Anda di halaman 1dari 3

RUANGAN KUTUB UTARA

Hari ini pada sebuah universitas di Surabaya berjajar bus mini yang akan
digunakan untuk mengantarkan para siswa tiap jurusan untuk magang. Ren, atau
Renata Lina nama lengkapnya, seorang gadis tomboy yang saat ini berlari menuju bus
jurusannya setelah mendengar pengumuman dari bapak kepala sekolah. Segera ia
masuk ke bus jurusannya yaitu Teknik Industri Benih dengan tujuan pabrik budidaya
pertanian Malang, ia pun duduk disebelah temannya yang bernama Chris, beberapa
jam perjalanan mereka pun akhirnya sampai pada sebuah pabrik budidaya pertanian.
Mereka turun sejenak kemudian berkeliling gedung pabrik tersebut, “Nah, anak-anak….
Ini adalah pak Anton dia yang akan mengawasi dan membimbing kalian disini.
Rumahnya juga dekat dengan kos putri, jadi juga bisa mengawasi kalian bersama
pemilik kos nantinya.” Jelas seorang dosen pada mereka. Setelah berkeliling, mereka
kembali masuk bus untuk diantar ke kos masing-masing.
Saat ini mereka telah sampai di kos putri, kebetulan Ren, Chris, Anita, Rani, dan
Verra menjadi satu kelompok magang, kos mereka juga jadi satu. “Kalian anak magang
dari Surabaya yaa?” Tanya seorang ibu paruh baya. “Iya bu, kami dari Surabaya. Ibu
pasti pemilik kos ini kan?” ucap Anita sopan. “Iya nak, benar sekali, nama saya Ratna,
panggil aja bu Ratna. Ini kamar kalian dan disebelahnya ada kamar mandi di sebelah
utara sana juga ada kamar mandi, kalau butuh apa-apa hubungi saya ya!” jelas bu
Ratna. “Iya bu, terimakasih.” Ucap Ren, mereka mulai mengemas barang kemudian
mandi secara bergantian dan melaksanakan sholat ashar. Setelah itu, mereka
bercakap-cakap mengenai kegiatan besok yang akan dilakukan. Hingga kemudian
mereka sholat Maghrib, makan, sholat isya dan kemudian tidur.
Keesokan harinya setelah sholat, sarapan dan bersiap mereka berlima
berangkat menuju pabrik yang akan ditempati magang, saat sampai mereka bertemu
dengan mahasiswa dan mahasiswi lainnya yang magang disana. Mereka semua
menunggu pengawas mereka datang. Pak Anton pun datang dan menghampiri
kelompok Ren, “Assalamualaikum pak, tugas pertama kami magang disini apa ya?”
Tanya Chris sopan. “Waalaikumsalam, baik kalian akan mengambil biji dari
penyimpanan dan memeriksa keadaan serta kualitasnya dengan teliti. Ayo saya
tunjukkan ruangannya! Mereka kemudian mengikuti pak Anton dibelakangnya,.
Beberapa saat kemudian mereka sampai pada sebuah ruangan dengan pintu
besi yang ditutup rapat, pak Anton membukanya dan mempersilahkan semua masuk.
“Nah, disini biji-biji disimpan, kalian bisa mulai dari sana, ambil secukupnya, kemudian
segeralah pergi karena suhu disini bahkan bisa mencapai di bawah o° seperti di ktub
utara dan setelah itu silahkan kerjakan apa yang sudah saya terangkan tadi. Saya
harus pergi dulu karena ada pekerjaan lain.” Pamit pak Anton kemudian berlalu
meninggalkan mereka berlima, Ren dan teman-temannya mulai berjalan menuju rak-
rak penyimpanan biji, namun saat berjalan, Ren tidak sengaja menginjak sesuatu. Saat
dilihat ternyata itu adalah sebuah cincin dengan motif bunga yang indah, karena Ren
tertarik ia pun memakainya hingga…… ‘Bruk’.
“A-aku dimana? Ah, pusing sekali kepalaku!” ucap Ren saat terbangun. “Kamu
ada di kosan Ren, tadi kamu pingsan dan kamu menggenggam cincin ini. Ada apalagi
sekarang?” Tanya Chris, “Aku tadi sedang emm, ah iya aku tadi menginjak cincin itu,
dan kemudian aku memakainya laluuuu aku melihat cahaya terang dan pingsan seperti
biasa.” Terang Ren. “A-APA?” pekik Anita, Verra dan Rani bersama “Jadi, ini bukan
pertama kali?” sambung Verra “Apa kau sudah sering mengalami ini?” tambah Anita,
“Lalu apa akan ada sesuatu terjadi?” lanjut Rani. Pertanyaan bertubi-tubi itu membuat
Ren dan Chris kebingungan. Chris memang sudah tau tentang kemampuan Ren
berkomunikasi dengan makhluk halus, “Emm, ya begitulah, aku kemarin bermimpi
seorang gadis magang seperti kita meminta tolong. Tapi…. Aku tidak tau minta tolong
apa?” ucap Ren sedih. “Tak apa Ren, mungkin perlahan-lahan akan muncul petunjuk.”
Hibur Anita.
Keesokan harinya, mereka berlima kembali ke pabrik magang. Pak Anto sempat
menanyakan kabarnya dan menyuruhnya lebih berhati-hati, kemudian mereka kembali
melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda. Tidak terjadi apa-apa, hingga mulai
menjelang sore mereka kembali masuk keruangan penyimpanan untuk
mengembalikan biji-biji yang telah diperiksa. Tiba-tiba ruangan terasa lebih dingin,
lampu diluar ruangan padam dan muncul cahaya terang dari pintu besi, semakin jelas
wujud dibalik cahaya itu, seorang perempuan demgan rambut sebahu. “Ren, aku Nita.
Tolong berikan 2 cincin ini pada pacarku Yudha. Dia salah paham kepadaku, aku
terkunci diruangan ini karena ulah seorang temanku, hari itu hari ‘anniverserry’ kami
setelah berpacaran 2 tahun, itu hadiahku untuknya, karena tidak ada bantuan akhirnya
aku mati kedinginan disini. Tiga tahun telah berlalu, hanya itu yang aku inginkan, kau
adalah orang yang baik Ren.” Kemudian sosok hantu Nita itu menghilang. Keempat
temannya yang merasa merinding karena sejak tadi Ren menatap pintu tanpa berkedip,
mereka berempat pun menyadarkan Ren, “Hai, Ren, Hei sadarlah! Ayo pergi,
lampunya sudah menyala lagi” ucap Verra. “Ah iya? Pergi? Eee tunggu dulu aku harus
mencari satu cincin lagi, harusnya ada dua cincin. Bantu aku mencarinya, jangan
banyak Tanya dulu ya!” ucap Ren setelah sadar.
Beberapa saat mereka mencari akhirnya cincin keduanya telah ditemukan.
Mereka bergegas keluar dari gedung dan menuju kembali ke kos karena jam magang
telah selesai, sampai disana Ren menceritakan semua mengenai hantu gadis bernama
Nita itu, kisahnya, penyebab kematiannya dan kesalah pahaman Yudha kekasihnya.
Mereka membantu Ren mencari tahu tentang Yudha, dan menurut kabar Yudha biasa
melewati pabrik itu setiap hari. Esoknya mereka berlima menunggu Yudha didekat
pohon dengan dua kursi panjang, tak lama terlihat Yudha lewat dan Ren pun
memanggilnya “Hai, kau Yudha kan? Bisa kita bicara sebentar?” Tanya Ren sopan.
“Eh, iya? Kau siapa bisa tahu namaku?” Yudha bertanya balik. “Jadi aku adalah Ren,
anak magang dari Surabaya, ini ada dua cincin titipan dari kekasihmu, harusnya
satunya ia gunakan tapi sayangnya Nita telah pergi dari kehidupan dunia ini, kau salah
paham dengannya. Ia terjebak di ruang penyimpanan biji yang dingin karena temannya,
kemudian ia meninggal 3 tahun lalu, ia meminta bantuanku, aku bisa melihatnya karena
aku memiliki sedikit kemampuan lebih.” Jelas Ren pada Yudha. “Nita telah tiada?
Jadi…? Dia tidak menemuiku karena terjebak di ruang penyimpanan itu? Terimaksih
Ren, maafkan aku Nita” Yudha sempat berterimaksih dan kemudian menunduk
menatap sedih sepasang cincin ditangannya, “Yang tabah ya? Kami pamit pergi dulu,
sampai jumpa.” pamit Ren dan kemudian mereka berlima berjalan menuju pabrik. Pada
saat berjalan menuju ke pabrik angin bertiup ringan dan Ren mendengar bisikan
‘Terimaksih Ren, dan terimaksih buat teman-temanmu’. “Apalagi ini Ren?” Tanya Rani
yang merinding, “Tak apa, ia hanya mengucapkan terimakasih” jawab Ren. “Oooh…”
ucap mereka berempat bersamaan.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai