapat dipakai
juga dapat digunakan untuk membedakan kedua untuk memprediksi Leptospira. Di samping itu,
kelompok Leptospira. Penelitian untuk membeda- di dalam serovar yang sama ditemukan adanya
kan Leptospira patogen dan non-patogen yang heterogenitas genetik. Juga, teknik pengelompok-
terdapat di dalam air telah dilakukan oleh Mugia et kan L. interrogans dan L. biflexa tidak dapat
al. (1997).12 Kemampuan ini sangat berguna untuk dipakai untuk membedakan genomospesies10
epidemiologi dalam program kesehatan (lihat tabel).
masyarakat.11
Membuat klasifikasi Leptospira baru
Lipopolisakarida (LPS) merupakan antigen berdasarkan genotipe untuk taxonomi merupakan
utama yang terlibat dalam klasifikasi serologis. cara klasifikasi yang benar serta memberikan
Heterogenitas struktural dalam komponen karbo- dasar yang kuat di masa yang akan datang. Akan
hidrat LPS yang beragam berasal dari perbedaan tetapi, klasifikasi molekuler merupakan masalah
di dalam gen yang terlibat dalam biosintesis LPS, bagi ahli mikrobiologi klinik, karena tidak cocok
merupakan dasar adanya tingkat variasi antigenik dengan sistem serogrup yang telah lama diguna-
yang sangat luas yang dapat diamati pada kan dengan baik oleh para klinisi dan ahli
berbagai serovar.9 epidemiologi. Karena teknologi identifikasi
Klasifikasi berdasarkan serologis tampak-nya berdasarkan DNA masih sangat sulit dilakukan,
akan digantikan oleh klasifikasi berdasarkan maka klasifikasi Leptospira patogen berdasarkan
genetik. Klasifikasi genotipe sangat berbeda dengan serologis tampaknya masih tetap dipertahankan,
klasifikasi berdasarkan serologis, karena di dalam sambil menunggu metode indentifikasi DNA
genomospesies sering ditemukan serovar dapat dilakukan dengan mudah.10

Gambar 1. Gambaran Elektron mikrografi Leptospira interrogans


yang berikatan pada filter 0,2 µm (Collins, 2006)9

100 Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 2 Tahun 2008


Gambar 2. Klasifikasi Leptospiraceae (Collins, 2006)9

Tabel 1. Genomospesies Leptospira dan distribusi serogrupa 10

Spesies b
Serogrup
L. interrogans Icterohaemorhagiae, Canicola, Pomona, Australis, Autumnalis, Pyrogenes,
Grippotyphosa, Djasiman, Hebdomadis, Sejroe, Bataviae, Ranarum, Louisiana, Mini,
Sarmin.
L. noguchi Panama, Autumnalis, Pyrogenes, Louisiana, Bataviae, Tarassovi, Australis, Shermani,
Djasiman, Pomona.
L. santarrosai Shermani, Hebdomadis, Tarassovi, Pyrogenes, Autumnalis, Bataviae, Mini,
Grippotyphosa, Sejroe, Pomona, Javanica, Sarmin, Cynopteri.
L. meyeri Ranarum, Semaranga, Sejroe, Mini, Javanica.
c Codice
L. wolbachii
c Semaranga, Andamana.
L. bifleza
L. fainei Hurstbridge
L. borgpetersenii Javanica, Ballum, Hebdomadis, Sejroe, Tarassovi, Mini, Celledonia, Pyrogenes,
Bataviae, Australis, Autumnalis.
L. kirschneri Grippotyphosa, Autumnalis, Cynopteri, Hebdomadis, Australis, Pomona, Djasiman,
Canicola, Icterohaemorrhagiae, Bataviae.
L. weilii Celledoni, Icterohaemorrhagiae, Sarmin, Javanica, Mini, Tarassovi, Hebdomadis,
Pyrogenes, Manhao, Sejroe
L. inadai Lyme, Shermani, Icterohaemorrhagiae, Tarassovi, Manhao, Canicola, Panama,
c
Javanica.
L. parva Turneria
L. alexanderi Manhao, Hebdomadis, Javanica, Mini.
a. Data berdasarkan laporan Brenner et al dan perolat et al.
b. Serogrup Semaranga, Andaman, Codice, dan Tumeria terdiri dari leptospira nonpathogen.
c. Saat ini hanya galur nonpatogenik dari spesies ini yang diketahui.

Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 2 Tahun 2008 101


Tabel 2. Serovar Leptospira yang ditemukan pada banyak spesiesa 10

Serovar Spesies
Bataviae L. interrogans, L. santarosai
Bulgarica L. interrogans, L. kirschneri
Grippotyphosa L. kirschneri, L. interrogans
Hardjo L. borgpetersenii, L. interrogans, L. meyeri
icterohaemorrhagiae L. interrogans, L. inadai
Kremastos L. interrogans, L. santarosai
Mwogolo L. kirschneri, L. interrogans
Paijan L. kirschneri, L. interrogans
Pomona L. interrogans, L. noguchi
Pyrogenes L. interrogans, L. santarosai
Szwajizak L. interrogans, L. santarosai
Valbuzzi L. interrogans, L. kirschneri

Manfaat Klasifikasi Serovar Untuk memasukkan Leptospira ke dalam


serogrup adalah sangat penting, dan ditentukan
Klasifikasi Leptospira berdasarkan serovar
berdasarkan lebih dari 250 serovar Leptospira
sangat penting dan dapat digunakan sebagai data
referensi, yang secara praktis tidak seluruhnya
epidemiologi. Serovar tertentu akan berkembang
secara berurutan satu persatu digunakan untuk
menjadi komensal atau mempunyai hubungan
menentukan serotipe. Karena tidak ada definisi
patogenik ringan dengan spesies pejamu hewan
pasti tentang serogrup, dan perbedaan diantara
tertentu. Sebagai contoh, ternak sapi sering
serogrup sering tidak jelas, maka beberapa
disertai oleh serovar harjo, anjing disertai oleh
serovar akan pindah dari serogrup sebelumnya
serovar canicola, dan tikus disertai oleh
icterohaemorrhagiae dan copenhageni. Konsep masuk ke serogrup yang lain.11
serovar sudah diterima secara luas dan sudah Definisi serovar pertama yang dibuat oleh
menjadi dasar praktis.11 Wolff dan Broom (1954) dan kelompok ahli WHO
(1967) dimaksudkan tidak hanya untuk taxonomi,
tetapi juga merupakan cara praktis untuk
Teknik Klasifikasi membedakan antara Leptospira berdasarkan
1. Klasifikasi Berdasarkan Serotipe hubungan pejamu-parasit. Berdasarkan definisi
sekarang, dua galur dinyatakan mempunyai serovar
1.a. Absorpsi-Aglutinasi Silang yang berbeda jika sesudah dilakukan absorpsi-
Metode yang digunakan untuk meng- silang dengan sejumlah antigen heterologos yang
identifikasi galur adalah reaksi antigen-antibodi cukup, ternyata kurang dari 10% titer homologos
seperti pada microscopic agglutination test ditemukan secara terus-menerus paling tidak pada
(MAT). Struktur antigen Leptospira adalah sangat satu dari dua antisera dengan tes yang diulang.
komplek. Sebagai dasar unit sistematiknya adalah Defisi ini ditentukan oleh Commite on Systematic
serovar, yang ditentukan berdasarkan galur Bacteriology, 1987.11
referensi yang sudah ada.11 Jika serovar yang belum diketahui berbeda
Serogrup terdiri dari serovar yang meng- dengan seluruh serovar yang sudah diketahui (wakil
adakan aglutinasi silang dengan titer sedang galur sebagai galur referensi) berdasarkan kriteria
sampai tinggi. Serogrup tidak dapat ditentukan yang diberikan seperti diatas, maka galur yang diuji
dengan tepat dan tidak mempunyai status dianggap serovar baru. Jika tidak ada titer
taxonomi yang jelas, tetapi secara praktis dapat homologos atau jika ada kurang dari 10%, maka
digunakan untuk menentukan grup galur serovar yang diteliti termasuk dalam kelompok
yang dicari. Oleh karena itu, serovar yang diteliti
berdasarkan persamaan sifat-sifat antigeniknya.11 termasuk serovar yang diketahui yang

102 Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 2 Tahun 2008


sesuai dengan galur referensi, atau menjadi tepat, tetapi hanya menentukan tingkat perbedaan
serovar baru dan dimasukkan sebagai serovar serologis yang penting untuk galur yang
baru dalam referensi. Kriteria batas 10% adalah mewakili galur baru. Analisis faktor menurut
sangat kritis. Aturan ini memberikan batas Kmety`s (1967), menggunakan studi yang lebih
perbedaan 0-10% untuk galur dapat masuk ke mendalam tentang struktur antigenik dari masing-
dalam serovar yang sama. 13 Ada dua prosedur masing serovar yang dikenal oleh kombinasi
metode konvensional yang digunakan untuk khusus yang berasal dari masing-masing serovar,
menentukan serotipe yaitu: atau faktor-faktor antigenik major dan minor
1.a.1. Penentuan serogrup yang beragam yang terdapat pada masing-masing
serovar. Faktor sera dipersiapkan dengan cara
Untuk menentukan status serovar dari mengabsorbsi antiserum kelinci dengan satu
galur yang belum diketahui, maka digunakan suspensi antigen yang berbeda atau lebih, sampai
suspensi antigen galur yang belum diketahui dia bereaksi hanya dengan satu serovar dari
untuk men-titrasi anti sera kelinci yang spesifik subgroup atau serogrup. Analisis faktor adalah
terhadap masing-masing serogrup Leptospira merupakan metode yang sangat baik untuk
yang sudah diketahui menggunakan teknik MAT. mempelajari tingkat kesamaan antigenik diantara
Dari sini juga dapat diteliti hubungan antara galur galur, dan dapat menentukan status serovar
yang belum diketahui dengan galur referensi lain dengan sangat cepat.11
dalam serogrup yang sama. Serovar yang belum
Dalam mempersiapkan faktor sera, teknik
diketahui mungkin dapat diaglutinasi oleh satu
ini mempunyai kelemahan karena adanya variasi
antisera atau lebih.11 dari satu batch dengan batch yang lain, sehingga
1.a.2. Tes absorpsi-aglutinasi-silang hasil yang diperoleh bervariasi. Walaupun
Prosedur ini jauh lebih rumit dan melibat- demikian, faktor sera dapat digunakan memper-
kan perbandingan reaksi absorpsi-aglutinasi- kirakan tipe serovar untuk memperoleh hasil
silang galur yang belum diketahui dengan dengan cepat.11
antiserum terhadap galur referensi menggunakan 1.b.2. Antibodi Monoklonal
metode MAT. Serogrup ditentukan berdasarkan
Cara mengidentifikasi menggunakan
hasil tes positif terhadap salah satu antisera. Tes
antibodi monoklonal (monoclonal antibodies,
dilakukan sesuai dengan metode standar yang
MCAs) mempunyai persamaan dengan penentuan
diberikan oleh Subcommittee on the Taxonomy of
tipe secara konvensional, yaitu berdasarkan pada
Leptospira (International Committee on Systemic
pengenalan gambaran antigen yang khas dari
Bacteriology, 1984).11 serovar dengan menggunakan panel antibodi
monoklonal. Berbeda dengan tes absorpsi-
1.b. Teknik Lain Untuk Menentukan Serotipe aglutinasi-silang, dengan tes antibodi
monoklonal, maka jumlah tipe Leptospira yang
1.b.1. Analisis Faktor banyak dapat ditentukan dengan cepat. Di dalam
Untuk melakukan tes absorpsi-aglutinasi- microscopic aggutination test (MAT), antibodi
silang membutuhkan waktu cukup lama, sehingga monoklonal bereaksi dengan satu antigenik yang
penggunaan untuk mengidentifikasi galur pada khas (epitop). Beberapa epitop mungkin spesifik
laboratorium tertentu sangat terbatas. Berdasarkan untuk serovar tertentu atau dimiliki oleh berbagai
alasan ini, maka laboratorium referensi telah me- serovar. Berdasarkan kombinasi atau keragaman
lakukan usaha penelitian untuk menemukan metode sifat-sifat epitop serovar tertentu, maka panel
yang dapat dipakai untuk menentukan tipe antibodi monoklonal sudah disusun dan dapat
Leptospira dengan cara yang cepat. Dari hasil digunakan untuk mengidentifikasi Leptospira
penelitian ternyata ditemukan teknik yang disebut sampai pada tingkat serovar, dan kadang-kadang
analisis faktor, yang menggunakan antisera kelinci
sampai pada tingkat subserovar. Perbedaan dalam
profil aglutinasi yang diperoleh dengan
dan mengidentifikasi isolat menggunakan antibodi
menggunakan antibodi monoklonal sebagai
monoklonal mencit.11 indikator serovar baru. Juga dapat diamati adanya
Teknik klasifikasi yang sudah diakui secara perbedaan diantara galur yang termasuk dalam
resmi tidak dapat menentukan tipe serovar dengan serovar yang sama.11

Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 2 Tahun 2008 103


Tes untuk menentukan tipe Leptospira subspesies. Metode untuk menentukan tipe
menggunakan antibodi monoklonal dapat dilakukan sebaiknya sederhana, mudah dilakukan, dan
pada laboratorium yang sederhana, hanya dengan dapat memberikan hasil yang sama bila dilakukan
memiliki panel antibodi monoklonal terhadap galur secara berulang, sehingga dapat digunakan untuk
yang beredar secara lokal. Hasil yang diperoleh kepentingan klinik maupun epidemiologi.11
sangat cepat dan mudah dilakukan. Hampir separuh
2.a. Penentuan Leptospira SPP. Berdasarkan
serovar umum yang sudah dikenal saat ini, tipenya
sudah dapat ditentukan menggunakan antibodi
Homologi DNA
monoklonal. Antibodi monoklonal juga dapat Hibridisasi DNA-DNA kuantitatif dapat
digunakan untuk mengetahui dengan cepat identitas digunakan untuk mengukur hubungan DNA dari
galur Lepto-spira yang digunakan sebagai antigen berbagai galur Leptospira. Metode ini merupakan
tes MAT untuk mendiagnosis leptospirosis secara metode referensi untuk mengklasifikasi galur ke
serologis. Kesalahan pemberian label pada galur dalam kelompok spesies. Sampai saat sini, sekitar
dapat di-periksa dan diidentifikasi dengan tepat dan 300 galur sudah diklasifikasi berdasarkan studi
lebih mudah menggunakan metode ini daripada homologi DNA. Spesies hasil analisis genetik
meng-gunakan antisera kelinci yang konvensional.11 terdapat di dalam tabel, bersama-sama serogroup
yang umum terdapat dalam spesies.
Susunan panel antibodi monoklonal, se-
bagian merupakan antibodi monoklonal yang Metode homologi DNA mempunyai
dipersiapkan berdasarkan prosedur yang standar, kelemahan yaitu terlalu rumit untuk dilakukan
dan hanya sedikit yang terpilih untuk digunakan secara rutin. Saat ini, telah dikembangkan
sehari-hari. Hal ini menyebabkan penggunaannya beberapa teknik fingerprinting DNA yang lebih
menjadi terbatas. Spesifisitas antibodi sederhana, sebagian darinya juga mampu untuk
monoklonal adalah terbatas pada struktur membedakan sampai tingkat subspecies.11
antigenik dari galur Leptospira yang dipakai 2.b. Ristriction Fragment Length Poly-
mengimunisasi dan adanya keragaman
morphysm (RFLP)
imunogenik di dalam tubuh mencit.11
Metode RFLP juga melibatkan sejumlah
teknik seperti, restriction enzyme analysis (REA)
2. Klasifikasi Berdasarkan DNA/Molekuler dan pulsed-field gel electrophoresis (PFGE).
Metode ini menggunakan enzim untuk memotong
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya,
DNA Leptospira menjadi fragmen- fragmen yang
Leptospires termasuk genus Leptospira, famili
sangat khas untuk galur tertentu. Fragmen ini
leptopsirraceae, order Spirochaetales. Leptospira
selanjutnya dipisahkan dengan elektroforesis gel
terdiri dari grup Leptospira patogen, L.
agarose, sehingga terbentuk gambaran pita-pita
interrogans sensu lato dan Leptospira non-
yang sangat khas. Hubungan antara galur bakteri
patogen, L. biflexa sensu lato. Penentuan spesies
selanjutnya dapat dibuat dengan cara mem-
Leptospira yang terbaru adalah berdasarkan
bandingkan pola gambar pita-pita dari galur yang
homologi DNA. Spesies patogen yang baru
belum diketahui dengan pola gambar pita-pita
dikenal adalah L interrogans sensu stricto, dan
galur yang sudah diketahui. RFLP dapat
spesies Leptospira non-patogen adalah L. biflexa
memberikan tingkat resolusi yang sangat tinggi,
sensu strict.11 sering melebihi metode serologi, dan dapat
Pada beberapa tahun terakhir, sudah memperlihatkan perbedaan minimal yang
dikenal banyak metode analisis genetik. terdapat diantara galur Leptospira.11
Klasifikasi genetik berbeda dengan klasifikasi
2.c. Pulsed-Field Gel Electrophoresis (PFGE)
serologis. Sikuens DNA gen adalah merupakan
sasaran yang sangat menarik untuk studi Pada pulsed-field agarose gel electro-
filogenetik. Sikuens gen rrs yang mengkode 16S phoresis (PFGE), enzim pemotong seperti Natl,
rRNA adalah paling umum digunakan dan dapat digunakan untuk membedakan berbagai tipe
diterima untuk mempelajari hubungan genetic.11 Leptospira spp. dan sering juga digunakan untuk
Sistem klasifikasi berdasarkan genetic traits membedakan antara galur. Enzim tersebut
memotong DNA menjadi fragmen-fragmen yang
secara ideal dapat digunakan untuk menentukan
dapat dipisahkan pada gel agarose secara

104 Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 2 Tahun 2008


elektroforesis yang memberikan gambar yang Teknik-teknik tersebut di atas, seperti juga
khas. Metode ini mempunyai keuntungan, yaitu teknik berdasarkan RFLP memerlukan isolat
sangat mudah dinilai, karena pita yang muncul Leptospira sehingga mempunyai kelemahan
hanya pita yang besar.11 yaitu, gambar yang dihasilkan tergantung pada
2.d. Ribotyping kualitas isolat DNA. Oleh karena itu, teknik ini
sulit untuk distandarisasi.
RFLP dapat digabung dengan prosedur
Southern blotting dengan menggunakan probe
spesifik. Contoh ribotyping: fragmen hasil pe- Kesimpulan
motongan enzim dipisahkan dengan elektroforesis
Klasifikasi Leptospira yang secara umum
gel agarose, selanjutnya diblot ke dalam membran
sudah digunakan oleh para klinisi maupun para
selulose, kemudian dihibridisasi dengan probe 16S
ahli epidemiologi dalam program pemberantasan
atau 23S rRNA yang dilabel, sehingga
penyakit di masyarakat adalah klasifikasi ber-
menghasilkan fingerprints yang sangat sederhana
dasarkan serologis menggunakan teknik micro-
dan mudah dinilai. Karena reagen yang digunakan
scopic agglutination test (MAT). Akan tetapi,
pada metode ini sudah tersedia secara komersial,
cara klasifikasi ini kurang jelas. Saat ini sudah
maka metode ini sudah dapat dilakukan di
dikembangkan cara klasifikasi yang lebih baik,
laboratorium untuk mendiagnosis penyakit,
yaitu klasifikasi berdasarkan perbedaan yang
sehingga tidak perlu memelihara galur referensi,
terdapat di dalam gen. Klasifikasi ini diharapkan
dan tidak perlu membuat sera kelinci spesifik sangat ideal dan dapat digunakan untuk taxonomi
Leptospira. Ribotyping juga dapat memberi di masa yang akan datang, karena klasifikasi ini
informasi tentang hubungan genom berdasarkan dibuat berdasarkan perbedaan yang nyata yang
persamaan fragmen yang umum yang dimiliki oleh ditemukan di dalam sel bakteri Leptospira.
masing-masing galur Leptospira.11
2.e. Penentuan Tipe Berdasarkan Polymerase
Chain Reaction (PCR). Ucapan Terima kasih
Polymerase chain reaction (PCR) Kami mengucapkan banyak terima kasih
merupakan teknik baru untuk menentukan tipe kepada seluruh dewan redaksi Media Penelitian
Leptospira. dan Pengembangan Kesehatan atas dimuatnya
tulisan ini.
Metode PCR yang dapat digunakan
adalah:11
1. Menggunakan primer yang dideduksi dari Daftar Pustaka
sikuens spesifik spesies atau spesifik galur. 1. Sehgal SC, Suguman AP, Murhekar MV,
2. Menentukan sikuens hasil PCR. Sharma S, Vijayachari P. Randomized
controlled trial of doxycyclin prophylaxis
3. Menerapkan teknik RFLP pada hasil PCR.
against leptospirosis in an endemic area. Int
4. Menggunakan primer dari sikuens pada J Antimicr Agent 2000; 13: 249-255.
genom yang khas galur, misalnya elemen 2. Morgan J, Bornstein SL, Karpati AM, et al.
selipan seperti IS1500, yang menghasilkan Outbreak of leptospirosis among Triathlon
gambaran khas galur pada gel agarose. participants and community residents in
5. Analisis Single-strand conformation poly- Springfield, Illinois, 1998. Clin Infec Dis
morphism (SSCP). 2002; 34: 1593-1599.
6. Arbitrarily primed PCR (AP-PCR), random 3. Katz AR, Ansdell VE, Effler PV, Middleton
amplification of polymorphic DNA (RAPD), CR, and Sasaki DM. Assesment of the
atau low stringency PCR (LS-PCR). clinical presentation and treatment of 353
Metode 1 sampai 5 mempunyai cases of laboratory-confirmed leptospirosis
keuntungan secara teori, karena dia dapat in Hawaii, 1974-1998. Clin Infec Dis 2001;
dilakukan untuk pemeriksaan sampel klinik tanpa 33: 1834-1841.
perlu mengisolasi dan mengkultur bakteri. 4. Nardone A, Capek I, Baranton G, Campese

Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 2 Tahun 2008 105


C, Postic D, Vaillant V, et al. Risk factors for as a predictor of the infecting serovar on
leptospirosis in metropolitan France: Results of patients with severe leptospirosis. Clin Infec
a National case control study, 1999-2000. Clin Dis 2003; 36: 447-452.
Infect Dis 2004; 39: 751-753. 9. Collins RA. Leptospirosis. Biomed Scientist
5. Trevejo RT, Rigau-Perez JG, Ashford DA, 2006; 116-121.
McClure EM, Gonzalez CJ, Amador JJ, et al. 10. Levett PN. Leptopsirosis. Clin Microbiol
Epidemic leptospirosis associated with
Rev 2001; 14:296-326.
pulmonary hemorrhage-Nicaragua, 1995. J
Infec Dis 1998; 178: 1457-1463. 11. WHO, ILS. Human leptospirosis: Guidance
for diagnosis, surveillance and control.
6. Dalton CB, Griffin PM, and Slutsker L. Risk
WHO Library Cataloguing-in-Publication
factors for severe leptospirosis in the Parish
Data, Malta. 2003.
of St. Andrew, Barbados. Emerg Infect Dis
1997; 3:78-81. 12. Murgia R, Riquelme N, Baranton G, Cinco
M. Oligonucleotides spesifik for pathogenic
7. Russ AK, Jali IE, Bahaman AR, Tuen AA,
and saprophytic leptospira occurring in
Ismail G. Seroepidemiological study of
water. FEMS Microbiology Letters 1997;
leptospirosis among the indigenous
148: 27-34.
communities living in the periphery of
crocker range park Sabah, Malaysia. Asean 13. Faine S. Guidline for the control of
Review Biodiver. Environ Conser 2003; 2-5. leptospirosis. Geneva, World Health
Organisation (WHO Offset Publication No.
8. Levett PN. Usefulness of Serologic analysis
67) 1982.

106 Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 2 Tahun 2008

Anda mungkin juga menyukai